bab ii tinjauan pustaka kehamilan

Upload: dwi-astika-sari

Post on 18-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

qwe

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

KEHAMILAN

a. Definisi

Kehamilan merupakan hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita.Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.

Menurut Kamus Dorland (2002) definisi dari kehamilan adalah keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan spermatozoa. Istilah medis untuk wanita hamil adalah "gravida" sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal ) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya, sedangkan multigravida adalah seoprang wanita yang sudah pernah hamil dua kali atau lebih

b. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi saat mengalami kehamilan antara lain:

a) Komplikasi Obstetrik :

b) Umur (19 tahun atau > 35 tahun)

c) Paritas (primigravida atau para lebih dari 6)

d) Riwayat kehamilan yang lalu :

1) 2 kali abortus

2) 2 kali partus prematur

3) Kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal

4) Perdarahan paska persalinan

5) Pre-eklampsi dan eklampsi

6) Kehamilan mola

7) Pernah ditolong secara obstetri operatif

8) Pernah operasi ginekologik

9) Pernah inersia uteri

e) Disproporsi sefalo pelvik, perdarahan antepartum, pre-eklampsi dan eklampsi, kehamilan ganda, hidramnion, kelainan letak pada hamil tua, dismaturitas, kehamilan pada infertilitas, persalinan terakhir 5 tahun, inkompetensi serviks, postmaturitas, hamil dengan tumor (mioma atau kista ovarii), uji serologis lues positif.

1. Komplikasi medis

Anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas, penyakit saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru dan penyakit-penyakit lain dalam kehamilan.

c. Resiko Tinggi KehamilanKehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.1. Frekuensi Frekuensi kehamilan risiko tinggi yang dilaporkan oleh beberapa peneliti berbeda-beda, tergantung dari cara penilaian faktor yang dimasukkan dalam kehamilan risiko tinggi. Rochjati (1977) dari RS dr. Sutomo Surabaya melaporkan frekuensi kehamilan risiko tinggi 30,8%. Daely (1979) dari RS dr. Pirngadi Medan melaporkan frekuensi kehamilan risiko tinggi 69,7% dengan kriteria tersendiri yaitu dari jumlah kasus-kasus persalinan sebagai penyebut. Tingginya angka kehamilan risiko tinggi di RS dr. Pirngadi Medan mungkin karena banyaknya kasus patologi yang dirujuk setelah ditangani di luar dan setelah terjadi komplikasi.2. Faktor ResikoFaktor risiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan umum ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan sebagai faktor medis dan non medis. Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidak tahuan, adat, tradisi, kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada negara berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Dimasukkan pula dalam faktor non medis adalah sosial ekonomi rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.Berikut adalah faktor resiko tinggi kehamilan yaitu:a) Faktor demografi: umur, paritas dan tinggi badan b) Faktor medis biologis: underlying disease, seperti penyakit jantung dan malaria. c) Faktor riwayat obstetri: abortus habitualis, SC, dan lain-lain. d) Faktor lingkungan: polusi udara, kelangkaan air bersih, penyakit endemis, dan lain-lain. e) Faktor sosioekonomi budaya : pendidikan, penghasiland. Persiapan PersalinanTujuan dari informasi terkait persiapan persalinan adalah membantu individu & keluarganya membuat keputusan yang terinformasi mengenai kehamilan, persalinan, & keorangtuaan. Manfaat dari edukasi persiapan persalinan:1. Edukasi persalinan dapat meningkatkan sikap positif terhadap persalinan & menguatkan ikatan ibu-bayi di awal.

2. Kontrol emosi & informasi merupakan komponen kepuasan dan kesejahteraan emosi selanjutnya

3. Mengkombinasikan tim multidisiplin dlm edukasi persalinan sehingga dapat menurunkan komplikasi persalinan, postnatal & bayi.

Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh ibu hamil dalam persalinannya nanti adalah:

1. Nyeri dikala persalinan disebabkan oleh meningkatkan tekanan pada ibu, oleh karena itu ibu diharapkan rileks dan tenang selama persalinan nanti. Kebiasaan rileks dan tidak tegang ini hendaknya harus mulai dilatih dari saat ini.

2. Menegtahui tanda-tanda persalinan, yakni

a) Nyeri abdomen yang bersifat intermiten setelah kehamilan 22 minggu

b) Nyeri disertai lendir darah

c) Adanya pengeluaran air dari vagina atau keluarnya air secara tiba-tiba

d) Pastikan keadaan inpartu jika:

1) Serviks terasa melunak: adanya pemendekan dan pendataran serviks secara progresif selama persalinan 2) Dilatasi serviks: peningkatan diameter pembukaan serviks yang diukur dalam sentimeter

3. Ibu diajarkan secara sadar & progresif merilekskan kelompok otot yang berbeda diseluruh tubuh sampai terampil rileks sempurna antar kontraksi.

4. Perlu diketahui bahwa persalinan dapat dilakukan secara aman baik di tempat bersalin atau dirumah.5. Mengetahui tanda-tanda bahaya persalinan dan segera ke bidan dan dirujuk.6. Menghindari berat bayi lahir rendah dengan cara:

a) Menjaga asupan makanan (tinggi protein)b) Selalu menkonsumsi tablet Fe yang didapat dengan benarc) Memeriksa kehamilan secara rutind) Ibu hamil jangan bekerja terlalu berat

e. Aspek Sosial Kehamilan

Beberapa kendala masih ditemui didalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi antara lain adanya realita tentang kurangnya kesatuan pengertian tentang kesehatan reproduksi, kurang tersedianya infra strukkur di setiap kabupaten/kota, adanya variasi geografis, aspek sosial budaya serta tingkat sosio ekonomi yang relatif terbatas (BKKBN, 1998).

Kondisi sosial budaya (adat istiadat) dan kondisi lingkungan (kondisi geografis) berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.Situasi budaya dalam hal ini adat istiadat saat ini memang tidak kondusif untuk help seeking behavior dalam masalah kesehatan reproduksi di Indonesia (Muhammad, 1996). Hal ini dikemukakan berdasarkan realita, bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya sudah terbiasa menganggap bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar yang tidak memerlukan antenal care. Hal ini tentu berkaitan pula tentang pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya antenal care dan pemeliharaan kesehatan reproduksi lainnya.

Menurut Suryawati, (2007), praktik perawatan kehamilan, persalinan bayi dan nifas di lokasi penelitian telah banyak mendukung upaya kesehatan reproduksi antara lain: periksa hamil. Bidan adalah pilihan pertama sebagai penolong persalinan tetapi dukun bayi juga masih diminati. Peran suami cukup menonjol dalam masa kehamilan, persalinan bayi dan nifas. Tradisi budaya Jawa seperti minum jamu, pantang makanan tertentu, pijat untuk kebugaran ibu setelah melahirkan masih mereka jalankan. Nuansa budaya Jawa tercermin pada berbagai ritual budaya yang diwarnai oleh agama (Islam) yaitu mulai dari mitoni (munari), krayanan(brokohan), , resikan (walikan) dan kekahan (aqiqah). Oleh karena itu, masih diperlukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) yang terus menerus yang bertujuan untuk mempertahankan praktek yang positif dan mengurangi/ menghilangkan pemahaman nilai-nilai yang tidak mendukung kesehatan reproduksi.