bab iii metode penelitian · 2017. 12. 11. · metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah...
TRANSCRIPT
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data
numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,
2010b). Data berupa angka tersebut berasal dari pengukuran dengan
menggunakan skala terhadap peubah-peubah yang ada dalam
penelitian.
3.1 Identifikasi Peubah Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan
identifikasi peubah-peubah yang akan dipakai dalam penelitian ini,
yaitu:
Peubah gayut : Stres Akulturatif
Peubah tak gayut : 1) Hardiness
2) Dukungan Sosial Teman
Peubah moderator : Jenis Kelamin
3.2 Definisi Operasional Peubah Penelitian
Upaya dalam menghindari salah pengertian mengenai data yang
akan dikumpulkan, maka batasan operasional peubah penelitian perlu
dikemukakan. Batasan operasional masing-masing peubah akan
dikemukakan di bawah ini:
1. Stres Akulturatif
Stres akulturatif adalah suatu keadaan tertekan, baik secara
fisik maupun psikologis terhadap peristiwa yang dipersepsikan
42
sebagai ancaman potensial terhadap kesehatan fisik atau emosional,
yang bersumber dari adanya perbedaan budaya. Stres akulturatif
dalam penelitian ini diukur menggunakan skala Acculturative Stress
Scales for International Student (ASSIS). ASSIS merupakan alat
ukur yang menilai stres akulturatif siswa internasional, terdiri dari
36 aitem yang meliputi tujuh faktor yaitu persepsi diskriminasi (8
aitem), kerinduan (4 aitem), menerima kebencian (5 aitem), takut (4
aitem), stres karena perubahan/ culture shock/ kekagetan budaya (3
aitem), rasa bersalah (2 aitem), dan kekhawatiran nonspesifik (10
aitem). Setiap aitem dinilai pada skala Likert 7 poin mulai dari 1
(sangat tidak setuju) sampai 7 (sangat setuju).
Semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi stres
akulturatif, dan sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan
semakin rendah stres akulturatif.
2. Hardiness
Hardiness adalah ciri kepribadian yang menunjukkan bahwa
individu memiliki daya tahan yang ditandai dengan adanya komiten,
tantangan, dan pengendalian. Hardiness ini diungkap melalui skala
yang disusun berdasarkan aspek hardiness yang meliputi aspek
pengendalian, keterlibatan, dan tantangan.
Semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi hardiness
mahasiswa, dan sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan
semakin rendah hardiness mahasiswa.
3. Dukungan Sosial Teman
Dukungan sosial teman adalah hubungan atau transaksi
interpersonal yang dapat dipercaya (berupa pemberian bantuan
43
dalam bentuk informasi, instrumental, dukungan emosional, dan
dukungan penghargaan) yang berarti bagi individu sehingga
individu merasa diperhatikan oleh temannya. Dukungan sosial
teman dalam penelitian ini diukur menggunakan skala yang disusun
berdasarkan pada empat jenis dukungan sosial, yaitu dukungan
emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan
dukungan informatif.
Semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi dukungan
sosial teman, dan sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan
semakin rendah dukungan sosial teman.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian
mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai peubah yang diteliti.
Tujuan untuk mengetahui haruslah dicapai dengan menggunakan
metode atau cara-cara yang efisien dan akurat (Azwar, 2010b).
Metode pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh
data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode skala. Arikunto
(2010a) mengatakan bahwa skala menunjuk pada sebuah instrumen
pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif
yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Skala banyak
digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek
kejiwaan yang lain.
Adapun skala yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah:
44
3.3.1 Stres Akulturatif
Stres akulturatif dalam penelitian ini diukur menggunakan skala
Acculturative Stress Scales for International Student (ASSIS). ASSIS
merupakan alat ukur yang menilai stres akulturatif siswa internasional,
terdiri dari 36 aitem yang meliputi tujuh faktor yaitu persepsi
diskriminasi (8 aitem), kerinduan (4 aitem), menerima kebencian (5
aitem), takut (4 aitem), stres karena perubahan/ culture shock/
kekagetan budaya (3 aitem), rasa bersalah (2 aitem), dan kekhawatiran
non spesifik (10 aitem). Setiap aitem dinilai pada skala Likert 7 poin
mulai dari 1 (Sangat Tidak Setuju) sampai 7 (Sangat Setuju). Daftar
sebaran aitem stres akulturatif disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Daftar Sebaran Aitem Skala Stres Akulturatif
Peubah Subskala AITEM Nomor
Aitem
Stres
Akulturatif
Persepsi
diskriminasi
Saya diperlakukan berbeda dalam
situasi sosial. 3
Orang lain memandang saya dengan
penuh prasangka. 9
Banyak peluang yang menolak saya. 11
Saya merasa menerima perlakuan
yang tidak sama. 14
Orang-orang menunjukkan kebencian
terhadap saya melalui tindakan. 23
Saya merasa sedih ketika menyadari
masalah yang dialami oleh teman-
teman sekampung saya.
26
Orang-orang menunjukkan kebencian
terhadap saya secara lisan. 29
Saya merasa sedih meninggalkan
keluarga saya di kampung halaman. 32
Kerinduan
Saya merasa tidak nyaman untuk
menyesuaikan diri dengan nilai-nilai
budaya baru.
21
45
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Peubah Subskala AITEM Nomor
Aitem
Rindu kampung halaman mengganggu saya
1
Saya merasa bersalah karena saya hidup dengan gaya hidup yang berbeda di sini.
30
Saya tidak merasa sebagai bagian dari masyarakat di sini.
35
Menerima
kebencian
Orang-orang menunjukkan kebencian terhadap saya secara non-verbal.
15
Orang lain berkomentar tidak baik terhadap nilai-nilai budaya saya.
4
Beberapa tekanan di tempatkan pada saya setelah pindah ke sini.
13
Saya merasa bahwa status saya dalam masyarakat ini rendah karena latar belakang budaya saya.
24
Saya khawatir tentang masa depan saya karena tidak mampu untuk memutuskan apakah akan tinggal di sini atau kembali ke kampung halaman.
33
Takut
Saya merasa terintimidasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
7
Saya sering pindah tempat karena takut pada orang lain.
18
Orang lain tidak menghargai niai-nilai budaya saya.
31
Saya biasanya bersikap rendah hati karena takut.
27
Stres karena
perubahan/
culture shock/
kekagetan budaya
Saya merasa bahwa orang-orang mendiskriminasikan saya.
22
Saya merasa tidak nyaman untuk menyesuaikan diri dengan makanan baru.
2
Saya merasa sedih hidup di lingkungan yang tidak saya kenal.
6
Rasa bersalah
Saya merasa bersalah meninggalkan keluarga dan teman-teman saya di kampung halaman.
10
Saya diperlakukan berbeda karena ras saya.
34
46
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Peubah Subskala AITEM Nomor
Aitem
Kekhawatiran
Non spesifik
Saya merasa gugup untuk
berkomunikasi dalam bahasa Jawa. 5
Saya takut akan keselamatan pribadi
saya karena latar belakang budaya
saya yang berbeda.
8
Saya merasa marah karena di sini
orang-orang menganggap saya
rendah.
12
Sungguh menyakitkan ketika orang
lain tidak memahami nilai-nilai
budaya saya.
16
Saya menolak apa yang saya pantas
miliki. 17
Saya merasa rendah karena latar
belakang budaya saya. 19
Saya rindu orang-orang dan daerah
asal saya. 20
Saya merasa tidak aman di sini. 25
Saya merasa beberapa orang tidak
mau bergaul dengan saya karena
etnis saya.
28
Saya diperlakukan berbeda karena
warna kulit saya. 36
Total Aitem 36
3.3.2 Hardiness
Skala hardiness disusun berdasarkan pada aspek hardiness yang
meliputi aspek pengendalian, keterlibatan, dan tantangan.
Skala yang akan disajikan tersebut terdiri dari dua kelompok
aitem (pernyataan), yaitu aitem favourable dan aitem unfavourable.
Azwar (2010) mengatakan bahwa aitem favourable adalah aitem yang
isinya mendukung, memihak atau menunjukkan ciri adanya atribut
47
yang diukur, sedangkan aitem yang unfavourable adalah aitem yang
isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang
diukur.
Setiap aitem disediakan tujuh jawaban. Sistem penilaian mulai
dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 sedangkan alternatif jawaban adalah Sangat
Sesuai (SS), sampai dengan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan
yang tergolong favourable, subjek akan memperoleh skor 7 jika
menjawab Sangat Sesuai (SS) sampai dengan skor 1 Sangat Tidak
Sesuai (STS). Pernyataan yang tergolong unfavourable, subjek akan
memperoleh skor 1 jika menjawab sangat sesuai (SS) sampai dengan
skor 7 jika menjawab sangat tidak sesuai (STS). Daftar sebaran aitem
skala hardiness disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Daftar Sebaran Aitem Skala Hardiness
Peubah Aspek AITEM
Nomor
Aitem
F UF
Hardiness Pengendalian
Berhasil dan tidaknya saya,
tergantung pada diri saya. 1
Saya merasa mampu
mengendalikan setiap masalah yang
ada.
7
Saya yakin dapat mencapai apa
yang saya cita-citakan dengan
potensi saya sendiri.
13
Kebahagiaan hidup saya ditentukan
oleh diri saya sendiri. 19
Saya lebih percaya diri dalam
berusaha ketika mendapat bantuan
dari orang lain.
6
Saya meragukan kemampuan saya
ketika mengerjakan tugas yang
sulit.
12
48
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Peubah Aspek AITEM
Nomor
Aitem
F UF
Apa yang terjadi dalam kehidupan
saya sebagian besar ditentukan oleh
nasib atau takdir.
18
Saya masih membutuhkan orang
lain untuk meminta pendapat
tentang suatu hal yang berkaitan
dengan keberhasilan saya.
24
Keterlibatan
Saya melibatkan diri sepenuhnya dalam setiap tugas.
5
Saya tetap semangat dalam menjalani perkuliahan meskipun teman-teman banyak yang membolos.
11
Saya tidak mudah menyerah ketika menjumpai kesulitan dalam mengerjakan tugas.
17
Saya bekerja keras demi mencapai apa yang saya cita-citakan.
23
Saya menjadi malas jika harus menyelesaikan tugas yang menumpuk.
2
Saya sering meminta tolong orang lain ketika mengalami kesulitan tugas.
8
Saya mudah meninggalkan pekerjaan yang sulit.
14
Saat mengalami kegagalan, saya merasa sulit untuk bangkit kembali
20
Tantangan
Saya memandang kesulitan bukan sebagai hambatan tetapi sebagai tantangan yang semestinya dapat dipecahkan.
3
Saya menganggap persaingan dengan teman sebagai motivator dalam berprestasi.
9
Ketika menghadapi masalah yang sulit, saya justru tertantang untuk menyelesaikannya.
15
49
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Peubah Aspek AITEM
Nomor
Aitem
F UF
Kegagalan yang saya alami merupakan bagian dari proses menuju kesuksesan.
21
Ketika mengalami kendala saya merasa terhambat dalam menyelesaikannya.
4
Kesulitan yang ada merupakan
hambatan saya dalam meraih suatu
tujuan.
10
Saya memandang masalah sebagai
hal yang merugikan. 16
Masalah yang saya hadapi membuat
saya menjadi putus asa dalam
menjalani hidup.
22
Total Aitem 24
3.3.3 Dukungan Sosial Teman
Skala dukungan sosial teman disusun berdasarkan pada jenis
dukungan sosial yang meliputi dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif.
Skala yang akan disajikan tersebut terdiri dari dua kelompok
aitem (pernyataan), yaitu aitem favourable dan aitem unfavourable.
Setiap aitem disediakan tujuh jawaban. Sistem penilaian mulai dari 1,
2, 3, 4, 5, 6, dan 7 sedangkan alternatif jawaban adalah sangat sesuai,
sampai dengan sangat tidak sesuai. Pernyataan yang tergolong
favourable, subjek akan memperoleh skor 7 jika menjawab Sangat
Sesuai (SS) sampai dengan skor 1 Sangat Tidak Sesuai (STS).
Pernyataan yang tergolong unfavourable, subjek akan memperoleh skor
subjek akan memperoleh skor 1 jika menjawab sangat sesuai (SS)
50
sampai dengan skor 7 jika menjawab sangat tidak sesuai (STS). Daftar
sebaran aitem skala dukungan sosial teman disajikan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Daftar Sebaran Aitem Skala Dukungan Sosial Teman
Peubah Jenis AITEM Nomor Aitem
F UF
Dukungan
Sosial
Teman
Emosional
Teman-teman mengerti kondisi
saya apabila sedang mengalami
masalah
1
Teman-teman kurang dapat
memahami kondisi saya 9
Teman-teman memperhatikan
kesehatan saya. 17
Teman-teman kurang dapat
memahami kondisi saya 8
Keluh kesah saya tidak
ditanggapi secara serius oleh
teman-teman.
16
Teman-teman enggan memberi
respon positif ketika saya
menyampaikan permasalahan.
24
Penghargaan
Prestasi yang saya capai
mendapat pujian dari teman-
teman.
7
Teman-teman memberi
semangat ketika saya sedang
tidak bergairah.
15
Keputusan yang saya ambil
mendapat dukungan dari teman-
teman.
23
Teman-teman menganggap
sepele tugas yang saya lakukan. 2
Ketika saya memiliki keinginan
untuk maju, teman-teman malah
mengatakan saya sok hebat.
10
Pendapat saya sering diabaikan
teman-teman. 18
Instrumental Teman-teman mau
meminjamkan barangnya untuk
menunjang keberhasilan saya.
3
51
Tabel 3.3 (Lanjutan)
Peubah Jenis AITEM Nomor Aitem
F UF
Ketika saya membutuhkan
pertolongan, teman saya
bersedia membantu dengan suka
rela
11
Teman-teman bersedia
membantu saya berpikir dalam
memecahkan permasalahan
tugas.
19
Teman saya hanya mau
membantu saya ketika diminta
terus menerus.
6
Teman-teman terkesan setengah
hati ketika membantu saya. 14
Ketika saya akan meminta
bantuan, teman-teman
menyibukkan diri.
22
Informatif
Teman-teman bersedia
memberikan informasi
mengenai kendala permasalahan
saya.
5
Teman saya memberi cara
pemecahan jika saya mengalami
masalah.
13
Pendapat saya mendapat respon
atau umpan balik dari teman-
teman.
21
Teman saya ketika memberi
saran tidak secara maksimal. 4
Teman-teman tidak mau
menjawab dengan jelas ketika
saya bertanya mengenai hal
yang dia tahu.
12
Teman-teman saya cuek
terhadap apa yang saya lakukan. 20
Total Aitem 24
52
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Cozby
(2009) mengatakan bahwa populasi terdiri dari semua individu yang
diminati oleh si peneliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Papua
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga semester awal (I dan II)
yang sebelumnya tidak pernah tinggal di Jawa Tengah. Jumlah
mahasiswa aktif kuliah pada semester awal (I dan II) tahun ajaran
2015-2016 asal Papua berjumlah 190 orang, dengan mahasiswa
berjenis kelamin wanita berjumlah 96 orang dan berjenis kelamin pria
berjumlah 94 orang.
Azwar (2010b) mengatakan bahwa apabila subjek penelitiannya
terbatas dan masih dalam jangkauan sumber daya peneliti, maka dapat
dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari seluruh subjek secara
langsung. Sebaliknya, apabila subjek penelitian sangat banyak dan
berada di luar jangkauan sumber daya peneliti, atau apabila batasan
populasinya tidak mudah untuk didefinisikan, maka dapat dilakukan
studi sampel.
Mengingat karena tersedianya waktu, dana, dan tenaga yang
terbatas, mungkin saja peneliti terpaksa membatasi jumlah subjek
penelitian yang diambil yakni melaksanakan penelitian sampel, yaitu
menggunakan sebagian dari populasi sebagai subjek penelitiannya
(Arikunto, 2010). Menurut Supramono dan Haryanto (2005) untuk
menentukan jumlah sampel yang representatif dari populasi yang
diketahui jumlahnya, dapat menggunakan rumus Yamane :
53
N
n =
Nd2 + 1
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = presisi yang ditetapkan atau prosentase kelonggran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditoleransi atau diinginkan
Diperoleh :
190
n =
190 * 0,12 + 1
n = 65,52 66 orang
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari populasi
penelitian adalah 66 orang mahasiswa.
Setelah alat ukur selesai disusun, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alut ukur dengan sampel
sebanyak tiga puluh orang yang terdiri dari lima belas orang mahasiswa
Papua laki-laki dan lima belas orang mahasiswa Papua perempuan.
Setelah skala uji coba terkumpul, penulis memberi skor untuk
setiap jawaban pada masing-masing aitem kemudian mengolah data
tersebut dengan menggunakan program SPSS, termasuk melakukan
seleksi aitem dengan menghitung nilai validitas aitem dan reliabilitas
alat ukur pada masing-masing skala. Hasil uji coba tersebut diketahui
nomor-nomor aitem yang tidak valid dan valid dari masing-masing
peubah penelitian. Kemudian nomor-nomor aitem yang tidak valid
54
dihilangkan, sehingga data aitem yang valid dapat digunakan sebagai
data penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menyusun alat ukur yang akan
digunakan sebagai alat ukur penelitian dengan membuang atau
menghilangkan aitem yang tidak valid yang akan dibagian kepada
responden penelitian sehingga jumlah sampelnya menjadi 66
responden. Untuk mendapatkan 66 responden tersebut, penulis
menggunakan teknik simple random sampling berdasarkan data
mahasiswa semester II asal Papua sebagai populasi penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
3.5.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data
berdistribusi normal. Selain itu hasil pengujian normalitas juga dapat
menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau
hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2010a). Pengujian normalitas
dilakukan dengan melihat One Sample Kolmogorov Smirnov dengan
ketentuan bila angka signifikansi > 0,05 maka dikatakan berdistribusi
normal demikian sebaliknya jika angka dignifikansi < 0,05 maka data
dikatakan tidak berdistribusi normal.
3.5.1.2 Uji Linieritas
Uji lineritras merupakan uji prasyarat yang biasanya dilakukan
jikan akan melakukan analisis korelasi. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui apakah dua peubah secara signifikan mempunyai hubungan
yang linier atau tidak. Untuk uji linieritas pada SPSS digunakan Test
55
for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua peubah dikatakan
mempunyai hubungan yang linier jika nilai signifikansi pada F Test for
Linearity kurang dari 0,05.
3.5.1.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan salah satu uji prasyarat yang
dilakukan untuk uji beda. Ghozali (2011) menyatakan uji homogeneity
of variance yaitu peubah dependen harus memiliki varian yang sama
dalam setiap kategori peubah independen. Kriteria pengujian ini
menggunakan nilai Levene Test dengan nilai signifikansi lebih dari
0,05.
3.5.2 Uji Hipotesis
3.5.2.1 Analisis Korelasi Multivariat
Analisis korelasi dilihat dari koefisien korelasi. Untuk melakukan
interpretasi kekuatan hubungan antar dua peubah atau lebih dilakukan
dengan melihat angka korelasi hasil perhitungan. Hasil analisis tersebut
meliputi : kekuatan hubungan antar peubah, signifikansi hubungan, dan
arah hubungan.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis
statistik untuk menguji hubungan antar peubah. Analisis data yang
digunakan untuk menguji hubungan antara hardiness dan dukungan
sosial teman dengan stres akulturatif menggunakan teknik korelasi
berganda dua prediktor untuk menguji hubungan antara hardiness dan
dukungan sosial teman dengan stres akulturatif. Pengujian hubungan
antara hardiness dengan stres akulturatif, serta hubungan antara
dukungan sosial teman dengan stres akulturatif adalah dengan
menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment dari Pearson,
56
melalui alat bantu komputer dengan program Statistical Packages for
Social Sciences (SPSS) Versi 17.0. dengan menggunakan perhitungan
analisis regresi dua prediktor. Hal ini juga berfungsi untuk
mendapatkan informasi mengenai besarnya hubungan antara peubah
tak gayut dengan peubah gayut, taraf signifikansi, dan sumbangan
efektif dari peubah tak gayut terhadap peubah gayut.
3.5.5.2 Analisis Independent Sample t-test
Uji beda t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata dari
dua group yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, apakah
kedua group tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak
secara signifikan (Santoso, 2000).