bab iii a. metode penelitian non , program...

19
50 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pencapaian hasil belajar antara siswa kelas binaan Astra dan kelas T-TEP non OJT, program keahlian teknik otomotif di SMK Negeri 6 Bandung, serta memperhatikan variabel-variabel lain yang mempengaruhi kemampuan hasil belajar. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian evaluatif merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan. Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit/ lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005). Penelitian evaluatif dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan hipotesis.

Upload: dinhquynh

Post on 27-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

50

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam suatu

penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pencapaian hasil

belajar antara siswa kelas binaan Astra dan kelas T-TEP non OJT, program keahlian

teknik otomotif di SMK Negeri 6 Bandung, serta memperhatikan variabel-variabel

lain yang mempengaruhi kemampuan hasil belajar.

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian evaluatif

merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan

suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah

ditetapkan. Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian

terapan namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan

tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan manfaat,

kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit/ lembaga

tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan dan

dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para

pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005). Penelitian evaluatif

dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan hipotesis.

Page 2: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

51

Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang menjelaskan sifat suatu

kegiatan, dan kata bendanya adalah evaluasi. Penelitian evaluatif menjelaskan adanya

kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang

biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi yang dimaksud dengan penelitian

evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang

apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana

yang memerlukan evaluasi. Melakukan evaluasi berarti menunjukkan kehati-hatian

karena ingin mengetahui apakah implementasi program yang telah direncanakan

sudah berjalan dengan benar dan sekaligus memberikan hasil sesuai dengan harapan.

Jika belum bagian mana yang belum sesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.

Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran atau

pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data

dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini maka akan

didapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan itu layak atau tidak,

relevan atau tidak, efisien dan efektif atau tidak. Atas dasar kegiatan tersebut,

penelitian evaluatif dimaksudkan untuk membantu perencana dalam pelaksanaan

program, penyempurnaan dan perubahan program, penentuan keputusan atas

keberlanjutan atau penghentian program, menemukan fakta-fakta dukungan dan

penolakan terhadap program, memberikan sumbangan dalam pemahaman suatu

program serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Lingkup penelitian evaluatif

dalam bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program pendidikan,

pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan manajemen.

Page 3: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

52

Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya standar,

tolok ukur atau kriteria. Mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk

mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan

dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan kriteria

(kondisi yang diharapkan). Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan evaluasi

pada umumnya. Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi mengikuti

kaidah-kaidah yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan keilmiahan,

mengikuti sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat dipertanggung

jawabkan. Sejalan dengan makna tersebut, penelitian evaluatif harus memiliki ciri-ciri

sebagai berikut (Arikunto, 2006):

1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi

penelitian ilmiah pada umumnya.

2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang

program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa

komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam

menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.

3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu

adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi

keberhasilan program.

4. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap indikator

yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan dan kelemahan

program.

Page 4: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

53

5. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci

untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, perlu ada

identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen, dan

sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.

6. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan

akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.

7. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/ rekomendasi bagi

kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam

melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan

program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolak ukur.

B. Variabel dan Paradigma Penelitian

1. Variabel Penelitian

Arikunto S, (2006:116) menyatakan bahwa: “ Variabel adalah objek penelitian

yang bervariasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2002:20) menyebutkan bahwa:

“Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seorang atau orang lain atau satu

objek yang lain”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dirumuskan bahwa

variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau aspek dari orang maupun objek yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan ditarik kesimpulannya.

Menurut Siregar, S. (2004:9) Variabel didefinisikan sebagai suatu atribut (proporsi) objek, yang ada dalam diri sumber populasi dengan elemen-elemennya memiliki ukuran (kualitas atau kuantitas) yang bervariasi. Ukuran tersebut dalam bentuk nila, indeks, skor, atau identitas dan sebagainya.

Page 5: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

54

Objek yang dipermasalahkan dalam penelitian ini adalah kemampuan

kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin, sehingga variabelnya

adalah ”Hasil evaluasi kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin

siswa kelas binaan Astra dan siswa kelas T-TEP non OJT”.

2. Paradigma Penelitian

Menurut Siregar, S. (2001) paradigma penelitian adalah model penjabaran dari

berbagai variabel dalam bentuk sebab akibat/ komparatif/ jurnalistik sehingga mudah

untuk merumuskan masalah, memilih teori yang relevan, menentukan hipotesis dan

asumsi dasar, memilih instrumen penelitian, teknik analisis data dan mudah

memprediksi alternatif kesimpulan dan sasaran yang akan dikemukakan.

Berdasarkan pengertian tersebut maka paradigma dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Siswa kelas II Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2010-2011

Siswa Kelas Binaan Astra

Siswa Kelas T-TEP non OJT

Post test Post test

Pembelajaran Kurikulum T-TEP dan Basic Mechanic Training

Pembelajaran Kurikulum T-TEP

Pre test

Analisis Data Uji Normalitas Uji Hipotesis

Pre test

Kesimpulan Temuan Penelitian

Page 6: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

55

Keterangan: = Ruang Lingkup Penelitian

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun

suatu informasi sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk

suatu keperluan (Arikunto, 2003: 96). Berdasarkan paradigma penelitian data yang

akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif sebagai data utama yang

digunakan untuk menguji hipotesis. Adapun data kuantitatifnya adalah hasil belajar

rata-rata pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin yang didapat

berdasarkan hasil belajar.

Data kuantitatif tersebut merupakan data utama yang digunakan untuk menguji

hipotesis. Bentuk data kuantitatif menurut Sugiyono (2002: 15), adalah sebagai

berikut :

Data kuatitatif dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu data diskrit dan data kontinum. Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang (bukan mengukur). Data kontinum adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinum dikelompokan menjadi tiga yaitu data ordinal, interval dan rasio. Data ordinal adalah data yang berjenjang atau berbentuk peringkat. Data interval adalah data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut (mutlak). Data rasio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol absolut.

Page 7: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

56

Berdasarkan pernyataan tersebut maka bentuk data-data kuantitatif dalam

penelitian ini merupakan data skor atau nilai berbentuk interval.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data ini

dapat berupa orang, benda, gerak atau proses sesuatu. (Arikunto, 1998: 114).

Berdasarkan jenis data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan penelitian

ini, maka sumber data penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas II program keahlian teknik otomotif tahun ajaran 2010/2011.

2. Guru mata pelajaran memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin.

D. Populasi dan sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang atau barang yang berdiam di suatu tempat

dan memiliki ciri yang dapat membedakan dirinya dengan yang lain. Seperti yang

diungkap Sugiyono (2002: 90) bahwa “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai

populasi adalah siswa tingkat II Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 6

Bandung tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 200 orang, yang terbagi ke dalam kelas T-

TEP non OJT yang tiap kelasnya terdiri dari 33-35 orang, dua kelas T-TEP dan satu

kelas binaan Astra yang masing-masing kelas terdiri dari 35 orang.

Page 8: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

57

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel

ditentukan dengan teknik sampel kelompok (cluster sampling) berdasarkan kelas-

kelas yang sudah ada. Menurut Arikunto (1998:107) mengemukakan bahwa:

“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100. Lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau

lebih”.

Berdasarkan sampling yang telah dilakukan maka sebagai sampel penelitian

adalah siswa kelas binaan Astra dan siswa kelas T-TEP non OJT, yaitu 2 TKR 2

sejumlah 35 siswa dan siswa kelas 2 TKR 6 sejumlah 33 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam suatu penelitian, merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan

untuk dapat dianalisis. Untuk itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang

relevan dengan tujuan penelitian. Tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam

pelaksanaan penelitian pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar

bensin adalah sebagai berikut:

1. Pre Test

Pre test digunakan untuk mengukur raw input siswa sebelum pelaksanaan

pembelajaran kelas. Bentuk soal pre test yang akan digunakan dalam mengumpulkan

data penelitian yaitu dengan tes pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice

Page 9: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

58

test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang

belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa

kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau multiple choice test terdiri atas

bagian (options) terdiri atas suatu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan

beberapa pengecoh (distractor).

2. Post Test

Post test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah melaksanakan

pembelajaran, baik untuk kelas Astra dan T-TEP non OJT. Soal post test yang akan

digunakan dalam mengumpulkan data penelitian sama dengan yang digunakan dalam

pre test, hanya options dari tiap soal diacak kembali dengan susunan options yang

berbeda.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif dalam

penelitian ini meliputi studi dokumentasi dan lembar soal.

1. Lembar Soal

Lembar soal digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada domain

kognitif siswa mengenai sistem bahan bakar bensin. Lembar soal yang digunakan

berbentuk pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice test terdiri atas suatu

keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan

untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang

telah disediakan.

Page 10: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

59

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002:144) yang menyatakan bahwa “ Instrumen yang baik

harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable”. Oleh karena itu

untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, instrumen penelitian ini

harus diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.

H. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian dengan

pendekatan kuantitatif mengenai kemampuan kompetensi memelihara/ servis sistem

bahan bakar bensin pada tingkat pemahaman pada kelas binaan Astra dan kelas T-

TEP non OJT, adalah sebagai berikut:

1. Menyusun rancangan penelitian

2. Menetapkan materi pada mata pelajaran memelihara/ servis sistem bahan bakar

bensin, menentukan kompetensi dan sub kompetensi disesuaikan dengan alokasi

waktu yang ditentukan.

3. Menyusun instrumen penelitian yang disesuaikan dengan kondisi populasi atau

sampel penelitian.

4. Menguji instrumen penelitian.

5. Melakukan pre test kepada dua kelompok siswa yang merupakan sampel

penelitian. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum pembelajaran

kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin, dan untuk uji

homogenitas.

Page 11: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

60

6. Melakukan post test kepada dua kelompok siswa yang merupakan sampel

penelitian. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah pembelajaran

kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin.

7. Membandingkan nilai hasil belajar siswa kelas binaan Astra dengan siswa kelas

T-TEP non OJT sesudah pembelajaran kompetensi memelihara/ servis sistem

bahan bakar bensin, dilihat dari N-gain (selisih nilai post test dengan pre test)

8. Menyimpulkan hasil penelitian.

Berdasarkan penjelasan tahapan-tahapan penelitian di atas, tahapan penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut:

Menyusun rancangan penelitian, meliputi: 1. Memilih masalah 2. Studi pendahuluan

1. Merumuskan masalah 2. Merumuskan anggapan

Memilih pendekatan

Menentukan variabel Menentukan sumber data

Menentukan dan menyusun instrumen

Menguji instrumen

Analisis Data Hasil Pengujian Instrumen

Pelaksanaan Penelitian

Analisis Data Hasil Penelitian

Menyimpulkan Hasil Penelitian

Hipotesis

Page 12: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

61

Gambar 3.2 Tahapan Penelitian 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul.

Secara garis besar, teknik analisis data menurut Arikunto S, (1996:240) meliputi

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Persiapan : Kegiatan yang akan dilakukan pada persiapan adalah: 1) Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dites. 2) Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi dari soal tes yang akan

diberikan. 3) Menyebarkan soal tes kepada responden. 4) Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden. 5) Mengecek kelengkapan data dan memeriksa isi dari soal tes yang akan

diberikan. b. Tabulasi

1) Memberi skor pada setiap item jawaban yang telah dijawab responden. 2) Menjumlah skor yang didapat dari setiap responden.

Langkah-langkah analisis data uji instrumen:

a. Data pre test digunakan untuk mendapatkan tingkat homogenitas dari kedua

kelompok dalam penelitian.

b. Jika sampel berdistribusi homogen, maka data dilanjutkan dengan pengujian

normalitas distribusi data.

c. Jika data berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji “t”.

1) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel

memiliki varians relatif sama atau populasi yang homogen atau tidak. Apabila

Page 13: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi

yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik.

Mengetahui tingkat homogen

T-TEP non OJT data yang dianalisis adalah nilai

kompetensi memelihara/ servis

antara varian sampel dengan sampel lainnya

T-TEP non OJT dinyatakan sebagai distribusi F. dengan rumus :

SS

B

AF2

2

=

Keterangan:

SA

2 = Variansi terbesar

SB

2 = Variansi terkecil

dengan derajat kebebasannya masing

2) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi

normal atau tidak. Kondisi d

hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992:151) "Teori

menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang

diselidiki berdistribusi normal, jika ter

kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku".

kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi

yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik.

engetahui tingkat homogenitas kelompok siswa kelas binaan Astra dan kelas

data yang dianalisis adalah nilai pre test dan nilai

memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin. Selanjutnya perbandingan

antara varian sampel dengan sampel lainnya yaitu siswa kelas binaan Astra dan kelas

dinyatakan sebagai distribusi F. dengan rumus :

(Siregar S, 2004: 50)

= Variansi terbesar

= Variansi terkecil

dengan derajat kebebasannya masing-masing

(Siregar S, 2004: 50)

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi

normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji

hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992:151) "Teori

menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang

diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka

kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku".

62

kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi

itas kelompok siswa kelas binaan Astra dan kelas

dan nilai post test pada

sistem bahan bakar bensin. Selanjutnya perbandingan

yaitu siswa kelas binaan Astra dan kelas

(Siregar S, 2004: 50)

(Siregar S, 2004: 50)

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi

ata berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji

hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992:151) "Teori-teori

menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang

nyata populasi tidak berdistribusi normal, maka

Page 14: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

Uji normalitas menggunakan aturan Strugess dengan memperhatikan tabel

dibawah ini.

Interval f

Jumlah

Pengisian tabel diatas mengikuti prosedur sebagai berikut :

1. Menentukan rentang dengan rumus :

XbXaR −=

Dimana : = data terbesar

= data terkecil

2. Menentukan banyaknya kelas inte

i = 1 + 3.3 log n

Dimana: n = jumlah sampel

3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus :

K

RP =

dimana : R = rentang

K = banyak kelas

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi

frekuensi.

Uji normalitas menggunakan aturan Strugess dengan memperhatikan tabel

Tabel 3.1 Persiapan Uji Normalitas

tX iZ ol il

(Siregar S, 2004: 87)

Pengisian tabel diatas mengikuti prosedur sebagai berikut :

Menentukan rentang dengan rumus :

(Siregar, S. 2004:24)

= data terbesar

= data terkecil

Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus :

(Siregar, S. 2004:24)

Dimana: n = jumlah sampel

Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus :

R = rentang

K = banyak kelas (Siregar, S. 2004:25)

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi

63

Uji normalitas menggunakan aturan Strugess dengan memperhatikan tabel

ie 2χ

(Siregar S, 2004: 87)

(Siregar, S. 2004:24)

(Siregar, S. 2004:24)

(Siregar, S. 2004:25)

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi

Page 15: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

4. Menghitung rata-

Dimana: = jumlah frekuensi

ix = data tengah

5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

∑= fn

S

6. Tentukan batas bawah (

rumus :

Interval I: : Xb; boleh kurang dari Xb asal tidak melebihi P

: Xb + (p

Dimana : Bb = batas bawah interval

7. Hitung nilai Z1 untu

S

xxZ in

i

−= (dua desimal)

Lihat nilai peluang Zin pada tabel

selalu diambil nilai peluang 0,500

8. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom 1i, contoh

Hitung frekuensi harapan

-rata kelas ( ) dengan rumus:

(Siregar, S. 2004:25)

= jumlah frekuensi

= data tengah-tengah dalam interval.

Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

( )( )1

22

−∑−

nn

xfxf iiii

(Siregar S, 2004: 86)

Tentukan batas bawah () dan batas atas( Ba) kelas interval terendah dengan

: Xb; boleh kurang dari Xb asal tidak melebihi P

: Xb + (p- 1) (Siregar, S. 2004:25)

Dimana : Bb = batas bawah interval

Hitung nilai Z1 untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus :

(dua desimal) (Siregar, S. 2004:86)

Lihat nilai peluang Zin pada tabel statistik, isikan pada kolom lo Harga xi dan xn

selalu diambil nilai peluang 0,500 (Siregar, S. 2004:87)

Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom 1i, contoh

Hitung frekuensi harapan (Siregar, S. 2004:87)

64

(Siregar, S. 2004:25)

(Siregar S, 2004: 86)

) dan batas atas( Ba) kelas interval terendah dengan

: Xb; boleh kurang dari Xb asal tidak melebihi P

1) (Siregar, S. 2004:25)

k setiap batas bawah kelas interval dengan rumus :

(Siregar, S. 2004:86)

statistik, isikan pada kolom lo Harga xi dan xn

(Siregar, S. 2004:87)

211 oo lll −=

(Siregar, S. 2004:87)

Page 16: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

9. Hitung nilai untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

10. Lakukan interpolasi pada tabel

11. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika

Rumus interpolasi tabel statistik:

3) Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menerima atau menolak besaran statistik

yang diuji, dengan membandingkannya terhadap besaran parameter yang telah

terstandar pada tabel-

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai rata

memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin dengan jenis data interval, sehingga

untuk menguji hipotesis tersebut menggunakan statistik uji

untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

(Siregar, S. 2004:87)

Lakukan interpolasi pada tabel , untuk menghitung

Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika

Gambar 3.3 Cara Interpolasi Tabel Statistik

polasi tabel statistik:

Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menerima atau menolak besaran statistik

yang diuji, dengan membandingkannya terhadap besaran parameter yang telah

-tabel statistik.

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai rata-rata pa

sistem bahan bakar bensin dengan jenis data interval, sehingga

untuk menguji hipotesis tersebut menggunakan statistik uji t-test.

65

untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

(Siregar, S. 2004:87)

> α =0,05

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menerima atau menolak besaran statistik

yang diuji, dengan membandingkannya terhadap besaran parameter yang telah

rata pada kompetensi

sistem bahan bakar bensin dengan jenis data interval, sehingga

Page 17: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

Untuk melakukan uji

normalitas dengan menggunakan aturan

rumus t-test, yaitu bila n1

berikut:

2004:155)

Dengan derajat kebebasan :

Uji t-test di atas didasarkan pada tabel persiapan di bawah ini:

No

Kelas binaan Astra Pre test

Post test

Selisih

1

n

Untuk melakukan uji t-test syaratnya data harus normal, maka data harus uji

gan menggunakan aturan Sturgess. Berdasarkan pertimbangan memilih

, yaitu bila n1 ≠ n2 maka digunakan uji t-test dengan rumus sebagai

Dengan derajat kebebasan :

(Siregar, S. 200

test di atas didasarkan pada tabel persiapan di bawah ini:

Tabel 3.2. Persiapan Uji t Kelas binaan Astra Kelas T-TEP non OJT

Selisih Pre test

Post test

selisih

(Sugiyono, 2002: 137)

66

test syaratnya data harus normal, maka data harus uji

. Berdasarkan pertimbangan memilih

test dengan rumus sebagai

(Siregar, S.

(Siregar, S. 2000.130)

TEP non OJT selisih

(Sugiyono, 2002: 137)

Page 18: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

67

4) Analisis N-Gain

Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran tidaklah

mudah, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor pre test dan post test)

kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dikatakan gain tinggi dan mana

yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa yang memiliki gain 2 dari 4 ke 6 dan

siswa yang memiliki gain dari 6 ke 8 dari suatu soal dengan nilai maksimal 8. Gain

absolut menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara logis

seharusnya siswa kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa pertama. Hal ini

karena usaha untuk meningkatkan dari 6 ke 8 (nilai maksimal) akan lebih berat

daripada meningkatkan 4 ke 6. Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki gain

absolut sama belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama. Meltzer (2002)

mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut gain

ternormalisasi (normalize gain). Gain ternormalisasi (N-gain) diformulasikan dalam

bentuk persamaan seperti dibawah ini:

etesSkorIdealSkor

etesSkorPostesSkorGainN

Pr

Pr

−−=−

Pada data N- gain, besar N- gain yang ternormalisasi ini diinterprestasikan untuk

menyatakan besarnya perbedaan pencapaian hasil belajar, dengan kriteria berikut:

Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel 3.3

Page 19: BAB III A. Metode Penelitian non , program keahliana-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605898_chapter3.pdf · dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan

0,70 <

0,30

N

Disini hipotesis penelitian akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (H

hipotesis nol (Ho). Supaya tam

lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara

(HA) terhadap (Ho). Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : µAs = µT

Tidak terdapat perb

sistem bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra

dan kelas T-

HA : µAs ≠ µT

Terdapat perbedaan kemampuan kompetensi

bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra dan

kelas T-TEP

Kriteria pengujian

perbedaan yang signifikan.

Tabel 3.3 Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

0,70 < N-Gain Tinggi

0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang

N-Gain < 0,30 Rendah

(Hake dalam Meltzer 2002:4)

Disini hipotesis penelitian akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (H

). Supaya tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu oleh pernyataan

lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara

). Hipotesis yang akan diuji adalah:

Tidak terdapat perbedaan kemampuan kompetensi memelihara/ servis

sistem bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra

-TEP non OJT.

Terdapat perbedaan kemampuan kompetensi memelihara/ servis

bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra dan

TEP non OJT.

< 0,05 atau taraf signifikansi 5% Ho ditolak, artinya

rbedaan yang signifikan.

68

Normalized Gain

Disini hipotesis penelitian akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan

pak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu oleh pernyataan

lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara

emelihara/ servis

sistem bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra

memelihara/ servis sistem

bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra dan

< 0,05 atau taraf signifikansi 5% Ho ditolak, artinya