bab iii metode penelitian 3.1 jenis dan lokasi ......penelitian ini bertujuan untuk meneliti...
TRANSCRIPT
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen atau eksperimen semu.
Arikunto (2006), Jenis penelitian penelitian eksperimen semu (quasy
experimental design) yaitu penelitian yang melibatkan dua kelas dengan
karakteristik yang sama kelas pertama sebagai kelas kontrol kelas kedua sebagai
kelas eksperimen. Menurut Sukmadinata (2012), kelas yang digunakan baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol harus memiliki karakteristik yang sama atau
disamakan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan
terhadap gejala uatu kelompok lain yang diberi perlakuan berbedaa (Sugiyono,
2010).
3.1.2 Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan Gugus Among Siswa Kecamatan Temanggung
yang memiliki 8 sekolah yang tergabung dalam gugus tersebut, diantaranya SDN
Giyanti, SDN Purworejo, SDN 01 Mudal, SDN 02 Mudal, SDN 01 Mungseng,
SDN 02 Mungseng, SDN 01 Nampirejo, SDN 02 Nampirejo, dengan berbagai
pertimbangan yang ada maka dipilihlah SDN 01 Mungseng sebagai kelas
eksperimen dan SDN Giyanti sebagai kelas kontrol.
3.1.3 Subyek Penelitian
Subjek penelitianya adalah siswa kelas III Gugus Among Siswa dengan 2
SD yang menjadi subyek yang terdiri dari siswa kelas III SDN 01 Mungseng dan
siswa kelas III SDN Giyanti. Kelas III SDN 01 Mungseng sebagai kelas
eksperimen dan siswa kelas III SDN Giyanti sebagai kelas kontrol. Jumlah
seluruh siswa 50 orang.
34
3.1.4 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016 dan
dilakukan secara bertahap. Adapun jadwal tahap kegiatan dan waktunya dapat
dilihat dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Jadwal kegiatan penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
Menurut M. Suban (2000: 24), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala nilai tes atau
peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III Gugus Among
Siswa dengan berbagai sekolah yang tergabung didalamnya: SDN Giyanti, SDN
Purworejo, SDN 01 Mudal, SDN 02 Mudal, SDN 01 Mungseng, SDN 02
Mungseng, SDN 01 Nampirejo, SDN 02 Nampirejo.
No
Kegiatan
Perencanaan
Bulan
Maret April Mei
Minggu
ke-
Minggu
ke-
Minggu
ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Analisis data
4 Penyusunan
laporan
35
3.2.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Simple
Random Sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperlihatkan strata yang ada dalam populasi
tersebut (Sugiyono, 2011). Populasi dari sampel ini adalah SD yang ada dalam
Gugus Among Siswa. Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang telah
ditentukan maka terpilihlah 2 sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu Siswa kelas 3 SD Negeri 01 Mungseng dengan jumlah 25 siswa sebagai
kelas eksperimen dan siswa kelas 3 SDN Giyanti dengan jumlah 25 siswa
sebagai kelas kontrol.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau
benda yang menunjukkan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang
dimiliki (Mulyatiningsih, 2013:2). Menurut Sugiyono, (2011: 61), Variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan tujuan dan identifikasi
penelitian variabel dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y).
a. Variabel Bebas (X)
Menurut Slameto (2015: 198), variabel bebas atau independent
variable adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel
lain. Variabel bebas dari penelitian ini adalah ice breaking.
b. Variabel Terikat (Y)
Menurut Slameto (2015: 198), variabel terikat atau dependent
variable adalah variable yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi
36
dan pengaruh variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
minat belajar dan hasil belajar.
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator
dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian sehingga pengujian hipotesis
dengan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar. Definisi operasional
dalam penelitian ini adalah:
1. Ice breaking dapat diartikan sebagai pemecah situasi kebekuan fikiran
atau fisik siswa. Ice breaking juga dimaksudkan untuk membangun
suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Hal ini
Ice breaking adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
(fun) serta serius tapi santai.
2. Minat belajar yaitu minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif
yang ditandai adanya hubungan perasaan senang tanpa ada paksaan Siswa
yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam kelasnya akan
menimbulkan keninginan untuk berhubungan lebih aktif dengan proses
belajar di kelas seperti sering bertanya pada guru, rajin mengerjakan
pekerjaan rumah, mencari referensi materi pelajaran sekolah dengan rasa
senang, ikhlas dalam menjalankan kegiatan tanpa ada ada pemaksaan dari
dalam dan dari luar individu. Indicator yang digunakan untuk mengukur
minat belajar adalah dengan angket minat belajar matematika siswa.
Skala pengukuran minat belajar menggunakan Skala Likert.
3. Hasil belajar yaitu nilai dari evaluasi yang diperoleh siswa setelah
melakukan proses pembelajaran. Indicator hasil belajar berupa nilai tes
sebelum diberikan perlakuan atau pretest dan nilai tes setelah diberi
perlakuan atau post test. Skala pengukuran instrumen tes menggunakan
Skala Guttman.
37
3.4 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Quasi
Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama
dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013:79).
Penelitian dilaksanakan untuk mencari pengaruh metode ice breaking terhadap minat
belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas SDN 01 Mungseng dan SDN
Giyanti Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung. Adapun design penelitian
yaitu sebagai berikut:
Tabel Non-Equivalent Control Group Design.
Dalam desain terdapat empat kelompok data, yaitu data pretes kelompok
eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O3) , data postes kelompok eksperimen (O2)
dan kelompok kontrol (O4). Berikut ini keterangan dari desain penelitian Non-
Equivalent Control Group Design.
X1 : Perlakuan 1 / treatmen ( Model Pembelajaran Ice Breaking )
O1 : Hasil pretest kelompok eksperimen
O2 : Hasil postes kelompok eksperimen
O3 : Hasil pretest kelompok kontrol
O4 : Hasil postes kelompok kontrol
Grup Pretes Variabel Bebas Pos Tes
Kelompok
Eksperimen
O1 X1 O2
Kelompok Kontrol O3 O4
38
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam peneltian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2013:62). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan, yaitu observasi, tes, angket, dan dokumentasi. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
1. Observasi
Obsevasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati
kegiatan dan tingkah laku guru pada saat mengajar dengan menerapkan
pembelajaran Ice breaking di dalam kelas. Saat guru mengajar di kelas
dengan menerapkan pembelajaran Ice breaking, guru lain sebagai
observer mengamati dan mengisi lembar observasi dari perlakuan yang
diberikan.
2. Tes
Teknik pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan
menyelesaikan soal matematika siswa yang pembelajarannya
menggunakan model Ice breaking bagi siswa kelas 3 Gugus Among
Siswa Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung adalah dengan
menggunakan teknik tes dan instrumen berbentuk pilihan ganda. Tes
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan diterapkannya metode ice breaking.
3. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui formuli-rformulir
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008:
66) Angket ini digunakan untuk mendapatkan beberapa informasi tentang
39
minat siswa di kelas 3 Gugus Among Siswa Kecamatan Temanggung
Kabupaten Temanggung pada mata pelajaran matematika.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Arikunto (2002:136) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.Dalam mendapatkan data
yang diperlukan, disusun instrumen dalam bentuk observasi, dan tes. Sebelum
digunakan maka disusun terlebih dahulu kisi-kisinya dan butir-butir soalnya
3.5.2.1 Soal Pretest
Pretes dilakukan untuk mengukur kemampuan awal yang harus sama
diantara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Pretest Hasil Belajar
Standar Kompetensi : 3. Memahami pecahans ederhana dan penggunaanya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 3.1. Mengenal pecahan sederhana
1.2.Membandingkan pecahan sederhana
1.3.Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan
sederhana
No Indikator Soal Nomor Soal
1. Membaca dan menuliskan lambang bilangan pecahan 1,2,4,5,6,7,8,22
2. Menyajikan nilai pacahan melalui gambar mengennal
pecahan
13, 14, 15
3. Membandingkan dua nilai bilangan pecahan dengan
menggunakan lambang yang memiliki nilai lebih besar
dan lebih kecil
3, 9, 10. 24, 25
4. Mengurutkan nilai bilangan pecahan 17, 18
5. Memecahkan masalah soal cerita yang berkaitan dengan
pecahan sederhana
11, 12, 16, 19,
20, 21, 23
40
3.5.2.2 Soal Postest
Postest dilakukan untuk mengukur kemampuan akhir dari dua kelompok
yang telah diberi perlakuan berbeda.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Postest Hasil Belajar
Standar Kompetensi : 5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi
panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
Kompetensi Dasar : 5.1. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang
No Indikator Soal Nomor Soal
1. Mengetahui rumus keliling persegi 1
2. Mengetahui rumus keliling persegi panjang 2
3. Menghitung keliling persegi panjang 3,7,10,14,16,17,
18,19
4. Menghitung keliling persegi 4,6,8,11,13,15
5. Menggambar persegi dengan ukuran tertentu 5,9
6. Menggambar persegi panjang dengan ukuran tertentu 12,20
Instrumen tes teriri dari soal pretest dan soal posttes yang terdiri dari soal
pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Pengukuran instrument tes ini adalah Skala
Guttman. Dengan skala ini akan mendapatkan jawaban yang tegas, yaitu ˮbenar-
salahˮ. Skoring untuk jawaban benar diberikan nilai 1 (satu) dan untuk jawaban salah
diberi skor 0 (nol) (Sugiyono, 2011:139). Sedangkan nilai skor per item soal
ditentukan dengan rumus:
Nilai skor per item ꞊ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙.
Krietria penilaian hasil belajar untuk soal pretest dan soal posttest ditentukan dengan
rumus berikut ini:
Nilai : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙× 100
Nilai maksimal ꞊ 100
Nilai minimal ꞊ 0
41
Rentan nilai ditentukan dengan nilai KKM mata pelajaran matematika yang di
tentukan oleh SDN 01 Mungseng dan SDN Giyanti Kecamatan Temanggung
Kabupaten Temanggung.
3.5.3 Angket Minat Belajar Siswa
Angket ini terdiri dari beberapa butir pernyataan. Dalam penelitian ini
untuk mengetahui seberapa besar minat dengan menggunakan tehnik notes
yaitu pengisian angket. Angket motivassi belajar diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun kisi-kisi angket minat siswa dapat dilihat
pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket minat belajar
Aspek Indikator Item
Minat
belajar
Perasaan senang terhadap
mata pelajaran
matematika
4, 20, 29, 38, 40, 13
Ketertarikan terhadap
mata pelajaran
matematika
6, 11, 18, 17, 19, 33, 39
Perhatian terhadap
pelajaran matematika
2, 5, 7, 12, 14, 21, 24, 25, 26, 27,
30, 31
Keterlibatan siswa dalam
mengikuti mata pelajaran
matematika
1, 3, 8, 9, 10, 16, 15,22, 23, 28,
32, 34, 35
3.5.4 Observasi Pembelajaran
Observasi dilakukan untuk mengecek metode yang disampaikan guru dan
implementasi RPP yang disusun dalam pembelajaran. Lembar observasi
dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru lain selama guru kelas 3
melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Ice breaking
berlangsung.
42
Instrumen Observasi yang digunakan berupa Check List yaitu lembar observasi
yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi sehingga
observer tinggal memberi tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi. Check
List digunakan untuk mengamati partisipasi siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung dan bagaimana guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Tabel 3.5
Kisi-kisi lembar observasi perhatian siswa
Variabel Indikator Sub indikator
Perhatian
siswa
Aktif dalam
pembelajaran
a. Antusias siswa jika disuruh maju oleh
guru
b. Aktif bertanya dengan guru jika belum
paham dalam pelajaran yang diajarkan
guru
c. Menanggapi pertanyaan yang di
berikan oleh guru.
d. Tekun dan ulet dalam mengerjakan
soal yang diberikan guru.
e. Aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok.
Berkonsentrasi
dlm
pembelajaran
a. Membaca materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
b. Mengemukakan pendapat saat
kegiatan presentasi kelompok.
c. Mendengarkan guru saat menjelaskan
materi pelajaran
d. Memperhatikan apa yang guru
jelaskan di papan tulis.
e. Menulis dan mencatat apa yang di
jelaskan oleh guru.
43
Tabel 3.6
Lembar observasi keterlaksanaan permainan ice breaking oleh guru
No Indikator Sub indikator Butir pengamatan
1 Efektifitas
penggunaan
icebreaking
Kesesuaian jenis
permainan icebreaking
dengan materi yang
diajarkan.
Guru memilih jenis permainan
icebreaking yang sesuai dan cocok
digunakan terkait materi yang
diajarkan
2 Tepat
situasi saat
pembelajara
n
Penggunaan permainan
icebreaking secara
spontan dalam proses
pembelajaran
Guru menggunakan jenis icebreaking
spontan yang tepat di saat
pembelajaran
Penggunaan permainan
icebreaking pada awal
kegiatan pembelajaran
tepat
Guru
menggunakan jenis icebreaking yang
tepat di awal kegiatan pembelajaran
Penggunaan permainan
icebreaking pada inti
kegiatan pembelajaran
tepat
Guru menggunakan jenis icebreaking
yang tepat di inti kegiatan
pembelajaran
Penggunaan permainan
icebreaking pada akhir
kegiatan pembelajaran
tepat
Guru menggunakan jenis icebreaking
yang tepat di akhir kegiatan
pembelajaran
3 Suasana
belajar yang
menyenang
kan
Penciptaan suasana
pembelajaran dari pasif
ke aktif
Guru menciptakan suasana
pembelajaran dari pasif ke aktif
dengan permainan icebreaking
Penciptaan suasana
pembelajaran dari jenuh
menjadi riang
Guru melakukan apersepsi dengan
menyanyikan lagu sesuai dengan
mata pelajaran
Guru menggunakan jenis icebreaking
audio visual di awal pembelajaran
untuk meningkatkan minat belajar
siswa
Penciptaan suasana
pembelajaran dari kaku
menjadi gerak
Guru memberikan variasi tepuk
tangan untuk meningkatkan
perhatian siswa saat proses
pembelajaran
Guru menggunakan jenis icebreaking
gerak badan saat proses
pembelajaran
44
3.6 Uji Prasyarat
3.6.1 Uji Validitas Soal
Menurut Sugiyono (2011:173) “valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sugiyono juga
menambahkan bahwa “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan bantuan SPSS 20. Pada penelitan ini menggunakan batas minimal
koefisien korelasinya ≥ 0,20 untuk menyatakan bahwa item intrumen valid.
Teori ini menggunakan dasar teori dari Arikunto (2012, 89) yang menyatakan
semua item yang mencapai koefisien minimal 0,20 daya pembeda dianggap
sangat memuaskan. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah
soal valid atau tidak. Adapun hasil validitas instrumen pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pretest Hasil Belajar Matematika
Indikator Nomor
Soal
Hasil Uji Validitas Nomor soal
yang
digunakan Valid
Tidak
Valid
Membaca dan menulis lambang
bilangan pecahan.
1, 2, 4, 5,
6, 7, 8, 22
1, 2, 4, 5,
6, 7, 8
22 1, 2, 4, 5, 6,
7, 8
Menyajikan nilai pecahan melalui
gambar mengenal pecahan.
13, 14, 15 13, 15 14 13, 15
Membandingkan dua nilai
bilangan pecahan dengan
menggunakan lambang yang
memiliki nilai lebih besar dan
lebih kecil
3, 9, 10,
24, 25
3, 10, 24,
25
9 3, 10, 24, 25
Mengurutkan nilai bilangan
pecahan
17, 18 17,18 17,18
Memecahkan masalah soal cerita
yang berkaitan dengan pecahan
sederhana
11, 12,
16, 19,
20, 21, 23
11, 12,
16, 20,
21
19, 23 11, 12, 16,
20, 21
Jumlah Soal 20
45
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Posttest Hasil Belajar Matematika
Indikator Nomor
Soal
Hasil Uji Validitas Nomor soal
yang
digunakan Valid
Tidak
Valid
Mengetahui rumus keliling
persegi
2 2 2
Mengetahui rumus keliling
persegi panjang .
1 1 1
Menghitung keliling persegi
panjang
3,7,10,14,
16,17,
18,19,23,
24, 25
3,7,10,14
,16,17,19
,23, 24
3, 18, 25 3, 10, 24, 25
Menghitung keliling persegi 4,6,8,11,1
3,15, 21,
22
4,6,8,11,
13,15,
21, 22
4,6,8,11,13,1
5, 21, 22
Menggambar persegi dengan
ukuran tertentu
5,9 5,9 5,9
Menggambar persegi panjang
dengan ukuran tertentu
12,20 12,20 12,20
Jumlah Soal 22
46
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Minat Belajar Matematika
3.6.2 Uji reliabilitas instrumen tes
Menurut Sugiyono (2011:173) “instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama”. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
bantuan SPSS 20. Uji instrument ini menggunakan teori dari (Azwar, 2013:98)
untuk menentukan koefisien reliabilitas memberikan kategori reliabel adalah jika
koefisien reliabilitas hanya 0,600 berarti bahwa 40% variasi skor tersebut
menanpakan variasi yang eror. Berarti bila koefisien reliabilitas hanya 0,600
dikatakan tidak diterima atau tidak reliabel. Bila koefisien reliabilitasnya
memiliki nilai 0,70 atau lebih dikatakan diterima. Hasil uji reliabilitas instrument
penelitian ini terdapat pada tabel berikut ini.
Indikator
Nomor
Pernyataan
Hasil Uji Validitas Nomor
soal yang
digunakan Valid
Tidak
valid
Perasaan senang terhadap
mata pelajaran matematika
4, 20, 29, 38,
40, 13
4, 20, 38,
13
29, 40 4, 20, 38,
13
Ketertarikan terhadap mata
pelajaran matematika
6, 11, 18, 17,
19, 33, 39
6, 11, 18,
33, 39
17, 19 6, 11, 18,
33, 39
Perhatian terhadap
pelajaran matematika
2, 5, 7, 12, 14,
21, 24, 25, 26,
27, 30, 31
2, 5, 7, 21,
24, 25, 26,
27, 30, 31
12, 14 2, 5, 7, 21,
24, 25, 26,
27, 30, 31
Keterlibatan siswa dalam
mengikuti mata pelajaran
matematika
1, 3, 8, 9, 10,
16, 15,22, 23,
28, 32, 34, 35
1, 3, 8, 10,
16, 28, 32,
34, 35
9, 15, 22,
23
1, 3, 8, 10,
16, 28, 32,
34, 35
47
Tabel 3.9
Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pretest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.866 20
Uji reliabilitas instrumen soal pretest hasil belajar matematika yang
terdapat dalam Tabel 3.10 menunjukkan nilai indikator Cronbach’s Alpha (Alpha)
sebesar 0,866 dan lebih besar dari 0,7. Maka instrument soal pretest hasil belajar
Matematika dalam penelitian ini dapat diterima.
Tabel 3.10
Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Postest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.883 22
Uji reliabilitas instrumen soal pretest hasil belajar matematika yang
terdapat dalam Tabel 3.10 menunjukkan nilai indikator Cronbach’s Alpha (Alpha)
sebesar 0,874 dan lebih besar dari 0,7. Maka instrument soal pretest hasil belajar
Matematika dalam penelitian ini dapat diterima.
Tabel 3.11
Hasil Reliabilitas Instrumen Angket Minat Belajar
Uji reliabilitas instrumen angket minat belajar matematika yang terdapat
dalam Tabel 3.11 menunjukkan nilai indikator Cronbach’s Alpha (Alpha) sebesar
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.912 30
48
0,912 dan lebih besar dari 0,7. Maka instrument angket minat belajar Matematika
dalam penelitian ini dapat diterima.
Selain dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada butir soal yang telah
dibuat, uji tingkat kesukaran soal juga perlu dilakukan. Perlu dilakukan uji tingkat
kesukaran soal karena menurut Wardani (2012:338) “semakin besar tingkat
kesukaran berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin
rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar”. Wardani (2012:338) untuk
mengetahui indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
𝑃 =𝐵
𝑁
B : Jumlah peserta didik yang menjawab betul
N : Jumlah peserta didik
Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang
besarnya berkisar 0,00 - 1,00 menurut Aiken (1994) dalam Wardani (2012:338).
Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal kita dapat menggunakan tabel
tingkat kesukaran berikut ini. Dalam (Slameto:2011)
Tabel 3.11
Tingkat kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Rentang Nilai
Sukar
Sedang
Mudah
0.00 – 0.25
0.26 – 0.75
0.76– 1.00
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk menguji hipotesis. Uji menguji
kebenaran hipotesis diawal yang akan dilakukan. Dalam menguji hipotesis itu dengan
menggunakan uji sample t-test. sebelum dilakukan uji sample t-test terdapat uji
prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah itu baru bisa di uji
49
hipotesisnya. Data yang didapat dari penelitian ini adalah data hasil dan minat belajar
Matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data
dilakukan dengan tujuan untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji beda rata-rata dengan
menggunakan uji Independent Sample t-test. Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji Independent Sample t-test perlu dilakukan uji prasyarat terlebih
dahulu. Uji prasyarat terdiri dari uji homogenitas dan uji normalitas. Uji prasyarat
penting dilakukan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok berasal dari
varian yang sama dan berdistribusi normal atau tidak. Apabila data homogen dan
berdistribusi normal, maka dapat digunakan statistik parametrik, sedangkan apabila
data tidak homogen dan tidak berdistribusi normal maka digunakan statistic
nonparametrik. Namun sebelum dilakukan uji prasyarat untuk uji beda rata-rata, data
hasil dan minat belajar Matematika siswa dianalisis deskriptif terlebih dahulu.
Berdasarkan desain penelitian yang digunakan dan rancangan desain
penelitian dalam penelitian ini, harus diberikan pretest pada kedua kelompok sebelum
diterapkan treatment. Pemberian pretest bertujuan untuk melihat kesetaraan
kemampuan awal antara kedua kelompok yang digunakan sebagai subyek penelitian.
Uji kesetaraan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 20 for
windows dengan Uji T Independet Sample Test. Sebelum dilakukan uji kesetaraan,
harus dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas
dan uji homogenitas. Sebelum dilakukan uji prasyarat dat dianalisis secara deskriptif
terlebih dahulu.
3.7.1 Analisis Prasyarat
Analisis deskriptif merupakan analisis yang memberikan gambaran atau
deskripsi data dilihat dari nilai minimal, nilai maksimal, mean, dan standar deviasi
dari data hasil belajar dan minat belajar Matematika kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang telah didapat. Analisis deskriptif hasil belajar pretest dari
50
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for
windows.
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam
penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20 dengan
Kolmogrov Smirnov. Menurut Slameto (2015:295) “persyaratan data tersebut
normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogrov
Smirnov.
3.7.1.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen
atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows
Version 20. Kedua kelompok dikatakan berasal dari kelompok yang homogen
apabila hasil uji statistika pada signifikansi menunjukkan angka 0,05. Jadi jika
nilai signifikansi > 0,05 dapat dikatakan kedua kelompok tersebut homogen.
Sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 dapat dikatakan kedua kelompok tersebut
tidak homogen.
3.7.2 Uji Beda Rata-rata Minat Belajar
Setelah uji prasyarat dilakukan dan terpenuhi, yaitu kedua data pretest
dalam penelitian berdistribusi normal dan homogen maka uji beda dengan
Independent Sample Test dapat dilakukan. Kriteria pengujian dinyatakan dengan
hipotesis Ho dan Ha. Berikut ini hipotesis untuk uji beda dengan Independent
Sample Test untuk data pretest kedua kelompok.
51
Ho: 𝜇1 = 𝜇2, artinya tidak ada pengaruh ice breaking berbantuan musik terhadap
minat belajar bagi siswa kelas III SDN Gugus Among Siswa
Temanggung
Ha: 𝜇1 ≠ 𝜇2, artinya ada pengaruh ice breaking berbantuan musik terhadap hasil
minat belajar bagi siswa kelas III SDN Gugus Among Siswa
Temanggung
Apabila pengujian hipotesis memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 ( >
0,05 ) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika nilai signifikansi kurang
dari 0,005 ( < 0,05 ) maka Ha diterima dan Ho ditolak.
3.7.3 Uji Beda rata-rata Hasil Belajar
Setelah diperoleh hasil uji t kemudian dilakukan analisi uji hipotesis
untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak. Adapun hipotesisnya adalah
Ho: 𝜇1 = 𝜇2, artinya tidak ada pengaruh ice breaking berbantuan musik terhadap
hasil belajar dan hasil belajar bagi siswa kelas III SDN Gugus
Among Siswa Temanggung
Ha: 𝜇1 ≠ 𝜇2, artinya ada pengaruh ice breaking berbantuan musik terhadap hasil
belajar bagi siswa kelas III SDN Gugus Among Siswa Temanggung
Apabila pengujian hipotesis memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 ( >
0,05 ) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika nilai signifikansi kurang dari
0,005 ( < 0,05 ) maka Ha diterima dan Ho ditolak.