bab ii tinjauan pustaka -...

67
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008. Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,-. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.

Upload: phungdat

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha

Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS),

Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dan UU No.

20 Tahun 2008. Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan

yang lainnya. Menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK),

termasuk Usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp

1.000.000.000,-. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha

milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp

200.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan

bangunan. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan

kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki

jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah

merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

18

2.2 Gambaran Umum Akuntansi

2.2.1 Pengertian Akuntansi

Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the

American Institute of Certified Public Accountans) mendefinisikan akuntansi ke

dalam beberapa definisi (Belkaoui, 2000 : 37). Akuntansi adalah seni pencatatan,

penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan

dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, penginterpretasian

hasil proses tersebut.

Definisi akuntansi terbaru telah mengacu pada konsep informasi

kuantitatif. Akuntansi adalah aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan

informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik

yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik,

dalam membuat pilihan di antara alternatif tindakan yang ada.

2.2.2 Pemakai Informasi Akuntansi

Interpretasi terhadap laporan keuangan sebagai hasil akhir dari kegiatan

akuntansi sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan

laporan keuangan tersebut. Mardiasmo (2000:4) menyatakan Pihak-pihak yang

membutuhkan informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan

perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua pihak, yaitu: (1) pihak intern

perusahaan (manajemen) dan (2) pihak ekstern perusahaan, yang antara lain

terdiri atas: pemilik perusahaan (investor), kreditur, pemerintah, serikat pekerja,

dan masyarakat tertentu. Laporan akuntansi suatu perusahaan, oleh pihak-pihak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

19

tersebut umumnya digunakan sebagai informasi yang bermanfaat untuk dasar

pengambilan keputusan ekonomi yang akan dilakukan, sesuai kepentingan

masing-masing pihak tersebut.

Firdaus A. Dunia (2008:4) menyatakan ada 7 (tujuh) pihak yang

berkepentingan menggunakan informasi akuntansi, yaitu :

1. Individu

2. Pemodal atau Calon Pemodal

3. Kreditur

4. Badan Pemerintah

5. Karyawan

6. Kelompok Konsumen

7. Manajemen (Pemimpin Perusahaan)

2.2.3 Sistem Akuntansi

Setelah mengetahui pengertian dari akuntansi maupun sistem secara

tersendiri, maka dengan mudah dapat menemukan pemahaman mengenai sistem

akuntansi. Sistem akuntansi sangat diperlukan dalam setiap organisasi atau

perusahaan, suatu sistem akuntansi yang digunakan berguna untuk mencapai

suatu tujuan perusahaan, agar terciptanya suatu efisiensi dan efektifitas.

Menurut Warren, Reeve, Fees yang diterjemahkan oleh Aria Farahwati

(2005:234) dalam bukunya Warren, Reeve, Fees menyebutkan bahwa:

“Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklarifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

20

Sedangkan Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001:3) dalam bukunya

Sistem Akuntansi :

“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang memudahkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”

Mulyadi (2001:4-5) juga menerangkan satu persatu mengenai unsur sistem

akuntansi, diantaranya :

1. Formulir/dokumen merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya suatu transaksi.

2. Jurnal adalah pencatatan akuntansi yang ppertama kali dilakukan untuk

mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

3. Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk

meringkas data keuangan yang telah tercatat di jurnal.

4. Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci

data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalm buku besar.

5. Laporan merupakan output dari sistem akuntansi.

Untuk menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan

suatu metode pencatatan, penggolongan, analisis, dan pengendalian transaksi serta

kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya. Kegiatan akuntansi

meliputi :

1. Pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk suatu

pengambilan keputusan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

21

2. Pemrosesan data yang bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang

dihasilkan.

3. Pengomunikasian informasi kepada pemakai laporan.

Kegiatan-kegiatan tadi perludirangkai dalam suatu sistem yang disebut

sistem akuntansi. (Soemarso S.R, 2009:4)

Accounting Information System is a specialized subsystem of the

management information system its purpose is to collect, process, and report

information related to the financial aspect of business events. (Gellinas, 2002:14)

Dari beberapa sumber di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem

akuntansi adalah serangkaian sub sistem yang terdiri dari formulir, catatan, dan

laporan yang kemudian melalui beberapa tahap proses sehingga menghasilkan

suatu informasi yang bertujuan untuk membantu pengguna informasi untuk

mengambil keputusan.

2.3 Gambaran Umum Akun

Perkiraan atau Akun merupakan suatu media penolong yang dapat

membantu staf akuntansi untuk mencatat transaksi tanpa harus membuat neraca

setiap saat. Tujuan penggunaan akun adalah untuk mencatat data-data yang

muncul akibat transaksi yang dilakukan perusahaan dan yang menjadi dasar

penyusunan laporan keuangan. Akun memberikan informasi tentang operasi

perusahaan dari hari ke hari. Dari akun dapat diketahui beberapa informasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

22

penting bagi perusahaan, seperti jumlah tagihan pada salah satu langganan atau

jumlah total tagihan, jumlah pendapatan, atau beberapa informasi lainnya.

2.3.1 Bentuk Akun

Menurut Soemarso S.R. (2009:64-67) ada tiga bentuk akun, yaitu :

1. Bentuk Akun T (T-Account)

Bentuk ini merupakan bentuk akun yang paling sederhana yang digunakan

dalam pencatatan akun. Bentuk ini terdiri dari dari tiga bagian, yakni: (1)

Nama akun, yang menjelaskan tentang jenis aktiva, kewajiban, modal,

pendapatan, atau beban yang dicatat dalam akun tersebut, (2) Tempat untuk

mencatat penambahan yang terjadi pada akun yang bersangkutan, (3) Tempat

untuk mencatat pengurangan. Bentuknya menyerupai huruf T sehingga bentuk

ini disebut akun bentuk T atau T-Account. Sisi sebelah kiri akun disebut sisi

debit dan sisi sebelah kanannya disebut sisi kredit.

2. Akun Dua Kolom

3. Akun Empat Kolom

2.3.2 Pengelompokan Akun

Pengelompokan akun-akun dilakukan sesuai dengan ketentuan bahwa

transaksi-transaksi mempunya sifat yang sama harus dilaporkan sebagai satu

kesatuan. Akun dalam buku besar biasanya diklasifikasikan menurut sifat-sifatnya

sebagai aktiva, kewajiban, modal, pendpatan, atau beban.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

23

Soemarso S.R. (2009:68) memberikan contoh pengelompokan akun

sebagai berikut:

1. Akun Neraca

Sesuai dengan unsur-unsur dalam persamaan akuntansi, akun dapat

diklasifikasikan menjadi akun-akun aktiva, kewajiban, dan modal. Akun-akun

ini sering disebut dengan akun-akun neraca atau akun riil oleh karena aktiva,

kewajiban, dan modal merupakan unsur-unsur dari neraca. Contoh akun

aktiva adalah kas, piutang, perlengkapan, dan macam-macam beban dibayar di

muka. Tanah, gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan juga termasuk contoh-

contoh akun aktiva. Akun kewajiban diantaranya utang wesel, utang usaha,

utang bank, utang gaji, utang pajak, dan utang bunga. Akun modal mencakup

modal X dan Prive X. akun prive digunakan untuk mencatat pengambilan-

pengambilan uang yang dilakukan oleh pemilik dan digunakan untuk

keperluan pribadinya.

2. Akun Laba Rugi

Dalam persamaan akuntansi dijelaskan bahwa transaksi-transaksi

pendapatan dan beban dicatat sebagai penambahan dan pengurangan modal.

Dalam sistem pencatatan dengan menggunakan akun, transaksi-transaksi

tersebut dicatat dalam akun-akun yang terpisah. Akun-akun pendapatan dan

beban sering disebut dengan akun-akun laba rugi atau akun nominal.

Pendapatan dapat berasal dari macam-macam kegiatan, misalanya penjualan

barang, pemberian jasa atau kegiatan-kegiatan lain dalam rangka usaha dan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

24

dengan tujuan memperoleh laba. Akun-akun yang termasuk dalam pendapatan

antara lain penjualan, pendapatan jasa, dan pendapatan sewa. Beban yang

terjadi untuk memperoleh pendapatan juga dapat bermacam-macam. Contoh

akun beban adalah beban gaji, beban perlengkapan, beban penyusutan, beban

bunga, beban sewa, dan beban serba-serbi.

2.3.3 Bagan Akun Standar

Dalam akuntansi, bagan akun standar adalah daftar nomor akun yang

terdiri dari buku besar perusahaan. Bagan rekening perusahaan pada dasarnya

merupakan sistem pengarsipan untuk mengelompokkan semua akun sebuah

perusahaan dan mengelompokkan semua transaksi sesuai dengan akun yang

saling mempengaruhi. Bagan rekening daftar kategori mungkin termasuk aktiva,

kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan, harga pokok penjualan, biaya operasi,

dan akun lain yang relevan. Bagan akun standar kadang-kadang juga disebut

bagan akun seragam.

Sebuah bagan akun standar diatur sesuai dengan sistem numerik. Setiap

kategori utama akan dimulai dengan nomor tertentu, dan kemudian di sub-

kategori dalam kategori besar semua akan dimulai dengan nomor yang sama.

Sebagai contoh, jika aktiva tersebut diklasifikasikan dengan nomor yang dimulai

dengan 1 digit, maka rekening kas mungkin diberi label 101, piutang mungkin

diberi label 102, persediaan mungkin diberi label 103, dan seterusnya. Dan jika

account kewajiban diklasifikasikan berdasarkan nomor yang dimulai dengan 2

digit, maka hutang akan diberi label 201, utang jangka pendek mungkin akan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

25

diberi label 202, dan seterusnya. Tergantung pada ukuran perusahaan, bagan

rekening mungkin termasuk rekening beberapa lusin atau mungkin meliputi

beberapa ribu rekening. Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan

akun dapat kertas-based atau berbasis komputer. Bagan akun berguna untuk

menganalisis transaksi masa lalu dan menggunakan data historis untuk

memperkirakan tren masa depan. Prinsip dasar yang harus dijunjung oleh semua

aturan prinsip-prinsip ini meliputi konsistensi, relevansi, reliabilitas, dan

komparatif.

2.3.4 Saldo Normal Akun

Jumlah penambahan yang dicatat dalam suatu akun biasanya sama atau

lebih besar daripada jumlah pengurangannya. Oleh karena itu, saldo normal

semua akun adalah positif. Aturan debit-kredit dan saldo normal untuk tiap-tiap

jenis akun menurut Soemarso S.R. (2009:72) diikhtisarkan sebagai berikut :

Tabel 2.3 Saldo Normal Akun

Jenis Akun Penambahan Pengurangan Saldo Normal

Aktiva Debit Kredit Debit

Kewajiban Kredit Debit Kredit

Modal Kredit Debit Kredit

Prive Debit Kredit Debit

Pendapatan Kredit Debit Kredit

Beban Debit Kredit Debit

Karena begitu beragamnya transaksi dan begitu banyaknya akun yang

digunakan koperasi, kita harus memiliki metode yang dapat digunakan sebagai

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

26

pedoman dalam mencatat transaksi yang dilakukan koperasi ke dalam berbagai

akun yang ada. Salah satu cara yang dapat dijadikan pedoman untuk mencatat

transaksi koperasi ke dalam berbagai akun adalah dengan mengikuti pedoman

berikut ini.

Aktiva Utang Ekuitas

+ - - + - +

Penjualan/Pendapatan Beban

- + + -

Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva,

jika akun tersebut bertambah nilainya, cantumkan di sisi debet,

sementara jika berkurang nilainya, cantumkan di sisi kredit.

Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun

utang/kewajiban, jika akun tersebut bertambah nilainya

dicantumkan di sisi kredit, sementara jika berkurang nilainya

cantumkan di sisi debet.

Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun modal,

jika akun tersebut bertambah nilainya cantumkan di sisi kredit,

sementara jika berkurang nilainya cantumkan di sisi debet.

Akun pendapatan/penjualan, jika bertambah nilainya cantumkan di

sisi kredit, sementara jika berkurang nilainya cantumkan di sisi

debet.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

27

Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun biaya,

jika bertambah nilainya cantumkan di sisi debet, sementara jika

berkurangnya nilainya cantumkan di sisi kredit.

2.4 Siklus Akuntansi

Dalam akuntansi terdapat siklus akuntansi yang terdiri dari kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,

pelaporan informasi ekonomi. Definisi siklus akuntansi, yang dikemukakan

Michell Suharli (2006:49) dalam bukunya Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan

Dagang adalah :

“Siklus akuntansi adalah urutan transaksi, peristiwa, aktivitas, dan proses dari awal sampai akhir dimulai dari awal seperti lingkaran yang tidak akan pernah putus.”

Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2003:16) dalam bukunya

Teori Akuntansi adalah :

“Proses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini, maka diinput keproses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan.”

Kesimpulan dari kedua definisi diatas, siklus akuntansi merupakan suatu

proses pengolahan data yang terdiri dari urutan transaksi yang berdasarkan bukti

transaksi, sehingga dapat menghasilkan informasi laporan keuangan.

Dalam siklus akuntansi terdapat tahap-tahap proses pengolahan data, yang

saling berurutan hingga menghasilkan suatu informasi keuangan. Tahap-tahap

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

28

dalam siklus akuntansi menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2005:16)

dalam modulnya Pengantar Akuntansi I adalah sebagai berikut :

“A. Tahap Pencatatan

1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi 2. Pencatatan dalam jurnal (buku harian) 3. Pemindahbukuan ke buku besar

B. Tahap Pengihtisaran

1. Pembuatan neraca saldo (trial balance) 2. Jurnal penyesuaian 3. Neraca saldo disesuaikan 4. Perhitungan rugi laba dan neraca 5. Penyusunan laporan keuangan 6. Jurnal penutup 7. Pembuatan neraca saldo penutup 8. Jurnal pembalik.”

Sedangkan menurut Michell Suharli (2006:49) dalam bukunya Akuntansi

untuk bisnis jasa dan dagang, yang mengemukakan tentang tahap siklus akuntansi

adalah :

“A. Tahap pencatatan

1. Jurnal 2. Buku besar 3. Neraca saldo

B. Tahap pengikhtisaran

1. Jurnal penyesuaian 2. Jurnal pembalik 3. Neraca lajur

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

29

C. Tahap pelaporan

4. Laporan keuangan 5. Jurnal penutup 6. Neraca saldo setelah penutupan.”

2.4.1 Tahap Pencatatan

2.4.1.1 Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi

Bukti transaksi berguna untuk memastikan keabsahan transaksi yang

dicatat, dan sebagai rujukan apabila terjadi masalah dikemudian hari. Bukti

transaksi terbagi dua, yaitu bukti intern yang dibuat oleh perusahaan dan bukti

ekstern yang diperoleh dari pihak luar, contohnya kuitansi atas penerimaan dan

pengeluaran uang, faktur atas pembelian dan penjualan secara kredit, dan bukti

penerimaan dan pengiriman barang.

2.4.1.2 Pencatatan dalam jurnal

Setelah terkumpulnya bukti transaksi, proses selanjutnya yaitu pencatatan

dalam jurnal, proses tersebut disebut dengan penjurnalan. Dalam melakukan

penjurnalan harus disertai dengan bukti jurnal, dimana bukti jurnal ini digunakan

sebagai bukti pencatatan akuntansi yang dibuat oleh perusahaan, untuk semua

transaksi yang terjadi. Bukti jurnal ini harus diberi nomor urut, sehingga

memudahkan dalam penyimpanan dan pencarian dikemudian hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

30

2.4.1.3 Pemindahbukuan ke buku besar

Setelah bukti transaksi dicatat dalam jurnal, tahap selanjutnya adalah

memindahkan data yang terdapat dalam jurnal ke dalam perkiraan-perkiraan yang

bersangkutan di buku besar, tahap ini disebut pemindahbukuan (posting) ke buku

besar.

2.4.2 Tahap Pengihtisaran

2.4.2.1 Pembuatan neraca saldo (trial balance)

Neraca saldo merupakan titik awal yang baik untuk penyusunan laporan

keuangan, banyak dari jumlah yang dicantumkan didalamnya dapat langsung

disajikan dalam neraca, perhitungan rugi laba dan laporan perubahan modal.

Tetapi kebenaran jumlah dalam neraca saldo tidak berlaku untuk semua perkiraan,

ada beberapa perkiraan tidak mencerminkan keadaan sebenarnya, salah satu

penyebabnya adalah belum dibuatnya dokumen pada akhir periode, sehingga

transaksi belum dicatat. Untuk mengatasinya maka dibuat ayat jurnal penyesuaian

yang pada hakekatnya adalah untuk mengoreksi perkiraan-perkiraan tersebut

sehingga mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan modal yang

sebenarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

31

2.4.2.2 Jurnal penyesuaian

Terdiri dari dua macam keadaan dalam pembuatan jurnal penyesuaian :

a. Keadaan dimana suatu transaksi telah terjadi, tetapi belum dicatat dalam

perkiraan.

b. Keadaan suatu transaksi telah dicatat dalam suatu perkiraan, tetapi

saldonya perlu dikoreksi untuk mencerminkan keadaan sebenarnya.

2.4.2.3 Neraca saldo disesuaikan

Neraca saldo disesuaikan merupakan suatu kolom yang menujukan neraca

saldo yang telah disesuaikan dengan jurnal penyesuaian, saldonya sudah

mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Angka-angka dalam kolom

ini diperoleh dengan jalan menambah atau mengurangkan angka-angka yang

terdapat dalam neraca saldo. Saldo perkiraan-perkiraan yang tidak dipengaruhi

oleh jurnal penyesuaian, langsung dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan

(adjusted trial balance), contohnya mengenai perkiraan ini adalah perkiraan kas.

2.4.2.4 Perhitungan rugi-laba dan neraca

Neraca saldo disesuaikan sekarang telah mencakupi semua informasi yang

telah diperlukan untuk membuat laporan keuangan. Tahap selanjutnya adalah

memindahkan saldo setiap perkiraan yang ada dalam kolom perkiraan yang ada ke

kolom laporan keuangan yang tepat. Aturan pemindahan didasarkan atas jenis

perkiraan yang bersangkutan perkiraan-perkiraan aktiva, kewajiban, dan modal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

32

dipindahkan ke kolom neraca, perkiraan-perkiraan pendapatan dan biaya

dipindahkan ke kolom perhitungan rugi laba, perlu dicatat walaupun perkiraan

perkiraan modal dan prive dipindahkan ke kolom neraca, mereka juga akan

digunakan dalam penyusunan laporan perubahan modal.

Setelah semua saldo perkiraan yang ada dipindahkan, masing-masing

kolom dari kelima kolom jumlah debet pada jumlah kredit kolom “perhitungan

rugi-laba” apabila jumlah kolom kredit lebih besar dibandingkan dengan jumlah

kolom debet, maka kelebihan ini merupakan laba bersih. Sebaliknya apabila

kolom debet lebih besar dari kolom kredit maka sisanya adalah rugi bersih.

2.4.2.5 Penyusunan laporan keuangan

Hasil akhir siklus akuntansi adalah laporan keuangan, yang terdiri atas:

a. Neraca

b. Laporan Harga Pokok Produksi

c. Perhitungan rugi-laba

d. Laporan perubahan modal/laporan laba ditahan

e. Laporan arus kas

f. Catatan Atas laporan keuangan

2.4.2.6 Jurnal penutup

Pada akhir periode akuntansi, buku besar perusahaan akan terdiri dari

enam jenis perkiraan, yaitu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

33

1. Perkiraan aktiva

2. Perkiraan kewajiban

3. Perkiraan modal

4. Perkiraan prive

5. Perkiraan pendapatan

6. Perkiraan biaya

Perkiraan-perkiraan pendapatan, biaya dan prive adalah perkiraan-

perkiraan sementara yang digunakan untuk mengklasifikasikan dan

mengikhtisarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada perkiraan modal selama

satu periode akuntansi. Untuk melakukan hal ini, perlu dibuatkan ayat jurnal

penutup yaitu ayat jurnal untuk menolkan saldo perkiraan-perkiran sementara

apabila akan dimulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya. Untuk

melakukan ayat jurnal penutup, diperlukan satu perkiraan tambahan yang dapat

digunakan untuk mengihitisarkan data yang terdapat dalam perkiraan-perkiraan

pendapatan dan biaya. Perkiraan ini disebut ikhtisar rugi-laba (income summary).

Ada empat tahap yang diperlukan untuk melakukan jurnal penutup:

a) Semua perkiraan biaya didebet sebesar masing-masing saldo akhir

perkiraan-perkiraan tersebut.

b) Selisih antara jumlah kredit dan debet pada perkiraan ihtisar rugi-laba

dipindahkan ke perkiraan modal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

34

c) Semua perkiraan biaya dikredit sebesar masing-masing saldo akhirnya dan

perkiraan ihtisar rugi laba-kredit rugi laba didebet sebesar jumlah saldo

akhir perkiraan-perkiraan tersebut.

d) Perkiraan prive dikredit sebesar saldo akhirnya dan perkiraan modal

didebet dengan jumlah yang sama.

Setelah jumlah penutup dicatat, posisi keenam jenis perkiraan tersebut

diatas akan menjadi sebagai berikut :

a. Perkiraan aktiva bersaldo debet

b. Perkiraan kewajiban bersaldo kredit

c. Perkiraan modal bersaldo kredit

d. Perkiraan prive bersaldo nol

e. Perkiraan pendapatan bersaldo nol

f. Perkiraan biaya bersaldo nol

2.4.2.7 Pembuatan neraca saldo penutup

Setelah pembuatan jurnal penutup, tahap selanjutnya dalam siklus

akuntansi adalah penyusunan neraca saldo penutup. Tujuan dibuatnya neraca

saldo penutup adalah memastikan bahwa buku besar telah seimbang sebelum

memulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya, neraca saldo penutup

dapat dibuat dengan mengambil saldo-saldo perkiraan di buku besar setelah ayat

jurnal penutup dibukukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

35

2.4.2.8 Jurnal pembalik

Beberapa dari ayat jurnal penyesuaian yang dicatat pada akhir tahun fiskal

mempunyai pengaruh penting terhadap transaksi rutin, yang akan terjadi pada

tahun berikutnya. Untuk menyederhanakan analisis dan pencatatan transaksi

berikutnya yang berkaitan dengan ayat jurnal penyesuaian tersebut, prosedur

opersional yaitu penggunaan ayat jurnal pembalik (reversing entries) dapat

digunakan.

2.4.3 Tahap Pelaporan

2.4.3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

mendefinisikan laporan keuangan tersebut sebagai berikut :

“ Laporan keuangan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”

Menurut Munawir dalam Buku Analisa Laporan Keuangan (2004:5)

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah:

“Dua daftar yang diusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar Rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

36

untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan)”.

Mengacu pada pendapat Munawir, laporan keuangan merupakan hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

2.4.3.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan untuk memberikan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntasi

Indonesia dalam penyajian laporan keuangan adalah :

“ Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna, dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menjalankan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

37

Mengacu pada pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan bertujuaan memberikan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, dimana lima komponen utama

laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,

laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan masing-masing

menyediakan informasi tersendiri.

Neraca menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan

meliputu aktiva, kewajiban, atau hutang dan ekuitas perusahaan. Informasi yang

berguna untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dimasa lalu untuk menentukan

aktivitas investasi serta mengukur kesuksesan kegiatan operasi perusahaan yang

terdapat dalam laporan laba-rugi dan laporan kas.

Laporan perubahan ekuitas berisikan informasi mengenai perubahan posisi

keuangan perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva

bersih selama periode tertentu. Sedangkan informasi tambahan atau penjelasan

rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,

laporan perubahan ekuitas, disajikan dalam catatan atas laporan keuangan yang

disebut notes to financial statement.

2.4.3.3 Bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

38

A. Neraca

Neraca disusun berdasarkan pada tingkat likuiditas dimana

komponen-komponen neraca meliputi aktiva (assets), kewajiban atau

hutang (liabilities), dan ekuitas (equities).

Neraca minimal mencakup pos-pos berikut :

1. Aktiva berwujud

2. Aktiva tidak berwujud

3. Aktiva keuangan

4. Investasi yang diperlukan

6. Piutang usaha dan piutang lainnya

7. Kas dan setara kas

8. Hutang usaha dan hutang lainnya

9. Kewajiban yang diestimasi

10. Kewajiban berbunga jangka panjang

11. Hak minoritas

12. Modal saham dan pos ekuitas lainnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

39

Pos-pos neraca diatas disesuaikan dengan bidang yang dijalankan oleh

perusahaan, lebih lanjut untuk menghindari kesalahan pengelompokan

pos-pos dalam neraca dapat dilihat dalam penjelasan sebagai berikut :

A. Aktiva

Aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan

sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu yang dapat

mendatangkan manfaat ekonomi dimasa mendatang.

Aktiva dapat digolongkan atas :

1. Aktiva lancar (Current Assets)

Adalah aktiva yang dijadikan uang tunaidalam siklus operasional

dengan jangka waktu relative singkat, pada umumnya kurang dari satu

tahun, misalnya kas (cash), piutang lancar (Account Receivable), Surat-

surat berharga (Marketable Securities), Persediaan barang (inventory).

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, suatu aktiva diklasifikasikan

sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut :

a. Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau

digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan, atau

dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan

diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari

tanggal neraca, atau

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

40

b. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

2. Aktiva tidak lancar ( Non current Asset )

Aktiva tidak lancar menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah

aktiva yang tidak termasuk dalam kategori yang diklasifikasikandalam

aktiva lancar. Aktiva tidak lancar meliputi investasi jangka panjang, aktiva

tetap, seperti bangunan, mesin, peralatan, dan lainnya. Aktiva tidak

berwujud dan aktiva tetap lainnya seperti pajak penghasilan yang

ditangguhkan.

Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang diperoleh perusahaan

yang dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal operasi

perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun yang

digunakan dalam operasi perusahaan.

B. Pasiva

Pasiva menggambarkan sumber dana untuk pembiayaan perusahaan.

Pada sisi pasiva terbagi atas dua bagian yaitu :

1. Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul sebagai

akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu dimana penyelesaiaannya

diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan

yang mengandung manfaat ekonomi ke entitas lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

41

Kewajiban dapat digolongkan menjadi :

a. Kewajiban jangka pendek (Current Liabilities)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, suatu kewajiban

diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika:

“a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus operasi

perusahaan. Atau

b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.”

Dapat dikatakan kewajiban jangka pendek apabila dibayar dalam

kegiatan operasi, jangka waktunya dalam dua belas bulan, dan adanya

keberadaan modal kerja.

b. Kewajiban Jangka panjang ( Long Term Liabilities)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan:

“Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka

panjang.”

Kewajiban jangka panjang merupakan suatu kewajiban yang timbul

akibat adanya peristiwa atau transaksi masa lalu yangdiharapkan akan

diselesaikan atau dibayar dalam jangka waktu lebih dari dua belas bulan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

42

2. Ekuitas ( Equity )

Merupakan sejumlah uang yang ditanamkan dalam sebuah perusahaan

untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dalam Perseroan Terbatas, pemilik

modal disebut pemegang saham karena modal berwujud saham. Selain itu

juga terdapat laba rugi yang diperoleh perusahaan atau penjualan saham

dan laba yang ditahan yang digunakan untuk investasi kembali di dalam

menjalankan kegiatan perusahaan (retained earning).

B. Laporan Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi merupakan biaya – biaya yang berhubungan

dengan proses produksi baik secara langsung ataupun tidak langsung, dan

biaya tersebut melekat pada produk yang diproduksi. Dalam beberapa

literatur, harga pokok produksi merupakan elemen dari harga pokok

penjualan. Dari perhitungan harga pokok produksi manajemen perusahaan

dapat menentukan harga jual.

Mursyidi (2008:14) mengemukankan bahwa, “Harga Pokok adalah

biaya yang telah terjadi (expired cost) yang belum

dibebankan/dikurangkan dari penghasilan”. Menurut Horngren, et al

(2011:45), Harga pokok produksi (Cost of goods manufactured) adalah

biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum

maupun selama periode akuntansi berjalan.

Harga pokok produksi sering dikenal dengan istilah biaya produksi.

Menurut Mulyadi (2010:14), biaya produksi merupakan biaya – biaya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

43

yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap

untuk dijual. Selain dalam perusahaan manufaktur istilah biaya produksi

juga dapat digunakan dalam perusahaan jasa. Menurut Bustami dan

Nurlela (2006:10), biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam

proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik.

Komponen Harga Pokok Produksi

Komponen biaya yang menjadi unsur perhitungan harga pokok

produksi yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik.

a. Biaya Bahan Baku Langsung

Dalam industri manufaktur, bahan baku langsung merupakan komponen

utama dalam pembuatan sebuah produk. Tanpa adanya bahan baku langsung

ini, maka proses produksi tidak akan berjalan. Dalam perhitungan harga pokok

produksi pun biaya bahan baku langsung ini termasuk ke dalam kategori biaya

utama (prime cost).

Mulyadi (2010:275) mendefinisikan bahwa “Bahan baku merupakan

bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi”. Biaya bahan baku

langsung dapat ditelusuri langsung ke produk selesai. Biaya bahan baku

langsung termasuk ke dalam biaya variabel, artinya biaya bahan baku

langsung selalu berubah-ubah sesuai dengan volume produksi. Maka total

biaya bahan baku yang digunakan untuk produksi adalah tarif biaya bahan

baku perunit dikalikan dengan jumlah unit produksi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

44

Pencatatan akuntansi pada saat pembelian bahan baku dan bahan

penolong, dapat dicatat sebagai berikut :

Jika bahan baku dibeli secara kredit :

Persediaan Bahan Rp xxx,-

Utang Usaha Rp xxx,-

Jika bahan baku dibeli secara tunai :

Persediaan Bahan Rp xxx,-

Kas Rp xxx,-

Pencatatan akuntansi pada saat bahan baku langsung digunakan dalam

produksi, maka dicatat sebagai berikut :

Barang dalam proses Rp xxx,-

Persediaan Bahan Rp xxx,-

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menurut Mursyidi (2008:15), “Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja

yang dapat secara langsung mengubah bahan baku menjadi suatu produk dan

pembebanan biayanya dapat ditelusuri pada setiap jenis produk yang

dihasilkan”. Menurut Carter (2006:40) dalam bukunya akuntansi biaya

menjelaskan bahwa “Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang

melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat

dibebankan secara layak ke produk tertentu”.

Menurut Blocher, et al (2011:109) “Biaya tenaga kerja langsung (direct labour) meliputi tenaga kerja yang digunakan untuk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

45

menghasilkan produk/jasa ditambah sebagian jam kerja tidak produktif yang normal dan tidak dapat dihindari seperti waktu istirahat dan sholat”.

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang termasuk ke dalam

biaya variabel dimana biaya tenaga kerja langsung selalu berubah-ubah sesuai

dengan unit produk yang diproduksi. Maka dalam perhitungannya, total biaya

tenaga kerja langsung adalah tarif biaya tenaga kerja langsung baik dalam

hitungan jam atau unit produksi dikalikan dengan unit atau jam kerja.

Pencatatan akuntansi untuk tenaga kerja langsung terdiri dari beberapa

tahapan, yaitu pada saat perhitungan upah atau gaji, saat pembayaran, dan saat

pembebanan biaya tenaga kerja. Saat perhitungan upah atau gaji, maka akan

dicatat sebagi berikut:

Upah dan Gaji Rp xxx,-

Utang Upah dan Gaji Rp xxx,-

Pada saat pembayaran, ayat jurnalnya adalah:

Utang Upah dan Gaji Rp xxx,-

Kas Rp xxx,-

Sedangkan pada saat pembebanan, maka akan dicatat sebagai berikut :

Barang dalam proses Rp xxx,-

Upah dan Gaji Rp xxx,-

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

46

c. Biaya Overhead Pabrik

Bustami dan Nurlela (2006:10) mengatakan bahwa “Overhead pabrik pada

umumnya dikelompokkan menjadi elemen bahan tidak langsung(bahan

pembantu atau penolong), tenaga kerja tidak langsung, dan biaya tidak

langsung lainnya”. Sedangkan Mulyadi (2010:194) menjelaskan bahwa

“Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung”.

Pada umumnya biaya overhead pabrik merupakan kategori biaya produksi

tidak langsung yang dibebankan ke sebuah produk. Biaya Overhead pabrik

dapat digolongkan dalam 3 cara yaitu :

1) Biaya Overhead pabrik menurut sifatnya

Biaya Bahan Penolong, yaitu bahan yang tidak menjadi bagian dari

suatu produk atau menjadi bagian dari suatu produk tapi nilainya

relatif kecil. Contohnya adalah lem.

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan, yaitu biaya yang dikeluarkan

untuk memperbaiki atau memelihara asset yang digunakan untuk

produksi, misalnya biaya pemeliharaan mesin.

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang

tidak dapat dibebankan langsung kepada suatu produk atau pesanan

tertentu. Misalnya tunjangan kesehatan karyawan pabrik.

Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

Biaya yang termasuk kelompok ini contohnya adalah biaya

depresiasi gedung pabrik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

47

Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu. Biaya yang

termasuk kelompok ini contohnya adalah biaya asuransi.

Biaya Overhead lain yang secara langsung memerlukan

pengeluaran uang tunai. Biaya yang termasuk kelompok ini

contohnya adalah biaya listrik.

2) Biaya Overhead pabrik Menurut Perilakunya dalam Hubungannya

dengan Perubahan Volume Produksi.

Biaya Overhead Tetap, yaitu biaya overhead yang tidak berubah

selama rentang produksi tertentu.

Biaya Overhead Variabel, yaitu biaya overhead yang berubah-ubah

sesuai dengan perubahan unit produksi atau volume produksi.

Biaya Overhead Semivariable, yaitu biaya overhead yang berubah

tidak sebanding dengan volume kegiatan.

3) Biaya Overhead pabrik Menurut Hubungannya dengan Departemen

Produksi.

Biaya Overhead Pabrik Langsung Departemen, yaitu biaya

overhead yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya

hanya dinikmati departemen tersebut.

Biaya Overhead Pabrik Tidak Langsung Departemen, yaitu biaya

overhead yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu departemen.

Pada dasarnya biaya overhead tidak dapat langsung dibebankan

terhadap suatu produk atau pesanan. Untuk itu, perlu dilakukan perhitungan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

48

tarif dasar biaya overhead yang akan dibebankan. Mursyidi (2008:223-224)

menjelaskan bahwa tahapan penentuan tarif biaya overhead adalah:

1. Menyusun biaya overhead pabrik yang diperkirakan timbul dalam

jangka waktu tertentu

2. Menentukan dasar pembebanan biaya overhead pabrik ke harga

pokok produk. Dasar pembebanan bisa berupa; biaya tenaga kerja,

biaya bahan baku, jam tenaga kerja langsung, jam mesin, physical

output, atau dasar lain yang ditentukan oleh pihak manajemen.

3. Dalam menentukan dasar pembebanan yang berupa jam atau

kapasitas lain harus dipertimbangkan kapasitas mana yang akan

digunakan. Ada beberapa level kapasitas yaitu:

a. Kapasitas teoritis, yaitu kemampuan fasilitas apabila digunakan

dalam kondisi penuh atau setara dengan 100%.

b. Kapasitas praktis, yaitu kemampuan suatu fasilitas dengan

mempertimbangkan hambatan. Sehingga kapasitas praktis

berada di bawah kapasitas teoritis atau tidak mencapai 100%.

c. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan.

d. Kapasitas normal, yaitu kemampuan suatu fasilitas dalam jangka

panjang dengan memperhatikan hambatan – hambatan yang

lebih stabil.

4. Menentukan tarif biaya overhead pabrik dengan rumus biaya

overhead yang dianggarkan atau aktual dibagi dengan dasar

pembebanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

49

Dalam memilih dasar pembebanan Mulyadi (2010:199) menjelaskan

bahwa faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar

pembebanan yang dipakai adalah :

1. Jenis biaya overhead pabrik yang paling dominan jumlahnya dalam

departemen produksi

2. Sifat – sifat biaya overhead pabrik yang paling dominan dan eratnya

hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan

dipakai.

Menurut Mursyidi (2008:224-228), penggunaan dasar pembebana

dalam penentuan tarif terdapat beberapa dasar, yaitu:

1. Dasar biaya bahan baku

Dasar biaya bahan baku dalam pembebanan biaya overhead tepat

dipergunakan apabila jenis bahan dan nilainya relative homogin, dan

mempunyai hubungan yang signifikan antara biaya bahan dan biaya

overhead pabrik pada masa lalu, misalnya biaya overhead pabrik

didominasi oleh biaya bahan tidak langsung.

2. Dasar biaya tenaga kerja atau jam tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung atau jam tenaga kerja langsung

dipergunakan sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik

dengan beberapa alasan, antara lain:

a. Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang cukup material, dan

dibayar berdasarkan jam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

50

b. Biaya overhead pabrik didominasi oleh biaya – biaya tenaga kerja

tidak langsung.

c. Pada masa lalu menunjukan hubungan yang erat antara biaya

overhead pabrik dengan biaya tenaga kerja atas dasar jam.

3. Dasar jam mesin

Jam mesin dijadikan dasar pembebanan biaya overhead pabrik apabila

hanya mesin(depresiasi, pemeliharaan, dan perbaikan) mendominasi

biaya overhead pabrik, artinya komponen biaya yang berhubungan

dengan mesin mempunyai persentase yang lebih besar dibandingkan

dengan gabungan dari biaya lainnya.

4. Dasar unit produk

Unit produk sebagai dasar pembebanan merupakan cara yang paling

sederhana, namun paling tepat dipergunakan pada unit produk yang

bersifat homogin, baik dari segi harga,ukuran dan jenisnya, jika syarat

tersebut tidak dipenuhi akan mengakibatkan perhitungan tidak teliti.

C. Laporan Laba Rugi

Adalah ikhtisar dari penghasilan dan beban suatu perusahaan dalam

periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

Mengacu pada pendapat Munawir laporan laba rugi adalah suatu

laporan yang sistematis tentang penghasilan biaya, rugi laba yang

diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

51

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi menurut Standar

Akuntansi Keuangan adalah :

1. Pendapatan

2. Laba atau rugi perusahaan

3. Beban pinjaman

4. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang

diperlakukan menggunakan metode ekuitas.

5. Beban pajak

6. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan

7. Pos luar biasa

8. Hak minoritas

9. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan

Dalam literatur akuntasi laporan laba rugi diturunkan dari istilah

income statement, profit and loss statement, operating statement, dan

earning statement.

Bentuk dari laporan laba rugi yang biasa digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Laporan laba rugi bentuk langsung ( Single Step Income Statement )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

52

Dalam laporan laba rugi bentuk langsung, hanya ada dua

pengelompokan yaitu pendapatan dan beban.

b. Laporan laba rugi bertahap ( Multiple Step Income Statement )

Dalam laporan ini memisahkan transaksi operasi dan non operasi,

serta menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang

berhubungan.

Elemen laporan laba rugi ditentukan oleh Standar Akuntansi

Keuangan paragraf 70 dibagi menjadi :

1. Penghasilan (Income), adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu

periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva

atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Berdasarkan pengertian diatas, penghasilan meliputi :

a) Pendapatan ( Revenue ), yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas

perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda

seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga royalty dan sewa.

b) Keuntungan (gains), yaitu pos lainnya yang memenuhi definisi

penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam

pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

53

2. Beban (Expenses), adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya

aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan

ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Definisi modal mencakup :

a) Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang

biasa, yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya

aktiva seperti kas (dan setara kas), persediaan, dan aktiva tetap.

b) Kerugian (losses), yaitu pos lainnya yang memenuhi definisi beban,

dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan

aktivitas perusahaan biasa.

C. Laporan Perubahan Modal (Statement of Owner’s or Stockholder’s

Equity)

Adalah ikhtisar perubahan modal pemilik suatu perusahaan yang telah

terjadi dalam suatu periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, perusahaan harus menyajikan laporan

perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan yang

menunjukkan :

1. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

54

2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta

jumlahnya yang berdasarkan PSAK diakui secara langsung dalam

ekuitas.

3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan

perbaikkan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam

PSAK terkait

4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik

5. Saldo akumulasi laba rugi pada awal dan akhir periode serta

perubahannya

6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat masing-masing jenis modal agio

saham, dan cadangan pada awal dan akhir peride yang menunjukkan

secara terpisah setiap perubahan.

D. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement )

Adalah suatu ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah

kesatuan usaha untuk suatu periode tertentu seperti sebulan atau setahun.

Mengacu pada pendapat Munawir dalam buku analisis laporan keuangan

adalah :

“ Laporan Perubahan kas atau cash flow statement adalah laporan sumber dan penggunaankas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alas an mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

55

Dalam laporan arus kas terdapat tiga kegiatan :

1. Aktivitas operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan

perusahaan dan aktivitas lain selain aktivitas investasi dan aktivitas

pendanaan.

2. Aktivitas investasi, adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka

panjang serta aktivitas lain yang tidak termasuk setara kas.

3. Aktivitas pendanaan, adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan

dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman usaha.

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung dan

menyajikan laporan arus kas berdasarkan jumlah arus kas dari aktivitas

operasi yaitu metode langsung dan tidak langsung.

E. Catatan atas laporan keuangan ( Notes to Financial Statement)

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus

berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan

keuangan. Catatan ataslaporan keuangan menurut Ikatan Akuntan

Indonesia harus mengungkapkan:

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan

akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi

yang penting.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

56

2. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan

dineraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan

ekuitas.

3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan

tetapi tidak diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. Catatan

atas laporan keuangan merupakan penjelasan naratif atau rincian

jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, lapran arus kas,

dan laporan perubahan modal, serta informasi tambahan seperti

kewajiban kontijensi dan komitmen.

2.4.3.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

a. Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat oleh perusahaan untuk

memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan

oleh pihak manajemn yang bersangkutan.

Laporan keuangan bersifat historis dan menyeluruh. Sebagai suatu

progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasi dari

kombinasi :

1. Fakta-fakta yang telah tercatat

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi

3. Pendapat pribadi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

57

b. Keterbatasan Laporan Keuangan

Mengacu pada pendapat Munawir, dari sifat laporan keuangan maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan mempunyai beberapa

keterbatasan :

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya

merupakan interim report ( laporan ynag dibuat antara waktu tertentu

yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.

Karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam

laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi

dimana dalam interim report terdapat atau terkandung

pendapatpendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau

manajemen yang bersangkutan.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang

kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar

penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau

berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going

concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus

sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga

perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap

tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang

tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (Book

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

58

Value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun

nilai gantinnya.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu,

dimana daya beli uang tersebut semakin menurun. Dibandingkan

dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan

yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau

mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu

disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga

diikuti kenaikan tingakat harga-harga. Jadi suatu analisa dengan

memperbandingkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian

terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang

keliru.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang

dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan,

karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan

uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan.

2.5 Laporan Keuangan berdasarkan SAK-ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik.

Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

59

a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose

financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal

adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,

kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika :

a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau

regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau

b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok

besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang

efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

SAK ETAP.

2.5.1 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun

yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

60

kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga

menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

2.5.2 Karakteristik Kualitatif Informasi dalam Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan, antara lain :

1. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud

ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari

informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,

kepentingan agar laporan keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan

informasi yang relevan harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa

informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna

untuk proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika

dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

61

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,

menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Materialitas

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau

kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan

ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas

tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan

situasi tertentu dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan

dalam mencatat (misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau

membiarkan kesalahan untuk menyimpang secara tidak material dari SAK

ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi keuangan, kinerja

keuangan atau arus kas suatu entitas.

4. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus

andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material

dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang

secara wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari

bias (melalui pemilihan atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk

mempengaruhi pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan

mencapai suatu hasil tertentu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

62

5. Substansi Mengungguli Bentuk

Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan

substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini

untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.

6. Pertimbangan Sehat

Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan

keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan

peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat

dalam menyusun laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur

kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam

kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih

tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun

demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan

pembentukan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan

kewajiban atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak

mengijinkan bias.

7. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap

dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak

mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau

menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi

ditinjau dari segi relevansi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

63

8. Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas

untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan

dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten

untuk suatu entitas, antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas yang

berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan keuangan harus mendapat

informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan

laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruh dampak

perubahan tersebut.

9. Tepat Waktu

Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi

penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan

keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan,

maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen

mungkin perlu menyeimbangkan secara relative antara pelaporan tepat waktu

dan penyediaan informasi yang andal. Untuk mencapai keseimbangan antara

relevansi dan keandalan, maka pertimbangan utama adalah bagaimana yang

terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengambil keputusan

ekonomi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

64

10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun

demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang

substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang

menikmati manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus

memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati

oleh pengguna eksternal.

2.5.3 Posisi Keuangan

Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada

suatu waktu tertentu. Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung

dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Unsur-

unsur ini didefinisikan sebagai berikut :

a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas.

b. Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

65

Beberapa pos mungkin memenuhi definisi aset atau kewajiban namun

tidak dapat diakui sebagai aset atau kewajiban dalam neraca karena tidak

memenuhi criteria pengakuan. Khususnya, harapan bahwa manfaat ekonomi

masa depan akan mengalir ke atau dari dalam entitas harus cukup pasti untuk

memenuhi kriteria probabilitas sebelum suatu aset atau kewajiban diakui.

2.5.4 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari

entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Laba sering digunakan

sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat

pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur-unsur laporan keuangan yang

secara langsung terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban.

Penghasilan dan beban didefinisikan lebih lanjut sebagai berikut :

a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal.

b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

66

Pengakuan penghasilan dan beban dalam laporan laba rugi dihasilkan

secara langsung dari pengakuan dan pengukuran aset dan kewajiban.

2.5.5 Pengakuan dan Pengkuruan Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu

pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan

memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos

tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas; dan

b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Kegagalan untuk mengakui pos yang memenuhi kriteria tersebut tidak

dapat digantikan dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau

catatan atau materi penjelasan.

Pengakuan dalam laporan keuangan, yaitu :

1. Aset

Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa

depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya

yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika

pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin

mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai

alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan

laba rugi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

67

2. Kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber

daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk

menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat

diukur dengan andal.

3. Penghasilan

Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset

dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan

manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau

penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

4. Beban

Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan

kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat

ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan

kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

5. Laba atau Rugi

Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban.

Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan,

dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.

SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang

tidak memenuhi definisi aset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos

tersebut merupakan hasil dari penerapan “matching concept”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

68

Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau

penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.

a. Pengukuran nilai aset secara neto dari penilaian penyisihan bukan

merupakan saling hapus, misalnya penyisihan atas keusangan persediaan

dan penyisihan atas piutang tak tertagih.

b. Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual aset

tidak lancar (termasuk investasi dan aset operasional), maka entitas

melaporkan keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset dengan

mengurangi hasil penjualan dengan jumlah tercatat aset dan beban

penjualan yang terkait.

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas

untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan.

Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar pengukuran yang

umum adalah biaya historis dan nilai wajar :

a. Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan

atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset

pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang

diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai

penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.

b. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset,

atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

69

berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi

dengan wajar.

2.5.6 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan entitas meliputi :

a. Neraca;

b. Laporan laba rugi;

c. Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:

i. Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau

ii. Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;

d. Laporan arus kas; dan

e. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang muncul dari laba

atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan

kebijakan akuntansi selama periode laporan keuangan disajikan maka entitas

dapat menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba sebagai pengganti laporan laba

rugi dan laporan perubahan ekuitas.

Karena SAK ETAP mensyaratkan jumlah komparatif terhadap periode

sebelumnya untuk semua jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan

(apakah pada laporan keuangan atau pada catatan atas laporan keuangan), suatu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

70

laporan keuangan lengkap berarti bahwa suatu entitas harus menyajikan minimum

dua periode dari setiap laporan keuangan yang disyaratkan dan catatan atas

laporan keuangan yang terkait.

Dalam suatu laporan keuangan lengkap, suatu entitas menyajikan setiap

laporan keuangan dengan keunggulan yang sama. Entitas harus

mengidentifikasikan secara jelas setiap komponen laporan keuangan termasuk

catatan atas laporan keuangan. Jika laporan keuangan merupakan komponen dari

laporan lain, maka laporan keuangan harus dibedakan dari informasi lain dalam

laporan tersebut. Di samping itu, informasi berikut ini disajikan dan diulangi,

bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan :

a. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan

periode terakhir;

b. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang

lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;

c. Mata uang pelaporan;

d. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

Entitas harus mengungkapkan hal berikut ini dalam catatan atas laporan

keuangan :

a. Domisili dan bentuk hukum entitas serta alamat kantornya yang terdaftar;

b. Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utamanya.

2.5.7 Neraca

1. Infrormasi yang Disajikan dalam Neraca

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

71

Neraca minimal mencakup pos-pos berikut :

a. Kas dan setara kas;

b. Piutang usaha dan piutang lainnya;

c. Persediaan;

d. Properti investasi;

e. Aset tetap;

f. Aset tidak berwujud;

g. Utang usaha dan utang lainnya;

h. Aset dan kewajiban pajak;

i. Kewajiban diestimasi;

j. Ekuitas.

Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya dalam neraca jika

penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap posisi

keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap

pos-pos yang disajikan.

2. Klasifikasi Aset dan Kewajiban

Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang

terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas

memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

72

tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan

berdasarkan likuiditasnya.

3. Urutan dan Format Pos dalam Neraca

SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang

akan disajikan. SAK ETAP hanya menyediakan daftar pos-pos yang berbeda

baik sifat atau fungsinya untuk menjamin penyajian yang terpisah dalam

neraca. Sebagai tambahan :

a. Pos yang terpisah akan dibentuk jika ukuran, sifat, atau fungsi dari pos

atau agregasi terhadap pos-pos yang serupa membuat penyajian terpisah

menjadi relevan untuk memahami posisi keuangan entitas; dan

b. Uraian yang digunakan dan urutan pos-pos atau agregasi terhadap pos-pos

yang sejenis mungkin diubah sesuai dengan sifat entitas dan transaksinya,

untuk menyediakan informasi yang relevan dalam rangka memahami

posisi keuangan entitas.

Pertimbangan atas pos-pos tambahan yang disajikan secara terpisah

berdasarkan pada penilaian :

a. Sifat dan likuiditas aset;

b. Fungsi aset dalam entitas; dan

c. Jumlah, sifat dan waktu kewajiban.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

73

2.5.8 Laporan Laba Rugi

1. Infrormasi yang Dijadikan dalam Neraca

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :

a. Pendapatan;

b. Beban keuangan;

c. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;

d. Beban pajak;

e. Laba atau rugi neto.

Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada laporan

laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan

entitas. Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan

dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba rugi maupun

dalam catatan atas laporan keuangan.

2. Analisi Beban

Entitas menyajikan suatu analisis beban dalam suatu klasifikasi

berdasarkan sifat atau fungsi beban dalam entitas, mana yang memberikan

informasi yang lebih andal dan relevan.

Analisis Menggunakan Sifat Beban

a. Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi

berdasarkan sifatnya (contoh, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

74

transportasi, imbalan kerja dan biaya iklan), dan tidak dialokasikan

kembali antara berbagai fungsi dalam entitas.

Misalnya:

Pendapatan xxx

Pendapatan operasi lain xxx

Perubahan persediaan barang jadi

dan barang dalam proses xxx

Bahan baku yang digunakan xxx

Beban pegawai xxx

Beban penyusutan dan amortisasi xxx

Beban operasi lainnya xxx

Jumlah beban operasi (xxx)

Laba operasi xxx

Analisis Menggunakan Fungsi Beban

a. Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan sesuai fungsinya sebagai

bagian dari biaya penjualan atau, sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi

atau aktivitas administrasi. Sekurang-kurangnya, entitas harus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

75

mengungkapkan biaya penjualannya sesuai metode ini terpisah dari beban

lainnya.

Misalnya:

Pendapatan xxx

Beban pokok penjualan (xxx)

Laba bruto xxx

Pendapatan operasi lainnya xxx

Beban pemasaran (xxx)

Beban umum dan administrasi (xxx)

Beban operasi lain (xxx)

Laba operasi xxx

Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis diatas pada laporan laba rugi.

Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan

informasi tambahan berdasarkan sifat beban, termasuk penyusutan dan beban

amortisasi dan beban imbalan kerja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 60: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

76

2.5.9 Laporan Perubahan Ekuitas dan Lapoan Laba Rugi dan Saldo Laba

1. Laporan Perubahan Ekuitas

Tujuan

Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu

periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas

untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi

kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format

laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan

dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut.

Informasi yang Disajikan di Laporan Perubahan Ekuitas

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan :

a. Laba atau rugi untuk periode;

b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

c. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi

dan koreksi kesalahan yang diakui;

d. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat

awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang

berasal dari :

i. Laba atau rugi;

ii. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 61: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

77

iii. Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas,

yang menunjukkan secara terpisah modal saham, transaksi saham

treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan

perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak

mengakibatkan kehilangan pengendalian.

2. Laporan Laba Rugi dan Saldo LabaTujuan

Tujuan

Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas dan

perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. SAK ETAP mengijinkan

entitas untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba menggantikan

laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas

hanya berasal dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan

periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi.

Informasi yang Disajikan di Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Entitas menyajikan di laporan laba rugi dan saldo laba pos-pos berikut

sebagai tambahan atas informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP :

a. Saldo laba pada awal periode pelaporan;

b. Dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau terutang selama periode;

c. Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periode lalu;

d. Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan akuntansi; dan

e. Saldo laba pada akhir periode pelaporan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 62: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

78

2.5.10 Laporan Arus Kas

1. Setara Kas

Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki

untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi

atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai

setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau

kurang sejak tanggal perolehan. Cerukan bank pada umumnya termasuk

aktivitas pendanaan sejenis dengan pinjaman. Namun, jika cerukan bank dapat

ditarik sewaktu-waktu dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

pengelolaan kas entitas, maka cerukan tersebut termasuk komponen kas dan

setara kas.

2. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Arus Kas

Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu

periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi,

dan aktivitas pendanaan.

Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil

utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya

berasal dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang mempengaruhi

penetapan laba atau rugi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 63: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

79

b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;

c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

d. Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan;

e. Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat

diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan

dan investasi;

f. Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak

lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan

persediaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali.

Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan

keuntungan atau kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi.

Tetapi, arus kas yang menyangkut transaksi tersebut merupakan arus kas dari

aktivitas investasi.

Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas

sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan

pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari

aktivitas investasi adalah :

a. Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap yang

dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lainnya;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 64: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

80

b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset

jangka panjang lainnya;

c. Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain

dan bunga dalam joint venture (selain pembayaran untuk efek yang

diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk

diperdagangkan);

d. Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain

dan bunga dari joint venture (selain penerimaan dari efek yang

diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan);

e. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;

f. Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman yang

diberikan kepada pihak lain;

Aktivitas Pendanaan

Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :

a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain;

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau

menebus saham entitas;

c. Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka

pendek atau jangka panjang lainnya;

d. Pelunasan pinjaman;

e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang

berkaitan dengan sewa pembiayaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 65: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

81

2.6.11. Catatan Atas Laporan Keuangan

1. Struktur

Catatan atas laporan keuangan harus :

a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan SAK ETAP;

b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi

tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan

c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal

tersebut praktis. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk-silang ke

informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan. Secara normal urutan

penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan

SAK ETAP;

b. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan;

c. Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan

urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian

pos-pos tersebut.

d. pengungkapan lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 66: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

82

2. Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

Dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan harus diungkapkan :

a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;

b. Kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami

laporan keuangan.

3. Informasi tentang Pertimbangan

Entitas harus mengungkapkan pertimbangan secara terpisah dari hal-hal

yang melibatkan estimasi dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang

signifikan atau catatan atas laporan keuangan lainnya yang digunakan

manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan mempunyai

pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan

keuangan.

4. Informasi tentang Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi

Entitas harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

tentang informasi mengenai asumsi pokok tentang masa depan dan sumber-

sumber pokok lain untuk mengestimasi ketidakpastian pada akhir periode

pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang menyebabkan adanya suatu

penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan kewajiban dalam

laporan keuangan tahun berikutnya. Terkait aset dan kewajiban tersebut,

catatan atas laporan keuangan harus memasukkan rincian tentang :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 67: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/93/jbptppolban-gdl-evisrimuly... · Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan ... 2.4 Siklus

83

a. Sifat; dan

b. Jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.

Dari uraian teori yang telah dikemukakan, dapat dilihat bahwa tidak terlalu

banyak perbedaan antara laporan keuangan umum dengan laporan keuangan untuk

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Keduanya sama-sama menghasilkan

informasi yang andal dan akurat. Kemudian yang menjadi sorotan disini adalah

keterbatasan dana yang dimiliki para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) untuk menambah tenaga kerja atau untuk memperluas usahanya.

Dengan melakukan penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP),

perusahaan dapat mempertanggungjawabkan laporan keuangan tersebut kepada

pihak penyandang dana.