bab ii upaya meningkatkan minat belajar siswa...
TRANSCRIPT
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB II
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN
KETERAMPILAN PROSES
A. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan
mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat
terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang
kurang berminat.
Menurut Hilgard (1977 :19 ) memberi rumusan pengertian tentang minat
sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some
activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan
diperoleh suatu kepuasan.
Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa
kepuasan.Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada
sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrat,1988 :109).
Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir
dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah
kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan
dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh
suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang
dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang
sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan
kelakuan.Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitif,
psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses
pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini adalah suatu
kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal
yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar..
2. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar
Menurut Slameto (2003 :58) siswa yang berminat dalam belajar
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.
Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
d) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
e) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
f) Membangkitkan Minat Belajar Siswa di Sekolah
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan
belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan
tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang
menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan prestasi
belajar.
Minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan yang hakiki untuk dapat
mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu
seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya
adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu.
Menurut Slameto (2003 :180) proses ini berarti menunjukkan pada siswa
bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani
tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa
menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang
dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk
mempelajarinya.
Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minatnya.Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam
belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta
berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat
dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.Siswa yang memiliki minat terhadap
subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
subyek tersebut.Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
kemudian.Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling
efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan
menggunakan minat-minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru
pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada
siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan
dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa
yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi
pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Indikator-indikator minat belajar siswa terdiri dari adanya perhatian, adanya
ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga
bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan
menyelesaikan soal-soal pelajaran. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan
terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran.Rasa
senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memehami bahan belajar,
dan kemampuan menyelesaikan soal-soal.
3. Macam-macam minat
Secara garis besar minat belajar terdiri dari dua macam yaitu minat yang
bersumber dari luar (eksternal) dan minat yang bersumber dari dalam ( internal).
Faktor eksternal meliputi : keluarga, guru dan fasilitas sekolah, teman
sepergaulan, media masa. Faktor internal meliputi : niat, rajin, motivasi dan
perhatian. Menurut Mohamad Surya (2007 : 122) menggolongkan minat menjadi
tiga jenis berdasarkan alasan timbulnya minat yaitu :
a. Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa
adanya pengaruh dari luar.
b. Minat Involunter adalah minat yangtimbul dari dalam diri siswa dengan
adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.
c. Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara
paksa atau tidak bias dihapuskan.
4. Indikator minat
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 :132) mengungkapkan bahwa
minat dapat diekspresikan anak didik melalui :
a. Pertanyaan lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya
b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan
c. Memberiakan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (focus)
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukaan Slameto (2010 : 132),
bahwa :
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,
dapat pula dimanipestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.Anak didik
yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian
yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Dengan demikian indicator minat yang digumakan sebagai acuan dalam
penelitian ini adalah indikator-indikator minat sebagaimana yang telah diuraikan
yakni meliputi keinginan untuk mengetahui sesuatu, kegiatan yang disenangi,
jenis kegiatan dan usaha untuk merealisasikannya.
B. Pembelajaran IPA di SD
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari berbagai
peristiwa yang terjadi di alam sekitar kita. Dalam IPA, anak dibekali dengan
berbagai keterampilan. Selain melatih anak untuk mampu menghasilkan fakta,
konsep, dan prinsip, dalam IPA anak juga dilatih untuk memiliki berbagai
keterampilan proses. Dengan keterampilan tersebut diharapkan siswa mampu
menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar.
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan dari hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (Samatowa, U.,
2006 : 2) bahwa” IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala
alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum
yang berupa kumpulan dari hasil observsi dan eksperimen”’.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA perlu diajarkan di
sekolah dasar? Ada berbagai alasan yang yang menyebabkan satu mata pelajaran
itu dimasukan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat digolongkan
menjadi empat golongan yakni :
1. Bahwa bagi suatu bangsa IPA sangatlah besar faedahnya, sebab IPA
merupakan dasar pengetahuan teknologi.
2. Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berfikir kritis.
3. Bila IPA diajarkan dalam percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak, maka IPA bukanlah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan
belaka.
4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai
potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah aspek anak dapat menyadari
keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali
berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan mereka. Ini tentu saja sangat ditunjang dengan berkembang dan
meningkatnya rasa ingin tahu anak, cara anak mengkaji informasi, mengambil
keputusan dan mencari berbagai bentuk aplikasi yang paling mungkin diterapkan
pada dirinya dan masyarakat.
Hal ini yang menarik dari IPA proses pembelajaran yang dilakukan lebih
menekankan pada pengalaman langsung, sehingga hal ini akan membantu dan
mempermudah anak mempelajari tentang berbagai fenomena yang terjadi di
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lingkungan. Pembelajaran yang demikian akan merangsang siswa untuk berfikir
kritis dan bersikap alamiah. Selain itu kegiatan yang dilakukan akan memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi anak.
Dengan melihat hal tersebut, diharapkan IPA menjadi wahana bagi
manusia untuk mempelajari tentang diri dan alam sekitar. Sebagai diungkapkan
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006 : 24) menyatakan bahwa
“Pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah (Scientific Inquiri)
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup”.
Dalam pembelajaran IPA, kegiatan penilaian bukan hanya penilaian
produk saja, akan tetapi penilaian proses dan sikap ilmiah pun sangat penting
untuk dilakukan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bundu (226 : 19) bahwa :
“dimensi hasil belajar sains terdiri atas dimensi tipe isi (produk), dimensi tipe
kinerja (proses), dan dimensi tipe sikap (sikap ilmiah)”. Oleh karena itu dalam
kegiatan pembelajaran, guru bukan hanya mengajarkan konsep saja, tetapi
keterampilan-keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam IPA harus dilaksanakan
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hadiat (Bundu, 2006 : 31) mengemukakan
sejumlah keterampilan proses yang harus diajarkan pada siswa SD, yaitu :
“Observasi, klsifikasi, prediksi, interpretasi, menggunakan alat eksperimen,
mengkomunikasikan, dan mengajukan pertanyaan”. Sedangkan sikap ilmiah
menurut Gega (Bundu, 2006 : 39) yaitu “ sikap ingin tahu,sikap penemuan,
berfikir kritis, ketekunan”
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Karakter Siswa di SD
Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk memahami diri peserta
didik dengan baik. Dengan kata lain guru harus mengetahui dengan betul
kelebihan dan kelemahan dari setiap siswa pada setiap jenjang usia. Dengan
demikian, kita akan dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan
bermanfaat bagi setiap siswa. Pada setiap jenjang usia, siswa mempunyai
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Pada dasarnya setiap siswa memiliki ciri-ciri karakteristik yang berbeda-
beda, baik secara fisik maupun intelektual.Untuk melihat perbedaan fisik anak,
guru dapat mengetahui secara nyata ketika anak-anak berbaris didepan kelas.
Seiring dengan perkembangan fisiknya, anak juga mengalami
perkembangan pada berbagai aspek yang terdapat dalam dirinya, mialnya aspek
kognitif, bahasa, emosional, maupun moral. Perkembangan kognitif anak
berkembang secara teratur dan berurutan sesuai dengan perkembangan umumnya.
Berikut adalah tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget
(Sumantri, M. dan Syaodih, N. 2003 : 15) :
1. Tahap Sensori Motor (0 – 2 tahun )
Kegiatan intelektualnya mencakup gejala yang diterima langsung melalui
indera.
2. Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun)
Pada tahap ini perkembangannya sangat pesat.Lambang-lambang bahasa
yang dipergunakan untuk menunjukan benda-benda nyata bertambah
dengan pesat.
3. Tahap Operasional konkrit (7 – 11 tahun)
Kemampuan berfikir logis muncul. Permasalahan yang dihadapi
permasalahan konkrit.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Tahap Operasional Formal (11 – 15 tahun)
Tahap ini ditandai dengan pola berfikir orang dewasa. Mereka dapat
mengklasifikasikan cara berfikir terhadap permasalahan dari semua
kategori, baik yang abstrak maupun yang konkrit.
D. Pendekatan Keterampilan Proses
1. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses
Mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian peristiwa yang
dirancang oleh guru dalam memberikan dorongan kepada siswa dalam belajar.
Belajar bersifat individual dan sebuah pendorong setiap siswa memperoleh
pengaruh dari luar dan dalam proses belajar dengan kadar yang berbeda-beda.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK maka pendidikan sudah saatnya
meninggalkan cara belajar yang tradisional. Belajar yang optimal dapat digapai
bila siswa aktif di bawah bimbingan guru yang aktif pula. Proses interaksi multi
arah dapat membangun proses berfikir siswa dalam mengolah informasi.
Pendekatan keterampilan proses meupakan pendekatan belajar-mengajar yang
mengarah pada perkembangan kemampuan mental, fisik dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Pendekatan keterampilan proses sebagai pendekatan yang menekankan
pada pertumbuhan dan perkembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri
peserta didik agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-
hal yang baru yang bermanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun
mengembangkan sikap dan nilai. (Usman, U.M dan Setiani, L. 1993)
Berdasarkan asumsi di atas, maka belajar mengajar sebagai suatu proses
yang harus dilami oleh setiap peserta didik. Dalam belajar mengajar tidak hanya
menekankan pada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan bagaimana siswa
harus belajar. Peran guru menumbuhkan dan mengembangkan potensi,
kemampuan peserta didik sesuai dengan taraf perkembangan pemikiran.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pembelajaran dengan menekankan kepada proses dilatar belakangi oleh konsep-
konsep belajar menrut teori “naturalism-romantis” dan “teori kognitif gestalt”.
Nauralisme-romantis menekankan pada aktifitas siswa, sedangkan kognitif gestalt
meningkatkan pemahaman dan kesatu paduan yang menyeluruh. (Sagala,S. 2006 :
74)
Berdasarkan pandangan di atas bahwa pembelajaran yang menerapkan
keterampilan proses akan membentuk jiwa peserta didik yang memiliki pemikiran
yang sistematis. Keterampilan proses menyajikan keterampilan-keterampilan yang
dikemas sesuai dengan tingkat kognitif siswa. Keterampilan proses dapat melatih
pola berfikir siswa dan dapat menemukan kebenaran konsep.
Dimyati dan Mudjino 1994 (Sumantri M, 1997 : 113) menyimpulkan
bahwa :
1. Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada peserta didik
pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu. Mereka lebih langsung
mengalami rangsangan ilmu penegetahuan dalam kegiatan belajarnya dan
lebih mengerti fakta dan konsep pengetahuan.
2. Proses pengajran yang langsung memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar mendengar
penjelasan guru mengenai suatu ilmu pengetahuan. justru disisi lain
mereka bisa merasa berbahagia dengan peran aktifnya sebagia “ilmuwan”
3. Pendekatan keterampilan proses menghantarkan peserta didik untuk
belajar ilmu pengetahuan, baik sekaligus proses ataupun sebagai produk
ilmu pengetahuansekaligus.
Sejumlah keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa melalui proses
belajar akan memberikan suatu nilai yang akan di bawa pada jenjang selanjutnya.
Dengan pengalaman belajar yang disajikan pada keterampilan proses maka siswa
dapat memecahkan suatu masalah dan tidak bersifat verbalisme.
Conny Semiawan, dkk. Merinci alasan yang melandasi perlunya
diterapakan keterampilan proses dalam kegiatan belajar-mengajar yang dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Semakin pesatnya ilmu pengetahuan membuat guru tidak lagi
memungkinkan untuk mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
Untuk mengatasinya pendekatan keterampilan proses perlu digunakan agar
siswa tidak tergantung kepada guru.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Anak-anak sebenarnya mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak
apabila disertai dengan contoh-contoh konkrit dan wajar yaitu mereka
mempraktekan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan
terhadap kenyataan fisik, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep sendiri.
3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen,
penemuannya bersifat relatif. Jika kita hendak menanamkan sikap ilmiah
pada diri anak, maka anak perlu dilatih kemungkinan-kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah. Dengan kata lain anak harus dibina dan
bertindak kreatif.
4. Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
(Ulfa, S. M 2008 : 4).
Berdasarkan pandangan diatas, bahwa menyajikan pembelajaran dengan
menerapkan keterampilan proses akan membentuk siswa yang aktif, kreatif,
berfikir kritis dan dapat membentuk sikap sebagai warga negara yang baik.
2. Tahapan Pendekatan Keterampilan Proses
Menurur Gega (Karli, H. dan Yuliartiningsih, M.S 2002 : 122) “aspek-
aspek yang harus dikembangakan dalam keterampilan proses meliputi :
pangamatan, pengklasifikasian, pengukuran, identifikasi, dan pengendalian
variable, perumusan hipotesis, perancangan, eksperimen dan pengkomunikasian
hasil eksperimen”.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun tahapan-tahapan dalam pendekatan keterampilan proses meliputi :
Table 2.1 Tahapan-tahapan dan ciri aktivitas
Keterampilan Proses Ciri Aktivitas
1. Observasi (Mengamati) Menggambarkan alat indera sebanyak
mungkin, mengumpulkan fakta yang relevan
dan memadai
2. Klasifikasi (menggolongkan) Mencari perbedaan, mengontraskan, mencari
kesamaan, membandingkan, mencari dasar
penggolongan.
3. Aplikasi konsep (menerapkan
konsep)
Menghitung, menjelaskan peristiwa,
menetapkan konsep yang dipelajari pada
situasi baru
4. Interprestasi (menafsirkan) Mencatat hasil pengamatan, menghubungkan
hasil pengamatan dan membuat kesimpulan
5. Mengunakan alat Berlatih menggunakan alat/bahan,
menjelaskan, mengapa dan bagaimana alat
digunakan
6. Eksperiment (merencanakan
dan melakukan percobaan)
Menentukan alat dan bahan yang diunakan,
menentukan variable, menentukan bagaimana
data yang diolah dan disimpulkan
7. Mengkomunikasikan Membaca grafik, table atau diagram,
menjelaskan hasil percobaan,mendiskusikan
hasil percobaan dan menyampaikan hasil
secara sistematik.
8. Mengajukan pertanyaan Bertanya, meminta penjelasan, bertanya
tentang latar belakang hipotesis
Sumber : Modifikasi dari Hadiat, “Keterampilan Proses Sains”, Beberapa topic
penataran guru (Jakarta : PTK Depdikbud, 1988), H. 29-30
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan tahapan tersebut maka pelaksanaan pendekatan keterampilan
proses dapat efektif. Keterlibatan siswa dalam kegiatan yang kreatif dapat
meningkatkan kreativitas sesuai yang diharapkan. Pada keterampilan proses
melatih gerak fisisk seperti tangan yang mengotak-atik suatu benda. Keterlibatan
siswa dalam interaksi saat pembelajaran dan menjadikan siswa aktif.
Keterampilan proses dianggap sangat penting untuk pembelajarn IPA dengan
alasan yang dikemukakan oleh Harlen dan Carvio (Ulfa S. M 2008 : 32)
1. Pengujian ide-ide berhubungan erat dengan penggunaan keterampilan
proses.
2. Pengembangan pemahaman IPA tergantunag kepada kemampuan
melakukan keterampilan proses dalam perilaku ilmiah.
3. Keterampilan proses memiliki peranan besar dalam mengembangkan
konsep-konsep ilmiah.
4. Mengetahui IPA tidak hanya sekedar mengetahui materi ke-IPA an tetapi
trekait pula dengan prosedur pengumpulan fakta dan menghubungkan
fakta untuk membuat suatu interpretasi.
5. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang
hayat, dapat digunakan untuk belajar berbagai ilmu dan dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan keterampilan proses merupakan salah satu upaya untuk
memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Materi pelajaran akan lebih
mudah dikuasai dan dihayati oleh siswa bila siswa sendiri mengalami peristiwa
belajar tersebut. Selain itu Usman, U. M. (1993 : 78) mengemukakan bahwa
tujuan pendekatan keterampilan proses sebagai berikut :
a. Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan
proses ini siswa dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam
belajar.
b. Untuk memeperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa
karena hakekatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep
tersebut.
c. Untuk mengembangkan pengetahuan teori dan kenyataan hidup di
masyarakat sehingga antara teori dan kenyataan hidup akan serasi.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di
dalam masyarakat sebab siswa telah dilatih untuk berfikir logis dalam
memecahkan masalah.
e. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa
kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai problemkehidupan.
3. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses
a. Kelebihan
1) Memberikan bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat
penting untuk mengembangkan pengetahuan dan masa depan.
2) Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan
keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.
3) Pendekatan keterampilan proses mengantarkan siswa untuk belajar
ilmu pengetahuan baik sebagai proses maupun sebagai produk.
4) Dalam pendekatan keterampilan proses siswa tidak hanya belajar dari
guru, tetapi siswa juga belajar dari temannya dan dari manusia-
manusia sumber di luar sekolah.
b. Kelemahan
1) Memerlukan banyak waktu, sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan
bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum.
2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga semua
sekolah tidak dapat menyediakannya.
3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesa, merencanakan suatu
percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang
sulit, tidak semua siswa mampu melaksanaknnya.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Teori Belajar yang Mendukung Pendekatan Keterampilan Proses
Proses pembelajaran dalam pendekatan keterampilan proses harus
memperhatikan karakteristik siswa SD yang masih berada pada tahap operasional
konkrit, melalui tahap-tahap pembelajaran yang sistematis, sesuai pendapat para
ahli adalah sebagai berikut :
1. Teori Piaget
Menurut Piaget (Dahar, 1996 : 154) “siswa 7 – 11 tahun berada pada tahap
operasional konkrit, tahap ini merupakan tahap permulaan berfikir rasional. Ini
berarti siswa memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada
masalah yang bersifat konkrit”.Hal ini terjadi karena pemikiran siswa terjadi
pada benda konkrit atau nyata, dapat dilihat, diraba, atau rasa dari suatu benda,
lingkungan, atau peristiwa.Piaget menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan siswa.
Pendekatan keterampilan proses menekankan pada pembelajaran yang berpusat
pada siswa.
2. Teori Bruner
Belajar menurut Bruner (Dahar, 1996 : 101) melibatkan tiga proses yang
berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah :
a. Memperoleh informasi baru
Informasi baru merupakan penghalusan dari informasi yang dimiliki
seseorang sebelumnya atau informasi itu dapat bersifat sedemikian rupa
sehingga berlawanan dengan informasi sebelum yang dimiliki seseorang.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Tranformasi Informasi
Tranformasi informasi merupakan tranformasi pengetahuan seseorang
dimana ia memeperlakukan pengetahuan awalnya agar cocok atau sesuai
dengan tugas baru. Transformasi merupakan suatu cara kita
memperlakukan pengetahuan dengan cara ekstrapolasi atau mengubah data
menjadi bentuk lain.
c. Mengkaji relevansi dan ketepatan pengetahuan merupakan pengujian
terhadp kesesuaian informasi baru dengan pengetahuan-pengetahuan yang
dimiliki melalui percobaan-percobaan.
Pendapat Bruner tersebut diatas menunjukan dengan jelas bahwa
ketiga proses tersebut sangat erat kaitannya dengan pendekatan
keterampilan proses, karena proses untuk memperoleh informasi baru
memerlukan keterampilan mengamati suatu objek. Sedangkan proses
transformasi menuntut siswa memiliki keterampilan berkomunikasi dan
mengkomunikasikan. Begitu juga dengan proses menguji relevansi dan
ketepatan pengetahuan menuntut siswa agar memiliki keterampilan
melakukan percobaan untuk menguji suatu konsep IPA, keterampilan
mengelompokan, serta keterampilan menggunakan alat, bahan dan sumber
belajar yang berkaitan dengan konsep yang dipelajarinya.
3. Teori Gagne
Menurut Gagne (Dahar, 1996 : 140) “sikap merupakan pembawaan
yang dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
benda-benda, kejadian-kejadian atau makhluk hidup lainnya”. Berdasarkan
pendapat diatas bahwa pembelajaran sikap sanagat berkaitan dengan
pembelajaran IPA yang mempelajari benda-benda, kejadian/peristiwa dan
makhluk hidup lainnya.
4. Teori Ausubel
Menutut Ausubel (Dahar, 1996 : 112) mengenai “belajar bermakna
merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep
yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang”. Makna
yang terkandung dalam pendapat di atas. Ketika siswa memperoleh
seseuatu sebenarnya ia telah memiliki pengetahuan awal yang telah
dipelajarinya sebagai pembangun gagasan baru. Guru berperan sebagai
fasilitator yang membimbing siswa untuk membangun gagasan atau
pengetahuan baru apabila pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan
dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
5. Teori taksonomi bloom
Bloom (2010) mengelompokan ranah yang melekat pada diri siswa
menjadi tiga ranah yaitu C1 (kognitif), C2 (afektif), dan C3
(psikomotorik). Ranah kognitif merujuk potensi subjek belajar meliputi
kecerdasan atau intelektualitasnya, seperti pengetahuan yang dikuasai
maupun cara berfikir. Ranah afektif mencakup kemampuan yang meliputi
aspek perasaan dan emosi seperti minat dan motivasi, sedangkan ranah
psikomotorik mencakup kemampuan yang meliputi keterampilan fisik
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu seperti keterampilan
dalam bidang olah raga dan sebagainya.
Minat belajar menurut Bloom diklasifikasikan kedalam ranah
afektif, ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai.Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi dan nilai.Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan
kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti :
a. Perhatiannya terhadap mata pelajaran IPA
b. Kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran IPA di sekolah
c. Motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran
IPA yang di terimanya
d. Penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru dan sebagainya.
F. Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya dengan Pendekatan
Keterampilan Proses
Pembelajaran konsep energi dan perubahnnya dengan mengunakan
pendekatan keterampilan proses terdiri dari beberapa langkah. Langkah-langkah
yang perlu dilakukan adalah :
1. Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran
yaitu:
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Analisis Kurikulum Berbasis Kompetensi
Analisis kuriulum bertujuan untuk mengetahui kompetensi dasar,
indicator dan minat belajar siswa yang akan disajikan sehingga
memudahkan untuk menentukan metode, pendekatan, media, dan alat
peraga serta strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
IPA.
b. Pengembangan Materi
Dalam persiapan pembelajran konsep energi dan perubahannya, yang
harus dilakukan adalah membuat rencana pembelajaran tentang
energi.Selanjutnya melakukan pengembangan materi energi.
c. Menentukan pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran harus sesuai dan
mengacu pada metode yang digunakan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Pendekatan yang tepat digunakan dalam pembelajaran IPA
tentang konsep energi dan perubahannya adalah pendekatan
keterampilan proses, karena dengan menggunakan pendekatan ini
mencakup penerapan keterampilan-keterampilan yang dapat
menunjang keberhasilan tujuan pe,mbelajaranyang diharapkan. Sejalan
dengan pendapat Gega (Karli dan Yuliartiningsih, 2002 : 122) melalui
keterampilan proses sebagaimana yang dialami para ilmuwan dalam
usaha memecahkan misteri-misteri alam.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Menentukan Metode
Menentukan metode yangakan digunakan dalam pembeljaran IPA
harus sesuai dan tepat sehingga dapat menunjang keberhasilan tujuan
pembelajaran yang diharapkan.Dalam pembelajaran energi, metode
yang tepat untuk digunakan adalah metode eksperimen, diskusi, Tanya
jawab dan penugasan.Karena metode ini memungkinkan siswa
memiliki pengetahuan dan keterampilan-keterampilan sesuai yang
diharapkan. Senada dengan pendapat Bruner (Dahar, 1996 : 103) agar
siswa-siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi secara aktif
dengan konsep-komsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan
untuk memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-
eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menentukan prinsip-
prinsip itu sendiri.
e. Menentukan Media dan Alat Peraga
Menggunakan media dan alat peraga dalam pelajaran adalah salah satu
cara untuk menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar. Selain
menunjang hidupnya proses pembelajaran juga memberikan
pengalaman belajar yang sangat berarti bagi siswa. Maka untuk itu
dalam pembelajaran konsep energi dan perubahannya menggunakan
metode eksperimen, diskusi, Tanya jawab, dan penugasan
menggunakan media dan alat peraga seperti benda-benda elektronik
dan lingkungan alam sekitar.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Pelaksanaan
Setelah rencana pembelajaran dibuat, ini dijadikan pedoman
pelaksanaannya. Pelaksanaan pembelajaran konsep energi dan
perubahannya dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses
langkah-langkahnya sebagi berikut :
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan siswa kedalam
pembelajaran yang kondusif. Guru memperlihatkan model, untuk
menarik perhatian siswa dan memberikan beberapa pertanyaan kepada
siswa untuk menggali pengetahuan awal siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan puncak jalannya kegiatan proses
pembelajaran, karena dengan kegiatan ini keaktifan pembalajaran
berpusat kepada siswa. Dalam kegiatan inti ini, prosesnya adalah guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi dan
melakukan eksperimen. Masing-masing kelompok ditugaskan oleh guru
untuk menyiapkan alat-alat yang akan digunakan pada saat eksperimen
di bangku kelompoknya masing-masing.
Pada waktu kegiatan eksperimen berlangsung, guru melakukan
pengamatan dan penilaian proses serta memberikan bimbingan ke setiap
kelompok yang mengalami masalah dan kesulitan. Siswa melakukan
tugas guru, hal yang dieksperimenkan, diamati dan didiskusikan dalam
kelompok.Setelah selesai, guru menugaskan pada perwakilan kelompok
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melaporkan hasil eksperimen pada diskusi serta mengambil kesimpulan
dari hasil kerja kelompok secara keseluruhan.
c. Kegiatan Akhir
DalamKegiatan akhir ini dilakukan evaluasi secara individu untuk
mengetahui sejauh mana yang diperoleh siswsa dalam pembelajaran.
d. Penutup
Setelah evaluasi dilaksanakan, guru memberi tugas kepada siswa
untuk mencari dan melakukan percobaan-percobaan tentang benda-
benda lain di rumah sebagai tindak lanjut dari pembelajaran ini.
1. Konsep Dasar Energi dan Perubahannya
Energi dapat disebut juga tenaga.Energi adalah kemampuan melakukan
usaha.Usaha yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
perubahan.Energi dapat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari Energi tidsk
dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan.Di alam ini tidak ada makhluk
yang dapat menciptakan dan memusnahkan enargi.Energi bermacam-macam
diantaranya, energi panas (kalor), energi bunyi.
1. Energi panas dan sifatnya
a. Sumber energi panas
1) Sumber energi panas karena gesekan benda
Gambar 2.1 Sumber energi panas karena gesekan benda
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada zaman dahulu nenek moyang kita memperoleh api dengan cara
menggosok-gosokan batu dan kayu, apabila dua buah batu atau dua batang kayu
digesekan akan menghasilkan panas dan lama-kelamaan akan menimbulkan api.
Saat sekarang teknologi semakin canggih kita tidak memahami kesukaran lagi
untuk memperoleh api, apabila benda tersebut digesekan maka dengan mudah
akan mengeluarkan api.
Lebih canggih lagi sekarang sudah banyak yang menggunakan kompor gas,
cukup dengan memutar tombol kompor gas, api akan menyala sudah tidak perlu
lagi geretan atau korek api.
2) Sumber Energi Panas Matahari
Gambar 2.2 sumber energi panas matahari
Matahari adalah sumber energi panas yang paling penting bagi makhluk
hidup.Contohnya energi panas matahari dapat membantu tumbuhan untuk
berfotosintesis.Hasil dari fotosintesis oleh tumbuhan disimpan pada daun, buah,
batangdan umbi.Selanjutnya tumbuhan itu dimanfaatkan oleh manusia dan hewan
sebagai salah satu sumber energi.
Dengan teknologi yang lebih maju, energy matahari diproses dan digunakan
untuk keperluan sehari-hari, seperti memeperoleh air panas, penerangan, bahkan
sudah ada kendaraan yang menggunakan energi (panas) matahari.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Pepindahan panas
Panas dapat berpindah dengan cara radiasai, konveksi, dan konduksi
1) Radiasi (pancaran)
Gambar 2.3 Perpindahan panas dengan cara radiasi
Pancaran panas yang tidak memerlukan zat perantara disebut radiasi.
Contohnya pancaran cahaya matahari, pancaran tungku api atau pancaran api
unggun ketikan sedang berkemah. Pancaran dari lampu petromak atau lampu
listrik yang beryegangan tinggi.
2) Konveksi atau aliran
Gambar 2.4 Perpindahan panas dengan cara konveksi
Proses perpindahan panas melalui aliran zat disebut konveksi. Konveksi dapat
tertjadi pada zat cair dan gas. Contohnya air didalam panic mendidih karena
berada diatas kompor yang menyala, telur ayam, digoreng di kuali menjadi masak
karena berada diatas kompor yang menyala.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Konduksi atau hantaran
Gambar 2.5 Perpindahan panas dengan cara konduksi
Perpindahan panas melalui benda padat dengan merambat. Contohnya ujung
sendok terasa panas ketika digunakan untuk mengaduk air the panas.
c. Konduktor dan Isolator
Benda ada yang terbuat dari kayu, plastic dan logam seperti aluminium, besi,
baja dan seng.Benda-benda tersebut ada yang menghantarkan panas ada pula yang
tidak dapat menghantarkan panas.
Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik terbuat dari logam
disebut knduktor yaitu aluminum, besi, baja dan seng.Benda yang tidak dapat
menghantarkan panas disebut isolator yaitu kayu, dan plastic.
2. Energi bunyi dan sifatnya
Bunyi-bunyi atau suara-suara yang kita dengar berbeda-beda, ada yang
bernada rendah, sedang dan tinggi.Bunyi ada yang menyenangkan da nada pula
yang tidak menyenangkan.Bunyi dapat dihasilkan oleh benda-benda yang
bergetar, benda-benda yang tidak dapat menghasilkan bunyi disebut sumber
bunyi, sumber bunyi itu mempunyai energi.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Sumber energy Bunyi
Gambar 2.6 sumber Energi Bunyi
Alat-alat musik akan mengeluarkan bunyi jika dimainkan. Contohnya gitar
akan berbunyi apabila dawainya atau senarnya dipetik. Berarti sumber bunyi
pada gitar terletak pada dawai atau gitar, ketika dawai dipetik dawai ini akan
bergetar, begitu pula yang berbunyi bila dipukul. Seruling berbunyi bila
ditiup.Semua getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber
bunyi.Getaran bunyi merambat ke segala arah sebagai gelombang, mirip
seperti gelombang air.Makin jauh dari sumber bunyi, bunyi terdengar semakin
lemah.
Satu kali gerak ke atas dan bawah disebut satu getaran.Banyak getaran
yang terjadi dalam satu detik disebut kekerapan atau frekwensi.Bunyi yang
frekwensinya teratur disebut nada, yang frekwensinya tidak teratur disebut
desah.
Bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia adalah bunyi yang jumlah
getarannya 20 – 20.000 per detik.Bunyi yang jumlah getarannya 20 – 20.000
per detik disebut audiosonik, getaran yang lebih dari 20.000 disebut
ultrasonic.Bunyi ultrasonik hanya dapat di dengar oleh hewan tertentu
misalnya lumba-lumba dan kelelawar.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Perambatan Bunyi
Agar bunyi atau suara itu sampai pada telinga kita di butuhkan zat perantara
melalui perambatan. Bunyi dapat merambat dari sumber bnyi ke tempat lain
melalui media. Media perambatan bunyi adalah benda padat, benda cair dan benda
gas.
1) Bunyi merambat melalui benda padat
Gambar 2.7 Bunyi merambat melalui benda padat
Kecepatan perambatan bunyi melalui berbagai jenis benda tidak sama, bunyi
yang merambat melalui benda padat lebih cepat terdengar daripada merambat
melalui banda cair atau benda gas. Kecepatan [erambatan bunyi disebut juga cepat
rambat bunyi.Cepat rambat bunyi pada besi atau baja kira-kira 60.000 per detik.
2) Bunyi merambat melalui benda cair
Gambar 2.8 Bunyi merambat melalui benda cair
Perambatan bunyi melali benda cair dapat dimanfaatkan manusia untuk
mencari sesuatu yang berada di dalam air misalnya di dasar laut.Paul Langevin
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
membuat alat bernama sonar, sonar menggunakan bunyi yang dipantulkan untuk
mengetahui posisi suatu benda atau menghitung kedalaman air laut.
3) Bunyi merambat melalui benda gas
Gambar 2.9 Bunyi merambat melalui benda gas
Contoh benda gasa adalah udara. Pada saat hujan, kita sering mendengar
bunyi guntur. Bunyi guntur dapat kita dengar karena ada udara.
Demikian pula pada lonceng, bila dipukul lonceng akan bergetar. Ketika
lonceng bergetar, getaran lonceng menyebabkan tekanan ini terus berpindah
melalui tumbukan bagian-bagian kecil (molekul) udara.Dengan demikian,
gelombang bunyi merambat dari lonceng ke segala penjuru sehingga terdengar
dari berbagai arah.
c. Pemantulan dan penyerapan bunyi
Bunyi dapat dipantulkan dan diserap.
1. Pemantulan Bunyi
Sebuah bola yang dilempar ke dinding yang keras akan mengalami
pemantulan. Demikian pula dengan bunyi, bunyi dapat memantul.Pemantulan
bunyi terjadi apabila bunyi tersebut dalam perambatan dihalangi pleh benda
yang permukaannya keras.Benda keras dapat berupa batu, kayu, besi, seng,
kaca dan sebagainya.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.1) Bunyi pantul yang memperkeras bunyi asli
Jika jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul dekat, maka bunyi
pantul terdengar hampir bersamaan dengan bunyi aslinya sehingga
akanmemperkeras suara asli.Misalnya, bila kita berbicara dalam kamar kosong
yang tertutup.
1.2) Gaung dan kedam
Dinding pemantul pada jarak yang lebih jauh dari sumber bunyi
menyebabkan hanya bunyi pantul tiba bersamaan dengan bunyi asli sehingga
suara tidak terdengar jelas.
Bunyi pantul yang hanya sebagian tiba bersamaan dengan bunyi asli
sehingga bunyi asli tidak terdengar jelas disebut gaum atau kedam. Misalnya
bunyi yang terengar dari pengeras suara yang menggunakan eho.
1.3) Gema
Apabila kita berdiri diantara tebing kemudian berteriak, maka suara yang
kita keluarkan itu akan merambat melalui dinding uadara ke dinding tebing. Bunyi
itu dipantulkan oleh dinding tebing yang atu kemudian bunyi pantul itu mengenai
dinding yang lain maka terjadi gema. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar
lengkap sesudah bunyi asli, gema sering terjadi di gua-gua, lembah-lembah dan
bukit-bukit yang jaraknya jauh dan permukaanya keras dan rapat.
Bunyi pantul dapat bermanfaat bagi kita, misalnya gema dapat digunakan
untuk mengukur kedalaman laut.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Penyerapan Bunyi
Selain dapat dipantulkan bunyi juga dapat diserap.Benda-benda yang apat
menyerap bunyi adalah benda yang permukaannya lunak, benda yang demikian
disebut peredam bunyi, misalnya karet, karpet, goni, kertas, kain, busa, spon dan
wol.Benda-bena tersebut dapat digunakan untuk menghindari terjadinya gaung
atau kedam.
Dinding dan langit-langit gedung pertemuan, gedung bioskop dan studio
rekaman dilapisi dengan bahan-bahan tersebut supaya terjadi gaung atau kedam.
G. Penelitian yang Relevan
Pelaksanaan penyusunan skripsi yang berjudul “ Upaya Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Keterampilan
Proses”. Peneliti melakukan kegiatan diantaranya mengadakan observasi
terhadap subjek maupun objek yang akan dijadikan penelitian. Selain itu peneliti
melakukan studi pustaka untuk mencari teori-teori yang relevan yang dapat
menunjang pelaksanaan penelitian ini. Karena teori-teori yang dikemukakan oleh
para pakar pendidikan sangat membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi
ini. Dalam studi pustaka, penulis menemukan hasil penelitian yang dilakukan
para peneliti terlebih dahulu diantaranya :
1. Penelitian terhadap pembelajaran melalui keterampilan proses telah dilakukan
oleh Yasbatin (2005),pada pembelajaran sains di sekolah dasar. Judul
penelitian yang diambil yaitu “ Pengembangan Keterampilan Proses Sains
Melalui Metode Siklus BElajar Untuk Siswa KElas V Sekolah Dasar”. Hasil
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
belajar melalui implementasi model pembelajaran siklus belajar dengan
metode penelitian kelas eksperimen menujukkan bahwa model yang
diimplementasikan lebih cocok untuk meningkatkan penguasaan konsep sains
melalui kegiatan keterampilan proses untuk siswa kategori IQ tinggi, sedang
dan kategori rendah.
2. Penelitian terhadap pembelajaran melalui keterampilan proses juga telah
dilakukan oleh Imas Sumirah (2003), pada pembelajaran sains di Sekolah
Dasar. Judul penelitian yang diambil yaitu “ Penerpan Pendekatan
Keterampilan Proses dalam Pemeblajaran IPA tentang Konsep Utama
Melalui Eksperimen untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”. Imas
Sumirah menyimpulkan bahwa :
a. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses
melalui eksperimen dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menggunakan alat.
b. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses
melalui eksperimen dapat mengembangkan sikap siswa dalam kerja sama
dan ketekukan dalam melakukan eksperimen.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu