bab iii gambaran umum 3.1 kondisi administrasi wilayah ...eprints.umm.ac.id/54443/4/bab iii.pdf ·...
TRANSCRIPT
78
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Kondisi Administrasi Wilayah Kabuaten Pasuruan
1. Luas Wilayah
Wilayah Kabupaten Pasuruan memiliki Luas sekitar 148.580,771 Ha.1
Dari 38 Daerah wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Timur,
Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu wilayahnya. Yang secara
administratif wilayahnya terdiri dari 24 wilayah administratif Kecamatan, 24
Wilayah administratif Kelurahan dan 341 wilayah administratif Desa.
Berikut merupakan deskripsi / gambaran Luas wilayah Administrasi
Kabupaten Pasuruan. Dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Luas Administrasi seluruh Kecamatan di Kabupaten Pasuruan
1 Sumber: hasil digitasi, peta batas daerah, Kanwil Pertanahan Provinsi Jawa Timur, 2013
No Kecamatan Kabupaten Provinsi Luas (Ha) % Keterangan
1. Bangil Pasuruan Jawa Timur 4.334,178 2,9%
2. Beji Pasuruan Jawa Timur 3.913,263 2,6%
3. Gempol Pasuruan Jawa Timur 6.048,691 4,1%
4. Gondang
Wetan
Pasuruan Jawa Timur 2.697,696 1,8%
5. Grati Pasuruan Jawa Timur 4.674,259 3,1% Wil. Pesisir
6. Kejayan Pasuruan Jawa Timur 8.017,645 5,4%
7. Kraton Pasuruan Jawa Timur 5.616,139 3,8% Wil. Pesisir
8. Lekok Pasuruan Jawa Timur 4.762,944 3,2% Wil. Pesisir
9. Lumbang Pasuruan Jawa Timur 12.269,228 8,3%
10. Nguling Pasuruan Jawa Timur 4.550,527 3,1% Wil. Pesisir
11. Pandaan Pasuruan Jawa Timur 4.358,648 2,9%
12. Pasrepan Pasuruan Jawa Timur 8.353,877 5,6%
13. Pohjentrek Pasuruan Jawa Timur 1.255,672 0,8%
14. Prigen Pasuruan Jawa Timur 13.139,566 8,8%
15. Purwodadi Pasuruan Jawa Timur 8.643,526 5,8%
16. Purwosari Pasuruan Jawa Timur 7.886,711 5,3%
79
Sumber : Kantor pertanahan Kab. Pasuruan data diolah
Berdasarkan tabel diatas, wilayah Pesisir Laut Kabupaten sendiri,
terdapat pada Kecamatan Kraton, Kecamatan Grati, Kecamatan Rejoso,
Kecamatan Lekok dan Kecamatan Nguling. Dengan sepanjang pantai 48Km2
yang berhadapan langsung dengan selat Madura. Wilayah Pantai ini termasuk
Pantai Utara Jawa sehingga sering di sebut dengan Pantura. Terdapat pada
pinggiran jalan Pantura.
2. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis, Wilayah Kabupaten Pasuruan terletak antara 112o
35’ 30” hingga 113o
06’ 30” BT ( bujur Timur) dan 7 o
32’30” hingga 7 o
57’30’’ LS (Lintang Selatan), dengan batas wilayah sebagaimana tercantum
pada Permendgri Nomor 47 Tahun 2007 berkenaan dengan Batas Daerah
Kab. Pasuruan dengan Kota Pasuruan, , Kab. Malang, Kab. Mojokerto, Kab.
Probolinggo, Kab. Sidoarjo & Kota Batu Prov. Jawa Timur sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kota Pasuruan, Selat Madura dan
Kabupaten Sidoarjo (memiliki Daerah Pesisir)
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Malang (memiliki Daerah
Pesisir)
17. Puspo Pasuruan Jawa Timur 7.181,545 4,8%
18. Rejoso Pasuruan Jawa Timur 3.524,924 2,4% Wil. Pesisir
19. Rembang Pasuruan Jawa Timur 5.717,616 3,8%
20. Sukorejo Pasuruan Jawa Timur 5.809,701 3,9%
21. Tosari Pasuruan Jawa Timur 8.168,149 5,5%
22. Tutur Pasuruan Jawa Timur 9.014,946 6,1%
23. Winongan Pasuruan Jawa Timur 4.290,158 2,9%
24. Wonorejo Pasuruan Jawa Timur 4.351,162 2,9%
Luas Total Kabupaten Pasuruan 148.580,771 100%
80
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo (memiliki
Daerah Pesisir)
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto, dan Kota
Batu.
Berdasarkan Letak dan kondisi geografis ternyata Kabupaten
Pasuruan ini dikelilingi oleh daerah yang juga sama memiliki wilayah pesisir.
Seperti yang ada pada Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Probolinggo dan
Kabupaten Malang. Berikut merupakan gambaran untuk Batas Wilayah
Kabupaten Pasuruan :
Gambar 3.1 Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Pasuruan
Sumber : Dokumen Teknokratik Kabupaten Pasuruan 2018-2023
Dalam gambar tersebut, berdasarkan tipe lautnya, Kabupaten Sidoarjo
dan Kabupaten Probolinggo tipe lautnya sama dengan Kaupaten Pasuruan
yakni yang menghadap langsung dengan selat Madura. Jika tipe laut
Kabupaten Malang sudah menjadi Laut Selatan. Yang mengahadap
langsung dengan Laut lepas atau pesisirnya biasa disebut dengan pesisir
Pantai selatan.
81
3. Topografi
Kabupaten Pasuruan dapat diidentifikasi dari berbagai macam Kondisi
Topografinya. Dimana Topografi Wilayah Kabupaten Pasuruan terkait erat
dengan kondisi ketinggian yang diukur dari permukaan laut, jika kelerengan,
diukur dari kelandaian bidang tanah yang akan diukur.
Berdasarkan tingkatan kelerengannya, Wilayah Kabupaten Pasuruan dapat
dibagi menjadi 7 yaitu :
Tabel 3.2 Kelerengan daerah Kabupaten Pasuruan data dalam kecamatan
No Kecamatan
Kelerengan (%) Keterangan
0-2 2-5 5-8 8-15 15-25 25-45 >45
1. Bangil
2. Beji
3. Gempol
4. Gondang
Wetan
5. Grati Wil. Pesisir
6. Kejayan
7. Kraton Wil. Pesisir
8. Lekok Wil. Pesisir
9. Lumbang
10. Nguling Wil. Pesisir
11. Pandaan
12. Pasrepan
13. Pohjentrek
14. Prigen
15. Purwodadi
16. Purwosari
17. Puspo
18. Rejoso Wil. Pesisir
19. Rembang
20. Sukorejo
21. Tosari
22. Tutur
23. Winongan
82
Sumber : Dokumen teknokratik Kab. Pasuruan data diolah
Berdasarkan data tersebut, Kelerengan 0-2% banyak terdapat pada
wilayah Seluruh Kec. Bangil, Gondangwetan, Rejoso, Rembang, Kraton,
Pohjentrek dan Lekok, sebagian dari Kecamatan Pasrepan, Kejayan, Wonorejo,
Winongan, Nguling dan Grati. Pada Kelerengan 2-5% : Terdapat pada sebagian
dari Kecamatan Purwodadii, Tosari, Lumbang, Kejayan, Pasrepan, Purwosari,
Wonorejo, Sukorejo, Prigen, Gempol Pandaan, Winongan, Beji, Nguling dan
Gratii.
Pada Kelerengan 5-8% terdapat pada sebagian Kecamatan Tutur, Puspo,
Purwodadi, Lumbang, Tosari, Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Prigen, Sukorejo,
Pandaan, Gempol, Beji, Winongan dan Lekok. Kelerengan 8-15% : Terdapat
pada sebagian Kecamatan Purwodadi, Tosari Puspo, Tutur, Lumbang,
Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Pandaan, Prigen, Gempol, Grati dan Winongan.
Kelerengan 15-25%, terdapat pada sebagian wilayah Kecamatan Tutur,
Purwodadi, Puspo, Tosari, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Prigen, Gempol dan
Beji. Kelerengan 25-45%, terdapat pada sebagian Wilayah Kecamatan
Purwodadi, Tutur, Puspo, Lumbang, Tosari, Prigen, Purwosari dan Gempol.
Kelerengan >45%, terdapat pada sebagian Wilayah Keamatan Tutur, Puspo,
Tosari, Lumbang dan Prigen.
Sedangkan untuk kondisi ketinggiann dapat digambarkan menjadi 4
(empat) macam, yaitu :
24. Wonorejo
83
Tabel 3.3 Ketinggian wilayah berdasarakan kecamatan di Kabupaten Pasuruan
Sumber : dokumen teknokratik Kabupaten Pasuruan 2018-2023 data diolah
Berdasarkan Tabel tersebut, wilayah pesisir dengan ketinggian 0-12,5
Mpdl seluass 18.819,04 Ha atau 12,77 %. Wilayah ini diperuntukkan untu
usaha perikanan dan pertambakkan dengan lokasi penyebaran pada sebagian
wilayah Kecamatan Gempol, Beji, Rembang, Bangil, Pohjentrek, Kraton
Gondangwetan, Rejoso, Winongan, Lekok, Nguling dan Grati. Wilayah
daratan dengan ketinggin 12,5-500 mdpl seluas 50.384,02 ha atau 34%.
No Kecamatan
Ketinggian (Mdpl) Keterangan
0-12,5 12,5-
500
500-
1000
1000-
2000 >2000
1. Bangil
2. Beji
3. Gempol
4. Gondang Wetan
5. Grati Wil. Pesisir
6. Kejayan
7. Kraton Wil. Pesisir
8. Lekok Wil. Pesisir
9. Lumbang
10. Nguling Wil. Pesisir
11. Pandaan
12. Pasrepan
13. Pohjentrek
14. Prigen
15. Purwodadi
16. Purwosari
17. Puspo
18. Rejoso Wil. Pesisir
19. Rembang
20. Sukorejo
21. Tosari
22. Tutur
23. Winongan
24. Wonorejo
84
Wilayah ini diperuntukkan untuk pengembangan pertanian, permukiman,
perindustrian, dengan lokasi berada pada sebagian wilayah kecamatan-
kecamatan di Kabupaten Pasuruan kecuali Kecamatan Tosari.
Sedangkan wilayah perbukitan dengan ketinggian 500-1000 mdpl seluas
21,877,17 Ha atau 14,84% dari luas wilayah. Diperuntukkan untuk tanaman
kertas/tahunan & sebagai penyangga bagi kawasan perlindungan tanah dan air
juga untuk lahan pertanian tanaman pangan dengan sistem teras siring, meliputi
sebagian kawasan Kecamatan Lumbang, Gempol, Purwodadi, Tutur, Tosari,
Pasrepan, Puspo, Purwosari, dan Prigen. wilayah Pegunungan dengan
ketinggian 1.000-2.000 Mdpl seluas 18.615,08 Ha atau 12,63% dari luas
wilayah berfungsi sebagai kawasan penyangga untuk perlindungan tanah dan
air, meliputi sebagian kawasan Kecamatan Purwodadi, Tutur, Tosari,
Lumbang, Puspo, Purwosari dan Prigen. Dan Wilayah dengan ketinggian >
2000 Mdpl seluas 7,920,77 Ha atau sekitar 5,37% dari luas wilayah, dengan
peruntukan sebagai hutan lindung yang berfungsi untuk melindungi kawasan
bawahannya, tersebar pada sebagian wilayah Kecamatan Purwodadi, Tutur,
Tosari, Lumbang, Puspo, Purwosari dan Prigen.
Dari Uraian diatas, dapat didiskripsikan bahwa wilayah Kabupaten
Pasuruan mempunyai topografi berkisar antara 0 - >1.000 diatas permukaan
laut yang terdiri dari laut/pesisir, daratan rendah dan pegunungan. Wilayah
Kabupaten Pasuruan sendiri sebelah selatannya berbatasan dengan Selat
Madura yang berpotensi di sektor perikanan dan pertambakan. Wilayah
tengahnya merupakan daratan rendah yang dapat menunjang perkembangan
dan kebutuhan perkotaan maupun pedesaan Kabupaten Pasuruam berupa
85
perkembangan permukiman, perkembangan industri, perkembangan pariwisata
dan sebagainya.
Sedangkan wilayah selatan Kabupaten Pasuruan merupakan daerah
pegunungan, yang saat ini telah ada beberapa kawasan dengan ketetapannya.
Antara lain yang membentang dari timur ke barat yaitu Tamann Nasional
Bromo-Tengger-Semeru (TN-BTS) di Kecamatan Tosari-Tutur dan Puspo;
cagar alam (CA) Gunung Baung di Kecamatan Purwodadi, Taman Hutan
Rayaa (TAHURA) R. Soerjoo di Kecamatan Purwosari-Sukorejo sampai
Prigen, termasuk Kawasan Pegunungan (Arjuna-Welirang-Penanggungan).
Ada juga beberapa kawasan hutan (ketetapan) lainnya seperti CA Gunung
Abang di Kecamatan Pasrepan dan Kejayan, Taman Wisata Alam (TWA), dan
sebagainya.
Gambar 3.2 Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Pasuruan
Sumber : dokumen Teknokratik Kab.Pasuruan 2018-2023
Walaupun wilayah Kabupaten Pasuruan kondisi topografi berkisar antara 0
- >1.000 diatas permukaan laut yang terdiri dari laut/pesisir yang lebih sedikit,
serta daratan rendah dan pegunungan lebih mendominasi. Wilayah Kabupaten
86
Pasuruan termasuk wilayah topografi yang lengkap, ada Pesisir, daratan rendah
adapula pegunungan atau dataran tingginya.
4. Air Permukaan dan Potensi teralirnya marine debris
Sungai adalah alur atau wadah air alami dan / atau buatan berupa jaringan
pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu (mata air) sampai
muara, dengan dibatasi kanan ddan kirinya oleh garis sempadan. Terdapat 15
(lima belas) sungai yang melintasi Kabupaten Pasuruan yang secara umum
sungai-sungai tersebut merupakan sungai yang tidak terlalu panjang. Dibagian
hulunya memiliki kemiringan dasar sungai yang terjadi, dan ada beberapa
sungai yang terjadi dan ada yang beberapa sungai yang merupakan sungai
musiman sehingga pada musim kemarau debit air tidak teratur.
Tabel 3.4 Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Pasuruan
No. Nama Sungai Panjang
(Km)
Lebar
Permu
kaan
(m)
Lebar
Dasar
(m)
Kedal
aman
(m)
Debit
(m3/detik)
Keterangan
1. Sungai Kambeng 7,22
2. Sungai Kedung
larangan
13,99 31 17 4,8 0,5-71,56 Bermuara ke
Pantai
3. Susai Masangan 5,95 - - - - Bermuara ke
Pantai
4. Sungai Raci 6,87 -
5. Sungai Gerongan 6,22
6. Sungai Pilang 9,82
7. Sungai Welang 40,09 29 23 4,53 0,95-95,15 Bermuara ke
Pantai
8. Sungai Gembong 8,57 17 13 2,42 0,38-137 Bermuara ke
Pantai
9. Sungai Petung 14,34 15 12 4,88 0,75-73,43
10. Sungai Rejoso 15,72 25 18 4 10,40-27,19
11. Sungai Lawean 30,71 11 7 Bermuara ke
Pantai
12. Sungai Kramat 13,61 26 13 5,35 0,70-5,75
13. Sungai Rejoso 45,6 16,03 9 1,68 0,74-35,52 Bermuara ke
Pantai
87
No. Nama Sungai Panjang
(Km)
Lebar
Permu
kaan
(m)
Lebar
Dasar
(m)
Kedal
aman
(m)
Debit
(m3/detik)
Keterangan
14. Sungai
Rondoningo
24,16 11,6 8,5 1,47 0,30-35,52
15. Sungai
Pancarglagas
16,6 13 11 2,54 0,42-12,08
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan 2015 data diolah
Berdasarkan tabel diatas, terdapat Enam sungai besar di daerah Kabupaten
Pasuruan yang mengalir dan bermuara di selat Madura yakni Sungai Rejoso
terletak pada Kecamatan Rejoso, sungai Lawean, sungai GGembong, sungai
Welang, sungai Masangan, dan sungai Kedunglarangan. Sungai- sungai ini
merupakan DAS (Daerah aliran sungai) nyang nantinya akan menuju ke bibir
pantai Kabupaten Pasuruan. Adapun sungai tersebut sangat berpotensi dalam
membawa sampah menuju muara bibir pantai dan sampai ke laut.
5. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Pasuruan secara ekonomis memiliki beberapa keunggulan
potensi daerah, apabila dapat dimanfaatkan dengan baik akan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. beberapa potensi tersebut adalah:
Jika dilihat dari penggunaan lahan, potensi pengembangan pertanian
kurang lebih sebesar 31.000.000 ha, sedangkan lahan yang berpotensi untuk
dikembangkan investasi sektor non pertanian sektitar 42.000.000 ha. Jika
dikaitkan dengan PDRB Kabupaten Pasuruan Tahun 2016 maka kontributor
terbesar adalah sektor Industri pengolahan sebesar 56,35%, sektor konstruksi
sebesar 13,07%, sektor pedagangan besar & eceran 13,31%, sektor reparasii
88
mobil dan sepeda motor sebesar 9,46% serta pertanian, kehutanan dan
perikanan sebesar 7,81%.2
Gambar 3.3 Data Kontributor PDRB Kabupaten Pasuruan
Sumber : Dokumen Teknokratik Kabupaten Pasuruan 2018-2023
Dari Persentase tersebut, terdapat kontributor PDRB Kabupaten
terbesar yakni pada sektor Industri Pengelolaan dan yang terkecil pada
sektor Peranian, Kehutanan dan Perikanan. Meskipun sektor perikanan
berkontribusi paling kecil, tetapi hal demikian tidak bisa diabaikan, karena
jikadalam permasalahan marine debris tidak di tangani dengan baik, maka
akan berdampak dalam kontribusi Perikanan dalam PDRB Kabupaten
Pasuruan
a. Potensi Infrastruktur
Kabupaten Pasuruan yang terletak pada posisi strategis Provinsi Jawa
Timur, yang letaknya tidak jauh dengan Ibu kota Provinsi Jawa Timur
2 BPS. (2018). Badan Pusat Statistik. Retrieved mei 19, 2019, from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/
56,35%
13,07%
13,31%
9,46%
7,81%
Kontributor PDRB Kabupaten Pasuruan
Industri pengolahan
konstruksi
Perdagangan Besar dan
Eceran
reparasi mobil dan sepeda
motor
pertanian, kehutanan dan
perikanan
89
yaitu Surabaya. Kabupaten Pasuruan mempunyai infrastruktur jalan
nasional, jalan provinsii, jalan kabupaten, jalan poros desa, serta jalan
lingkungan. Selain itu Kabupaten Pasuruan di lintasi oleh jalur ruas jalan
Tol Porong-Gempol, Gempol-Pandaan, Pandaan-Malang, Gempol-
Pasuruan, Pasuruan-Probolinggo. Dengan adanya jalur infratruktur ini
yang telah menghubungkan hampir seluruh wilayah yang ada di
Kabupaten Pasuruan , hal ini sangat mendukung bagi perkembangan
ekonomi, pariwisata, pertanian, industri, tranportasi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Selain adanya sarana dan prasarana jalan
sistem transportasi barang dan jasa juga didukung dengan adanya jalur
kereta api yang melintasi wilayah Kabupaten Pasuruan. Jalur kereta api
yang melintasi melayani 2 jurusan yaitu Surabaya-Bangil-Malang-Blitar
dan Surabaya-Pasuruan-Probolinggo-Jember-Banyuwangi.
Gambar 3.4 Skema Infrastruktur Jalan Kabupaten Pasuruan
Infrastruktur Jalan
Jalan Nasional
Jalan Tol
Jalan Kereta Api
Jalan Pantura Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
Jalan Poros Desa
Jalan Lingkungan
90
Sumber : Dokumen Teknokratik Kabupaten Pasuruan 2018-2023
Berdasarkan pada tabel tersebut, terdapat jalur pantura yang
merupakan jalan nasional ini memiliki akses yang infrastrukturnya
terbangun sangat dekat dengan daerah pesisir. Dengan demikian,
infrastruktur jalan tersebut memiliki potensi untuk memudahkan
masyarakat berinteraksi dengan daerah pesisir sehingga jika masyarakat
sudah berinterkasi dengan wilayah pesisir, salah satu permasalahannya
yakni meninggalkan sampah diderah pesisir.
b. Potensi Wisata
Kabupaten Pasuruan memiliki banyak Potensi Wisata antara lain
obyek wisata alam seperti Gunung Bromo, Taman Candara Wilwatikta,
Air Terjun Kakek Bodho, Pemandian Alam Banyu Biru, Danau Ranu
Grati, Sumber Air Umbulan, Air Terjun Puthuk turno, Air terjun Coban
Baung, Air Terjun Coban Jala, Air terjun Rambut Moyo, Air Terjun coban
waru, dan Pantai Pasir Panjang Kecamatan Lekok. Ada juga wisata
Budaya dan Religi antara lain : Candi Laras, Candi Satrio Manggung,
Candi Kebo Ireng,Goa Jepang/Inna Tretes, Makan Ki Ageng
Penanggungan, Makam Sakerah, Makam Mbah Segoro Puro, Pertapaan
Abiyoso dan masih bayak lagi. Wisata Agro meliputi : Agro wisata Apel
di kecamatn Tutur, Agro Kopi di Kecamatan Tutur dan Prigen, Agro
Bunga Krisan dan Paprika di Kecamatan Tutur dan Grati, Agro Jamur di
Kecamatan Sukorejo, Agro Durian di Kecamatan Lumbang, Purwodadi
san Puspo, Agro wisata Bhakti Alam di Kecamatan Tutur. Wisata minat
91
khusus meliputi : Taman Safari Indonesia II, Taman Dayu, Finna Golf &
Country Club, Kaliandra, Bukit Flora, dan Baung Campserta 36 Desa
wisata yang tersebar di beberapa kecamatan.
Potensi wisata di kawasan Kabupaten Pasuruan jika dilihat secara
alam wisatanya banyak terkait dengan sumber daya air. Dan karena
wisata alam yang terdapat di Kabupaten Pasuruan banyak mengandung
sumberdaya air, oleh karena itu, penting untuk menjaga sampah dalam
aliran sungai agar tidak menjadi marine debris. Selain itu, adapun
kegiatan Pariwisata secara langsung berada di pantai, yakni pada Pantai
Pasir Panjang yang Letaknya di Kecamatan Nguling karena adanya
aktifitas wisata ini menyebabkan masalah salah satunya yaitu adanya
sampah yang diakhibatkan oleh aktifitas wisatawan itu sendiri.
c. Potensi Industri
Industri olahan Ikan berkembang di Kecamatan Rejoso, Lekok, Grati,
Bangil dan Beji. Industri olahan ikan ini berkembang pesat di daerah
pesisir, karena berdekatan dengan sentra nelayan yang menghasilkan ikan
hasil tangkapan langsung dari laut. Produk perikanan dan kelautan yang di
hasilkan di Kabupaten Pasuruan meliputi perikanan budidaya dan
perikanan tangkap. Potensi perikananbudidaya seperti : udang, bandeng,
patin, tombro, nila, gurami dan lele. Sedang potensi perikanan tangkap
antara lain : teri nasi, cumi-cumi, tongkol, , kakap dan sebagainya. Ini
dihasilkan dari perairan laut Kabupaten Pasuruan yang merupakan
Perairan laut Selat Madura.
92
6. Kondisi Demografi Berdasarkan Pekerjaan Penduduk
Kabupaten Pasuruan merupakan daerah yang terletak pada segitiga emas
yang berbatasan langsung dengan Kota Kabupaten yang maju.
a. Komposisi penduduk menurut pekerjaan secara proposional
Adapun kondisi demografi penduduk Kabupaten Pasuruan menurut
pekerjaan secara proposionalnya pada tabel berikut :
Tabel 3.5 Komposisi penduduk menurut pekerjaan secara proposional
Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
Belum/Tidak Bekerja (%) 21,79 21,95
Pelajar/Mahasiswa (%) 15,03 15,28
Pensiunan (%) 0,33 0,33
PNS (%) 0,69 0,68
TNI/Polri (%) 0,20 0,20
Peternak/Petani/Nelayan (%) 14,69 14,64
Karyawan
Swasta/BUMN/BUMD (%) 20,19 20,62
Buruh Haian Lepas (%) 0,73 0,71
Buruh Petani / Peternakan /
Nelayan (%) 1,46 1,44
Guru/Dosen (%) 0,64 0,65
Dokter/Bidan/Perawat (%) 0,07 0,07
Pedagang/Wiraswasta (%) 10,65 10,69
Lin-Lain (%) 13,54 12,73
Sumber : Dispendukcapil Kabupaten Pasuruan (Data di olah)
Dari data dalam tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi pada
tahun 2017 melihatkan bahwa lima tertinggi proporsi penduduk berlandaskan
perkerjaan adalah : (1) belum/tidak bekerja sebesar 21,95%, (2) karyawan
swasta BUMN/BUMD sebesar 20,62%, (3) Pelajar/Mahasiswa sebesar 15,28,
(4) Peternak/ Petani/Nelayan sebesar 14,64%, dan yang terakhir
Pedagang/Wiraswasta sebesar 10,69%.
93
Berdasarkan data tersebut, Profesi Nelayan / Petani Ikan masih menjadi
4 besar terbanyak selama kurun waktu tahun 2017 ini. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat di Kabupaten Pasuruan ini banyak yang menjadi Nelayan/
Petani Ikan. Mengingat kondisi wilayah Kabupaten Pasuruan yang memiliki
daerah Pesisir Pantai sehingga Masyarakat bisa melaut untuk menjadi Nelayan.
3.2 Kabupaten Pasuruan merupakan daerah Otonom yang memiliki
wilayah pesisir
Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu daerah otonom menurut
Undang-Undang 23 Tahun 2014, yang tugasnya yakni membangun daerah
sesuai kewenangannya. Daerah Kabupaten termasuk kawasan Pantai Utara
(Pantura) yang memiliki kawasan wilayah berbatasan langsung dengan Selat
Maduru yakni terdapat pada Kecamatan Keraton, Kecamatan Grati, Kecamtan
Lekok dan Kecamatan Nguling. Dalam kewenangannya, Pemerintah daerah
dalam Pembangunan sektor kelautan dan perikanan telah dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip keberpihakan kepada rakyat miskin (pro poor),
lapangan kerja (pro jobs) dan pertumbuhan (pro growth) dengan konsep
pembangunan berkelanjutan dengan tujuan untuk peningkatan produksi
kelautan dan perikanan secara intensif, efisien dan terintegrasi antara sentra
produksi budidaya dan tangkap dengan pengolahan dan pemasaran hasil
sehingga menjadi kawasan ekonomi unggulan daerah yang selanjutnya akan
berdampak terhadap peningkatan pendapatan nelayan dan pembudidaya.
Potensi perikanan tangkap di kabupaten Pasuruan cukup luas dengan
panjang pantai -+48 km, luas wilayah eksploitasi penangkapan mencapai 112,5
94
mil dengan bermacam keanekaragaman sumberdaya kelautan yang menjadi
sumber mata pencaharian nelayan. Produksi perikanan tangkap tahun 2017
mencapai 18.991,10 ton, meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun
2016 sebesar 9.206,10 ton terjadi peningkatan hasil produksi sebesar 106,29 %.
Peningkatan produksi perikanan tangkap tahun 2017 ini menunjukkan bahwa
sumberdaya kelautan dan perikanan mulai berpengaruh positif terhadap
kuantitas penangkapan ikan oleh nelayan di laut yang selanjutnya akan
meningkatkan jumlah produksi perikanan tangkap.
Kondisi diatas perlu dipertahankan dengan melakukan upaya rehabilitasi
sumberdaya kelautan antara lain berupa penanaman terumbu karang buatan
dan mangrove serta restocking secara terus menerus. Realisasi luas area
terumbu karang buatan dan mangrove setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Pada tahun 2017 mencapai 425 m sedangkan luas areal mangrove 22 Hektare.
serta menjaga lingkungan perairan dan pesisir laut agar tetap bersih dan
nyaman. Peningkatan tersebut tentunya menjadi tanggungjawab bersama antara
pemerintah Kabupaen Pasuruan dan masyarakat. Sebagai Pemerintah yang
mempunyai kewenangan, pemerintah harus berperan aktif sebagai fasilitator
dan masyarakat sebagai pelaksana yang berperan langsung dalam mendukung
rehabilitasi sumberdaya kelautan dan menjaga kelestarian lingkungan .
Kini, Pemerintah daerah melalui OPD Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Pasuruan sesuai undang-undang No. 14 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah dalam Fokus layanan urusan pemerintahan Pilihan,
memiliki Isu Srategis 2018-2023 Kelautan dan Perikanan untuk dapat
dimasukkan dalam RPJMD 2018-2023 antara lain :
95
1. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat sektor perikanan dan
kelautan baik melalui kegiatan bimbingan teknis maupun pelatihan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maupun
pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi tingkat kemiskinan
masyarakat pesisir
2. Penurunan kualitas perairan umum yang menyebabkan timbulnya berbagai
macam penyakit pada udang/ikan.
3. Sebagian nelayan laut Kabupaten Pasuruan masih dikategorikan
masyarakat miskin yang antara lain disebabkan karena skala usaha
penangkapan yang dilakukan masih bersifat tradisional yaitu
menggunakan perahu motor berkapasitas kecil dengan kemampuan one
day fishing, sehingga terbatas pada perairan pantai yang sudah berkurang
sumberdaya ikannya.
4. Masih lemahnya kualitas dan kapasitas kelembagaan dan manajerial
kelompok masyarakat perikanan.
Dengan isu-isu strategis tersebut, penelitian yang saya ambil tentang
Tatakelola Pesisir dan Laut kemudian saya konsentrasi pada penanggulangan
marine debris yang ada di Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini sangat
berhubungan dengan isu-isu strategis yang dicantumkan Pemerintah Kabupaten
Pasuruan dalam dokumen RPJMD 2018-2023. Antara lain Penurunan kualitas
perairan, perairan yang berkurang sumberdaya ikannya, lemahnya kualitas dan
kapasitas kelembagaan dan manajerial kelompok masyarakat nelayan serta
belum optimalnya pemberdayaan masyarakat pesisir sehingga menyebabkan
kemiskinan. Isu-isu tersebut merupakan dampak / proyeksi dari kondisi
Lingkungan yang ada di Pesisir Kabupaten Pasuruan sendiri yang
menyebabkan permasalahan-permasaahan yang lain terjadi dan muncul.
Bagaimana terciptanya lingkungan pesisir laut yang bebas pencemaran baik itu
96
limbah maupun sampah laut tidak terlepas dari tanggung jawab Pemerintah
daerah dan Masyarakat pesisir yang menempati wilayahnya. Maka dari itu,
banyak pihak terkait dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain Dinas
Perikanan dan Kelautan.
3.3 Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai pengelola kawasan pesisir
Di dalam permasalahan penanggulangan sampah laut terdapat pihak-pihak
yang berperan di dalamnya. Adapun pihak Pemerintah tersebut dari Dinas
Perikanan Kabupaten Pasuruan tepatnya pada Bidang Kenelayanan, dalam
bidang ini terdapat 3 seksi yakni seksi Pengembangan Teknologi & Sentra
Nelayan, Seksi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan, dan Seksi Pemberdayaan
Nelayan. Program Bersih pantai sendiri terdapat pada Kasi Pengembangan
Teknologi dan Sentra Nelayan yang salah satu tugasnya yaitu di sentra nelayan.
Bersih pantai sendiri berkaitan dengan tupoksi Rehabilitasi sarana dan
prasarana perikanan tangkap. Karena pantai itu merupakan akses jalan menuju
ke laut, maka dibuatlah program kegiatan Bersih pantai agar nelayan dalam
melaut tidak terhambat karena akses menuju laut tidak terhambat oleh sampah
yang terdampar di pesisir pantai. Oleh karena itu, sarana dan prasana ini telah
diperhatikan oleh dinas perikanan. Berikut merupakan Bagan Organisasi dari
Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, serta Bidang yang menangani masalah
sampah laut di Pesisir Pantai Kabupaten Pasuruan.
97
Gambar 3.5 Bagan Organisasi Dinas Perikanan dan Bidangnya
Sumber : Dinas Perikanan
Dari bagan organisasi tersebut, Seksi yang berwarna Abu-abu muda
merupakan Seksi yang bertugas dalam menangani sampah laut di
Kabupaten Pasuruan. Sedangkan Bidang yang mengatasi adalah Bidang
yang berwarna Coklat Muda yakni Bidang Kenelayanan.
98
3.4 Dinas Lingkungan Hidup
Dalam permasalahan penanggulangan sampah laut, tak lepas dari Dinas-
Dinas lain yang terlibat, Sejatinya, Kewenangan kabupaten/kota dalam hal
Persampahan yakni terdapat pada sub bidang persampahan yang mengurusi
pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan dalam wilayah
kabupaten/kota. Pengelolaan atau penyelenggaraan persampahan sendiri yaitu
kegiatan merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara serta
memantau dan mengevaluasi penanganan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga.
Pengelolaan persampahan diselenggarakan menggunakan prinsip efektif,
efisien dan berwawasan lingkungan. Untuk saat ini permasahan utama pada
pengelolaan sampah adalah semakin meningkatnya volume timbulan sampah
dan semakin sulitnya penyediaan lahan untuk sarana pengelolaan sampah. Oleh
sebab itu, saatnya penerapan pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reduce,
Reuse dan Recycle) disosialisasikan secara intens kepada masyarakat,
utamanya adalah Reduce atau pengurangan timbulan sampah dari sumbernya.
Tujuan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sesuai Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 adalah menjaga kelestarian fungsi lingkungan
hidup, mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup,
mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana serta
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Sedangkan kewenangan Pemerintah
Kabupaten/Kota sendiri dalam Urusan Lingkungan Hidup menurut Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 antara lain : pencegahan, penanggulangan dan
99
pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam daerah
kabupaten/kota, penyusunan RPPLH dan KLHS kabupaten/kota,
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan lingkungan hidup
untuk lembaga kemasyarakatan tingkat kabupaten/kota, serta pengelolaan
persampahan. Maka dari itu, Pemerintah Daerah wajib memperhatikan
lingkugan hidupnya baik kawasan pesisirnya.