bab iii metode penelitian 3.1. desain...
TRANSCRIPT
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Adapun alasan peneliti menggunakan metode kuantitatif dikarenakan
jumlah populasi dan sampel pasien ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS yang
mencukupi untuk dilakukannya penelitian kuantitatif, serta penelitian kuantitatif
dianggap lebih efisien dalam mendapatkan informasi dan fakta yang luas
mengenai pengaruh komunikasi interpersonal terhadap sikap, dimana selama ini
penelitian tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga diharapkan
penelitian ini merupakan penelitian awal yang dapat menjadi referensi sekaligus
menginspirasi bagi penelitian selanjutnya. Pengumpulan data penelitian kuantitatif
dilakukan menggunakan instrumen penelitian yang sudah teruji validitas dan
reliabilitasnya, memiliki data penelitian berupa angka-angka, serta memerlukan
bantuan perhitungan ilmu statistik. Hal ini sebagaimana pendapat Sugiyono
(2016, hlm.7) yang menyatakan bahwa “Metode ini disebut metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik”.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
korelasional (Correlative Research). Penelitian korelasional digunakan oleh
peneliti untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel, menjelaskan taraf
tinggi rendahnya hubungan, serta meneliti sejauh mana hubungan antara suatu
gejala sosial dengan gejala sosial lainnya. Hal ini sebagaimana menurut pendapat
Abidin (2015, hlm. 29) menyatakan bahwa “…. studi korelatif memungkinkan
pengukuran beberapa variabel dan saling berhubungan secara serentak dalam
keadaan realistiknya serta menunjukkan taraf tinggi-rendahnya hubungan antar
variabel dan ada-tidaknya hubungan tersebut”. Hal ini didukung oleh pendapat
Rakhmat dan Ibrahim (2016, hlm. 70) yang menyatakan bahwa “Metode korelasi
bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan
variasi pada faktor lain”.
80
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan definisi tersebut, maka peneliti memilih desain penelitian
korelasional untuk menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal konselor
terhadap sikap pencegahan penularan HIV/AIDS oleh pasien ibu rumah tangga di
RSUD Ciereng Kabupaten Subang.
3.2. Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini ialah seluruh pasien ibu rumah tangga
penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari
Rumah Sakit Ciereng Kabupaten Subang tahun 2016. Sesuai data validasi
Surveilans HIV/AIDS yang diperoleh peneliti dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Subang, diperoleh data bahwa jumlah partisipan pasien ibu rumah tangga tersebut
sebanyak 34 orang. Pemilihan partisipan yang digunakan peneliti adalah sampel
total atau sampel jenuh yaitu seluruh populasi dijadikan sampel.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien ibu rumah tangga
yang terkena penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan konseling dengan
konselor HIV/AIDS di RSUD Ciereng Kabupaten Subang. Adapun data 2016
diperoleh dengan tabel sebagai berikut:
81
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Jumlah IRT Penderita HIV/AIDS di RSUD Ciereng Kabupaten Subang
Tahun 2016
No Nama Kecamatan Rentang Usia Jumlah
1.
Pusakajaya 31-35 1
36-40 1
2.
Subang
16-20 1
26-30 3
31-35 2
36-40 3
3.
Pagaden 21-25 1
26-30 1
4. Pabuaran
36-40 1
41-45 1
5.
Cikaum
26-30 1
36-40 2
41-45 1
6. Ciater 26-30 1
7. Compreng 41-45 1
8. Sagalaherang 16-20 1
9. Cibogo 16-20 1
10.
Pamanukan
26-30 1
31-35 3
41-45 1
11. Tambakdahan 36-40 1
12. Kalijati 51-55 1
13. Pagaden Barat
21-25 1
46-50 1
14. Cipunagara 36-40 1
15. Dawuan 36-40 1
Total 34
82
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Hasil pengolahan data Validasi Surveilans HIV/AIDS Dinas
Kesehatan Kabupaten Subang
3.3.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Sampling Jenuh dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Alasan
peneliti mempergunakan sampel jenuh adalah sebagai berikut:
1) Bertujuan agar seluruh informasi yang diperoleh lebih objektif.
2) Agar seluruh populasi yang ada adapat memberikan pendapatnya,
sehingga akan menambah kelengkapan data penelitian.
3) Jumlah populasi yang sedikit.
Oleh karena itu, jelaslah bahwa dengan menggunakan sampel total,
seluruh populasi akan dijadikan sampel penelitian. Sehingga melalui teknik
sampling jenuh diperoleh sampel berjumlah 34 orang, dimana jumlah tersebut
sesuai dengan data Validasi Surveilans HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten
Subang 2016, dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Pasien ibu rumah tangga di RSUD Ciereng Kabupaten Subang
2) Positif mengidap penyakit HIV/AIDS
3) Sudah pernah melakukan konseling dengan konselor HIV/AIDS
dari RSUD Ciereng Kabupaten Subang.
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1. Kuesioner (Angket)
Instrumen penelitian ini adalah berupa kuesioner (angket). Hal
yang menjadi pertimbangan menggunakan kuesioner karena memiliki
tingkat keakuratan data yang tinggi untuk mencari informasi yang
lengkap, serta memudahkan responden mengungkapkan hal-hal yang
bersifat rahasia dibandingkan dengan teknik lainnya. Kuesioner yang
peneliti ambil meliputi beberapa hal yang dipertanyakan dalam penelitian
ini yaitu pengaruh komunikasi interpersonal yang meliputi Openness,
Empathy, Supportiveness, Positiveness, dan Equality terhadap variabel
sikap meliputi kognitif, afektif dan konatif.
83
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun yang dimaksud kuesioner sebagaimana menurut Sugiono
(2016, hlm. 142) berpendapat bahwa “Koesiner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Lengkapnya tentang kuesioner ini dapat dilihat pada bagian lampiran.
3.4.2. Studi Kepustakaan
Penelitian ini akan didukung dengan buku, teori-teori serta konsep
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi pustaka dilakukan
dikarenakan penting untuk memperkuat penelitan. Adapun rincian dari
pengumpulan data studi pustaka yang akan dijadikan sumber rujukan dari
teori dan konsep berupa buku, jurnal penelitian, internet, artikel dan
sebagainya yang terpecaya dan terkait dengan penelitian.
3.4.3. Dokumentasi
Dokumentasi akan peneliti gunakan sebagai instrument sekunder
yang mendukung pengumpulan data diantaranya seperti berupa foto-foto
responden pasien ibu rumah tangga, foto konselor, surat izin penelitian,
dan berkas-berkas lain yang berkaitan dengan penelitian. Adapun yang
dimaksud dokumentasi sebagaimana menurut Sugiyono (2016, hlm.
240), menyatakan bahwa dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen tersebut bisa berupa gambar, tulisan, dan karya-karya
monumental dari seseorang. Beberapa dokumen berupa tulisan adalah
sejarah kehidupan, ceritera, catatan harian, biografi, kebijakan, peraturan.
Selanjutnya dokumen berupa gambar adalah gambar hidup, foto, sketsa,
dan lain-lain. Dokumen berupa karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa patung, film, gambar, dan lain-lain.
84
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5. Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan skala interval. Skala interval digunakan
untuk memilah subjek penelitian berdasarkan jarak antara satu data dengan
data yang lain dengan bobot yang sama (Riduwan, 2012, hlm.24). Tipe
skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur penelitian ini
menggunakan Skala Sikap.
Adapun bentuk skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala Likert karena pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah
mengukur pengaruh komunikasi interpersonal konselor terhadap sikap
pasien. Sesuai dengan pendapat Riduwan (2012, hlm.26) menyataan bahwa
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Sugiyono (2016, hlm. 93) menyatakan bahwa
“skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persesi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”. Pernyataan
jawaban dari setiap instrumen penelitian yang menggunakan skala likert
disusun dari tingkat sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Bobot nilai
pernyataan skala tersebut merujuk pada Riduwan (2012, hlm 27) sebagai
berikut:
Tabel 3.2.
Bobot Nilai Pernyataan
Pernyataan Jawaban Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Riduwan, 2012, hlm. 27
85
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6. Operasional Variabel
Pada penelitian korelasi ini memiliki dua variabel, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Berikut penjelasan kedua variabel tersebut
sebagai berikut:
3.6.1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi
interpersonal konselor HIV/AIDS. Adapun yang dimaksud variabel
bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau yang
mempengaruhi variabel terikat. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2016,
hlm.53) menyatakan bahwa “Variabel yang diduga sebagai penyebab
atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas”.
Berdasarkan pendapat Sugiyono tersebut maka jelas bahwa variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain dimana dalam
penelitian ini adalah komunikasi interpersonal.
3.6.2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap pasien ibu rumah
tangga terkait pencegahan penularan HIV/AIDS. Adapun yang dimaksud
dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas adalah variabel akibat
atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyono (2016, hlm. 53) yang menyatakan bahwa “Variabel
yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang
mendahuluinya disebut variabel tidak bebas”. Berdasarkan pendapat
Sugiono tersebut maka jelas bahwa variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas, dimana dalam penelitian ini adalah
sikap pencegahan penularan HIV/AIDS.
86
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3.
Tabel Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Variabel X
Komunikasi
Interpersonal
1. Openess
a. Konselor menyampaikan informasi penting mengenai kondisi penyakit saya
b. Konselor menyampaikan informasi penting mengenai bahaya penyakit saya untuk
orang disekitar saya
c. Konselor menyampaikan informasi penting mengenai solusi bagi penanganan
penyakit saya
d. Konselor menyampaikan informasi penting mengenai cara mencegah penyakit saya
agar tidak menular pada orang lain
e. Konselor dan saya melakukan pembicaraan yang jujur dan terbuka (tidak berbohong
ataupun menutupi kebenaran)
Skala Likert
2. Empathy
a. Konselor bersedia mendengarkan semua keluhan saya dengan sabar
b. Konselor bersedia mendengarkan kekhawatiran saya dengan sabar
c. Konselor bersedia mendengarkan semua pendapat saya dengan sabar
d. Konselor bersedia memahami perasaan saya
e. Konselor serius menanggapi dan memperhatikan setiap ucapan saya
87
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Supportiveness
a. Konselor mau menjelaskan secara jelas mengenai kondisi penyakit saya
b. Konselor mau menjelaskan secara jelas mengenai bahaya penyakit saya untuk orang
disekitar saya
c. Konselor mau menjelaskan secara jelas mengenai solusi bagi penanganan penyakit
saya
d. Konselor mau menjelaskan secara jelas mengenai cara mencegah penyakit saya agar
tidak menular pada orang lain
e. Konselor mau menceritakan berbagai pengetahuan dan pengalamannya mengenai
HIV/AIDS
4. Positiveness
a. Konselor bersikap ramah kepada saya
b. Konselor bersikap sopan kepada saya
c. Konselor bersikap santun kepada saya
d. Konselor dapat dipercaya oleh saya
e. Konselor menghargai saya
5. Equality
a. Konselor memberikan pelayanan konseling kepada saya secara adil (tidak membeda-
bedakan pasien kaya dan pasien miskin)
b. Konselor memberikan pelayanan konseling tanpa melihat latar belakang sosial,
pendidikan, ekonomi, suku, ataupun agama saya.
c. Konselor tidak memaksakan kehendak saya untuk melaksanakan konseling
d. Konselor mengharapkan kehadiran saya untuk melakukan konseling
e. Konselor memperlakukan saya dengan akrab dan nyaman
88
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Y
Sikap
Pencegahan
HIV-AIDS
1. Kognitif
a. Pola hidup sehat dapat mencegah penularan penyakit HIV/AIDS
b. Meminum obat secara teratur dapat menghambat perkembangan penyakit HIV/AIDS
dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya
c. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman (berganti-
ganti pasangan, tidak memakai kondom, dll)
d. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui jarum suntik untuk narkoba, tato, dan peralatan
lain yang berhubungan dengan darah
e. HIV/AIDS dapat menular dari ibu hamil kepada janin
f. HIV/AIDS dapat menular lewat ASI
g. Nasihat konselor bermanfaat bagi kesehatan saya dan orang di sekitar saya
Skala Likert
2. Afektif
a. Saya merasa tertarik menerapkan pola hidup sehat demi mencegah orang disekitar
saya terkena penyakit HIV/AIDS
b. Saya merasa tidak bosan meminum obat secara teratur
c. Saya merasa tidak suka/benci melakukan hubungan seksual yang tidak aman
(berganti-ganti pasangan, tidak memakai kondom, dll)
d. Saya merasa takut menggunakan jarum suntik untuk narkoba, tato, dan peralatan lain
yang berhubungan dengan darah karena dapat menularkan HIV/AIDS
e. Saya merasa takut hamil karena HIV/AIDS dapat menular dari ibu hamil kepada
janin
f. Saya merasa khawatir ketika memberikan ASI saya kepada bayi karena HIV/AIDS
dapat menular lewat ASI
g. Saya merasa tertarik dengan nasihat konselor karena bermanfaat bagi kesehatan saya
dan orang di sekitar saya.
89
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Konatif
a. Saya akan menerapkan pola hidup sehat sesuai nasihat konselor
b. Saya akan meminum obat secara teratur sesuai petunjuk konselor
c. Saya akan menghindari hubungan seksual yang tidak aman (berganti-ganti pasangan,
tidak memakai kondom, dll)
d. Saya akan menghindari penggunaan jarum suntik untuk narkoba, tato, dan peralatan
lain yang berhubungan dengan darah
e. Saya sebagai pengidap HIV/AIDS akan berusaha untuk menghindari kehamilan
f. Saya akan menghindari pemberian ASI kepada bayi saya.
g. Saya akan mengikuti dan melaksanakan seluruh nasihat konselor.
90
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7. Uji Validitas
Validitas dilakukan peneliti untuk mengukur tingkat valid atau tidaknya
suatu kuesioner penelitian. Validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat konsistensi pengukuran apabila pengukuran diulang beberapa kali.
Instrumen penelitian yang valid artinya instrumen penelitian yang digunakan
untuk mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan apa yang seharusnya
diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2016, hlm. 121) yang
menyatakan bahwa “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur”. Pengujian validitas yang digunakan
peneliti adalah Korelasi Pearson Product Moment dengan rumus manual sebagai
berikut:
Setelah hasil perhitungan validitas (r Hitung) diperoleh, langkah selanjutnya
adalah membandingkan antara r Hitung dengan r Tabel dimana taraf signifikansi α
ditetapkan 5% dengan jumlah n sebanyak 13 orang responden pasien ibu rumah
tangga HIV/AIDS. Adapun hasil uji validitas dengan menggunakan bantuan
program IBM SPSS 23 yang dihitung per sub variabel komunikasi interpersonal
konselor HIV/AIDS adalah sebagai berikut:
rxy = N ∑ XY - (∑ X). (∑ Y)
√{n. ∑ X2
- (∑ X)2}. {n. ∑ Y
2- (∑ Y)
2}
91
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4.
Hasil Uji Validitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal)
Sub Variabel No.
Item r Hitung r Tabel Keterangan
Openness 1. 0.927 0,553 Valid
2. 0.861 0,553 Valid
3. 0.927 0,553 Valid
4. 0.882 0,553 Valid
5. 0.775 0,553 Valid
Empathy 6. 0.770 0,553 Valid
7. 0.770 0,553 Valid
8. 0.966 0,553 Valid
9. 0.736 0,553 Valid
10. 0.850 0,553 Valid
Supportiveness 11. 0.818 0,553 Valid
12. 0.885 0,553 Valid
13. 0.931 0,553 Valid
14. 0.960 0,553 Valid
15. 0.779 0,553 Valid
Positiveness 16. 0.901 0,553 Valid
17. 0.952 0,553 Valid
18. 0.930 0,553 Valid
19. 0.930 0,553 Valid
20. 0.948 0,553 Valid
Equality 21. 0.836 0,553 Valid
22. 0.891 0,553 Valid
23. 0.891 0,553 Valid
24. 0.890 0,553 Valid
25. 0.857 0,553 Valid
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian IBM SPSS 23
Pada tabel di atas terlihat bahwa rhitung setiap butir pernyataan pada variabel
Komunikasi Interperonal (X) lebih besar dari 0,553 (rtabel, α=5%, n=13) sehingga
dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan valid dan layak digunakan
sebagai alat ukur variabel Komunikasi Interpersonal (X). Selanjutnya berikut
adalah uji validitas yang dilakukan pada variabel Sikap Pencegahan HIV/AIDS
(Y).
92
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5.
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Sikap Pencegahan Penyakit HIV/AIDS)
No
Item r Hitung r Tabel Keterangan
1. 0.596 0,553 Valid
2. 0.745 0,553 Valid
3. 0.640 0,553 Valid
4. 0.678 0,553 Valid
5. 0.731 0,553 Valid
6. 0.777 0,553 Valid
7. 0.833 0,553 Valid
8. 0.839 0,553 Valid
9. 0.743 0,553 Valid
10. 0.644 0,553 Valid
11. 0.726 0,553 Valid
13. 0.739 0,553 Valid
13. 0.932 0,553 Valid
14. 0.909 0,553 Valid
15. 0.830 0,553 Valid
16. 0.830 0,553 Valid
17. 0.897 0,553 Valid
18. 0.897 0,553 Valid
19. 0.718 0,553 Valid
20. 0.602 0,553 Valid
21. 0.695 0,553 Valid
Sumber: Hasil Olah data penelitian IBM SPSS 33
Pada tabel di atas terlihat bahwa rhitung setiap butir pernyataan pada variabel
Sikap Pencegahan HIV/AIDS (Y) lebih besar dari 0,553 (rtabel, α=5%, n=13)
sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan valid dan layak
digunakan sebagai alat ukur variabel Sikap Pencegahan HIV/AIDS (Y).
93
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan oleh peneliti untuk mengukur tingkat kepercayaan
instrumen penelitian yang digunakan. Reabilitas pada penelitian ini menggunakan
metode Internal Consictency. Menurut Sugiyono (2016, hlm. 131) menyatakan
bahwa “Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu”. Adapun rumus manual uji reliabilitas menggunakan
Alpha Cronbach. Berikut rumus uji reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
r11 : Reabilitas Instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
: Jumlah Varians Butir
: Jumlah total
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran
sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha
> 0,70 Nunnally (dalam Ghozali, 2011, hlm. 25). Adapun hasil uji reliabilitas
berdasarkan perhitungan SPSS adalah sebagai berikut:
r11 = 𝑘
𝑘−1 1 −
𝜎𝑏2
𝜎𝑡2
94
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Sub Variabel
Hasil
Ket Nilai Alpha
Cronbach Nilai Kritis
Komunikasi
Interpersonal
(X)
Openness 0,917
0,7
Reliabel
Empathy 0,901 Reliabel
Supportiveness 0,923 Reliabel
Positiveness 0,961 Reliabel
Equality 0,919 Reliabel
Sikap
Pencegahan
HIV/AIDS
(Y)
Kognitif
0,963
Reliabel
Afektif Reliabel
Konatif Reliabel
Sumber: Hasil Olah data penelitian IBM SPSS 23
Berdasarkan hasil olah data penelitian menggunakan IBM SPSS 23 dapat
diketahui bahwa r hitung setiap sub variabel X (komunikasi interpersonal) dan
variabel Y (sikap pencegahan) memiliki jumlah yang lebih besar dari nilai kritis
sebesar 0,7. Sehingga hasil tersebut menunjukkan bahwa butir kuesioner baik
digunakan untuk mengukur variabel komunikasi interpersonal (X) dan variabel
sikap pencegahan HIV/AIDS (Y).
95
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.9. Prosedur Penelitian
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian
Studi Pendahuluan
Merumuskan Rumusan Penelitian
Menyusun Kerangka
Berpikir
Merumuskan
Hipotesis
Menyusun Instrumen
Penelitian
Pengumpulkan
Data
Analisis Data
Mengidentifikasi Masalah
Memilih Metode
Pendekatan
Penelitian
Mulai
Kesimpulan dan
Saran
Penemuan
Selesai
96
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.10. Jadwal Penelitian
Adapun Jadwal penelitian dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 3.7
Jadwal Penelitian
No Kegiatan April
2017
Mei
2017
Juni
2017
Juli
2017
Agustus
2017
1.
Pra Penelitian
Pengumpulan
Data dan
Informasi
Menyiapkan
Angket
Melakukan
Uji Coba
2.
Pelaksanaan Penelitian
Menyebar
Angket
Tabulasi
Koding
3.
Pasca Penelitian
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan
Sidang
97
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.11. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan penelitian ini adalah uji normalitas.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik seharusnya memiliki residu yang berdistribusi secara normal. Untuk
menguji apakah distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk
mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik
merupakan cara yang termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Atau dengan
menggunakan probability plot, jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh
dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Apabila suatu data memiliki distribusi normal, maka data tersebut
dapat digunakan dalam statistik parametrik. Adapun uji statistik normalitas
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov
dengan menggunakan software SPSS 23. Berikut kriteria uji Kolmogorov-
Smirnov menurut Riadi (2016, hlm. 122) adalah sebagai berikut:
Pengujian :
Ho : Populasi nilai variabel berdistribusi normal
H1 : Populasi nilai variabel tidak berdistribusi normal
Menggunakan Ketentuan penerimaan/penolakan Ho sebagai berikut :
1. Apabila nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak, H1 diterima
2. Apabila nilai sig > 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak.
98
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.12. Uji Korelasi Pearson
Apabila dari hasil normalitas terbukti parametrik, maka uji korelasi
menggunakan Pearson Product Moment dapat dilakukan. Sesuai dengan
pernyataan Winarsunu bahwa “salah satu syarat menggunakan product moment
pearson adalah data yang diperoleh harus data parametrik dengan melakukan uji
asumsi normalitas dan linearitas” (Diasmoro, 2017, hlm. 119). Adapun rumus
pengujian korelasi Pearson Product Moment menurut Riduwan (2012, hlm. 217)
sebagai berikut:
r = n. (∑XY) - (∑X). (∑Y)
√ {n.∑X² - (∑X) ²}. {n. ∑Y²-(∑Y) ²}
Keterangan:
r = Koefisien korelasi antara X dengan Y
n = Jumlah sampel
∑XY = Jumlah total data XY
∑X = Jumlah total data variabel X
∑Y = Jumlah total data variabel Y
Koefisien korelasi pada rumus PPM ini dilambangkan (r) dengan ketentuan
nilai (-1≤ r ≥ 1). Artinya, apabila r = -1 maka korelasi bernilai negative sempurna,
r = 0 maka tidak ada korelasi, r = 1 maka korelasinya positif sempurna atau
mempunyai hubungan yang sangat kuat. Adapun nilai r diinterpretasikan dengan
tabel berikut ini:
Tabel 3.8.
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 - 0,599
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
99
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,60 - 0,799
0,80 - 1,000
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Riduwan, 2012, hlm. 218
Sementara untuk menghitung besar atau kecilnya sumbangan variabel X
terhadap Y dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
KP = r². 100%
Keterangan:
KP = Besarnya koefisien penentu
r = Koefisien korelasi
Sedangkan menurut Riduwan (2012, hlm. 218) untuk menguji signifikansi
koefisien korelasi antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y dapat
ditentukan dengan t test atau t hitung dengan rumus:
Keterangan:
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
3.13. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk
membuktikan hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat. Hal ini sesuai
menurut pendapat Riduwan (2012) menyatakan bahwa:
Uji Regresi Ganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan
ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua
variabel bebas atau lebih (X1) (X2) (X3)… (Xn) dengan satu variabel terikat.
(hlm. 283)
Asumsi pada persamaa regresi sederhana juga berlaku pada regresi ganda,
namun perbedaannya terletak pada rumusnya (Riduwan, 2012, hlm. 284). Peneliti
akan melakukan uji analisis regresi ganda menggunakan program IBM SPSS
thitung = r √n-2
√1 - r2
100
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Statistics 23 for windows. Adapun rumus manual regresi ganda menurut Riduwan
(2012, hlm. 284) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a = Nilai konstanta
b = Nilai koefisien regresi
3.14. Pengujian Hipotesis
3.14.1. Uji Simultan (F-test)
Uji simultan (F-test) dilakukan untuk menguji apakah sub variabel
Openness (X1), Empathy (X2), Supportiveness (X3), Positiveness (X4), dan
Equality (X5) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Sikap
Pencegahan Penularan HIV/AIDS (Y). Uji keberatian regresi adalah angka
yang menunjukan kuatnya pengaruh antar dua variabel independen secara
bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Pengujiannya
dapat menggunakan uji F. Uji F adalah membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
Untuk menguji keberartian model regresi yang digunakan uji statistik F
pada taraf keberartian α 0,05 (5%). Adapun hipotesis penelitian dapat
dijabarkan sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat pengaruh secara simultan sub variabel
Openness, Empathy, Supportiveness, Positiveness, dan
Equality terhadap Sikap Pencegahan Penularan HIV/AIDS
pasien ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS.
H1 : Terdapat pengaruh secara simultan sub variabel Openness,
Empathy, Supportiveness, Positiveness, dan Equality terhadap
Y= a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn
101
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sikap Pencegahan Penularan HIV/AIDS pasien ibu rumah
tangga penderita HIV/AIDS.
Keputusan diterima atau ditolaknya H0 berdasarkan nilai hasil
pengolahan uji statistik yang diperoleh dari data. Adapun mencari F hitung
dapat dilakukan dengan rumus manual sebagai berikut :
F
1− 2 − −1
Keterangan:
R2
= Kuadrat koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah Sampel
Setelah diperoleh nilai distribusi F maka terdapat ketentuan sebagai
berikut :
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (signifikan)
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak signifikan)
3.14.2. Uji parsial (T-test)
Uji keberartian koefisien regresi digunakan untuk menganalisis
pengaruh antar variabel independent dan dependent dengan salah satu
variabel independent dibuat tetap atau dikendalikan (Sugiyono, 2012, hlm.
235). Uji parsial dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menguji
signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas (Openness, Empathy,
Supportiveness, Positiveness, dan Equality) terhadap variabel terikat (Sikap
pencegahan penularan HIV/AIDS). Hipotesis uji parsial ditunjukkan dalam
hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan variabel bebas
terhadap sikap pencegahan penularan HIV/AIDS
H1 : Terdapat pengaruh signifikan variabel bebas terhadap sikap
pencegahan penularan HIV/AIDS
102
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keputusan diterima atau ditolaknya H0 berdasarkan nilai hasil
pengolahan uji statistik yang diperoleh dari data. Hipotesis tersebut diuji
oleh peneliti menggunakan uji parsial dengan tingkat signifikansi ( )
sebesar 5% atau 0,05%. Kemudian uji hipotesis dilakukan dengan cara
membandingkan antara ttabel dengan thitung yang bertujuan untuk menguji
siginifikasi hasil penelitian dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (signifikan)
Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak signifikan)
Adapun nilai dari ttabel dapat diketahui dengan menggunakan rumus
manual sebagai berikut :
(v) = n - (k+1)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas