bab ii tinjauan pustaka - sinta.unud.ac.id · frekuensi audio dan frekuensi warna, pengukuran...
TRANSCRIPT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun tinjauan pustaka yang menjadi dasar penelitian ini adalah tentang
sistem informasi geografis, laporan pengukuran parameter teknis siaran televisi,
laporan pengukuran parameter teknis siaran Radio FM, JSON, PHP, Javascript,
Google Maps dan MySQL.
2.1 State of the Art
Penelitian mengenai sistem informsi geografis yang dirangkum dalam
jurnal telah banyak dilakukan oleh para ahli salah satunya adalah Martin J. Bunch,
T. Vasantha Kumaran, dan R. Joseph pada jurnal yang berjudul Using
Geographic Information Systems (GIS) for Spatial Planning and Environmental
Management in India yang dalam penelitiannya tentang sistem informasi
geografis menggunakan Algoritma Djikstra. Algoritma tersebut digunakan untuk
mencari lintasan terpendek dari suatu titik kesemua pasangan titik. Algoritma
Djikstra melalui sejumlah langah yang menggunakan prinsip greedy. Algoritma
Djikstra dapat melakukan pencarian jalur terpendek dari posisi titik awal sampai
titik akhir lokasi dengan keakuratan nilai jarak rata-rata 0.03% terhadap
pengukuran dengan Google Maps.
Penelitian yang dilakukan oleh Hamza M.H, A Rodriguez, Abdeljaoued
dan Ben Mammou pada jurnal yang berjudul GIS Based Drastic Vulnerability and
Net Recharge Reassessment in an Aquifer of a Semi-Arid Region menggunakan
Metode Breadth First Search merupakan metode yang menguji semua keadaan
dalam pohon pelacakan dalam waktu yang sama. Algoritma Breadth First Search
memperhatikan semua keadaan pada tiap tingkat sebelum meneruskan ke tingkat
lebih berikutnya.
Simon Foteck Fonji dan Michael Larrivee dari Department of Earth
Sciences, University of Memphis, Memphis, USA dan Norwegian Forest and
Landscape Institute, Norway pada Tahun 2013 menggunakan Metode Hill
6
Climbing Search yang merupakan suatu metode untuk mencari dan menentukan
rute yang paling singkat dengan memperkecil jumlah kota atau tempat yang
disinggahi dengan menggunakan cara mencari tempat terjauh yang mendekati
dengan tujuan.
2.2 Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis merupakan sistem komputer yang di desain
untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi
spasial, informasi yang mempunyai hubungan geometri dalam arti bahwa
informasi tersebut dapat dihitung, diukur, dan disajikan dalam sistem koordinat,
dengan data berupa data digital yang terdiri dari data spasial dan data semantiknya
(data atribut). Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan, dan menganalisis suatu obyek dimana lokasi geografis merupakan
karakteristik yang penting serta memerlukan analisis yang kritis. Penanganan dan
analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan kunci utama sistem
informasi geografis. Data yang digunakan dan dianalisa dalam suatu sistem
informasi geografis berbentuk data peta (spasial) yang terhubung langsung dengan
data tabular yang mendefinisikan bentuk geometri data spasial. Misalnya
membuat suatu theme atau layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut
akan memiliki data tabular yang berisi informasi tentang bentuk datanya (point,
line atau polygon) yang berada dalam layer tersebut.
Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem yang mengorganisir
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta dapat
mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara
simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek
keruangan. Sistem informasi geografis merupakan manajemen data spasial dan
non-spasial yang berbasis komputer dengan tiga karakteristik dasar, yaitu
mempunyai fenomena aktual berupa variabel data non-lokasi yang berhubungan
dengan topik permasalahan di lokasi yang bersangkutan, merupakan suatu
kejadian disuatu lokasi dan mempunyai dimensi waktu.
7
2.3 Parameter Teknis Siaran Televisi Analog
Pelaksanaan pengukuran parameter teknis televisi siaran televisi analog
dimaksudkan untuk memperoleh data teknis yang valid tentang penggunaan suatu
frekuensi, besarnya sinyal, lebar pita serta level spouriuos emmision dan
harmonisa yang dapat ditimbulkan dari masing-masing frekuensi yang
dipergunakan pada stasiun pemancar televisi, sesuai dengan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 76 tahun 2003 dan Keputusan Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi Nomor 068 tahun 2007. Adapun kegiatan pengukuran parameter
teknis yang dilakukan adalah:
1. Pengukuran penggunan frekuensi yang meliputi frekuensi video,
frekuensi audio dan frekuensi warna, pengukuran hamonisa video
maupun audio sampai 3 level dan spurious emission.
2. Hasil pengukuran diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi
penilaian dalam pengambilan keputusan oleh Pimpinan Ditjen Sumber
Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI)
Indonesia mengalokasikan dua band untuk siaran televisi analog. Band
tersebut adalah band IV dan V. Karakteristik sinyal televisi untuk standar siaran
standar PAL-G adalah standar yang menjadi acuan dalam proses pengukuran
selain undang-undang yang ditetapkan pemerintah indonesia. Adapun
karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Karakteristik Sinyal Siaran Televisi PAL-G.
No Karakteristik Sistem G
1 Nominal radio-frequency channel bandwidth (MHz) 8
2 Sound carrier relative to vision carrier (MHz) +5.5 ± 0.001
3 Type of sound modulation F3E
4 Frequency deviation (kHz) ± 50
5 Minimum usable field strength 60dBµV/m
6 Spurious emission ≥60dB
7 Harmonisa video 1,2 dan 3 ≥60dB
8 Harmonisa audio mono 1,2, dan 3 ≥60dB
8
Standar sistem televisi siaran pada pita UHF terdiri dari standar sistem
televisi siaran analog dan standar sistem televisi siaran digital. Setiap
penyelenggaraan televisi siaran analog pada pita UHF wajib memenuhi ketentuan
teknis sebagai berikut:
1. Pita frekuensi yang digunakan adalah 478 sampai 606 MHz untuk band
IV dan 606 – 806 MHz untuk band V.
2. Lebar pita frekuensi (bandwidth) yang digunakan tiap kanal adalah 8
MHz
3. Lokasi titik pengujian atau pengukuran (test point) merupakan batas
terluar dari suatu wilayah layanan (service area).
4. Jangkauan layanan sekurang-kurangnya 50% dari wilayah layanan
dengan minimal kuat medan pada service area terluar adalah sebesar 60
dBµV/m.
2.4 Parameter Teknis Radio Siaran FM
Stasiun radio adalah satu atau beberapa perangkat pemancar atau
penerima atau gabungan dari perangkat pemancar dan penerima termasuk alat
perlengkapan yang diperlukan di satu lokasi untuk menyelenggarakan komunikasi
radio. Spektrum frekuensi radio adalah kumpulan pita frekuensi radio. Pita
frekuensi radio adalah bagian dari spektrum frekuensi radio yang mempunyai
lebar tertentu.
Kanal frekuensi radio adalah satuan terkecil dari spektrum frekuensi
radio yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio. Penetapan (assignment) frekuensi
radio atau kanal frekuensi adalah otorisasi yang diberikan oleh suatu administrasi,
dalam hal ini menteri kepada suatu stasiun radio untuk menggunakan frekuensi
radio atau kanal frekuensi radio berdasarkan persyaratan tertentu.
Penyelenggaraan radio Siaran FM wajib memenuhi ketentuan teknis sebagai
berikut:
1. Rentang pita frekuensi radio yang digunakan adalah 87,5 sampai 108
MHz.
2. Pengkanalan frekuensi yang digunakan adalah kelipatan 100 KHz.
9
3. Penyimpangan frekuensi (frequency deviation) maksimum adalah ± 75
KHz pada 100% modulasi.
4. Level Spurious emisi minimum 60dB di bawah level mean power.
5. Lebar pita (bandwidth) untuk deviasi maksimum ± 75 KHz dan 100%
modulasi maksimum 372 KHz.
6. Jangkauan layanan sekurang-kurangnya 50% dari wilayah layanan
dengan minimal kuat medan pada service area terluar adalah sebesar
60dBµV/m
Pemetaan frekuensi radio atau kanal frekuensi radio adalah pencantuman
kanal frekuensi tertentu hasil dari suatu perencanaan yang telah disetujui, diadopsi
oleh pihak yang kompeten, untuk digunakan oleh satu atau lebih administrasi
untuk penggunaan dinas komunikasi radio terestrial atau dinas komunikasi ruang
angkasa dalam satu atau lebih negara atau area geografis yang telah teridentifikasi
berdasarkan persyaratan tertentu. Wilayah layanan (service area) adalah wilayah
penerimaan stasiun radio yang diproteksi dari gangguan atau interferensi sinyal
frekuensi radio lainnya.
Konsep coverage area (wilayah jangkauan) dan service area (wilayah
layanan) seringkali membingungkan. Ditinjau dari segi analisa interferensi maka
dapat dijelaskan dengan cukup sederhana seperti ditunjukan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Service Area dan Coverage Area.
10
Service area adalah suatu wilayah layanan pemancar tertentu dimana
didalam wilayah tersebut dijamin sinyalnya dapat diterima dengan baik. Nilai
field strength minimum pada ujung batas service area (Eu) dijamin melebihi dari
Nuisance Field (NF). Service area biasanya dikaitkan pula dengan izin wilayah
layanan yang diberikan.
Coverage area adalah suatu wilayah jangkauan dari suatu pemancar
sejauh mana sinyalnya dapat diterima dengan baik, tanpa memperhatikan
pengaruh interferensi stasiun pemancar lainnya. Nilai field strength akan
berkurang seiring dengan semakin besarnya jarak pemancar dan penerima, jika
diasumsikan bahwa suatu pemancar diletakkan di pusat kota besar, sinyal dapat
mencapai daerah rural di mana Eu nilainya lebih kecil daripada Eu di kota besar,
sehingga coverage area dapat mencapai sekitar 60 s/d 70 km untuk high power
transmitter, jika hanya terdapat satu pemancar yang tidak diganggu oleh
pemancar lain di wilayah yang bersebelahan (adjacent areas), maka service area
bisa sama dengan coverage area, jika terdapat suatu pemancar lain di wilayah
yang bersebelahan dengan service area suatu pemancar, dengan selisih frekuensi
tertentu (co-channel, adjacent, 2nd adjacent), maka dapat menimbulkan nuisance
field tertentu di sebagian coverage area.
Nuisance field adalah kuat medan pemancar yang menginterferensi ERP
tertentu ditambah dengan protection ratio yang relevan. Kondisi tersebut dapat
mengurangi kualitas sinyal tertentu. Berkaca dari konsepsi service area, maka
walaupun di wilayah sekitar (adjacent area) ditempatkan beberapa stasiun
pemancar dengan selisih frekuensi tertentu, tetap dijamin dalam service area-nya
kualitas penerimaan dapat memenuhi standar. Minimum usable field strength
adalah sebesar 60dBµV/M. Perhitungan service area juga memperhatikan kondisi
topografi di sekitar lokasi pemancar, serta coverage area dari pemancar lain di
daerah yang bersebalahan.
11
2.5 JSON
JSON (JavaScript Object Notation) adalah format pertukaran data yang
ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan
dibuat (generate) oleh komputer. Format ini dibuat berdasarkan bagian
dari Bahasa Pemrograman JavaScript, Standar ECMA-262 Edisi ke-3 pada Bulan
Desember 1999. JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa
pemrograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan
oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl dan
Python, oleh karena sifat tersebut menjadikan JSON ideal sebagai bahasa
pertukaran data. JSON terdiri dari dua struktur yaitu:
1. Kumpulan pasangan nama atau nilai. JSON pada beberapa bahasa
dinyatakan sebagai objek (object), rekaman (record), struktur (struct),
kamus (dictionary), tabel hash (hash table), daftar berkunci (keyed list),
atau associative array.
2. Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values), pada kebanyakan
bahasa, hal ini dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar
(list), atau urutan (sequence).
Objek adalah sepasang nama atau nilai yang tidak terurutkan ditunjukkan
pada Gambar 2.2. Objek dimulai dengan “{“(kurung kurawal buka) dan diakhiri
dengan “}” (kurung kurawal tutup). Nama diikuti dengan “:” (titik dua) dan setiap
pasangan nama atau nilai dipisahkan oleh “,” (koma).
Gambar 2.2 Objek pada JSON.
(Sumber: http://www.json.org/index.html)
12
Larik adalah kumpulan nilai yang terurutkan. Larik dimulai dengan [
(kurung kotak buka) dan diakhiri dengan ] (kurung kotak tutup). Setiap nilai
dipisahkan oleh, (koma) dan ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Array pada JSON.
(Sumber: http://www.json.org/index.html)
Nilai (value) dapat berupa sebuah string dalam tanda kutip ganda,
atau angka, atau true atau false atau null atau sebuah objek atau larik. Struktur-
struktur tersebut dapat disusun bertingkat dan ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Nilai pada JSON.
(Sumber: http://www.json.org/index.html)
String adalah kumpulan dari nol atau lebih karakter unicode, yang
dibungkus dengan tanda kutip ganda. String dapat digunakan backslash
escapes "\" untuk membentuk karakter khusus. Sebuah karakter mewakili karakter
tunggal pada string. String sangat mirip dengan string C atau Java dan
ditunjukkan pada Gambar 2.5.
13
Gambar 2.5 String pada JSON
(Sumber: http://www.json.org/index.html)
Angka adalah sangat mirip dengan angka di C atau Java, kecuali format
oktal dan heksadesimal tidak digunakan dan ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Angka pada JSON
(Sumber: http://www.json.org/index.html)
Spasi kosong (whitespace) dapat disisipkan di antara pasangan tanda-
tanda tersebut, kecuali beberapa detail encoding yang secara lengkap dipaparkan
oleh bahasa pemprograman yang bersangkutan.
14
2.6 PHP
PHP yang merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang memiliki
kemampuan untuk memproses data dinamis. PHP dikatakan sebagai sebuah
server-side embedded script language artinya sintaks dan perintah yang kita
berikan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML
biasa. Aplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya memberikan hasil pada
web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.
Mekanisme kerja webserver yang menggunakan bahasa PHP sebagai
fungsi utama dimana client melakukan permintaan pada webserver dan webserver
memberikan hasil terjemahan bahasa PHP ke dalam bahasa HTML yang nantinya
browser client akan mengolah ulang informasi HTML tersebut dan
menampilkannya dengan interface yang berbentuk halaman web.
Server bekerja apabila ada permintaan dari client yang menggunakan
kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server. PHP ketika digunakan
sebagai server-side embedded script language maka hal sebagai berikut dilakukan
server:
1. Membaca permintaan dari client atau browser
2. Mencari halaman di server
3. Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan
modifikasi pada halaman
4. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau
intranet.
Kode PHP disimpan sebagai plain text dalam format ASCII, sehingga
kode PHP dapat ditulis hampir disemua editor text seperti windows notepad,
windows wordpad, dan lainnya. Kode PHP adalah kode yang disertakan di sebuah
halaman HTML dan kode tersebut dijalankan oleh server sebelum dikirim ke
browser ditunjukkan pada Kode Program 2.1.
15
<html>
<?
Print ("Contoh text yang menggunakan kode PHP");
?>
</html>
Kode Program 2.1 Contoh File PHP (contoh.php)
HTTP server hanya melewatkan content dari file menuju ke browser.
Server tidak mencoba untuk mengerti atau memproses file, karena itu adalah tugas
sebuah browser. File dengan ekstensi .php ditangani secara berbeda yaitu kode
PHP akan diperiksa. Webserver memulai bekerja apabila berada diluar lingkungan
kode HTML, oleh karena itu server melewati semua content yang berisi kode
HTML, CSS, JavaScript, simple text di browser tanpa diinterpretasikan di server.
Variabel digunakan untuk menyimpan suatu nilai, seperti teks, angka atau
array. Ketika sebuah variabel dibuat, variabel tersebut dapat dipakai berulang-
ulang. Semua variabel harus dimulai dengan karakter '$'. Variabel PHP tidak
perlu dideklarasikan dan ditetapkan jenis datanya sebelum kita menggunakan
variabel tersebut, hal itu berarti pula bahwa tipe data dari variabel dapat berubah
sesuai dengan perubahan konteks yang dilakukan oleh user. Variabel PHP cukup
diinisialisasikan dengan memberikan nilai kepada variabel tersebut dan
ditunjukkan pada Kode Program 2.2.
$text = "PHP";
print "$text";
Kode Program 2.2 Contoh Pencetakan "PHP"
Identifier dalam PHP adalah case-sensitive, sehingga $text dengan $Text
merupakan variabel yang berbeda. Built-in function dan structure pada PHP tidak
case-sensitive. Identifier dapat berupa sejumlah huruf, digit angka, underscore,
atau tanda dollar tetapi identifier tidak dapat dimulai dengan digit angka, berikut
ini adalah aturan dalam penamaan variabel pada Bahasa Pemrograman PHP:
1. Nama variabel harus diawali dengan sebuah huruf atau garis bawah
(underscore) “_”.
16
2. Nama variabel hanya boleh mengandung karakter alpha-numeric dan
underscore (a-Z, 0-9, dan _).
3. Nama variabel tidak boleh mengandung spasi.
2.7 Javascript
JavaScript adalah bahasa yang populer di internet dan dapat bekerja di
sebagian besar penjelajah web populer seperti Internet Explorer (IE), Mozilla
Firefox, Netscape, dan Opera. JavaScript pertama kali dikembangkan oleh
Brendan Eich dari Netscape dibawah nama Mocha, yang nantinya namanya
diganti menjadi LiveScript, dan akhirnya menjadi JavaScript.
Navigator sebelumnya telah mendukung Java untuk lebih bisa
dimanfaatkan para programmer yang non-Java kemudian dikembangkanlah
bahasa pemrograman bernama LiveScript untuk mengakomodasi hal tersebut.
Bahasa pemrograman inilah yang akhirnya berkembang dan diberi nama
JavaScript, walaupun tidak ada hubungan bahasa antara Java dengan JavaScript
(Sierra, 2005).
JavaScript bisa digunakan untuk banyak tujuan, misalnya untuk membuat
efek rollover baik di gambar maupun teks, dan yang penting juga adalah untuk
membuat AJAX. JavaScript adalah bahasa yang digunakan untuk AJAX.
Memanggil kode JavaScript yang terdapat di file tersendiri, harus ditentukan
dahulu nama file .js yang dimaksud menggunakan contoh kode seperti berikut:
1. Script pada bagian Head
Script ini dieksekusi ketika dipanggil dan biasanya berbentuk function
atau dipanggil berdasarkan trigger pada event tertentu.
<html>
<head>
<script type="teks/javascript">
</script>
</head>
</html>
Kode Program 2.3 Contoh Script HTML untuk Head
17
Contoh script HTML untuk Head ditunjukkan pada Kode Program 2.3.
Peletakkan script di bagian head menjamin script di-load terlebih dahulu sebelum
digunakan.
2. Script pada bagian body
Script pada bagian body dieksekusi ketika halaman di-load sampai di
bagian <body>. Menempatkan script pada bagian <body> berarti antara isi dan
JavaScript dijadikan satu bagian. Contoh script HTML untuk body ditunjukkan
pada Kode Program 2.4.
<html>
<head>
</head>
<body>
<script type="teks/javascript">
...
</script>
</body>
</html>
Kode Program 2.4 Contoh Script HTML untuk Body
Script pada bagian <body> bisa diletakkan pada awal bagian <body> atau
di akhir bagian <body>, namun hal ini berpengaruh pada presedensi proses load
elemen dan script yang ada pada halaman.
Terkadang ada yang menginginkan menjalankan JavaScript yang sama
dalam beberapa kali pada halaman yang berbeda, tetapi tidak mau disibukkan jika
harus menulis ulang script yang diinginkan di setiap halaman, maka JavaScript
dapat ditulis di file secara eksternal. Dokumen HTML dan JavaScript dipisahkan,
kemudian berkas tersebut dipanggil dari dokumen HTML. Kode Program 2.5
adalah berkas JavaScript tersebut disimpan dengan ekstensi .js.
<body>
<script src="xxx.js">
</script>
</body>
Kode Program 2.5 Contoh Script HTML untuk External Javascript
18
2.8 JQuery
JQuery adalah JavaScript library, jQuery mempunyai semboyan “write
less, do more”. JQuery dirancang untuk memperingkas kode-kode JavaScript.
JQuery adalah JavaScript library yang cepat dan ringan untuk menangani
dokumen HTML, menangani event, membuat animasi dan interakasi Ajax. JQuery
dirancang untuk mengubah cara anda menulis JavaScript. Library jQuery
mempunyai kemampuan untuk:
1. Memberikan kemudahan mengakses elemen-elemen HTML.
2. Memanipulasi elemen HTML.
3. Memanipulasi CSS.
4. Penanganan event HTML.
5. Efek-efek JavaScript dan animasi.
6. Modifikasi HTML DOM.
7. AJAX.
8. Menyederhanakan kode JavaScript lainnya.
Sintaks jQuery biasanya dibuat untuk memilih elemen-elemen HTML
dan melakukan aksi terhadap elemen yang dipilih. Kode Program 2.6
menunjukkan contoh sintaks penulisan kode JQuery.
<html>
<head>
<script type="text/javascript" src="jquery.js"></script>
<scripttype="text/javascript">
$(document).ready(function(){
$(".tombol1").click(function(){$("p").hide(1000);});
$(".tombol2").click(function(){$("p").show(1000);});
});
</script>
</head>
<body>
<p>Hello World!</p>
<button class="tombol1">Sembunyikan</button>
<button class="tombol2">Tampilkan</button>
</body>
</html>
Kode Program 2.6 Contoh Sintaks Penulisan Kode jQuery
19
Hampir segala sesuatu yang dilakukan bila menggunakan jQuery
membaca atau memanipulasi document object model (DOM), perlu dipastikan
untuk menambahkan event segera setelah DOM siap.
JQuery element selector dan attribute selector memungkinkan untuk
memilih elemen HTML (atau kelompok elemen) dengan nama tag, nama atribut
atau konten. Selector memungkinkan untuk memanipulasi elemen HTML sebagai
kelompok atau sebagai elemen tunggal. Kemampuan utama JQuery adalah
menangani event, yang dalam pemograman JQuery, biasanya kode-kode
pemograman diletakkan di dalam penanganan event yang terjadi pada suatu atau
kelompok elemen yang dipilih.
2.9 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data
SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread
dan multi-user dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB
membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU
General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi
komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan
penggunaan GPL.
Proyek-proyek seperti Apache berbeda dengan MySQL, dimana
perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode
sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori
oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak
cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang
Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson,
dan Michael "Monty" Widenius.
MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data
relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL
(General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan
MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan
produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan
20
salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada sebelumnya, SQL
(Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis
data, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang
memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.
2.10 Google Maps
Google Maps adalah sebuah jasa peta global virtual gratis dan online
disediakan oleh Google dapat ditemukan di http://maps.google.com dan dapat
digunakan oleh pengembang aplikasi yang membutuhkan layanan pemetaan
digital secara online dan berbasis lokasi secara real time. Ketersediaan library
google maps API yang mendukung pengembangan aplikasi baik Android maupun
aplikasi berbasis website membuat Google Maps banyak digunakan oleh
pengembang aplikasi berbasis lokasi (Safaat, 2012).
Google Maps dibuat dengan menggunakan kombinasi dari gambar peta,
database, serta obyek-obyek yang interaktif yang dibuat dengan Bahasa
Pemrograman HTML, JavaScript dan AJAX, dan beberapa bahasa pemrograman
lainnya.
Gambar-gambar peta yang muncul pada layar merupakan hasil
komunikasi dari pengguna dengan database pada web server Google untuk
menampilkan gabungan dari potongan-potongan gambar yang diminta.
Keseluruhan citra yang ada diintegrasikan ke dalam suatu database pada Google
server, yang nantinya akan dapat dipanggil sesuai kebutuhan permintaan.
Bahasa pemrograman dari Google Maps yang hanya terdiri dari HTML
dan JavaScript, memungkinkan untuk menampilkan Google Maps di website lain.
Kostumisasi dari aplikasi ini dimungkinkan dengan disediakannya client-side
scripts dan server-side hooks.
2.10.1 Google Maps API
Google Maps Application Programming Interface (API) merupakan
suatu fitur aplikasi yang dikeluarkan oleh Google untuk memfasilitasi pengguna
yang ingin mengintegrasikan Google Maps ke dalam website masing-masing
21
dengan menampilkan data point milik sendiri. Aplikasi Google Maps dapat
muncul di website tertentu, diperlukan adanya API key. API key merupakan kode
unik yang digenerasikan oleh Google untuk suatu website tertentu, agar server
Google Maps dapat mengenali. Kode program 2.7 adalah contoh API key.
src=http://maps.google.com/maps?file=api:key=DAFDG_8798ABNB_GVHA/j
avascript”/>
</script>
<script type=”text/javascript”>
Function load (){
If(GbrowserlsCompatible())
{
var map = new Gmap2(document.getElementById(“map”));
map.setCenter(new GlatLng (37.87837,-122.23223),13);
}
</script>
</head>
<body onload=”load()” onunload=”Gunload()”>
<div id=”map” style=”width:500px; height:300px”></div>
</body>
Kode Program 2.7 Sintaks Dasar Google Maps API.
Google Maps API key merupakan bagian yang diberi warna terang pada
gambar diatas, selain itu juga terdapat bahasa javascript dengan syntax-syntax
Google pada bagian <head>.
Var map = new GMap2(document.getElementById("map")); map.setCenter
(new GLatLng(37.4419, -122.1419), 13);
Kode Program 2.8 Sintaks untuk Menentukan Titik Pusat Peta.
Sintaks untuk meng-custom peta dapat dilihat pada Kode Program 2.8
dimana new Gmap2 adalah bagian dimana Google Maps dibentuk sedangkan
map.setCenter adalah fungsi untuk memfokuskan titik tertentu pada bagian
tengah peta. Titik yang dimaksud adalah yang memilki longitude dan lattitude
seperti yang dispesifikasikan dengan fungsi new GlatLng(37.4419,-122.1419)
dimana 37.4419 merupakan titik lattitude dan -122.1419 merupakan titik
longitude. Tingkat zoom juga dapat ditentukan, pada Kode Program 2.8 ditujukan
dengan angka 13. JavaScript digunakan untuk menangani interaksi dengan server,
22
sedangkan untuk layout tampilan dilakukan dengan HTML. Menentukan ukuran
peta, center map dan zoom level dapat dilihat pada Kode Program 2.9.
<body onload="load()" onunload="GUnload()">
<div id="map" style="width: 500px; height: 300px"></div>
</body>
Kode Program 2.9 Sintaks untuk Menentukan Ukuran Peta.
Perintah tersebut akan membuat suatu kotak berisi peta yang berukuran
500 x 300 pixel. Seiring perkembangannya, terdapat fitur yang sangat
memudahkan bagi para pengguna Google Maps API, yaitu geocode alamat, yang
memungkinkan pengguna untuk mencari tahu angka suatu koordinat, fungsi ini
digunakan apabila akan memasukkan titik koordinat ke dalam suatu program.
2.11 Perhitungan Kuat Medan
Perhitungan kuat medan (field strength) digunakan untuk
memperkirakan seberapa baik kualitas siaran suatu stasiun pada titik tertentu yang
di klik pada peta. Perhitungan kuat medan pada peta bersifat ideal dimana terrain
elevation diabaikan dan perhitungan hanya didasari oleh daya terukur, tinggi
antena transmitter dan tinggi antena receiver. Kuat medan secara logika akan
berkurang seiring bertambahnya jarak. Minimum usability field strength adalah
sebesar 60dBµV/M. Area dengan field strength yang bernilai kurang dari
60dBµV/M berarti belum ter-cover siaran atau ter-cover dengan kualitas yang
tidak sesuai harapan. Perhitungan jarak dilakukan dari titik stasiun pemancar ke
sembarang titik pada peta, selanjutnya tinggi menara transmitter di-load dari
database dan tinggi menara penerima diasumsikan adalah sebesar tiga meter
karena pengukuran dilapangan menggunakan jenis mobile equipment dengan
antena omni directional yang terpasang setinggi tiga meter. Formula untuk
menghitung kuat medan ideal dapat dilihat pada Persamaan 2.1.
𝑒 =120𝛑 x ht x hr x I
𝑐
𝑓 𝑥 𝑑
Persamaan 2.1
23
Dimana:
e = kuat medan dalam V/M
120𝛑 = konstanta hambatan ruang hampa yaitu sebesar 120 * 22/7
ht = tinggi antena transmitter
hr = tinggi antena reciever
I = kuat arus antena penerima
c = kecepatan cahaya yaitu 3 𝑥 108
f = frekuensi kerja pada kanal yang digunakan oleh stasiun tertentu (GHz)
d = jarak dari suatu titik pada peta ke stasiun yang dipilih
Kuat medan hasil dari persamaan 2.1 adalah dalam bentuk V/M sehingga
memerlukan konversi menjadi dBµV/M. Adapun formula konversi nilai dari V/M
ke dBµV/M dapat dilihat pada persamaan 2.2.
𝑓𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡 = 20𝑙𝑜𝑔10/𝑒−6) Persamaan 2.2