bab iii · 2017. 4. 19. · 3.2 variabel penelitian dan definisi operasional 3.2.1 variabel...
TRANSCRIPT
44
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Eksperimental Research
(penelitian semu). Dalam Nahartyo (2013: 4) “eksperimen semu (quasi-
experiment) adalah jenis eksperimen dimana eksperimenter tidak berkemampuan
melakukan manipulasi dan randomisasi sebesar pada eksperimen tulen”.
Eksperimen semu merupakan pengembangan dari true eksperiment (eksperimen
sungguhan). Pada eksperimen semu variabel kontrol juga kurang dapat memenuhi
fungsinya sebagai pengontrol variabel-variabel lain yang mempengaruhi
pelaksanaan penelitian eksperimen.
Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan perbedaan hasil belajar
matematika yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe
Teams Games Tournament (TGT) pada kelompok eksperimen 1 dengan yang
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) pada kelompok eksperimen 2. Setelah
dibandingkan maka langkah selanjutnya adalah kedua kelompok tersebut
dievaluasi untuk melihat perubahan/peningkatan hasil belajar sesudah diterapkan
model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams
Games Tournament (TGT) dengan yang belum menggunakan model
pembelajaran tersebut.
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang dipilih secara random yaitu
kelompok eksperimen 1 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model
pembelajaran Cooperaative Learning tipe Teams Games Tournaments) dan
kelompok eksperimen 2 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model
pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division).
45
Sebelum diterapkan treatment atau perlakuan yang berbeda pada masing-masing
kelompok, kedua kelompok harus diberikan pretest terlebih dahulu dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan awal apakah ada perbedaan antara kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 tidak berbeda secara signifikan.
Pemberian pretest diberikan dengan menggunakan materi operasi hitung pecahan
yang berbentuk uraian yang dilakukan pada pertemuan pertama pada masing-
masing kelompok.
Langkah selanjutnya yaitu pemberian treatment pada masing-masing
kelompok, yaitu model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games
Tournament (TGT) pada kelompok eksperimen 1 dan model pembelajaran
Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement (STAD) pada kelompok
eksperimen 2, yang dilakukan pada pertemuan kedua dan ketiga pada masing-
masing kelompok. Pada pertemuan keempat dilakukan pengukuran terhadap hasil
belajar matematika siswa atau posttest pada kedua kelompok tersebut dengan
meminta mereka untuk mengerjakan soal evaluasi yang berbentuk uraian.
Sebelum soal diberikan kepada kedua kelompok perlu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas instrumen soal. Hasil belajar pada kedua kelompok tersebut akan
dibandingkan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika melalui
uji statistika.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini menggunakan desain Pretest-
Posttest Control Group Design. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 13
berikut:
Tabel 13 Desain Pretest-Posttest Control Group Design
Group Pretes Variabel Bebas Posttest
Kelompok Eksperimen 1 (TGT)
O1 X1 O2
Kelompok Eksperimen 2 (STAD)
O3 X2 O4
46
Dalam desain diatas terdapat empat kelompok data, yaitu data pretest,
kelompok eksperimen 1 (Q1) dan kelompok eksperimen 2 ( Q3), data posttest
kelompok eksperimen 1 (Q2) dan kelompok eksperimen 2 ( Q4). Secara rinci
keterangan dari desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design adalah
sebagai berikut:
X1 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT X2 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD O1 : Hasil pretest kelompok eksperimen 1 (TGT) O2 : Hasil posttest kelompok eksperimen 1 (TGT) O3 : Hasil pretest kelompok eksperimen 2 (STAD) O4: Hasil posttest kelompok eksperimen 2 (STAD)
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent)
dan variabel terikat (dependent).
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Menurut Sugiyono (2011: 4) “variabel bebas adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games
Tournaments (X1) dan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student
Teams Achievement Division (X2).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Menurut Sugiyono (2011: 4) “variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika.
47
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian adalah “Perbedaan Hasil
Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran STAD dengan TGT Pada
Materi Pecahan dan Perbandingan Siswa Kelas V SD di Gugus Gajah Mada
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran
2015/2016”, maka definisi yang perlu dijelaskan yaitu:
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Model pembelajaran TGT merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif di mana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
beranggotakan 5 sampai 6 orang secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas
yang telah diberikan oleh guru. Ketika proses pembelajaran berlangsung langkah
pertama yang dilakukan guru dalam menggunakan model kooperatif tipe TGT
adalah memberikan presentasi materi kepada siswa, materi yang dipresentasikan
atau diberikan harus sesuai dengan topik yang akan digunakan untuk turnamen.
Setelah semua siswa paham dan mengerti tentang materi yang diterimanya
kemudian siswa dibagi menjadi beberapa tim atau kelompok. saat berada di
dalam tim semua siswa harus bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru. Ketika semuanya sudah selesai langkah berikutnya adalah
mengajak siswa untuk menempati meja turnamen dan melaksanakan turnamen
antar kelompok. Sebelumnya guru harus menjelaskan terlebih dahulu tentang
prosedur yang harus diikuti selama berturnamen. Setelah turnamen selesai siswa
dan guru menghitung skor yang telah diperoleh seluruh anggota kelompok.
Kelompok yang berhasil mendapatkan poin tertinggi akan mendapatkan
penghargaan dari guru. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini digunakan
dalam proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 1. Melalui model
pembelajaran kooperaif tipe TGT siswa mampu bekerjasama dengan baik di
dalam kelompoknya sehingga masing-masing anggota dapat menyumbangkan
poin untuk kelompoknya ketika turnamen.
48
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang hampir sama dengan TGT. Dalam presentasi kelas guru harus
memberikan materi kepada siswa, materi yang diberikan tidak boleh melenceng
dari topik pembahasan karena materi tersebut nantinya akan digunakan siswa
sebagai bekal untuk mengerjakan kuis di akhir pembelajaran. Setelah semua
siswa paham dan mengerti tentang materi yang diterimanya kemudian guru
mengkondisikan siswa untuk masuk ke dalam kelompok, tugas mereka adalah
menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru pada lembar LKS. Setelah
selesai kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di papan
tulis, bagi kelompok yang jawabannya benar akan mendapatkan poin dari guru.
Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kuis, sebelum kuis dimulai masing-
masing siswa menerima skor awal dari guru. Skor tersebut akan dijadikan
patokan untuk mengukur skor kemajuan individual siswa setelah mengikuti kuis.
Setelah kuis selesai guru mengumumkan perolehan skor masing-masing
kelompok. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan mendapatkan
penghargaan dari guru. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini digunakan
dalam proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 2. Melalui model
pembelajaran kooperaif tipe STAD siswa mampu bekerjasama dengan baik di
dalam kelompoknya sehingga masing-masing anggota dapat menyumbangkan
skor kemajuan individu untuk kelompoknya setelah mengikuti kuis.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan alat yang dapat digunakan oleh guru untuk
mengukur atau melihat tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
ketercapaian dari aspek kognitif dengan membandingkan penggunaan model
pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada
kelompok eksperimen 1 dengan penggunaan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada kelompok
eksperimen 2. Hasil belajar ranah koqnitif ini didapatkan melalui tes tertulis
49
dengan jenis soal uraian. Kemudian akan dihitung dengan menggunakan SPSS
untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar matematika di Sekolah Dasar
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 117). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh SD Negeri di Gugus Gajah Mada Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang. Di Gugus Gajah Mada terdapat 5 Sekolah Dasar
Negeri yaitu SD Negeri Bringin 01, SD Negeri Bringin 02, SD Negeri Bringin 03,
SD Negeri Pakis, dan SD Negeri Popongan Bringin.
Tabel 14 Daftar SD Negeri Gugus Gajah Mada Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
No. Nama Sekolah Jumlah siswa 1. SD Negeri Bringin 01 293 2. SD Negeri Bringin 02 177 3. SD Negeri Bringin 03 93 4. SD Negeri Pakis 128 5. SD Negeri Popongan Bringin 166
Jumlah 857
3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Teknik sampling adalah teknik
pengambilan sampel. Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling Cluster
Random Sampling yaitu teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok
unit yang kecil. Pengelompokan secara cluster menghasilkan elementer yang
heterogen seperti halnya populasi sendiri Nazir (Wibowo, 2015: 41). Menurut
Sugiyono (2015: 122) teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua
tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Untuk
tahap pertama, dari kelima SD Negeri yang terdapat Di Gugus Gajah Mada hanya
diambil secara random dua SD Negeri untuk dijadikan sebagai sampel daerah
50
yaitu SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin. Tahap kedua
adalah menentukan orang-orang yang berada pada daerah tersebut. Di SD Negeri
Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin masing-masing memiliki 6 kelas
utama yaitu kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, dan kelas VI. Karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka dalam penelitian ini hanya diambil
dua kelas yang mewakili SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin
tersebut yaitu siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 dan kelas V SD Negeri
Popongan Bringin. Siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 sebagai kelompok
eksperimen 1 yang terdiri dari 30 siswa dan siswa kelas V SD Negeri Popongan
Bringin sebagai kelas eksperimen 2 yang terdiri dari 27 siswa.
3.4 Subjek Penelitian dan Waktu Penelitian
3.4.1 Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Gajah Mada tepatnya yaitu di SD
Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian
eksperimen semu menggunakan dua kelompok sebagai subjek penelitian.
Kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen 1 yaitu seluruh siswa kelas V
SD Negeri Bringin 02 dengan penerapan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT). Kelompok kedua berfungsi
sebagai kelompok eksperimen 2 yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri Popongan
Bringin dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student
Teams Achievement Division (STAD). Jadi subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin.
Berikut disajikan gambaran jumlah subjek penelitian.
Tabel 15 Jumlah Subjek Penelitian Siswa SD Negeri Bringin 02
Dan SD Negeri Popongan Bringin
Jenis Kelamin SD Negeri Bringin 02
(Kelompok Eksperimen 1) SD Negeri Popongan Bringin
(Kelompok Eksperimen 2) Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Laki-laki 16 siswa 53 % 18 siswa 67 % Perempuan 14 siswa 47 % 9 siswa 33 %
Jumlah 30 siswa 100 % 27 siswa 100% Total 57 siswa
51
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh subjek dalam
penelitian ini adalah 57 siswa. Terdiri dari 30 siswa pada kelompok eksperimen 1
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan 27 siswa pada
kelompok eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
Alasan dipilihnya SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin
sebagai tempat penelitian adalah karena kedua SD tersebut berada dalam satu
gugus yaitu Gugus Gajah Mada. Letak kedua SD yang tidak terlalu jauh juga
menjadi salah satu alasan, karena dapat mempermudah dalam melaksanakan
penelitian. Selain itu, berdasarkan observasi yang telah dilakukan kedua model
tersebut belum pernah diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di
kedua SD tersebut.
3.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2016 di SD Negeri
Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian ini
dapat terlihat berdasarkan tabel 16 dan 17 berikut:
Tabel 16 Tahapan Penelitian
Bulan Tahap Kegiatan
Februari – Maret 2016
Persiapan penelitian
Penyusunan judul, penyusunan proposal dan pembuatan surat izin di TU PGSD UKSW. Kunjungan ke sekolah dan permohonan izin, wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin, observasi pembelajaran guru di kelas.
Maret – April 2016 Pelaksanaan penelitian
Konsultasi RPP dan LKS dengan dosen pembimbing dan guru kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin. Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
April – Juni 2016 Penyususnan laporan
Pengolahan data, konsultasi dengan dosen pembimbing serta persiapan ujian.
Jadwal pelaksanaan pengambilan data pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat terlihat dalam tabel 17 yaitu jadwal pengambilan data berikut.
52
Tabel 17 Jadwal Pengambilan Data
No Tanggal Kegiatan
1 Selasa, 22 Maret 2016
Pretes kelas eksperimen 1 Pretest kelas eksperimen 2
2 Rabu, 23 Maret 2016
Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pecahan dalam perbandingan.
3 Kamis, 24 Maret 2016
Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada meteri pecahan dalam perbandingan.
4 Senin, 28 Maret 2016
Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi perbandingan skala.
5 Selasa, 29 Maret 2016
Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada meteri perbandingan skala.
6 Rabu, 30 Maret 2016
Posttest kelas eksperimen 1
7 Kamis, 31 Maret 2016
Posttest kelas eksperimen 2
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah menentukan
dua kelompok sebagai sampel yang terdiri dari 1 kelompok TGT dan 1 kelompok
STAD, membuat instrumen tes, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), menyiapkan materi, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan soal-soal,
mengadakan uji coba soal pretest, memberikan pretest kepada kedua kelompok,
serta membagi kelas ke dalam kelompok kecil yang heterogen.
3.5.2 Tahap Pelaksanaan
3.5.2.1 Pembelajaran pada Kelompok TGT
Pembelajaran untuk kelompok eksperimen 1 yaitu pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Setiap kelompok yang
telah dibentuk diberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Di dalam LKS tersebut
terdapat permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan melalui diskusi
kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai kemudian masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya dilanjut dengan turnamen akademik.
Kelompok turnamen telah ditentukan oleh guru sebelumnya. Setiap siswa
53
bertanding dengan anggota kelompok yang lain yang berkemampuan relatif sama
sebagai wakil dari kelompok masing-masing. Perolehan skor turnamen setiap
siswa memberikan pengaruh yang besar terhadap skor kelompoknya masing-
masing. Untuk kelompok yang dapat memenuhi kriteria tertentu akan
mendapatkan penghargaan berupa piagam prestasi atau hadiah lainnya.
3.5.2.2 Pembelajaran pada Kelompok STAD
Pembelajaran pada kelompok eksperimen 2 yaitu pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam pembelajaran
ini, guru terlebih dahulu memberikan skor awal kepada masing-masing siswa.
Kemudian untuk setiap kelompok yang telah dibentuk diberikan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS). Di dalam LKS tersebut terdapat permasalahan-permasalahan yang
harus diselesaikan melalui diskusi kelompok. Setelah selesai melakukan diskusi
kelompok kemudian masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas. Setelah itu kemudian guru memberikan kuis
individual kepada masing-masing siswa untuk mendapatkan skor perkembangan
individu dan skor perkembangan kelompok. Kelompok yang mencapai kriteria
tertentu akan diberikan penghargaan berupa piagam prestasi atau hadiah lainnya.
3.5.2.3 Tahap Akhir
Diakhir pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan Student Teams
Achievement Division (STAD) kedua kelompok akan mendapat perlakuan yang
sama yaitu posttest.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik
observasi, teknik tes, dan teknik dokumentasi. Teknik pengumpulan data
disesuaikan dengan variabel dalam penelitian ini yang sudah ditentukan secara
tegas sejak awal, dan teknik dokumentasi diperlukan sebagai bukti pelaksanaan
54
penelitian. Berikut penjelasan mendalam mengenai tiga teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini.
3.6.1.1 Teknik Observasi
Slameto (2015: 232) mengemukakan bahwa “observasi atau pengamatan
merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis”.
Teknik observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung untuk
mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observasi dapat mengukur
atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tindakan guru ketika mengajar,
tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi kelompok, dan partisipasi
siswa dalam simulasi. Sebelum observasi dilakukan peneliti membuat lembar
observasi yang berisi indikator-indikator dalam kegiatan pembelajaran yang
disesuaikan dengan standar proses yang berlaku dan tentunya juga sintaks model
dari masing-masing kelompok.
3.6.1.2 Teknik Tes
Bintari dalam Slameto (2015: 233-234) mengemukakan bahwa “hakekat tes
adalah sebagai alat ukur; tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang
secara sistematis, untuk mengukur indikator/kompetensi tertentu, dilakukan
dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik,
sehingga hasilnya relatif sama”. Ada dua tahap tes yang diberikan kepada siswa
yaitu pretest dan posttest. Pretest diberikan sebelum siswa mendapatkan
perlakuan, sedangkan posttest diberikan setelah siswa mendapatkan perlakuan.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil belajar matematika
siswa SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin dengan materi
pecahan dan perbandingan skala setelah diterapkan treatment atau perlakuan yang
berbeda pada masing-masing kelompok. Kelompok eksperimen 1 yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu di SD Negeri
Bringin 02, sedangkan kelompok eksperimen 2 yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu di SD Negeri Popongan Bringin. Hasil
belajar pada kedua kelompok tersebut nantinya akan digunakan untuk
55
membandingkan model pembelajaran mana yang lebih memberikan perbedaan
yang signifikan terhadap pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.
3.6.1.3 Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini juga diperlukan sebagai bukti telah
dilaksanakannya penelitian. Kaitannya dengan penelitian ini peneliti
mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti
sendiri sedangkan guru bertindak sebagai observer atau orang yang mengamati
proses berlangsungnya pembelajaran.
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Bentuk instrumen untuk mengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu lembar observasi dan lembar soal tes hasil belajar. Lembar
observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu lembar observasi guru dan
lembar observasi siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengamati tindakan
guru dan tingkah laku siswa selama implementasi model pembelajaran pada kedua
kelompok. Sedangkan lembar soal tes hasil belajar digunakan untuk mengukur
sejauh mana ketercapaian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berikut akan
dijelaskan mengenai instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini.
3.6.2.1 Instrumen Lembar Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan terencana
untuk melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Berkaitan dengan
penelitian ini instrumen lembar observasi yang digunakan meliputi dua macam
yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi berisi
indikator-indikator dalam kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan standar
proses yang berlaku dan tentunya juga sintaks model dari masing-masing
kelompok. Berikut ini kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa dengan
model yang berbeda pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.
56
1. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi guru, diisi oleh guru kelas V SD Negeri Bringin 02 dan
SD Negeri Popongan Bringin selaku observer. Lembar observasi ini digunakan
untuk mengamati aktivitas peneliti sebagai pengajar ketika melaksanakan proses
pembelajaran dari awal sampai akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
tabel 18 dan 19 berikut ini:
Tabel 18 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif
tipe TGT pada Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02 sebagai Kelompok Eksperimen 1
Indikator Aspek yang Diamati No. Item
Kesiapan belajar mengajar
Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)
1 – 4
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 – 10
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran
Membimbing siswa melakukan eksplorasi.
11 – 16 Pemanfaatan media dalam pembelajaran.
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
17 – 27
Keterampilan guru dalam berkomunikasi
Penggunaan bahasa 28 – 34
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
Jumlah 34
Tabel 19 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin sebagai Kelompok Eksperimen 2
Indikator Aspek yang Diamati No. Item
Kesiapan belajar mengajar
Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)
1 – 4
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 – 10
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran
Membimbing siswa melakukan eksplorasi.
11 – 16 Pemanfaatan media dalam pembelajaran.
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
17 – 26, 31 – 34
Keterampilan guru dalam berkomunikasi
Penggunaan bahasa 27 – 30, 35 – 39 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
Jumlah 39
57
2. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa, diisi oleh peneliti sebagai pengajar dengan tujuan
untuk mengamati aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran dari
awal sampai selesai. Berikut adalah kisi-kisi mengenai lembar observasi sisiwa:
Tabel 20 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif
tipe TGT pada Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02 sebagai Kelompok Eksperimen 1
Indikator Aspek yang Diamati No. Item
Kesiapan belajar siswa
Kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)
1 – 3
Siswa memperhatikan dan menerima apersepsi, motivasi, dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
4 – 9
Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru.
10 – 13, 16 – 19, 22 – 23
Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. 14 – 15, 20 – 21,
24 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. 25 – 31
Jumlah 31
Tabel 21 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin sebagai Kelompok Eksperimen 2
Indikator Aspek yang Diamati No. Item
Kesiapan belajar siswa
Kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)
1 – 3
Siswa memperhatikan dan menerima apersepsi, motivasi, dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
4 – 9
Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru. 10 – 13, 16 – 20,
23, 28 – 31
Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. 14 – 15, 21 – 22 ,
24
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. 25 – 27, 32 – 36
Jumlah 36
58
3.6.2.2 Instrumen Lembar Soal Tes
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa
sebelum diberikan perlakuan maupun setelah diberikan perlakuan yang berbeda
pada kedua kelompok adalah pretest dan posttest. Sebelum model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dan STAD diterapkan perlu dilakukan pretest untuk
mengetahui tingkat homogenitas dari kedua kelompok tersebut. Setelah diberikan
perlakuan pada kedua kelompok tersebut juga perlu dilakukan pengukuran hasil
belajar (posttest) untuk membandingkan model pembelajaran mana yang lebih
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika.
Langkah penyusunan lembar soal tes ini dimulai dengan menentukan SK, KD,
dan Indikator sesuai dengan materi yang ingin dikembangkan, menyusun kisi-kisi,
membuat butir soal, uji coba, analisis validitas, dan reliabilitas, lalu dilanjutkan
dengan memilih dan memperbaiki tes. Berikut ini akan disajikan kisi-kisi
instrumen pretest dan posttest pada kedua kelompok.
1. Instrumen Pretest
Instrumen pretest diadakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum
mendapat perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan
STAD. Kisi-kisi soal pretest terdiri dari 20 soal yang berbentuk uraian. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 22 tentang kisi-kisi soal pretest berikut
ini:
Tabel 22 Kisi-kisi Soal Pretest Kelompok Ekperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 siswa
Kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin
Standar Kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Indikator Item Soal
Butir Soal Jumlah 5.2.1 Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama 1, 2 2 5.2.2 Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran 3, 4 2 5.2.3 Menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara
berturut-turut 5 1
5.2.4 Mengurangkan pecahan dari bilangan asli 6, 7 2 5.2.5 Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama dan
pecahan biasa dari pecahan campuran 8 1
5.2.6 Mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut
9, 10 2
5.2.7 Penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak 11, 12, 13, 14 4
59
sama 5.3.1 Menghitung perkalian dan pembagian dan pembagian
pecahan biasa dengan pecahan biasa 15, 16 2
5.3.2 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya
17, 18 2
5.3.3 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya
19, 20 2
Total 20 soal
2. Instrumen Posttest
Instrumen posttest diberikan setelah siswa menerima perlakuan baik dengan
STAD maupun dengan TGT. Kisi-kisi posttest terdiri dari 20 soal yang
berbentuk uraian. Berikut adalah kisi-kisi tentang soal posttest pada kedua
kelompok:
Tabel 23 Kisi-kisi Soal Posttest Kelompok Ekperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2
siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin
Standar Kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan
skala.
Indikator Item Instrumen
Butir Instrumen Jumlah 5.4.1 Mengenal perbandingan sebagian dari
keseluruhan sebagai pecahan. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 10
5.4.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan skala.
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
10
Total 20 soal
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes
Pretest diberikan sebelum siswa mendapat perlakuan untuk mengetahui
tingkat homogenitas kedua kelompok, sedangkan posttest diberikan setelah siswa
mendapatkan perlakuan baik dengan model kooperatif tipe TGT maupun STAD
untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar matematika di SD. Sebelum kedua
kelompok mengerjakan tes, terlebih dahulu instumen diujicobakan kepada kelas
lain untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
3.7.1 Uji Validitas Tes
Menurut Sugiyono (2011: 348) “valid bearti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Sugiyono juga
60
menambahkan bahwa “instrumen yang valid berati alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”.
3.7.1.1Uji Validitas Instrumen Pretest
Uji validitas pretest dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2016 di kelas
VI SD Negeri popongan Bringin. Dari hasil tes uji coba instrumen pretest yang
dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Popongan Bringin tersebut, maka dapat
diperoleh hasil analisis meggunakan SPSS for windows version 20.0 dengan
teknik yang digunakan adalah Corrected Item Total Correlation. Untuk menguji
kesahihan item instrumen pretest didasarkan pada pengambilan keputusan
instrumen valid menggunakan tabel r Product Moment. Menurut Sugiyono (2011:
373) taraf signifikan 5% dilihat dari jumlah siswa (responden). Semakin banyak
jumlah siswa, semakin rendah taraf signifikannya. Jumlah siswa pada saat uji
validitas instrumen pretest sebanyak 26 siswa, sehingga taraf signifikannya >
0,388. Jika taraf signifikannya > 0,388 maka instrumen dikatakan valid,
sedangkan jika taraf signifikannya < 0,388 maka instrumen dikatakan tidak valid.
Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 24 berikut ini.
Tabel 24 Analisis Uji Validitas Instrumen 1 Pretest
Item-Total Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Soal_1 63.3462 198.875 -.348 .869
Soal_2 61.8077 177.922 .536 .839
Soal_3 63.9615 176.758 .373 .841
Soal_4 62.2308 166.025 .599 .832
Soal_5 62.4615 166.338 .471 .837
Soal_6 62.9231 172.634 .438 .838
Soal_7 62.0769 166.074 .697 .829
Soal_8 62.4615 158.018 .697 .825
Soal_9 64.2308 176.825 .361 .841
Soal_10 62.3462 160.875 .731 .825
Soal_11 62.9615 156.918 .629 .828
Soal_12 62.7692 170.665 .401 .840
61
Soal_13 64.0385 178.838 .245 .845
Soal_14 63.8077 177.362 .318 .843
Soal_15 62.7692 160.505 .614 .829
Soal_16 63.3846 163.446 .456 .838
Soal_17 63.0385 164.518 .554 .833
Soal_18 63.7692 173.945 .310 .844
Soal_19 62.8462 167.415 .440 .838
Soal_20 64.0769 178.394 .184 .850
Berdasarkan uji instrumen validitas 1, dari jumlah 20 instrumen pretest
terdapat 13 instrumen yang valid dan 7 instrumen tidak valid. Untuk instrumen
yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 25 berikut ini:
Tabel 25 Validitas Instrumen Pretest
Indikator Butir
Instrumen Valid
Tidak Valid
Butir instrumen yang Digunakan dalam Instrumen
Pretest 1.2.1 Menjumlahkan pecahan berpenyebut
tidak sama 1, 2 2 1 2
1.2.2 Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran
3, 4 4 3 4
1.2.3 Menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut
5 5 - 5
1.2.4 Mengurangkan pecahan dari bilangan asli
6, 7 6, 7 - 7
1.2.5 Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama dan pecahan biasa dari pecahan campuran
8 8 - 8
1.2.6 Mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut
9, 10 10 9 10
1.2.7 Penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama
11, 12, 13, 14
11, 12 13, 14 11
1.3.1 Menghitung perkalian dan pembagian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa
15, 16 15, 16 - 16
1.3.2 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya
17, 18 17 18 17
1.3.3 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya
19, 20 19 20 19
Jumlah 20 13 7 10
62
Analisis selanjutnya, instrumen yang tidak valid di atas dibuang dan
dilakukan pengolahan data kembali. Dari hasil analisis kedua maka hasil akhir
dari setiap instrumen adalah valid karena memiliki koefesien Corrected Item Total
Correlation diatas 0,388. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 26 di
bawah ini:
Tabel 26 Analisis Uji Validitas Instrumen 2 Pretest
Item-Total Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Validitas Item Soal
Soal_2 44.3462 129.275 .622 .870 Valid
Soal_4 44.7692 120.585 .586 .865 Valid
Soal_5 45.0000 119.600 .496 .870 Valid
Soal_6 45.4615 124.018 .512 .869 Valid
Soal_7 44.6154 120.166 .705 .861 Valid
Soal_8 45.0000 114.640 .657 .860 Valid
Soal_10 44.8846 116.426 .711 .858 Valid
Soal_11 45.5000 115.780 .531 .869 Valid
Soal_12 45.3077 121.582 .487 .870 Valid
Soal_15 45.3077 113.182 .689 .858 Valid
Soal_16 45.9231 119.354 .415 .877 Valid
Soal_17 45.5769 120.494 .501 .869 Valid
Soal_19 45.3846 118.246 .536 .868 Valid
Setelah uji instrumen validitas ke-2, dari jumlah 13 instrumen pretest
terlihat semua instrumen adalah valid. Dari 13 instrumen yang valid di atas,
peneliti hanya mengambil 10 instrumen untuk diimplementasikan pada kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yaitu instrumen nomor 2, 4, 5, 7, 8, 10,
11, 16, 17, dan 19. Semua instrumen uji coba pretest mengalami beberapa
perubahan nomor. Berikut adalah tabel 27 tentang perubahan nomor dari
instrumen uji coba pretest ke nomor instrumen pretest.
Tabel 27 Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Pretest ke Instrumen Pretest
Nomor Instrumen Uji Coba Pretest
Nomor Instrumen Pretest
10 6 11 7 16 8 17 9 19 10
Nomor Instrumen Uji Coba Pretest
Nomor Instrumen Pretest
2 1 4 2 5 3 7 4 8 5
63
3.7.1.2 Uji Validitas Instrumen Posttest
Uji validitas posttest dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2016 di kelas
VI SD Negeri Bringin 02. Dari hasil tes uji coba instrumen posttest yang
dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Bringin 02 tersebut, maka dapat diperoleh
hasil analisis meggunakan SPSS for windows version 20.0 dengan teknik yang
digunakan adalah Corrected Item Total Correlation. Untuk menguji kesahihan
item instrumen posttest didasarkan pada pengambilan keputusan instrumen valid
menggunakan tabel r Product Moment. Menurut Sugiyono (2011: 373) taraf
signifikan 5% dilihat dari jumlah siswa (responden). Semakin banyak jumlah
siswa, semakin rendah taraf signifikannya. Jumlah siswa pada saat uji validitas
instrumen posttest sebanyak 23 siswa, sehingga taraf signifikannya > 0,413. Jika
taraf signifikannya > 0,413 maka instrumen dikatakan valid, sedangkan jika taraf
signifikannya < 0,413 maka instrumen dikatakan tidak valid. Untuk lebih
jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 28 berikut ini:
Tabel 28 Analisis Uji Validitas Instrumen 1 Posttest
Item-Total Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Soal_1 61.1304 341.573 .213 .920
Soal_2 60.8261 318.332 .731 .910
Soal_3 59.8261 310.059 .851 .907
Soal_4 61.2609 297.292 .778 .908
Soal_5 61.3478 332.874 .305 .919
Soal_6 60.1304 316.391 .666 .911
Soal_7 60.1304 309.755 .720 .910
Soal_8 60.4348 299.984 .836 .906
Soal_9 60.1304 307.391 .797 .908
Soal_10 61.3478 338.237 .317 .918
Soal_11 61.9130 341.538 .257 .919
Soal_12 59.7826 316.996 .780 .909
Soal_13 61.5217 338.625 .272 .919
Soal_14 60.9130 302.447 .688 .910
Soal_15 61.5217 312.715 .544 .914
64
Soal_16 60.7826 344.360 .131 .922
Soal_17 60.2174 307.632 .854 .907
Soal_18 60.5217 321.079 .564 .913
Soal_19 61.0870 306.174 .794 .908
Soal_20 61.1739 335.968 .270 .920
Berdasarkan uji instrumen validitas 1, dari jumlah 20 instrumen posttest
terdapat 13 instrumen yang valid dan 7 instrumen tidak valid. Untuk instrumen
yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 29 berikut ini:
Tabel 29 Validitas Instrumen Posttest
Indikator Butir
Instrumen Valid
Tidak Valid
Butir Instrumen yang Digunakan dalam Instrumen Posttest
1.4.1 Mengenal perbandingan sebagian dari keseluruhan sebagai pecahan.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
2, 3, 4 6, 7, 8, 9
1, 5, 10 2, 4, 6, 7, 9
1.4.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan skala.
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20
12,14, 15, 17, 18, 19
11, 13, 16, 20
12, 14, 15, 17, 19
Analisis selanjutnya, soal yang tidak valid di atas dibuang dan dilakukan
pengolahan data kembali. Dari hasil analisis kedua maka hasil akhir dari setiap
soal adalah valid karena memiliki koefesien Corrected Item Total Correlation
diatas 0,413. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 30 di bawah ini:
Tabel 30 Analisis Uji Validitas Instrumen 2 Posttest
Item-Total Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Validitas Item Soal
Soal_2 42.0435 229.498 .705 .941 Valid Soal_3 41.0435 220.589 .877 .937 Valid Soal_4 42.4783 212.534 .742 .940 Valid Soal_6 41.3478 227.237 .657 .942 Valid Soal_7 41.3478 219.964 .749 .940 Valid Soal_8 41.6522 213.510 .826 .937 Valid Soal_9 41.3478 218.237 .822 .938 Valid Soal_12 41.0000 226.818 .797 .939 Valid Soal_14 42.1304 216.391 .661 .943 Valid
65
Soal_15 42.7391 223.929 .537 .947 Valid Soal_17 41.4348 218.348 .884 .936 Valid Soal_18 41.7391 229.292 .599 .944 Valid Soal_19 42.3043 216.676 .831 .937 Valid
Setelah uji soal validitas ke- 2, dari jumlah 13 soal posttest terlihat semua
instrumen adalah valid. Dari 13 instrumen yang valid di atas, peneliti hanya
mengambil 10 instrumen untuk diimplementasikan pada kelompok eksperimen 1
dan kelompok eksperimen 2 yaitu instrumen nomor 2, 4, 6, 7, 9, 12, 14, 15, 17,
dan 19. Semua instrumen uji coba posttest mengalami beberapa perubahan nomor.
Berikut adalah tabel 31 tentang perubahan nomor dari instrumen uji coba posttest
ke nomor instrumen posttest.
Tabel 31 Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Posttest ke Instrumen Posttest
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Naniek, dkk (2012: 344) “reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan
alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg”. Naniek,
dkk juga menambahkan bahwa “tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes
adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency)
skor tes. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut konsisten
dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Uji reliabilitas dilakukan
dengan bantuan SPSS 20.0. Kriteria yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas instrumen didasarkan pada nilai koefesien Alpha Cronbach (α) sebagai
berikut.
Tabel 32 Rentang Indeks Reliabilitas
No. Indeks Interpretasi 1. 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel 2. < 0,80 – 0,60 Reliabel
Nomor Instrumen Uji Coba Posttest
Nomor Instrumen Posttest
12 6 14 7 15 8 17 9 19 10
Nomor Instrumen Uji Coba Posttest
Nomor Instrumen Posttest
2 1 4 2 6 3 7 4 9 5
66
3. < 0,60 – 0,40 Cukup Reliabel 4. < 0,40 – 0,20 Agak Reliabel 5. < 0,20 Kurang Reliabel
(Naniek, dkk. 2012: 346)
Menurut Naniek, dkk (2012: 346) “semakin tinggi koefisien reliabilitas
suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya”. Beliau juga
menambahkan bahwa “tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah
akurat terhadap kesempatan testing dan istrumen tes lainnya”. Berdasarkan tabel
3.19 di atas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut memiliki
rentang indeks reliabel > 0,60. Hasil uji reabilitas instrumen pretest dan posttest
dapat dilihat dalam tabel 33 dan 34 berikut ini:
Tabel 33 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pretest
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items Kategori .876 13 Sangat Reliabel
Tabel 34
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Kategori
.945 13 Sangat Reliabel
Berdasarkan tabel 33 tentang hasil uji reabilitas instrumen pretest dengan
jumlah instrumen uraian 13 instrumen, diperoleh Cronbach's Alpha (r) sebesar
0,876, maka instrumen tersebut dinyatakan sangat reliabel. Karena instrumen
valid dan sangat reliabel, maka instrumen pretest tersebut layak digunakan dalam
penelitian. Sedangkan untuk tabel 34 tentang hasil uji reabilitas instrumen posttest
dengan jumlah instrumen uraian 13 instrumen, diperoleh Cronbach's Alpha (r)
sebesar 0,945, maka instrumen tersebut juga dinyatakan sangat reliabel. Karena
instrumen valid dan sangat reliabel, maka instrumen posttest tersebut layak
digunakan dalam penelitian.
67
3.8 Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data maka penelitian ini menggunakan teknik analisis
data yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji beda rata-rata
dengan t-test. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik analisis tersebut.
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data dari masing-masing
kelompok TGT dan kelompok STAD berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Dengan
kriteria pengujiannya Santoso (Wibowo, 2015: 47) sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka data kelompok sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
2. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka data kelompok sampel tidak berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
3.8.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui apakah varians kedua
kelompok homogen atau tidak.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H0 : Semua variansi sama.
H1 : Tidak semua variansi sama.
Untuk mengetahui kesamaan varians (homogenitas) antara kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 maka akan diuji dengan menggunakan
levene’stest for equality variances pada SPSS 20.0 for windows. Kriteria
pengujian di dasarkan pada pendapat Santoso (Wibowo, 2015: 47) sebagai
berikut:
1. Jika nilai signifikan > 0,05, maka kedua kelompok berasal dari populasi
yang memiliki varians yang sama (homogen).
68
2. Jika nilai signifikan < 0,05, maka kedua kelompok tidak berasal dari
populasi yang memiliki varians yang sama (heterogen)
3.8.3 Uji Beda Rata-Rata dengan T Test
Uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
jika suatu karakteristik diberi perlakuan yang berbeda atau mendapat pengaruh
tertentu. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk statistik (uji dua pihak)
sebagai berikut:
H0 : 1 = 2 (Hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 tidak berbeda secara signifikan).
H1 : 1 ≠ 2 (Hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 berbeda secara signifikan).
Jika kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji
kesamaan dua rata-rata (Uji-t) melalui uji dua pihak menggunakan independent
sample t-test, dengan bantuan software SPSS versi 20.0 for windows. Dengan
kriteria pengujian Santoso (Wibowo, 2015: 48) sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka H0 diterima H1ditolak.
2. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka H0 ditolak H1 diterima.
3. Jika kedua kelompok berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka
dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak
menggunakan uji-t’ yaitu independent sample t-test dengan asumsi
kedua varians tidak homogen atau dikenal dengan equal variances not
assumed.
4. Jika salah satu atau kedua kelompok tidak berdistribusi normal, maka
dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak
menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu dengan uji Mann-
Whitney U-Test