bab iii 1100074 -...
TRANSCRIPT
40
BAB III
DESKRIPSI UMUM TENTANG PROGRAM ACARA
“INDAHNYA KEBERSAMAAN” DI SURYA CITRA TELEVISI (SCTV)
BULAN JULI - DESEMBER 2004
A. Deskripsi Tentang Historisitas PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
PT Surya Citra Televisi (SCTV) berdiri pada tahun 1990 dan berlokasi
di Surabaya. Pada awalnya SCTV merupakan stasiun televisi lokal yang hanya
mengudara di tiga kota yakni Jakarta, Surabaya, dan Bali. Berdirinya SCTV
melalui surat keputusan Menteri Penerangan No. 141-5/RTF/K/IX/1989.
SCTV mulai mengudara secara nasional pada tanggal 24 Agustus 1993,
seiring dengan siarannya yang mengudara secara nasional dengan kantor pusat
SCTV yang awalnya di Surabaya berpindah ke Jakarta. Pada akhir 2000,
stasiun relay SCTV telah bertambah menjadi 31 buah yang menjangkau jutaan
pemirsa Indonesia. SCTV berkantor pusat di Graha SCTV JL. Gatot Subroto
Kav. 21 Jakarta 12930.
Target pemirsa SCTV adalah keluarga Indonesia yang memiliki ekonomi
menengah keatas dan berusia 5 sampai 39 tahun. Sebagai televisi keluarga
golongan menengah keatas SCTV tidak hanya menyajikan progaram lokal tapi
program impor dengan perbandingan 65% untuk program lokal dan 35%
untuk program impor, baik berupa program informasi maupun program
hiburan.
41
Visi SCTV adalah menjadi stasiun swasta yang unggul dan
memenangkan persaingan serta ikut memberi konstribusi terhadap persatuan
dan kesatuan bangsa serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Misi SCTV
adalah membangun SCTV sebagai jaringan televisi swasta terkemuka di
Indonesia dengan menyediakan beragan program kreatif, inovatif dan
berkualitas untuk pemirsa berlandaskan prinsip Good Corporate Governence.
Pada Desember 2003 jumlah karyawan SCTV telah mencapai 1200
orang, yang dipimpin oleh Direktur Utama dibantu tiga direkturnya, (untuk
data lebih lengkap lihat dalam lampiran 1) yaitu:
Komisaris Utama : Henry Pribadi
Komisaris : Agus Lasmono
Eddy Sariaatmadja
Fofo Sariaatmadja
Direktur Utama : Wisnu Hadi
Direktur Keuangan : Budi Harianto
Direktur Pemberitaan & Korporat : Karni Ilyas
Direktur Programming : Budi J Sutjiawan
Direktur Marketing & Sales : Halim Lie
Untuk menunjang effektifitas siaran, fasilitas studio dan produksi adalah
sarana utama bagi industri penyiaran. Dari kantor pusat di Jakarta yang
dirancang dengan peralatan teknologi canggih, siaran SCTV dipancarkan
dengan dukungan fasilitas teknis seperti:
42
- Digital News Studio seluas 100 m2 dan dua studio produksi (500m2 dan
700m2).
- Penyutingan dan grafis komputer editing dan computer grafics.
- Studio olah audio.
- Sub titling dan sulih suara.
- Ruang pustaka canggih dan cartidge system.
- System otomatis Hard Disk Digital.
- Satellite Nes Gathering dan OB Van.
- Mobile Up Link.
B. Desklripsi Tentang Program Dakwah di Surya Citra Televisi (SCTV)
SCTV memiliki program-program dakwah yang sangat menarik dan
beragam (variatif). Program-program dakwah Islam tersebut dapat disaksikan
setiap harinya atau setiap dua mingguan. Program-program dakwah yang
ditayangkan oleh stasiun SCTV antara lain yaitu:
1. Di Ambang Fajar
Program ini tanyang setiap hari Senin sampai Minggu pada pukul
04.00 – 05.00 WIB. Program dakwah ini ditayangkan setiap pagi untuk
menyapa pemirsanya dengan siraman rohani, mulai dari aspek pendidikan,
ekonomi, sosial budaya (sosbud), lingkungan hidup sampai IPTEK,
dengan tujuan untuk menyampaikan dan menyiarkan informasi,
pengetahuan maupun wawasan seputar agama Islam.
43
Acara ini menghadirkan narasumber yang beragam dan tentunya
menguasai dalam bidangnya dengan didampingi host yang sesuai dengan
tema yang sedang dibahas.
Format yang disajikan berupa talk show baik yang berbentuk
monolog, dialog, sarasehan dengan jama’ah secara langsung. Diskripsi
Paket acara dakwah tersebut antara lain sebagai berikut:
HARI TEMA KETERANGAN Senin
Bedah Al Qur’an
Seorang ustadz sebagai nara sumbernya, membahas mengenai surat atau ayat dalam Al Qur’an yang telah dibacakan oleh qori’ atau qoriah, juga dimunculkan grafis dari surat atau ayat yang sedang dibahas.
Selasa
Tafakur alam
Membahas mengenai lingkungan hidup/hablum lingkungan dengan menghadirkan narasumber ahli, ustadz dan host, dalam bentuk dialog.
Rabu
Ekonomi dan hukum Islam
Mengetengahkan ekonomi, yang terdiri dari bahasan tentang ekonomi syari’ah, perekonomian rakyat dan sebagainya, dalam bentuk dialog.
Kamis
Pengajian ke pengajian
Menerima undangan pengajian, baik di kalangan umum, kantoran sampai lingkungan pemerintahan dalam bentuk sarasehan.
Jum’at
Dzikir dan tausiah
Mengetengahkan jama’ah dzikir untuk mensosialisasikan dzikir di kalangan masyarakat dengan menyebut asma Allah.
Sabtu
Keluarga sakinah
Membahas masalah keluarga, baik di lingkungan kecil di rumah tangga sampai lingkungan sekitar kita dalam bentuk dialog.
Minggu
Pendidikan agama untuk anak
Mengangkat perlunya agama dikenalkan kepada anak-anak sejak dini sebagai benteng menjalani kehidupan, dalam bentuk dialog.
2. “Indahnya Kebersamaan”
“Indahnya Kebersamaan” adalah program dakwah di SCTV yang
ditayangkan setiap dua minggu sekali. “Indahnya Kebersamaan” adalah
tayangan yang menghadirkan KH. Abdullah Gymnastiar sebagai
narasumber dan pemandu acara tersebut. Program dakwah ini
44
diselenggarakan secara live dengan durasi 120 menit. Setting “Indahnya
Kebersamaan” mengambil dua lokasi yaitu Masjid Istiqlal yang bertempat
di Jakarta sedangkan di Bandung mengambil lokasi out door seperti di
halaman Gedung Sate dan di Aula ITB.
3. Filler Manajemen Kalbu
Filler Manajemen Kalbu adalah tayangan dakwah selama 1 menit,
yang penayangannya sebelum adzan maghrib setiap hari Senin sampai
Minggu pukul 17. 55 WIB., yang menjadi narasumber adalah KH.
Abdullah Gymnastiar. Selama bulan Ramadhan acara ini diubah menjadi
program “Membuka Pintu Langit”, dengan durasi penayangan menjadi 5
menit dalam satu kali tayang. Filler ini ditayangkan setiap hari dari hari
Senin sampai dengan hari Minggu, adapun tema yang disampaikan
berbeda tiap harinya.
C. Deskripsi Program Acara “Indahnya Kebersamaan” di SCTV
Program acara “Indahnya Kebersamaan” tidak bisa dilepaskan dari
fenomena KH. Abdullah Gymnastiar yang sebagai nara sumber dan figure
sentral. Dari sinilah untuk mendapatkan informasi yang detail tentang program
ini langkah awal yang harus ditempuh adalah mengetahui biografi tokoh
tersebut.
1. Biografi Abdullah Gymnastiar
KH. Abdullah Gymnastiar, lahir di Bandung pada tanggal 29
Januari 1962 dari pasangan Letkol H. Engkus Kuswara dan Ny. Hj. Yeti
Rohayati, sebuah keluarga yang dikenal religius dan disiplin (Hernowo,
45
2000:245). Dia tak ingin disebut kyai atau ustad, karenanya lebih dikenal
dengan pangilan Aa’ Gym. Dari pernikahannya dengan Ninih Muthmainah
Muhsin (cucu KH. Mohammad Tasdiqin, Pengasuh Pondok Pesantren
Kalisari, Cijulang, Ciamis Selatan)– A’a Gym dikaruniai tujuh orang anak,
yakni Ghaida Tsuraya, Ghazi Al Ghifari, ghina Rhoudotul Jannah, Ghaitsa
Zahira Shofa, Ghefira Nur Fatimah, Ghaza Al Ghazali, Gheriya Rahima.
Tak ketinggalan, empat belas anak yatim piatu ikut tinggal menjadi anak
asuh di keluarga ini. (Abdullah Gymnastiar, 2004:50-51)
Latar belakang pendidikan Aa’ Gym memang tidak dibesarkan
atau dididik dilingkungan pesantren yang ketat terutama pesantren
tradisional. Pendidikan Aa’ Gym masa kanak-kanak, dimulai dari SD
Sukarasa 3 KPAD Bandung. Aa’ Gym semenjak Sekolah Dasar selalu
mendapatkan nilai prestasi yang bagus, terbukti ketika tamat dari sekolah
dasar terpilih menjadi rangking terbaik II di sekolah dengan selisih angka
satu nilai saja dibandingkan rangking I. Di bidang seni, Aa’ Gym suka
menggambar dan menyanyi. Setelah menamatkan SD, beliau melanjutkan
di SMP Negeri 12 Bandung. (Abdullah Gymnastiar, 2004:12-14)
Sebagai anak-anak, Aa’ Gym pun tumbuh seperti umumnya,
bermain dan bercanda, tetapi dikenal anak yang baik hati dan sabar.
Kesabaran itu ditunjukkan dengan perhatian dan kasih saying pada
adiknya (Alm) Agung Gun Martin. Sebagai anak sulung ia tidak kenal
lelah untuk terus merawat Aa’ Agung, seorang adik yang diambil sumsun
tulang belakangnya dikarenakan penyakit yang dideritanya. (Abdullah
46
Gymnastiar, 2004:22). Setelah menyelesaikan sekolah di SMP Negeri 12
Bandung, lalu ia melanjutkan ke SMA 5 Bandung. Selanjutnya ia
memutuskan untuk melanjutkan studi di Akademik Teknik Jenderal
Ahmad Yani (ATA, sekarang UNJANI). Setelah perkuliahan berjalan, ia
dapat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan kampus, seperti: Komando
Resimen Mahasiswa (MENWA) UNJANI, ikut mapala, naik turun tebing
dan hutan. Kegiatan berbisnis masa kuliah juga semakin menggebu, beliau
pernah membuat usaha keset dari perca kain, beliau juga menjual baterai
dan film kamera kalau ada acara wisuda, beliau juga sempat menjadi supir
angkot jurusan Cibeber-Cimahi sekedar menambah pemasukan.
Ada beberapa hal yang memotivasi Aa’ Gym untuk selalu tegar
dan bersabar, diantaranya melihat kondisi Aa’ Gung yang tidak pernah
pesimis dan mengeluh meski dalam keadaan sakit. Adiknya ini sangat
gigih, tetap rajin kuliah dan tidak pernah lepas shalat tahajudnya.
Meskipun untuk bernafas sudah susah sekali, dia tetap mendisiplinkan diri
untuk ke masjid. Aa’ Gym dengan setia menggendong adiknya baik ke
masjid maupun ke kampus. Lama kelamaan, keadaan sang adik terus
melemah, namun demikian, kondisi ini dihadapi sang adik dengan penuh
kesadaran, tanpa mengeluh, sampai akhirnya dia meninggal. Kebersamaan
Aa’ Gym dengan adiknya, menyisakan bekas yang tak pernah hilang
dalam pikiran dan perasaan Aa’ Gym. Sehingga Aa’ Gym memutuskan
bahwa guru pertama yang diakuinya mengajarkan “hikmah” adalah
adiknya.
47
Pencarian jati diri Aa’ Gym memang diwarnai dengan beberapa
peristiwa “aneh”, seolah-olah Allah sudah mempersiapkan dirinya untuk
menjadi pejuang di jalan-Nya. Bermula dari sebuah pengalaman langka;
nyaris sekeluarga -ibu, adik dan dirinya sendiri- pada suatu ketika dalam
tidur mereka secara bergiliran bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW.
Sang ibu mendapati Rasulullah mencari-cari seseorang. Pada malam
harinya, giliran salah seorang adiknya bermimpi Rasulullah mendatangi
rumah mereka. Ketika ditemui, ternyata Rasul menyuruhnya untuk
menyeru orang mendirikan shalat. Beberapa malam setelah itu, Aa’ Gym
memimpikan hal yang sama. Dalam mimpinya dia sempat ikut shalat
berjama’ah dengan Rasulullah dan keempat sahabat Rasul; Abu Bakar,
Umar, Ustman, dan Ali. “Saya berdiri disamping Sayidina Ali, sementara
Rasulullah bertindak sebagai imam”, katanya. Namun sebelum mimpi itu,
terlebih dahulu Aa’ Gym bermimpi didatangi seorang tua berjubah putih
bersih yang kemudian mencuci mukanya dengan ekor bulu merak yang
disaputi bulu madu. Setelah itu, orang tersebut berkata bahwa Insyaallah,
kelak ia akan menjadi orang yang mulia (Herry Mohammad, 2003:52-53).
Setelah peristiwa mimpi itu, mulai banyak peristiwa lain yang
menggoncangkan hatinya. Masa-masa penuh peristiwa spiritual itu dijalani
selama beberapa saat, yang membuat benar-benar “mabuk kepayang”
kepada Allah SWT. Selama proses itulah, Aa’ Gym bertemu dengan empat
ulama yang sangat mengerti keadaanya, yang mengatakan bahwa Aa’
dikaruniai ilmu laduni, yakni ilmu yang diperoleh seseorang tanpa
48
memperoleh proses belajar, inilah ilmu yang lansung diperoleh dari sisi
Allah (Herry Mohammad, 2003:55). Demikian juga KH. Khoer Affandi,
ulama tasawuf terkenal yang semasa hidupnya adalah pemimpin Pesantren
Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya, mengatakan bahwa dirinya telah
dikaruniai ma’rifatullah. Beberapa saat setelah menimba ilmu kepada
keempat ulama itu, Allah SWT mengaruniakan kemudahan sehingga lidah
dan pikirannya dimudahkan untuk menjelaskan segala sesuatu.
Kini, Aa’ Gym menjadi pemimpin di Pesantren Daarut Tauhid
yang berdiri sejak tahun 1990 dan telah tersebar di tiga kota: Bandung,
Jakarta dan Batam. Pesantren Darut Tauhid adalah miniatur realita
bagaimana Islam bisa menjadi solusi bagi lingkungannya. Dalam hal ini,
orang ingin mengetahui indahnya Islam, produktifnya seorang muslim,
atau Islam yang rahmatan lil ‘alamin terhadap lingkungan yang heterogen.
Strategi dakwah yang dilakukan Daarut Tauhid lebih diarahkan untuk
membangun kekuatan akhlak dan ekonomi. Orientasi perbaikan akhlak
dilakukan lewat pengembangan konsep Manajemen Kalbu, sedangkan
aspek ekonomi ditandai dengan pengembangan sejumlah unit usaha antara
lain mini market, BMT, penerbitan, sanggar busana muslimah, wartel,
kerajinan tangan, stasiun radio, rekaman, production house dan MQTV
(yang siarannya hanya untuk wilayah Jawa Barat).
Dengan motto Dzikir, yaitu keyakinan yang benar disertai dengan
amalan yang penuh. Potensi ini yang akan meluruskan niat dan menjadi
sandaran kokoh bagi setiap aspek kehidupan yang dijalani. Fikir, yaitu
49
berupa akal merupakan karunia Allah SWT. Dengan akal seseorang bisa
membaca potensi yang baik pada diri dan lingkungannya. Selanjutnya, dia
bisa mengolah sehingga berkembang menjadi sebuah karya nyata. Tanpa
kesanggupan berpikir yang baik, potensi kita tidak akan terbaca dan tidak
akan ter-follow up optimal. Yang teakhir, Ikhtiar, yaitu kombinasi antara
dzikir dan fikir yang diaktualisasikan dengan kerja keras.
Daarut Tauhid berusaha membentuk insan yang ramah, santun berwibawa,
rajin, terampil, cekatan dan tidak menyia-nyiakan waktu, karena hidup
adalah untuk mempersembahkan yang terbaik, yang bermakna bagi dunia
dan berarti bagi akhirat kelak.
2. Sekilas Tentang Acara “Indahnya Kebersamaan”
Pada awalnya program acara ini disiarkan hanya satu kali dalam
sebulan, namun pada tahun 2003 diperbanyak menjadi dua kali yaitu pada
minggu ke-2 dan ke-4. Pada minggu ke-2, pelaksanaan acara ini
mengambil lokasi di Masjid Istiqlal Jakarta, yang notabene jamaahnya
datang tidak hanya dari wilayah Jakarta tapi berbagai daerah, bahkan ada
rombongan dari Madura, sedangkan pada minggu ke-4 mengambil lokasi
di Bandung yang lokasinya berpindah-pindah seperti Aula ITB atau di
halaman Gedung Sate dan masih banyak lagi.(Hasil wawancara, 2004:1-2)
Konsep “Indahnya Kebersamaan” ini dikemas menjadi program
dakwah oleh stasiun SCTV yang bekerjasama dengan MQ Coorporation.
Pada minggu ke-2 bekerjasama dengan MMQ (Majelis Manajemen Kalbu)
yang berada di Jakarta, sedangkan di Bandung bekerjasama dengan
50
MQTV yang berada di Bandung. Dalam program ini disajikan sebuah
tayangan talkshow dan monolog tentang berbagai permasalahan kehidupan
sehari-hari yang ditinjau dari sudut pandang agama Islam dan mengupas
permasalahan-permasalahan tersebut dengan alternatif solusi dengan
menggunakan menyentuh kalbu para jamaahnya.
Program dakwah ini disiarkan secara live. Program ini merupakan
upaya untuk menyentuh kalbu para jamaahnya untuk kembali kepada jalan
Allah SWT. Sedangkan tema yang diangkat merupakan masalah hubungan
antar manusia dengan mengambil contoh kasus yang berkembang
dimasyarakat. Solusi permasalahan merujuk pada Quran dan Hadist. Agar
dakwah yang disampaikan lebih banyak, maka program ini berdurasi 120
menit ini hanya dibuat menjadi 6 segmen dengan 5 kali pemotongan
commercial break.
Tujuan dalam menayangkan program acara “Indahnya
Kebersamaan” ini adalah :
a. Menyajikan sebuah tayangan keagamaan yang bermutu.
b. Memberikan solusi terbaik, dan kembali merujuk pada Al Quran dan
hadist.
c. Meluruskan pandangan yang kurang tepat tentang agama Islam.
d. Mengangkat image stasiun televisi dan sponsor melalui program yang
sarat penjelasan tentang etika kehidupan yang sesuai dengan ajaran
agama Islam.
51
Pada setiap episodenya Aa’ Gym akan tampil seorang diri sebagai
narasumber sekaligus sebagai presenter dalam menyampaikan dakwahnya
yang disiarkan secara langsung, namun tidak menutup kemungkinan Aa’
Gym didampingi oleh bintang tamu. Kapasitas bintang tamu ini adalah
figur yang mempunyai kaitan dengan topik yang sedang dibahas. Pada
awal acara dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Quran, sedangkan
pada akhir acara ditutup dengan alunan musik nasyid.
Acara “Indahnya Kebersamaan” dapat dinikmati oleh pemirsa baik
pria atau wanita, dewasa/remaja, keluarga dan masyarakat luas dari
berbagai golongan. Lebih khusus lagi acara ini diharapkan dapat menarik
pemirsa yang mencari keteduhan batiniah dengan mendengar siraman
rohani Islam berkaitan dengan permasalahan yang up to date di
masyarakat. Pengunjung yang hadir tidak hanya berasal dari Jakarta
namun di luar Jakarta,seperti Banten Bahkan sampai Madura program
acara “Indahnya Kebersamaan” ini diselenggarakan secara in door dan out
door. Setting “Indahnya Kebersamaan” mengambil tempat di Masjid
Istiqlal (Jakarta), Aula ITB, dan Halaman Gedung Sate (Bandung), untuk
di Bandung tempat disesuaikan oleh keinginan dari tim Aa’ Gym dan
SCTV.
3. Format Program Acara Indahnya Kebersamaan
Tayangan “Indahnya Kebersamaan” yang ditayangkan stasiun
SCTV, format yang digunakan adalah kombinasi format monolog dan
dialog atau talkshow, karena Aa’ Gym selaku presenter maupun
52
narasumber pada tayangan ini terlebih dahulu mengangkat dan
menguraikan sebuah topik pada tiap-tiap episodenya, yang berkaitan
dengan berbagai permasalahan kehidupan keseharian yang ditinjau dari
sudut agama Islam (monolog), kemudian tayangan ini dengan membahas
topik dengan beberapa narasumber lain atau bintang tamu dan audience
baik yang dilokasi shooting, maupun di rumah dapat memberikan
partisipasinya dengan mengirimkan pertanyaaan melalui SMS atau melalui
email yang akan dijawab oleh Aa’ Gym dengan solusi merujuk kembali
pada Al Quran dan Hadits. Sedangkan alur dialog ini diatur oleh Aa’ Gym
selaku presenter dan narasumber. Dari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan, audience atau pemirsa dapat memperoleh
informasi dan pengetahuan agama yang dibutuhkan.
Program tayangan ini dilaksanakan dalam siaran langsung (live),
dengan durasi 120 menit. Agar dakwah yang disampaikan lebih banyak,
maka program berdurasi 120 menit ini hanya dibuat 6 segmen dengan 5
kali pemotongan commercial break, (Vita Mihardja, 2004). Acara
“Indahnya Kebersamaan” merupakan konsep format dakwah, yang
didalamnya tidak ada hal yang baru, semuanya merupakan ajaran Islam.
Hanya pembahasannya lebih diperdalam, dijelaskan secara aktual dan
inovatif, sesuai kebutuhan jamaahnya dan menyesuaikan dengan masalah
yang berkembang dalam masyarakat saat ini.
4. Jadual Acara Penayangan dan Materi Acara “Indahnya Kebersamaan”
53
Pada bagian ini kan dideskripsikan jadual penayangan dan materi
dari acara “Indahnya Kebersamaan”. Jadual penayangan “Indahnya
Kebersamaan” dari bulan Juli sampai Desember 2004 sebagai berikut :
JADUAL PENAYANGAN PROGRAM ACARA “INDAHNYA KEBERSAMAAN”
BULAN JULI – DESEMBER 2004 DI SCTV
Penayangan Tema Tempat Qori’ dan Qori’ah
Nasyid
11 Juli 2004 Fungsi rumah bagi keluarga
Masjid Istiqlal Ust. H. Muzammil Ust. Ismail
-
25 Juli 2004 Keuntungan hidup bersahaja
Bumi Sangkuriang
Ust. Herman Ust. A. Ridwan
Salsabila
8 Agustus 2004
Menjadi orang yang berwibawa
Masjid Istiqlal Ust. H. Nurshobah Ust. M. Irfan
-
22 Agustus 2004
Ciri pemimpin sejati Hlm. Gedung Sate
Ust. Herman Ust. Farihin AF
Arava
12 September 2004
Menakar mutu iman Masjid Istiqlal Ust. H. Nurshobah Ust. M. Suwandi
-
26 September 2004
Bila selalu mengingat mati
The Kartipah Dago
Ust. Suherman Ust. Dadang S
El Voice
10 Oktober 2004
Barokah sholat khusyu’ Masjid Istiqlal Ust. H. Ghaffar M Ust. H. Edi Abu M
-
24 Oktober 2004
Bahaya lisan Hlm. Gedung Sate
Ust. Herman Ust. Asep Ridin
Lutfy
14 Nopember 2004
Membina keluarga sakinah
Masjid Sunda Kelapa
Ust. H. Ahmad S Ust. Rico Calisto
-
28 Nopember 2004
Ridha Allah dibalik kejadian
The Kartipah Dago
Ust. Fuad Muhsin Ust. Ahmad R
Tazekka
12 Desember 2004
Bila rumah tangga cinta dunia
Masjid Istiqlal Ust. A. Akhwani Ust. Arsyam S
-
26 Desember 2004
Karunia hidayah Aula Barat IPB
Ust. Herman Ust. A. Ridwan
Abdul Fatah
Dari jadual di atas secara garis besar dapat dipahami bahwa
penayangan program acara “Indahnya Kebersamaan” mengambil seting di
dua tempat yaitu Jakarta dan Bandung. Pada saat di Jakarta acara di
laksanakan secara terus menerus di Masjid Istiqlal sedangkan pada saat di
Bandung acara tidak dilaksanakan pada satu tempat tetapi pada beberapa
54
tempat yang berbeda yaitu Bumi Sangkuriang, Halaman Gedung Sate, The
Kartipah Dago, Masjid Sunda Kelapa dan Aula Barat ITB.
Ada yang beda dari pelaksanaan acara “Indahnya Kebersamaan” di
Jakarta dan Bandung, kalau di Jakarta acara dilaksanakan di dalam
ruangan, sehingga acara dikemas secara formal tetapi kalau di Bandung
acara dilaksanakan di luar ruangan sehingga terkesan santai dan dapat
dipadukan dengan nasyid. Perbedaan konsep ini akan berakibat pada
perbedaan rencana siar dan kemasan kedua acara tersebut.
RENCANA SIAR PROGRAM “INDAHNYA KEBERSAMAAN”
SECARA LIVE, DI BANDUNG, 12.34 – 14. 29 BODY 90 MENIT
Jam Durasi Sequen Aktifitas Ket. 12.34.00 - 00 : 15 OBB 12.34.15 -12.35.00 00 : 45 Host
Opening Establish para jama’ah berakhir ke host Host buka program. Pokok narasi : 1. Lokasi di : 2. Tema : 3. Pemirsa masih tetap bisa
mengakses acara ini melalui www.sctv.co.id. Pemirsa bisa kirim pertanyaan atau chat melalui [email protected].
4. Pertanyaan dari pemirsa nanti akan dijawab langsung oleh A’a Gym
5. Pemirsa juga bisa kirim pertanyaan melalui SMS ke 7288
Kemudian host mempersilahkan pemirsa untuk menikmati sajian nasyid dari :
Cq. scrawl
12.35.00 -12.40.00 05 : 00 Nasyid Judul : Play back 00 : 05 Bumper
Out
12.40.00 -12.44.00 04 : 00 BREAK COMERSIAL 1 00 : 05 Bumper In
55
12.44.00 -12.50.00 06 : 00 Ayat suci Al Qur’an
Pembacaan ayat suci Al qur’an dan saritilawah Qori’ : Saritilawah :
Live
12.50.00 -12.51.00 01 : 00 Host intro dakwah
Host intro dakwah A’a Gym Tema :
12.51.00 -12.52.00 01 : 00 VT Footage tentative 12.52.00 -13.07.00 15 : 00 Taushiyah
I KH. Abdullah Gymnastiar
00 : 05 Bumper Out
13.07.00 -13.11.00 04 : 00 BREAK COMERSIAL 2 00 : 05 Bumper In
13.11.00 -13.21.00 10 : 00 Taushiyah II
Lanjutan taushiyah dan dialog A’a Gym dengan audience
13.21.00 -13.36.00 15 : 00 Tanya jawab
Tanya jawab dengan penonton di lokasi
13.36.00 -13.38.00 02 : 00 Host transisi
Host menyebutkan jumlah email/SMS yang telah diterima. Kemudian host persilahkan pemirsa untuk menyimak jawaban A’a Gym atas pertanyaan dari pemirsa via email/SMS tersebut setelah pariwara
00 : 05 Bumper Out
13.38.00 -13.42.00 04 : 00 BREAK COMERSIAL 3 00 : 05 Bumper In
13.42.00 -13.57.00 15 : 00 Tanya jawab email
A’a Gym menjawab pertanyaan pemirsa melalui email/SMS
00 : 05 Bumper Out
13.57.00 -14.01.00 04 : 00 BREAK COMERSIAL 4 00 : 05 Bumper In
14.01.00 -14.03.00 02 : 00 Host transisi
Host transisi, intro to muhasabah
14.03.00 -14.18.00 15 : 00 Muhasabah A’a Gym pimpin muhasabah 00 : 05 Bumper
Out
14.18.00 -14.22.00 04 : 00 BREAK COMERSIAL 5 00 : 05 Bumper In
14.22.00 -14.24.00 02 : 00 Host closing
Host menutup program, mengingatkan acara Indahnya Kebersamaan di Minggu ke-2 bulan Januari di Masjid Istiqlal Jakarta. Lalu host intro grup nasyid
14.24.00 -14.29.00 00 : 05 Nasyid Judul : CREDIT TITLE
56
RENCANA SIAR PROGRAM “INDAHNYA KEBERSAMAAN”
SECARA LIVE, DI JAKARTA, 12.35 – 14. 28 BODY 90 MENIT
Jam Durasi Sequen Aktifitas Ket. 12.35.00 - 00 : 15 OBB 12.35.15 -12.36.30 01 : 15 Host
Opening Establish para jama’ah di Istiqlal, berakhir ke host. Host buka program. Pokok narasi : 1. Pemirsa masih tetap bisa
mengakses acara ini melalui www.sctv.co.id. Pemirsa bisa kirim pertanyaan atau chat melalui [email protected].
2. Pertanyaan dari pemirsa nanti akan dijawab secara langsung oleh A’a Gym
3. Pemirsa juga bisa kirim pertanyaan melalui SMS …
Kemudian host persilahkan pemirsa untuk mendengarkan pembacaan ayat suci Al Qur’an
Cq. scrawl
12.36.30 -12.42.30 06 : 00 Ayat Suci Al Qur’an
Pembacaan ayat suci Al Qur’an dan Saritilawah
Live
00 : 05 Bumper Out 12.42.35 -12.45.35 03 : 00 BREAK COMERSIAL 1
00 : 05 Bumper In 12.45.40 -12.47.40 02 : 00 Host intro
dakwah Host intro dakwah A’a Gym Tema : Indahnya Bersaing Secara Terhormat
12.47.40 -13.12.40 25 : 00 Taushiyah I KH. Abdullah Gymnastiar 00 : 05 Bumper out
13.12.45 -13.15.45 03 : 00 I BREAK COMERSIAL 2 00 : 05 Bumper In
13.15.50 -13.40.50 25 : 00 Taushiyah II
Lanjutan taushiyah dan dialog A’a Gym dengan bintang tamu dan audience
13.40.50 -13.42.50 02 : 00 Host transisi
Host menyebutkan jumlah email/SMS yang telah diterima. Kemudian host persilahkan pemirsa untuk menyimak jawaban A’a Gym atas pertanyaan dari pemirsa via email/SMS tersebut setelah pariwara
00 : 05 Bumper Out 13.42.55 -13.45.55 03 : 00 BREAK COMERSIAL 3
00 : 05 Bumper In 13.45.55 -14.01.55 16 : 00 Pembahasan
email A’a Gym menjawab pertanyaan pemirsa melalui email/SMS
00 : 05 Bumper Out 14.01.00 -14.04.00 03 : 00 BREAK COMERSIAL 4
00 : 05 Bumper In 14.04.05 -14.11.05 07 : 00 Istighfar A’a Gym memimpin istighfar
57
bersama. (= Pengumpulan infaq jangan di shot) Wawancara host berkisar tentang : asal/daerah tempat tinggal jama’ah, dia datang bersama siapa/rombongan, kesan dan pesarn tentang acara ini, dsb. Catatan : Istighfar di shot, namun tetap menghindari gambar pengumpulan infaq, cari gambar padat (close up) A’a Gym dan para jama’ah yang sedang istighfar.
14.11.05 -14.12.05 01 : 00 Host Intro Muhasabah
Host transisi ke muhasabah
14.12.05 -14.23.05 11 : 00 Muhasabah A’a Gym pimpin Muhasabah 00 : 05 Bumper Out
14.23.10 -14.24.10 03 : 00 BREAK COMERSIAL 5 00 : 05 Bumper Out
14.24.15 -14.27.15 03 : 00 Host closing
Host menutup program, mengingatkan acara Indahnya Kebersamaan di Minggui ke-4 bulan Desember di Bandung
14.27.15 –14.28.00
00 : 45 Credit title roll
Sedangkan materi yang disajikan dalam kemasan acara “Indahnya
Kebersamaan” adalah sebagai berikut :
a. Tema : Fungsi Rumah Bagi Keluarga, penayangan tanggal 11 Juli
2004 dengan lokasi syuting di Masjid Istiqlal. Secara garis besar A’a
Gym berpendapat bahwa rumah semestinya menjadi tempat paling
sejuk setelah rumah Allah (Masjid) maka jangan sampai orang tidak
mau pulang ke rumah karena rumahnya terasa “panas”. Lantas,
bagaimana caranya supaya rumah yang ditempati dapat menjadi
penyejuk? Menurutnya kita harus menyimak firman Allah dalam Q.S
Ar Ra’du (13) ayat : 28, yang artinya : “Yaitu orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”,
58
maka, kalau kita ingin rumah kita terasa menyejukan, pergunakanlah
rumah yang kita tempati untuk memperbanyak dzikir dan menyebut
nama Allah. Ini fungsi pertama rumag bagi keluarga. Kedua, rumah
tangga itu sumber energi dan sumber semangat bagi keluarga. Jadi,
jika terjadi sesuatu, rumahlah generator semangatnya. Jika misalnya
suami sedang memiliki masalah, maka inilah saatnya istri menjadi
motivator, karena sekuat apapun laki-laki, pasti ada titik lemahnya.
Laki-laki yang gagah perkasa sekalipun, tetap menginginkan ada istri
yang mendampinginya, yang berperan sebagai pengayomnya. Seperti
Nabi Muhammad yang senantiasa disemangati oleh Siti Khadijah.
Ketika gelisah ditenangkan, ketika panik disemangati. Ketiga, fungsi
rumah bagi suami, istri dan keluarga adalah sebagai cermin. Tidak ada
tempat yang paling aman untuk mengoreksi kecuali di rumah. Suami,
istri saling koreksi, begitu juga dengan anak, sebab, jika kita dikoreksi
orang lain biasanya suka sakit hati. Maka, rumah tangga adalah
korektor yang paling aman. Fungsi yang keempat, rumah itu
merupakan tempat sinergi dan saling melengkapi. Suami, istri saling
bersinergi, begitu juga dengan anak, baik dalam ilmu dunia maupun
akherat. Ya, seperti itulah kurang lebih fungsi rumah tangga bagi
kelurga, oleh sebab itu kunci penting lainnya yakni dengan
memperbanyak ilmu. Karena kebanyakan, sebuah keluarga babak belur
akibat kurang iman. Kenapa iman kurang? Karena ilmunya terbatas.
Bukankah pupuk iman adalah ilmu?
59
b. Tema : Keuntungan Hidup Bersahaja, tayang pada tanggal 25 Juli
2004 dengan lokasi syuting di Bumi Sangkuriang Bandung. Pada
bagian ini menurut A’a Gym, satu hal yang harus kita hindari adalah
merasa kaya dengan apa yang kita miliki dan merasa cukup dengan
karunia Allah. Lalu apa yang harus ada pada diri kita? Yang harus ada
adalah merasa kaya dengan apa yang Allah jaminkan kepada kita.
Mengapa demikian? Karena tidak sedikit orang yang sebenarnya
memiliki pribadi miskin tetapi merasa kaya dengan tabungan yang
dipunyai, merasa kaya dengan hartanya, atau merasa kaya dengan
rumahnya yang megah. Ciri-ciri orang yang mempunyai kekayaan
dunia tetapi mempunyai kepribadian miskin adalah selalu mengambil
sesuatu dari sana-sini tanpa peduli halal atau haram karena merasa
miskin. Dia merelakan dirinya terhina dengan mencuri uang orang lain
atau mengambil kekayaan orang lain. Orang yang kaya itu bukan yang
banyak uangnya tetapi orang yang sedikit kebutuhannya. Ketahuilah
orang yang tidak bersahaja dalam hidupnya akan sangat banyak pula
dalam pengeluaran dan kebutuhannya, akibatnya biaya untuk shadaqah
menjadi sedikit, biaya untuk menabung menjadi terbatas. Yang dia
lakukan terus menerus memuaskan dirinya dengan mengganti
perhiasan, mengganti mobil ataupun mengganti sesuatu yang
sebenarnya tidak perlu. Sebenarnya tidak dilarang untuk mengganti
rumah, tapi yang kita butuhkan adalah orang yang punya harta yang
berlebih untuk bisa dinafkahkan kepada saudara yang membutuhkan.
60
Bersahaja itu bukan berarti sederhana tetapi menafkahkan harta dengan
tidak berlebihan untuk memuaskan nafsunya dan juga tidak kikir
dalam berbuat kebaikan. Apakah sebenarnya keuntungan jika kita
terbiasa bersahaja dalam hidup : pertama, tidak diperbudak oleh
keinginan pamer. Kita tahu, jika suatu barang semakin bagus, semakin
keren dan semakin bermerek, kadang-kadang akan cenderung pamer.
Sedangkan utuk pamer itu akan membuat kita tersiksa, bukankah ingin
dilihat orang lain itu membuat diri kita tersiksa? Bukan tidak boleh
memiliki barang yang bagus, tapi apalah artinya bagus kalau
memperbudak diri kita. Kedua : meminimalisir pengeluaran. Makan
mahal suatu barang, maka biaya perawatannya pun akan semakin
mahal pula. Tetapi kalau kita bersahaja, insya Allah biaya akan bisa
ditekan. Selain itu, kalau kita biasa bersahaja kita tidak akan membuat
orang lain iri atau kotor hati. Apalagi kalau dia bersahaja dan mampu
menahan dirinya untuk tidak pamer. Oleh karena itu jika kita membeli
sesuatu yang baru harus disesuaikan keperluannya, artinya jika
membeli sesuatu yang baru harus proporsional antara keperluan dan
kemampuan.
c. Tema : Menjadi Orang Yang Berwibawa, tayang pada tanggal 8
Agustus 2004 dengan lokasi syuting di Masjid Istiqlal. Pada bagian ini
menurut A’a Gym, menjadi orang yang berwibawa bukanlah perkara
mudah, namun sesungguhnya jika kita sanggup memiliki sikap ini,
terutama bagi pemimpin, akan lebih mudah dalam berinteraksi dengan
61
orang lain. Berikut ini beberapa prinsip yang harus dilakukan jika
ingin mempunyai sikap wibawa, pertama, harus sesuai apa yang
dibicarakan dengan apa yang diperbuat. Artinya, kita hanya berbicara,
menganjurkan sesuatu yang telah kita perbuat saja. Kalau kita sendiri
belum melaksanakan, disiplin misalnya, sebaiknya kita tidak
menyuruh orang lain untuk disiplin dulu. Akan lebih baik, jika kita
berlatih disiplin, tunjukkan saja kegigihan kita. Kadang, menyuruh
dengan perbuatan bisa jauh lebih efektif daripada menyuruh orang
dengan lisan. Apalagi, dalam Al Qur’an Allah telah menegaskan
betapa besarnya murka Allah bagi orang yang berkata sesuatu yang
tidak diperbuatnya. Begitupun Rasulullah Saw, beliau adalah orang
yang sungguh sesuai apa yang diucapkan dengan yang diperbuatnya.
Kedua, tidak banyak melakukan kesalahan. Orang yang kerap
melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang menyebabkan akan
turun kewibawaannya. Orang seperti ini tidak mau belajar dari
kesalahan, tidak peduli meskipun melakukan kesalahan yang berulang.
Orang lianpun akan menilai negatif kepadanya, dan boleh jadi tidak
mempercayainya lagi untuk mengerjakan hal tersebut. Sehingga, jika
ingin menjadi orang yang berwibawa, jangan pernah bosan belajar dari
kesalahan. Kesalahan itu manusiawi, wajar, pasti dimaklumi, namun
jika terjadi berulang-ulang, dan tidak memperbaiki diri, niscaya
menjadi tidak percaya. Tentu, akan jatuhlah wibawanya. Ketiga, orang
akan jatuh wibawanya jika terbongkar aibnya. Misalnya, sudah gaya,
62
pejabat, tetapi ijasahnya palsu. Terbukanya aib sungguh merupakan
alat ampuh untuk meruntuhkan kewibawaan seseorang. Jadi, memiliki
track record yang baik adalah sangat penting dan harus dimiliki setiap
diri. Kalau sudah ada cacat dalam track record, kita harus bersusah
payah untuk membangun kepercayaan orang kembali. Sehingga,
jangan pernah mencoba melakukan kesalahan besar yang fatal, karena
kalau tidak sekarang, kelak akan terbuka. Bukankah Allah berkuasa
membuka aib setiap manusia? Kalaupun terlanjur, pintu taubat tentu
masih akan terbuka lebar, kalau kita sungguh-sungguh ingin
memperbaiki diri. Dan, semoga Allah mengampuni kita, amin.
Terakhir, teruslah berupaya berakhlak mulia. Karena orang biasa
runtuh wibawanya kalau akhlaknya tidak berlaku mulia. Selain itu,
orang tentunya akan suka berinteraksi dengan orang yang berakhlak
baik. Untuk itu, setiap hari haruslah perbaiki akhlak kita.
d. Tema : Ciri Pemimpin Sejati, tayang pada tanggal 22 Agustus 2004
dengan lokasi syuting di halaman Gedung Sate Bandung. Pada bagian
ini A’a Gym berpendapat, menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah,
karena ia harus bertanggung jawab penuh atas kepemimpinannya,
terlebih di akherat kelak. Walau pada hakekatnya, setiap diri kita
adalah pemimpin, namun perlu seni, keterampilan serta ilmu tersendiri
dalam upaya menjadi pemimpin sejati. Seorang leader atau pemimpin
harus pandang menjelajah hati, mampu memotivasi, dan membaca
potensi orang-orang yang akan dipimpinnya. Semakin jabatannya
63
meningkat, ia justru kian bijak, bukan malah bertindak sewenang-
sewenang dengan kekuasaan yang dimilikinya. Sehingga ukuran
keberhasilan seorang pemimpin adalah ketika ia mampu memajukan,
mengembangkan potensi masing-masing orang yang dipimpinnya.
Dan, sikap kepemimpinannya yang baik, tidak lahir dari sebuah talenta
alami, namun harus dipelajari, perlu keterampilan dan latihan yang
terus diasah, dikembangkan, agar sikap kepemimpinanya makin baik
dan sungguh bermanfaat bagi orang-orang yang dipimpimnya.
e. Tema : Perlunya Meningkatkan Kualitas Iman, tayang pada tanggal 12
September 2004 dengan lokasi syuting di Masjid Istiqlal. Menurutnya,
negeri ini memiliki beberapa wilayah strategis dan sumber daya yang
banyak, tapi semua itu tidak cukup jika hanya dikelola dengan
kepandaian akal saja, karena sebuah kemajuan duniawi yang tidak
diiringi dengan kemajuan iman hanya akan mengakibatkan dampak
negatif. Kita maklumi, ketika seseorang diamanahi Allah uang lima
ratus ribu ruppiah dibandingkan ketika ia diamanahi uang lima juta
rupiah, akan jadi cobaan tersendiri. Mengapa? Karena peningkatan
pemasukan harus disertai dengan peningkatan mental dan peningkatan
keimanan. Karena jika tidak, maka pemasukan yang lebih banyak
cenderung membuat goyah moral dan akhlak seseorang. Kita tidak bisa
bangga dengan kemajuan fisik, kemajuan penghasilan atau kemajuan
karir tanpa diiringi kemajuan kualitas keimanan, karena semua itu
dapat merubah sendi-sendi moral yang telah dimiliki. Pembangunan
64
negeri ini tidak bisa diukur oleh bangunan-bangunan yang menjulang
tinggi atau tingkat penghasilan perkapita, karena jika tidak disertai
dengan keseriusan untuk meningkatkan kualitas keimanan masyarakat,
maka peningkatan inipun akan berakibat kepada peningkatan
kemaksiatan na’udzubillahi min dzalik. Maka, banyak sekali memang
yang harus kita lakukan, tetapi kita harus mulai berbuat sesuatu
walaupun kecil.
f. Tema : Menakar Mutu Iman, tayang pada tanggal 26 September 2004
dengan lokasi syuting di The Katipah Dago, Bandung. Pada bagian ini
ia memberikan cara untuk mengetahui bagaimana cara mengatahui
mutu iman yang saat ini bersemayam di dalam qalbu? Ketika sang
iman mekar merekah di dalam dada, dan kita merasakan sekali
kehadirannya, maka ia nikmat ilahiyah yang kenikmatannya teramat
sulit untuk diukur dengan apapun benda-benda duniawi yang bisa
menghadirkan rasa nikmat itu sendiri. Iman adalah hakekat nur ilahi.
Suatu cahaya di atas cahaya, yang sekiranya menyemburat di dalam
kalbu. Dunia dengan segala isinya, dengan segala pernik keindahan
yang menyertainya, sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan keindahan, kelezatan dan kenikmatan iman itu sendiri. Betapa
tidak! “Andai nuur keyakinan itu telah menerangi hatimu”, demikian
tulis Imam Ibnu Athoilah dalam kitabnya al Hikam, niscaya engkau
dapat melihat akhirat itu lebih dekat kepadamu sebelum engkau
melangkahkan kaki ke arahnya. Mata hati yang telah terang benderang
65
bermandikan cahaya iman, akan cenderung melihat kampung akherat
yang kekal ketimbang kampung dunia yang hanya berselimutkan
fatamorgana, bahkan jauh melebihi nikmatnya surga jannatun na’im
yang telah dijanjikan-Nya sebagai pahala bagi siapapun dari hamba-
hamba-Nya yang qalbunya bersemburatkan cahaya iman, Allahu
Akbar.
g. Tema : Barakah Shalat Khusyu’, tayang pada tanggal 10 Oktober 2004
dengan lokasi syuting di halaman masjid Istiqlal. Pada bagian ini A’a
Gym mengutip sbuah ayat yang artinya : “Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam
shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan
perkataan yang tiada berguna”. (QS. Surat Al Mukminun/23 : 1-3)
dan hadits yang artinya : Rasulullah Saw bersabda : “Ilmu yang
pertama kali diangkat dari muka bumi ialah kekhusyu’an”. (HR. At
Tabrani). Menurutnya Nabi Muhammad Saw dalam shalatnya benar-
benar dijadikan keindahan dan terjadi komunikasi yang penuh
kerinduan dan keakraban dengan Allah. Ruku’, sujudnya panjang,
terutama ketika shalat sendirian dimalam hari, terkadang sampai
kakinya bengkak tetapi bukan karena berlebihan, karena ingin
memberikan yang terbaik sebagai rasa syukur terhadap Tuhannya.
Shalatnya tepat pada waktunya dan yang paling penting, shalatnya itu
teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri orang yang shalatnya
khusyu’ : pertama, sangat menjaga waktunya, dia terpelihara dari
66
perbuatan dan perkataan sia-sia, apalagi maksiat. Jadi, orang-orang
yang menyia-nyiakan waktu suka berbuat maksiat berarti shalatnya
belum berkualitas atau belum khusyu’. Kedua, niatnya ikhlas, jarang
kecewa terhadap pujian atau penghargaan, dipuji atau tidak dipuji,
dicaci atau tidak dicaci sama saja. Ketiga, cinta kebersihan, karena
sebelum shalat orang harus membersihkan diri dulu untuk
membersihkan dirinya dari kotoran atau hadats. Keempat, tertin dan
disiplin, karena sholatnya sudah diatur waktunya. Kelima, selalu
tenang dan thuma’ninah merupakan kombinasi antara tenang dan
konsentrasi. Keenam, tawadhu’ dan rendah hati, tawadhu’ merupakan
akhlaknya Rasuluulah dan ketujuh, tercegah dari perbuatan keji dan
munkar, orang lain aman dari keburukan dan kejelekannya. Orang
yang shalatnya khusyu’ dan suka beramal baik tetapi masih suka
melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah, mudah-mudahan orang
tersebut tidak hanya ritualnya saja yang dikerjakan, tetapi ilmunya
bertambah, sehingga membangkitkan kesadaran dalam dirinya. Jika
kita merasa shlaat kita sudah khusyu’ dan kita ingin menjaga dari
keriaan atau dengan menambah pemahaman dan mengerti bacaan yang
ada di dalam shalat dan dalam beribadah jangan terhalang karena takut
ria’. Inti dalam shalat yang khusyu’ yaitu akhlak menjadi baik,
sebagaimana Rasulullah menerima perintah shalat dari Allah, agar
menjadikan akhlak yang baik. Itulah ciri ibadah yang disukai oleh
67
Allah. Semoga di bulan ramadhan ini kita bisa meningkatkan kualitas
shalat kita.
h. Tema : Bahaya Lisan, tayang pada 24 Oktober 2004, dengan lokasi
syuting halaman Gedung Sate Bandung. Pada bagian ini ia mengutip
dua ayat yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka
itu adalah dosa dan janganlah kamu cari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang”. “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al Hujurat : 12-13).
Menurutnya, yang harus kita waspadai pada diri kita adalah lisan.
Berbicara tidak butuh tenaga besar, tidak perlu biaya. Salah satu
contohnya bahaya lisan adalah sebuah mahligai rumah tangga, bisa
saja bercerai hanya dengan sepatah kata, sehingga berkata benar atau
diam. Istilah lain dari bahaya lisan adalah ghibah. Proses ghibah,
pertama-tama berprasangka jelek dan mencari-cari kekurangan orang
68
lain, inilah disebut ghibah dan hukumnya adalah haram. “Ya
Rasulullah, tahukah engkau ghibah? Tanya seorang sahabat.
Rasulullah bersabda : “Engkau mengatakan sesuatu tentang sesuatu
dengan ucapan, dia mendengarnya, dia tahu akan membencimu”.
Sahabat lagi bertanya : “Bagaimana Ya Rasul, yang saya katakan itu
benar (kejelekan seseorang) seperti yang diduga sahabat tersebut”.
Rasulullah juga menjawab : “Jika padanya memang apa yang kamu
katakana, berarti kamu sudah mengumpatnya, dan jika tidak ada yang
kamu katakana, maka kamu sudah memfitnahnya” (HR. Muslim).
Menurut A’a Gym berghibah, lalu taubat tidak akan diampuni sebelum
diampuni orang yang diperolok-olok. Penyebab orang melakukan
ghibah bisa disebabkan karena bentuk tubuh, suku atau kekayaan. Oleh
karena itu, hati-hati menghina masa lalu orang lain, jangan terfokus
menilai seseorang hanya karena masa lalunya, karena setiap orang bisa
saja berubah. Boleh jadi suatu saat dia berbuat dosa besar, tapi dengan
dosa besar itulah dia beraubat, dia gigih merubah diri, dan akhirnya
bisa melesat melebihi kita. Jangan percaya kepada orang tukang
ghibah, karena orang itu tidak takut kepada Allah. Anadaikata
wartawan, penulis berita, reporter benar-benar membawakan berita
yang bersih, jujur dengan data dan fakta. Sauatu saat media yang eksis
di Indonesia adalah media yang beritanya jujur. Kalau orang sudah
banyak bicara kejelekan orang lain, yang pertama adalah jangan
mudah percaya kepada orang yang bersangkutan. Sehingga ghibah itu
69
sangat berbahaya dan dapat diatasi dengan kepribadian yang betul-
betul bijaksana, akhlaknya mulia, niatnya baik dan caranya benar.
Itulah cerminan orang yang pandai menjaga lisannya.
i. Tema : Membangun Keluarga Sakinah, tayang pada tanggal 14
November 2004 dengan lokasi syuting di Masjid Sunda Kelapa. Pada
bagian ini A’a Gym mengatakan bahwa : alangkah beruntungnya
andaikan hidup yang sebentar ini kita diberikan karunia rumah tangga
yang sakinah. Begitu pula rumah tangga yang penuh dengan
ketenteraman. Karena sebuah rumah tangga akan menjadi basis,
sepatutnya rumah tangga menjadi pangkalan, ketika di luar gelisah
tetapi ketiuka masuk ke dalam rumah menjadi tenteram. Ketika di luar
lelah, masuk rumah insya Allah menjadi kuat, di luar tergelincir
bergelumur dosa masuk ke rumah mempunyai kekuatan untuk
bertaubat. Andaikata rumah tangga tidak tertanam nilai-nilai agama,
tidak banyak didengarkan nama Allah, ayat-ayat Allah dan tidak
pernah dipakai untuk bersujud kepada Allah, jangan heran jika rumah
tangga itu tidak akan menemukan ketenteraman. Ketahuilah barakah
dari ilmu agama yang dipelajari secara sistematis, ibadah yang
sistematis kita lakukan, banyak dipakai untul shalat tahajud, membaca
Al Qur’an, diperdengarkan lagu-lagu yang mengingatkan kepada
Allah, barang-barang yang ada adalah barang-barang yang
mengingatkan kepada Allah akan menyebabkan siapapun yang masuk
kerumah kita yang diingat adalah kebesaran Allah, dan insya Allah
70
tidak menjadi sombong. Itulah rumah yang di antaranya akan
mendapatkan ketenteraman.
j. Tema ; Ridho Allah Dibalik Kejadian, tayang pada tanggal 28
November 2004 dengan lokasi syuting di The Katipah Dago. Pada
bagian ini A’a Gym berpendapat, tiada satu kejadianpun yang sia-sia,
sangat pasti ada hikmahnya, ada nasehat dibalik setiap kejadian karena
itu, Allah merasakan kepadamu rasa pahitnya (musibah), untuk
memudahkan bagimu cara meninggalkannya (musibah itu). Dan hanya
orang-orang yang bersabar saja yang mendapatkan keberuntungan dari
setiap kejadian yang dialaminya. Allah Swt berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas!” (QS. Az Zumar : 10).
Nyatalah bahwa setiap kejadian yang Allah timpakan pada diri kita
adalah nasehat dan merupakan tarbiyah dari-Nya, dan hanya orang
yang bersabar saja yang dapat mengambil hikmah di balik setiap
kejadian maka janganlah amal kita diketahui oleh orang lain.belajarlah
menikmati amal yang tangan kanan memberi dan tangan kiri tidak
tahu. Insya Allah itu akan lebih dekat kepada ridha Allah. Daripada
kita sibuk dengan sesuatu yang kita yakini akan mengangkat diri dan
derajat kita, berupa pujian dan penghargaan makhluk, tapi Allah tidak
ridha. Sangat luar biasa sekali orang yang berfikir bukan yang dia
inginkan, tetapi orang yang memikirkan apa yang terjadi adalah apa
yang Allah ridhai, maka dia tidak akan terbelenggu dengan keinginan-
71
keinginannya. Dia akan selalu menikmati apa yang Allah takdirkan
untuk dia. Begitu juga dengan hatinya terus menerus ingat kepada
Allah, sebab pasti Allah akan memberikan petunjuk ke dalam hatinya.
Untuk dapat menyikapi hikmah dibalik setiap kejadian.
k. Tema ; Bila Rumah Tangga Cinta Dunia, tayang pada tanggal 12
Desember 2004 dengan lokasi syuting di Masjid Istiqlal. Pada bagian
ini ceramah A’a Gym diawali dengan mengytip ayat yang artinya
“Dan tiadalah kehidupan di dunia ini, melainkan sendau gurau dan
main-main. Sesungguhnya akherat itulah yang sebenarnya kehidupan
kalau mereka mengetahui” (QS. Al Ankabut : 64). Seakan telah
menjadi bagian yang sangat standar dari skenario kehidupan ini, bahwa
hampir sepanjang rentang usia dunia hingga saat ini, betapa banyak
orang yang dalam hidupnya begitu disibukkan oleh kerja keras dalam
mencari penghidupan. Ada juga orang yang dalam hidupnya teramat
merindukan penghargaan dan penghormatan, sehingga sehari-harinya
disibukkan dengan memperindah rumah, membeli aneka asesori, dan
sebagainya yang semua itu notabene dilakukan semata-mata ingin
dihargai orang. Inilah fenomena kehidupan yang menunjukkan betapa
manusia dalam kehidupannya akan selalu berpeluang dekat dengan
hawa nafsu yang merugikan. Oleh karena itu, bagi siapapun yang
berniat mengayuh bahtera rumah tangga, hendaknya jangan
membayangkan rumah tangga akan memperoleh kebahagiaan dan
ketenagan bila hanya dipenuhi dengan hal-hal duniawi belaka.
72
Sehingga, jika sebuah rumah tangga hanya duniawi belaka, maka
betapa penghuninya akan merasakan letih lahir batin karena energinya
akan banyak terkuras oleh segala bentuk pemikiran tentang taktik dan
siasat, serta nafsu menggebu untuk mengejar-ngejarnya terus menerus
siang malam. Alangkah baiknya suatu rumah tangga yang tujuannya
adalah Allah ‘Azza Wa Jalla tersandang, Allah tetap ridha. Demikian
pun gerak ikhtiarnya akan membuahkan cinta darinya.
l. Tema : Karunia Hidayah, tayang pada tanggal 26 Desember 2004
dengan lokasi syuting di Aula Barat IPB. Pada bagian ini ia juga
mengawali ceramahnya dengan mengutip ayat : “Ya Allah Tuhan kami,
jangan jadikan hati ini cindong kepada kesesatan sesudah Engkau beri
petunjuk, dan karunikan kepada kami rahmat dari sisi-Mu,
sesungguhnya Engka Maha Pemberi Karunia” (QS. Ali Imran : 8).
Siapapun di dunia ini hanya akan menjaga sungguh-sungguh sesuatu
yang dianggapnya berharga dan membuang sesuatu yang dianggapnya
tidak berharga. Semakin bernilai dan berharga suatu benda, maka akan
lebih habis-habisan pula dijaganya. Ada yang sibuk menjaga hartanya,
karena dia menganggap hartanyalah yang paling bernilai. Ada yang
sibuk menjaga wajahnya agar awet muda, karena awet muda itulah
yang dianggapnya paling bernilai. Ada juga yang mati-matian menjaga
kedudukan dan jabatannya,karena kedudukan dan jabatan itulah yang
membuat dia berharga, tetapi ada pula orang yang mati-matian
menjaga hidayah dan taufiq dari-Nya, karena dia yakin bahwa hidup
73
tidak akan selamat mencapai akherat kecuali dengan hidayah dan
taufiq dari Allah Swt. Inilah sebenarnya harta benda paling mahal yang
perlu kita jaga. Betapa nikmat iman yang bersemayam di dalam kalbu
melampaui apapun yang bernilai didunia ini.