bab iii metode penelitian 3.1 jenis penelitian filesedangkan menurut sugiyono (2009) populasi adalah...
TRANSCRIPT
42
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Menurut Poerwanti, 1993 dalam
jurnal Renita, 2014 penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan secara
sistematis dan akurat mengenai objek permasalahan tertentu atau pada daerah
tertentu.
Penelitian deskriptif digunakan untuk mengungkapkan informasi dan untuk
mendeskripsikan tentang kualitas air bersih di daerah sekitar Tempat Pembuangan
Akhir Dusun Supit Urang Kelurahan Mulyorejo Sukun Kota Malang. Kualitas air
bersih di daerah tersebut akan di deskripsikan menjadi tiga parameter yakni fisik,
kimia, dan mikrobiologi.
Survey cross sectional merupakan suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat dalam waktu yang
bersamaan ( point time approach ). Artinya, subyek penelitian ini hanya akan
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoadmojo, 2010)
43
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah sekitar lokasi terdekat Tempat
Pembuangan Akhir ampah (TPA) Dusun Supit Urang Sukun Kota Malang.
Pemilihan Supit Urang sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan karena Supit
Urang adalah Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang dikelola secara sanitary
landfill. Kelurahan yang terpilih untuk dijadikan tempat penelitian adalah
Kelurahan Mulyorejo berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan bahwa
di wilayah tersebut banyak warga yang masih menggunakan sumur gali untuk
memenuhi kebutuhan air setiap hari.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan Juni 2016.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau sekumpulan individu
yang memiliki karakteristik tertentu (Rofieq, 2001). Sedangkan menurut Sugiyono
(2009) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannnya. Populasi pada penelitian ini
adalah air tanah pada sumur gali yang digunakan masyarakat di sekitar Tempat
Pembuangan Akhir Dusun Supit Urang Kelurahan Mulyorejo Sukun Kota Malang.
44
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan obyek yang
sebenarnya dari suatu penelitian (Sudjana, 1996). Menurut Sugiyono (2009) sampel
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster sampling
yaitu pengambilan sampel secara gugus. Suatu teknik pengambilan sampel dimana
pemilihannya mengacu pada kelompok. Gugusan atau kelompok yang diambil
sebagai sampel adalah berdasarkan jarak terdekat dari TPA.
Jarak terdekat dari TPA di kelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu 300m,
400m, dan 500m dari Tempat Pembuangan Akhir Dusun Supit Urang Kelurahan
Mulyorejo Sukun Kota Malang.
Sampel yang ada di setiap kelompok diambil secara acak dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah sampel pada setiap
kelompok masing-masing adalah 3 sampel.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati
(Sugiyono, 2006). Dengan demikian fokus penelitian yang diamati dalam penelitian
ini adalah : 1) Parameter fisik, 2) Parameter kimia, 3) Parameter mikrobiologi.
3.5 Metode Pengambilan Data
Dalam penelitian ini data kumpulkan dengan melakukan eksplorasi yaitu
tekhnik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung (primer)
terhadap populasi populasi yang menjadi fokus penelitian dan studi kepustakaan
(sekunder).
45
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Lembar observasi
Lembar observasi untuk mengetahui kualitas air tanah secara fisik yaitu warna,
bau, dan rasa yang di lihat secara langsung saat di lapangan dengan
menggunakan indera penglihatan, penciuman dan perasa.
b. Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
AAS digunakan pada saat pengujian sampel air tanah di laboratorium untuk
mengetahui kandungan kimia air tanah.
c. Water Quality Checker (WQC)
WQC digunakan pada saat pengujian sampel air tanah di laboratorium untuk
mengetahui kandungan air tanah secara fisik dan kimia diantaranya suhu, zat
padatan terlarut, kekeruhan, nitrat dan nitrit.
d. Kertas pH
Kertas pH digunakan untuk mengetahui kandungan pH air tanah.
Sedangkan prosedur pemeriksaan laboratorium terdiri dari :
1. Pemeriksaan secara fisik
a. Warna diukur langsung pada sampel air dengan menggunakan indera
penglihatan
b. Bau diukur langsung pada sampel air tanah dengan menggunakan indera
penciuman
c. Rasa diukur langsung pada sampel air tanah dengan menggunakan indera
perasa
d. Zat padatan terlarut (TDS) diukur dengan menggunakan alat WQC
e. Kekeruhan diukur dengan menggunakan alat WQC
46
2. Pemeriksaan secara kimia
a. pH diukur langsung pada sampel air dengan menggunakan kertas ukur pH.
b. Besi diukur dengan menggunakan alat AAS
c. Mangan diukur dengan menggunakan alat AAS
d. Nitrat dan nitrit diukur dengan menggunakan alat WQC
3. Pemeriksaan secara biologis
Analisis bakteri coli tinja dilakukan dengan menggunakan metode tabung
ganda.
3.6 Alat dan Bahan
3.6.1 Alat
Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan sampel air bersih yaitu:
a. Peta Kerja
b. Global Positioning System (GPS)
c. Meteran
d. Botol dirigen ukuran 2 liter
e. Alat tulis
f. Kamera Digital
Alat-alat yang digunakan di laboratorium yaitu:
a. Turbidimeter
b. Timbangan analitik
c. Kertas saring
d. Spektrofotometer
e. Buret
47
f. Tabel MPN
g. Filter Holder
h. Corong counter
i. Tabung ganda
j. Tabung reaksi
k. Erlenmeyer
3.6.2 Bahan
a. Sampel air
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan oleh peneliti meliputi :
1. Melakukan observasi awal perihal tempat penelitian sebelum melakukan
kegiatan penelitian.
2. Membuat skema peta lokasi tempat pengambilan sampel.
Gambar 3.1Peta lokasi TPA Supit Urang (Google Maps 2015)
48
3. Menentukan lokasi pengambilan sampel sesuai dengan jarak yakni 300meter,
400meter, 500meter.
3.7.2. Cara Pengambilan Sampel Air Bersih
Metode pengambilan sampel menggunakan metode systematic random
sampling. Sampel air bersih dengan berbagai jarak tertentu secara sistematik dari
pusat TPA Supit Urang yaitu: Jarak 100 meter, 200 meter, 300 meter.
1. Dengan jarak 300m dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sebanyak 3
sampel air tanah yang di beri label A1, A2, dan A3.
2. Dengan jarak 400m dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sebanyak 3
sampel air tanah yang di beri label B1, B2, dan B3.
3. Dengan jarak 500m dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sebanyak 3
sampel air tanah yang di beri label C1, C2, dan C3.
Menurut Srikandi Fajarini, 2011 dalam jurnal penelitian tentang kualitas air
tanah jarak yang rawan terkena dampak pencemaran air tanah di sekitar Tempat
Pembuangan Akhir sampah adalah minimal jarak tersdekat 250 sampai 300m dan
jarak terjauh 450 sampai 500m dari letak tempat pembuangan akhir tanah tersebut.
3.7.3. Cara Pengambilan Sampel Air Bersih Untuk Analisis Sifat Fisik, Kimia
dan Mikrobiologi
Cara pengambilan sampel air untuk analisis sifat fisik, kimia dan
mikrobiologi dilakukan dengan proses yang sama yaitu dengan menyimpan air
dalam tabung dirigen steril. Sampel air diambil pada tiga titik pada jarak yang
berbeda. Analisis sampel air dilakukan langsung di lokasi untuk parameter air yang
tidak bisa diawetkan (bau, rasa), dan dianalisis di laboratorium untuk parameter
yang dapat diawetkan.
49
Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan bakteri dilakukan secara khusus
dengan menggunakan botol steril berukuran 250 ml. Setelah pengambilan sampel
air, mulut botol segera disterilkan dan ditutup dengan tutup steril untuk kemudian
segera dikirim ke laboratorium. Analisis kualitas air untuk parameter yang
diawetkan dilakukan di laboratorium Kualitas Air Perum Jasa Tirta I.
3.7.4. Penetapan Parameter dan Cara Pemeriksaan Sampel Air
Fair, et al. (1966) menyatakan bahwa pada suatu penelitian terhadap kualitas
air, tidak semua parameter dan sifat-sifat air harus diteliti. Hal ini sangat
bergantung dari tujuan penelitian tersebut. Tetapi lebih ditekankan terhadap
parameter yang berhubungan dengan keamanan, penerimaan dan fungsi perairan
tersebut. Untuk analisis kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung di lokasi (in situ) dan cara pengawetan yang dilakukan di Laboratorium,
terutama untuk sifat-sifat air yang dapat bertahan lama dalam kondisi yang sudah
diawetkan. Parameter pengukuran secara in situ dan laboratorium ditentukan sesuai
pada Tabel 6. Sementara untuk pengumpulan data sekunder yaitu data yang dapat
menunjang dan melengkapi penelitian antara lain : jumlah sampah kumulatif, luas
areal TPA yang dipakai, lama penggunaan TPA, semuanya diperoleh dari Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Malang.
3.8. ANALISIS DATA
Untuk menetapkan kelayakan air sumur sebagai bahan baku air minum,
maka hasil analisis di laboratorium dan dapat ditetapkan berdasarkan PP Republik
Indonesia Nomor 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
50
Pencemaran Air (selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1). Ketetapan tersebut
mengacu pada kadar maksimum parameter kualitas air yang diperbolehkan.
Analisis pada air secara in situ meliputi warna, bau, rasa dan pH. Analisis
laboratorium meliputi parameter fisika yang terdiri dari TDS, besi Nitrat, nitrit dan
mangan. Parameter biologi yakni total coliform.
Kemudian hasil dari penelitian kualitas air di sekitar Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Sampah Dusun Supit Urang Kelurahan Mulyorejo Sukun Kota
Malang di bandingkan dengan standart Baku Mutu Air Bersih menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat – syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Bersih atau yang disebut dengan metode STORET.
Dengan metode tersebut dapat diketahui parameter-parameter yang telah
memenuhi atau tidak memenuhi. Pada dasarnya metode STORET hanya
membandingkan antara data kualitas air yang diuji dengan standar baku mutu air
sesuai dengan standar baku mutu air. Kualitas air dalam hal ini mencakup keadaan
fisik dan kimia setra mikrobiologi yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk
kehidupan manusia (Asdak, 2004).
Dari hasil perbandingan tersebut kemudian di tarik kesimpulan apakah air
di sekitar TPA Supit Urang memenuhi standart Baku Mutu Air Bersih yang aman
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat sekitar TPA
Supit Urang.
51
Gambar, 3.3 Peta Tempat Pembuangan Akhir ampah (TPA) Dusun Supit Urang Sukun Kota Malang
(BAPPEDA KOTA MALANG)
52
Gambar, 3.4 Alur Denah Pengambilan Sampel Air Tanah
(BAPPEDA KOTA MALANG)
53
Gambar, 3.5 Pola Sampling Pengambilan Sampel Air Tanah
55
3.9 Pembuatan Sumber Belajar berupa Handout
Setelah menyelesaikan penelitian dan hasilnya telah didapatkan, kemudian
hasil dari penelitian ini akan dibuat menjadi handout sebagai sumber belajar.
Langkah-langkah penyusunan handout sesuai dengan Depdiknas (2008) adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan analisis kurikulum.
b. Menentukan judul handout, sesuaikan dengan KD dan materi pokok
yang akan dicapai.
c. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Upayakan referensi
terkini dan relevan dengan materi pokoknya.
d. Menulis handout, dalam menulis upayakan agar kalimat yang digunakan
tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per
kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan
jumlah kalimatnya 3-7 kalimat saja.
e. Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca
orang lain terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.
f. Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang
ditemukan.
g. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
handout misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.