bab iii laporan produksi - repository.bsi.ac.id · membuat budjeting dari pra produksi sampai...
TRANSCRIPT
11
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
Proses Kerja Produser
Produser dalam sebuah produksi film sangat penting. Produser sendiri berasal dari
kata bahasa inggrisd yaitu ”to produce” yang berarti menghasilkan. Produser merupakan orang
yang memproduksi sebuah acara televisi, bukan membiayai atau menanam investasi dalam
sebuah produksi acara televisi. (Rahmawati, 2011:22)
Dalam program documenter “Hidup Dari Laut” ini Tugas seorang produser
adalah memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang ditetapkan bersama dan
membuat perkiraan dana yang dibutuhkan untuk biaya suatu produksi. Sebelum
melakukan shooting program documenter “Hidup Dari Laut” ini produser
mengarahkan crew untuk melakukan riset terlebih dahulu selama 7 hari di daerah
MuaraAngke guna untuk mencari informasi secara detail dan akurat . Sebagai seorang
yang bertanggung jawab secara umum, maka seorang produser dalam program
documenter “Hidup Dari Laut” ini secara tidak langsung terlibat dalam pekerjaan lainnya,
seperti pada pencarian narasumber, membantu menulis naskah , mengarahkan editor
menyunting gambar, dan sebagainya. Baik dalam aspek kreatif maupun mananjemen
produksi. Dimana seorang produser akan di tuntut sebagai seseorang yang bisa
menyelesaikan masalah-masalah nantinya yang akan bermunculan selama proses
produksi , pra produksi dan pasca produksi.
Pra Produksi
Masa Pra produksi merupakan tahapan kerja terpenting atau utama
dalam setiap produksi program dokumenter, juga televisi, baik drama maupun
dokumenter. Dalam Pra Produksi program documenter “Hidup Dari Laut” ini
hal pertama yang di lakukan produser beserta crew adalah melakukan riset
12
selama 7 hari di daerah MuaraAngke guna untuk mendapatkan informasi
secara akurat tentang tema yang nanti nya akan di ambil, dan mencari
narasumber untuk program documenter ini . setelah melakukan riset, produser
beserta crew yang terlibat berbagi tugas untuk mencari perlengkapan
shooting seperti camera, clip on dan lain nya untuk menunjang agar shooting
berjalan dengan lancar . Berikut adalah tahapan kerja Pra Produksi seorang
Produser dalam program documenter “Hidup Dari Laut” ini :
a. Mengatur working schedule
b. Mengatur jadwal rapat dengan anggota tim
c. Memimpin rapat direksi
d. Mencari narasumber yang tepat
e. Mengusulkan tema dan ide yang akan dibuat program
f. Menentukan ide dan tema program yang akan dibuat
g. Membuat budjeting dari pra produksi sampai produksi
Produksi
Pada masa produksi produser program documenter “Hidup Dari Laut” ini
produser bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan semua crew yang sedang produksi
dan memastikan tempat untuk shooting aman dan dapat untuk dipakai, memenuhi kebutuhan
crew apa saja yang digunakan. Produser juga ikut serta memberikan pendapat kepada
cameramen dan sutradara dalam pengambilan gambar agar stock shot yang crew miliki lebih
banyak karena nantinya akan mempermudah dalam proses penyuntingan gambar dan
editing .
13
Pasca Produksi
Saat memasuki pasca produksi program documenter “Hidup Dari Laut” produser
bertugas untuk memeriksa hasil shooting, mengumpulkan kembali data-data saat shooting, dan
menyesuaikan hasil shooting dengan ide cerita, yang bertujuan agar semua hasil gambar dalam
proses editing sesuai dengan konsep dan alur cerita.
Peran Dan Tanggung Jawab Produser
Peran dan tanggung jawab produser dalam produksi Film Dokumenter “Hidup
Dari Laut” ini adalah bertanggung jawab Membantu sutradara dalam mengelola proses
pembuatan film serta bekerja sebagai kepala produksi dan penggerak awal sebuah produksi
film mulai dari mencari narasumber, mencari perlengkapan shooting dan mengawasi crew saat
produksi . produser mulai bekerja secara penuh jauh sebelum tahapan produksi sebuah film
berlangsung.
Proses Penciptaan Karya
Dalam produksi film dokumenter “Hidup Dari Laut” produser bersama tim berusaha
mencari lokasi dan jalan cerita yang pas dengan melakukan riset selama seminggu di daerah
MuaraAngke Jakarta Utara. Setelah itu penulis sebagai produser mengembangkan konsep yang
telah didapat secara matang serta menyusun budgeting , shooting Schedule dan menyusun
peralatan yang akan digunakan pada saat produksi nanti.
Karya program documenter “Hidup Dari Laut” ini mengangkat tentang perjuangan
seorang nelayan dalam berjuang mencari ikan dilautan indonesia dan proses pembuatan ikan
asin dari mulai penjemuran , pengeringan dan tahap lain nya.
14
a. Konsep Kreatif
Film dokumenter “Hidup Dari Laut” ini menyajikan 20 menit isi konten yang
teridiri dari pembukaan dengan mengenalkan keindahan suasana Muara Angke ,
setelah itu pembukaan narasumber yang terkait , aktifitas nelayan saat menangkap dan
menjaring ikan dilautan Indonesia dan yang terakhir proses pembuatan ikan asin dari
mulai penimbangan, penjemuaran dan pengeringan.
Selama proses berjalan mulai dari produksi hingga pasca produksi penulis sebagai
produser berusaha untuk membuat perincian dana yang akan terpakai sehingga dapat
memanfaatkan dana yang terkumpul dengan sebaik-baiknya .
b. Konsep Produksi
Memasuki Proses produksi penulis yang juga sebagai produser, pertama yang dilakukan
adalah mengontrol jalan nya produksi , setelah itu meyiapkan kan konsep yang telah
penulis buat dengan tim produksi , mengkoordinasikan setiap hal yang terjadi di
lapangan, mengumpulkan alat-alat yang akan digunakan dan mengurus izin dengan
ketua PHPT Muara Angke.
c. Konsep Teknis
Setelah konsep produksi untuk teknis yang dilakukan penulis mengatur dana yang
sudah terkumpul untuk di pakai selama produksi hingga pasca produksi agar pas dan
tidak terjadi kendala seperti kekurangan dan mengecek serta mengumpulkan alat-alat
yang akan di gunakan , dalam produksi Dokumenter “Hidup Dari Laut” alat-alat yang
digunakan adalah :
1. Camera Sony md 1000
15
2. Camera Slr
3. Trypod
4. Clip on
Kendala Produksi Dan Solusinya
Berikut adalah Kendala yang penulis alami saat produksi program Dokumenter
“Hidup dari Laut” dan cara mengatasi nya :
1. Kendala : Pada saat melakukan riset , ada sebagian narasumber
yang menolak untuk di mintai keterangan tentang tema
yang akan kami ambil dengan alasan sibuk .
Solusi nya : Mencari lagi narasumber yang lain yang bisa untuk dimintai
keterangan dan mau membantu produksi “Hidup Dari laut”
2. Kendala : Saat produksi berlangsung kamera yang kami pakai tiba-
tiba mengalami kendala .
Solusi nya : Meng-Setting ulang kamera dan menelvon owner tempat
kami rental kamera dan meminta bantuannya .
16
KONSEP PROGRAM
Dalam Proses Pembuatan program dokumenter “Hidup Dari Laut” ini penulis
sebagai produser mempunyai beberapa konsep penting dalam proses penciptaan suatu
karya agar karya yang kami hasilkan terlihat beda , unik dan menarik serta bermanfaat
bagi masyarakat yang menonton nya .
Karya program dokumenter “Hidup Dari Laut” ini secara keseluruhan
mempunyai tantangan dan keunikan , baik dari dana , waktu produksi dan kekompakan
Tim . Waktu Produksi program Dokumenter “Hidup Dari Laut” ini menghabiskan waktu
Sekitar 7 hari , penulis beserta Tim berusaha memanfaatkan waktu sebaik mungkin ,
agar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan , selain itu untuk mengatur jalan nya
proses produksi agar berjalan dengan lancar , yang penulis lakukan yaitu meminimalisir
dana dan memaksimalkan para anggota Tim produksi .
17
Tabel III.1
3.1.1 Working Schedule
Production Company
Project Title
: A3 Production
:Hidup Dari Laut
Produser
Sutradara
: Pina Widarsih
: Arofi Hudaya
Durasi : 20 menit
sNo
Tahap
Aktifitas
Target Per Minggu
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4
1
P
ra P
rod
uk
si
Penemuan ide
2 Pembagian Jobdesk -
3 Pemantangan Konsep
4 Breafing dan Pembuatan
Alat
18
5 Pembahasan Riset
6
Pra
Pro
du
ksi
Penentuan Budjeting
7 Pembuatan disain pra
produksi
-
8 Riset H-1
9 Penyerahan Surat izin
Shoting dan Riset ke 2
10
P
rod
uk
si
Briefing Pembahasan
shooting
11 Shooting -
12 PembuatanDisain
produksi
6
Pa
sca
Pro
du
ksi
Bimbingan 1
7 Pemilihan Sound efek
19
dan Back Sound
8 Bimbingan 2
9 Bimbingan 3
Bimbingan 4
20
Tabel III.2
Breakdown Budgeting
Production Company : A3 Production Produser : Pina Widarsih
Project Title : Hidup Dari Laut Sutradara : Arofi Hudaya
No Item Unit Rate Amount Notes
Pra Produksi
1 Transportasi Rp 100.000
2 Seragam Rp. 510.000
3 Alat Rp. 856.000
Total :
Rp. 1.466.000
No Item Unit Rate Amount Notes
Produksi
1 Sewa kamera Rp 1.500.000,00
2 Sewa clip on Rp 500,000,00
3 Transportasi Rp. 1.098.000
4 Komsumsi Rp ` 741.000
Total :
Rp. 3.839.000
No Item Unit Rate Amount Notes
Pasca Produksi
21
1 Sertifikat dan
Bingkai
Rp 280.000,00
2 HAKI Rp 250,000,00
3 Poster Rp 50.000,-
4 ATK Rp 545.000
Total:
Rp. 1.125.000
Total
Keseluruhan:
Rp 6.430.000
22
Tabel III.3
Equipment List (Chek List Harian)
Production Company : A3 Production Produser : Pina Widarsih
Project Title : Hidup Dari Laut Sutradara : Arofi Hudaya
No Nama Seri Jumlah Keterangan
1 Camera MC 1500 Sony 1 Sewa
2 Trypod Velbone 1 Sewa
3 Clip on Sennheiser 1 Sewa
4 Laptop Acer 2 Milik Sendiri
5 Clipper - 1 Handmade
6 Hardisck - 1 Milik Sendiri
7 Poster - 1 Beli
23
Tabel III.4
Shooting Schedule
Production Company : A3 Production Produser : Pina Widarsih
Project Title : Hidup Dari Laut Sutradara : Arofi Hudaya
Duration : 20 menit
No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksana Kegiatan
1
Jumat, 04 Mei 2018
06.00-07.00 Kumpul sebelum berangkat
2 07.00-07.30 Memeriksa perlengkapan
3 07.30-08.40 Perjalanan ke pelabuhan Muara Angke
4 08.40-09.30 Bertemu Narasumber 1 Bapak dahrun
5 09.30-10.30 Pengambilan gambar aktifitas warga
Muara Angke
6 10.30-11.30 Pengambilan gambar penjemuran ikan
asin
7 11.30-12.30 Persiapan Sholat Jumat
8 12.30-13.00 Break Shooting
9 13.00-13.15 Perjalanan ke pengasinan
10 13.15-14.00 Pengambilan gambar pengasinan
11 14.00-14.30 Mengambil gambar wawancara
Narasumber 1 Bapak dahrun
12 14.30-15.30 Pengambilan gambar
13 15.30-15.45 Perjalanan ke pengelolaan ikan asin
14 15.45-16.30 Pengambilan Gambar
24
15 16.30 Kembali kerumah masing-masing
16 Sabtu, 05 Mei 2018 03.30-04.00 Memeriksa peralatan
17 04.00-04.25 Perjalanan ke pelabuhan Muara Angke
18 04.25-05.30 Bertemu Narasumber 2
19 05.30-15.30 Pengambilan gambar ditengah laut
21 16.00-23.00 Break Shooting
22 23.00 Perjalanan menuju rumah salah satu
team
23
Minggu, 06 Mei 2018
00.15-01.30 Memeriksa perlengkapan
24 01.30-03.00 Break Shooting
25 03.00-03.30 Perjalanan ke pelabuhan Muara Angke
26 03.30-04.00 Mengambil gambar Wawancara
Narasumber 2
27 04.00-05.00 Break Shooting
28 05.00-05.30 Kembali ke pelabuhan Muara Angke
29 05.30-15.30 Pengambilan gambar ditengah laut
30 15.30 Kembali kerumah masing-masing
31
Senin, 07 Mei 2018
12.30-01.30 Breafing team
01.30-02.30 Mengambil gambar penimbangan
hasil tangkapan ikan di pelabuhan
25
Selasa, 08 Mei-10 Mei
2018
10.45-selesai Pengambilan Stok Shot di pengolahan
ikan asin dan pelabuhan
26
Proses Kerja Sutradara
Sutradara adalah pimpinan dan orang yang menentukan arah sebuah program.
Dalam memimpin sebuah tim produksi yang tediri berbagai macam latar belakang kru,
kadang kala sutradara dituntut untuk selalu rendah hati dan menghargai orang-orang
yang bekerja sama dengannya. Sutradara tidak boleh bersikap arogan, apalgi diktator
(Fitryan, 2008:23)
Dalam proses produksi program documenter “Hidup Dari Laut” ini
Sutradara harus bisa mengatasi masalah dalam kondisi apapun didalam proses
produksi “Hidup Dari Laut” dengan membuat keputusan yang bijak untuk
menghasilkan produksi yang bagus dan kreatif. Dalam produksi ini Seorang
sutradara mengatur sebuah pengambilan gambar secara konsep kretif untuk
menghiasi gambar yang menarik . Sutradara juga harus mampu menjadi leader
untuk kru yang lainya dan sutradara harus mampu menterjemahkan gagasan nya ,
agar tujuan atau pesan yang ingin di sampaikan dapat di pahami oleh penonton.
Seorang sutradara sangat berperan penting dalam mengambil keputusan
yang merupakan proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan
untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dimuat dalam proses
perencanaan , dimana pemutusan selanjutnya berupa tindakan apa yang harus
dilakukan , kapan ,dimana , oleh siapa dan mengatur waktu dengan sebaik mungkin .
Peran yang sedemikian besar mengharuskan sutradara memahami benar konsep cerita,
memahami situasi lingkungan maupun psikologis para pelibat produksi, dan juga
harus memahami bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan semua pelibat
produksi. Ibarat tubuh manusia, sutradara adalah otaknya, dan yang lain adalah
27
seluruh anggota badan. Otak memerlukan anggota badan untuk mewujudkan gagasan,
badan memerlukan otak untuk mengendalikan
Pra Produksi
Langkah awal untuk membuat film dokumenter “Hidup Dari Laut” ini
seorang sutradara bersama penulis naskah dan produser menyepakati ide awal
yang telah dibuat oleh penulis naskah, dan dibedah secara mendalam guna
menentukan arah dan tujuan film agar penonton nantinya dapat memahami isi
dari cerita film yang akan diproduksi, serta mempertimbangkan tingkat kesulitan dari
setiap adegan yang akan diproduksi yang nantinya akan mempengaruhi biaya
produksi. Ide cerita yang telah dibentuk dalam skenario, kemudian dibedah oleh
penulis kedalam bentuk director’s treatment. Selain itu adapun kinerja sutardara
dalam proses pra-produksi adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Judul dan Tema
Pada tahap ini sutardara berserta tim saling mengeluarkan pendapatnya dan ide
nya masing-masing.
b. Mententukan Tempat Riset
Pada tahap ini sutradara beserta tim mencari informasi tentang tempat riset dan
melakukan riset ke tempat yang di anggap menarik untuk di jadikan film
dokumenter yang bermanfaat untuk penonton nya .
c. Mendiskusikan dan Mengembangkan naskah yang akan dibuat dengan penulis
naskah
28
Pada tahap ini sutradara berserta produser dan penulis naskah memikirkan
tentang konsep dan gambar apa yang nantinya akan di ambil saat produksi
berlangsung,
d. Mengatur waktu Pertemuan produksi
Seorang sutradara harus memiliki jiwa leadership yaitu harus bisa memimpin
dengan baik rangkaian shooting mulai dari produksi hingga pasca produksi
Dalam produksi film dokumenter “Hidup Dari Laut”
seorang sutradara memiliki kepekaan terhadap Rumus Lima C, yakni close up
(pengambilan jarak dekat), camera angle (sudut pengambilan kamera),
composition (komposisi), cutting (pergantian gambar), dan continuity
(persambungan gambar-gambar).
Produksi
Produksi film Dokumenter “Hidup Dari Laut” dilaksanakan selama 4 hari di
daerah MuaraAngke Jakarta Utara . Pada proses produksi, penulis menjelaskan urutan
cerita kepada camera person perihal urutan shot yang akan diambil berdasarkan
breakdown shooting. Dalam produksi program “Hidup Dari laut” Sutradara
mengarahkan penulis untuk lebih dekat dengan narasumber, agar karya ini terlihat
lebih nyata dan natural .
Sutradara juga menyiapkan kamera stanby untuk mendapatkan kejadian yang
spontan dan reaksi tidak disengaja dalam pengambilan gambar dokumenter “Hidup
Dari Laut”, itu adalah gambar yang menarik bagi seorang sutradara.
29
Pasca Produksi
Saat-saat seperti ini sutradara memang sangat ditantang untuk menghasilkan
karya yang beda antara satu dengan yang lainnya. Kalau sampai ditemukan hasil karya
yang monoton dan mudah ditebak peninton sejak awal penayangan maka itu
menandakan bahwa sutradaranya sudah tak kreatif lagi atau kreatifivitasnya sudah
kering. Kondisi ini sangat berbahaya karena sutradara sudah tak mampu lagi
membedakan sekenario yang satu dengan yang lain. (Fitryan, 2008:36).
Pada proses pasca produksi ini, penulis berhak mendampingi editor untuk
mengarahkan editing agar menjadi sebuah jalan cerita yang menarik yairu memiliki
unsur dramatik, serta nilai estetika yang sesuai dengan naskah, namun proses editing
sebenarnya tetap berada di tangan editor.
Selain itu Penulis juga memperhatikan proses editing dari berbagai aspek,
diantaranya metode penyambungan yang dilakukan oleh editor pada setiap
pemotongan shot, dan pada saat editor memberikan transisi dalam setiap
penyambungan gambar. Aspek lainnya yaitu colour grading. Agar editor tidak lari
jauh dari konsep penyutradaraan yang telah dikonsepkan oleh penulis, maka penulis
pun memberikan arahan dengan memberikan penjelasan dari keinginan penulis atas
colour grading,sound Fx, serta ilustrasi musik yang sesuai dengan adegan pada film
dan menjaga kualitas suara terutama pada saat voice over dan wawancara
narasumber.
30
Peran Dan Tanggung Jawab Sutradara
Tugas sutradara adalah menciptakan sebuah hasil karya menarik dari ide yang
dicetuskan atau yang diberikan penulis naskah. Jadi, bisa dibilang ada hubungan kerja
yang erat antara sutradara dan penulis naskah. (Fitryan, 2008:3)
Peran dan tanggung jawab sutradara Dalam produksi film dokumenter
“Hidup Dari Laut” sangatlah penting, adapun peran dan tanggung jawab tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Mengatur waktu dan tempat rapat bersama team
b. Memimpin rapat pertemuan
c. Bekerja sama dengan editor untuk menyelesaikan produksi
d. Bertanggung jawab terhadap karya akhir tayangan visual
e. Menentukam cakupan camera
f. Mengarahkan crew
Kemampuan sutradara dalam pembuatan sebuah produksi film harus
menyesuaikan kemampuan poin-poin dalam tahap produksi. Dalam film dokumeneter
“Hidup Dari Laut” sedikit berbeda dengan table poin film drama. Bisa
mengaplikasikan naskah yang sudah diterapkan dalam produksi “Hidup Dari Laut”
untuk bisa menyalurkan dalam konsep. Mengarahkan semua yang ada didalam produksi
termasuk crew dan narasumber.
31
Proses Penciptaan Karya
Sutradara dalam tahap pra produksi mengatur masing-masing bagian departemen
untuk menyiapkan proses produksi “Hidup Dari Laut” serta Menyepakati ide yang
telah disetujui oleh produser dan penulis naskah.
Sutradara dalam proses produksi memberi arahan terhadap penulis naska untuk
focus terhadap narasumber dan kameraman untuk stanby kepada produksi “Hidup Dari
Laut”. Sutradara juga mengatur gambar mana yang akan diambil dalam pengambilan
shot gambar “Hidup Dari Laut”
Dalam tahap pasca produksi mendampingi seorang editor untuk mengarahkan
editing yang sesuai dengan konsep yang sudah ada. Sutradara juga mengatur voice over
untuk mencocokan dengan naskah dan gambar yang di dapat dalam proses produksi
“Hidup Dari Laut”
a. Konsep Kreatif
Film berjudul “Hidup Dari Laut” bertemakan tentang perjuangan seorang
Nelayan menangkap ikan di lautan indonesia. Judul ini telah disahkan oleh dosen
sebagai karya yang akan di presentasikan. Keunikan ide pada cerita ini membuat
kami tertarik dan tertantang untuk membuat sebuah ide menjadi karya yang
mengagumkan.
b. Konsep Produksi
Dalam konsep produksi, tentunya penulis harus dekat dengan narasumber yang
akan menjadi senjata bagi film dokumenter “Hidup Dari Laut” ini. Dengan
mengarahkan seluruh crew terhadap acara yang akan diselenggarakan maka penulis
32
sudah siap untuk mendirect untuk mendapatkan gambar yang bagus dan menarik.
Didalamnya terdapat medium seperti Close Up, Camera Angel, Composisi, Cutting,
Countinity adalah hal yang paling penting untuk sebuah produksi bagi penulis.
Didalam bagian-bagian terdapat isi masing-masing yang menguatkan pembuatan film
dokumenter “Hidup Dari Laut” ini.
c. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis, penulis memilih satu rekan kerja atau crew yang
paling bisa dihandalkan untuk mengambil situasi yang paling menarik atau
moment yang indah untuk diambil intisarinya sebagai penyedap atau penyempurna
dalam film dokumenter “Hidup Dari Laut”. Dalam tahap pencahayaan penulis cukup
membuat warna yang real adanya untuk mempermudah bagian pasca produksi
yaitu masa pengeditan. Penulis memberikan pencahayaan yang agak terang untuk
menambah cahaya dalam kondisi gelap.
Kendala Produksi Dan Solusinya
Dalam proses pembuatan film dokumenter “Hidup Dari Laut” sutradara sedikit
mengalami kendala ,namun semua kendala yang dialami penulis berserta team sikapi
sebagai proses pembelajaran. Kendala yang penulis alami saat produksi “Hidup Dari
Laut” adalah sebagai berikut :
a. Kendala : Para crew Mabok laut saat ikut berlayar di hari pertama
Solusi : Di hari kedua take, sepakat untuk meminta bantuan teman
b. Kendala : Susah menjaga keseimbangan saat mengambil gambar di
lautan
33
Solusi : Memegang kamera dengan dua tangan dan mengangkat
camera dengan hati-hati
c. Kendala : Cuaca yang sangat panas saat pengambilan gambar daratan
sehigga gambar exposure
Solusi : Editing dengan collour gradient dan brightness
34
KONSEP PROGRAM SUTRADARA
Sutradara adalah suatu profesi yang disandang oleh seorang yang
bertanggung jawab sepenuhnya secara profesional dalam melaksanakan suatu proses
produksi atau penyiaran paket televise dengan kemampuan wawasan yang luas,
kreatif, imaginative, interpretiv, inovative, dalam berkarya dan bermanfaat bagi orang
lain dan dirinya sendiri. tugas seorang sutradara adalah menerjemahkan atau
menginterpretasikan sebuah skenario dalam bentuk imaji/gambar hidup dan suara Pada
umumnya, apa pun bentuk produksi audio visual selalu terbagi menjadi tiga tahap, yaitu
: Tahap pra produksi, Tahap produksi dan Tahap pasca produksi.
Program Dokumenter “Hidup Dari Laut” adalah karya tugas akhir yang kami
buat untuk memenuhi syarat kelulusan program studi penyiaran Bina Sarana
Informatika .penulis selaku sutradara mencoba memaparkan sebuah konsep
penyutradaraan ini. Film yang penulis sajikan adalah film yang berjenis infomasi
tentang perjuangan hidup seorang nelayan Muara Angke dalam berjuang menangkap
ikan di lautan indonesia . Selain itu film ini juga memberikan suatu pesan sosial yang
akan disampaikan melalui film dokumenter dengan durasi 20 menit.
35
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“TREATMENT”
Program : Film Dokumenter Produser : Pina Widarsih
Judul Program : Hidup Dari Laut Editor : Rio Handika Putra
Durasi : 20 menit Sutradara : Arofi Hudaya
1. Suasana Pelabuhan Muara Angke
- Suasana Pelabuhan Muara Angke
- Suasana Pak Dahrun dan para awak nya di atas kapal sebelum berangkat
melaut
- Wawancara Pak Dahrun
2. Suasana aktifitas yang ada di Kapal Pak Dahrun saat Melaut
- nampak kegiatan istirahat setelah menjaring ikan di kapal
- Nampak kapten dan awak kapal sedang menjaring ikan
- Nampak awak-awak
3. Suasana pengangkutan Ikan
- Wawancara narasumber ke dua pak warnita
- Nampak Kapal merapat ke pelabuhan
- Nampak perpindahan ikan dari kapal ke dermaga
- Proses pembuatan Ikan Asin
36
Tabel III.5
DIRECTOR TREATMENT
Production Company : A3 Production Produser : Pina Widarsih
Project Title : Hidup Dari Laut
Durasi : 20 Menit
Director : Arofi Hudaya
NO
SHOT
VISUAL DIRECTION
AUDIO
SHOT SIZE MOVE ANGLE
1. SEGMENT 1
2. 1 MS MOVE ON EA Suasana Pelabuhan Muara Angke BS & Natural
3. 2 MS STILL Wawancara Pak Dahrun Natural
4. SEGMENT 2
5. 3 LS STILL EA Suasana Pak Dahrun dan para awak nya di atas kapal Natural
37
sebelum berangkat melaut
6. SEGMENT 3
7. 4 MS STEADY EA Suasana Pak Dahrun dan para awak nya di atas kapal
sebelum berangkat melaut Natural
8. SEGMENT 4
9. 5 MS STILL EA Nampak kegiatan istirahat setelah menjaring ikan BS & Natural
10. SEGMENT 5
11. 6 CS MOVE ON LA Nampak kapten dan awak kapal sedang menjaring ikan Natural
12. 7 MCU STEADY EA Kegiatan proses Menjaring Ikan Natural
13. SEGMENT 6
14. 8 MCU STEADY EA Nampak awak-awak kapal Natural
15. 9 LS MOVE ON EA Nampak Kapal merapat ke pelabuhan Natural
16. SEGMENT 7
17. 10 LS MOVE ON EA Nampak perpindahan ikan dari kapal ke dermaga BS & Natural
38
18. 11 LS MOVE ON EA Proses pembuatan Ikan Asin Natural
19. 12 MS STEADY EA Wawancara Pak Warnita Natural
39
Proses Kerja Penulis Naskah
Penulis naskah adalah orang yang mempunyai ide yang dituangkan
kedalam tulisan yang akan menjadi naskah atau skenario untuk kebutuhan film,
baik dalam membuat film dokumenter, drama, maupun non drama.
Menurut Anton Mabruri KN (2018:72) “Penulis naskah adalah kru
profesional yang menciptakan dasar acuan bagi pembuatan film dalam bentuk
(format) naskah (skenario-screenpaly”.
Menurut Andi Fachruddin (2017:63) “Penulis naskah adalah seseorang
yang bekerja membuat naskah untuk bahan siaran, ia memiliki kemampuan
merubah ide ke dalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi dari sebuah
proses penginderaan terhadap stimuli menjadi suatu bentuk tulisan yang menarik
dan memiliki pesan baik bagi pemirsa”.
Bagi penulis sendiri, menjadi penulis naskah perlu memiliki ketekunan
dan keuletan dalam menulis sebuah naskah. Diperlukan konsentrasi penuh agar
naskah yang tercipta menjadi suatu karya yang tidak hanya bagus, namun
memiliki isi dan pesan yang penting, kreatif, dan juga menarik. Begitupun dalam
membuat sebuah film dokumenter, mebuat naskah adalah hal penting pertama
yang harus dilakukan.
Sebagai penulis naskah, penulis beserta tim melakukan riset terlebih
dahulu, mengumpulkan data-data dan informasi, kemudian membuat daftar
pertanyaan, setelah itu melakukan wawancara dengan narasumber. Setelah
mendapat semua data dan informasi penulis membuat naskah bekerjasama dengan
sutradara untuk mengembangkan naskah serta konsep yang menarik, agar bisa
40
menjadi film dokumenter yang banyak menyampaikan pesan yang baik dan layak
untuk di tonton.
Pra Produksi
Menurut Anton Mabruri KN (2018:4) “Pra produksi adalah sebuah pra
kondisi mempersiapkan segala kebutuhan syuting bersifat administrasi maupun
teknik”
Dalam tahap Pra produksi dokumenter “Hidup Dari Laut” awal pertama
yang penulis naskah dan tim lakukan yaitu riset ke daerah MUARAANGKE
selama 7 hari guna untuk mengumpulkan informasi secara real. Setelah
terkumpul nya informasi dan adanya suatu keputusan, akhirnya penulis
naskah dan tim bersepakat untuk mengangkat tema tentang nelayan dan di
beri judul “Hidup Dari Laut”. Di dalam program dokumenter “Hidup Dari
Laut” ini Terdapat banyak pesan positif yang terkandung di dalamnya, karena
tidak semua orang tahu betapa besarnya perjuangan seorang nelayan dalam
mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup nya. Ini akan menjadi
Informasi atau pengetahuan yang baik dan menarik untuk diketahui oleh
khalayak atau masyarakat luas.
Untuk memudahkan jalan nya produksi, Penulis naskah membuat TOR
dan Treatment terlebih dahulu. TOR (Tern Of Reference ) adalah kerangka atau
acuan kerja untuk menginformasikan atau menjelaskan gambaran umum
kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam TOR ini berisi masalah, fokus, angle,
List pertanyaan, dan narasumber yang akan ada dalam film dokumenter yang
akan di buat.
41
Produksi
Pada tahap pra produksi ataupun produksi ada tiga orang yang disebut
juru kunci yang sangat berpengaruh dalam penentuan pelaksanaan produksi.
Mereka adalah produser,sutradara, dan penulis naskah. Ketiga posisi inilah yang
menjadi kunci utama dalam pengambilan keputusan. (Naratama, 2012:4)
Memasuki Tahap produksi tugas seorang penulis dalam program
dokumenter “Hidup Dari Laut” ini adalah mencatat poin-poin penting,
menambah pertanyaan apabila ada dan membantu kegiatan produksi sampai
selesai. Selain itu pada tahap produksi program dokumenter “Hidup Dari Laut”
ini, Penulis juga bertugas mengarahkan narasumber untuk tidak gerogi atau
gugup saat diwawancarai dan memberikan penjelasan kepada narasumber untuk
bersikap senatural mungkin, tanpa di buat-buat. Karena program dokumenter
adalah bersifat nyata apa adanya.
Pasca Produksi
Setelah semua proses dilakukan, barulah pasca produksi. Pada tahap ini
penulis naskah relatife tidak bertanggung jawab dalam hal pasca produksi.
Namun dalam program dokumenter “Hidup Dari Laut” ini penulis ikut serta
membantu editor dan sutradara untuk saling bertukar pikiran apabila ada
sesuatu seperti pengecekan naskah, wawancara narasumber dan yang lainnya
yang belum sesuai.
Peran Dan Tanggung Penulis Naskah
Menurut Anton Mabruri KN, (2018:72) Tugas dan kewajiban penulis
naskah adalah :
42
- Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah atau dasar
ide cerita sendiri atau ide dari pihak lain.
- Bagi penulis, dasar acua itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari
ide cerita, sinopsis, treatment dan skenario.
- Bekerja dari tahap pengembang ide, sampai jangka waktu terakhir dari
pra produksi.
- Membuat skenario dengan format yang telah ditentukan.
- Menjadi narasumber bagi pelaksanaan produksi bila diperlukan.
Dalam program dokumenter “Hidup Dari Laut” ini Penulis naskah
mempunyai peran penting dari mulai pra produksi, produksi, dan pasca
produksi. Penulis naskah juga bertanggung jawab atas informasi-informasi yang
disampaikan dalam naskah atau dalam program dokumenter yang akan dibuat.
Penulis naskah juga harus memiliki ide atau konsep yang harus
dikembangkan menjadi sebuah cerita atau sinopsis yang akan di rubah menjadi
TOR.
Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Dalam produksi flm dokumenter yang berjudul “Hidup Dari Laut” ini
penulis sering berdiskusi dengan tim untuk membicarakan ide, tema, dan
konsep yang akan di angkat untuk menjadi sebuah program film dokumenter
yang menarik, dan layak untuk ditonton oleh khalayak. Program
43
dokumenter yang akan dibuat yaitu berdurasi 20 menit dimana salah satu
partisipan kami masuk in frame. Kemudian akan memperlihatkan situasi
pada saat berlayar dan banyak memberikan informasi-informasi yang real
yang khalayak atau masyarakat perlu mengetahuinya.
b. Konsep Produksi
Pada saat mulai produksi program dokumenter “Hidup Dari Laut”
penulis membantu tim lainnya untuk pengambilan gambar, mengecek
pertanyaan untuk narasumber apabila ada yang kurang atau ada yang harus
ditambahkan, menyusun dan memilih beberapa jawaban dari narasumber
antara yang perlu dan tidak perlu serta mendokumentasikan kegiatan.
c. Konsep Teknis
Sebagai penulis naskah, penulis membuat daftar pertanyaan sesuai tema
yang diangkat yaitu “Hidup Dari Laut”. Kemudian penulis berdiskusi
dengan tim apabila ada pertanyaan yang kurang pas, setelah itu diberikan
kepada sutradara untuk di cek. Penulis beserta tim menyewa alat-alat untuk
produksi seperti kamera, clip on dan yang lainnya. Supaya gambar dan suara
yang dihasilkan maksimal.
Kendala Produksi Dan Solusi nya
Kendala : Sebagai penulis naskah, penulis kesulitan untuk menentukan ide, .
Solusi : Berdiskusi dengan tim dan meminta masukan sewaktu bimbingan
bersama dosen.
Kendala : Saat penulis mewawancarai narasumber, narasumbernya
44
menjawab pertanyaan dengan singkat dan pendek. jadi penulis
kesulitan untuk memahami dan mengatur jawabannya.
Solusi : Penulis mengulangi pertanyaan kembali dan menjelaskan
kepada narasumber supaya tidak menjawab terlalu singkat, jadi
narasumber diarahkan untuk bercerita saja.
Kendala : Pada saat riset pertama, penulis beserta tim kesulitan mencari
narasumber yang sesuai dengan tema yang akan diangkat.
Solusi : Penulis beserta tim terus mencari narasumber yang mau
menceritakan atau menjawab pertanyaan sesuai dengan tema
yang diangkat.
Kendala : Penulis kesulitan mencari nelayan atau kapal yang akan
berlayar mencari ikan
Solusi : Penulis beserta tim kembali berdiskusi, mencari nelayan dan
kapal yang akan berlayar kemudian mengatur jadwal
keberangkatan berlayarnya.
45
KONSEP KERJA PENULISAN NASKAH
Tidak banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana perjuangan
nelayan dalam mencari ikan-ikan tersebut hingga harus bertaruh nyawa. Disini
akan diperlihatkan bagaimana proses dalam penangkapan, menjaring,
memisahkan ikan, sampe dijual.
Program dokumenter “Hidup Dari Laut” ini menjelaskan dan
menceritakan tentang bagaimana perjuangan nelayan yang setiap harinya
berlayar mencari ikan dilaut untuk menyambung hidupnya. Mereka harus
menghadapi segala suatu kemungkinan yang akan terjadi. Apabila cuaca
buruk entah itu hujan besar, gelombang tinggi, atau ada badai mereka harus
berwaspada dan berhati-hati. Tidak bertemu dengan keluarga sampai berhari-
hari, bahkan minggu atau berbulan-bulan demi untuk mendapatkan hasil
yang nantinya akan dijual dan dikonsumsi sendiri.
46
Production Company : A3 Production Produser : Pina Widarsih
Project title : Hidup Dari Laut Director : Arofi Hudaya
Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Resti Mariam
Latar Belakang Masalah
Banyak yang belum mengetahui aktivitas seorang nelayan dalam
berjuang menangkap ikan di lautan Indonesia. Tidaklah mudah untuk mereka
mendapatkan ikan, karena dibutuhkan perjuangan terlebih dahulu untuk
melawan ombak, angin dan cuaca esktrim dilautan. Walaupun hasil yang
didapatkan tidak sebanding dengan upaya keras mereka, Namun hal itu tidak
membuat mereka menjadi patah semangat. Salah satunya adalah Bapak Dahrun.
Bapak Dahrun adalah seorang nelayan Muara Angke Jakarta, yang sudah lama
berkiprah di dunia nelayan dan masih bertahan hingga saat ini, kegigihannya
dalam berjuang di lautan Indonesia lah, yang patut untuk kita hargai.
Fokus
Perjuangan Bapak Dahrun dan para awak nya dalam mencari dan menjaring
ikan di laut.
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“TOR (Term Off Reference)
47
Angle
Aktifitas Nelayan Pak Dahrun dan awak nya di lautan indonesia serta proses
pembuatan ikan asin di daerah Muaraangke
SUSUNAN PERTANYAAN DAN NARASUMBER
1. Narasumber 1 Nelayan Muara Angke
Nama : Bapak Dahrun
Umur : 45 Tahun
Pertanyaan :
1. Peralatan atau Persiapan apa yang dibawa sebelum berlayar ?
2. Semua awak kapal ikut berlayar atau kadang-kadang ada yang tidak ikut ?
3. Awak kapal asli dari Jakarta ?
4. Kendala atau kesulitan pada saat menjaring ikan ?
5. Pernah tidak dalam sehari itu tidak dapat ikan, atau ikan yang didapat
hanya sedikit ?
6. Kalau capek istirahat dulu atau bagaimana ?
7. Pernahkah dalam sehari tidak tebar jaring?
8. Biasanya sehari tebar jaring berapa kali ?
9. Ikan yang ditangkap jenis ikan apa saja ?
10. Kalo untuk makan, masak di kapal atau beli ?
11. Yang paling jauh ke daerah mana ?
12. Dari mana taunya kalau disitu sedang ada ikan banyak ?
13. Kendala saat berlayar ?
48
2. Narasumber 2 Pengelola Ikan Asin
Nama : Bapak Warnita
Umur : 50 Tahun
Pertanyaan :
1. Bagaimana proses penjualannya ?
2. Bagaimana proses pengasinan ikan asin tersebut ?
3. Berapa hari proses penjemuran ikan ?
4. Berapa kira-kira omset yang dihasilkan?
Segmentasi Durasi
SEGMEN 1 “Suasana Muara Angke’’
- Aktifitas warga sekitar muara angke
- Suasana di pelabuhan
- Wawancara narasumber
SEGMEN 2 “Proses penjaringan”
- Inframe partisipan
- Kendala saat menjaring
- Wawancara narasumber
- Pemilihan ikan sesudah dijaring
SEGMEN 3 “Memilih ikan yang telah dijaring’
- Wawancara narasumber
- Penarikan jaring ikan
49
- Hasil ikan yang didapat
- Inframe partisipan
SEGMEN “Kegiatan Nelayan saat beristirahat’’
- Wawancara narasumber
- Memasak
- Menjahit jaring yang rusak
- Inframe partisipan
SEGMEN 5 “Kendala saat menjaring”
- Wawancara narasumber
- Kendala saat menjaring
- Inframe partisipan
- Penarikan jaring yang kedua
- Para awak memilih milih ikan yang dimasukan ke dalam kotak
SEGMEN 6 “Wawancara Nelayan”
- Wawancara narasumber
- Wawancara salah satu awak yang sedang menarik jaring ikan
SEGMEN 7 “Proses pengolahan ikan”
- Penimbangan hasil ikan yang didapat
- Wawancara narasumber kedua
- Proses pengolahan ikan asin
50
TREATMENT PROGRAM DOKUMENTER
Production Company : A3 Production Produser : Pina Widarsih
Project title : Hidup Dari Laut Director : Arofi Hudaya
Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Resti Mariam
a. TEASER PROGRAM
Teaser program “Hidup Dari Laut” dengan durasi 20 menit memuat
cuplikan suasana aktifitas nelayan saat menjaring dikapal atau gambaran dari
inti fllm dokumenter ini.
b. VISUAL OPENING
Judul program “Hidup Dari Laut”, suasana aktifitas warga Muara Angke.
EXT- WAWANCARA NELAYAN
Wawancara di atas kapal dan narasumber menjelaskan persiapan yang
dibawa sebelum berlayar.
EXT- AKTIFITAS DI LAUTAN
Aktifitas gotong royong saat penebaran jaring.
EXT- WAWANCARA NELAYAN
Narasumber menjelaskan kendala saat menjaring, cuplikan kendala saat di
laut.
51
EXT- AKTIFITAS SAAT BERLAYAR
Partisipan menjelaskan saat penarikan jaring ikan.
EXT- WAWANCARA NELAYAN
Narasumber menjelaskan sulitnya mencari ikan dan penebaran jangkar.
EXT- SUASANA KAPAL
Partisipan menjelaskan hasil tangkapan ikan.
EXT- WAWANCARA NELAYAN
Narasumber menjelaskah menebar jaring dan jenis-jenis ikan yang
ditangkap
EXT- AKTIFITAS NELAYAN SAAT ISTIRAHAT
Memasak ikan, dan salah satu nelayan menjahit jaring yang rusak.
EXT- WAWANCARA NELAYAN
Narasumber menjelaskan mencari ikan sampai kewilayah serang
kepulauan seribu.
EXT- PENJARINGAN IKAN
Partisipan menjelaskan penjaringan ikan yang kedua dan para nelayan
memisahkan ikan berdasarkan jenisnya.
EXT- WAWANCARA NELAYAN
Narasumber menjelaskan kendala saat berlayar
52
Production Company : A3 Production
Project title : Hidup Dari Laut
Produser : Pina Widarsih
Director : Arofi Hudaya
Durasi : 20 Menit
Penulis Naskah : Resti Mariam
Narasumber 1 : Bapak Dahrun
No Time Logging Statement
1
00.01.24
Kalau peralatan yang
biasanya dibawa, paling
tidak ya perbekalan
dikomplitin seperti
sembako bahan pembakar
buat mesin, kemudian es.
kondisi orang juga harus
sehat semua terus
biasanya perbekalan orang
ya termasuk kayak rokok-
rokok. Cuma itu aja
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“TRANSKIP WAWANCARA”
53
2
00.01.42
Kadang ada yang tidak
ikut, ada yang ikut dan
ada yang baru juga.
3
00.01.51
Bukan. Dari Luar daerah.
Jawa Tengah
4
00.03.35
Kendalanya memang
banyak sih, kalau
misalnya ikan ada timbul
tapi dilihat kira-kira di
dalamnya ada karang ya
kita tidak berani nebar.
Jangankan karang,
kadang-kadang ada
tombak-tombak bekas
bagan itu kan bambu-
bambunya bisa
ketinggalan di dalam
tanah, jadi kita tidak bisa
tebar, karena kalau
nyangkut jaring akan
sobek.
Kalau kadang lagi nyari
ikan jangankan 1 hari
kadang 2 hari 2 malam
54
5
00.07.56
pun belum dapet. Kalau
saya sering tidak tidur.
Kan Mesin memang jalan
ya perahu jln terus
muter-muter. Anak buah
memang tidur semua, saya
paling di atas nyari-nyari
ikan terus sampai malam
ya sampai kemaleman,
siang sampai kesiangan.
6
00.08.18
Ya paling misalkan kalau
kita nebar jangkar nyari
ikan capek kan ya istirahat
dulu, buang jangkar terus
radio saya nyalain.
Kadang-kadang ada yang
lagi nyari juga sih,
kadang-kadang dengerin
radio juga. Kalau ada
yang nemu ikan kita
bangun “bangun bangun”
jangkar ditarik dan kita
nyari ikan lagi.
Jangankan 1 hari, 1
55
7
00.09.45
minggu, 5 haripun kadang
tidak sampai nebar jaring
karena tidak ada ikan
timbul sama sekali.
8
00.09.53
Tergantung ikannya sih,
kalau cuacanya enak
kadang bisa tebar 2 kali 3
kali.
9
00.09.58
Ikan teri juga bisa, ikan
tembang yg sejenis masuk
pengasinan itu, ikan belo
yang lebar yg kulitnya
keras.
10
00.10.08
Masak sendiri di perahu
seadanya nasi, makan nya
pake ikan.
11
00.11.35
Kalau nyari ikannya jauh
wilayah serang sana
kepulan seribu juga, kita
kan biasa nyari malam.
Nyari ikan kembung jam-
jam segini sudah
berangkat sampai ke
tempat nya jam 8 malam,
56
ya nanti nyari ikan dari
sana pagi misalnya sampai
sini lagi siang.
12
00.11.45
kan lihat kondisi angin.
Kadang oh biasa angin
dari arah timur biasanaya
kalau ada angin dari arah
sana ikannya ada disana.
Kadang-kadang 1 perahu
2 perahu pergi kesana
terus ada informasi dari
satu perahu lain kalau
disana ada ikan.
13
00.15.48
Kadang begitu kemarin
kipasnya patah di tengah
laut, pengaruh getaran
mesin juga sih karena
merk nya kurang bagus.
Kadang-kadang lagi
enaknya jalan tiba-tiba
putus sendiri kadang-
kadang kena balok juga
putus.
57
14
00.16.09
Kalau nyari ikannya deket
sini paling ya biasa
berangkat sore pulang
pagi kalau nyarinya siang
berangkat pagi pulang
sore.
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber 2 : Bapak Warnita
No Time Logging Statement
1
00.17.01
Ya nanti selesai ini
diangkut pakai gerobak
dibawa di tempat pengolah
ikan asin lalu bagi hasil.
2
00.17.10
Lalu setelah itu baru ikan
di tuang di dalam peti
diaduk pakai garam.
Karena proses pengawetan
ikan asin itu Cuma pakai
garam.
Kalau ikan seperti tadi
ikan teri itu prosesnya
hanya makan waktu 2
58
sampai 3 jam diaduk pakai
garam setelah itu diangkat
dan di rebus kalau untuk
jadi ikan rebus
3
00.17.35
Kalau panasnya bagus
karena disini tradisional ya
tidak pakai open kalau
panasnya bagus itu 2 hari
kering,
4
00.17.14
kalau omset pengasinan
ini sebetulnya besar
karena kita hitung harga
ikan. Contoh seperti ikan
tadi ikan teri, ikan teri itu
perkilo bisa mencapai
harga 12 sampai 13 ribu
peerkilonya. Nah kalau
kapal itu menghasilkan
ikan 3 sampai 5 ton. Nah
maka omsetnya besar.
Maksudnya kan untuk
pengolah ikan asin bukan
hanya omset ikan saja.
Belum garam, tenaga, dus
59
untuk tempat ikan asin itu,
jadi istilahnya bnyak,
sebetulnya bnyak
memang. Ya kalau untuk
margin ya tergantung
rezeki ya, kalau memang
rezekinya lagi bagus ya
mungkin marginnya pun
lebih ada lebih bagus.
5
00.18.46
Setelah ikan kering, baru
kita dinginkan. Tidak
boleh langsung masuk ke
dalam kardus, karena uap
panasnya masih ada
sampe dia dingin seperti
ini. Setelah dingin. Baru di
masukan ke dalam dus di
tata biar rapi. Seperti itu.
60
Proses Kerja Camera Person
Istilah kameraman disebut juga adalah seorang seniman yang melukis
dengan cahaya. (Pintoko,2005:195)
Penata camera atau cameramen memiliki spesifikasi berdasarkan jenis
pekerjaan audio visual yang berbeda-beda. Sama-sama bertanggung jawaban
pada karya audio visual, tapi memiliki banyak perbedaan dalam bagaimana
mereka bekerja.
Seorang cameramen dalam pengambilan gambar atau shot harus selalu
berkerja sama dengan seorang sutradara agar gambar yang dihasilkan sesuai
dengan treatment yang telah di susun. Shot merupakan satu bagian dari
rangkaian gambar yang begitu panjang, dan yang hanya di rekam hanya
dengan satu take saja . (Pintoko,2005:89)
Dalam pembuatan program dokumenter “Hidup Dari Laut” ini
cameraman dalam pengambilan gambar atau shot bekerja dengan secara
detail dan terinci agar hasil gambar yang diambil bisa mendapatkan kesan
dan pesan yang menarik.
Pra produksi
Pra produksi merupakan tahapan awal untuk proses pembuatan film
dokumenter “Hidup Dari Laut”. Pada tahap ini cameramen menyiapkan
desain kreatif yaitu dengan melakukan riset di daerah MUARA ANGKE Jakarta
Utara selama seminggu , agar mengetahui lokasi dan sasaran yang di tuju yang
akan di ambil pada saat produksi, serta membuat penulisan outline. Setelah riset
61
selesai di lakukan sebelum memasuki tahap produksi program dokumenter
“Hidup Dari Laut” cameraman berdiskusi terlebih dahulu dengan sang sutradara
tentang shot-shot yang nanti nya akan di ambil dalam bentuk breakdown script.
Produksi
Setelah tahap pra produksi selanjutnya adalah tahap produksi. Pada tahap
produksi program dokumenter “Hidup Dari Laut” ini cameramen bekerja
sepenuhnya, mulai dari memeriksa alat, memeriksa camera, memeriksa dan
mengecek isi batrai ,menyesuaikan posisi camera , mengontrol pencahayaan
camera dan mengecek suara dengan earphone agar suara yang dihasilkan bagus
dan jernih.
Pada produksi program dokumenter “Hidup Dari Laut” sebelum
melakukan pengambilan gambar sutradara meminta pada cameramen untuk
mengambil komposisi serta angle tertentu yaitu mengambil gambar pada konsep
yang telah di diskusikan pada tahap pra produksi.
Pasca Produksi
Terakhir adalah tahap pasca produksi, tidak banyak hal yang dilakukan
oleh cameraman pada tahap ini. untuk memudahkan editor dalam bekerja, setelah
pengambilan gambar, cameraman membuat camera report yang berisi tentang
semua keterangan shot lengkap dengan time code atau keterangan waktu.
Peran Dan Tanggung Jawab Camera Person
Peran dan tanggung jawab cameraman dalam program dokumenter
“Hidup Dari Laut” selama pra produksi sampai produksi yaitu mempersiapkan
peralatan shooting termasuk peralatan kamera, mengecek secara keseluruhan
62
apakah kamera serta alat pendukung lainnya bisa bekerja dengan baik serta
mempelajari naskah
Dalam pembuatan program dokumenter “Hidup Dari Laut” penata
camera harus bekerja secara tanggap dan fokus karena program dokumenter
“Hidup Dari Laut” ini mengangkat tentang aktivitas nelayan dalam berlayar di
lautan indonesia jadi sering kali terjadi peristiwa unik yang tidak terduga. Secara
umum seorang cameraman memiliki peran dan tanggung jawab yaitu :
a. Menguasai teknik pengambilan kamera
b. Tidak gugup atau grogi saat pengambilan gambar
c. Menguasai isi naskah
d. Bertanggung Jawab mengatur kuantitas cahaya saat pengambilan gambar
Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Pada pembuatan film dokumenter “Hidup Dari Laut” ini cameraman bekerja
sama dengan sutradara untuk menentukan pengambilan gambar yang semenarik
mungkin, agar menghasilkan karya dokumenter yang unik, menarik serta indah
untuk di tonton. Saat pengambilan gambar wawancara dengan narasumber Tipe
of shot yang kami gunakan adalah medium shot dan close up.
b. Konsep Produksi
Agar proses shooting berjalan dengan lancar sebelum melakukan shooting
cameraman dan Tim melakukan briefing terlebih dahulu untuk membaca kembali
treatment yang telah di tentukan sebelum nya dan Mengecek kembali
63
perlengkapan khusus nya camera agar tidak ada kendala pada saat shooting
berlangsung .
c. Konsep Teknis
Dalam produksi film dokumenter “Hidup Dari Laut” ini kamera yang di
gunakan untuk pengambilan gambar adalah kamera Sony type MC 1500 ,
sementara untuk pengambilan audio nya mengunakan Clip on merk Sennheiser.
Kendala Produksi dan Solusinya
a. Kendala : Saat pengambilan gambar di outdoor penata kamera agak
kesulitan untuk menentukan cahaya yang pas.
Solusi nya : Pertama penata kamera harus tahu persis dengan situasi
lokasi pengambilan gambar atau lokasi shooting untuk
menetukan seberapa space yang di perlukan agar gambar
terlihat indah, kedua harus tahu arah matahari datang.
b. Kendala : Kamera tidak stabil saat mengambil gambar di tengah lautan,
namun penata kamera harus merekam sebagus mungkin
agar tidak ada moment yang terlewati.
Solusi nya : Meminta bantuan sutradara untuk mengambil gambar agar
kamera lebih stabil.
c. Kendala : pada saat pertengahan shooting kamera mengalami
kendala dan hasil gambar ilang.
64
Solusi nya: Menelvon owner tempat sewa kamera dan meminta
bantuannya untuk mengsetting kamera agar kembali normal
65
KONSEP PROGRAM CAMERA PERSON
Produksi film dokumenter “Hidup Dari Laut” ini menggunakan kamera
sony type Mc 1500 dan untuk audio penulis menggunakan Clip on dengan merk
Sennheiser. Program dokumenter “Hidup Dari Laut” ini berkonsep informasi,
oleh karena itu dalam program dokumenter ini gambar yang di ambil harus benar-
benar real atau nyata, karena itu penata kamera harus benar-benar menguasai
teknik pengambilan gambar dan penata kamera juga harus fokus dalam
mengambil gambar agar menyadari moment-moment yang tidak terduga dan
tidak terlewati secara percuma.
66
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“CAMERA REPORT (Shoot List)”
Tabel III.6 Camera Report
Production company : BSI Produser : Pina Widarsih
Project Tittle : Hidup Dari Laut Cameraman: Rahmayani
Duration : 20 menit
No Scene Shot Visual Vidio Notes
Shot Size Angle Move
1 1 1 Medium
Shot
Eye
Angle
Moving
On
Lokasi Muara
Angke
2 2 2 Long Shot Eye
Angle
STILL Pengangkatan
ikan dari
pelabuhan ke
pengolahan
3 3 3 Medium
Shot
Eye
Angle
Steady Wawancara
narasumber 1 pak
dahrun (Nelayan)
4 4 4 Medium
Shot
Eye
Angle
STILL Suasana pak
dahrun berangkat
melaut
67
5 5 5 Medium
Shot
Eye
Angle
STILL para awak nya di
atas kapal
sebelum
melaut
6 6 6 Medium
Close Up
LA Steady pak dahrun dan
para awak nya di
atas kapal
sebelum
berangkat melaut
Nampak kapten
dan para awak
kapal sedang
menjaring ikan
Kegiatan proses
menjaring ikan
7 6 6 Long Shot Eye
Angle
Steady Proses penarikan
jaring ikan
8 7 7 Medium
Close Up
Eye
Angle
Steady Nampak kegiatan
istirahat para
nelayan di kapal
setelah menjaring
68
ikan
9 7 7 Long Shot Eye Steady Nampak nelayan
Angle
sedang memasak
ikan
OK 10 7 7 Medium Eye Steady Nampak
Shot Angle
partisipan
menjelaskan rasa
masakan nelayan
11 7 7 Long Shot Eye Moving Nampak berbagai
Angle ON ikan yang di dapat
-
High
Angle
12 8 8 Medium Eye Steady Wawancara
Shot Angle
narasumber ke
dua bapak hj
warnita
13 8 8 Long Shot Eye Steady Proses
Angle
penimbangan ikan
yang telah di
dapatkan
69
3. Spesifikasi Camera
Jenis/Seri Kamera : Sony Mc 1500
Elemen Gambar : 3 CCD
Total pixel : 4200K
Resolusi : 1920x1080 – Full HD
Iris : f1.8 open f 3.4
Internal memory : 32 GB
Zoom ratio : Sony G Lens, 12 x (Optical)
Digital Zoom : 160 x (Digital Zoom)
Focus Length : f = 2,9 to 34,8 mm (equivalent to f = 2,9 to 357,6
mm at 16:9 vidio )
Focus : Full range Auto atau Manual
Filter diameter :37 mm
System Signal : PAL
Rec Mode : SP (Short Play)
Colour Temperatur : White balance auto
3200 K Indoor
5800 K Outdoor
Audio : Haldy dolby digital 2ch, 16 bit , 48 kHz
SD dolby digital 2ch, 16 bit , 48 kHz
LCD : Normal brightness (HD atau SD) 3,4 W / 2.6 W
70
Gambar III.1
71
Proses Kerja Editor
Editor adalah seseorang yang bekerja melakukan penyuntingan gambar
pada saat pasca produksi. editor berkerja setelah proses produksi selesai , namun
kini, editor sudah di libatkan bahkan sebelum produksi di mulai . Editor di minta
untuk memaparkan konsep editing yang akan di gunakan pada saat nanti akan
melakukan penyuntingan gambar. seorang editor harus memahami teori editing
terlebih dahulu (Rahmawati dan Rusnandi, 2011 : 36)
Menurut Himawan Prastista (2008:123) definisi editing,pada tahap
produksi adalah proses pemeliharaan serta penyambungan gambar yang telah di
ambil sementara definisi editing setelah filmnya jadi (pasca produksi) adalah
teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shotnya.
Seorang editor dituntut untuk membuat keputusan setiap saat untuk
menentukan shot mana yang akan dipakai, kapan sebuah shoot di potong,
bagaimana urutan shoot yang di susun, dan sebagainya. Editing adalah proses
penyambungan gambar dari banyak shot tunggal sehingga menjadi kesatuan cerita
yang utuh. (Rahmawati dan Rusnandi, 2011:36)
Untuk membantu menentukan keputusan-keputusan dalam proses editing, ada
tiga hal yang perlu di perhatikan, antara lain :
a. Fungsional
Menentukan sebuah shot bedasarkan fungsi nya. Sebuah shot lebar (Wid
shot) mempunyai fungsi yang berbeda dengan shot padat (Close Shot).
Untuk menekankan sesuatu biasanya di gunakan shot padat.
72
b. Proporsional
Proporsional, menempatkan sebuah shot sesuai dengan proporsinya.
Panjang pendek sebuah shot haruslah proposional. Begitu juga dengan
penentuan titik potong (cutting point) dari sebuah shot
c. Struktural
Menentukan struktur susunan shot yang di buat. Struktur editing tidaklah
harus berurutan dari a sampai z. bisa saja stukturnya dimulai dari b-c-a-g-d
dan seterusnya. Ini juga dikenal sebagai juxtaposition. Pertimbangan
ketiga hal di atas agar tujuan dari pesan yang ingin kita sampaikan bisa
tercapai dengan baik.
Setelah menetukan struktur sususan shot, selanjutnya seorang editor
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tahapan editing secara teknis .
Pra Produksi
Pada tahap pra produksi seluruh anggota melakukan briefing untuk
memutuskan gagasan atau ide – ide untuk menjadi sebuah karya film yang sangat
menarik , selain itu seluruh tim mengadakan riset ke daerah Muara Angke selama
seminggu untuk mematangkan konsep.
Produksi
Tahap produksi adalah tahap pengumpulan ide-ide yang telah dibuat
sebelumnya, Seperti yang kita tahu seorang editor sangat berperan penting dalam
tahap ini , dan seorang editor selalu memberikan saran kepada sutradara dan
73
cameramen agar gambar yang di ambil maxsimal, agar saat proses editingnya
mudah dan berjalan dengan baik .
Pasca Produksi
Tahapan ini ada tiga langkah yaitu editing off line , editing on line dan
mixing. Proses editing ada dua macam sesuai peralatannya yaitu editing analog
dan digital atau nonlinier dengan perangkat komputer editing . tahapan pasca
produksi menurut Rahmawati dan Rusnandi (2011 : 105-107)
a. Editing Off line Digital ( Non Linier )
Pada prinsipnya editing off line digital prosesnya sama dengan
analog, hanya untuk editing digital menggunakan bantuan peralatan
computer editing yang memiliki fasilitas editing seperti pinecle studio ,
maxtrox , canupus dengan program aplikasi juga bermacam-macam seperti
adobe primier , yulied , three D max , After effect dan sebagainya. Editing
off line yaitu menyusun hasil shot sesuai dengan keinginan atau gagasan
sutradara sesuai sinopsys dan treatment.
b. Editing on line Digital ( Non linier )
Tahap ini merupakan kelanjutan editing off line yang di lakukan
editor dengan program komputer yaitu menyempurnakan hasil editing off
line, memasukan dan menata suara asli, ilustrasi musik, sound effect ,
kedalam file gambar pada track yang berbeda sehingga gambar yang sudah
di tata tidak akan terganggu.
74
c. Editing off line analog atau linier
Pada tahap ini logging semua hasil shoting telah di beri tanda( time
code ) yaitu nomor code berupa digit frame, detik , menit dan ja di
munculkan dalam gambar hasil pengambilan setiap shot telah di catat oleh
scriptman/girl.
d. Editing on line analog
Ini adalah tahap terakhir, berdasarkan naskah editing editor
melakukan editing hasil shuting asli. sambungan-sambungan setiap shot
dan setiap adegan ( scene ) di buat persis atau tempat berdasarkan time
code dalam naskah edting . sound asli di masukan dengan level yang
seimbang dan sempurna sehingga tidak saling interprensi atau
mengganggu agar enak di dengan demikian editing on line sudah selesai
dan hasilnya masuk pada proses mixing .
e. Mixing
Adalah pencampuran antara gambar dan suara. Narasi yang sudah
di rekam dan ilustrasi musik yang juga sudah di rekam lalu di masukan ke
dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk yang ada dalam
naskah editing . keseimbangan antara suara asli, narasi, ilustrasi musik dan
sound effect sangat di perhatikan agar serasi dan harmonis dan terdengar
dengan jelas.
Peran dan Tanggung Jawab Editor
Seorang editor mempunyai tanggung jawab dalam pengerjaan
akhir sebuah film. Tanpa proses editing yang baik, sebuah produksi yang
telah mengorbankan uang dan tenaga menjadi sia-sia . Hanya, seorang
75
editor yang baik dan kreatif mampu menutupi semua kekurangan yang
dialami ketika proses pengambilan gambar. Sehingga penonton tidak
pernah tahu dimana letak ketidaksempurnaan itu (Rahmawati dan
Rusnandi, 2011:37)
Seorang editor di tuntut untuk membuat keputusan setiap saat. Dia
menentukan shoot mana yang akan di pakai, berapa lama shot itu akan di pakai,
kapan sebuah shot harus di potong, bagaimana urutan shot yang disusun, dan
sebagainya. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab seorang editor :
- Mengoprasikan dan memerihara perangkat siaran termasuk perangkat
pendukungnya sesuai SOP
- Memeriksa hasil gambar shooting
- Memilih gambar sesuai naskah yang telah di buat
- Mengukur kualitas rekaman dan memastikan bahwa materi yang di rekam sesuai
dengan standart audio yang telah di tentukan
- Menciptakan ide creatif pada proses editing
- Berdiskusi kepada cameraman dan sutradara mengenai shot-shot yang akan di
ambil agar mudah pada saat tahap editing memastikan segala peralatan dan
software yang akan di gunakan berfungsi dengan baik
- Memberi sentuhan artistik agar film lebih menarik.
Konsep Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Film dokumenter “ Hidup Dari Laut” ini Penulis menyusun gambar
sesuai naskah , melakukan cut to cut gambar , mengatur warna dan cahaya,
76
mencari backsound dan sound track yang cocok . untuk penyusunan gambar dan
pemilihan backsound serta musik instrument di terlebih dahulu di diskusikan
dengan sutradara.
b. Konsep Produksi
Tahapan ini adalah Proses untuk merubah naskah kedalam bentuk gambar.
Perubahan ini bertujuan program yang ingin di sampaikan tercapai. Pada proses
ini melibatkan crew bagian bagian lain yang bersifat teknis. Dalam tahap Produksi
editor dapat membantu atau mengawal sutradara dalam hal shot yang akan di
ambil agar jangan sampai terlewatkan. Editor juga bertanggung jawab untuk
mengawasi pendistribusian dan kondisi materi produksi sampai ke meja editing.
c. Konsep Teknis
Pada tahap editing, editor menggunakan software Adobe Premier pro cc
(32 bite 2015), After Effect Pro cc (32 bite 2015), Photoshop Pro cc (32 bite
2015) hardisk 500 GB 2,5 mbps .
Kendala Produksi dan Solusinya
a. Kendala : Tidak mempunyai software editing
Solusinya : Mendownload software adobe pro CC untuk
persiapan setelah shooting film selesai.
b. Kendala : Tidak mempunyai harddisk
Solusinya : Membeli hardisk seagat 500 gb .
c. Kendala : Editor tidak mempunyai laptop yang Ramnya besar
77
Solusinya : Meminjam laptop punya teman untuk proses editing .
d. Kendala : Saat proses editing ada beberapa audio vidio yang
over(berlebihan)
Solusinya : Edit menggunakan Adobe Audision.
78
KONSEP PROGRAM EDITOR
Konsep editing program documenter “Hidup Dari Laut” kami meliputi
dramatis alasannya agar membangun jiwa penonton saat menonton karya kami
“Hidup Dari Laut” yang mengangkat cerita tentang perjuangan seorang nelayan
yang mencari dan menangkap ikan di laut untuk di jual kembali ke masyarakat
luas, dari awal sampai dengan ke tangan pihak pengelola.
Editing kontiniti, dimana peraturan cerita tergantung pada penyesuaian
scene-scene yang berurutan. sedangkan editing kompilasi adalah dimana
penuturan cerita tergantung pada narasi,dan scene-scene melulu mengulustrasikan
apa yang sedang di uraikan.
79
“LAPORAN EDITING”
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
Tabel III.7
Production Company : A3 Prodaction
Producer : Pina Widarsih
Project Title : Hidup Dari Laut
Director : Arofi Hudaya
Duration : 20 Menit
Editor : Rio Handika Putra
NO Durasi EXT
/
INT
Keterangan
Visual Audio SFX Transisi Video Effect
1 00.00 – 00.05 - Bass & Tone - Natural - -
2 00.05-00.10 - Logo BSI - - - -
3 00.10-00.15 - Program ID - Natural Dissolve -
4 00.15-00.17 - Universal
Couating leader
- - - -
5 00.17-00.48 EXT Mesin
perahu &
Suara di laut
Suara
mesin
perahu
Instrum
ent
Menega ngkan
Cut to Cut -
6 00.48-00.00.50 - Blank Video + Judul acara
- - Dissolve -
7 00.51-00.56 EXT Slide foto pemandanga
Music Instrument
- - -
80
n
8 00.56.01.18 EXT Suara di
perkampung
an warga
Music
Instument
- - -
9 01.18-01.24 EXT Suara mesin perahu
- - - -
10 01.24-01.54 EXT Wawancara
+ Slide
beberapa
suana di kapal
Suara
mesin
perahu
- - -
11 01.54-02.26 EXT Slide
suasana di
kapal
Suara air
laut +
Music Instrument
- - -
12 02.26-03.36 EXT Host Suara
suasana di
kapal +
Suara
Mesin di kapal
- - -
13 03.36-03.57 EXT Wawanacara Suara di
perahu +
Suara
mesin
kapal
- - -
14 03.57-04.20 EXT Suasana di
laut
Suara
Mesin Perahu
- - -
15 04.20-07.55 EXT Host &
Wawancara
Suara
suana di
laut +
Nelayan
yang
mencari
ikan +
teriakan
semangat
pada
nelayan
- - -
16 07.55-08.48 IN Wawancara Suara
Mesin
kapal +
Suara
nelayan
berkerja sama
- Dissovle -
17 08.48-09.25 EXT Host Suara - Cut to Cut -
81
suasana di
dalam
kapal
/ Dissovle
18 09.25-09.45 EXT Suasana di
kapal
Suara
mesin
kapal dan
suasana di
laut
- - -
19 09.45-10.15 IN Wawancara Suara
mesin
kapal + air
laut
- Dissovle -
20 10.15-10.45 IN Host Suara
mesin
kapal
- Dissovle -
21 10.45-11.18 IN Slide
pemandang-
an di dalam kapal
Music
Instrument
- - -
22 11.18-11.55 IN Wawancara Suara di
dalam kapal
- Dissovle -
23 11.55-12.02 EXT Suara di dalam kapal
Music Instrument
- - -
24 12.02-13.05 IN Host Suasana di
kapal +
Suasana di laut
- Dissovle -
25 13.05-15.48 EXT Host Music
Instrument
+ Suasana
keramaian
saat
menangka
p ikan
- Cut to Cut -
26 15.48-16.15 IN Wawancara Suara
Mesin
kapal +
Suara
angin laut
- Cut to Cut + Dissolve
-
27 16.15-16.46 IN Wawancara Nelayan
Suara
mesin
kapal +
suasanaan
gin di laut
- - -
28 16.46-17.04 EXT Slide pemandanga
Music Instrument
- Cut to Cut -
82
n di laut +
suasana di
pelabuhan
29 17.04-19.10 IN Wawancara Suara
keramaian
+ suara
mesin
kapal
- Cut to Cut
+ Dissovle
-
30 19.10-19.30 EXT Slide
pemandanga
n pelabuhan
Music
Instrument
- Cut to Cut -
31 19.30-19.52 EXT Black Video Music Instument
- - -
83
PROSES PEMBUATAN PROGRAM ID
Gambar III.2
BASS AND TONE
Gambar III.3
LOGO BSI (BINA SARANA INFORMATIKA)
84
Gambar III.4
PROGRAM ID
Gambar III.5
ACCOUNTING LEADER
Gambar III.6
85
JUDUL PROGRAM
ISI PROGRAM
Gambar III.7
86
KERABAT KERJA / CREDIT TITLE
UCAPAN TERIMAKASIH
Gambar III.8
COPYRIGHT
87
CV CREW
BEHIND THE SCENE
88
89
90
Gambar III.9
SPESIFIKASI EDITING
HARDWARE
PROCESSOR : I Core 5
RAM : 4 GB
HARD DISK : 500 GB Memory 4 GB
LAPTOP DELL 5000 Series
ACCESSORIES
AUDIO SPEAKER : SIMBADDA
MOUSE : ASUS
SOFTWARE
ADOBE PREMIER PRO CC 2015
ADOBE PHOTOSHOP AUDITION