bab ii tinjauan teoritis -...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kepercayaan
Kata trust berasal dari bahasa Jerman trost (Shaw,
1997) yang berarti kenyamanan (comfort). Seseorang akan
memberikan rasa percaya kepada orang yang layak untuk
mendapatkan kepercayaan. Dalam suatu hubungan, ikatan
dan interaksi diperlukan adanya kepercayaan.
Berikut beberapa pengertian dari kepercayaan :
a. Kepercayaan adalah bagian psikologis dari keadaan
pasrah untuk menerima kekurangan berdasarkan
harapan positif dan niat atau perilaku orang lain (Lendra,
2004).
b. Kepercayaan adalah bagian psikologis terdiri dari
keadaan pasrah untuk menerima kekurangan
berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang
lain (Rousseau et al, 1998).
c. Kepercayaan adalah derajat dimana seseorang yang
percaya menaruh sikap positif terhadap keinginan baik
dan keandalan orang lain yang dipercayanya didalam
situasi yang berubah–ubah dan beresiko (Das & Teng,
1998).
9
Jadi kepercayaan adalah suatu keyakinan yang
ditujukan kepada seseorang atau suatu kelompok tentang
kata, janji, laporan, atau argumen tertulis dari individu atau
kelompok lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.2 Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran janin dan
plasenta yang berumur cukup bulan (Prawirohardjo, 2009).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
serviks, dan turunnya janin ke dalam jalan lahir serta
lahirnya plasenta. Kelahiran adalah proses janin dan
ketuban didorong ke luar melalui jalan lahir (Abdul Bari,
2002: 100).
Pengertian persalinan adalah proses bayi, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
yang cukup bulan antara 37-40 minggu (JNPK-KN, 2008).
2.3 Penolong Persalinan
Penolong persalinan adalah orang-orang yang yang
memiliki keahlian dan mampu memberikan pertolongan
selama persalinan dan nifas (Prawirohardjo, 2007). Ada dua
jenis yaitu tenaga kesehatan (yang memiliki kemampuan
10
untuk menolong persalinan dari pendidikan formal seperti
dokter spesialis, kebidanan, ginekologi, dokter umum dan
perawat) dan bukan tenaga kesehatan, (dukun bayi yang
terlatih dan tidak terlatih) (Prawirohardjo, 2009).
Menurut Green (1980) untuk mengamati perilaku ibu
dalam pemilihan penolong persalinan oleh perawat pria atau
dokter muda pria, dapat dilihat dari 3 faktor yang
mempengaruhinya.
1. Predisposing factor seperti; pendidikan dan tingkat
pengetahuan tentang persalinan di rumah sakit.
2. Enabling factor seperti: penyebaran bidan desa PTT
sampai ke daerah terpencil.
3. Reinforcing factor seperti: kepercayaan yang dianut
selama proses kehamilan.
2.4 Jenis Persalinan
2.4.1 Menurut cara persalinan
Menurut Harianto, 2010, jenis persalinan terbagi :
a. Partus biasa (normal) disebut juga partus
spontan adalah proses lahirnya bayi per vagina
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
11
b. Partus luar biasa (abnormal): ialah partus
persalinan per vagina dengan bantuan alat-alat
atau melalui dinding perut dengan operasi
caesarea.
2.4.2 Menurut tua atau umur kehamilan
Menurut Harianto, 2010 :
a. Abortus (keguguran) adalah terhentinya
kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable),
berat janin dibawah 1000 gram, usia kehamilan
di bawah 28 minggu.
b. Partus prematurus adalah persalinan dengan
hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu,
janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin di
atas 1000-2500 gram.
c. Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah
partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin
matur, berat badan di atas 2500 gram.
d. Partus postmaturus (serotunis) adalah persalinan
yang terjadi lebih dari waktu partus yang ditaksir.
Janin pada kehamilan ini disebut postmatur.
12
2.4.3 Partus Jenis Lainnya
Menurut Harianto, 2010
Partus presipatatus adalah partus yang dapat terjadi
di perjalanan menuju tempat persalinan atau
berlangsung cepat misalnya di kamar mandi, becak,
dsb. Partus percobaan adalah suatu penilaian
kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya disporposi sefalopelfik.
2.4.4 Fisiologi Persalinan
Menurut Prawirohardjo, 2009 persalinan normal
berlangsung dalam 4 kala yaitu :
a. Kala I, yaitu saat servik membuka sampai
pembukaan 10 cm yang (kala pembukaan).
b. Kala 2, yaitu berkat kekuatan His dan tenaga
mengedan ibu serta dorongan penolong, maka
janin didorong keluar sampai lahir (kala
pengeluaran).
c. Kala 3, yaitu terlepasnya plasenta dari dinding
uterus dan dilahirkan (kala ari).
d. Kala 4, mulai dari plasenta lahir sampai 2 jam
post partum.
13
2.4.5 Sebab- sebab yang menimbulkan persalinan
Apa yang menyebabkan persalinan belum
diketahui benar. Mekemukakan faktor-faktor
hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada syaraf dan nutrisi. Wiknjasastro, 2006
menjelaskan terori sebagai berikut :
a. Teori penurunan hormon. Penurunan kadar
progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot
Rahim. Sebaliknya estrogen meningkatkan
kontraksi otot rahim. Selama kehamilan, terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan
estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga
timbul his.
b. Teori plasenta menjadi tua. Menuanya plasenta
akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang menyebabkan kejang
pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim. Rahim yang menjadi besar
dan meregang menyebabkan ischemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
uteroplasental. Maka makin tereganglah otot-otot
14
rahim sehingga timbulah kontraksi untuk
mengeluarkan janin
d. Teori iritasi mekanik. Di belakang servik terletak
ganglion servikalis (pleksus Frankenhauser). Bila
ganglion ini ditekan misalnya oleh kepala janin,
akan menimbulkan kontraksi uterus.
e. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat
pula ditimbulkan dengan jalan:
1) Memasukan gagang laminaria. Beberapa
laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus Frankenhauser.
2) Amniotomi: memecahkan ketuban.
3) Oksitosin drips: pemberian oksitosin melalui
tetesan perinfus.
2.4.6 Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Menurut Varney, (2007) tanda-tanda persalinan
adalah :
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu
kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak
begitu kentara.
15
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri lebih
turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria)
karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh
adanya kontraksi lemah dari uterus, kadang-
kadang disebut “False Labor Pains”.
e. Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan
sekresinya bertambah sehingga bercampur
darah ( bloody show) .
2.4.7 Tanda-tanda Inpartu
Menurut Varney, 2007, tanda-tanda inpartu adalah :
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih
kuat, sering, teratur dan lama.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih
banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan
sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar,
pembukaan telah terjadi.
16
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
adalah :
a. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power)
1) His (kontraksi uterus)
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diagfragma
4) Ligamentous action terutama ligament
rotundum.
b. Faktor Janin
c. Faktor jalan lahir.
2.4.8 Mekanisme Persalinan
Menurut Varney, 2007 mekanisme persalinan adalah
a. Persalinan kala I
Kala I adalah kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap atau pembukaan 10. Pada
permulaan his, kala pembukaan berlangsung
tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat
berjalan-jalan dan tidak merasakan nyeri yang
hebat. Lamanya kala I untuk primigravida
berlangsung sekitar 12 jam sedangkan
multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve
17
Friedman, diperhitungkan pembukaan
primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan
tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat
diperkirakan.
Kala I terdiri dari dua fase:
1. Fase laten: pembukaan servik berlangsung
lambat, pembukaan 0-3 cm berlangsung 7
sampai 8 jam.
2. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan
dibagi dalam 3 subfase.
a) Akselerasi berlangsung 2 jam,
pembukaan menjadi 4 cm.
b) Dilatasi maksimal: selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9
cm.
c) Deselerasi: berlangsung lambat dalam
waktu 2 jam menjadi 10 cm atau lengkap.
b. Kala II atau kala pengusiran.
Gejala utama kala II (pengusiran) adalah
1. His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3
menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
18
2. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang
ditandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.
3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati
lengkap diikuti keinginan mengejan, karena
tertekannya Pleksus Frakenhouser.
4. Kekuatan, his dan mengejan lebih
mendorong kepala bayi sehingga terjadi:
a) Kepala membuka pintu
b) Subocciput bertindak sebagai
hipomoglion, berturut-turut lahir ubun-
ubun besar , dahi, hidung dan muka, dan
kepala seluruhnya.
5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar
paksi luar, yaitu penyesuaian kepala dan
punggung.
6. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka
persalinan pun ditolong.
7. Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit
dan multigravida 30 menit.
19
c. Kala III (pelepasan uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti
sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi,
sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan
Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan
ringan secara Crede pada fundus uteri.
d. Kala IV (observasi)
Kala IV dilakukan untuk melakukan
observasi karena perdarahan postpartum sering
terjadi pada 2 jam pertama.
2.5 Faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam
memilih penolong persalinan
2.5.1 Umur
Umur adalah masa hidup seseorang dihitung
mulai saat lahir hingga pada saat dihitung untuk satu
tujuan tertentu (Kamus Bahasa Indonesia Milenium,
2002). Umur adalah lamanya seseorang hidup mulai
sejak lahir sampai ulang tahunnya yang terakhir
(Prawiroharjo, 2007).
Umur adalah indeks yang menempatkan
individu-individu dalam urutan perkembangan. Usia
20
yang baik untuk usia kehamilan dan persalinan antara
umur 20-35 tahun, ini disebut juga dengan usia
reproduksi sehat. Wanita yang melahirkan di bawah
usia 20 tahun atau lebih dari 35 tahun akan
mempunyai resiko yang tinggi baik pada ibu maupun
bayi (Rustam Mochtar, 2008).
Menurut para ahli, usia dan fisik wanita
berpengaruh terhadap proses kehamilan pertama,
pada kesehatan janin dan proses persalinan. WHO
memberikan rekomendasi usia yang aman untuk
menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 sampai
30 tahun, tapi mengingat kemajuan teknologi saat ini
sampai usia 35 tahun masih dibolehkan untuk hamil
(WHO, 2012).
2.5.2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan
secara sadar untuk mengembangkan kepribadian,
kemampuan dan keahlian di dalam dan di luar sekolah
yang berlangsung seumur hidup. Makin tinggi
pendidikan seseorang, makin tinggi pula
kesadarannya tentang hak yang dimilikinya. Kondisi ini
akan meningkatkan tuntutan terhadap hak untuk
21
memperoleh informasi, hak untuk menolak/menerima
dan hak untuk memilih pengobatan yang ditawarkan
(Notoatmodjo, 2007). Menurut Kuncoroningrat (1997),
makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
semakin mudah seseorang tersebut menerima
informasi sehingga makin banyak pula tingkat
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan
yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
Pendidikan dapat mempengaruhi intelektual
seseorang dalam memutuskan dan menentukan hal –
hal yang diinginkan dan tidak diinginkan, termasuk
menentukan penolong persalinan. Pendidikan ibu
yang kurang menyebabkan daya intelektualnya juga
masih terbatas sehingga perilakunya sangat
dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya ataupun perilaku
kerabat lainnya atau orang yang dituakan (Depdiknas,
2007).
Penelitian Bangsu (1998) menunjukkan bahwa
pendidikan ibu merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap pemilihan tenaga penolong
persalinan.
22
2.5.3 Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan merupakan suatu hal
yang sangat dibutuhkan dalam rangka perubahan pola
pikir dan perilaku suatu kelompok dan masyarakat.
Tingkat pengetahuan ini terkait dengan lingkungan
dimana mereka berada. Keadaan lingkungan sekitar
sedikit banyaknya akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan, dalam hal ini tingkat pengetahuan
mengenai kehamilan dan persalinan. Disamping itu
keterpaparan dengan media komunikasi akan
mempengaruhi kadar tingkat pengetahuannya
(Suprapto, 2007).
Menurut Notoadmodjo (2003), tingkat
pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia. Tingkat pengetahuan
ini merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat tingkat
pengetahuan didalam kognitif mempunyai 6 tingkatan,
yakni :
23
Pertama, tahu/know yaitu sebagai mengingat
suatu metode yang telah dipelajari sebelumnya.
Kedua memahami/comprehension yaitu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui. Ketiga aplikasi/ application yaitu sebagai
suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebelumnya.
Keempat analisis/anaysis yaitu suatu kemampuan
untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-
komponen dan tetap berkaitan. Kelima
sintesis/syntesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada. Keenam evaluasi/aplikasi adalah
kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
2.5.4 Persepsi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003),
persepsi adalah proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca inderanya. Robbins
(2003), menyatakan persepsi didefinisikan sebagai
proses yang ditempuh individu untuk
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera
24
mereka supaya dapat memberikan arti kepada
lingkungan mereka. Menurut Kotler (2000), persepsi
adalah proses yang dipakai seseorang untuk memilih
mengorganisasikan serta menginterpretasikan
informasi guna menciptakan gambaran yang memiliki
arti dan persepsi tidak tergantung pada rangsangan
fisik tetapi juga tergantung pada lingkungan sekitar
dan keadaan individu tersebut.
Banyak ibu masih berpikir kalau penolong
persalinan yang dapat diandalkan adalah bidan dan
dokter. Hal ini jugalah yang membuat ibu memiliki
banyak pertimbangan dalam memilih penolong
persalinan. Selain itu saat ini banyak sekali sumber-
sumber informasi yang mempengaruhi ibu dalam
pertimbangan memilih penolong persalinan (Yenita,
2011).
Tiga proses persepsi (Robbins, 2003):
a. Perhatian selektif; seorang tidak mungkin dapat
menanggapi semua rangsangan karena itu
rangsangan yang masuk akan disaring.
b. Distorsi selektif; kecenderungan seseorang untuk
mengubah informasi menjadi bermakna secara
25
pribadi dan menginterpretasikan informasi itu
dengan cara yang akan mendukung mereka.
c. Ingatan/retensi selektif: orang cenderung untuk
mengingat hal-hal yang baik tentang produk yang
disukai.
Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi
dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai
proses individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indera mereka agar memberi
makna kepada lingkungan mereka. Disamping itu
persepsi merupakan proses individu mengatur dan
menginterprestasi informasi sensoris, untuk
memberikan makna kepada lingkungannya.
Meskipun begitu, obyek yang dipersepsikan
seseorang dapat berbeda secara substansial
dengan kenyataan yang obyektif (Robin, 2006).
Beberapa individu dapat melihat yang sama, namun
mempersepsinya secara berbeda-beda. Hal ini
disebabkan oleh adanya sejumlah faktor yang
membentuk dan kadangkala mendistorsi persepsi.
Faktor-faktor ini terdapat pada 3 unsur yaitu: pada
individu yang mempersepsi (perceiver), pada obyek
26
atau target yang dipersepsi, dan pada konteks
situasi dimana persepsi dibuat (Robin, 2006).
Dalam teori Health Believe Model persepsi
individu sangat berpengaruh dalam pengambilan
keputusan, antara lain:
a. Persepsi risiko (Percieved susceptibility)
Persepsi tentang risiko adalah penilaian individu
tentang kondisi dirinya untuk mendapatkan risiko atau
seseorang percaya bahwa kondisi kesehatannya dalam
bahaya (Maiman, 1987). Sedangkan menurut Mullen
(1997) persepsi tentang risiko adalah penilaian individu
tentang kondisinya untuk mendapatkn risiko (Wright,
1998). Kehamilan merupakan proses reproduksi yang
normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu
dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang normal
pun mempunyai risiko kehamilan dan persalinan, namun
tidak secara langsung meningkatkan risiko kematian ibu.
Keadaan-keadaan tersebut dinamakan faktor risiko.
Semakin banyak ditemukan faktor risiko pada seorang
ibu hamil, maka semakin tinggi risiko kehamilannya
(Azwar, 2006).
27
Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau
mencegah penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia
rentan (susceptible) terhadap penyakit tersebut. Dengan
kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap suatu
penyakit akan timbul bila seseorang telah merasakan
bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap panyakit
tersebut (Notoatmodjo, 2007).
b. Persepsi ancaman (Percieved serieusness)
Persepsi tentang ancaman adalah penilaian
individu tentang keseriusan kondisinya dan konsekwensi
potensi (Maiman, 1987). Sedangkan menurut Mullen
(1997) persepsi tentang risiko adalah keyakinan individu
tentang bahaya yang akan diterimanya bila tidak
melakukan tindakan kesehatan tertentu adalah besar
(Maiman, 1997). Keseriusan yang dirasakan mengacu
pada keyakinan seseorang mengenai efek suatu penyakit
tertentu. Efek ini dapat dianggap dari sudut pandang
kesulitan-kesulitan yang akan menimbulkan suatu
masalah. Misalnya, rasa sakit dan ketidaknyamanan,
kehilangan waktu kerja, beban keuangan, kesulitan
dengan keluarga, hubungan, dan kerentanan terhadap
kondisi masa depan (Kreuter, 1999)
28
Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan
nifas adalah gejala yang menunjukkan ibu dan bayi yang
dikandungannya dalam keadaan bahaya. Bila ada tanda
bahaya, ibu segera dibawa ke Rumah Sakit untuk
mendapat pertolongan (Azwar, 2006).
Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan
pencegahan penyakit akan didorong oleh keseriusan
panyakit tersebut atau ancaman yang dilihat mengenai
gejala dan penyakit terhadap individu atau masyarakat
(Notoatmodjo, 2007). Dengan demikian bila ibu hamil
merasakan ada ancaman keselamatan terhadap dirinya
dan bayinya maka ibu akan mencari petugas kesehatan
untuk menolong persalinannya.
c. Persepsi manfaat (Percieved benafid and bariers)
Persepsi tentang manfaat adalah keyakinan
seseorang bahwa manfaat dari perilaku yang
direkomendasikan lebih besar dari segala hambatan
(Maiman, 1997).
Manfaat yang dirasakan berhubungan dengan
persepsi seseorang tentang kemanjuran dari suatu
tindakan disarankan untuk mengurangi risiko. Juga bisa
berhubungan dengan persepsi keseriusan situasi,
29
misalnya bahaya yang mungkin berasal dari penolong
persalinan (Glanz 1997). Apabila individu merasa dirinya
rentan untuk masalah kesehatan yang dianggap gawat
(serius), ia akan melakukan suatu tindakan tertentu.
Tindakan ini akan tergantung pada manfaat yang
dirasakan dan rintangan-rintangan yang ditemukan
dalam mengambil tindakan tersebut. Pada umumnya
manfaat tindakan lebih menentukan daripada rintangan-
rintangan yang mungkin ditemukan didalam melakukan
tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2007).
Bila seorang ibu hamil yakin akan manfaat
persalinan dengan tenaga kesehatan, maka ibu tersebut
akan memilih petugas kesehatan untuk penolong
persalinannya walaupun ada hambatan-hambatan yang
dihadapinya.
30
2.6 Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan teori, maka kerangka konsep
penelitian ini seperti pada gambar
Faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan ibu
Umur Pendidikan
Tingkat pengetahuan
Persepsi
Paritas Budaya Ekonomi
Keterangan
Diteliti tidak di teliti
2.7 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis
mayor dan minor
2.7.1 Hipotesis Mayor
Ada hubungan antara umur, pendidikan,
tingkat pengetahuan dan persepsi ibu dengan
kepercayaan pada penolong pria.
kepercayaan ibu pada pria sebagai penolong persalinan
31
2.7.2 Hipotesis Minor
a. Ada hubungan antara umur dengan tingkat
kepercayaan ibu.
b. Ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat
kepercayaan ibu.
c. Ada hubungan antara tingkat tingkat
pengetahuan dengan tingkat kepercayaan ibu.
d. Ada hubungan antara persepsi dengan tingkat
kepercayaan ibu.