bab iii kajian lapangan a. tinjauan umumabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0812028_bab3.pdf ·...
TRANSCRIPT
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 127
BAB III KAJIAN LAPANGAN
A. TINJAUAN UMUM
Site plan yang dipilih untuk penempatan Pusat Konservasi
Biodiversitas Flora Fauna tersebut adalah daerah dataran tinggi yakni
daerah Gondosuli Tawangmangu. Gondosuli adalah salah satu dukuh di
kecamatan Tawangmangu yang terletak di dataran tinggi kota
Karangannyar. Pemilihan site plan tersebut dipertimbangkan dari obyek
konservasi yang merupakan flora fauna biodiversitas dari dataran tinggu
Gunung Lawu. Konservasi ex – situ yang merupakan upaya pengawetan
jenis diluar kawasan yang dilakukan dengan menjaga dan
mengembangbiakan jenis tumbuhan dan satwa liar.
Gambar 3.1 Peta Karnganyar Solo Jawa Tengah
Sumber: Google Image
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 128
1. Keadaan Geografis
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di
Propinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan kabupaten Sragen
disebelah utara, Propinsi Jawa Timur disebelah timur, Kabupaten
Wonogiri dan Sukoharjo disebelah selatan dan Kota Surakarta serta
Kabupaten Boyolali disebelah barat.
Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka Kabupaten
Karanganyar terletak antara 1100 40” – 1100 70” Bujur Timur dan 70 28”
– 70 46” Lintang Selatan. Ketinggian rata – rata 511 meter di atas
permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperature 220 – 310.
2. Curah Hujan
Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten
Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun lalu adalah 115,6 hari
dengan rata – rata curah hujan 7.231,4 mm, dimana curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Februaru dan April. Sedangkan yang terendah pada
Bulan Agustus dan September.
3. Ketinggian Wilayah
Rata – rata ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berada
di atas permukaan laut yakni sebesar 511m. adapun wilayah terendah di
Kabupaten Karanganyar berada di kecamatan Jaten yang hanya 90 m dan
wilayah tertinggi berada di Kecamatan Tawangmangu yang mencapai
2000 m diatas permukaan laut
4. Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten karanganyar adalah 77.378,64 Ha, yang
terdiri dari luas tanah sawah 22.340,45 Ha dan luas tanah kering 55.038,19
Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 19.212,51 Ha, non teknis
1.895,60 Ha, dan tidak berpengairan 1.232,34 Ha.
.
B. TINJAUAN KHUSUS
1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Yogyakarta
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 129
a. Sejarah
Bangunan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan
Tanaman Hutan tersebut merupakan bangunan peninggalan Jepang.
Bangunan tersebut dibangun oleh jepang pada tahun 1950-
an. Bangunan tersebut dahulu merupakan bangunan yang digunakan
Jepang untuk kepentingan bercocok tanam, dan pengembangan
tanaman hutan. Hingga saat ini bangunan tersebut dijadikan Balai
Besar yang melaksanakan penelitian di bidang bioteknologi dan
pemuliaan tanaman hutan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh
Kepala Badan Litbang Kehutanan. Pelaksanaan kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian tetap dilanjutkan berdasarkan visi
dan misi yang telah ditetapkan dalam Renstra tahun 2003-2009,
sedangkan untuk kegiatan non penelitian melakukan kegiatan yang
menyangkut kinerja BBPBPTH terdiri dari penyelenggaraan program
anggaran, kerjasama penelitian, pelayanan teknis kepada pengguna dan
pemangku kepentingan, serta kegiatan evaluasi dan pelaporan.
Gamabr 3.2 Balai Besar Penelitian Bioteknologi
dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Sumber: Dokumen Pribadi
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 130
Gamabr 3.3 Balai Besar Penelitian Bioteknologi
dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Sumber: Dokumen Pribadi
b. Material Bangunan
Material yang digunakan bangunan tersebut adalah material
– material yang tahan akan gempa. Selain material yang
mendukung system konstruksi dan struktur bangunannya pun di
buat agar tahan terhadap bencana gempa bumi.
Gambar 3.4 Lorong Laboratorium BBPBPTN
Sumber: Dokumen Pribadi
Plesteran dan finishing cat tembok yang digunakan lebih tebal dari
bangunan biasa.
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 131
Gambar 3.5 Dinding Laboratorium BBPBPTN
Sumber: Dokumen Pribadi
c. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan oleh Balai Penelitian tersebut antara lain:
Laboratorium
Terdapat 5 laboratorium dalam bangunan tersebut antara
lain:
1. Laboratorium Sifat Fisika dan kimia Kayu
2. Laboratorium Kultur Jaringan
3. Laboratorium Benih
4. Laboratorium Hama dan Penyakit
5. Laboratorium Genetika Molekuler
Gambar 3.6 Laboratorium Pemuliaan BBPBPTN
Sumber: Dokumen Pribadi
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 132
Gambar 3.7 Ruang Steril Pemuliaan Tanaman
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3.8 Ruang Pertumbuhan Kultur Jaringan
Sumber : Dokumen Pribadi
Hutan Penelitian
Hutan penelitian tersedia untuk penempatan tanaman yang
sudah siap untuk dibudidayakan selain dibudidayakan hutan
tersebut digunakan untuk penempatan tanaman yang
nantinya di pasarkan ke masyaarakat luar
Gambar 3.9 Kebun BBPBPTN
Sumber: Dokumen Pribadi
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 133
Perpustakaan
Perpustakaan dalam Balai tersebut dibuka untuk umum,
banyak menyediakan buku – buku yang menyangkut
tentang tanaman dan konservasi.
Gambar 3.10 Perpustakaan BBPBPTN
Sumber: Dokumen Pribadi
d. Utilitas
Penempatan utilitas pada bangunan tersebut masih belum tertata,
terlihat dari segi elektrikal tang terdapat pada beberapa sudut
bangunan.
Gambar 3.11 Lorong Laboratorium BBPBPTN
Sumber: Dokumen Pribadi
e. Berdasarkan Peraturan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor : P. 18/Menlhk/Setjen/OTL.O/I/2016 tentang
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 134
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
BBPPBPTH secara de-jure berkedudukan Yogyakarta. Sesuai
Permenhut diatas BBPBPTH dipimpin oleh seorang Kepala Balai
Besar (Eselon II B) dan dibantu oleh 1 (satu) Bagian Tata Usaha
(Eselon III B), 2 (dua) orang Kepala Bidang (Eselon III B) yaitu
Kepala Bidang Program dan Evaluasi (PE) serta Kepala Bidang
Data, Informasi dan Kerjasama (DIK).
f. Kepala Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas:
melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja, anggaran
penelitian serta penyusunan evaluasi dan pelaporan. Dalam
melaksanakan tugas dimaksud Kepala Bidang Program dan
Evaluasi dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Seksi (Eselon IV A)
yaitu Kepala Seksi Program dan Anggaran serta Kepala Seksi
Evaluasi dan Pelaporan.
g. Kepala Bidang Data, Informasi dan Kerjasama mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan data, informasi dan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), pelayanan penelitian bioteknologi dan
pemuliaan tanaman hutan, pengelolaan sarana prasarana penelitian,
pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus dan
kerjasama penelitian di bidang Bioteknologi dan Pemuliaan
Tanaman Hutan
h. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Kepala Bidang Data,
Informasi dan Kerjasama dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Seksi
(Eselon IV A) yaitu Kepala Seksi Data, Informasi dan Diseminasi
dan Kepala Seksi Kerjasama, KHDTK dan Pengembangan.
i. Disamping, itu untuk melakukan tugas urusan tata usaha dan
rumah tangga, Kepala Balai Besar dibantu oleh 1 (satu) orang
Kepala Bagian Umum (Eselon III B). Dalam melaksanakan tugas
dimaksud Kepala Bagian Umum dibantu oleh 2 (dua) Sub Bagian
yaitu Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian dan Sub Bagian
Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN).
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 135
j. Kelompok Jabatan Fungsional Peneliti, Teknisi, Pustakawan dan
Pranata Komputer mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk memudahkan Balai
Besar PBPTH, seluruh jabatan fungsional ke-litbang-an pada tahun
2007 dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) Kelompok Penelitian
(Kelti) yaitu Kelti Pemuliaan Tanaman Hutan, Kelti Konservasi
Sumber Daya Genetik Tanaman Hutan dan Kelti Bioteknologi
Hutan.
Skem
a 3.1
Str
uktu
r O
rgan
isas
i B
alai
Bes
ar P
enel
itia
n d
an P
engem
ban
gan
Bio
teknolo
gi
dan
Pem
uli
aan T
anam
an H
uta
n
Sum
ber
: htt
p:/
/ww
w.b
ioti
for.
or.
id/c
onte
nt-
106-s
truktu
r-org
anis
asi.
htm
l (D
iakse
s
pad
a 23 J
uni
2015 p
ukul
02:4
1 W
IB)
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 136
2. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TOOT)
a. Sejarah
B2P2TOOT merupakan satu – satunya balai besar penelitian di
Indonesia yang mampu mengembangkan potensi tanaman obat sebagai
dasar untuk pembuatan obat tradisiona. Balai ini berdiri dibawah
naungan pemerintah yakni dari kementrian kesehatan. Karena bahan
utama penelitian dan pengembangan dari B2P2TOOT merupakan
tanaman obat, sehingga dibutuhkan Instalasi Benih dan Pembibitan.
Kegiatan Instalasi Benih dan Pembibitan meliputi pengumpulan
pengolahan dan penyedian stok benih tanaman obat.
Karena tanaman obat menjadi dasar dari penelitian dan
pengembangan balai tesebut, kegiatan yang meliputi balai penelitian
ini menjadi sangat banyak dan kompleks, dari beberapa kegiatan yang
terdapat dalam balai tersebut berikut diantaranya adaptasi, pelestarian,
konservasi, pengembangan dll. Dari beberapa kegiatan tersebut balai
penelitian ini memiliki banyak fasilitas untuk mendukung keberjalanan
kegiatan tersebut fasilitas – fasilitas tersebut tersiri dari fasilitas
bangunan, alat (mesin), dan perkebunan atau lahan yang luas.
b. Fasilitas B2P2TOOT
Balai Penelitian ini memiliki beberaa fasilitas berupa bangunan
untuk melancarkan kegiatan penelitian beberapa diantaranya adalah
bangunan Kantor, gedung proses produksi, laboratorium,
perpustakaan, museum, gedung pertemuan dan klinik.
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 137
Gambar 3.12 Laboraoteium Kultur Jaringan
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 3.13 Ruang Steril Pertumbuhan Bibit
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 3.14 Lab Proteksi Hama dan Penyakit Tanaman
Sumber: Dokumen Pribadi
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 138
Gambar 3.15 Laboratorium Formulasi
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 3.16 Lahan Penanaman Tanaman Obat
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 3.17 Rumah Kaca (Green House)
Sumber: Dokumen Pribadi
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 139
Gambar 3.18 Rumah Kaca (Green House)
Sumber: Dokumen Pribadi
c. Struktur Organisasi
Balai Penelitian Tanaman Obat ini berdiri di bawah naungan
pemerintah, sehingga struktur organisasi bali tersebut diatur dalam
undang – undang Kementrian kesehatan yakni:
Permenkes Nomor 491/Menkes/Per/VII/2006, Organisasi dan Tata
Kerja B2P2TOOT Tawangmangu
Keterangan :
1. Bagian Tata Usaha.
Melaksanakan urusan bagian perlengkapan umum serta
pengelolaan
keuangan.
2. Bidang Program Kerjasama dan Informasi
Melaksanakan penyusunan perencanaan, koordinasi, pelaksanaan
dan
evaluasi program dan anggaran, kerjasama dan kemitraan,
penyediaan
dan desiminasi informasi serta evaluasi dan pelaporan
3. Bidang Pelayanan Penelitian
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
penelitian
4. Instalasi, merupaka fasilitas penunjang penyelenggaraan litbang
dibidang TO dan OT
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 140
5. Kelompok Fungsional Peneliti
Melakukan kegiatan sesuai jabatan fungsional peneliti berdasar
peraturan
perundang undangan yang berlaku.
d. Fasilitas dan Sarana
1. Gedung laboratorium terpadu 3 lantai
2. Gedung kantor untuk manajemen litbang 3 lantai
3. Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus yang telah ditetapkan
sebagai Klinik Tipe A
4. Gedung pertemuan berdaya tampung 400 orang
5. Perpustakaan dengan 1.238 koleksi pustaka berupa jurnal
ilmiah, majalah ilmiah dan buku – buku terbitan dalam dan luar negeri.
6. Laboratorium pasca panen.
7. Rumah kaca 2 unit untuk adaptasi dan pelestarian.
8. Kebun penelitian, Etalase Tanaman Obat dan Kebun Produksi:
1) Kebun Karangpandan seluas 1,8 Ha pada ketinggian 600m dpl
2) Kebun Kalisoro dengan luas sekitar 2 Ha pada ketinggian 1200
m dpl
9. Sinema Fitomedika, untuk visualisasi penyebarluasan informasi
10. Museum Mini Obat Tradisional Herbarium kering dan basah
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 141
Skema 3.2 Struktur Organisasi Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Sumber: https://ydrika69.files.wordpress.com/2015/10/pkl-2.pdf
(Diakses pada 24 Juni 2015 pukul 03:01 WIB)
3. Museum Biologi UGM Yogyakarta
a. Sejarah Museum
Museum ini terletak di Jl. Sultan Agyng 22 Yogyakarta, Museum ini
diresmikan pada tanggal 20 September 1969 pada peringatan Dies
Natalis Fakultas Biologi UGM, Museum ini terdiri dari beberapa jenis
benda koleksi yakni diantaranya adalah Hewan Mamamal, Zoologicum
dan Herbarium. Museum ini memiliki specimen hewan dan tumbuhan
dalam bentuk awetan kering, awetan basah, serta fossil yang berasal
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 142
dari Indonesia dan beberapa dari luar negri. Koleksi di museum ini
digunakan sebagai sarana studi dosen, dan mahasiswa, pelajar, dan
umum. (Fakultas Biologi UGM, 2012)
b. Benda koleksi
Gambar 3.19 Tumbuhan Awetan Basah
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 3.20 Tumbuhan Awetan Kering
Sumber: Dokumen Pribadi
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 143
Gambar 3.21 Awetan Hewan Reptil
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 3.22 Babi Hutan
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar3.23 Macan Jawa
Sumber: Dokumen Pribadi
PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU | 144
4. LIPI UGM
a. Bangunan LIPI
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan Lembaga
Pemerintah Non Kementrian Republik Indonesia yang dikoordinasikan
oleh Kementerian Negara Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
b. Kegiatan LIPI
1. Menumbuhkembangkan budaya iptek serta meningkatkan
kemampuan berbasis kompetensi di lingkungan UPT BPPTK LIPI
Yogyakarta. Turut berpartisipasi aktif dalam usaha menciptakan
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society).
2. Melaksanakan pengembangan iptek dan implementasi hasil – hasil
penelitian hasil proses pangan, pakan, teknologi kimia dan
lingkungan dengan penekanan pada usaha peningkatan nlai tambah
bahan dan produk local, melaksanakan layanan jasa iptek utntuk
menjawab permintaan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. Menjalin kerjasama dengan para stake holders untuk
mengembangkan produk – produk unggul dengan daya komparatif
dan kompetitif dari bahan local.
4. Mengimplementasikan iptek melalui mekanisme inkubasi Usaha
skala Kecil dan Menengah (UKM).
5. Melaksanakan usaha penguatan institusi melalui pengembangan
sumber daya yang terencana dengan memperhatikan
pengembangan paradigma, kondisi serta daya dukung lingkungan.