bab iii metode penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10550/3/t2... · 2017-03-27 ·...
TRANSCRIPT
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian, Lokasi Penelitian, dan Teknik Pengambilan
sempel
Objek dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan Kantor
Pertanahan Kabupaten Magelang yang berjumlah 90orang.Teknik
pengambilan sempel yang digunakan adalah seturation sampling atau
disebut juga dengan teknik sampel jenuhyaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2010:124).
3.2 Pengumpulan Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder tentang Gaya Kepemimpinan Otentik, Perilaku Etis
dan Organizational Citizenship Behavior(OCB).Data tersebut
diperoleh dengan penyebaran kuesioner yang merupakan alat
pengumpulan data paling utama yang dikembangkan berdasarkan
kisi-kisi yang telah ditentukan sebelumnya. Kuesioner adalah
pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab.
Responden dapat memberikan jawaban dengan memberi tanda pada
salah satu jawaban yang telah disediakan, atau dengan menuliskan
jawabannya (Kountur,2007:189).
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan skala
likert. Masing-masing dibuat dengan menggunakan skala 1 – 5
kategori jawaban, yang masing-masing jawaban diberi score atau
bobot yaitu antara 1 sampai 5, dengan rincian jawaban (SS) sangat
setuju diberi score 5, jawaban (S) setuju diberi score 4,jawaban (N)
22
diberi score 3, jawaban (TS) tidak setuju diberi score 2 dan jawaban
(STS) sangat tidak setuju diberi score 1.
3.3 Konsep, Definisi Oprasional dan Indikator Empirik
Tabel 3.1 Konsep, Definisi Oprasional dan Indikator Empirik
Konsep Definisi Oprasional Indikator
Gaya
Kepemimpinan
Otentik
(Avolio and
Luthans, 2006)
Kepemimpinan otentik
sebagai proses
kepemimpinan yang
dihasilkan dari perpaduan
antara kapasitas psikologis
individu dengan konteks
organisasi yang terbangun
baik, sehingga mampu
menghasilkan perilaku yang
tinggi kadar kewaspadaan
dan kemampuannya dalam
mengendalikan diri,
sekaligus mendorong
pengembangan diri secara
positif
1. Kewaspadaan Diri
2. Nilai
3. Emosi
4. Tujuan
Perilaku Etik
(Maryani dan
Ludigdo,
2001)
Perilaku etis merupakan
perilaku yang sesuai dengan
norma-norma sosial yang
diterima secara umum,
berhubungan dengan
tindakan-tindakan yang
bermanfaat dan
membahayakan. Perilaku
kepribadian merupakan
1. Clarity (Kejelasan)
2. Congruency of Supervisor
(Kesesuaian Supervisor)
3. Congruency of Manajemen
(Kesesuaian dari
Manajemen)
4. Feasibility (Kelayakan)
5. Support Ability (Dukungan
Kemampuan)
23
karakteristik individu dalam
menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Karakteristik
tersebut meliputi sifat,
kemampuan, nilai,
keterampilan, sikap, dan
intelegensi yang muncul
dalam pola perilaku
seseorang.
6. Transparency(Transparansi)
7. Discuss Ability (Diskusikan
Kemampuan)
8. Sanctionability (Sanksi
Kemampuan)
Organizational
Citizenship
Behavior
(Stephen
Robbins dan
Judge, 2008)
OCB merupakan perilaku
pilihan yang tidak menjadi
bagian dari kewajiban kerja
formal seorang karyawan,
namun mendukung
berfungsinya organisasi
tersebut secara efektif.
1. Altruism
2. Concientiousness
3. Civic virtue
4. Sportmansip
5. Courtesy
3.4 Teknik Analisis Data
3.4.1 Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner (Imam Ghozali, 2011: 52).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud.
24
Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas
adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah
terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara
keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis
butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-
skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment sebagai
berikut(Suharsimi Arikunto, 2013:213):
2. Uji Reliabilitas
Reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk (Iman Ghozali, 2011: 47). Pada penelitian ini untuk
mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha α,
karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner
atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan rentangan
antara 1-4 dan uji validitas menggunakan item total,
dimana untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka
menggunakan rumus alpha cronbach dan dengan
menggunakan program SPSS 20.0 for windows.
Rumus :2
21
1
k S j
k S x
Keterangan :
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item
Sj = varians responden untuk item I
Sx = jumlah varians skor total
25
3. Uji Normalitas
Dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya
distribusi data yang akan dianalisis berdasarkan pada kriteria
normalitas. Kaidah normalitas yang digunakan adalah, jika p >
0,05 maka sebarannya dianggap normal.Sedangkan sebaran
dikatakan tidaknormal apabila p < 0,05. Uji normalitas ini
menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov dengan program
komputer SPSS versi 20.00 for windows.
4. Uji Liniearitas
Digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat serta
untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas
hubungan tersebut. Apabila penyimpangan tersebut tidak
signifikan maka hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat dinyatakan linier. Uji linieritas dilakukan
dengan bantuan program komputer SPSS Statistics 20.0.
Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah
jika p<0,05 maka hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat dinyatakan linier, sebaliknya jika p>0,05
berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
dinyatakan tidak linier.
3.4.2 Uji Hipotesis
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel terikat dengan satu atau lebih variabel
bebas, dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi
rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel terikat berdasarkan nilai
variabel bebas yang diketahui (Ghozali, 2011:92).
26
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu Gaya Kepemimpinan
Otentik (X),dan Perilaku Etik(M), terhadapOrganizational
Citizenship Behavior (Y).
Untuk menjawab hipotesis yang diajukan, maka peneliti
menggunakan bantuan program komputer SPSSversi 20.00 for
windows. Metode yang digunakan untuk pengujian hipotesis
adalah Path Analysis (analisis jalur)karena peneliti ingin
menganalisis apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan otentik
terhadap perilaku etis dan dampakanya terhadap organizational
citizenship behavior(OCB) di Kantor Pertanahan Kabupaten
Magelang yaitu sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Tahap I
Analisis pengaruh Gaya Kepemimpinan Otentik
terhadap Perilaku Etik.
M = b0 + b1X + ei
Keterangan :
M = Perilaku Etik(variabel mediasi)
X = Gaya Kepemimpinan Otentik
b0 = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi
b. Analisis Regresi Tahap II
Analisis pengaruh gaya kepemimpinan otentik dan
perilaku etik karyawan terhadap ocb karyawan.
Y = b0 + b1X + b2M + ei
Keterangan :
Y = Organizational Citizenship Behavior
27
X = Gaya Kepemimpinan Otentik
M = Perilaku Etik (variabel mediasi)
b0 = Konstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi
3.4.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan besarnya variabel bebas
dalam menjelaskan variabel-variabel terikat dalam persamaan
regeresi. Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah 0 (nol)
sampai dengan 1 (satu), semakin mendekati nol besarnya koefisien
determinasi (R2) suatu persamaan regresi, semakin kecil pengaruh
semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Sebaliknya
semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi (R2) satu
persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel
bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh model dalam menerangkan variasi
variabel terikat.
Rumus : 2 / /R TSS SSE TSS SSR TSS
Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu,
nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas
dalam menerjemahkan variabel-variabel bebas sangat terbatas.
Nilai mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel bebas. Kelemahan mendasar pada penggunaan
koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel bebas
yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
bebas maka R2 pasti akan meningkat tidak peduli apakah varibel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2
28
pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik,
rumusnya:
22
1 ( 1)S
nAdjT
usteSS
r R
2 11 (1 )
nR
n k
Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik ataupun turun
apabila satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model.
Implikasi persamaannya adalah untuk k > 1, adjusted R2< R2, bila
jumlah variabel bebas ditambah maka adjusted R2 naik dengan
jumlah kenaikan kurang dari R2.
Secara umum bila tambahan variabel merupakan prediktor
yang baik maka akan menyebabkan nilai varians naik dan pada
gilirannya nilai adjusted R2 meningkat. Sebaliknya bila tambahan
nilai variabel barn tidka meningkatkan varian maka adjusted R2
menurun. Artinya tambahan variabel barn teresbut bukan
merupakan prediktor yang baik bagi variabel bebas.
3.4.4 Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh
variabel Xdan M secara bersama-sama atau simultan terhadap
variabel Y. Pengujian seluruh hipotesis menggunakan taraf
signifikan atau tingkat kepercayaan (confidence level) 95 % atau
alpha sebesar 0,050 dengan kriteria pengujian jika p ≥ 0,050 maka
H0 diterima, sebaliknya jika p ≤ 0,050 maka H0 ditolak. Kaidah
uji signifikansi menurut Sutopo (2006:82) yaitu P ≥ 0,050:
signifikan dan P ≤ 0,050 : tidak signifikan.
Pengukuran dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersamaan terhadp variabel terikat.
29
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji ialah apakah semua
parameter dalam model sama dengan nol, atau H0 : β1 = β2 = β3 =
0.
Artinya apakah semua variabel bebas secara simultan
bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
terikat. Hipotesis alternatifnya H1 menyatakan H0 tidak benar.
Semua variabel bebas secara simultan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel bebas. Untuk menguji nilai kedua
hipotesis ini digunakan uji statistif F dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
SSR = Sum of squares due to regression = Σ(y1-y)2
SSE = sum of square error = Σ(Yi-Yi)2
n = jumlah observasi
k = jumlah parameter (termasuk intercept) dalam model
MSR = mean square due to regresion
MSE = mean of square due to error
3.4.5 Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel Xdan M terhadap variabel Y. Hipotesis nol (H0) yang
hendak diuji adalah apakah suatu parameter (β1) = 0 atau H0 : β1 =
0 artinya apakah suatu variabel bebas bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel bebas. Hipotesis alternatifnya
(H1), parameter suatu variabel tidak sama dengan 0, atau H0 : β1 #
0. Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel bebas. Untuk menguji kedua hipotesis tersebut
30
digunakan statistik t yang dihitung dengan rumus: t = (b1-0)/S = bi
/ S
Dimana S = standar deviasi yang dihitung dari akar varian.
Varian atau S2 dibagi dari SSE dibagi dengan jumlah derajat
kebebasan (degree of freedom) dengan rumus: 2 SSES
n k
Dimana:
n = jumlah observasi
k = jumlah parameter dalam model termasuk intercept
kriteria pengujiannya adalah jika p > 0,05 berarti tidak signifikan
atau jika p 0,05 berarti signifikan.
3.5 Hipotesis Penelitian
3.5.1 Hipotesis Empirik
Berikut ini merupakan hipotesis empirik dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
gaya kepemimpinan otentik terhadap perilaku etis di
Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
gaya kepemimpinan otentik terhadap variabel OCB
karyawan Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
perilaku etis terhadap variabel OCB karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Magelang.
4. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
gaya kepemimpinan otentik dan perilaku etis secara
bersama-sama terhadap variabel OCB karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Magelang.
31
3.5.2 Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. H1 0 ; Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel gaya kepemimpinan otentik berpengaruh terhadap
variabel perilaku etis di Kantor Pertanahan Kabupaten
Magelang.
Ha 0; Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel gaya kepemimpinan otentik berpengaruh
terhadap variabel gaya perilaku etis di Kantor Pertanahan
Kabupaten Magelang.
2. H2 0 ; Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel gaya kepemimpinan otentik terhadap variabel OCB
karyawan Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang.
Ha 0 ; Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel gaya kepemimpinan otentik terhadap variabel
OCB karyawan Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang.
3. H2 0 ; Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel perilaku etis terhadap variabel OCB karyawan di
Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang.
Ha 0 ; Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel perilaku etis terhadap variabel OCB karyawan di
Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang.
4. H2 0 ; Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel gaya kepemimpinan otentik dan perilaku etis secara
bersama-sama terhadap variabel OCB karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Magelang.