bab iii akuntabilitas kinerja -...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 22
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Salah satu pilar Good Governance adalah akuntabilitas karena
akan menunjukkan sejauh mana instansi pemerintahan telah memenuhi
tugas dalam melayani masyarakat yang dampaknya dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat, karena itu pengendalian dan
pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam
memastikan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah berjalan dengan
baik.
Akuntabilitas Kinerja Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI
merupakan pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2016 yang
memuat data realisasi kinerja dan persentase capaian kinerja atas target
kinerja yang telah diperjanjikan dalam perjanjian kinerja yang telah
ditandatangani pada awal tahun 2016. Berdasarkan Keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 702 Tahun 2016 tentang Pedoman
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Pada Kementerian Agama.
Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari
suatu tujuan dan sasaran strategis suatu organisasi. Sasaran Strategis
Ditjen Bimas Katolik tahun 2016 ada 9 yang terdiri dari 12 Indikator
Kinerja seperti telah diuraikan di atas.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Program Ditjen Bimas Katolik tahun 2016 yang dijabarkan pada
Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) sebagai wujud pelaksanaan
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 23
Penyusunan Cascading Indikator Kinerja Utama Ditjen Bimas Katolik di Wisma Samadi Jakarta 9 Mei 2016.
dimana telah di buat pada Perjanjian Kinerja sebagai kontrak kerja
yang harus dilaksanakan, maka Rencana Kerja Prioritas (RKP) yang
sudah direncanakan tersebut dibagi menjadi dua fungsi yaitu:
I. Fungsi Agama :
Kegiatan Urusan Agama Katolik.
1) Memberikan informasi tentang peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan kebijaksanaan Pemerintah di
bidang sosio keagamaan kepada masyarakat Katolik agar
mengetahui hak dan kewajibannya, kemudian dapat
mengatur dirinya dengan sebaik-baiknya dalam
kebersamaan dengan elemen bangsa lainnya.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 24
2) Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk praktis
kepada masyarakat Katolik dalam pemenuhan prosedur-
prosedur hukum dan prosedur administrasi dalam
urusan-urusan yang berkaitan dengan keagamaan
Katolik, misalnya prosedur administratif pembangunan
tempat-tempat peribadatan, prosedur administrasi dan
persyaratan-persyaratannya untuk memperoleh bantuan
dari Pemerintah.
3) Memberikan pelayanan administratif kepada masyarakat
Katolik berupa surat-surat keterangan, rekomendasi,
perijinan bahkan surat-surat keputusan untuk memenuhi
persyaratan dan kebutuhan sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.
4) Membantu penyelesaian masalah-masalah atau kasus-
kasus kemasyarakatan yang erat hubungannya dengan
keagamaan Katolik, agar kehidupan dan kegiatan-
kegiatan agama katolik berjalan sebagaimana mestinya.
5) Memberikan bantuan sarana fisik keagamaan untuk
memenuhi kebutuhan Masyarakat Katolik seperti
misalnya Kitab Suci, bantuan untuk pembangunan atau
rehabilitasi rumah ibadat, bantuan untuk membangun
gedung dan peralatan lembaga pendidikan agama,
bantuan untuk guru-guru agama Katolik, bantuan untuk
Ormas Katolik (PMKRI, Pemuda Katolik, WKRI, FMKI).
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 25
6) Memberikan bantuan penyuluhan kepada kelompok
masyarakat terasing, kelompok kategorial, kelompok
masyarakat khusus.
II. Fungsi Pendidikan:
RKP pada Pendidikan Agama Katolik dan Pendidikan
Keagamaan Katolik adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan Agama Katolik (PAK)
1) Bekerja sama dengan Gereja Katolik Indonesia
merancang kurikulum PAK tingkat dasar sampai
perguruan tinggi.
2) Bekerja sama dengan Gereja Katolik Indonesia dalam
melaksanakan pengadaan, pengangkatan,
penempatan dan pembinaan GAK, Pengawas PAK
tingkat SD, SMP, dan SMA.
3) Menyusun Juklak Pembinaan GAK dan Pengawas
Pendidikan Agama Katolik.
4) Membantu pengadaan buku PAK di sekolah (SD,
SMP, SMA).
5) Memberikan bantuan pembinaan kehidupan
keagamaan bagi siswa-siswi Sekolah (SD, SMP, SMA).
6) Bekerja sama dengan Gereja Katolik Indonesia
menyusun buku pegangan Guru Agama Katolik dan
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 26
buku pegangan siswa mata pelajaran Agama Katolik
(SD, SMP, dan SMA).
7) Bekerja sama dengan Gereja Katolik menyusun
kurikulum pendidikan agama katolik di perguruan
tinggi umum.
8) Bekerja sama dengan Gereja Katolik dalam
memberikan pembinaan dosen agama Katolik di
perguruan tinggi umum.
9) Memberikan bantuan kepada guru-guru agama
Katolik tidak tetap (honor).
b. Pendidikan Keagamaan Katolik
1) Membantu Gereja Katolik dalam pemberian ijin
penyelenggaraan pendidikan keagamaan Katolik
tingkat menengah dan perguruan tinggi.
2) Menyusun Juklak Pembinaan Lembaga Pendidikan
Keagamaan Katolik.
3) Membantu pengadaan buku PAK di PTAKS.
4) Melakukan pengawasan pelaksanaan Ujian Negara
pada SMAKS dan PTAKS.
5) Memberikan pengesahan ijazah bagi lulusan SMAKS
dan PTAKS.
6) Memfasilitasi pengadaan dosen pada PTAKS.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 27
Capaian kinerja menjadi dasar dalam menilai suatu organisasi
dapat berhasil atau tidak dalam melaksanakan suatu kegiatan yang
telah ditetapkan dalam mewujudkan Visi dan Misi Ditjen Bimas
Katolik. Dalam jangka waktu satu tahun pelaksanaan program dan
kegiatan diperoleh hasil capaian kinerja sebagai berikut : Secara
umum target kinerja Ditjen Bimas Katolik tahun 2016 telah tercapai,
dengan persentase capaian realisasi anggaran sebesar 92,49%,
sedangkan capaian kinerja rerata adalah sebesar 118,59% Capaian
Kinerja ini berdasarkan 9 sasaran strategis yang terdiri dari 12
indikator kinerja utama yang telah ditetapkan.
(Tabel 5)
Laporan Capaian Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016
No
Sasaran Program
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1
Meningkatnya Kualitas
Pemahaman, Pengamalan
dan Pelayanan Agama
Katolik
Jumlah Penyuluh dan tenaga
teknis keagamaan Katolik
yang difasilitasi dalam pem-
binaan dan pengembangan
7.450
org
7.744
org
103,95
Jumlah lembaga sosial
keagamaan yang difasilitasi
untuk ditingkatkan kualitas
pelayanan nya
116 Lbg
161 Lbg
138,79
2
Meningkatnya Kualitas
Kerukunan Intern Umat
Beragama
Jumlah dialog kerukunan
untuk meningkatkan kuru-
kunan intern umat
beragama
490 org
470 org
95,92
3
Meningkatnya Kualitas
Pelayanan Kehidupan
Beragama Katolik
Jumlah rumah Ibadah yang
difasilitasi untuk ditingkat-
kan kualitas pelayanannya
133
lokasi
129
lokasi
96,99
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 28
No
Sasaran Program
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
4
Meningkatnya Akses
Masyarakat Katolik tdk
mampu terhadap Program
Indonesia Pintar pada
Pendidikan Menengah
(SMAK)
Jumlah siswa SMAK yang
menerima KIP
800
org
815
siswa
101,88
5
Meningkatnya akses
pendidikan keagamaan
sesuai aspirasi umat
Jumlah peserta didik yang
mengikuti pendidikan
keagamaan pada SMAK
1.592
siswa
2.323
siswa
145,92
Katolik Jumlah lembaga pendidikan
agama dan keagamaan
SMAK difasilitasi dalam pe-
nguatan dan pemberdayaan
22
Lbg
27
lembaga
122,73
6
Meningkatnya kualitas te-
naga pendidik dan kepen-
didikan Agama dan
Keagamaan Katolik tikgkat
dasar dan menengah
Jumlah tenaga pendidik dan
kependidikan yang difasili-
tasi dalam pembinaan dan
pengembangan
9.117
org
9.257
org
101,54
7
Meningkatnya Akses
Pendidikan Tinggi Agama
Katolik
Jumlah Mahasiswa penerima
beasiswa miskin
2.500
org
2.500
org
100,00
8 Meningkatnya Kualitas
Pendidikan Tinggi Agama
Katolik
Persentase prodi satuan
pendidikan yang
terakreditasi minimal B
10% (2)
2
100,00
Jumlah satuan pendidikan yang terakreditasi
22
17
77,27
9
Meningkatnya Kuaitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pendidik- an Tinggi Agama Katolik.
Persentase dosen perguruan Tinggi Katolik yang berkualifikasi minimal S2.
42% (91)
org
216 org
238,10
Nilai Rerata Capaian Kinerja 2016 118,59
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 29
Data Penyuluh PNS Agama Katolik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016
I. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun
2016;
1. Sasaran Strategis 1 (Meningkatnya Kualitas
Pemahaman, Pengamalan dan Pelayanan Agama
Katolik) terdiri dari dua indikator yaitu ;
1. Jumlah Penyuluh dan tenaga teknis keagamaan
Katolik yang difasilitasi dalam pembinaan dan
pengembangan dengan target 7.450 orang. Adapun
kegiatan ataupun pertemuan yang dilakukan atau
difasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan
antara lain; Penyuluh non PNS yg terbina sebanyak
PenyuluhPNS
1 S3
2 S2
3 S1
4 D2/D3
5 SLTA
19% 14% %
1%
6
82%
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 30
210 orang dari berbagai Provinsi, dan Penyuluh
penerima tujangan sebesar 4.650 orang untuk
seluruh Penyuluh yang ada di Indonesia, Pembinaan
Guru Sekolah Minggu realisasi sebanyak 334 orang
diadakan Provinsi; Sumatera Utara, Riau, Jambi,
Bengkulu, Bangka Belitung, Jawa Timur dan
Kalimantan Selatan, Pembinaan Keluarga Bahagia
sebanyak realisasi 230 orang yang dilaksanakan di;
Jakarta, Nusa Tenggara Timur, Bali, Sumatera
Selatan dan Sumatera Barat. Sedangkan
Pembinaan OMK realisasi sebanyak 2.467 orang
yang dilaksanakan di; Bangka Belitung, Jogjakarta,
Jakarta, Banten, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Kepulauan Riau. Dari target 7.450
yang terealisasi sebanyak 7.744 orang atau 103%
dari yang direncanakan.
Total Penyuluh Agama Katolik adalah
sebesar 5.024 yang terdiri dari Penyuluh Non
Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) yang saat ini
berjumlah sekitar 4.800 orang di seluruh Indonesia,
sedangkan Penyuluh PNS berjumlah 218 orang,
sedangkan pada tahun 2016 Penyuluh PNS
berjumlah 224 orang (berkurang karena ada yang
pensiun dan meninggal dunia)
2. Jumlah lembaga sosial keagamaan yang difasilitasi
untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya. Adapun
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 31
bentuk bantuan yang dilaksanakan yaitu ; Bantuan
kelompok Kategorial realisasi sebanyak 50 kelompok
diberikan kepada kelompok yang tersebar di
Provinsi ; Sumatera Utara, Belitung, Nusa Tenggara
Pembimas Katolik dan para Pejabat Prov. Jawa Tengah saat pertemuan kerukunan Umat beragama dengan Yenny Wahid pada bulan Juli tahun 2016
Barat, Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogja,
Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. Lembaga
keagamaan katolik yang difasilitasi sebanyak 92 lembaga
yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sumatera
Utara, Sulawesi Utara, Maluku dan Kalimantan Barat, dan
Papua. Peralatan Misa (bantuan)/ paket/unit 19 unit yaitu
di Sumatera Utara, Jogjakarta, dan Sulawesi Utara. Target
semula lembaga sosial keagamaan yang difasilitasi untuk
ditingkatkan kualitas pelayanannya sebesar 116 lembaga
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 32
namun realisasi sebesar 161% atau 138,79% melebihi
target yang direncanakan. Hal itu terjadi karena begitu
banyak umat atau Lembaga yang mengajukan
permohonan untuk dibantu sedangkan anggaran terbatas,
dan sesuai dengan ketentuan pedoman juklak-juknis yang
layak dibantu maka anggaran yang untuk dibantukan
volume Rupiahnya diperkecil dan sasaran penerimanya
diperbanyak agar pemohon terpenuhi sesuai dengan
kemampuan.
2. Sasaran Strategis 2 (Meningkatnya Kualitas Kerukunan Intern
Umat Beragama) terdiri dari satu indikator yaitu ; Jumlah
dialog kerukunan untuk meningkatkan kurukunan intern
umat beragama. Adapun kegiatan ataupun pertemuan yang
dilakukan untuk mendukung kerukunan tersebut yaitu ;
Pembinaan kerukunan umat beragama yang dilaksanakan di
Provinsi ; Maluku, Jakarta, Nusa Tenggara Barat dan Jawa
Timur. Pembinaan Pejabat Gereja, tokoh Masyarakat dan
tokoh adat dilaksanakan di Provinsi ; Lampung, Maluku dan
di Jakarta. Jumlah dialog kerukunan untuk meningkatkan
kurukunan intern umat beragama direncanakan targetnya
490 orang akan tetapi realisasinya hanya mencapai 470 orang
atau sebesar 95,92%.
Maksud tujuan dari pertemuan kurukunan intern
umat beragama atau Dialog Kerukunan Umat beragama
ini adalah dianggab mampu untuk membantu Pemerintah
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 33
dalam menjaga kelangsungan keharmonisan antar umat
beragama dengan menumbuhkan rasa toleransi dan saling
pengertian dalam menjalankan agama masing-masing
terlebih di daerah-daerah yang rawan konflik sara, sesuai
faham agama yang dianutnya. Ditjen Bimas Katolik turut
serta membantu Pemerintah dengan berbagai pertemuan
bahkan sampai ke manca Negara.
3. Sasaran Strategis 3 (Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Kehidupan Beragama Katolik) terdiri dari satu indikator yaitu ;
Jumlah rumah Ibadah yang difasilitasi untuk ditingkatkan
kualitas pelayanannya adapun jumlah rumah Ibadah yang
difasilitasi atau yang dibantu adalah sebesar 129 rumah
ibadah dari 133 yang ditargetkan atau 96,99%. Persebaran
rumah ibadah yang dibantu adalah di Provinsi ; Sumatera
Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka
Belitung, Kep.Riau, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Banten,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur ,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara
dan Jakarta. Bantuan untuk rumah ibadah umumnya
diberikan berganti-ganti antar provinsi setiap tahun mana
yang sudah dibantu umumnya tahun berikutnya tidak dibantu
lagi. Akan tetapi mengingat masih banyaknya bantuan yang
diharapkan oleh rumah ibadah dari Pemerintah terbukti dari
semakin banyaknya proposal pemohon bantuan dan
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 34
terbatasnya anggaran yang ada maka bantuan diberikan
sebahagian dari yang dibutuhkan.
Realitanya masyarakat Katolik sangat mengharapkan
bantuan untuk yang lebih memadai untuk memfasilitasi
kenyamanan dan keamanan rumah ibadah saat umat Katolik
menjalankan ibadah khususnya dalam pembangunan atau
renovasi gereja. Namun sehubungan dengan adanya
anggaran yang dibintang maka bantuan yang ditargetkan
pada awal tahun menjadi sangat berkurang jumlah uangnya
sehingga bantuan tersebut diberikan lebih kecil karena
banyaknya pemohon.
Direktur Urusan Agama Katolik sosialisasikan Lembaga Agama Katolik Badan Hukum Maret tahun 2016(Lembaga sosial keagamaan yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas playanannya)
4. Sasaran Strategis 4 (Meningkatnya Meningkatnya Akses
Masyarakat Katolik tidak mampu terhadap Program Indonesia
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 35
Pintar pada Pendidikan Menengah Sekolah Menengah Agama
Katolik (SMAK) terdiri dari satu indikator yaitu ; Jumlah siswa
SMAK yang menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP). Target
awal adalah sebanyak 800 siswa SMAK namun realisasinya
sebesar 815 orang atau 101,88%. Realisasi melebihi target
yaitu 15 siswa, hal ini dikarenakan oleh adanya sisa dari
pembuatan kartu KIP (penghematan) dari biaya pencetakan
dan setelah dihitung cukup untuk menambah KIP kepada 15
siswa lagi, maka realisasi menjadi 815 siswa.
5. Sasaran Strategis 5 (Meningkatnya akses pendidikan
keagamaan sesuai aspirasi umat Katolik) ; terdiri dari dua
indikator yaitu Jumlah peserta didik yang mengikuti
pendidikan keagamaan pada SMAK target sebesar 1.592
siswa akan tetapi akhir tahun 2016 siswa pada SMAK telah
bertambah menjadi 2.323 siswa atau sebesar 145,92%.
Jumlah lembaga pendidikan agama dan keagamaan SMAK
difasilitasi dalam penguatan dan pemberdayaan. Jumlah
lembaga pendidikan agama dan keagamaan SMAK difasilitasi
dalam penguatan dan pemberdayaan, target awal adalah
22 lembaga SMAK namun pada akhir tahun 2016 SMAK
bertambah menjadi 27 sekolah yang tersebar diberbagai
Provinsi di Indonesia maka capaian realisasinya adalah
sebesar 122,73%.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 36
Dirjen Bimas Katolik saat memberi arahan pada peserta didik yang mengiuti pendidikan
keagamaan di Jakarta tahun 2016
Ditjen Bimas Katolik juga berpartisipasi dalam
mengadakan pembinaan terhadap siswa-siswi bahkan
mahasiswa di perguruan umum, yaitu pembinaan
keagamaan melalui bantuan ret-ret, dan tahun 2016 jumlah
siswa-siswi yang terbina melalui ret-ret sebanyak 2.317
orang dari target 2.180 berarti melebihi target atau realisasi
sebesar 106,28%. Pembinaan keagamaan terhadap peserta
peserta didik ini sangat perlu dilakukan karena nilai-nilai
moral dan budipekerti yang mereka dapatkan selain dari
sekolah formal akan sangat membantu peserta didik dalam
pertumbuhan kedewasaan moral dan perilaku sehari-hari,
sehingga harapannya mereka tumbuh sebagai generasi
penerus bangsa yang berbudi luhur berahlak mulia amin!
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 37
6. Sasaran Strategis 6 (Meningkatnya kualitas tenaga pendidik
dan kependidikan Agama dan Keagamaan Katolik tingkat
dasar dan menengah) yang terdiri dari satu indikator yaitu ;
Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang difasilitasi
dalam pembinaan dan pengembangan. Target awal adalah
sebesar 9.117 orang, realisasi 9.257 orang atau 101, 54%.
Untuk mendukung sasaran di atas kegiatan yang dilakukan
antara lain : Bantuan MGMP dan MGMP, Guru penerima
tunjangan profesi, Pembinaan Iman GAK tingkat Dasar dan
menengah melalui ret-ret, Pembinaan Pimpinan sekolah Katolik,
Pembinaan Pimpinan sekolah Katolik, Guru Penerima Tunjangan
Fungsional, Bantuan GTT.
7. Sasaran Strategis 7 (Meningkatnya Akses Pendidikan Tinggi
Agama Katolik) yang terdiri dari satu indikator yaitu ; Jumlah
Mahasiswa penerima beasiswa miskin, target awal sebesar
2.500 orang dan terealisasi 100%. Mahasiswa penerima
beasiswa miskin tersebut tersebar di 21 Perguruan Tinggi
Agama Katolik Swasta (PTAKS) di berbagai Provinsi.
8. Sasaran Strategis 8 (Meningkatnya Persentase prodi satuan
pendidikan yang terakreditasi minimal B) terdiri dari dua
indikator yaitu : Persentase prodi satuan pendidikan yang
terakreditasi minimal B. Jumlah PTAKS ada 21 ditambah
Ledalero 1 yang sudah terakreditasi B ada 2. Terkendala
masih proses koordinasi yg melibat kan BAN PT untuk PTAKS
dan BAN SM untuk SMAK maka target awal 2% dan realisasi
2 maka capaian menjadi 100%, dan Jumlah satuan
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 38
pendidikan yang terakreditasi Jumlah Satuan Pendidikan
yang Terakreditasi target sebesar 22 lembaga dan realisasi
17 atau 77,27%.
9. Sasaran Strategis 9 (Meningkatnya Kuaitas Tenaga Pendidik
dan Kependidikan Pendidikan Tinggi Agama Katolik) yang
terdiri dari satu indikator yaitu Persentase dosen perguruan
Tinggi Katolik yang berkualifikasi minimal S2 Sebenarnya
dosen pada PTAKS semua sudah Strata dua (S2) . Jumlah
dosen pada PTAKS ada 216 orang ; yang berpendidikan S3=23
orang, S2=193. Target dosen perguruan Tinggi Katolik yang
berkualifikasi minimal S2 adalah 42% atau 91 orang
sedangkan realisasi dosen yang sudah S2 sebanyak 193
orang atau 238,10%.
II. Perbandingan antara capaian realisasi kinerja tahun 2016
dengan capaian realisasi kinerja tahun 2015.
Perjanjian Kinerja Ditjen Bimas Katolik tahun 2016 berbeda
dengan Perkin tahun 2015. Perkin tahun 2016 mempunyai 9
sasaran strategis yang terdiri dari 12 indikator kinerja (adalah
kesepakatan bersama dalam penyusunan Perkin seluruh Unit
Eselon I Kementerian Agama), sedangkan Perkin tahun 2015
masih menurut kebutuhan masing-masing unit. Perkin Ditjen
Bimas Katolik tahun 2015 mempunyai 5 (lima) sasaran strategis
dan 21 (dua puluh satu) indikator kinerja yaitu 16 indikator pada
Urusan Agama Katolik dan 5 indikator pada dukungan layanan,
adapun kegiatan/pertemuan yang dilaksanakan untuk mencapai
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 39
sasaran strategis tersebut untuk tahun 2016 dan 2015 antara lain
adalah:
(Tabel 6) Kegiatan Yang Dilaksanakan Ditjen Bimas Katolik Tahun 2015- 2016
No Kegiatan/Pertemuan/Bantuan Dilaksanakan Realisasi 2016 (%)
Realisasi 2015 (%)
1 Penyuluh non PNS yg terbina (penerima tujangan) 103,95
217,00
2 Pembinaan Guru Sekolah Minggu atau Pembinaan Bina Iman Anak
100,00 100,00
3 Pembinaan Keluarga Bahagia 100,00 100,00
4 Pembinaan Orang Muda Katolik 103,95 100,00
5 Bantuan kelompok Kategorial 137,79 108
6 Lembaga keagamaan katolik yang difasilitasi 54,48 134,88
7 Peralatan Misa (bantuan)/ paket/ unit 138,79 89,77
8 Dialoq Pembinaan kerukunan umat beragama 96,81 100,00
9 Pembinaan Pejabat Gereja, tokoh Masyarakat dan tokoh adat
94,92 100
10 Peningkatan kualitas rumah Ibadah yang difasisitasi
96,99 117,26
11 Penerima Kartu Indonesia Pintar 101,88 100,00
12 Lembaga pendidikan yg difasilitasi (BOP) 96,84 99,25
13 Sarana prasarana PAK (bantuan) 122,73 88,37
14 Peningkatan kualitas Tenaga Pen-didik & Kependidikan yg terbina
101,54 71,10
15 Pembinaan Pimpinan sekolah Katolik 100,00 0
16 Penguatan manaJemen lembaga pendidikan keagamaan
100,00 0
17 Beasiswa Mahasiswa Miskin Berprestasi 100,00 100,00
18 Pembinaan Iman Siswa/ ret-ret 88,87 104,67
Rerata realisasi kinerja berdasarkan sasaran Strategis
118,59 94,21
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 40
Dirjen Bimas Katolik didampingi Pastor meresmikan SMAK Seminari St..Yohanes di Labuan Bajo NTT (lembaga pendidikan agama dan keagamaan difasilitasi dalam penguatan dan pemberdayaan ) Mei Thn 2016
A. Perbandingan Capaian Kinerja Bidang Urusan Agama Katolik
ditinjau dari indikator Tahun 2016 dengan Tahun 2015 sebagai
berikut :
1. Total Penyuluh Agama Katolik sebesar 5.018 orang Penyuluh
Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) yang saat ini berjumlah sekitar
4.800 orang seluruh Indonesia, sedangkan Penyuluh PNS
berjumlah 218 orang. Penyuluh Agama Katolik PNS adalah
pegawai negeri sipil yang diberi tugas tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 41
berwewenang untuk melaksanakan bimbingan atau penyuluhan
agama Katolik dan pembangunan kepada masyarakat melalui
bahasa agama kepada kelompok masyarakat Katolik. Tahun
2015 penyuluh agama katolik PNS berjumlah 224 orang dan tahun
2016 hanya tinggal 218 orang (ada yang pensiun dan meninggal).
Tahun 2016 bantuan untuk penyuluh terealisasi melebihi target
yaitu 103,95% walaupun jika dibandingkan tahun sebelumnya
masih lebih besar tahun 2015.
2. Tenaga teknis keagamaan Katolik yang dipasilitasi untuk
ditingkatkan kualitasnya. Tenaga teknis keagamaan Katolik
melingkupi : Pembina Guru Sekolah Minggu atau Pembina Bina
Iman Anak (PAUD), Pembina Keluarga Bahagia, Pembina Orang
Muda Katolik. Secara garis besar Tenaga teknis keagamaan Katolik
yang dipasilitasi untuk ditingkatkan kualitasnya lebih besar realisasi
tahun 2016 sebesar 3,95 %.
3. Dialog kerukunan umat beragama, adapun yang dilakukan untuk
merukunkan umat beragama maka pertemuan yang dilakukan
adalah membuat pertemuan/pembinaan kerukunan umat
beragama diberbagai lokasi apalagi di daerah rawan konflik sara
seperti ; Ambon, Makassar, Papua dan daerah lain yang dianggab
strategi untuk menangi konflik. Tahun 2016 dan tahun 2015 untuk
indikator Dialog kerukunan umat beragama terlaksana 100%.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 42
Dirjen Bimas Katolik, Uskup Agung Medan beserta Tokoh-tokoh agama menghadiri Sinode Keuskupan Agung Medan, Juli Tahun 2016
4. Rumah Ibadah yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas
pelayanannya. Peningkatan kualitas Rumah Ibadah perlu dilakukan
dangan memberikan bantuan kepada Rumah Ibadah melalui
masyarakat. Pembangunan dan pengembangan tempat ibadah
umat Katolik saat ini masih menjadi perhatian pemerintah terutama
didaerah pedesaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Oleh karena
itu Kementerian Agama dalam hal ini Ditjen Bimas Katolik, berusaha
untuk berupaya memberikan dukungan berupa bantuan dana guna
mendorong masyarakat Katolik dalam membangun tempat ibadah.
Agar tidak terjadi potensi gejolak sosial terutama bagi masyarakat
terpencil dan secara ekonomi penghasilan hidupnya rendah.
Adapun maksud diberikannya bantuan peningkatan kualitas /
Rehabilitasi Rumah Ibadah/gereja adalah 1) Meringankan beban
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 43
sosial masyarakat Katolik dalam memikul biaya pembangunan
tempat ibadah, terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah;
2) Memberikan pelayanan bantuan sarana pada masyarakat Katolik
yang rentan terhadap kondisi sosial; dan 3) Untuk memberikan
kenyamanan dan kemudahan dalam melaksanakan ibadah; serta 4)
Untuk memberikan kehidupan masyarakat Katolik yang damai dan
sejahtera.
Disamping maksud sebagaimana tersebut di atas, maka Tujuan
diberikannya bantuan Rehabilitasi Rumah Ibadah adalah agar
masyarakat Katolik tidak kesulitan dalam melaksanakan misa bagi
masyarakat Katolik termasuk melaksanakan upacara keagamaan.
Penerima Program bantuan Rehabilitasi rumah Ibadah adalah
komunitas masyarakat Katolik/lembaga sosial keagamaan yang
belum memiliki sarana ibadah atau rumah ibadah seperti gereja,
kapel, Katedral atau aula gereja yang memiliki potensi untuk
dapat dikembangkan baik sarana maupun prasarananya.
Indikator Rumah Ibadah yang difasilitasi untuk
ditingkatkan kualitas pelayanannya, tahun 2016 ditargetkan
tersebar di 133 gereja dengan realisasi sebanyak 129 gereja atau
96,99% sedangkan tahun 2015 target 65 gereja dan realisasi
76 = 117,21%, terjadi penurunan sebesar 20,22%. Hal ini terjadi
karena tahun 2016 ada pemotongan anggaran dan yang paling
banyak pemotongan diambil dari alokasi bantuan, termasuk
bantuan untuk rumah ibadah (karena itulah realisasi tidak
mencapai target). Masyarakat Katolik sangat berterima kasih.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 44
B. Perbandingan Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Agama Katolik
ditinjau dari indikator Tahun 2016 dengan Tahun 2015 sebagai
berikut:
1. Jumlah siswa SMAK yang menerima KIP. Meningkatnya
masyarakat tidak mampu terhadap program Indonesia Pintar
adalah salah satu dari kebijakan Pemerintah (Presiden).
Implementasinya di lingkungan Kementerian Agama c.q. Bimas
Katolik dilaksanakan dalam satu paket bantuan kepada siswa
SMAK yang menerima dana KIP. Target tahun 2016 jumlah
siswa yang akan dibantu sebanyak 800 orang dan realisasi sebesar
815 orang karena ada penghematan dari sisa pembuatan KIP yang
cukup ditambahkan kepada 15 orang siswa lagi, sehingga realisasi
sebesar 101,88% sedangkan tahun 2015 sebesar 100%, lebih
besar 1,88% untuk realisasi tahun 2016 dengan kategori sangat
baik.
Syarat-syarat penerima bantuan adalah:
1. Siswa miskin
2. Usia Sekolah dan masih duduk di bangku sekolah
3. Orang Tua Siswa sudah mempunyai KKS (Kartu Keluarga
Sejahtera)
4. Orang Tua Siswa sudah mempunyai KPS (Kartu Program
Sejahtera)
5. Dilampiri surat keterangan miskin dari pejabat pemerintah
setempat.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 45
Program KIP tetap perlu dilanjutkan mengingat program ini
masih sangat diperlukan oleh masyarakat tidak mampu agar dalam
menyelesaikan pendidikan pada jenjangnya/tidak putus sekolah.
Bantuan terhadap mahasiswa miskin berprestasi juga diberikan
kepada mahasiswa PTAKS target sebanyak 2.000 orang dan
terealisasi 100%.
2. Peserta didik yang mengikuti pendidikan keagamaan pada SMAK.
Tahun 2016 peserta didik yang mengikuti pendidikan keagamaan
pada SMAK target sebesar 1.592 siswa dan realisasi sebesar 2.323
atau 145,92%. Sedangkan tahun 2015 target sebesar 1.090 siswa
dan realisasi sebesar 1.090 atau 100%. Karena tahun 2015 jumlah
siswa SMAK masih sejumlah 1.090 siswa dan tahun 2016 sudah
menjadi 2.323 siwa karena adanya penambahan sekolah SMAK dari
22 menjadi 27 sekolah.
3. Tenaga pendidik dan kependidikan yang difasili-tasi dalam
pembinaan dan pengembangan realisasi sebesar 101,54%
sedangkan realisasi tahun 2015 hanya sebesar 71,10 % atau lebih
tinggi realisasi tahun 2016 sebesar 30,44%.
4. Mahasiswa penerima beasiswa miskin berprestasi juga diberikan
kepada mahasiswa PTAKS target sebanyak 2.000 orang dan
terealisasi 100%. Tahun 2016 bantuan terhadap mahasiswa
miskin berprestasi juga diberikan kepada mahasiswa PTAKS
target sebanyak 2.500 mahasiswa dan realisasi 100% sedangkan
tahun 2015 target sebanyak 2.000 orang dan terealisasi 100%,
semua terealisasi penuh dengan baik.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 46
5. Perguruan Tinggi Negeri Ditjen Bimas Katolik berdasarkan PMA
Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama
Katolik Negeri Pontianak tertanggal 17 Januari 2017 dan PMA
NOMOR 4 Tahun 2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak tertanggal 17
Januari 2017, telah memiliki Perguruan Tinggi Negeri yang
sebelumnya bernama Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta
(PTAKS) Pontianak.
Secara keseluruhan jika dibandingkan capaian realisasi kinerja
antara Tahun 2016 dengan tahun 2015 maka realisasi kinerja tahun
2016 lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2015. Rerata realisasi
kinerja berdasarkan sasaran Strategis untuk tahun 2016 sebesar
118,93% sedangkan rerata Rerata realisasi kinerja berdasarkan
sasaran Strategis untuk tahun 2015 sebesar 94,21%. Meskipun
anggaran tahun 2016 terkena bintang atau blok saving oleh
Pemerintah namun kinerja dapat terealisasi dan lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya atau lebih tinggi sebesar 24,72%.
III. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis.
Fungsi Renstra Ditjen Bimas Katolik adalah untuk :
1. Mewujudkan tujuan pembangunan agama, yang dilakukan
melalui peningkatan kualitas pembinaan kehidupan beragama,
peningkatan kualitas pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan, peningkatan kualitas pelayanan kehidupan
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 47
beragama, peningkatan tata kelola kepemerintahan yang bersih
dan berwibawa.
2. Renstra ini disusun menjadi alat untuk mengukur kinerja, tingkat
efisiensi dan efektivitas dalam pencapaian tujuan, serta
menyusun langkah untuk mencapai tujuan pelayanan prima
Ditjen Bimas Katolik sebagaimana ditetapkan dalam visi dan
misi Bimas Katolik. Karena itu Renstra ini mempunyai makna
untuk merencanakan perubahan, pengelolaan keberhasila,
memberikan pelayanan prima, dan meningkatkan komunikasi
dalam pelayanan bimbingan kepada masyarakat Katolik.
3. Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Renstra dalam naskah ini dimaksudkan sebagai uraian program
utama yang akan dicapai selama 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) tahunan. Dalam butir ke-3 dari Inpres tersebut
dinyatakan, bahwa Renstra harus mencakup uraian tentang visi,
misi, strategi, dan berbagai factor kunci keberhasilah organisasi,
uraian tentang tujuan, sasaran dan aktivitas organisasi, serta
uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Implikasinya adalah dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT).
Dengan demikian, Renstra ini berfungsi sebagai acuan
penyusunan bagi penyusunan program pada Ditjen Bimas Katolik
dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat Katolik
sebagaimana diamanatkan dalam PMA Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama; yang salah
satu amanatnya adalah tugas pokok Ditjen Bimas Katolik adalah
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 48
menyelenggara-kan perumusan dan pelaksana an kebijakan di
bidang bimbingan masyarajat Katolik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Meskipun terdapat sedikit perbedaan antara Renstra dengan Perjanjian Kinerja, tapi dari apa yang telah diperjanjikan pada awal tahun secara keseluruhan dapat dilaksanakan hampir 100% bahkan untuk tahun 2016 realisasi mencapai 119%. Tahun 2017 sampai tahun 2019 pada Renstra umumnya target meningkat dibanding
dengan tahun 2015 dan 2016 akan tetapi Ditjen Bimas Katolik akan berupaya keras untuk mencapai target yang telah direncanakan. Sebagai contoh tahun 2016 ada peghematan anggaran namun realisasi tetap dioptimalkan sesuai anggaran yang masih tersedia. Berdasarkan rencana strategis lima tahun yaitu tahun yaitu tahun 2015 - 2019 maka tahun
Pembinaan Strategi Peningkatan Kompetensi Pegawai Ditjen Bimas Katolik 5-7 Desember 2016 di Bogor.
2015 target dari apa yang telah direncanakan bisa dikategorikan
terlakasa dengan baik atau 94,21%, sedangkan tahun 2016
realisasi sebesar 118, 93% atau lebih tinggi sebesar 24,72%.
Semoga tahun 2017 dan tahun-tahun berikutnya capaian realisasi
meningkat terus, semoga.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 49
Komitmen Seluruh Pegawai Ditjen Bimas Katolik untuk peningkatan Kualitas Kinerja pada Peningkatan Kompetensi tanggal 5-7 Desember 2016 di Bogor.
Fun Games Strategi Kualitas Rancangan pada Pembinaan Strategi Peningkatan Kompetensi Pegawai Ditjen Bimas Katolik 5-7 Desember 2016 di Bogor.
IV. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan .
Analisis penyebab keberhasilan pada besarnya realisasi tahun
2016 adalah adanya upaya memaksimalkan anggaran yang tersedia
walaupun telah dibintang (self blocking) dengan besaran
Rp21.726.424.000,-. Keberhasilan atas pencapaian target dari
rencana kinerja yang ditetapkan adalah tidak lepas dari peran serta
semua pihak yang terlibat di dalamnya. Keberhasilan tersebut
merupakan cerminan dari telah berjalannya sistem kerja yang
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 50
berlaku dan didukung oleh suasana kerja yang dinamis dan bersifat
kekeluargaan.
Keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Ditjen Bimas
Katolik pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
(Tabel 7)
Sasaran Strategis 1
MENINGKATNYA KUALITAS PEMAHAMAN, PENGAMALAN DAN PELAYANAN AGAMA KATOLIK
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
1. Jumlah penyuluh dan tenaga
teknis keagamaan Katolik
yang difasilitasi dalam
pembinaan dan
pengembangan
7.450 7.744 103,95 Sangat
Baik
Indikator 1 :
Jumlah penyuluh dan tenaga teknis keagamaan yang difasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan.
Relisasi pada indikator 1 sebesar 7.744 atau 103,95% dari
target 7.450 melebihi dari yang direncanakan. Kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai indikator ini yaitu melalui ; bantuan
kepada penyuluh Non PNS dan pembinaan terhadap tenaga teknis
keagamaan. Realisasi melebihi target hal ini dicapai karena ada
perhitungan penghematan dari efisiensi biaya transportasi ketika
akan diadakan pertemuan tenaga teknis keagamaan, seperti
pembinaan diadakan perregio tidak semua pertemuan diadakan
pada satu lokasi (kegiatan dikelompokkan seperti pembinaan untuk
tenaga teknis keagamaan yang berada di Indonesia Timur maka
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 51
lokasi di adakan di Kupang NTT, di Bali, untuk daerah Barat
pertemuan diadakan di Sumatera Selatan dan di Sumatera Barat dan
tingkat Nasional di Jakarta, sehingga jangkauan transportasi medah
dijangkau dan hemat. Jika dihitung capaian berdasarkan target 5
tahun maka realisasi tahun 2015 ditambah realisasi 2016 adalah
sebesar 35,46% dari target tahun 2015-2019. Penyuluh PNS Katolik
tahun 2016 sebanyak 216 orang, sedangkan Penyuluh Non PNS
sejumlah 26.456 orang dan jumlah Tenaga teknis keagamaan
sebanyak 6.455 orang total Jumlah penyuluh dan tenaga teknis
keagamaan sebanyak 33.117 orang.
Kendala/hambatan;
Kendala yang dihadapi oleh Ditjen Bimas Katolik adalah
untuk sebahagian belum terpetakannya secara jelas by name by
adress persebaran Penyuluh Non PNS secara geografis,
sedangkan penyuluh PNS jumlahnya masih sedikit dan masih perlu
penambahan namun formasi belum ada. Anggaran untuk bantuan
Penyuluh Non PNS dinilai masih terlalu kecil Rp300.000,- @ bulan
dan diberikan untuk satu tahun sedangkan daerah pembinaan
mereka rata-rata terdiri dari beberapa kelompok binaan dan lokasi
terkadang cukup berjauhan, maka bantuan kurang sebanding
dengan jerihpayah Penyuluh Non PNS tersebut.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 52
Upaya Tindak Lanjut;
Perlu pendataan segera mengenai persebaran kedudukan lokasi Penyuluh Non PNS secara geografis guna untuk perbandingan pembimbingan/penyuluhan umat Katolik dengan Penyuluhnya dan keadilan secara persentase dalam pemberian alokasi bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Dihimbau agar Pemerintah berupaya untuk menaikkan jumlah bantuan kepada Penyuluh Non PNS.
(Tabel 8)
Sasaran Strategis 1
MENINGKATNYA KUALITAS PEMAHAMAN, PENGAMALAN DAN PELAYANAN AGAMA KATOLIK
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
2. Lembaga sosial keagamaan yang
difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas
pelayanannya
116 161 138,79 Sangat
Baik
Indikator 2 :
Persentase lembaga sosial keagamaan yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) adalah lembaga Kalolik, Dirjen Bimas Katolik menerima Pengurus PMKRi diruang kerjanya tahun 2016
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 53
Pada tahun 2016, Capaian indikator ini sebesar 138,79% dari target 6%.
Capaian ini diperoleh melalui kegiatan fasilitasi berupa pemberian
bantuan kepada lembaga sosial keagamaan yang mengajukan proposal
permohonan bantuan (prosposal diseleksi kebenaran dan kebutuhannya
sesuai dengan juklak/juknis pemberian bantuan). Untuk target indikator
ini pada tahun 2016 sebanyak 116 lembaga sampai dengan akhir tahun
2016 telah terfasilitasi sebanyak 161 lembaga atau 138,79% . Sehingga
capaian untuk indikator melebihi dari target yang ditetapkan, hal ini
disebabkan banyaknya lembaga sosial keagamaan Katolik yang meminta
bantuan dimana mereka memang sangat membutuhkan, sehingga
alokasi yang semula untuk satu rumah ibadah direncanakan sebesar
Rp50.000.000,- maka setelah dipelajari kebutuhannya dan ditimbang-
timbang maka diputuskan diberikan lebih kecil menjadi Rp35.000.000,-
dan efisiensi sebesar Rp15.000 diberikan kepada pemohon lain agar
lebih berbagi dengan tidak mengabaikan kebutuhan dan kualitas. Dengan
demikian lokasi/persebaran bantuan lebih luas sedangkan anggaran
terbatas. Capaian realisasi dari target lima tahun adalah tahun 2015 dan
2016 sebesar 13,23% dari target 29,55%. Jumlah lembaga sosial
keagamaan Katolik yaitu 13.424 data riil tahun 2016.
Kendala/hambatan;
Kendala yang dihadapi oleh Ditjen Bimas Katolik adalah
Data target untuk tahun 2016 yang ada pada renstra sebesar 225 yang
perjanjikan 116, sedangkan pada tahun 2016 target 270 namun
kenyataannya yang terdapat pada perjanjian kinerja Dirjen sebesar 86
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 54
lembaga. Perbedaan antara Perjanjian kinerja dengan perencanaan
tidak sinkron terdapat perbedaan maka dengan sendirinya sulit untuk
diukur. Hal ini karena perencaranaan yang kurang cermat data tidak
mendukung dan bisa juga karena adanya pengurangan pagu anggaran,
sedangkan renstra dibuat lima tahunan.
Upaya Tindak Lanjut;
Perlu perbaikan renstra mengikuti kemampuan pagu
anggaran yang tersedia dan susunlah dengan teliti dengan melibatkan
tusi terkait didukung dengan data yang akan dibantu, berapa
sesunggunggnya baik pagu anggaran dalam rupiah dan lokasi yang akan
dibantu, juga meningkatkan sumberdaya yang menyusun perencanaan
dan setelah jelas rincian lokasi perlu juga diadakan sosialisasi bimbingan
teknis bagaimana mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan
lembaga dari Pemerintah dan bagaimana membuat laporan
pertanggungjawabannya jika bantuan diberikan sesuai dengan
juklak/juknis yang dibuat yang tidak bertentangan dengan aturan yang
ada.
(Tabel 9)
Sasaran Strategis 2
MENINGKATNYA KUALITAS KERUKUNAN INTERN UMAT BERAGAMA
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
3. Jumlah dialog kerukunan untuk meningkatkan kerukunan intern umat beragama
490 470 95,92 Sangat Baik
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 55
Indikator 3 :
Jumlah dialog kerukunan untuk meningkatkan kurukunan intern umat beragama
Jumlah target dialog kerukunan pada renstra 2015 dan 2016
= 1.935 atau 84,68% dari 2.285, capaian realisasi dua tahun sebesar
413 atau 18,07%. Berdasarkan hasil capaian yang dihitung dari
target maka jelas terlihat bahwa perencanaan yang tertuang di
dalam renstra 2015-2019 untuk pembagian target tahun pertahun
kurang selaras karena target 2015 dan 2016 sebesar 1.835 atau
84,68% dari total target lima tahun yaitu 2.285 (jika dihitung dari
renstra). Jika dihitung dari Perjanjian kinerja target 2015 adalah 120
realisasi 100%, dan 2016 adalahrealisasi 95,92%, akan tetapi total l
realisasi selama dua tahun 25,82% jika dihitung dari renstra.
Direktur Urusan Agama Katolik dengan Pejabat Bimas Katolik di Ternate saat pertemuan dialog kerukunan Intern Umat Beragama tahun 2016
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 56
Kendala/hambatan;
Karena terdapat perbedaan antara target di renstra dengan
target diperjanjian kinerja maka terjadilah selisih atau perbedaan
karena dasar perhitungan sudah berbeda.
Upaya Tindak Lanjut
Dalam hal ini perencanaan harus diperbaiki guna mencapai
target yang strategis dan efektif dan harus didukung oleh data yang
akurat (berapa sesungguhnya jumlah yang akan disasar). Menambah
alokasi anggaran demi peningkatan kerukunan.
(Tabel 10)
Sasaran Strategis 3
MENINGKATNYA KUALITAS PELAYANAN KEHIDUPAN BERAGAMA KATOLIK
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
4. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya
133
129
96,99 Sangat Baik
Indikator 4 :
Jumlah rumah Ibadah yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya
Tahun 2016, Capaian indikator ini sebesar 96,99%, target
14,77%. Capaian ini diperoleh melalui pemberian bantuan kepada
rumah ibadah yang mengajukan proposal permohonan bantuan
(prosposal diseleksi kebenaran dan kebutuhannya sesuai dengan
juklak/juknis pemberian bantuan). Untuk target indikator ini pada
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 57
tahun 2015 dan 2016 sebanyak 31,82% sedangkan capaiannya
hanya 23,90%, ini terjadi karena data yang ada pada renstra target
pada tahun 2015 sebesar 130 rumah ibadah sedangkan pada
perjanjian kinerja yang ditanda tangani oleh Dirjen sebesar 65
rumah ibadah berkurang 50% yang mengakibatkan total realisasi
dua tahun hanya 23 % saja. Namun demikian semua itu terjadi
karena adanya pemotongan anggaran untuk tahun 2015. Jika
dihitung dari total rumah ibadah keseluruhan maka realisasi rumah
ibadah yang sudah difasilitasi 1,55%.
Kendala/hambatan;
Kendala yang dihadapi oleh Ditjen Bimas Katolik adalah
Data target untuk tahun 2015 yang ada pada renstra untuk indikator
rumah ibadah yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas
pelayanannya sebesar 130 sedangkan yang perjanjikan 65,
sedangkan pada tahun 2016 di renstra target 150 sedangkan 133
namun kenyataannya yang terdapat perbedaan pada perjanjian
kinerja Dirjen dengan perencanaan tidak sinkron terdapat, maka
dengan sendirinya sulit untuk diukur mana yang akan menjadi
dasar. Hal itu juga karena kurang cermatnya perencanaan kurang
didukung data yang tidak akurat dan bias juga karena adanya
pengurangan pagu anggaran, sedangkan renstra dibuat lima
tahunan.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 58
Upaya Tindak Lanjut;
Perlu perbaikan renstra mengikuti kemampuan pagu
anggaran yang tersedia dan susunlah dengan teliti dengan
melibatkan tusi terkait didukung dengan data yang akan dibantu,
berapa sesunggunggnya baik pagu anggaran dalam rupiah dan
lokasi yang akan dibantu, juga meningkatkan sumberdaya yang
menyusun perencanaan dan setelah jelas rincian lokasi dan
anggaran perlu juga diadakan sosialisasi bimbingan teknis
bagaimana mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan
lembaga dari Pemerintah dan bagaimana membuat laporan
pertanggungjawabannya jika bantuan diberikan sesuai dengan
juklak/juknis yang dibuat yang tidak bertentangan dengan aturan
yang ada. Jika sudah diketahui jumlah pagu anggaran maka renstra
harus segera dirubah agar sesuai antara target di renstra dengan di
perjanjian kinerja sehingga dalam pengukurannya lebih mudah dan
besar kemungkinan lebih akurat.
(Tabel 11)
Sasaran Strategis 4
MENINGKATNYA AKSES MASYARAKAT KATOLIK TIDAK MAMPU TERHADAP
PROGRAM INDONESIA PINTAR PADA PENDIDIKAN MENENGAH (SMAKS)
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
5. Jumlah siswa Sekolah Menengah
Aagama Katolik Swasta
800
Siswa
815
Siswa
101,
88 Sangat Baik
Indikator 5 :
Jumlah siswa SMAK yang menerima KIP
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 59
Penerima KIP tahun 2016 sebanyak 800 siswa realisasinya
101,88%, karena adanya sisa dari pembuatan kartu KIP
(penghematan) dari biaya pencetakan dan setelah dihitung cukup
untuk menambah KIP kepada 15 siswa lagi, maka realisasi menjadi
815 siswa. Tahun 2015 realisasinya KIP 100%. Capaian penerima KIP
tahun 2015 dan 2016 sudah sebanyak 1.090 ditambah 815 = 1.905
siswa atau 82,01%. Karena setiap tahun ada pertambahan siswa
khususnya pada tahun ajaran baru. Maka bisa jadi pada tahun 2017
nanti perhitungan saldo dari target yang telah direncakan pasti
berubah.
Kendala/hambatan;
Pada indikator 5 ini terdapat perbedaan target direnstra
dengan target diperjanjian kinerja baik tahun 2015 maupun tahun
2016, karena itu pada penulisan laporan capaian ini penulis
menganalisis melalui data-data yang telah diperjanjikan dan bukan
memakai data renstra.
Upaya Tindak Lanjut;
Segera memperbaiki renstra apabila telah diketahui
kemampuan untuk memberikan KIP agar sama seperti yang
diperjanjikan. Demi untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan
maka dipandang perlu untuk menambah volume dan besaran
anggaran bagi penerima KIP.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 60
(Tabel 12)
Sasaran Strategis 5
MENINGKATNYA AKSES PENDIDIKAN KEAGAMAAN SESUAI ASPIRASI UMAT KATOLIK
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
6. Jumlah peserta didik yang
mengikuti pendidikan
keagamaan pada SMAKS
1.592
Siswa
2.323
Siswa
145,92
Sangat Baik
Indikator 6 :
Jumlah peserta didik yang mengikuti pendidikan keagamaan pada Sekolah Menengah Aagam Katolik
Peserta didik SMAK se Provinsi NTT sedang mengikuti Pentas seni dan Lomba tahun 2016
Pada indikator ini realisasi dua tahun telah tercapai sebesar
2.323 siswa atau 100%. Peserta didik pada tahun 2015 sejumlah
1.090 siswa. Peningkatan peserta didik SMAKS tahun 2016 dihitung
dari tahun 2015 sebesar 122,73%
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 61
Kendala/hambatan;
Tidak ada hambatan yang berarti indikator ini bahkan
tercapai dengan sangat baik.
Upaya Tindak Lanjut;
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agama dan
keagamaan maka sebaiknya pada tahun-tahun mendatang perlu
ditingkatkan pengembangan SMAK baik volume dan persebarannya
juga kurikulumnya.
(Tabel 13)
Sasaran Strategis 5
MENINGKATNYA AKSES PENDIDIKAN KEAGAMAAN SESUAI ASPIRASI UMAT KATOLIK
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
7. Jumlah lembaga pendidikan
agama dan keagamaan SMAKS
difasilitasi dalam penguatan dan
pemberdayaan
22
lembaga
27
lembaga
122,73
Sangat Baik
Indikator 7 :
Jumlah lembaga pendidikan agama dan keagamaan Sekolah Menengah Agama Katolik Swasta (SMAKS) difasilitasi dalam penguatan dan pemberdayaan.
Indikator ini tahun 2015 jumlahnya sebanyak 22 SMAKS
dengan peserta didik sebanyak 1.592 siswa, akan tetapi tahun 2016
bertambah menjadi 27 SMAKS dengan peserta didik sebanyak
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 62
2.323 siswa. Peningkatan SMAKS tahun 2016 dihitung dari tahun
2015 sebesar 122,73%.
Kendala/hambatan;
Hambatan yang dihadapi adalah perlu penambahan pagu
anggaran untuk peningkatan kualitas terlebih peningkatan pada
kualitas sarana dan prasarana juga volume banyaknya SMAKS dan
persebarannya di setiap provinsi.
Upaya Tindak Lanjut;
Bimas Katolik akan terus berupaya dalam meningkatkan
kualitas lembaga SMAKS baik kurikulumnya, sarana prasarana dan
persebaran lokasi serta kualitas peserta didiknya yang terutama
karena mereka adalah penerus bangsa.
(Tabel 14)
Sasaran Strategis 6
MENINGKATNYA KUALITAS TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN AGAMA DAN
KEAGAMAAN KATOLIK TINGKAT DASAR DAN MENENGAH
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
8. Jumlah tenaga pendidik yang
difasilitasi dalam pembinaan
dan pengembangan
9.117
orang
9.257
orang
101,54 Sangat Baik
Indikator 8 :
Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang difasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 63
Pada indikator 8 ini capaian sebesar 101,54% untuk tahun
2016, sedangkan realisasi tahun 2015 hanya 71,10% (karena adanya
pemotongan anggaran) realisasi meningkat sebesar 30,44%. Ada
perbedaan pada perjanjian kinerja yang telah ditandatangani Dirjen
pada bulan Februari 2016 yaitu pada perkin tersebut tenaga pendidik
dan kependidikan yang difasilitasi dalam pembinaan dan
pengembangan jumlahnya 1.000 orang (sesuai dengan target yang
ada di renstra), sedangkan RKP yang ada pada RKA sebanyak 9.117
orang, dan untuk itu perjanjian kinerja telah diusulkan untuk
dirubah pada bulan September 2016 namun perubahan perjanjian
kinerja tersebut sampai penulisan laporan ini belum kami terima
kembali dari Sekretariat Jenderal atau TU Menteri. Capaian dua
tahun sebanyak 82,94% tenaga pendidik dan kependidikan yang
difasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan. Jumlah total Guru
Pendidikan Agama Katolik (GPAK) PNS dan Non PNS baik Tingkat
Dasar dan Tingkat Menengah sebanyak 13.616 guru.
+ Guru yang sudah Sertifikasi GPAK Tk. Dasar Tk. Menengah
sebanyak 11.216 guru.
+ Guru yang belum Sertifikasi GPAK Tk. Dasar Tk. Menengah
sebanyak 2.400 guru
Kendala/hambatan;
Masih cukup banyak GPAK yang belum tersertifikasi.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 64
Upaya Tindak Lanjut;
Mencari upaya agar guru-guru tersebut dapat tersertifikasi
semuanya. Dalam hal pembinaan dan pengembangan Bimas Katolik
akan terus berupaya meningkatkan layanannya untuk
memaksimalkan potttensi-potensi yang dimiliki sesuai dengan pagu
anggaran yang ada melalui bimbingan teknik kurikukum dan
pembinaan serta diklat-diklat lainnya.
(Tabel 15)
Sasaran Strategis 7
MENINGKATNYA AKSES PENDIDIKAN TINGGI AGAMA KATOLIK
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
9. Jumlah Mahasiswa penerima
beasiswa miskin
2.500
orang
2.500
orang
100,00 Sangat
Baik
Indikator 9 :
Jumlah Mahasiswa penerima beasiswa miskin
Capaian pada indikator ini setiap tahun terealisasi 100%,
dan total yang sudah terealisasi selama dua tahun ini sebesar
56,25% dari jumlah mahasiswa yang ada pada PTAKS.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 65
Kiri visitasi Kepala Biro Ortala ke PTAKN di Pontianak di damping DPRD Prov. Kalbar dan Pejabat setempat serta Ketua PTAKN Pontianak
RDP di DPR RI saat pembahasan penegerian PTAKN Pontianak tahun 2016
Kendala/hambatan;
Persyaratan untuk mendapatkan beasiswa miskin masih
memiliki persyaratan yang agak rumit sehingga aga sedikit susah
dalam pencairan bantuan tersebut pada pertengan tahun.
Upaya Tindak Lanjut;
Mengusahakan agar semua persyaratan dipermudah tidak
berbelit-belit namun tetap patuh pada aturan Pemerintah yang
berlaku (tidak bertentangan dengan peraturan yang mengatur
bantuan).
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 66
(Tabel 16)
Sasaran Strategis 8
MENINGKATNYA KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI AGAMA KATOLIK
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
10. Persentase Prodi satuan
pendidikan yang terakreditasi
minimal B
10% (2) 2 100,00
Sangat Baik
Indikator 10 :
Persentase prodi satuan pendidikan yang terakreditasi minimal B
Capaian pada indikator ini masih dua sedangkan total prodi
ada 24 prodi dari 21 PTAKS. Prodi yang terakreditasi B tersebut ada
di PTAKS Palangkaraya dan di Malang. Target awal akreditasi
minimal B sebesar 2% dan realisasi 2 maka capaian menjadi 100%,
dan Jumlah satuan pendidikan yang terakreditasi sebesar 21
lembaga dan realisasi 17 atau 77,27% (meskipun belum
terakreditasi B).
Kendala/hambatan;
Untuk mendapatkan akreditasi minimal B terkendala tidak
bisa terlaksana secepat yang kita mau walaupun kita telah berusaha
karena proses koordinasi yg melibatkan BAN PT untuk PTAKS dan
BAN SM untuk SMAK.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 67
Upaya Tindak Lanjut;
Bimas Katolik terus berupaya berkoordinasi dengan instansi
terkait dengan melibatkan BAN PT untuk PTAKS dan BAN SM
untuk SMAKS. Dan membimbing PTAKS serta SMAKS agar
menjaga kualitas baik kurikulum, sarana prasarana dan seluruh
potensi yang dimiliki oleh PTAKS dan SMAKS tersebut agar
akreditasi dapat segera diraih.
(Tabel 17)
Sasaran Strategis 8
MENINGKATNYA KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI AGAMA KATOLIK
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
11. Jumlah satuan pendidikan yang
terakreditasi
22 17 77,27 Baik
Indikator 11 :
Jumlah satuan pendidikan yang terakreditasi
Target tahun 2016 Jumlah satuan pendidikan yang
terakreditasi sebesar 22 lembaga dan realisasi 17 atau 77,27%
(meskipun belum terakreditasi B), sejak tahun 2015 memang
capaian untuk indikator ini masih tetap sejumlah 17 dan itupun baru
sebatas terakreditasi.
Kendala/hambatan;
Sama seperti indikator sebelumnya untuk mendapatkan
satuan pendidikan yang terakreditasi terkendala tidak bisa
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 68
terlaksana secepat yang kita mau walaupun kita telah berusaha
karena proses koordinasi yg melibatkan BAN PT untuk PTAKS dan
BAN SM untuk SMAK.
Upaya Tindak Lanjut;
Bimas Katolik terus berupaya berkoordinasi dengan instansi
terkait dengan melibatkan BAN PT untuk PTAKS dan BAN SM
untuk SMAKS. Dan membimbing PTAKS serta SMAKS agar
menjaga kualitas baik kurikulum, sarana prasarana dan seluruh
potensi yang dimiliki oleh PTAKS dan SMAKS tersebut agar
akreditasi dapat segera diraih.
(Tabel 18)
Sasaran Strategis 9
MENINGKATNYA KUALITAS TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN TINGGI AGAMA KATOLIK
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
12. Persentasi dosen perguruan
Tinggi Katolik yang
berkualitafikasi minimal S2
42%
452
254,52 Sangat Baik
Indikator 12 :
Persentase dosen perguruan Tinggi Katolik yang berkualifikasi minimal S2.
Capaian pada indikator ini sebesar 254,52% dari target 42%.
Dosen yang berkualifikasi minimal S2 Total 373 dan S3 79 orang,
sedangkan yang belum S2 (masih S1) sebanyak 154 orang total
seluruh dosen sebanyak 606 orang.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 69
Kendala/hambatan;
Salah satu persyaratan untuk menjadi dosen adalah harus
berpendidikan minimal S2, akan tetapi dosen di PTAKS masih ada
yang masih S1 sekitar 25,42%. Hal ini dikarenakan terbatasnya
jumlah alokasi bantuan untuk peningkatan kualitas jenjang
pendidikan formal.
Upaya Tindak Lanjut;
Dihimbau kepada para dosen yang belum S2 agar segera
kuliah kembali secara mandiri karena hal tersebut adalah syarat
mutlak untuk menjadi dosen, dimana bantuan dari Pemerintah
umumnya sangat sedikit hanya untuk beberapa orang (tidak dapat
mengakomodir semua) dan jika kelak ada bantuan dari Pemerintah
akan segera diberikan kepada dosen yang masih S1.
(Tabel 19)
Indikator Kinerja Target Realisasi
% Kategori
Persentase guru Agama Katolik
bersertifikat
100% 82,37% 82,37 Baik
Persentase dosen bersertifikat 606 orang 76 orang 13,04% Kurang baik
Guru Agama Katolik bersertifikat
GPAK tingkat Dasar dan Menengah yang sudah Sertifikasi
tahun 2016 = 11.216 orang atau (82,37%), yang belum sertifikasi
2.400 maka totalGPAK = 13.616 guru
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 70
Kendala/hambatan;
Masih cukup banyak GPAK yang belum tersertifikasi, sedangkan
untuk tahun 2016 tidak ada alokasi anggaran untuk sertifikasi.
Upaya Tindak Lanjut;
Mencari upaya agar guru-guru tersebut dapat tersertifikasi
semuanya. Dalam hal pembinaan dan pengembangan Bimas Katolik
akan terus berupaya meningkatkan layanannya untuk
memaksimalkan potttensi-potensi yang dimiliki sesuai dengan pagu
anggaran yang ada melalui bimbingan teknik kurikukum dan
pembinaan serta diklat-diklat lainnya.
Dosen bersertifikat
Jumlah dosen Pendidikan Agama Katolik ada 606 orang dan yang
sudah bersertifikat sebanyak 76 orang atau 13,04%. Masih sangat
sedikit dari yang diharapakan. Jikia ditinjau dari masa kerja dan
jenjang pendidikan dosen-dosen tersebut sudah layak untuk
mendapatkan sertifikat.
Kendala/hambatan;
Minimnya anggaran yang dialokasikan untuk pelatihan dosen
dalam mendukung untuk pencapaian dosen bersertifikat.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 71
Upaya Tindak Lanjut;
Mencari upaya agar dosen-dosen tersebut dapat tersertifikasi
semuanya. Mengalokasikan anggaran untuk sertifikasi dosen dan
mengadakan pelatihan-pelatihan agar para dosen tersebut
terbimbing dengan baik.
Secara garis besar analisis penyebab kegagalan.
Sesuai dengan perjanjian kinerja tahun 2016 pagu anggaran
tahun pada awal tahun adalah sebesar Rp819.403.877.000,- namun
pada pertengahan tahun pagu anggaran dibintang/diblok sebesar
Rp21.726.424.000,- Capaian realisasi sebelum di blok sebesar 90,%
atau 92,49% setelah di blocking yaitu sebesar Rp737.806.893.577.
Saldo anggaran sebesar Rp59.870.559.423.
Adapun yang mempengaruhi realisasi tidak tercapai 100% karena :
1. Pembiayaan Pelaksanaan Pembangunan Yang menganut ad cost
khususnya biaya Perjalanan.
Peserta didik yang terbina pada pertemuan Aksi Panggilan tanggal 29 Nov. 2016 di Sumba Timur
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 72
2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang terbina (Guru
Penerima Tunjangan Profesi), pada saat dilakukan verifikasi
berkas tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan
Tunjangan Profesi Target Rp32.584.714.000 realisasi
Rp22.655.905.700,- atau 69.88% saldo sebesar
Rp9.928.808.300. Guru Penerima Tunjangan Fungsional pada
saat dilakukan verifikasi berkas tidak memenuhi persyaratan
untuk dibayarkan Tunjangan Fungsional Target
Rp3.577.025.000 realisasi Rp2.963.562.110,- atau 82.85%
saldo sebesar Rp613.462890,-. Lembaga Pendidikan agama dan
Keagamaan Katolik Yang difasilitasi target awal
Rp6.089.441.000,-realisasi Rp3.734.586.690,- atau 61.33 % saldo
Rp2.354.854.310,- Hal ini terjadi karena adanya kendala dalam
peraturan pemberian bantuan dan tidak sesuainya proposal
yang diajukan, belum memenuhi persyaratan untuk dibantu.
Sarana dan Prasarana Pendidikan agama dan Keagamaan yang
memenuhi Standar target awal Rp9.109.598.000 dan realisasi
sebesar Rp5.337.423.283 tau 58,59% saldo Rp3.772.714.717,-
3. Dan sisa yang tidak terealisasi adalah dari Belanja Pegawai
(kode 51)
V. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.
Penggunaan pagu anggaran sebesar Rp819.403.877.000,-
dibintang/diblok sebesar Rp21.726.424.000,- Capaian realisasi
sebelum di blok sebesar 90,04% atau 92,49% setelah di blocking
yaitu sebesar Rp737.806.893.577. Saldo anggaran sebesar
Rp59.870.559.423. Seluruh jajaran (Pejabat dan pelaksana pada
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 73
Ditjen Bimas Katolik dari semua tusi) telah berupaya untuk
melaksanakan efisiensi penggunaan sumber daya. Contoh
Sepanjang tahun anggaran 2016
Ditjen Bimas Katolik telah merefisi DIPA/RAKL sebanyak 6 kali, hal
ini dikarenakan oleh upaya mengefisiensikan anggaran. Contoh :
dari mulai merencanakan lokasi kegiatan biasanya dibuat pada
lokasi yang mudah dijangkau dari berbagai provinsi (menghindari
biaya pesawat/transport yang tinggi) atau pertemuan dilaksanakan
per regio/perwilayah.
Mulai dari merencanakan pertemuan kegiatan sudah
dirancang seefisiensi mungkin, kemudian hotel juga dicari yang
dapat diefisiensi artinya tidak semua dihabiskan sesuai pagu, lalu
apabila ada sisa dari pertemuan tersebut maka direfisilah
DIPA/RAKL dengan mengajukan suatu pertemuan kegiatan yang
baru dengan sisa uang dari pertemuan sebelumnya. Hal inilah yang
menyebabkan mengapa pagu realisasi lebih besar dibandingkan
dengan realisasi anggaran.
B. REALISASI ANGGARAN
Seperti telah diuraikan di atas pagu anggaran sebesar
Rp819.403.877.000,- dibintang/diblok sebesar Rp21.726.424.000,-
Capaian realisasi sebelum di blok sebesar 90,04% atau 92,49%
setelah di blocking yaitu sebesar Rp737.806.893.577, saldo
anggaran sebesar Rp59.870.559.423.
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 74
(Tabel 20 )
REALISASI BELANJA PER WILAYAH
PROGRAM BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK TAHUN ANGGARAN 2016
No Nama Lokasi Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) Saldo (Rp.) Realisasi (%)
1 DITJEN BIMAS KATOLIK 56.961.605.000 46.750.695.768 10.210.909.232 82,07%
2 DKI JAKARTA 19.219.825.000 15.001.642.953 4.218.182.047 78,05% 3 JAWA BARAT 10.307.910.000 9.359.441.907 948.468.093 90,80% 4 JAWA TENGAH 53.225.159.000 48.534.882.148 4.488.087.869 91,19% 5 DI YOGYAKARTA 20.380.287.000 19.855.679.237 524.607.763 97,43% 6 JAWA TIMUR 30.562.132.000 28.559.774.347 2.002.357.653 93,45% 7 ACEH 1.449.789.000 1.313.689.552 116.596.448 91,96% 8 SUMATERA UTARA 92.288.101.000 84.759.408.644 7.528.692.356 91,84% 9 SUMATERA BARAT 3.097.256.000 2.658.492.695 438.763.305 85,83%
10 RIAU 4.786.353.000 4.629.536.752 156.816.248 96,72% 11 JAMBI 2.373.844.000 2.087.524.974 286.319.026 87,94% 12 SUMATERA SELATAN 8.007.801.000 7.711.250.527 296.550.473 96,30% 13 LAMPUNG 9.786.582.000 7.992.035.799 1.794.546.201 81,66% 14 KALIMANTAN BARAT 89.661.902.000 80.128.014.496 9.533.887.504 89,37% 15 KAL. TENGAH 14.011.084.000 13.233.472.007 777.611.993 94,45% 16 KALIMANTAN SELATAN 4.985.568.000 4.608.178.879 377.389.121 92,43% 17 KALIMANTAN TIMUR 9.490.620.000 8.299.804.772 1.324.060.805 87,30% 18 SULAWESI UTARA 17.278.436.000 15.954.375.195 1.324.060.805 92,34% 19 SULAWESI TENGAH 4.869.512.000 4.342.310.534 527.201.466 89,17% 20 SULAWESI SELATAN 19.208.421.000 18.363.016.344 845.404.656 95,60% 21 SULAWESI TENGGARA 3.377.243.000 3.042.146.643 792.336.718 90,08% 22 MALUKU 27.260.982.000 23.915.313.003 3.345.668.997 87,73% 23 BALI 4.367.649.000 3.965.138.772 402.510.228 90,78% 24 NTB 3.131.796.000 2.822.582.153 309.213.847 90,13% 25 NTT 237.471.647.000 214.690.590.939 22.781.056.061 90,41% 26 PAPUA 39.143.783.000 36.469.212.299 2.674.570.701 93,17% 27 BENGKULU 2.200.309.000 1.767.725.938 432.583.062 80,34% 28 MALUKU UTARA 1.291.770.000 1.223.754.143 68.015.857 94,73% 29 BANTEN 3.930.187.000 3.648.199.311 281.987.689 92,83% 30 KEP.BABEL 2.060.888.000 1.976.751.733 84.136.267 95,92% 31 GORONTALO 1.016.545.000 780.113.223 236.431.777 76,74% 32 KEPULAUAN RIAU 2.426.876.000 1.904.038.187 522.837.813 78,46% 33 PAPUA BARAT 14.429.439.000 13.119.957.833 1.309.841.167 90,92% 34 SULAWESI BARAT 2.719.353.000 2.209.164.197 510.188.803 81,24% 35 KALIMANTAN UTARA 2.623.223.000 2.109.834.673 513.388.327 80,43%
Total 819.403.877.000 737.806.893.577 81.596.983.423 90,04% (Capaian realisasi sebelum di blok sebesar 90,04% )
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 75
Alokasi dan Realisasi anggaran per Belanja Program Bimbingan Masyarakat Katolik dan dan Satker Bimas Katolik (Pusat) per 31 Desember 2016 seperti di table bawah ini :
(Tabel 21)
Anggaran Dan realisasi Per Belanja Program Bimas KatolikTahun Anggaran 2016
URAIAN KEGIATAN
TAHUN ANGGARAN 2016
SEBELUM BLOCKING Blocking
SETELAH BLOCKING
% REAL Sisa Dana
ANGGARAN (Rp) Anggaran
Belanja Pegawai 713.945.136.000 7.671.898.000 706.273.238.000 91,83% 57.690.681.954
Belanja Barang 96.612.079.000 12.100.646.000 84.511.433.000 97,45% 2.151.435.872
Belanja Modal 3.031.662.000 1.953.880.000 1.077.782.000 97,36% 28.441.597
Belanja Bantuan Sosial
5.815.000.000 5.815.000.000 100,00% -
Jumlah Belanja 819.403.877.000 21.726.424.000 797.677.453.000 92,49% 59.870.559.423
(Tabel 22)
Anggaran Dan Realisasi Per Belanja Satker Bimas KatolikTahun Anggaran 2016
URAIAN KEGIATAN
TAHUN ANGGARAN 2016
ANGGARAN (Rp)
Blocking ANGGARAN
SETELAH BLOCKING
% REAL REALISASI
BELANJA (Rp)
Belanja Pegawai
15.736.233.000
66.876.000
97,01%
15.201.461.811
Belanja Barang
35.314.872.000
9.511.455.000
25.803.417.000
99,00%
25.544.351.857
Belanja Modal
95.500.000
-
95.500.000
99,35%
94.882.100
Belanja Bantuan Sosial
5.815.000.000
-
5.815.000.000
100,00%
5.815.000.000
Jumlah Belanja
56.961.605.000
9.578.331.000
47.383.274.000
98,46%
46.655.695.768
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 76
Alokasi dan Realisasi anggaran per Jenis Kegiatan Program Bimbingan Masyarakat Katolik dan Satker Bimas Katolik (Pusat) per 31 Desember 2016 seperti di tabel bawah ini :
(Tabel 23)
Anggaran Dan Realiasi Per Jenis Kegiatan Program Bimas KatolikTahun Anggaran2016
Kode | Nama Kegiatan Sebelum
Blocking Pagu Blocking
Setelah Bloking Anggaran
% Realisasi
Realisasi (Rp)
Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Katolik
102.699.215.000
18.858.461.000
83.840.754.000
94,90%
79.562.241.366
Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Katolik
35.175.445.000
577.350.000
34.598.095.000
99,31%
34.359.378.845
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Bimas Katolik
140.300.514.000
2.290.613.000
138.009.901.000
90,41%
124.781.262.554
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Pendidikan Bimas Katolik
541.228.703.000
- 541.228.703.000 92,15% 498.758.363.832
819.403.877.000 21.726.424.000 797.677.453.000 92,49% 737.806.893.577
(Tabel 24)
Anggaran Dan Realiasi Per Jenis Kegiatan Satker Bimas Katolik Tahun Anggaran2016
Kode / Nama
Kegiatan Sebelum Blocking Blocking
Anggaran setelah bloking
% Realisasi Realisasi
Pagu Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Katolik
22.427.071.000
7.043.105.000
15.383.966.000
97,01%
15.260.421.260
Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Katolik
10.033.390.000
352.640.000
9.680.750.000
99,00%
9.648.716.933
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Bimas Katolik
24.501.144.000
2.182.586.000
22.318.558.000 59,56% 21.746.557.575
56.961.605.000 9.578.331.000 47.383.274.000 98,46% 46.655.695.768
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 77
Alokasi dan Realisasi anggaran per Fungsi Program Bimbingan Masyarakat Katolik dan Satker Bimas Katolik (Pusat) per 31 Desember 2016 seperti di tabel bawah ini :
(Tabel 25)
Anggaran Dan Realiasi Per Fungsi Program Bimas Katolik Tahun Anggaran2016
Kode / Nama
Kegiatan
Sebelum Blocking
Blocking Setelah Blocking
Anggaran
% Realisasi
Realisasi (Rp)
Pagu
FUNGSI AGAMA
175.475.959.000
2.867.963.000
172.607.996.000
92,20%
159.140.641.399
FUNGSI PENDIDIKAN
643.927.918.000
18.858.461.000
625.069.457.000
92,52%
578.666.252.178
819.403.877.000 21.726.424.000 797.677.453.000 92,49% 737.806.893.577
(Tabel 26)
Anggaran Dan Realiasi Per Fungsi Satker Bimas Katolik Tahun Anggaran2016
Kode / Nama
Kegiatan
Sebelum Blocking
Blocking Setelah Blocking
Anggaran
% Realisasi
Realisasi (Rp)
Pagu
FUNGSI AGAMA
34.534.534.000 2.535.226.000 31.999.308.000 98,41% 31.490.274.508
FUNGSI PENDIDIKAN
22.427.071.000 7.043.105.000 15.383.966.000 99,20% 15.260.421.260
56.961.605.000 9.578.331.000 47.383.274.000 98,66% 46.750.695.768
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 78
Kiri atas : Blesing White Para Pejabat Bimas Katolik dengan Lembaga Konsultan Pengem-bangan SDM tahun 2016 Kanan atas : Direktur Urusan Agama Katolik dengan Tim Keuskupan Agung Jakarta membicarakan Lembaga Badan Hukum Katolik, 16 Agust 2016
Foto tengah Dirjen dan Sekretaris Ditjen Bimas Katolik dan Pejabat dari Daerah 2016 Kiri bawah :Pejabat DPRD Riau dengan Pejabat Bimas Katolik membicarakan formasi Guru Agama Katolik Juli 2016 Kanan bawah : Pertemuan Pimpinan Lembaga Agama Katolik Tahun 10-13 Mei 2016 di Ternate
Jika dibandingkan realisasi anggaran tahun 2015 dengan realisasi
anggaran tahun 2016 adalah seperti berikut :
1. Pagu Anggaran Dijen Bimas Katolik Tahun 2014 Rp686.410.978.000
realisasi sebesar 96,78%.
2. Pagu Anggaran Ditjen Bimas Katolik Tahun 2015 sebesar
Rp914.764.143.000,- dan realisasi sebesar 84,89%.
3. Pagu anggaran sebesar Tahun 2016 sebesar Rp819.403.877.000,-
dibintang/diblok sebesar Rp21.726.424.000,- sehingga menjadi
Rp797.677.453.000. Capaian realisasi sebelum di blok sebesar
Laporan Kinerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2016 79
90,04% atau 92,49% setelah di blocking yaitu sebesar
Rp737.806.893.577, saldo anggaran sebesar Rp59.870.559.423.
Pagu Anggaran Ditjen Bimas Katolik Rp797.677.453.000,-
setelah di bloking, sedangkan alokasi anggaran untuk fungsi
Pendidikan sebesar Rp625.069.457.000,- atau sekitar 78,36% dari total
pagu jauh lebih besar jika dibanding dengan fungsi Agama yang hanya
21,64% yaitu sebesar Rp172.607.996.000,- . Pemerintah sangat
memperhatikan peningkatan kualitas pendidikan terlihat dari alokasi
anggaran.
3,41%
83,41%
80,43%
96,75%
42,56%
102,33%
149,44%
111,09%
0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%120,00%140,00%160,00%
TRIWULAN 1
TRIWULAN 2
TRIWULAN 3
TRIWULAN 4
Grafik Realisasi Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Triwulan I - IV Tahun 2016
Realisasi Kinerja Realisasi Anggaran