bab iii metode penelitian...3.2.2 desain penelitian dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua...
TRANSCRIPT
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan salah satu kelas di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga,
pada tahun pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD N
Sidorejo Lor 06 berjumplah 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Mereka memiliki karakteristik dan latar keluarga yang berbeda.
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga. Penelitian
ini dilakukan pada semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Letak sekolah ini berada di
tengah kota salatiga, tepatnya di dalam perkampungan warga. Sekolah ini jauh dari
jalan raya. Sehingga lingkungan belajar siswa terbilang lumayan sangat kondusif dan
udaranya juga terhindar dari polusi kendaraan umum. Namun ada sedikit yang
mengganggu konsentrasi siswa yaitu seringnya warga yang lewat menggunakan
sepeda motor di depan Sd walaupun sudah di batasi oleh pagar namun suara
kendaraan masih terdengar sampai dalam kelas.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2012/2013.
Waktu penelitian ditentukan dari pihak sekloah dan mengacu pada kalender akademik
sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus dan
membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif serta efisien. Selain itu juga
disesuaikan dengan KD yang akan di ajarkan yaitu mendeskripsikan energi panas dan
bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
27
3.1.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor Lor
06 Salatiga berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan dengan karakteristik dan latar belakang keluarga yang berbeda. Pada
kenyataannya tingkat kemampuan para siswa berbeda-beda ada yang kurang, ada
yang sedang dan ada pula beberapa siswa di atas rata-rata. Mereka berasal dari latar
belakang keluarga yang berbeda pula. Sebagian besar pekerjaan orang tua mereka
adalah buruh dan pegawai swasta sehingga kurang mendapatkan perhatian yang lebih
dalam hal belajar. Penelitian ini dilakukan di kelas 4 karena hasil belajar siswa
tehadap mata pelajaran IPA masih lumayan rendah. Dari data ulangan IPA pada tes
Semester I Tahun 2013 banyak siswa di SD tersebut yang mengalami kesulitan dalam
mata pelajaran IPA. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya nilai hasil belajar mata
pelajaran IPA. KKM untuk mata pelajaran IPA di SD tersebut adalah 70. Tetapi pada
kenyataannya rata-rata nilai siswa adalah 40 jauh dari nilai KKM yang ditetapkan
oleh guru yaitu KKM 70. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut peneliti
menggunakan model pembelajaran problem solving.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas istilah dalam bahasa inggris adalah Cassroom Action Research (CAR). Dengan
menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan,
(3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Dalam penelitian tindakan kelas inijenis PTK yang digunakan oleh peneliti
adalah jenis penelitan PTK kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian melalui
kerja sama antara peneliti dengan guru kelas 4 di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga.
28
Sebagai tahap awal peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mengajar, kemudian peneliti bertindak sebagai guru yang melakukan tindakan
sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer.
Proses penelitian tindakan kelas berbentuk siklus yang akan direncanakan
dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri atas tiga kali pertemuan dan setiap kali pertemuan
masing-masing 70 menit. Setiap siklus memuat satu Kompetensi Dasar (KD) dan
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Oleh karena itu, siklus II materi ajarnya
berbeda dari materi ajar siklus I.
3.2.2 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri masing-
masing 3 kali pertemuan. Arikunto (2010:3) mengungkapkan bahwa Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan
oleh siswa. Arikunto (2010:16) Ada beberapa ahli yang mengemukakan model
penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat 4
tahapan yang lazim dilalui, yaitu:
(1) Perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan/ observasi (4)
refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut:
29
Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK
Sumber: Suharsimi Arikunto (2010:16)
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan
pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah
kolaborasi.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.hal
Perencanaan
SIKLUS I
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
&
Pengamatan
Pelaksanaan
&
Pengamatan
?
30
yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan
berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula
berlaku wajar, tidak dibuat-buat.
Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan
tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Tahap 4: Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana
sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
3.3 Variabel yang akan Diteliti
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara
orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. (Sugiyono 2010:3).
Sedangkan menurut Prayitno (2010:8) variabel adalah suatu konsep yang beragam
atau bervariasi. Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis
penelitian maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas (X)
Variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel
bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. Yang
nantinya siswa diabagi di dalam kelompok. Dan masing-masing kelpompok
diberikan soal pemecahan masalah. siswa nanatinya diwajibkan untuk berdiskusi
memecahkan masalh yang dihadapi. Setelah semuanya selesai perwakilan siswa
31
membacakan hasil diskusi pemecahan masalahnya. Model Pembelajaran kooperatif
tipe (Problem Solving) merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa
mampu bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya
berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah hasil belajar. Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai
dalam usaha belajar yang dapat dinyatakan dalam suatu evaluasi. Tujuannya
adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
32
Tabel 3.1
Kisi-kisi variabel x
No Langkah Problem Sloving Indikator Item
1. Guru
menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
peserta didik
Menyampaikan semua
tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
pada pelajaran dan
memotivasi peserta
didik belajar
1. Apakah guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang
akan dicapai?
2. Apakah guru
memotivasi
peserta
didik?
2 Guru
menyampaikan
materi
pelajaran
Menyampaikan materi
pelajaran kepada
peserta didik dengan
media yang tepat
Apakah guru
menyampaikan
materi
dengan media
yang tepat?
3 Guru mengorganisasikan
peserta didik ke dalam
kelompok-kelompok kecil
Membentuk kelompok
Kecil
1. Apakah guru
membagi
siswa ke dalam
kelompok?
2. Apakah guru
membagi
kelompok
berdasarkan
heterogenitas?
33
3.4 Rencana Tindakan
A. Perencanaan (planning)
Dalam perencanaan terdapat tiga tahap yaitu:
a) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RRP ini disusun
dengan penekanan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.
b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana pembelajaran
ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving.
c) Menyusun Asesmen untuk mengetahui seberapa besar tujuan pembelajaran
itu dicapai, maka asesmen pembelajaran dilakukan. Bentuk asesmen yang
diberikan dalam bentuk soal evaluasi. Evaluasi yang diberikan bertujuan
untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung.
B. Tindakan dan Observasi
a. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
4 Guru
membimbing
kelompok
bekerja dan
belajar
Membimbing
kelompok-kelompok
pada saat mereka
mengerjakan tugas
kelompok
Apakah guru
membimbing
kelompok-
kelompok saat
mengerjakan
tugas?
5 Guru
Memberikan soal evaluasi
kepada masing-masing
peserta didik
Soal evaluasi
Apakah guru
memberikan soal
evalasi kepada
masing-masing
perserta didik?
34
b. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
d. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
dengan silabus.
e. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/
tema materi yang akan dipelajari dari aneka sumber, dengan cara melakukan
tanya jawab bersama siswa tentang pengetahuan awal yang diketahui siswa
yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Kemudian dari hasil tanya
jawab siswa mencatat hasilnya pada buku catatan.
f. Guru menyajikan materi secara umum sebagai pengantar pembelajaran
Problem Solvingsedangkan siswa mencatat hal-hal yang kurang dimengerti
untuk kemudian dapat ditanyakan kepada guru/ membuat ringkasan. *
g. Guru memberikan masalah yang akan didiskusikan oleh masing-masing
kelompok. *
h. Guru meminta msing-masing kelompok untuk mendiskusikan masalah dan
memecahkan masalah tersebut (Problem Solving). *
i. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat menemukan gagasan-
gagasan baru dalam pembelajaran IPA melalui tanya jawab bersama siswa
berdasarkan pembelajaran yang telah berlangsung, siswa dimotivasi untuk
membuat contoh-contoh baru sesuai dengan pembelajaran hal ini ditujukan
agar siswa dapat membangun pengetahuan baru sesuai dengan proses
berpikirnya.
j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan fakta-fakta
dan teori-teori baru dalam bentuk kegiatan saling bertukar informasi melalui
kartu yang telah dimiliki siswa masing-masing, untuk dapat memacu
keaktifan siswa dalam pembelajaran. *
35
k. Guru berkeliling untuk mengamati siswa proses pembalajaran siswa dengan
model pemecahan masalah. *
l. Guru menguji keberhasilan siswa secara lisan dalam model pembelajaran
Problem Solving dengan meminta perwakilan dari kelompok untuk maju
kedepan membacakan hasil pemecahan masalah yang didiskusikan. *
m. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan
misalnya dengan mengucapkan “pintar”, “bagus” atau dengan kata-kata
positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa.
n. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
o. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama sesuai dengan pengetahuan,
gagasan-gagasan, ataupun fakta-fakta baru yang telah diperoleh siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
p. Siswa membuat ringkasan dari materi yang telah dipelajari bersama.
q. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
r. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah kepada siswa
berdasarkan dari materi yang telah dipelajari.
s. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan
refleksi kepada siswa dari materi yang telah dipelajari bersama.
C. Refleksi
Kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk
memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan
hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap
ini dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan
hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama siklus I dalam penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. Kelebihan yang ada di
siklus I tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan akan diperbaiki pada
siklus II, yang meliputi :
36
a) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan
modelpembelajaran problem solving.
b) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus I.
c) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat
d) Memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.
Keterangan:
Tanda (*) merupakan langkah dalam pembelajaran yang termasuk dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Problem Solving.
Siklus II meliputi :
A. Perencanaan ulang.
Pada siklus II, kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada
kegiatan pembelajaran siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan
dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian. Siklus II
merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I.
Setelah itu peneliti mencatat permasalahan dan kendala yang dihadapi saat
pembelajaran berlangsung dan merencanakan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.
B. Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang
diprogramkan, yaitu:
a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada
siklus I.
b) Mengawasi siswa yang kurang aktif dengan bimbingan khusus.
c) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan
dan kesulitan yang dihadapi siswa.
Observer mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dan mencatat setiap
kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran Problem
Solving.
37
C Refleksi
a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.
b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model
pembelajaran problem solving.
c) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian
tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan.
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknis tes
dan non tes.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik tes
Sudjana (2012:35) tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan
(tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan). Teknis tes ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa.
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda
yang akan diselenggarakan setelah siklus I selesai.
b. Teknik nontes
a) Observasi
“Observasi sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan” (Sudjana, 2009: 84). Dalam
observasi penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan
keterampilan guru dalam pembelajaran denganmenerapkan model problem
solving.
b) Dokumentasi
Sugiyono (2010:329) dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Peneliti
38
menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal tentang nama siswa dan
nilai hasil ulangan siswa kelas 4 di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga serta foto-foto
saat kegiatan pembelajaran kooperatif tipe problem solving diterapkan.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui
hasil belajar di kelas 4 dalam mata pelajaran Ipa di SD N Sidorejo Lor 06 Kota
Salatiga setelah menggunakan model pembelajaran problem solving adalah:
1) Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes pilihan ganda. Tes
pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif.
“Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar
atau paling tepat” (Sudjana, 2009: 48). Tes ini berfungsi untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan
tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian
39
Tabel 3.2
Kisi-Kisi instrumen soal evaluasi siklus I
Kompetensi
Dasar
Indikator Tingkat Kesukaran
Mudah Sedang Sukar
Teknik
Penila-
ian
Bentuk
Instru-
men
8.1
Mendeskripsik
an energi panas
dan bunyi yang
terdapat di
lingkungan
sekitar serta
sifat-sifatnya.
1. Menye-
butkan
sumber-
sumber
energi
panas.
2. Mengide
ntifi-kasi
sumber
energi
bunyi.
2 soal 10 soal 1 soal
- 6 soal 1 soal
Teknik
tes :
Pilihan
ganda
Teknik
tes :
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
40
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen soal evaluasi siklus II
Kompetensi
Dasar
Indikator Tingkat Kesukaran
Mudah Sedang Sukar
Teknik
penilai-
an
Bentuk
Instrum
en
8.2
Menjelaskan
berbagai
energi
alternatif dan
cara
penggunaann
ya.
1. Menye-
butkan
macam-
macam
sumber
energi
alternatif.
2. Menyebut
kan
kegunaan
masing-
masing
energi
alternatif
2 soal 13 soal 1soal
- 6 soal -
Teknik
tes :
Pilihan
ganda
Teknik
tes :
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
2) Lembar Observasi
Kegiatan observasi harus dilaksanakan secara bersamaan dengan proses
pembelajaran. Dalam lembar observasi ini berisi hal-hal yang dapat mengukur
aktivitas serta ketrampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menngunakan
model pembelajaran problem solving. Lembar observasi diisi oleh observer dengan
memberi tanda centang dalam kolom. Jawaban dibentuk dalam model skor (skala
41
Likert) yaitu skor 4-1, skor yang menunjukkan sikap positif ,skor 4 baik sekali, 3
baik, 2 cukup dan 1 kurang.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Langkah
pembelajaran
Langkah-langkah
pembelajaran
Problem Solving
Indikator No
Pra
Pembelajaran
Gurumengecek kesiapan ruang, alat
dan media pembelajran
Guru memimpin siswa berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa
(presensi)
Guru memeriksa kesiapan siswa
1
2
3
4
Kegiatan Awal 1. M
enyampaikan
tujuan
pembelajaran
dan memotivasi
siswa
Guru melakukan apresepsi sesuai
dengan materi ajar
Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan tanya jawab
Guru menyampaikan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai
5
6
7
Kegiatan Inti 2. M
enyampaikan/me
Membimbing
dengan pembelajaran model
42
nyajikan materi Problem Solving
Guru menunjukkan penguasaan
materi pembelajaran
Guru menjelaskan materi dengan
menggunakan media pembelajaran
Guru menjelaskan tentang materi
pembelajaran secara runtut
Mengaitkan materi dengan relaitas
kehidupan
8
9
10
11
12
Kegiatan Akhir
3. M
egorganisasikan
siswa
dalam kelompok-
kelompok belajar
4. M
embimbing
kelompok dan
belajar
Guru membagikan siswa kedalam
beberapa kelompok
Guru menjelaskan aturan diskusi
kelompok
Guru mebimbing siswa dalam
kegiatan diskusi kelompok
Guru meminta perwakilan siswa
untuk mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas
Guru menanyakan pendapat tentang
hasil presentasi kelompok kepada
kelompok lain
Guru dan siswa menyimpulkan
materi pembelajaran
Guru menyampaikan materi yang
akan diajarkan untuk pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran dengan
salam penutup
13
14
15
16
17
18
19
20
43
Tabel 3.5
Kisi-kisi Observasi Lembar Aktivitas Siswa
Langkah Pembelajaran Indikator No
Pra
Pembelajaran
Mempersiapkan alat belajar 1
Kegiatan Awal Menjawab apresepsi dari guru
Memperhatikan secara seksama ketika guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
2
3
Kegiatan Inti Memperhatikan meteri yang dijelaskan oleh
guru
Aktif bertanya ketika proses pembelajaran
Adanya interaksi selama proses pembelajaran
Adanya interaksi positif antar siswa
Ketertarikan siswa terhadap materi yang
disajikan menggunakan alat peraga
Merasa senang dalam pembelajaran
Mengerjakan tugas kelompok yang diberikan
oleh guru
Berpartisipasi dalam kelompok
Keseriusan dalam kelompok
Bekerjasama sesama anggota kelompok
Mempresentasikan jawaban didepan kelas
Memberikan tanggapan kepada hasil jawaban
kelompok lain yang maju di depan kelas
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kegiatan Akhir Mampu membuat kesimpulan dari
pembelajaran
Merefleksi pembelajaran
16
17
44
3.6. Validitas dan Reabilitas Instrumen
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen berbentuk tes dan non
tes. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid.
3.6.1 Uji Validitas
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis
diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Uji coba ini dilakukan dengan
menggunakan SPSS versi 16,0 for windows dan dapat dilakukan di sekolah lain pada
tingkatan kelas yang sama. Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu
mengukur apa yang ingin diukur dan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten
jika dikenakan pada suatu objek. Instrumen dikatakan valid artinya instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas
suatu instrumen dapat dikatakan valid jika memiliki koefisien corrected itemto total
correlations = 0,423. Penetapan koefisien korelasi (r) terdapat dalam tabel nilai-nilai
r product moment berdasarkan jumlah siswa. Berdasarkan tabel nilai-nilai r product
moment diperoleh nilai r untuk responden (N) = 45 (Arikunto, 2010:411). Berikut ini
no item yang dinyatakan valid dan tidak valid dari 35 item soal pilihan ganda :
Tabel 3.6
Hasil Validitas Item Soal Siklus I
Valid Tidak Valid
1, 2, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 20,
21, 22, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 34
3, 5, 6, 9, 15, 16, 17, 19, 23, 24, 27, 31,
33, 35
21 14
45
Tabel 3.7
Hasil Validitas Item Soal Siklus II
Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 8, 10, 11, 13, 17, 18, 20, 22,
23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 34, 35
5, 6, 7, 9, 12, 14, 15, 16, 19, 21, 24, 31,
33
22 13
3.6.2 Uji Reabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan hasil-hasil
yang mantap. Antara validitas dengan reliabelnya suatu soal berhubungan erat, yaitu
untuk memenuhi syarat reliabilitas, suatu soal harus valid dulu. Untuk menguji
reliabilitas instrument dilakukan analisis factorial dengan konstruk satu faktor untuk
setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach.
Menurut Sekaran (priyatno, 2010:98) kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas
instrument sebagai berikut:
≤ 0,7 : Tidak dapat diterima
0,7< a ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8< a ≤ 0,9 : Reabilitas bagus
> 0,9 : Reabilitas memuaskan
Tabel 3.8
Data Hasil Uji Validitas Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisian Reliabilitas Kategori
Pilihan ganda 0,934 Reabilitas Bagus
46
I =
Tabel 3.9
Data Hasil Uji Validitas Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Realibilitas Kategori
Pilihan ganda 0.955 Reabilitas Bagus
3.7 Taraf Kesukaran
Nana Sudjana (2012:135) menganalisis tingkat kesukaran soal artinya
mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana
yang termasuk mudah sedang dan sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan
tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka
semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh maka
semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:
0,0 0,30 = soal kategori sukar.
0,31 0,70 = soal kategori sedang.
0,71 0,100 = soal kategori mudah.
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan
uji reliabilitas instrumen dan hasil uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat
perhitungan selengkapnya pada lampiran.
47
Tabel 3.10
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No Indeks ss Interpretasi Nomor Item Jumlah
1 0,0 0,30 Sukar 13, 20 2
2 0,31 0,70 Sedang 1, 4, 7, 8, 10, 11, 14, 18, 22,
25, 26, 28, 29, 30, 32, 34,35
17
3 0,71 0,100 Mudah 2, 12 2
Total 21
Tabel 3.11
Hasil Analisis Tingkat Kesukaram Soal Siklus II
No Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah
1 0,0 0,30 Sukar 20 1
2 0,31 0,70 Sedang 1, 2, 3, 4, 8, 10, 11, 13, 17, 18,
22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32,
34
19
3 0,71 0,100 Mudah 2, 22 2
Total 22
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitif
yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan deskriptif kualitatif
yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi.
Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan
nilai siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil
deskripsi data.
48
Tabel 3.12
Tabel Kualifikasi Persentase Skor Observasi
Presentase skor yang diperoleh Kategori
80% ≤ μ ≤100% Tinggi
60% ≤ μ ≤79% Sedang
40% ≤ μ ≤ 59% Rendah
20% ≤ μ ≤ 39% Kurang
0% ≤ μ ≤ 19% Sangat rendah
3.9 Indikator Kerja
Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan penelitian pada
pembelajaran IPA kelas 4 dengan menggunakan model pembelajaran problem solving
adalah: “Meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 06
Salatiga setelah melakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe problem solving yang ditandai rata-rata nilai hasil sesuai dengan KKM
yaitu 70 dan secara klasikal siswa yang mendapatkan nilai tersebut adalah sebanyak
80% dengan pokok bahasan energi panas dan energi bunyi”.