bab iii metode penelitianrepository.upi.edu/34485/6/s_sej_1300629_chapter3.pdf · industri...
TRANSCRIPT
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti dalam melakukan kajian permasalahan mengenai
Perkembangan Industri Anyaman Piring Lidi dan Dampaknya bagi
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Banjarsari
Kabupaten Ciamis (2007-2014). Metode penelitian yang digunakan adalah
metode historis atau metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji
dan menganalisis secara kristis terhadap rekaman serta peninggalan masa
lampau dan menuliskan hasilnya berdasarkan fakta yang telah diperoleh
(Gottschalk, 1986, hlm. 32). Menurut Ismaun (2005, hlm. 50) bahwa ada
beberapa langkah yang dilakukan dalam mengembangkan metode historis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penelitian metode historis
antara lain:
1. Heuristik, merupakan tahap awal dalam penelitian sejarah seperti
mencari, menemukan, dan mengumpulkan fakta-fakta atau sumber-
sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji. Secara
sederhana, sumber-sumber sejarah dapat berupa: sumber benda,
sumber tertulis dan sumber lisan. Selain itu dapat diklasifikasikan
sebagai sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer dan
sumber sekunder ini meliputi sumber tertulis dan sumber lisan.
Sumber tertulis terdiri dari jurnal, artikel, skripsi, dokumen, dan buku.
Sedangkan, sumber lisan melalui teknik wawancara kepada pimpinan
dan karyawan sentra industri karya mandiri, perangkat desa dan
kecamatan, para pengrajin, dan masyarakat sekitar. Sehingga diperoleh
data yang relevan dengan pembahasan mengenai “Perkembangan
Industri Kerajinan Anyaman Piring Lidi dan Dampaknya bagi
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Banjarsari
Kabupaten Ciamis (2007-2014)”. Adapun teknik pengumpulan data
atau sumber (heuristik) yang dipergunakan dalam penelitian ini, adalah
sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan.
33
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi kepustakaan merupakan langkah awal peneliti
mengumpulkan sumber-sumber yang sesuai dengan fokus kajian
penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber atau literatur. Setelah
itu peneliti menganalisis setiap sumber yang diperoleh dengan
membanding antara sumber yang satu dengan sumber lain, sehingga
diperolehlah data-data yang peneliti anggap otentik, kemudian data-
data tersebut peneliti paparkan dalam bentuk karangan naratif yaitu
skripsi.
b. Wawancara
Wawancara terbagi menjadi dua, yaitu wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu suatu tanya
jawab yang semua pertanyaannya telah dirumuskan sebelumnya
dengan cermat atau biasanya secara tertulis. Sedangkan wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak mempunyai persiapan
sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata-kata dan
tidak berurutan tapi harus tetap dipatuhi peneliti (Kuntowijoyo, 1994,
hlm. 138). Jika, peneliti menggunakan kedua teknik wawancara
tersebut. Maka termasuk ke dalam wawancara gabungan, yaitu
menggabungkan antara wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur. Teknik wawancara ini erat hubungannya dengan
penggunaan sejarah lisan.
2. Kritik sumber, yakni menganalisis secara kritis sumber-sumber
sejarah. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini untuk dapat
menilai sumber yang relevan dan membandingkan dengan data-data
yang diperoleh dari sumber primer maupun sekunder dan disesuaikan
dengan masalah atau tema yang dikaji dalam skripsi ini. Selain itu,
kritik sumber menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai
kebenaran atau ketepatan dari sumber sejarah. Dalam metode sejarah
dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal.
a. Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu
pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk
mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui
apakah pasda suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah
oleh orang-orang tertentu atau tidak
34
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kriktik internal menekankan aspek “dalam” yaitu isi dari sumber:
kesaksian (testimoni). Setelah fakta kesaksian (fact of testimony)
ditegakkan melalui kritik eksternal, selanjutnya mengadakan evaluasi
terhadap kesaksian itu. Kemudian mengambil keputusan apakah
kesaksianitu dapat diandalkan (reliable) atau tidak.
3. Interpretasi, peneliti memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber
yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Dalam tahap
ini, peneliti membuat deskripsi, analisis kritis serta pemilihan fakta-
fakta. Kegiatan penafsiran dilakukan dengan jalan menafsirkan fakta
dan data kemudian disusun, ditafsirkan, dan dikorelasikan satu dengan
yang lainnya. Dalam kegiatan ini peneliti memberikan penekanan
penafsiran terhadap fakta dan data yang diperoleh dari sumber-sumber
primer dan sekunder yang berkaitan dengan penelitian perkembangan
industri dan perubahan sosial masyarakat.
4. Historiografi, yaitu merupakan tahap terakhir dari metode ilmiah
sejarah dalam penulisan skripsi. Dalam historiografi ini, fakta-fakta
yang telah melalui berbagai proses kemudian menjadi suatu kesatuan
sejarah yang dituangkan dalam sebuah karya tulis.
Penelitian sejarah ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan
informasi dari buku serta dilengkapi dengan wawancara dengan narasumber
yang relevan dengan kajian skripsi peneliti. Untuk mempertajam analisis,
maka peneliti menggunakan pendekatan disiplin ilmu lain atau pendekatan
interdisipliner. Pendekatan interdisipliner ini akan membantu dalam
pelaksanaan proses penelitian skripsi. Pada pendekatan ini peneliti
menggunakan konsep ilmu ekonomi yang digunakan untuk meneliti
kehidupan masyarakat yaitu dalam kehidupannya sehari-hari dan dalam
bidang ekonomi seperti mata pencaharian, peluang kerja, penghasilan dan
upah tenaga kerja. Sedangkan, pendekatan interdisipliner lainnya yang
digunakan peneliti adalah ilmu sosiologi yaitu meneliti kehidupan sosialnya
seperti adanya perubahan sosial, mobilisasi sosial, dan interaksi sosial yang
terjadi pada masyarakat. Metode penelitian selanjutnya peneliti akan
memaparkan dan menguraikan mengenai pelaksanaan penelitian yang
dibagi menjadi tiga langkah. Yaitu sebagai berikut :
3.1 Persiapan Penelitian
35
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.1.1 Pemilihan dan Pengajuan Tema Penelitian
Pada tahap ini peneliti akan menguraikan langkah awal untuk
memulai penelitian. Peneliti pada awalnya mengajukan judul dengan tema
sejarah lokal dengan judul Perkembangan Industri Anyaman Piring Lidi
dan Dampaknya bagi Kehidupan Sosial Ekonomi di Desa Ciherang
Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis (2000-2007) yang diajukan dalam
mata kuliah Seminar Karya Tulis Ilmiah yang di ampu oleh Bapak Drs. H.
Ayi Budi Santosa, M.Si. Tetapi mengalami perubahan atas saran Bapak Drs.
H. Ayi Budi Santosa karena industri anyaman piring lidi di Desa Ciherang
banyak maka lingkupnya menjadi di Kecamatan Banjarsari dan angka tahun
diganti menjadi dari 2007 sampai 2014 dikarenakan setelah peneliti
melakukan observasi ke sebuah industri Anyaman Piring Lidi terbesar di
Desa Ciherang perintis atau orang yang pertama kali mengenalkan anyaman
ini sudah berpindah tempat tinggal dan sulit dihubungi sehingga narasumber
untuk diwawancarai terputus dan menyebabkan adanya informasi yang
tidak jelas.
Peneliti selanjutnya mengajukan tema mengenai sejarah lokal
dengan sedikit perubahan yaitu dengan judul Perkembangan Industri
Anyaman Piring Lidi dan Dampaknya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis (2007-2014).
Setelah judul itu disetujui, maka peneliti mulai menyusun rancangan
penelitian dalam bentuk proposal skripsi.
3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian
Setelah melakukan studi literatur ke beberapa perpustakaan di
Bandung dan Ciamis, buku-buku yang dimiliki sendiri dan melalui
wawancara. Maka peneliti mulai menyusun rancangan penelitian yang
kemudian dijabarkan dalam bentuk proposal skripsi. Adapun sistematika
proposal penelitian, yaitu sebagai berikut:
a. Judul penelitian
b. Latar belakang masalah
c. Rumusan masalah
d. Tujuan penelitian
e. Kajian Pustaka
36
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Metodologi penelitian
g. Sistematika penulisan
h. Daftar pustaka
Proposal skripsi kemudian dipresentasikan di kelas terlebih dahulu
dan mendapatkan beberapa masukan dibagian kajian pustaka untuk
menambah beberapa konsep karena menurut dosen pembibing seminar
karya tulis ilmiah dibagian kajian pustaka hanya menjelaskan sedikit dari
konsep dan penelitian terdahulu. Setelah proposal skripsi dipresentasikan
dikelas dan direvisi, maka proposal skripsi di setujui melalui surat
keputusan TPPS No 385/TPPS/JPS/2017 dan seminar proposal skripsi
diselenggarakan pada tanggal 5 Januari 2017 serta terlampir nama
pembimbing I dan pembimbing II.
Pada seminar proposal skripsi peneliti tidak mendapatkan banyak
perubahan dari dosen pembimbing I maupun pembimbing II. Hanya dosen
pembimbing II menyarankan agar dibagian kajian pustaka sumber literatur
diperbanyak. Setelah seminar proposal skripsi peneliti menemui
pembimbing I untuk meminta acc judul agar pembuatan SK TPPS dapat
segera dikeluarkan dan skripsi dapat segera dikerjakan.
3.1.3 Mengurus Perijinan
Setelah menyelesaikan seminar proposal dan membuat SK (Surat
Keputusan) TPPS maka peneliti membuat surat perijinan untuk melakukan
suatu observasi atau penelitian terhadap skripsi yang akan dikerjakan. Surat
perijinan dari universitas ini sangat penting agar penelitian skripsi nantinya
mendapatkan izin resmi sehingga mempermudah dalam mencari sumber-
sumber penelitian. Dalam mengurus surat perijinan peneliti mengajukan
surat penelitian dari pihak universitas yang diwakili oleh dekan FPIPS
UPI. Surat-surat perijinan ini ini kemudian peneliti berikan kepada:
1. Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis.
2. Kantor Badan Pusat Pembangunan Daerah Kabupaten Ciamis.
3. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Ciamis.
4. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten
Ciamis.
37
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Kepala Kantor Kecamatan Banjarsari.
6. Kepala Kantor Desa Ciherang.
7. Pemilik Industri Anyaman Piring Lidi “Sentra Karya Mandiri” di Desa
Ciherang Kecamatan Banjarsari.
8. Pemilik Industri atau Usaha Anyaman Piring Lidi di Desa Kawasen
Kecamatan Banjarsari.
3.1.4 Proses Bimbingan
Peneliti dibimbing oleh dua orang dosen pembimbing yaitu Dr.
Murdiyah Winarti, M.Hum sebagai dosen pembimbing I dan Drs. H. Ayi
Budi Santosa, M.Si sebagai dosen pembimbing II. Proses bimbingan
merupakan suatu proses yang sangat penting sebagai wadah untuk
berkonsultasi dan memberikan arahan serta masukan kepada peneliti. Setiap
hasil bimbingan dicatat dalam buku bimbingan skripsi. Bimbingan
dilakukan melalui kesepakatan, yaitu menentukan waktu atau menentukan
jadwal dalam pelaksanaan bimbingan, sehingga proses bimbingan dapat
bermanfaat untuk penyempurnaan kegiatan penelitian dan penulisan skripsi
yang sedang dilaksanakan oleh peneliti.
3.1.5 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Dalam menyiapkan perlengkapan penelitian harus dipersiapkan
secara maksimal karena perlengkapan penelitian ini dapat dijadikan hasil
dari penelitian yang dilakukan. Adapun perlengkapan yang harus
dipersiapkan diantaranya :
1. Surat izin dari Dekan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
2. Instrumen Wawancara
Merupakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan penelitian.
3. Tape Recorder
Tape recorder merupakan media untuk merekam setiap sesi
wawancara yang sedang berlangsung. Selain menggunakan tape
recorder, peneliti juga menggunakan handphone untuk merekam suara
dan video pada saat pelaksanaan wawancara.
4. Kamera Foto atau Kamera Handphone
38
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kamera foto atau kamera handphone digunakan untuk mengambil
gambar narasumber atau gambar yang menyangkut tentang penelitian.
Dengan adanya foto atau gambar untuk memperjelas dan menguatkan
keabsahan penelitian yang sedang dilakukan.
3.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian merupakan bagian terpenting dan utama
dalam suatu kegiatan penelitian. Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan
dalam pelaksanaan penelitian adalah heuristik, kritik, interpretasi dan
historiografi. Adapun penjelasan mengenai tahapan-tahapan ini sebagai
berikut.
3.2.1 Heuristik
Tahap ini merupakan langkah awal bagi peneliti dalam mencari dan
mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang diperlukan dalam penyusunan
skripsi ini. Heuristik adalah langkah awal dalam mencari sumber untuk
mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah
(Sjamsuddin, 2007, hlm. 67). Kegiatan heuristik dimaksudkan untuk
mencari dan menemukan sumber sejarah baik primer maupun sekunder
(Ismaun, 2005, hlm. 35). Untuk mempermudah dalam pengumpulan sumber
sejarah yang berkaitan dengan Perkembangan Industri Kerajinan Anyaman
Piring Lidi dan Dampaknya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di
Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis (2007-2014), maka peneliti
melakukan pencarian sumber primer dan sekunder untuk mendapatkan data.
Sumber tertulis diperlukan dalam penelitian sebagai rujukan dan sumber
lisan digunakan apabila peneliti mendapatkan kekurangan sumber dalam
mengkaji atau menganalisis permasalahan dalam penyusunan skripsi ini.
Adapun tahapan dari pengumpulan sumber (heuristrik) sebagai berikut:
3.2.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis
Pada tahap ini peneliti berusaha mencari sumber tertulis yang
berkaitan dengan masalah penelitian seperti buku, artikel jurnal, skripsi dan
tesis, serta dokumen lainnya. Pada proses ini peneliti mengunjungi dua
perpustakaan yang berada di kota Bandung dan perpustakaan Badan Pusat
39
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Statistik (BPS) Kabupaten Ciamis. Adapun buku-buku yang diperoleh dari
ketiga perpustakaan tersebut, yaitu :
a. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia
Dalam pencarian sumber tertulis perpustakaan pertama yang
dikunjungi adalah perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),
yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung, untuk mencari
sumber yang relevan dengan judul skripsi peneliti. Kunjungan ke
perpustakaan UPI cukup sering dilakukan dari bulan Mei 2017 sampai
Oktober 2017. Adapun beberapa buku yang ditemukan oleh peneliti yaitu :
1. Perubahan Sosial karya Soenarto Kamanto (2012).
2. Perubahan Sosial karya Piotr Sztompka (2011).
3. Geografi Ekonomi karya Idris Abdurrachmat dan Enok Maryani
(1998).
4. Metodologi penelitian karya Moch. Nazir (1985).
5. Mengerti Sejarah (terjemahan Nugroho Notosusanto) Karya Louis
Gottschalk (1986).
6. Pengantar Ilmu Sejarah Karya Kuntowijoyo (2005).
7. Seni Rupa Nusantara Karya Eriyandi Budiman (2008).
8. Sosiologi Sebagai Pengantar Karya Soerjono Soekanto (2009).
9. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial Karya M.
Munandar Soelaeman (1995).
b. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jawa Barat
Perpustakaan kedua yang dikunjungi oleh peneliti adalah Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah (Bapusipda) yang beralamat di Jl.
Kawaluyaan Indah III No. 4 Bandung. Peneliti mengunjungi perpustakaan
ini dari bulan Juni 2017- September 2017. Adapun beberapa buku yang
ditemukan oleh peneliti, yaitu :
1. Pengantar Teori Ekonomi Mikro edisi kedua karya Sukirno Sadono
(1995).
2. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri karya Sritomo
Wignjosubroto (2003).
3. Ekonomi kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang karya Suryana (2013).
4. Pembangunan dan Krisis: Memetakan Perekonomian Indonesia
karya Ahmad Erani Yustika (2002).
40
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Perpustakaan Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis
Perpustakaan ketiga yang dikunjungi oleh peneliti adalah Badan
Pusat Statistik kabupaten Ciamis yang beralamat di Komplek Perkantoran
Ciamis, Jl. Raa. Kusumahsubrata, Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten
Ciamis, Jawa Barat. peneliti mengunjungi perpustakaan ini dari bulan
September-Oktober 2017. Adapun beberapa buku yang ditemukan oleh
peneliti, yaitu:
1. Kecamatan Banjarsari Dalam Angka 2014 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
2. Kecamatan Banjarsari Dalam Angka 2013 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
3. Kecamatan Banjarsari Dalam Angka 2012 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
4. Kecamatan Banjarsari Dalam Angka 2011 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
5. Kecamatan Banjarsari Dalam Angka 2010 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
6. Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2014 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
7. Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2013 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
8. Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2012 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
9. Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2011 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
10. Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2010 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
11. Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2009 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
12. Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2008 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
13. Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2007 Karya Badan Pusat
Statistik Kabupaten Ciamis.
d. Koleksi Pribadi
1. Metodologi Sejarah Karya Helius Sjamsuddin (2007).
41
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sejarah Sebagai Ilmu Karya Ismaun (2005).
3. Pengantar Ilmu Sosial Karya Dadang Supardan (2011).
Buku-buku tersebut dijadikan referensi oleh peneliti agar bisa
memberikan gambaran mengenai industri, tenaga kerja, ekonomi kreatif,
perubahan sosial masyarakat, metode penelitian sejarah, dan yang berkaitan
dengan gambaran umum mengenai suatu daerah serta jumlah penduduk.
Selain mengunjungi perpustakaan, peneliti juga mencari sumber di badan-
badan atau instansi guna mendapatkan data kuantitatif mengenai industri
kerajinan anyaman piring lidi di Kecamatan Banjarsari dengan mengunjungi
Kantor Desa Ciherang, Kantor Kecamatan Banjarsari, dan Dinas Koperasi
Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Ciamis.
3.2.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan
Pengumpulan Sumber lisan merupakan pengumpulan informasi yang
didapatkan dari narasumber atau orang yang berguna untuk sumber
penelitian skripsi ini. Peneliti dalam mengumpulkan sumber lisan
menggunakan teknik wawancara. Teknik wawancara ini dengan mendatangi
narasumber satu persatu. Teknik wawancara ini dibagi menjadi dua, yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara
berstruktur yaitu suatu tanya jawab yang semua pertanyaannya telah
dirumuskan sebelumnya dengan cermat atau biasanya secara tertulis.
Sedangkan wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang tidak
mempunyai persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan
susunan kata-kata dan tidak berurutan tapi harus tetap dipatuhi peneliti
(Kuntowijoyo, 1994, hlm. 138).
Pengumpulan sumber lisan yang dilakukan peneliti yaitu dengan
menggunakan teknik wawancara gabungan. Wawancara gabungan adalah
menggabungkan antara wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur. Peneliti mewawancarai narasumber dengan tidak hanya terpaku
ke dalam instrumen wawancara tetapi juga mengajukan pertanyaan secara
spontan. Penggunaan teknik wawancara sebagai teknik dalam
mengumpulkan data didasarkan menurut pertimbangan bahwa sumber
tertulis mengenai perkembangan industri kerajinan anyaman piring lidi
sangat terbatas. Teknik wawancara dilakukan atas pertimbangan bahwa
42
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelaku benar-benar mengalami peristiwa pada masa lampau, yang
merupakan orang atau tokoh yang terlibat langsung dalam perkembangan
industri kerajinan anyaman piring lidi. Sebelum wawancara dilakukan,
peneliti harus merumuskan atau menyusun daftar pertanyaan yang akan
diajukan atau ditanyakan kepada narasumber supaya proses teknik
wawancara tersebut dapat terencana dan terarah.
Proses pencarian narasumber yaitu dengan mendatangi Sentra
Industri Anyaman Piring Lidi di Desa Ciherang dan Desa Kawasen,
Kecamatan Banjarsari, dan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan
Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Ciamis untuk mendapatkan
informasi secara umum mengenai perkembangan industri anyaman piring
lidi di Kecamatan Banjarsari. Peneliti juga menanyakan pada penduduk di
sekitar Sentra Industri anyaman piring lidi yang bekerja sebagai pengrajin di
sentra industri tersebut, maupun yang bekerja di rumah mereka masing-
masing dalam membuat anyaman dasar dari anyaman piring lidi. Dengan
narasumbernya, sebagai berikut:
1. Masykur Agil (49), pemilik industri anyaman piring lidi,
Kubangpari RT 08 RW 06 Desa Ciherang Kecamatan Banjarsari.
Dari narasumber tersebut, didapatkan informasi mengenai
perkembangan anyaman lidi di desa ciherang, dari keadaan awal
industri anyaman piring lidi pada tahun 2007, sampai berkembang
menjadi sebuah industri besar dan terkenal sebagai komoditi
penghasil kerajinan anyaman piring lidi di kecamatan Banjarsari,
serta perannya dalam mengebangkan industri anyaman piring lidi.
2. Sumardi (55), Pemilik industri anyaman piring lidi, Desa Kawasen,
Dusun Sumanding RT 17 RW 05. Dari narasumber tersebut,
didapatkan informasi mengenai perkembangan anyaman lidi di
Desa Ciherang dan Desa Kawasen, dari keadaan awal industri
anyaman piring lidi pada tahun 2007, sampai berkembang menjadi
sebuah industri besar dan terkenal sebagai komoditi penghasil
kerajinan anyaman piring lidi di kecamatan Banjarsari, serta
perannya dalam mengebangkan industri anyaman piring lidi.
3. Saiman Abdurrosyyid (57), Perangkat Desa Ciherang (Kepala
Dusun), Kubangpari RT 08 RW 06 Desa Ciherang Kecamatan
Banjarsari. Dari narasumber tersebut, didapatkan informasi
43
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai upaya dan peran pemerintah dalam melestarikan
kerajinan anyaman piring lidi, kontribusi pemerintah desa dan
bantuan pemerintah desa terhadap kemajuan perkembangan
anyaman piring lidi.
4. Mohamad Nurudin, ST., MM. (43), kepala seksi ILMEA pada
Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten
Ciamis, Jl. Jend. A. Yani No. 171 Ciamis. Dari narasumber
tersebut, didapatkan informasi mengenai peran dan upaya
pemerintah Kabupaten Ciamis dalam melestarikan anyaman piring
lidi di Kecamatan Banjarsari.
5. Handoyo (31), pengepul anyaman piring lidi, Desa Ciherang
Dusun Kubangpari RT 08 RW 06 Kecamatan Banjarsari. Dari
narasumber tersebut, didapatkan informasi mengenai seputar
kehidupan para pengepul anyaman piring lidi, mulai dari kondisi
sosial dan ekonomi para pengepul berupa omset atau penghasilan,
serta peran para pengepul sebagai pengrajin dalam melestarikan
anyaman piring lidi.
6. Yusuf (25), pengepul anyaman piring lidi, Desa Ciherang Dusun
Wanasari. Dari narasumber tersebut, didapatkan informasi
mengenai seputar kehidupan para pengepul anyaman piring lidi,
mulai dari kondisi sosial dan ekonomi para pengepul berupa omset
atau penghasilan, serta peran para pengepul sebagai pengrajin
dalam melestarikan anyaman piring lidi.
7. Joni (52), buruh pengrajin anyaman piring lidi, Desa Ciherang,
Dusun Kubangpari RT 08 RW 06 Desa Ciherang Kecamatan
Banjarsari. Dari narasumber tersebut, didapatkan informasi
mengenai seputar kehidupan buruh anyaman piring lidi, dampak
sosial dan ekonomi yang ditimbulkan dari adanya anyaman piring
lidi bagi kehidupannya dan peran serta dalam melestarikan
anyaman piring lidi agar terus berkembang.
8. Tirta Gilang Nugraha (19), buruh pengrajin anyaman piring lidi,
Desa Cibadak RT 12 RW 03 Kecamatan Banjarsari. Dari
narasumber tersebut, didapatkan informasi mengenai seputar
kehidupan buruh anyaman piring lidi, dampak sosial dan ekonomi
yang ditimbulkan dari adanya anyaman piring lidi bagi
44
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupannya dan peran serta generasi muda dalam melestarikan
anyaman piring lidi agar terus berkembang.
9. Popon Komalasari (29), buruh pengrajin anyaman dasar, Desa
Ciherang Dusun Wanasari RT 05 RW 03 Kecamatan Banjarsari.
Dari narasumber tersebut, didapatkan informasi mengenai
kehidupan para ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh
pengrajin anyaman piring lidi, dan dampak yang ditimbulkan dari
adanya industri anyaman piring lidi bagi kehidupan sosial ekonomi
buruh anyaman piring lidi.
10. Dede Atikah, S.Pdi (40), Guru, Desa Ciherang Dusun Ciherang RT
07 RW 02 Kecamatan Banjarsari. Dari narasumber tersebut,
didapatan informasi mengenai pendapat atau pandangan
masyarakat dengan adanya industri anyaman piring lidi yang
menyangkut dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh
masyarakat di Desa Ciherang.
11. Asep Deni Ahsanulhaq, S.Pdi (52), Kepala Sekolah, Desa
Ciherang Dusun Ciherang RT 07 RW 02 Kecamatan Banjarsari.
Dari narasumber tersebut, didapatan informasi mengenai pendapat
atau pandangan masyarakat dengan adanya industri anyaan piring
lidi yang menyangkut dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan
oleh masyarakat di Desa Ciherang.
3.2.2 Kritik Sumber
Menurut Sjamsuddin (2007, hlm.103-102) kritik sumber umumnya
dilakukan terhadap sumber-sumber pertama. Kritik ini menyangkut
verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan
(akurasi) dari sumber itu. Dalam metode sejarah dikenal dengan cara
melakukan kritik eksternal dan kritik internal. Sehingga didapatkan fakta-
fakta yang sesuai dan dapat diperoleh fakta sejarah yang otentik. Fungsi
kritik bagi searawan erat kaitan nya dengan tujuan sejarawan itu dalam
rangka mencari kebenaran (Sjamsuddin, 2007, hlm. 132). Kritik sumber
terbagi ke dalam dua bagian, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Agar
45
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih jelas peneliti akan memaparkan tentang kritik eksternal dan internal,
dibawah ini :
3.2.2.1 Kritik Eksternal
Kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian
terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah. Selain itu, Kritik
eksternal merupakan suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu
pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan
semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu
waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu
atau tidak (Sjamsuddin, 2007, hlm. 104-105).
Fungsi dari kritik eksternal memeriksa sumber sejarah dan
menegakkan sedapat mungkin otentisitas dan integritas dari sumber sejarah.
Kemudian, kritik eksternal harus menegakkan fakta dari kesaksian bahwa:
1. Kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang ini atau pada waktu ini
(authenticity).
2. Kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan
(uncorrupted), tanpa ada suatu tambahan-tambahan atau penghilangan-
penghilangan yang substansial (integrity).
Kritik eksternal ini sangat berguna dalam hal penelitian. Karena
sebelum sumber sejarah itu bisa dikatakan otentik maka harus diteliti
terlebih dahulu fakta dari sumber sejarah tersebut. Kritik eksternal
digunakan untuk menilai otentisitas sumber sejarah. Jadi, sumber otentik
bisa juga salinan atau turunan dari aslinya (Ismaun, 2005, hlm. 50).
Menurut Sjamsuddin (2007, hlm. 104) sebelum sumber sejarah dapat
digunakan dengan aman paling tidak ada sejumlah lima pertanyaan harus
dijawab dengan memuaskan, yaitu 1) Siapa yang mengatakan itu, 2)
Apakah dengan satu cara lain kesaksian itu telah diubah, 3) Apa sebenarnya
yang dimaksud oleh orang itu dengan kesaksian itu, 4) Apakah orang yang
memberikan kesaksian itu seorang saksi-mata (witness) ang kompeten,
apakah ia mengetahui fakta itu, 5) Apakah saksi itu mengatakan yang
sebenarnya (truth) dan memberikan kepada kita fakta yang diketahui itu.
Kritik eksternal yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan
sumber lisan adalah dengan memperhatikan faktor usia, kondisi fisik,
kejujuran dari narasumber, daya ingat narasumber, karena akan sangat
46
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menentukan informasi yang akan diberikannya. Narasumber yang peneliti
wawancarai memiliki usia yang tidak terlalu tua, sehingga daya ingatnya
masih kuat. Selain itu, narasumber memahami perkembangan industri
anyaman piring lidi dari tahun 2007-2014.
3.2.2.2 Kritik Internal
Kritik internal menekankan kegiatannya dengan melakukan
verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek dalam dari setiap sumber.
Menurut Sjamsuddin (2007, hlm. 112) kritik internal ialah menekankan
aspek “dalam” yaitu isi dari sumber: kesaksian (testimoni). Kritik internal
terhadap sumber sejarah adalah melihat dan menyelidiki isi dari bahan
sejarah dan dokumen sejarah. Apakah pernyataan yang dibuat benar-benar
merupakan fakta historis dan apakah isinya cocok dengan sejarah (Nazir,
1985, hlm. 59).
Kritik internal digunakan untuk menilai kredibilitas sumber dengan
mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggungjawab dan
moralnya. Isinya dinilai dengan membandingkan kesaksian-kesaksian
didalam sumber dengan kesaksian-kesaksian dari sumber lain (Ismaun,
2005, hlm. 50). Selain itu, Kritik internal dilakukan untuk menguji sumber
sejarah. Peneliti melakukan kritik internal pada sumber tertulis secara
objektif agar mendapatkan data yang relevan sesuai dengan permasalahan
yang dikaji. Pada kritik internal ini peneliti membaca dokumen-dokumen
yang telah didapat selanjutnya dokumen tersebut dianalisis dan
dibandingkan dengan dokumen lainnya.
Kritik internal yang dilakukan peneliti dalam sumber tertulis adalah
dengan membaca data dokumen yang didapat dari Badan Pusat Statistik
kabupaten Ciamis, Badan Pusat Pembangunan Daerah Kabupaten Ciamis,
dan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Ciamis. Kemudian
peneliti membandingkan sumber-sumberyang telah terkumpul dari dinas
terkait agar memperoleh fakta secara objektif dan relevan dengan
permasalahan yang dikaji.
Selain melakukan kritik internal terhadap sumber tertulis, peneliti
pun melakukan kritik terhadap sumber lisan, yaitu dengan melakukan
identifikasi terhadap narasumber yang diwawancarai. Proses tersebut
dilakukan dengan cara memilih tokoh yang layak untuk diwawancara,
47
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengidentifikasi usia dan daya ingat dari narasumber agar mendapatkan
informasi yang akurat dan relevan. Setelah itu, peneliti membandingkan
hasil wawancara narasumber satu dengan narasumber lainnya agar tidak
terjadi subjektivitas dalam penulisan sejarah.
3.2.3 Interpretasi (Penafsiran Sumber)
Interpretasi dalam sejarah memiliki arti penafsiran terhadap suatu
peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa
sejarah (http://fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/7.7_Penelitian-
Sejarah.pdf). Menurut Gottschalk (1986, hlm. 23-24) penafsiran sejarah itu
mempunyai tiga aspek penting, yaitu analitis-kritis, historis-substantif, dan
sosial-budaya. Aspek analitis-kritis menganalisis struktur internal, pola-pola
hubungan antara fakta yang satu dengan fakta lainnya, dan gerak dinamika
dalam sejarah. Historis-substantif menyajikan suatu uraian dengan
dukungan fakta yang cukup sebagai ilustrasi suatu perkembangan. Aspek
sosial-budaya lebih memperhatikan manifestasi insani dalam interaksi dan
hubungan sosial-budaya.
Menurut Ismaun (2005, hlm. 32) menyatakan bahwa interpretasi
dijelaskan dengan nama istilah yang lain yaitu “Aufassung” yakni
penanggapan terhadap fakta-fakta sejarah. Tahapan ini merupakan tahapan
pemberian makna terhadap data-data yang diperoleh dalam penelitian.
Setelah fakta-fakta tersebut dirumuskan dan disimpulkan maka kemudian
fakta itu disusun dan ditafsirkan. Suatu fakta dihubungkan dengan fakta
lainnya, sehingga menjadi sebuah rekonstruksi yang memuat penjelasan
terhadap pokok-pokok permasalahan. Pada tahap interpretasi berbagai data
dan fakta yang lepas satu sama lain dirangkai dan dihubungkan sehingga
diperoleh satu kesatuan yang selaras, dimana peristiwa yang satu
dimasukkan kedalam keseluruhan konteks peristiwa atau kejadian yang lain
yang melingkupinya (Ismaun, 2005, hlm. 131). Selain itu, Peneliti
menggunakan pendekatan interdisipliner dalam melakukan interpretasi.
Pendekatan ini menggunakan bantuan dari berbagai disiplin ilmu bantu
yang serumpun, yaitu ilmu-ilmu sosial (Permadi, 2016, hlm. 51). Dalam
pendekatan interdisipliner ini peneliti menggunakan ilmu bantu, berupa
ilmu sosiologi dan ilmu ekonomi untuk mengkaji perubahan sosial, interaksi
sosial. Sedangkan, ilmu ekonomi digunakan peneliti untuk mengkaji
48
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan ekonomi masyarakat, kegiatan ekonomi masyarakat, dan
lain-lain. Pendekatan tersebut digunakan untuk menelaah secara mendalam
dari segi sosial ekonomi masyarakat yang berada di sekitar sentra industri
kerajinan anyaman piring lidi dan masyarakat yang bekerja sebagai
pengrajin di industri tersebut.
3.2.4 Historiografi
Menurut Ismaun (2005, hlm. 28) historiografi adalah “pelukisan
sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang
lalu. Historiografi merupakan langkah akhir dari keseluruhan prosedur
penulisan karya ilmiah sejarah, yang merupakan kegiatan intelektual dan
cara utama dalam memahami sejarah (Sjamsuddin, 2005, hlm. 153). Tahap
ini merupakan hasil dari upaya peneliti dalam mengerahkan kemampuan
untuk menganalisis dan mengkritisi sumber, agar sumber yang didapat
relevan dengan hasil penelitian yang dikaji oleh peneliti yang dituangkan
dalam skripsi yang berjudul Perkembangan Industri Kerajinan Anyaman
Piring Lidi dan Dampaknya bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di
Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis (2007-2014).
Pada tahap ini seluruh hasil penelitian yang berupa data-data dan
fakta-fakta telah melewati proses heuristik, kritik, dan interpretasi yang
kemudian dituangkan oleh peneliti kedalam bentuk tulisan. Dalam
penelitian sejarah ini, peneliti akan menggunakan gaya bahasa yang
sederhana, baik, dan mudah dimengerti, serta mengacu pada pedoman
penulisan karya ilmiah UPI. Selain itu, peneliti juga akan memperhatikan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan (EYD) dan menuangkan hasil penelitiannya dengan bukti-
bukti yang ada, sesuai, dan relevan sehingga didapat penelitian sejarah yang
sesuai dengan kaidah keilmuan.
3.3 Laporan Penelitian
Tahap terakhir dari penelitian skripsi adalah membuat suatu
rangkaian laporan penelitian. Berdasarkan ketentuan penelitian karya ilmiah
UPI, maka sistematika penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
manfaat, dan tujuan yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian
dengan judul “Perkembangan Industri Anyaman Piring Lidi dan
49
Deri Andini, 2018 PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN PIRING LIDI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS (2007-2014) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dampaknya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan
Banjarsari Kabupaten Ciamis (2007-2014)”. Dengan mengacu pada
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi.
Bab II berisi tentang kajian pustaka yang menjadi sumber rujukan
yang relevan dengan penelitian yang akan dikaji yaitu : “Perkembangan
Industri Kerajinan Anyaman Piring Lidi dan Dampaknya Bagi Kehidupan
Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis
(2007-2014)”. Kajian pustaka merupakan suatu pengarahan dan penjelasan
mengenai topik permasalahan dengan mengacu pada sumber-sumber yang
relevan. Sehingga peneliti mengharapkan kajian pustaka ini bisa menjadi
bahan acuan dalam penelitian. Selain itu, peneliti juga akan memakai jurnal
dan penelitian terdahulu untuk menunjang peneliti dalam mengkaji
penelitian ini.
Bab III berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian skripsi yaitu heuristik, kritik, dan interpretasi. Metode
penelitian ini harus bisa menjelaskan langkah-langkah apa saja yang
dilakukan dalam penelitian yang dilakukan. Sehingga memudahkan peneliti
dalam memecahkan masalah penelitian.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian yang dilakuakn peneliti
mengenai perkembangan industri kerajinan anyaman piring lidi dan dampak
yang ditimbulkannya dala segi ekonomi dan sosial yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat di kecamatan banjarsari, kabupaten Ciamis.
Bab V berisi tentang simpulan dan saran. Simpulan tersebut berisi
keseluruhan pembahasan dalam bab empat dan hasil analisis peneliti yang
menggambarkan simpulan dari perkembangan industri kerajinan anyaman
piring lidi dan dampaknya bagi kehidupan sosial ekonomi masyrakat di
Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis pada tahun 2007-2014 serta saran
peneliti untuk kemajuan penulisan skripsi.