bab iii konsep perencanaan okk
TRANSCRIPT
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-1 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
3.1. Konsep Pendekatan Desain Kawasan Destinasi Wisata Katurei
3.1.1. Konsep Pendekatan Struktural
Setiap kebutuhan yang dituangkan dalam bentuk perencanaan pengembangan
kawasan, tentunya harus sejalan dengan perumusan kebijakan pembangunan
dan pengelolaannya, seperti tertuang dalam undang-undang atau perda :
- Rencana induk makro (RTRN, RTRW Wilayah/ Provinsi/ Kota/ Kabupaten,
RDTR, RTBL) sebagai guide line/ acuan dasar
- Rencana induk khusus berupa Riparnas, dan
- Rippda sebagai guide line/ acuan dasar khusus.
- Rencana Pembangunan Jangka Pendek (RPJP), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) juga merupakan acuan dasar rencana untuk keteraturan tahapan
pembangunan yang diperlukan sebagai pedoman penyusunan rencana
strategi pelaksanaan sebagai fase tindak lanjutnya.
Semua tahapan ini dilakukan dengan tujuan agar pendekatan desain
perencanaan lebih maksimal dan tepat guna, dalam pengertian secara makro
seiring dengan aturan-aturan/ kebijakan yang berlaku dan secara mikro sesuai
dengan kaidah standar-standar perencanaan.
BAB 3
KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESTINASI WISATA KATUREI
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-2 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.1. Skema Pendekatan Struktural
3.1.2. Konsep Pendekatan Green Environment
Sesuai dengan namanya, Kabupaten Kepulauan Mentawai memang
merupakan gugusan kepulauan dengan jumlah 99 pulau yang terdiri dari 4
pulau utama yaitu P. Sipora sebagai ibu kota kabupaten, P.Siberut, P. Pagai
Utara dan P. Pagai Selatan. Selebihnya berupa gugusan pulau-pulau kecil
yang membentang dari tenggara hingga barat daya.
Kawasan Katurei adalah wilayah bagian Kecamatan Siberut Barat Daya yang
terletak di P. Siberut. Kawasan ini terdiri dari wilayah daratan Desa Katurei dan
perairan Teluk Katurei serta gugusan kepulauan kecil yang membentang ke
arah barat daya dari P. Siberut. Yang menjadi ciri khas dari kawasan destinasi
Katurei adalah keanekaragaman flora dan fauna berupa habitat mangrove
yang menyebar di bagian dalam teluk di sebelah utara kawasan membentang
hingga arah selatan, bagian barat dan timur kawasan dan di sebagian gugusan
pulau-pulau kecil di bagian selatan kawasan. Sedangkan habitat nyiur/ pohon
kelapa tersebar di bagian luar (tepi pantai) selatan kawasan. Habitat nyiur/
pohon kelapa yang terbanyak di kawasan pantai Masilok membentang
sepanjang 3 (tiga) km dengan kerapatan pohon cukup dekat. Keragaman fauna
laut dan pesisir menambah kekayaan alam kawasan destinasi Katurei.
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-3 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Berdasarkan Keputusan Bupati Mentawai Nomor 178 Tahun 2006 diuraikan
bahwa “Teluk Katurei sebagian wilayahnya merupakan Kawasan Konservasi
Laut Daerah (KKLD) Kabupaten Kepulauan Mentawai”. Hal ini menjadi bahan
pertimbangan dalam pendekatan konsep dan desain kawasan. Dengan kondisi
tersebut, maka pendekatan desain kawasan bertema “Green Environment”.
Green Environment mengandung pengertian lingkungan binaan yang
berwawasan lingkungan / ramah lingkungan. Jadi pendekatan konsep dan
desainnya beradaptasi dengan alam asli kawasan destinasi Katurei dengan
seoptimal mungkin dapat meminimalisir kemungkinan perubahan ekstrim.
Tujuannya adalah untuk menjaga keaslian dan keasrian alam kawasan.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pendekatan konsep desain
“Green Environment” :
1. Faktor alam dan iklim lokal/ setempat
Faktor alam dan iklim lokal / setempat (Local nature and micro climate)
merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan pendekatan green
environment. Kerusakan lingkungan eksisting bisa terjadi sebagai dampak
dari pembangunan yang tidak terkendali dan tidak berwawasan dengan
kondisi alam dan iklim lokal, selain itu dampak pada perubahan iklim lokal
yang secara langsung berpengaruh pada kenyamanan lingkungan manusia
maupun flora dan fauna.
Salah satu konsep desain untuk kawasan Destinasi Wisata Katurei adalah
dengan mengadopsi bentuk dari keanekaragaman elemen alam setempat
yaitu pantai dan laut. Sumber ide untuk konsep bentuk misalnya dari bentuk-
bentuk makhluk laut (anemon, rumput laut, ubur-ubur, bintang laut, kuda laut
atau jenis-jenis ikan) atau bentuk-bentuk flora dan fauna pesisir pantai,
seperti pohon nyiur dll.
Baik bentuk elemen alam laut atau pesisir pantai, akan diterapkan pada
konsep bentuk bangunan, fasade bangunan, atau dekoratif detil bangunan.
Sedangkan pendekatan desain terhadap iklim lokal adalah karakteristik
bangunan yang merespon terhadap iklim tropis. Bentuk bangunan relative
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-4 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
beratap dengan kemiringan (300 - 600) yang bertujuan untuk mengendalikan
pengaruh curah hujan serta kecepatan angin yang tinggi terhadap kekuatan
bangunan. Fasade bangunan direncanakan memiliki karakteristik berongga
dan ringan yaitu dominasi bukaan, yang dikondisikan untuk pemanfaatan
sistem tata cahaya dan tata udara alami, secara optimal pada waktu-waktu
tertentu sehingga lebih hemat energi.
Gambar. 3.2. Pendekatan Elemen Alam Sebagai Pendekatan Desain
2. Faktor sosial, seni dan budaya masyarakat lokal
Faktor sosial, seni dan budaya masyarakat lokal / setempat menjadi
pertimbangan kedua dalam proses pendekatan konsep desain. Pendekatan
desainnya mengacu pada pendekatan aspek sosial, seni dan budaya
Mentawai, khususnya budaya di kawasan Katurei. Fakta di lapangan
menunjukkan walaupun begitu banyak dan beragamnya suku-suku di
kepulauan Mentawai, namun pada umumnya memiliki kesamaan seperti
pada kebiasaan kehidupan sosial, seni maupun budaya.
contoh konsep bentuk dasar yang diadopsi
Sumber ide konsep bentuk
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-5 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Pendekatan konsep dengan cara menggabungkan keanekaragaman
budaya. Dengan tujuan untuk membentuk karakteristik yang kuat dan khas
dari seni dan budaya Mentawai, sekaligus memperkenalkan kebudayaan
tersebut lebih luas di dunia pariwisata dan sekaligus melestarikannya.
Konsep desain utama untuk bangunan adalah dengan mengadopsi bentuk
bangunan tradisional Mentawai dengan menggabungkan bentuk bangunan
modern tropis.
Gambar. 3.3. Pendekatan Bangunan Rumah Tradisional Mentawai Sebagai Pendekatan Desain
3. Faktor potensi bencana lokal / setempat
Faktor ini menjadi pertimbangan ketiga dalam pada pendekatan konsep
desain green environment. Sebagai kawasan yang terletak di kawasan
rawan bencana, faktor ini menjadi penting sebagai pertimbangan dalam
mendisain lingkungan dan bangunan. Konsep desainnya akan berperan
dalam upaya pencegahan kerusakan lingkungan dari bencana alam (gempa
dan tsunami) dan tindakan penanggulangan pasca bencana.
Konsep desain bangunan difokuskan pada struktur bangunan tahan gempa.
Bentuk dan struktur bangunan rumah tradisional Mentawai sangat cocok
dengan karakteristik bangunan tahan gempa. Dengan struktur pondasi
telapak di atas permukaan tanah, lantai panggung dengan ketinggian antara
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-6 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
50 cm - 200 cm di atas permukaan tanah. Struktur tiang dan rangka dinding
berupa struktur ringan dari kayu/ bambu/ batang pohon kelapa. Struktur
kuda-kuda dan rangka atap dari kayu/ bambu dengan penutup atap dari
material daun pohon sagu atau nipah.
4. Pemilihan material yang ramah lingkungan
Faktor material yang ramah lingkungan menjadi pertimbangan keempat.
Pemilihan jenis material sangat penting, dalam artian ketersediaan
lingkungan setempat menyediakan material yang dapat digunakan,
berbahan alami sehingga tidak mengganggu sirkulasi air tanah pada
kawasan, tidak menimbulkan perubahan iklim yang ekstrim.
Pendekatan konsep desain ini juga bertujuan untuk ketahanan bangunan
(long lasting), bobot ringan, mudah didapat dan mudah dalam pengerjaan.
Adapun beberapa contoh material yang ramah lingkungan antara lain :
a. untuk desain prasarana jalan/ pedestrian menggunakan material paving
block/ grass block/ semen dengan campuran batu karang yang diberi
pori-pori yang dapat menyerap air hujan.
b. saluran gravel di kedua sisi jalan/ pedestrian dengan dilengkapi sumur
resapan sebagai pengakhiran dari sistem pengolahan aliran air hujan.
c. finishing untuk tiang lampu jalan / pedestrian dengan material limbah
laut berupa kulit kerang, umang atau batu telur putih dan sebagainya.
d. untuk pencegahan dari abrasi dan gelombang tsunami memanfaatkan
elemen alam yaitu habitat mangrove dan sebagian menggunakan
dinding pemecah ombak (break water wall) dengan penurapan di area
yang rawan abrasi gelombang air laut.
e. sarana berupa bangunan pendukung didesain dengan material alam
yang mudah didapat, seperti pondasi dari batu karang, struktur tiang,
penutup dinding dan rangka atap dari sisa-sisa kayu dari tanaman
mangrove yang telah mati, atau dari batang pohon kelapa yang cukup
banyak ditemukan di Kawasan Katurei. Penutup atap menggunakan
daun pohon sagu / pohon nipah. Hal tersebut bisa menekan biaya
pembangunan sekecil mungkin.
Keseluruhan pendekatan konsep desain di atas merupakan satu kesatuan
konsep green environment secara makro dan mikro kawasan. Diharapkan
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-7 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
dapat menghasilkan desain yang seimbang (balance) dan memiliki hubungan
yang harmonis (harmony) sebagai satu kesatuan kawasan yang utuh (unity).
Solusi dalam mewujudkan setiap konsep analogi adalah pendekatan teknologi
modern dan berwawasan lingkungan. Kemajuan teknologi konstruksi dan
bahan (material) telah memberikan ruang gerak yang sangat dinamis bagi
dunia perancangan Arsitektur untuk menghasilkan ruang dan bangunan yang
unik dan representatif. Dalam hal ini penataan ruang kawasan Destinasi
Wisata Katurei, memanfaatkan secara optimal kemajuan teknologi yang ada
untuk menciptakan satu kawasan lingkungan binaan baru yang asri, unik dan
representatif.
Pada tahap proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunannya harus
melibatkan partisipasi masyarakat sekitar lokasi penataan dan semua stake
holder agar terlibat langsung dalam menjaga keasrian dan kelestarian
ekosistem kawasan itu sendiri. Sehingga secara tidak langsung menumbuhkan
kesadaran masyarakatnya. Diharapkan Kawasan Destinasi Wisata Katurei
menjadi salah satu tujuan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara.
Gambar. 3.4. Skema Pendekatan Eco Environment
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-8 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
3.2. Konsep Perencanaan Kawasan Destinasi Wisata Katurei
3.2.1. Konsep Aksesibilitas Destinasi
Konsep aksesibilitas pada kawasan destinasi wisata Katurei didesain sesuai
arahan dari RTRW Kabupaten Mentawai Tahun 2011. Di dalam RTRW
Kabupaten Mentawai Tahun 2011 tertulis bahwa Kecamatan Siberut Barat
Daya merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Siberut Selatan.
Kecamatan Siberut Barat Daya dengan ibukotanya Peipei merupakan Pusat
Pelayan Lingkungan (PPL). Fungsi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
kegiatan antar kawasan akan melayani fungsi sebagai berikut : pusat
pelayanan pemerintahan skala desa; pusat pelayanan sosial ekonomis skala
desa; pusat pelayanan pariwisata bahari skala wilayah.
Wilayah Kecamatan Siberut Barat Daya dengan potensi utamanya yang
berupa area hutan, termasuk di dalamnya kawasan Taman Nasional Siberut
serta potensi perairan laut dengan keanekaragaman biota laut, dan kawasan
destinasi Katurei, diharapkan kecamatan ini dapat berkembang dalam
pariwisata bahari dan pariwisata berbasis alam/ eco tourism. Untuk menunjang
sektor wisata bahari dan wisata berbasis alam, perlu pembangunan
prasarana dan sarana sebagai pemicu untuk percepatan perkembangan
kegiatan pariwisata di kecamatan, khususnya di Kawasan Katurei.
Pertumbuhan sosial ekonomi suatu wilayah/ kawasan bisa cepat jika faktor
aksesibilitas ke wilayah tersebut tersedia dengan baik, begitu juga dengan
perkembangan kawasan wisata sangat dipengaruhi oleh faktor tersebut.
Manajemen transportasi sangat besar pengaruhnya terhadap baik buruknya
sistem transportasi. Maka dari itu konsep aksesibilitas dimulai dari penataan
manajemen yang menjadi titik acuan untuk memulai sistem transportasi yang
baik.
Konsep aksesibilitas ke kawasan destinasi wisata Katurei didesain dengan
merubah pola manajemen yang ada dengan tujuan:
1. mempermudah pencapaian,
2. mempersingkat waktu dan
3. memberi kenyamanan dan keamanan khususnya bagi para wisatawan.
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-9 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Hal ini seiring dengan visi Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
(Disbudparpora) Kabupaten Kepulauan Mentawai “Mewujudkan Mentawai
Sebagai Destinasi Wisata Eksklusif”. Eksklusif mengandung pengertian wisata
Mentawai sifatnya tidak massal, karena Mentawai merupakan gugusan
kepulauan kecil yang hanya memiliki daya dukung yang terbatas. Sehingga
Sektor pariwisata di Kabupaten Kepulauan Mentawai direncanakan dengan
mengutamakan kualitas bukan kuantitas.
Berdasarkan visi tersebut, pola manajemen aksesibilitas harus eksklusif dalam
pengertian manajemen pelayanan aksesibilitas ke kawasan wisata harus
tersedia, mudah dan tertata dengan baik, mulai dari pengaturan jadwal,
controling, penambahan armada, pembenahan administrasi dan ticketing,
hingga pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi. Dengan adanya
program Trans Mentawai sebagai bagian dari program peningkatan
pembangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, maka manajemen
aksesibilitas ke kawasan Katurei meliputi :
1. Penataan kembali aksesibilitas utama yaitu :
a. Pembenahan pelabuhan pelayanan regional Teluk Bungus (kota Padang)
beserta sarana pendukungnya ;
b. pembenahan pelabuhan pelayanan regional Maileppet beserta sarana
pendukungnya.
c. perencanaan penambahan pelabuhan pelayanan antar pulau/ perintis di
Peipei beserta sarana pendukungnya ;
d. perencanaan penambahan pelabuhan Malilimok dekat Teluk Katurei ;
e. perencanaan penambahan pelabuhan Mabukku di P. Masakot ;
f. perencanaan dermaga pengumpan di beberapa lokasi di kawasan
Katurei seperti : Tiop, Sarasau dan Toloulago;
g. penataan dermaga pulau obyek-obyek wisata ;
h. moda transportasi laut yang dipakai adalah kapal laut dengan kecepatan,
keamanan dan kenyamanan standar internasional. Minimal memenuhi
aturan dan persyaratan keselamatan transportasi laut (syarat dari dinas
terkait) seperti life vest (pelampung), prasarana telekomunikasi dll ;
i. moda transportasi antar spot wisata, jenis long boat dengan fasilitas
ruang penumpang/ kabin dengan tempat duduk yang aman dan nyaman,
life vest (jaket pelampung) dan radio panggil. Material perahu dari kayu
dengan desain perahu wisata menampilkan ciri khas perahu Mentawai.
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-10 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
2. Konsep aksesibilitas alternatif ke kawasan adalah melalui jalur udara
dengan
a. penataan bandara utama di kota Padang beserta prasarana dan sarana
pendukungnya,
b. perencanaan bandara perintis di Peipei beserta prasarana dan sarana
pendukungnya.
3. Konsep moda transportasi darat (pada tiap-tiap obyek wisata) didesain
dengan mempertimbangkan prasarana dan sarana yang tersedia, juga
menyediakan terminal transportasi darat pada daerah dengan kuantitas
transportasi tertinggi. Namun demikian perencanaan transportasi darat di
Kawasan Wisata Katurei tetap perlu dikendalikan untuk meminimalisir
kualitas polusi udara, suara dan limbah dari kendaraan bermotor
Dari pertimbangan tersebut maka moda transportasi darat dipilih
transportasi yang hemat energi dan ramah lingkungan seperti dari jenis
sepeda. Selain itu bersepeda selain menyehatkan, juga dapat memberi
pengalaman tersendiri bagi pengendaranya karena lebih menyatu dengan
alam. Untuk angkutan barang, moda transportasi yang dipilih adalah
kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor mesin 4 tak). Kendaraan ini
sangat cocok untuk mendukung konsep lingkungan kawasan. Selain sesuai
dengan daya dukung jalan eksisting dan topografi kawasan, juga tidak
banyak menimbulkan polusi udara.
Berikut tabel konsep desain penataan sistem transportasi di Kawasan Wisata
Katurei, mulai dari penataan prasarana dan sarana, hingga jenis moda
transportasi yang digunakan beserta persyaratan keselamatan.
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-11 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Tabel 3.1. Konsep Penataan Prasarana dan Sarana Aksesibilitas Pada Kawasan Destinasi Wisata Katurei
NO JENIS MODA TRANSPORTASI
PRASARANA & SARANA YG AKAN DITATA
MODA TRANSPORTASI
01
MODA TRANSPORTASI UDARA
BANDARA UTAMA (PESAWAT AMPHIBI) :
PERAIRAN KOTA PADANG
PESAWAT AMPHIBI KAPASITAS 12 PENUMPANG
(RADIO PANGGIL & LIFE VEST SEBAGAI
KELENGKAPAN ALAT KESELAMATAN)
BANDARA PERINTIS (PESAWAT AMPHIBI) :
PERAIRAN KAWASAN TELUK KATUREI
02 MODA TRANSPORTASI LAUT
DERMAGA PELABUHAN NASIONAL-REGIONAL :
TELUK BUNGUS KOTA PADANG
KAPAL CEPAT (KAPAL WISATA) (RADIO
PANGGIL & LIFE VEST SEBAGAI KELENGKAPAN
ALAT KESELAMATAN) DERMAGA PELABUHAN REGIONAL :
SIMALEPET SIBERUT SELATAN
DERMAGA PELABUHAN PERINTIS : PEIPEI SIBERUT BARAT DAYA
LONG BOAT (PERAHU WISATA)
(RADIO PANGGIL & LIFE VEST SEBAGAI
KELENGKAPAN ALAT KESELAMATAN)
DERMAGA PELABUHAN PENGUMPAN/ FEEDER : TIOP,
MALILIMOK, SARASAU, TOLOULAGO
LONG BOAT (PERAHU WISATA)
(RADIO PANGGIL & LIFE VEST SEBAGAI
KELENGKAPAN ALAT KESELAMATAN)
03 MODA TRANSPORTASI DARAT (PADA SETIAP KAWASAN)
PEDESTRIAN/ JALUR/ TRACK SEPEDA (BIKE TRACK) : SPOT WISATA PANTAI,
WISATA SENI DAN BUDAYA (DESA WISATA) DAN WISATA
BERBASIS ALAM (ECO TOURISM)
SEPEDA/ SEPEDA TANDEM
ATV (
BENTOR (BECA MOTOR) KHAS MENTAWAI
(ALTERNATIF MODA TRANSPORTASI
ANGKUTAN BARANG)
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-12 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.5. Skema Konsep Aksesibilitas Kawasan Destinasi Wisata Katurei
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-13 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar.3.6. Skema Konsep Aksesibilitas (Prasarana, Sarana dan Moda transportasi Kawasan Destinasi Wisata Katurei
Gambar. 3.7. Skema Manajemen sistem Komunikasi Radio Panggil Kawasan Kepulauan Mentawai
Gambar. 3.8. Fasilitas Life vest pada kapal sebagai syarat kelengkapan keselamatan di laut
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-14 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.9. Konsep Jaringan Telekomunikasi di Kawasan Katurei
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-15 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
3.2.2. Konsep Zonasi Kawasan Destinasi Wisata Katurei
Zonasi suatu kawasan destinasi wisata sangat diperlukan dalam suatu proses
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam penyusunan
program ruang terbangun dan ruang tidak terbangun, menentukan tata guna
lahan dan menentukan zona untuk fungsi utama, fungsi pendukung dan fungsi
service. Konsep zonasi juga untuk menentukan seberapa besar daya tampung
kawasan dalam memfasilitasi kegiatan wisata eksisting dan kegiatan wisata
yang akan dikembangkan sesuai arahan dan potensi alam.
Zonasi (blocking) sebagian kegiatan wisata di Kabupaten Kepulauan Mentawai,
tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda)
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011. Ini bisa menjadi bahan acuan
dalam penyusunan konsep zonasi kawasan, khususnya kawasan destinasi
Katurei yang didukung berdasarkan hasil survey di lapangan dan analisis
potensi kawasan.
Konsep zonasi kawasan sesuai dengan jenis kegiatan wisata yang ada
(eksisting). Tujuannya untuk mempermudah blocking atau zonasi setiap
kawasan wisata. Berdasarkan hasil survey dan analisa potensi kawasan maka
dapat disimpulkan terdapat beberapa macam kegiatan wisata berbasis alam
(eco turism) yang meliputi wisata bahari, wisata alam pantai, wisata alam desa
(seni dan budaya) dan wisata alam edukasi ilmiah.
Berarti sarana wisata meliputi 5 (lima) area/ zona pada kawasan yaitu :
a. zona perairan Teluk Katurei dan pesisir pantai sekitarnya (mangrove) ;
b. zona pesisir pantai pada pulau-pulau yang berpasir ;
c. zona perkampungan/ pedesaan (ada 4 dusun Desa wisata : Tiop, Malilimok,
Sarasau dan Tololaggok
d. zona hutan lindung Taman Nasional Siberut yang merupakan zona inti pada
kawasan.
Dengan demikian konsep zonasi didesain berdasarkan jenis kegiatan wisata.
Berikut tabel zonasi kawasan destinasi wisata Katurei berdasarkan jenis
kegiatan wisata :
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-16 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Tabel 3.2. Zonasi Kawasan Destinasi Wisata Katurei Berdasarkan Jenis Kegiatan Wisata
NO JENIS KEGIATAN WISATA LOKASI ZONASI
01 WISATA SNORKLING PERAIRAN PULAU NYANGNYANG/ MASOKUT
ZONA PERAIRAN KAWASAN KATUREI
DAN SEKITARNYA PERAIRAN PULAU MAINUK
PERAIRAN PULAU KARAMADJAT
PERAIAN PULAU LIBBUT
PERAIAN PULAU BAREKAI
PERAIRAN PULAU PANANGGALAN SABEU
PERAIRAN PULAU PANANGGALAN SIGOISO PERAIRAN PULAU BOTIEK
PERAIRAN PULAU TUDANGIN (MANSILOk)
PERAIRAN PULAU LOGUI
PERAIRAN PULAU MASEAI
02 WISATA DIVING PERAIRAN PULAU NYANGNYANG/ MASOKUT
ZONA PERAIRAN KAWASAN KATUREI
DAN SEKITARNYA PERAIRAN PULAU MAINUK
PERAIRAN PULAU KARAMADJAT
PERAIAN PULAU LIBBUT
PERAIAN PULAU BAREKAI
PERAIRAN PULAU PANANGGALAN SABEU
PERAIRAN PULAU PANANGGALAN SIGOISO
PERAIRAN PULAU BOTIEK
PERAIRAN PULAU TUDANGIN (MASILOk)
PERAIRAN PULAU LOGUI
PERAIRAN PULAU MASEAI
03 WISATA SURFING PEARLESS LEFT & RIGHT (TELUK KATUREI)
ZONA PERAIRAN KAWASAN KATUREI
DAN SEKITARNYA SPOT E BAY RIGHT; E BAY LEFT; PITSTOP HILL RIGHT ; BANG VAULT RIGHT; NIPUSSI RIGHT (PERAIRAN PULAU NYANGNYANG/ MASOKUT)
SPOT HIDE A WAY LEFT; JOHN KANDIES LEFT; KANDUI LEFT; BANG BANG LEFT; CHUBBIES RIGHT; 4 BOB RIGHT; RIFLESS; DUCKIES LEFT & RIGHT; (PERAIRAN PULAU KARANGMADJAT)
04 WISATA MANCING PERAIRAN TELUK KATUREI ZONA PERAIRAN KAWASAN KATUREI
DAN SEKITARNYA PERAIAN PULAU NYANGNYANG/ MASOKUT
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-17 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
PERAIRAN PULAU BOTIEK
PERAIRAN PULAU MAINUK
PERAIRAN PULAU KARAMADJAT
PERAIRAN PULAU SILOINAK
05 WISATA MANGROVE PESISIR TELUK KATUREI ZONA MUARA PESISIR KATUREI DAN
SEBAGIAN AREA PULAU-PULAU
SEKITAR KATUREI
PESISIR UTARA, TIMUR DAN SELATAN PULAU NYANGNYANG
PESISIR TIMUR PULAU LAPI
PESISIR TIMUR PULAU TUDANGIN
PESISIR TIMUR PULAU SIBABUI
PESISIR TIMUR PULAU LIBUT
PESISIR TIMUR PULAU SILOINA
PESISIR TIMUR DAN BARAT PULAU MAINUK
PESISIR BARAT PULAU BOTIEK
PESISIR PULAU KARANGMDJAT
06 WISATA ALAM PANTAI BERPASIR
PANTAI SELATAN PULAU TUDANGIN (MASILOK)
ZONA PANTAI BERPASIR
DI PESISIR KATUREI DAN PULAU-PULAU
SEKITARNYA
07 WISATA ALAM (EDUKASI ILMIAH)
TAMAN NASIONAL SIBERUT ZONA INTI HUTAN LINDUNG TAMAN
NASIONAL SIBERUT
08 WISATA SENI DAN BUDAYA DUSUN TIOP ZONA PERKAMPUNGAN
TRADISIONAL KATUREI (DESA
WISATA)
DUSUN SARASAU DUSUN MALILIMOK
DUSUN TOLOULAGO
Gambar. 3.10.a Fasilitas Berenang Gambar. 3.10b. Fasilitas Berenang
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-18 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.11. Jenis Kegiatan Wisata Alternatif , ATV
Gambar. 3.12. Jenis Kegiatan Bersepeda
Gambar. 3.13. Moda Transportasi Angkutan Barang dan Manusia (Bentor)
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-19 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.14. Skema Konsep Zonasi Kawasan Destinasi Wisata Katurei
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-20 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
3.3. Konsep Master Plan Perencanaan Kawasan Distinasi Wisata Katurei
3.3.1. Konsep Blok Plan
Konsep blok plan dikelompokkan ke dalam dua wilayah, yaitu blok plan wilayah
makro (kawasan Katurei) dan blok plan wilayah mikro (obyek wisata).
Konsep blok plan secara struktural makro mengacu pada arahan tata ruang
RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011. Secara struktural khusus
mengacu pada arahan Rippda Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011.
Berdasarkan arahan RTRW, kawasan destinasi Katurei pelayanan administrasi
dan transportasinya dilayani oleh Peipei. Didukung dengan perencanaan
pembangunan sarana transportasi seperti pelabuhan di Malilimok dan bandara
di Peipei.
Berdasarkan hasil zonasi wilayah, dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kepulauan Mentawai, maka blok plan pada kawasan Katurei
meliputi :
a. blok plan pada wilayah perairan spot surfing dan sekitarnya meliputi blok
prasarana dan blok sarana untuk wisata eksklusif khusus surfing dan
wisata bahari (diving, snorkling, dan fishing) ;
b. blok plan pada wilayah pantai berpasir meliputi blok prasarana dan blok
sarana untuk wisata alam pantai (swimming, rekreasi di pasir putih);
c. blok plan pada wilayah perairan Teluk Katurei dan pesisir pantai sekitarnya
meliputi blok prasarana dan blok sarana untuk kegiatan wisata alam pantai
(wisata mangrove, fishing) dan wisata budaya (kampung tradisional khas
Katurei, Mentawai) ;
d. blok plan pada wilayah dekat area hutan Taman Nasional Siberut yang
meliputi blok prasarana dan blok sarana untuk kegiatan wisata edukasi
ilmiah berbasis alam.
Kawasan Katurei sebagai “Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)” dan
sebagian wilayahnya termasuk “kawasan hutan lindung Taman Nasonal
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-21 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Siberut”, maka konsep blok plan didesain sejalan dengan konsep “Green
Environment”, dengan strategi sebagai berikut :
1. Rencana blok massa disesuaikan dengan karakteristik topografi alam
eksisting Katurei, dengan meminimalisir perubahan bentuk kontur dan
melestarikan ekosistem asli kawasan.
2. Rencana blok massa dengan perbandingan 10 – 20 % area terbangun dan
80 – 90 % area tidak terbangun pada kawasan.
Blok plan untuk kegiatan wisata berbasis alam, mengutamakan outdoor.
Daya dukung lahan yang sangat terbatas, maka blok plan
mengutamakan kualitas dibanding kuantitas.
3. Blok plan dilengkapi dengan konsep landscape yang mengeksplorasi unsur
vegetasi dari keanekaragaman flora lingkungan setempat. Sehingga tercipta
desain blok plan yang asri, alami dan ramah lingkungan.
4. Blok massa plan di pesisir pantai, ditempatkan minimal 100 meter dari titik
pasang air laut sesuai ketentuan yang disyaratkan. Walaupun ada
bangunan yang batas garis dindingnya kurang dari 100 meter dari titik
pasang air laut, maka ada syarat khusus dengan rekayasa arsitektur
sebagai solusi berupa blok bangunan panggung (double decker) agar
ekosistem sekitar pantai tetap terjaga kelestariannya.
5. Blok plan pada lokasi obyek wisata, didesain sesuai karakteristik lahan,
namun memiliki tipikal yang sama dari protipe blok plan-nya.
3.3.2. Konsep Lansekap
Konsep lansekap mengikuti konsep blok plan, didesain dengan
memperhitungkan kondisi alam eksisting baik itu memanfaatkan potensi yang
ada maupun membuat strategi desain jika ada permasalahan di lokasi.
Adapun faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain :
1. Faktor jenis tanah
Jenis tanah di kawasan Katurei adalah tanah pasir laut dan tanah lempung.
Kedua jenis tanah ini mempunyai sifat dinamis, mudah melebur dan tidak
padat. Kondisi ini perlu diperhitungkan dalam mendesain lansekap wilayah
pasang surut, karena faktor abrasi oleh air laut. Perlu material pendukung
seperti turap atau water break wall. Atau dengan cara mempertahankan
habitat mangrove sebagai barrier alami dari abrasi air laut.
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-22 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.15. Konsep pedestrianisasi pada wilayah tepian pantai yang berpotensi abrasi
2. Faktor kontur tanah (topografi)
Kontur tanah di kawasan Katurei sangat beragam, mulai dari yang bersifat
datar, landai berombak, hingga yang bertebing curam. Hal ini perlu disiasati
dengan desain lansekap yang mengikuti kontur eksisting dengan
meminimalkan cut and fill. Hanya pada area tertentu digunakan metode cut
and fill seperti pada area cekungan dan tebing yang rawan abrasi air laut.
3. Faktor abrasi air laut
Di pesisir teluk Katurei berdasarkan hasil survey di lapangan dapat
disimpulkan adanya potensi terjadinya abrasi dengan prosentasi yang cukup
tinggi. Kondisi ini terjadi akibat gerusan ombak setiap saat, ditambah
kerusakan habitat tanaman mangroove di beberapa wilayah. Hal tersebut
perlu penanganan khusus dalam mendesain lansekap kawasan.
4. Faktor potensi bencana lokal (gempa dan tsunami)
Berdasarkan data BNPB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana),
kawasan Kepulauan Mentawai merupakan salah satu kawasan rawan
bencana khususnya bencana gempa dan tsunami. Hal tersebut perlu
disiasati dalam desain lansekap kawasan dengan tujuan untuk mengurangi
dampak dari gempa dan tsunami tersebut.
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-23 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.16. Penerapan struktur pemecah ombak
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-24 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.17. Elemen struktur water break wall
Gambar 3.18. Elemen struktur water break wall
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-25 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.19. Elemen landscape, pedestrianisasi
5. Faktor keanekaragaman flora eksisting kawasan
Keanekaragaman flora di kawasan Katurei menjadi salah satu daya tarik
wisata alam yang perlu dipertahankan. Dalam desain lansekap komponen
vegetasi menjadi pelengkap sebagai unsur alam yang menambah nilai
estetika kawasan.
Penataan vegetasi tambahan menjadi bagian dari konsep lansekap dengan
tujuan memperkaya keanekaragaman flora untuk menambah hijau dan asri
kawasan. Pemilihan jenis vegetasi harus memperhitungkan jenis akar yang
kuat (akar serabut), kemudahan proses tanam, pemeliharaan dan
kecocokan vegetasi dengan iklim lokal setempat yang berada di pesisir
dengan ketinggian antara 0 meter dpl hingga 200 meter dpl.
6. Landscape furniture
Landscape furniture menjadi salah satu elemen yang sangat penting dalam
desain lansekap sebagai pendukung dan pelengkap lingkungan. Landscape
furniture ini antara lain terdiri dari : signage (berupa papan petunjuk
kawasan, arah, dll); lampu (kawasan, taman, pedestrian); bangku taman;
pergola; gazebo dll. Konsep landscape furniture didesain dengan
pendekatan konsep alam dan budaya lokal/ setempat.
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-26 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
3.3.3. Konsep Site Plan
Konsep site plan merupakan kelanjutan atau rencana detil dari konsep blok
plan di area lokasi yang didesain. Konsep site plan meliputi tata letak massa
bangunan dalam kelompok kegiatan, dengan pola jalan (pedestrian) di
sekitarnya yang berfungsi sebagai penghubung antara fungsi yang ada, letak
ruang-ruang terbuka di sekitarnya serta perletakan vegetasi di sekitar
bangunan berdasarkan fungsinya.
Dengan konsep Green Environment, maka karakteristik dari site plan mengikuti
bentuk pesisir pantai, berorientasi ke arah pantai dan kelompok massanya
membentuk ruang-ruang luar yang hidup. Ruang-ruang luar yang terbentuk
fungsinya dibedakan untuk setiap lokasi titik objek sebagai ciri tersendiri dari
jenis kegiatan wisatanya.
Gambar 5.33. Elemen landscape, perencanaan pedestrianisasi Konsep arahaan pada desain Plaza dengan material semen dan kulit kerang dengan pendekatan Motif Ikan
Gambar 3.20. Elemen landscape, perencanaan pedestrianisasi Konsep arahan pada desain Plaza dengan material semen dan kulit kerang dengan pendekatan Motif Ikan
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-27 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.21. Elemen landscape, perencanaan penerangan pedestrian dengan penerapan detil dari elemen alam laut
Gambar 3.22. Elemen landscape, perencanaan tempat duduk di sekitar
taman atau pedestrian
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-28 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.23. Konsep Desain Pergola Material gabungan cor Beton cover Batu Alam
Pendekatan Desain Tradisional
Gambar. 3.24. Konsep Desain Gazebo material gabungan cor Beton cover Batu Alam Pendekatan Desain Tradisional
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-29 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
3.4. Konsep Perencanaan Bangunan
3.4.1. Konsep Bentuk Bangunan
Konsep “Green Environment” pendekatannya dengan memadukan
karakteristik alam dan habitat lingkungan serta unsur kebudayaan lokal yang
berkembang di dalamnya, dengan mempertimbangkan jenis struktur bangunan
yang tahan terhadap bencana gempa.
Gambar. 3.25. Skema Konsep Bangunan Tropis Tradisional Mentawai
3.4.2. Konsep Struktur Bangunan
Seiring dengan uraian sebelumnya, konsep struktur bangunan yang akan
diterapkan di kawasan katurei adalah struktur tahan gempa dengan pola
struktur keseluruhan bangunan menggunakan struktur ringan. Kecuali
bangunan yang sifatnya monumental. Bangunan tersebut direncanakan lebih
khusus, dengan tujuan untuk ketahanan dan keawetan.
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-30 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Berikut daftar spesifikasi struktur bangunan tahan gempa.
Tabel 3.3. Spesifikasi Material/ Bahan Bangunan
Skenario untuk penanggulangan bencana tsunami konsep bangunan didesain
panggung/ lantai di atas permukaan tanah (double decker) untuk meminimalisir
dampak luapan air yang sampai ke daratan. Sedangkan untuk barrier utama
berupa turap dan dinding pemecah ombak (Water Break Wall) area pantai di
titik pasang air laut. Sedangkan elemen alami sebagai barrier berupa habitat
tanaman mangroove.
3.4.3. Konsep Fasade Bangunan
Konsep fasade bangunan untuk bangunan-bangunan di Kawasan Katurei
mengadopsi fasade bangunan tropis tradisional Mentawai. Hal ini dilakukan
sebagai hasil adaptasi pendekatan pada seni dan budaya lokal.
Secara keseluruhan karakteristik fasade bangunan tradisional mentawai
merupakan bangunan tropis pada umumnya dengan bentuk bangunan
panggung, dinding depan menjulang ke atap dan banyak bukaan dengan sudut
kemiringan atap antara 300 – 600. Yang menjadi ciri khas adalah dekoratif pada
NO ELEMEN STRUKTUR JENIS MATERIAL KETERANGAN
01 PONDASI TELAPAK PAS BATU KARANG PONDASI BERADA DI ATAS PERMUKAAN TANAH, DIMENSI DISESUAIKAN
02 LANTAI PAPAN KAYU/ FLYWOOD DENGAN STRUKTUR RANGKA KAYU
POSISI LANTAI BERADA 50 – 200 CM DI ATAS PERMUKAAN TANAH
O3 TIANG KAYU/ BAMBU/ BATANG POHON KELAPA
BERTUMPU PADA PONDASI TEGAK LURUS KE ATAS
O4 DINDING PAPAN KAYU/ ANYAMAN BAMBU (BILIK) DENGAN STRUKTUR RANGKA KAYU/ BAMBU
MENEMPEL PADA STRUKTUR TIANG UTAMA DAN RANGKA DINDING
O5 RANGKA PINTU DAN JENDELA
KUSEN KAYU/ BAMBU BUKAAN JENDELA MAKSIMAL UNTUK PENCAHAYAAN DAN PENGUDARAAN ALAMI
06 RANGKA ATAP KAYU/ BAMBU DESAIN MEMBENTUK SEGITIGA UNTUK
07 PENUTUP ATAP DAUN SAGU/ DAUN NIPAH BERUPA LEMBARAN YANG DIANYAM DIPASANG BERLAPIS
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-31 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
dinding fasade berupa ukiran kayu pada dinding dan anyaman bambu dengan
permainan warna-warna pastel alami.
Adapun detail karakteristik fasade bangunan tradisional Mentawai sebagai
berikut :
Tabel.3.4. Elemen Bangunan Yang Membentuk Fasade
NO ELEMEN BANGUNAN BENTUK ELEMEN FASADE KETERANGAN
01 PONDASI TELAPAK PASANGAN BATU KARANG, TAMPAK LIMAS SEGI EMPAT TERPOTONG
PONDASI BERADA DI ATAS PERMUKAAN TANAH, DIMENSI DISESUAIKAN
02 LANTAI PAPAN KAYU/ FLYWOOD DENGAN STRUKTUR RANGKA KAYU, TAMPAK DIKAMUFLASE LEMPENGAN PAPAN BERUKIR
POSISI LANTAI BERADA 50 – 200 CM DI ATAS PERMUKAAN TANAH
O3 TIANG KAYU/ BAMBU/ BATANG POHON KELAPA, TAMPAK KOLOM SEGI EMPAT/ SILINDER MEMBENTANG KE ATAS DENGAN UKIRAN DEKORATIF TRADISIONAL MENTAWAI
BERTUMPU PADA PONDASI TEGAK LURUS KE ATAS
O4 DINDING PAPAN KAYU/ ANYAMAN BAMBU (BILIK) DENGAN STRUKTUR RANGKA KAYU/ BAMBU, TAMPAK PENAMPANG PAPAN KAYU DAN ANYAMAN BAMBU (BILIK) DENGAN UKIRAN DEKORATIF TRADISIONAL MENTAWAI DAN KOMPOSISI WARNA-WARNA PASTEL YANG ALAMI
MENEMPEL PADA STRUKTUR TIANG UTAMA DAN RANGKA DINDING
O5 RANGKA PINTU DAN JENDELA
KUSEN KAYU/ BAMBU, TAMPAK PENAMPANG DENGAN JENDELA TEMBUS PANDANG
BUKAAN JENDELA MAKSIMAL UNTUK PENCAHAYAAN DAN PENGUDARAAN ALAMI
06 RANGKA ATAP KAYU/ BAMBU, TAMPAK BENTANGAN MEMBENTUK SEGI TIGA SAMA SISI DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 HINGGA 60 DERAJAT
DESAIN MEMBENTUK SEGITIGA UNTUK
07 PENUTUP ATAP DAUN SAGU/ DAUN NIPAH, TAMPAK MEMBENTUK SEGI TIGA SAMA SISI DENGAN KEMIRINGAN ANTARA 30 DERAJAT HINGGA 60 DERAJAT.
BERUPA LEMBARAN YANG DIANYAM DIPASANG BERLAPIS
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-32 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
3.4.4. Konsep Ruang Dalam
Konsep tata ruang dalam setiap bangunan sarana, secara keseluruhan
konsepnya bersumber pada tata ruang dalam bangunan rumah di kawasan
Mentawai khususnya di kawasan Katurei.
Prinsip-prinsip ruang dari rumah tradisional ini diterapkan pada bangunan-
bangunan yang direncanakan. Fungsi dan luasan ruang disesuaikan dengan
kebutuhan fungsi yang direncanakan.
Ruang dalam bangunan pada umumnya dibagi menjadi 4 bagian, yaitu ruang
depan yang berupa teras atau penerima yang sifatnya terbuka untuk publik,
ruang berikutnya adalah ruang penerima yang bersifat lebih tertutup, bagian
ketiga merupakan ruang inti yang sifatnya private (khusus bagi pemilik) dan
bagian terakhir adalah ruang untuk kegiatan servis.
3.5. Konsep Prasarana dan Sarana Kawasan
Konsep prasarana dan sarana Kawasan Destinasi Wisata Katurei, di wilayah makro
didesain dengan mengikuti prasarana yang sudah ada, serta potensi dari prasarana
dan sarana yang direncanakan dalam RTRW. Sedangkan konsep prasarana dan
sarana di lokasi perencanaan melalui analisis kebutuhan dari pengembangan kegiatan
wisatanya.
Pertimbangan lain dalam menentukan konsep desain prasarana dan sarana ini
berdasarkan daya dukung lahan pada kawasan, itupun dengan persyaratan khusus.
Suatu kegiatan pada kawasan tentunya membutuhkan ruang (fasilitas) yang
mengakomodir setiap aktifitas di dalamnya. Begitu juga dengan kegiatan wisata di
Kawasan Katurei, membutuhkan ruang indoor ataupun outdoor.
Untuk prasarana dermaga, pendekatan desain dengan menggunakan dermaga apung,
karena jenis dermaga ini dapat mengikuti pasang surut perairan. Desain ini mudah
dalam pengerjaan dan pengembangannya.
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-33 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.26. Konsep Arahan Dermaga Apung, Ponton
Gambar. 3.27. Konsep Arahan Dermaga Apung, Ponton
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-34 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.28. Konsep Arahan Alternatif Dermaga, Floating Dock
Gambar. 3.29. Konsep Arahan Alternatif Dermaga, Floating Dock
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-35 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.30. Konsep Arahan Perencanaan Dermaga
Gambar 3.31. Elemen struktur Floating dock
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-36 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.32. Elemen struktur Floating dock
Gambar 3.33. Elemen struktur Floating dock
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-37 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.34. Konsep Arahan Dermaga dan Jembatan
Gambar 3.35. Elemen struktur Floating do
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-38 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Berikut daftar kebutuhan sarana pendukung kegiatan wisata kawasan Katurei
sesuai jenis kegiatannya :
Tabel.3.5. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Snorkling dan Diving
NO JENIS KEGIATAN
PARIWISATA
NO PRASARANA YANG
DIBUTUHKAN
ELEMEN/ BANGUNAN
YANG DIBUTUHKAN
NO SARANA YANG
DIBUTUHKAN
RUANG YANG DIBUTUHKAN
01 WISATA SNORKLING DAN DIVING
01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA (SNORKLING
& DIVING CENTER)
LOBBY & RECEPTIONIST
02 DERMAGA AREA SANDAR
LONG BOAT
RUANG PENGELOLA
BOARD WALK
RUANG LOCKER
SHELTER
03 PEDESTRIAN TOILET DAN RUANG
GANTI PRIA 04 SHOWER
BILAS
05 JALUR EVAKUASI
GEMPA DAN TSUNAMI
JALUR EVAKUASI
TOILET DAN RUANG GANTI
WANITA
PETUNJUK JALUR
EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK
GUDANG
SHELTER EVAKUASI
06 INSTALASI AIR BERSIH
RESERVOAR BAWAH
PUMP
RESERVOAR ATAS
O2 LIFE GUARD TOWER
RUANG KONTROL
07 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA
BAK KONTROL
AREA/ MENARA RUANG PANTAU
SUMUR RESAPAN
03 GAZEBO
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-39 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Tabel.3.6. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Surfing
NO JENIS KEGIATAN
PARIWISATA
NO PRASARANA YANG
DIBUTUHKAN
ELEMEN/ BANGUNAN
YANG DIBUTUHKAN
NO SARANA YANG
DIBUTUHKAN
RUANG YANG DIBUTUHKAN
02 WISATA SURFING
01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA
(SURFING CENTER)
LOBBY & RECEPTIONIST
02 DERMAGA AREA SANDAR
LONG BOAT
RUANG PENGELOLA
BOARD WALK
RUANG LOCKER
SHELTER
03 PEDESTRIAN TOILET DAN RUANG
GANTI PRIA 04 SHOWER
BILAS
05 JALUR EVAKUASI
GEMPA DAN TSUNAMI
JALUR EVAKUASI
PETUNJUK JALUR
EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK
SHELTER EVAKUASI
06 INSTALASI AIR BERSIH
RESERVOAR BAWAH
TOILET DAN RUANG GANTI
WANITA
PUMP GUDANG
RESERVOAR ATAS
O2 LIFE GUARD TOWER
RUANG KONTROL
07 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA
BAK KONTROL
AREA/ MENARA RUANG PANTAU
SUMUR RESAPAN
03 GAZEBO
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-40 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Tabel.3.7. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Mancing
NO JENIS KEGIATAN
PARIWISATA
NO PRASARANA YANG
DIBUTUHKAN
ELEMEN/ BANGUNAN
YANG DIBUTUHKAN
NO SARANA YANG
DIBUTUHKAN
RUANG YANG DIBUTUHKAN
03 WISATA MANCING
01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA
(FISHING CENTER)
LOBBY & RECEPTIONIST
02 DERMAGA AREA SANDAR
LONG BOAT
RUANG PENGELOLA
BOARD WALK
SHELTER 03 PEDESTRIAN TOILET PRIA
04 JALUR EVAKUASI
GEMPA DAN TSUNAMI
JALUR EVAKUASI
PETUNJUK JALUR
EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK
SHELTER EVAKUASI
05 INSTALASI AIR BERSIH
RESERVOAR BAWAH
TOILET WANITA
PUMP GUDANG
RESERVOAR ATAS
O2 LIFE GUARD TOWER
RUANG KONTROL
06 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA
BAK KONTROL
AREA/ MENARA RUANG PANTAU
SUMUR RESAPAN
03 GAZEBO
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-41 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Tabel.3.8. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Jet Ski dan Ski Air
NO JENIS KEGIATAN
PARIWISATA
NO PRASARANA YANG
DIBUTUHKAN
ELEMEN/ BANGUNAN
YANG DIBUTUHKAN
NO SARANA YANG
DIBUTUHKAN
RUANG YANG DIBUTUHKAN
04 WISATA JET SKI DAN SKI AIR
01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA
( WATER SPORT
CENTER)
LOBBY & RECEPTIONIST
02 DERMAGA AREA SANDAR
LONG BOAT
RUANG PENGELOLA
BOARD WALK
RUANG LOCKER
SHELTER
03 PEDESTRIAN TOILET DAN RUANG
GANTI PRIA 04 SHOWER
BILAS
05 JALUR EVAKUASI
GEMPA DAN TSUNAMI
JALUR EVAKUASI
PETUNJUK JALUR
EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK SHELTER
EVAKUASI
06 INSTALASI AIR BERSIH
RESERVOAR BAWAH
TOILET DAN RUANG GANTI
WANITA
PUMP GUDANG
RESERVOAR ATAS
O2 LIFE GUARD TOWER
RUANG KONTROL
07 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA
BAK KONTROL
AREA/ MENARA RUANG PANTAU
SUMUR RESAPAN
03 GAZEBO
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-42 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Tabel.3.9. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Mangrove
NO JENIS KEGIATAN
PARIWISATA
NO PRASARANA YANG
DIBUTUHKAN
ELEMEN/ BANGUNAN
YANG DIBUTUHKAN
NO SARANA YANG DIBUTUHKAN
RUANG YANG DIBUTUHKAN
05 WISATA MANGROVE
01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA (MANGROVE
CENTER)
LOBBY & RECEPTIONIST 02 DERMAGA AREA
SANDAR LONG BOAT
BOARD WALK
RUANG PENGELOLA
SHELTER
03 BOARD WALK
JALUR BOARD WALK
RUANG PRESENTASI
SHELTER
04 PEDESTRIAN TOILET PRIA
05 JALUR EVAKUASI
GEMPA DAN TSUNAMI
JALUR EVAKUASI
PETUNJUK JALUR
EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK
SHELTER EVAKUASI
06 INSTALASI AIR BERSIH
RESERVOAR BAWAH
TOILET WANITA
PUMP GUDANG
RESERVOAR ATAS
O2 GUARD TOWER
RUANG KONTROL
07 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA
BAK KONTROL
AREA/ MENARA RUANG PANTAU
SUMUR RESAPAN
03 GAZEBO
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-43 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Tabel.3.10. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Alam Pantai Berpasir (Pasir Putih)
NO JENIS KEGIATAN
PARIWISATA
NO PRASARANA YANG
DIBUTUHKAN
ELEMEN/ BANGUNAN
YANG DIBUTUHKAN
NO SARANA YANG DIBUTUHKAN
RUANG YANG DIBUTUHKAN
06 WISATA ALAM PANTAI
BERPASIR (PASIR PUTIH)
01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA KAWASAN
WISATA ALAM BERPASIR (RESORT)
LOBBY & RECEPTIONIST
02 DERMAGA AREA SANDAR
LONG BOAT
CAFE & RESTO
BOARD WALK
RUANG PENGELOLA
SHELTER RUANG LOCKER 03 PEDESTRIAN
04 BIKE TRACK
05 SHOWER BILAS
06 JALUR EVAKUASI
GEMPA DAN TSUNAMI
JALUR EVAKUASI
PETUNJUK JALUR
EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK
SHELTER EVAKUASI TOILET DAN
RUANG GANTI PRIA
07 INSTALASI AIR BERSIH
RESERVOAR BAWAH
TOILET DAN RUANG GANTI
WANITA
PUMP GUDANG
02 RESORT TERAS
RUANG TIDUR
KAMAR MANDI
RESERVOAR ATAS
O3 GUARD TOWER
RUANG KONTROL
08 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA
BAK KONTROL
AREA/ MENARA RUANG PANTAU
SUMUR RESAPAN
04 GAZEBO
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-44 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Tabel.3.11. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Seni dan Budaya (Desa Wisata)
NO JENIS KEGIATAN
PARIWISATA
NO PRASARANA YANG
DIBUTUHKAN
ELEMEN/ BANGUNAN
YANG DIBUTUHKAN
NO SARANA YANG DIBUTUHKAN
RUANG YANG DIBUTUHKAN
07 WISATA SENI DAN BUDAYA
(DESA WISATA)
01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA KAWASAN
WISATA SENI DAN BUDAYA
(VILLAGE CENTER)
LOBBY WORKSHOP
& RECEPTIONIST
02 DERMAGA AREA SANDAR
LONG BOAT
CAFE & RESTO
BOARD WALK
RUANG PENGELOLA
SHELTER RUANG SOUVENIR
03 PEDESTRIAN TOILET PRIA
04 BIKE TRACK TOILET WANITA
05 PLAZA 06 JALUR
EVAKUASI GEMPA DAN
TSUNAMI
JALUR EVAKUASI
GUDANG
PETUNJUK JALUR
EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK
02 RUMAH BESAR ADAT
TRADISIONAL KATUREI
TERAS
RUANG UTAMA
RUANG KHUSUS
TOILET PRIA
TOILET WANITA SHELTER
EVAKUASI
07 INSTALASI AIR BERSIH
RESERVOAR BAWAH PUMP
02 HOME STAY TERAS
RUANG TIDUR
KAMAR MANDI
RESERVOAR ATAS
O3 GUARD TOWER
RUANG KONTROL
08 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA
BAK KONTROL
AREA/ MENARA RUANG PANTAU
SUMUR RESAPAN
04 GAZEBO
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-45 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Tabel.3.12. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Alam Edukasi Ilmiah
NO JENIS KEGIATAN
PARIWISATA
NO PRASARANA YANG
DIBUTUHKAN
ELEMEN/ BANGUNAN
YANG DIBUTUHKAN
NO SARANA YANG DIBUTUHKAN
RUANG YANG DIBUTUHKAN
08 WISATA ALAM
EDUKASI ILMIAH
(ZONA INTI TAMAN
NASIONAL SIBERUT)
01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA
WISATA ALAM
EDUKASI ILMIAH TAMAN
NASIONAL SIBERUT
LOBBY RUANG DISPLAY
& RECEPTIONIST
02 DERMAGA AREA SANDAR
LONG BOAT
RUANG PENGELOLA
BOARD WALK
RUANG PRESENTASI
SHELTER
03 PEDESTRIAN TOILET PRIA
04 BIKE TRACK TOILET WANITA 05 JUNGLE
TRACK SHELTER
06 JALUR EVAKUASI
GEMPA DAN TSUNAMI
JALUR EVAKUASI
GUDANG
PETUNJUK JALUR
EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK
02 POS JAGA
RUANG JAGA
SHELTER EVAKUASI
RUANG TIDUR/
ISTIRAHAT
07 INSTALASI AIR BERSIH
RESERVOAR BAWAH
TOILET
PUMP
03 HOME STAY/ MESS
TERAS RUANG TIDUR
KAMAR MANDI
RESERVOAR ATAS
O4 GUARD TOWER
RUANG KONTROL
08 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA
BAK KONTROL
AREA/ MENARA RUANG PANTAU
SUMUR RESAPAN
05 GAZEBO
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-46 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.36. Konsep Desain shower, material gabungan cor Beton cover Batu Alam Pendekatan Desain Tradisional
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-47 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.37. Konsep desain toilet umum dengan pendekatan desain dari unsure-unsur tradisional
Gambar. 3.38. Konsep desain lifeguard post dengan pendekatan desain dari unsur-unsur tradisional
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-48 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.39. Konsep desain sarana-sarana penunjang dan pelengkap dengan pendekatan desain dari unsur-unsur tradisional
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-49 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.40. Konsep desain sarana-sarana penunjang dan pelengkap dengan pendekatan desain dari unsur-unsur tradisional
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-50 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.41. Konsep desain sarana-sarana penunjang dan pelengkap dengan pendekatan desain dari unsur-unsur tradisional
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei
III-51 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
LAPORAN AKHIR
Gambar. 3.43. Konsep rambu jalur evakuasi Tsunami (material cat glow in the dark)