bab ii tinjauan umum terhadap janin dan aborsi a. …

23
20 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. JANIN 1. Pengertian Janin Dalam literatur fiqih, konsep janin terbagi menjadi dua yaitu keterangan secara etimologi (bahasa) dan penjelasan mengenai terminologi (istilah). Menurut Muhammad Syafiqul Janin berasal dari kata al-ijnān, al-ijtinān, yang berarti tertutupi atau tersembunyi. Janin memang tertutupi dan tersembunyi dalam rahim ibunya atau sesuatu yang berada di dalam rahim. Janin berarti anak yang masih di dalam kandungan ibunya, karena ia masih tersembunyi di sana. Bentuk Jamaknya adalah ajinnah dan ajnan, yang diambil dari kata janna yang artinya menutupi diri. 1 Janin atau fetus adalah mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran. Dalam bahasa latin, fetus secara harfiah dapat diartikan “berisi bibit muda, mengandung”. Pada manusia, janin berkembang pada akhir minggu kedelapan kehamilan , sewaktu struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga kelahiran. Janin disebut juga calon bayi. 2 Istilah janin dalam Bahasa Arab secara harfiah berarti sesuatu yang diselubungi atau ditutupi. Dari arti tersebut memiliki makna bahwa janin berada pada 1 Muhammad Syafiqul Anam, Fiqh Kehamilan, (Jawa Timur : Darul Hikmah, 2011), hlm. 64. 2 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Janin

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

20

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI

A. JANIN

1. Pengertian Janin

Dalam literatur fiqih, konsep janin terbagi menjadi dua yaitu keterangan

secara etimologi (bahasa) dan penjelasan mengenai terminologi (istilah).

Menurut Muhammad Syafiqul Janin berasal dari kata al-ijnān, al-ijtinān, yang

berarti tertutupi atau tersembunyi. Janin memang tertutupi dan tersembunyi dalam

rahim ibunya atau sesuatu yang berada di dalam rahim. Janin berarti anak yang masih

di dalam kandungan ibunya, karena ia masih tersembunyi di sana. Bentuk Jamaknya

adalah ajinnah dan ajnan, yang diambil dari kata janna yang artinya menutupi diri.1

Janin atau fetus adalah mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan

sebelum kelahiran. Dalam bahasa latin, fetus secara harfiah dapat diartikan “berisi

bibit muda, mengandung”. Pada manusia, janin berkembang pada akhir minggu

kedelapan kehamilan , sewaktu struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga

kelahiran. Janin disebut juga calon bayi.2

Istilah janin dalam Bahasa Arab secara harfiah berarti sesuatu yang

diselubungi atau ditutupi. Dari arti tersebut memiliki makna bahwa janin berada pada

1 Muhammad Syafiqul Anam, Fiqh Kehamilan, (Jawa Timur : Darul Hikmah, 2011), hlm. 64.

2 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Janin

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

21

tempat terselubung dan terbentuk disana, yakni dalam rahim seorang wanita dari saat

pembuahan sampai pada masa kelahiran.

Janin berarti kandungan yang masih di dalam perut ibu. Pengertian ini juga

meliputi fase sebelum maupun penciptaan manusia. Menurut al-Hafidz Ibnu Hajar :

“Janin adalah bobot besar yang dikandung wanita hamil di dalam perutnya. Disebut

janin karena keberadaannya yang masih tersembunyi. Jika janin itu keluar dalam

keadaan hidup, ia disebut walad (anak). Namun jika ia keluar dalam keadaan matu,

maka ia disebut siqht, artinya keguguran”.3

Dari berbagai definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan janin adalah bibit muda atau calon bayi yang tersembunyi di dalam rahim ibu

dan sedang dalam proses tumbuh hingga kelahiran.

2. Konsep Janin Menurut Ulama

Salah satu ulama yang mendefinisikan janin secara rinci dapat dilihat dalam

pendapat Imam Syafi‟i yaitu yang dapat disebut janin pada kehamilan adalah ketika

tahap gumpalan daging (al-mudghah) dan sesuatu yang melekat pada rahim (al-

‘alaqah).4 Pada tahap ini janin dapat disebut sebagai generasi manusia karena telah

memiliki anggota tubuh seperti jari-jari tangan atau kuku, mata, dan segala sesuatu

3 Ibid.

4 Dalam pendapat ini, yang akan dibahas kemudian bahwa pendapat Imam As-Syafi‟I lebih

mendekati pada definisi kedokteran, yang menegaskan bahwa janin bukanlah seorang anak

sebagaimana definisi dari ulama lainnya.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

22

yang sejenis dengan itu.5 Artinya, setelah tahap alaqah janin dikategorikan telah

sempurna.

Namun yang menarik dari pendapat Imam Syafi‟I tentang janin tersebut,

ternyata mendekati dengan pengetahuan dokter, yakni ada batasan yang jelas yaitu

tahap “mudghah dan alaqah” atau sekitar delapan minggu baru disebut janin. Karena

janin masih berupa proses pembentukan calon anak dan belum menjadi anak.6

Mengacu pada pesan nash mengenai penciptaan manusia yang mengandung

dua unsur antara lain fisik dan roh, konsep manusia menjadi satu studi menarik dikaji

secara ilmiah. Ketika Allah menciptakan unsur baru ke dalam janin berupa roh, pada

ranah inilah yang kemudian menjadi suatu pendekatan baik pada ranah fiqih maupun

sains. Berita penipuan roh dalam hal ini adalah berdasarkan berita yang disampaikan

melalui wahyu kepada Rasulullah SAW, yang sampai kepada kita bahwa roh itu

ditiupkan ke dalam janin setelah berusia seratus dua puluh hari, yaitu hari

pembentukan janin yang sempurna.7

Kemudian pada penciptaan fisik inilah proses perkembangan janin dapat

dideteksi dengan peralatan kedokteran secara ilmiah. Seandainya Allah tidak

menjelaskan melalui nash-nash-Nya tentu masalah keterkaitan antara roh dan jasad

ini menjadi masalah gaib yang tidak diketahui manusia. Konsep roh tidak

menampakkan materi berupa fisik dan tidak pula dapat diinderakan melalui peralatan

5 Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan,

(Jakarta: Kompas, 2006), hlm. 24. 6 Ibid, hlm. 25.

7 Husein Muhammad, Aborsi dalam Perspektif Fikih Kontemporer, (Jakarta: PP Fatayat),

2001, hlm. 11.

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

23

tertentu, dan tidak ada satu alat pun yang sanggup mendeteksinya sekalipun berupa

indikasi, karena di luar jangkauan kemampuan manusia dan merupakan rahasia Allah

SWT, namun faktanya ada dan dapat dirasakan.

3. Tahap Penciptaan Janin Manusia

Al-Quran mengisahkan bahwa manusia merupakan representasi Tuhan di

Bumi karena manusia mengemban misi yang amat mulia sebagai makhluk, yaitu

menjaga dan melestarikan bumi beserta isinya.8 Dengan mengemban misi yang amat

mulia, maka manusia diciptakan dalam bentuknya yang paling sempurna. Bentuk

yang paling sempurna, digambarkan Al-Quran sebagaimana terangkum dalam ayat-

ayat yang menceritakan proses penciptaan manusia, yang menyebut tempat-tempat

dan mekanisme reproduksi.9

Di dalam al-Quran banyak diterangkan bagaimana proses pertumbuhan dan

perkembangan manusia dalam proses penciptaan atau pertumbuhan dan

perkembangannya di dalam dalam masa janin. Sebagaimana yang dijelaskan dalam

al-Quran surah Ali-Imram (3): 6 bahwa semua proses itu terjadi selama dalam rahim

yang disebut sebagai kehamilan. Lebih detail Allah SWT menerangkan di dalam

surah Al-mukminun (23): 12-15 dan 67, serta Al-Hajj (22): 5, yang menjelaskan

bahwa ada tahapan-tahapan dari proses kejadian manusia itu.10

8 Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2006), hlm. 15. 9 H. Hamdani Jamil, Aborsi dalam Perspektif Islam, (Makalah, Tahun 1999), hlm 6.

10 Dr. Hardisman, Pengantar Kesehatan Reproduksi, Seksiologi dan Embriologi (dalam

Kajian Ilmu Kedokteran dan Al-Quran), (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2014), hlm. 90.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

24

Sebuah janin yang berasal dari sel sperma pria dan sel telur wanita yang

bertemu setelah itu akan mengalami perkembangan. Adapun sesuai dengan firman

Allah bahwa hanya Allah Yang Maha Mengetahui apa yang terjadi di dalam rahim

ibu, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kita bisa mengetahui bagaimana

perkembangan janin yang berada di rahim ibu. Adapun perkembangan janin yang ada

di dalam rahim ibu mempunyai beberapa fase perkembangan, yaitu:

a. Manusia Diciptakan dari Saripati Tanah

Al-Qur‟an menjelaskan kejadian manusia pertama kali merujuk pada

tanah. Kata tanah sebagai awal kejadian manusia dapat dilihat pada ayat-ayat

berikut:

سبى هي طيي (1 الذي أحسي كل شيء خلق وثدأ خلق ال11

سبى هي سللخ هي طيي (2 ولقد خلقب ال12

ت (3 ن في ريت هي الجعث فإب خلقبكن هي تزاة يب أيهب البس إى ك13

Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya yang berasal dari tanah. Tanah merupakan unsur

terpenting yang melengkapi susunan tubuh manusia. Dari unsur tanah ini, proses

penciptaan manusia berlanjut tahap demi tahap.

Ketika Al-Quran menyebutkan bahwa kejadian manusia berasal dari

saripati tanah, bukan berarti setiap penciptaan manusia berhubungan secara

11 Q.S. As-Sajadah (32): 7. 12 Q.S. Al-Mukminun (23): 12. 13 Q.S. Al-Hajj (22): 5.

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

25

langsung dengan tanah sebagai bahan pokok penciptaan, tetapi tanah dengan

melalui proses yaitu dengan memperhatikan bumi dimana mayat-mayat yang

dipendam di dalamnya, yang seiring dengan waktu akan menghancurkan organ-

organ tubuh manusia, yang kemudian dengan tanah itu pula menumbuhkan

tanaman-tanaman yang akan dimakan oleh manusia yang masih hidup, dan

manfaat lainnya yang dapat digunakan oleh makhluk hidup lainnya.14

b. Pertemuan antara Sperma dan Ovum (Nutfah)

Dalam Al-Quran proses ini dikatakan sebagai proses nutfahs amsyaj,

yang dapat dipahami dari firman Allah berikut :

فجعلب سويعب ثصيزا سبى هي طفخ أهشبج جتلي إب خلقب ال15

Pada ayat di atas Allah mengatakan bahwa telah menciptakan manusia

dari setetes mani yang bercampur. “Amsyāj” dalam ayat tersebut berarti

percampuran antara sperma laki-laki dan ovum perempuan dalam rahim. Inilah

yang oleh para mufassir disebut sebagai nutfah.16

Sehingga dapat disimpulan

apabila belum terjadi percampuran antara sperma laki-laki dan ovum perempuan,

maka belum disebut nutfah.

14 Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi (Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan),

(Jakarta: Kompas, 2006), hlm. 17 15 Q.S. Al-Insān (76): 2. 16 Maria Ulfah Anshor. Op. Cit.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

26

c. Menjadi Segumpal Darah (‘Alaqah)

Fase ‘alaqah ini terjadi pada minggu kedua atau disebut juga dengan

periode darah, dapat dilihat pada ayat yang menyatakan bahwa nutfah menjadi

segumpal darah lalu Allah menyempurnakannya, sebagai berikut: 17

ي ثن كبى علقخ فخلق فسى18

Para ulama tafsir mendifinisikan al-alaqah dengan segumpal darah (al-

dam al-jāmid). Sayid Quthub menjelaskan bahwa peralihan dari al-nutthfah ke

al-alaqah terjadi ketika sperma bercampur dengan ovum dan melekat pada

dinding rahim berupa sel yang kecil yang memperoleh penghidupan dari darah

sang ibu.19

Pada ranah inilah para ahli tafsir mengartikan mukhallaqah sebagai

bentuk yang sempurna.20

Sedangkan ghairu mukhallaqah sebaliknya.21

d. Menjadi Segumpal Daging (Mudhghah)

Setelah proses ‘alaqah, sperma sampai di dinding rahim, selaput janin

pun mulai terbentuk, kemudian terentanglah tali pusar yang menghubungkan

bakal janin dengan sang ibu, untuk menerima makanan dari darah sang ibu. Di

sinilah fase gumpalan darah („alaqah) ini menjadi gumpalan daging

(mudhghah).22

17 Muhammad Safiqul Anam, Fiqh Kehamilan, (Jombang-JawaTimur: Darul Hikmah, 2011), hlm. 42. 18 Q.S. Al-Qiyāmah (75):38. 19 H. Hamdani Jamil, Aborsi dalam Perspektif Islam, (Makalah, Tahun 1999), hlm. 10. 20 Q.S. As-Sajdah (32): 9. 21 Q.S.Al-Hajj (22): 5. 22 Muhammad Safiqul Anam. Op. Cit, hlm. 43.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

27

ثن خلقب الطفخ علقخ فخلقب العلقخ هضغخ 23

Potongan ayat di atas mengatakan perkembangan selanjutnya pada

segumpal darah adalah menjadi segumpal daging, karena kata “mudhghah” pada

ayat tersbeut mengandung arti “segumpal daging”.24

Sayid Quthub menguraikan bahwa perpindahan dari tahap alaqah ke

mudgah terjadi saat sesuatu yang melekat berubah menjadi darah beku yang

bercampur.25

Sedangkan menurut Al-Hafidz Ibu Hajar berpendapat bahwa

mudhghah adalah segumpalan daging, disebut demikian karena ukurannya hanya

sebesar daging yang dikunyah.

e. Tulang Belulang yang Dibungkus Daging

Masa ini merupakan periode penting, sebab janin sangat rentan terhadap

faktor-faktor dari luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya misalnya

kasus salah bentuk. Pada fase ini, calon kaki dan tangan mulai muncul, lubang

mata mulai kelihatan, namun bentuk kepala masih terlihat besar dan ia masih

punya ekor. Jantung janin mulai terbentuk menjadi dua kamar (kanan dan kiri),

dan paru-paru serta saluran udara juga mulai muncul. Begitu pula usus dan

pankreas.26

Menurut Ibnu Qayyim fase ini merupakan fase ditentukannya

23 Q.S. Al-Mukminun (23): 14. 24 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya. 25 H. Hamdani Jamil, Op.cit, hlm. 11. 26 Muhammad Safiqul Anam, Fiqh Kehamilan, (Jombang-JawaTimur: Darul Hikmah, 2011), hlm. 44.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

28

anggota tubuh, bentuk, fostur, dan sifat-sifatnya. Dalam periode ini dikenal pula

dengan pengertian dari kata lain27

Periode tulang dan daging ini berdasarkan firman Allah yang menyatakan

dijadikannya tulang belulang yang lalu dibungkus dengan daging, yaitu surat Al-

Mukminun ayat 14.

فخلقب الوضغخ عظبهب فكسىب العظبم لحوب28

f. Kala Roh Ditiupkan

Periode pemberian ruh ini terjadi setelah 120 hari sejak permulaan hamil.

Periode ini adalah fase yang dimaksud dalam surat Al-Mukminun ayat 14, yang

menyatakan bahwa Allah menciptakan makhluk (janin) dalam bentuk lain yang

lebih baik.

شأب خل أحسي الخبلقييثن أ قب آخز فتجبرك الل

Dan dilanjutkan dengan ayat yang menyebutkan bahwa Allah menyempurnakan

janin dengan meniupkan ruh ke dalam tubuhnya, menjadikan pendengaran dan

penglihatan.

هي روح ا وفخ في وجعل لكن السوع والثصبر والفئدح قليل هب تشكزوىثن سى29

Proses perkembangan manusia yang diterangkan di dalam ayat al-Quran,

empat belas abad yang lalu dibuktikan oleh perkembangan ilmu kedokteran,

khususnya atau embriologi manusia yang merupakan ilmu yang mempelajari

27 Ibid, hlm. 45. 28 Q.S. Al-Mukminun (23) 14. 29

Q.S. Al-Sajadah (32): 9.

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

29

tentang perkembangan embrio (janin). Tahapan-tahapan pertumbuhan dan

perkembangan janin yang dijelaskan dalam Embriologi mengkonfirmasi ayat-

ayat al-Quran tersebut. Penjelasan dalam embriologi hanyalah menamakannya

dengan istilah dan sebutan yang berbeda.30

Demikian Al-Quran menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan janin di

dalam rahim seorang perempuan. Dari berbagai penjelasan dan teks Al-Quran

tersebut di atas dapat diketahui bahwa terdapat tahapan-tahapan dalam proses

kejadian manusia. Tahapan itu mulai dari ovum dan sel spermatozoa (nutfah), setelah

keduanya bercampur dalam proses pembuahan atau fertilisasi membentuk jaringan

baru (‘alaqah). Kemudian ia tertanam pada dinding rahim dalam proses implantasi,

yang disebut dalam al-Quran sebagai tempat yang kokoh. Selanjutnya berkembang

menjadi gumpalan daging yang tidak sempurna (mudghah), Selanjutnya tumbuhlah

cikal bakal organ-organ tubuh dan tulang-tulang, dan selanjutnya terbungkus dengan

daging yang sempurna. Pada saat itu tiba saatnya janin itu lahir ia telah terbentuk

sebagai anak manusia yang sempurna, lengkap dengan organ-organ tubuhnya.

4. Studi Sains atas Janin

Para dokter dan ahli kebidanan modern sanggup melihat secara rinci dan

mendalam proses setiap fase perkembangan janin hari demi hari, minggu demi

30

Dr. Hardisman, Pengantar Kesehatan Reproduksi, Seksiologi dan Embriologi (dalam

Kajian Ilmu Kedokteran dan Al-Quran), (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2014), hlm. 91.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

30

minggu, dan bulan demi bulan dengan menggunakan alat-alat yang canggih, seperti

ultrasonografi.

a. Masa Konsepsi

Eksplorasi penjelasan perkembangan janin sejak masa konsepsi yaitu

bersatunya ovum dengan sperma berkembang mengikuti tahapan dari satu sel

akan berkembang membentuk susunan jumlah 2-4-8 hingga seterusnya sampai

pada tahap blastokis yaitu nidasi,31

peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel

telur yang telah dibuahi ke dalam endometrium. Sel-sel yang membelah diri

disebut zygote.32

Dan masing-masing sel hasil pembuahan sel telur pada tahap

awal membutuhkan waktu selama 30 jam untuk ovulasi, yaitu proses pelepasan

sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium) menuju tuba fallopi untuk menunggu

dibuahi oleh sperma pria.

b. Embrio

Sel-sel (zigote) kemudian akan berkembang menjadi embrio sekitar pada

minggu pertama.33

Perkembangan embrio pada minggu kedua adalah

perkembangan yang disebut dengan blastocyst di mana dasar-dasar tubuh telah

terbentuk yang terdiri dari tiga lapisan tubuh utama berupa embrio, kantung

kuning telur, dan rongga amniotic (cairan ketuban). Dalam susunan embryoblast

terbagi lagi menjadi dua bagian lapisan yang pertama disebut dengan ectoderm

31 Prof. Dr. Gulardi H Wiknjosastro, Masalah Kehidupan dan Perkembangan Janin,

(Makalah, 2001), hlm. 8. 32 Dr. Med Ahmad Ramali, Kamus Kedokteran. (Jakarta: Djambatan, 1994), hlm. 330. 33 Prof. Dr. Gulardi H Wiknjosastro, Op.Cit.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

31

dan endoderm. Ectoderm adalah cikal bakal permukaan luar manusia, seperti

kulit, rambut, dan juga sistem syaraf. Sedangkan Endoderm adalah bagian yang

akan membentuk saluran pencernaan, cabang-cabang usus, hati, dan paru-paru.

Kedua lapisan tersebut pada tahap ini belum mempunyai isi, namun hanya

sebagai pembentuk jaringa-jaringan bayi yang sedang berkembang.34

Pada minggu pertama dan kedua ditandai dengan adanya gumpalan darah

kecil di permukaan dinding uterine. Pada minggu ketiga terjadi perubahan di

sekitar embrio yaitu trophoblast semakin menebal dan berongga karena

menghasilkan apa yang disebut dengan villi yang berbentuk jari.35

Pada saat

kehamilan mencapai minggu keempat hingga minggu ke delapan disebut sebagai

fase embrio. Pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan jaringan

yang lebih spesifik sebagai cikal-bakal pertumbuhan organ. Oleh karena itu, pada

tahap inilah munculnya kelainan atau kecacatan sangat tinggi. Berbeda halnya,

dengan minggu-minggu sebelumnya yang jika terdapat gangguan yang sangat

berarti maka dapat terjadi lepasnya jaringan pembentuk implantasi yang

mengikat hasil konsepsi pada endometrium sehingga terjadi keguguran

(abortus).36

34 Tony Smith, Pertolongan Pertama : Dokter di rumah Anda, (Jakarta : Dian Rakyat, 1995), hlm. 10. 35 Wendy Rose Neil, Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan, (Jakarta : Dian Rakyat, 1995), hlm. 6.

36 dr. Hardisman, Pengantar Kesehatan Reproduksi, Sosiologi, Dan Embriologi (dalam

Kajian Ilmu Kedokteran dan Al-Quran), (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2014), hlm. 92.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

32

Pada minggu kedelapan tubuh embrio mulai berbentuk yang bisa disebut

dengan fetus atau janin. Dengan panjang yang mencapai 3,5 cm.37

dengan

pertumbuhan kepala dan mata yang bertambah besar dan telah terbentuknya

pembuluh air mata, telinga, serta pergelangan dari kaki dan tangan. Meskipun

masih diselimuti oleh selaput tipis, namun jari-jari kaki dan tangan tampak

jelas.38

c. Janin (Fetus)

Setelah mulai dari minggu ke Sembilan atau memasuki bulan ketiga,

pertumbuhan embrio semakin cepat, periode ini disebut sebagai periode janin

(fetus). Pada saat ini hasil konsepsi sudah mulai terbentuk individu makhluk

hidup, yang berbeda pada masa sebelumnya dimana hasil konsepsi masih berupa

kumpalan-kumpalan lapisan sel yang belum terbentuk. Pada pertumbuhan dan

perkembangan sejak memasuki periode fetus tidak terjadi lagi perubahan struktur

dan letak lapisan jaringan yang berarti. Pada periode ini yang terjadi adalah

pertumbuhan masing-masing jaringan yang telah membentuk organ dan sistem

organ tertentu.39

Ketika usia kehamilan mencapai tahapan waktu 10 minggu maka embrio

dapat disebut dengan janin, dan baru pada tahap minggu ke-12 janin dikatakan

37 Ibid. hlm. 45. 38 Ibid, hlm. 42. 39 Ibid, hlm. 97.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

33

sempurna sebagai manusia.40

Oleh karena itu, biasanya janin yang pantas

dikatakan hidup setelah melewati masa 100 hari. Karena pada perkembangannya

setelah 20 minggu janin akan sangat cepat mengalami kemajuan.41

Proses perkembangan janin menurut Sains diatas dapat dillihat dan dipahami

dari gambar berikut ini :

Gambar 1 Pre-Embrionik

(http://rashidcintakanilahi.blogspot.co.id/2016/01/proses-kejadian-manusia-menurut-sains.html)

40 Prof. Dr. Gulardi H Wiknjosastro, Kesehatan Perempuan Akibat Reproduksi, (Jakarta:

Fatayat. 2001). 41 Wendy Rose Neil. Op. Cit, hlm. 71.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

34

Gambar 2 Embrionik

(http://rashidcintakanilahi.blogspot.co.id/2016/01/proses-kejadian-manusia-menurut-sains.html)

Gambar 3 Janin (Fetus)

(http://rashidcintakanilahi.blogspot.co.id/2016/01/proses-kejadian-manusia-menurut-sains.html)

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

35

B. ABORSI

1. Pengertian Aborsi

Aborsi diserap dari Bahasa Inggris yaitu abortion yang berasal dari bahasa

latin yang berarti pengguguran atau keguguran.42

Namun, aborsi dalam literatur fiqih

terbagi menjadi dua secara bahasa (etimologi) dan pengertian (terminologi), secara

bahasa berasal dari Bahasa Arab al-ijhādh, merupakan mashdar dari ajhadha atau

juga dalam istilah lain bisa disebut dengan isqāth al-haml, keduanya mempunyai arti

perempuan yang melahirkan secara paksa dalam keadaan belum sempurna

penciptannya.43

Secara definisi adalah keluarnya hasil konsepsi (janin, mudghah)

sebelum bisa hidup sendiri atau disebut juga lahirnya janin karena dipaksa atau

dengan sendirinya sebelum waktunya. Sedangkan makna gugurnya kandungan,

menurut ahli fiqih tidak keluar dari makna bahasa, diungkapkan dengan istilah

menjatuhkan (isqāth), membuang (tharh), melempar (ilqā’), dan melahirkan dalam

keadaan mati (imlāsh).44

Sementara dalam Bahasa Indonesia sendiri makna aborsi menunjukkan suatu

pengertian pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum

janin mencapai berat dari 1.000 gram.45

Dalam pengertian lain yang dapat dilihat

dalam kamus besar Bahasa Indonesia aborsi adalah terpencarnya embrio yang tidak

mungkin lagi hidup sebelum habis bulan keempat dari kehamilan atau aborsi bisa

42 Jhon M Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2003). hlm. 2

43 Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan,

(Jakarta: Kompas, 2006), hlm. 32. 44 Muhammad Syafiqul Anam, Fiqh Kehamilan, (Jawa Timur : Darul Hikmah, 2011), cet ke-1. 45 Maria Ulfah. Op. Cit.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

36

didefinisikan pengguguran janin atau embrio setelah melebihi masa dua bulan

kehamilan.46

Menurut Lilien menggugurkan kandungan atau yang dikenal dengan istilah

aborsi, berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan antara sel telur dan sel sperma)

sebelum janin dapat hidup di luar kandungan pada usia 20 minggu dan berat 500

gram.47

Sedangkan definisi aborsi menurut kedokteran terlihat adanya keseragaman

pendapat meskipun dengan tuturan bahasa yang berbeda, di antaranya aborsi

dilakukan dengan membatasi usia maksimal kehamilan sekitar 20 minggu atau

sebelum janin mampu hdiup di luar kandungan. Lebih dari usia tersebut tidak

tergolong aborsi, tetapi disebut infantisida atau pembunuhan bayi yang sudah mampu

hidup di luar kandungan. Hal tersebut sebagaimana dikatakan Dr. Gulardi: “Aborsi

ialah berhentinya (mati) dan dikeluarkannya kehamilan sebelum 20 minggu (dihitung

dari haid terakhir) atau berat janin kurang dari 500 gram atau panjang janin kurang

dari 25 cm. pada umumnya abortus terjadi sebelum kehamilan tiga bulan.”48

Suryono Ekotama, mengemukakan bahwa dari segi medis, tidak ada batasan

pasti kapan kandungan bisa digugurkan. Kandungan perempuan bisa digugurkan

kapan saja sepanjang ada indikasi medis untuk menggugurkan kandungan itu.

46 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1996), Edisi ke-2, hlm.2. 47 Lilien Eka Chandra, Tanpa Indikasi Medis Ibu, Aborsi Sama Dengan Kriminal, (Semarang:

Erlangga, 2006), hlm. 10. 48 Gulardi H. Wignjosastro, Masalah Kehidupan dan Perkembangan Janin. Makalah

Semiloka Aborsi dari Perspektif Fikih Kontemporer. (Jakarta: PP. Fatayat NU dan Ford Foundation,

2001), hlm. 25.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

37

Misalnya jika diketahui anak yang akan lahir mengalami cacat berat atau si ibu

menderita penyakit yang akan sangat berbahaya sekali untuk keselamatan jiwanya.

Sekalipun janin itu sudah berusia lima bulan atau enam bulan. Pertimbangan medis

masih membolehkan melakukan abortus provocatus.49

Pengertian aborsi menurut kedokteran tersebut berbeda dengan ahli fiqh,

karena tidak menetapkan usia maksimal baik pengguguran kandungan dilakukan

dalam usia kehamilan nol minggu, 20 minggu maupun lebih dari itu dianggap sama

sebagai aborsi. Pengertian aborsi menurut para ahli fiqh seperti yang dijelaskan oleh

Ibrahim Al-Nakhai: “Aborsi adalah pengguguran janin dari Rahim ibu hamil baik

sudah berbentuk sempurna atau belum”.50

Begitu juga menurut Abdul Qadir Audah,

“Aborsi ialah pengguguran kandungan dan perampasan hak hidup janin atau

perbuatan yang dapat memisahkan janin dari Rahim ibu”.51

Sementara, menurut Al-

Ghazali, aborsi adalah pelenyapan nyawa yang ada didalam janin, atau merusak

sesuatu yang sudah terkonsepsi (al-maujud al-hashil), jika tes urine ternyata hasilnya

positif, itulah awal dari suatu kehidupan. Dan jika dirusak, maka hal itu merupakan

pelanggaran pidana (jinayah).52

Dari berbagai definsi aborsi di atas, dapat disimpulkan bahwa aborsi adalah

pengguguran janin dari rahim ibu atau, keluarnya hasil konsepsi sebelum bisa hidup

sendiri atau sebelum waktunya, oleh karena dipaksa atau dengan sendirinya dalam

49 Suryono Ekototama, Abortus Provocatus Bagi Korban Perkosaan Perspektif Viktimologi,

Kriminologi, dan Hukum Pidana, (Yogyakarta: Admajaya, 2001), hlm. 35. 50 Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2006). 51 Abdul Qadir, Aborsi dalam Tinjauan Fikih dan Kesehatan Reproduksi. (Jakarta : IIQ, 2002). 52 Ibid.

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

38

keadaan yang sudah sempurna maupun belum sempurna, yang bertujuan untuk

menghentikan kehamilan dengan cara menghilangkannya atau merusaknya, sebelum

masa kehamilan mencapai 20-28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 500-

1000 gram, yang bisa dianggap sebagai pelanggaran pidana karena merampas hak

hidup dari janin. Namun ada pengecualian menurut Suryono Ekotama, kandungan

dapat digugurkan jika ada indikasi medis dan hal itu boleh untuk dilakukan.

2. Jenis-Jenis Aborsi

Dalam Perspektif Medis, aborsi terdiri dari dua macam yaitu aborsi spontan

(abortus spontaneus) dan aborsi yang disengaja (abortus provocatus).

a. Aborsi Spontan (abortus spontaneus)

Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi secara alamiah baik tanpa sebab

tertentu maupun karena sebab tertentu, seperti penyakit, virus toxoplasma,

anemia, demam yang tinggi, dan sebagainya maupun karena kecelakaan. Aborsi

yang terjadi seperti ini merupakan aborsi yang dimaafkan atau dengan kata lain

tidak memiliki akibat hukum apa pun.53

Aborsi dapat terjadi secara spontan atau

tanpa tindakan, sekitar 10-20% dari kehamilan, yang secara yuridis tidak

mempunyai arti apa-apa.54

53 Elga Sarapung, Agama Dan Kesehatan Reproduksi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999),

hlm. 162. 54

Abdul Mun‟im Indries, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, (Jakarta: Binarupa Aksara,

1997). hlm. 224.

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

39

b. Aborsi yang disengaja (abortus provocatus)

Aborsi yang disengaja ialah aborsi yang terjadi secara sengaja karena sebab-

sebab tertentu. Aborsi jenis ini memiliki konsekuensi hukum yang jenis

hukumnya tergantung pada faktor-faktor yang melatarbelakanginya.55

Aborsi

yang dilakukan secara sengaja ini merupakan salah satu masalah hukum yang

peka berkaitan dengan profesi kesehatan (dalam hal ini terkait dengan profesi

kedokteran dan kebidanan); paling banyak dibahas dan menimbulkan dua

pendapat yang saling bertentangan, disatu pihak tetap menentang, di pihak lain

dengan berbagai pertimbangan mengusahakan agar terdapat kelonggaran atau

leberasi hukum.56

Aborsi ini juga berarti bahwa menghentikan kehamilan sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu,

atau berat badan bayi belum mencapai 1.000 gram. Walaupun terdapat kasus

bahwa bayi di bawah 1.000 gram dapat terus hidup.57

Dalam Literatur Fiqih, aborsi dapat digolongkan menjadi lima macam yaitu

di antaranya:

a. Aborsi Spontan (al-isqath al-dzaty)

Aborsi spontan artinya janin gugur secara alamiah tanpa adanya pengaruh

dari luar, atau gugur dengan sendirinya. Kebanyakan aborsi spontan disebabkan

55 Ibid, hlm. 37.

56 Abdul Mun‟im Indries, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, (Jakarta: Binarupa Aksara,

1997) hlm. 224. 57 https://situs.kesrepro.info/gendervaw/jul/2002/utama02.htm.www.abortiono.org

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

40

oleh kelainan kromosom, hanya sebagian kecil disebabkan oleh infeksi, kelaina

rahim serta kelainan hormon. Kelainan bibit atau kromosom tidak

memungkinkan mudgah untuk tumbuh normal, kelaupun kehamilan berlangsung,

maka janin akan lahir dengan cacat bawaan.58

b. Aborsi karena darurat atau pengobatan (al-isqath al-dharury/ al-‘ilajiy)

Aborsi karena darurat atau pengobatan, aborsi ini dilakuakn karena ada

indikasi fisik yang mengancam nyawa ibu bila kehamilannya dilanjutkan. Dalam

hal ini yang dianggap lebih ringan resikonya adalah mengorbankan janin,

sehingga aborsi jenis ini menurut agama dibolehkan. Kaidah fiqih yang

mendukung adalah: “Yang lebih ringan di antara dua bahaya bisa dilakukan demi

menghindari resiko yang lebih membahayakan”.59

c. Aborsi karena khilaf atau tidak sengaja (khata’)

Aborsi dilakukan karena khilaf atau tidak sengaja, misalnya petugas

kepolisian tengah memburu pelaku tindak criminal di suatu tempat yang ramai

pengunjung. Karena takut kehilangan jejak, polisi berusaha menembak penjahat

tersebut, tetapi pelurunya nyasar ke tubuh ibu hamil sehingga meyebabkan ia

keguguran.60

Hal serupa bisa juga terjadi, ketika seorang polisi hendak

memperkarakan tindakan kriminal yang dilakukan oleh seseorang yang tengah

58 Gulardi H. Wignjosastro, Masalah Kehidupan dan Perkembangan Janin. Makalah

Semiloka Aborsi dari Perspektif Fikih Kontemporer. (Jakarta: PP. Fatayat NU dan Ford Foundation,

2001). 59 Abdul Wahab Khallaf, Ushul Fikih, (Bandung : Penerbit Risalah, 1985), hlm. 151.

60 Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan,

(Jakarta: Kompas, 2006), hlm. 39.

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

41

hamil, karena ia takut, stres berat, dan jiwanya terguncang hingga mengakibatkan

keguguran.

Kasus tersebut oleh ulama fikih dikategorikan sebagai aborsi karena

ketidaksengajaan (khata’). Menurut fikih, pihak yang terlibat dalam aborsi

seperti itu harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dan, jika janin keluar

dalam keadaan meninggal, maka ia wajib membayar denda bagi kematian janin

atau uang kompensasi bagi keluarga janin (diyātul janīn).61

d. Aborsi yang menyerupai kesengajaan (syibh ‘amd)

Aborsi dilakukan dengan cara menyerupai kesengajaan, misalnya seorang

suami menyerang istrinya yang tengah hamil muda hingga mengakibatkan ia

keguguran. Dikatakan menyerupai kesengajaan karena serangan memang tidak

ditujukan langsung pada janin, tetapi pada ibunya. Kemudian akibat serangan

tersebut, janin terlepas dari tubuh ibunya atau keguguran. Menurut fikih, pihak

penyerang harus diberi hukuman, dan hukuman semakin berat jika janin ketika

keluar dari peut ibunya sempat mengeluarkan tanda-tanda kehidupan misalnya

menangis, atau bergerak-gerak, maka pihak penyerang akan dihukum dua denda,

yakni membayar uang tebusan (diyāt kāmilah) jika ibunya meninggal dan

kompensasi (ghurrāh kāmilah) atas kematian bayinya.62

61 Ibid. 62 Ibid, hlm. 40.

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JANIN DAN ABORSI A. …

42

e. Aborsi sengaja dan terencana (al-‘amd)

Aborsi dilakukan secara sengaja dan terencana misalnya seorang ibu sengaja

meminum obat dengan maksud agar kandungannya gugur, atau ia sengaja

menyuruh orang lain (dokter,dukum, dan sebagainya) untuk mengguguran

kandungannya.63

Aborsi sejenis ini dianggap berdosa dan pelakunya dihukum

pidana (jināyat) karena melakukan pelanggaran terhadap hak anak manusia.

Sanksinya menurut fikih adalah hukuman sepadan sesuai kerugian seperti nyawa

dibayar nyawa (qishās), karena ia secara sengaja dan terencana melenyapkan

nyawa anak manusia.

63 Ibid.