bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/38479/3/bab ii.pdf · 9...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian empiris yang menguji hubungan langsung anatara ICP dan ERM
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan yang menggunakan proksi
ROA dan ROE sebagai variabel mediator masih sangat kurang dilakukan, terutama
di Indonesia. Perbedaan kondisi lingkungan, presepsi peneliti, serta perbedaan
regulasi maupun fenomena serta data dan pengukuran yang digunakan akan
berdampak pada hasil penelitian yang berbeda. Pengembangan penelitian terdahulu
yang dijadikan acuan dan referensi untuk penelitian.
Penelitian yang dilakukan Soedaryono, (2012) tentang pengaruh IC
terhadap nilai pasar pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IC berpengaruh terhadap
nilai pasar perusahaan. Pada penelitian Soedaryono menggunakan analisis regresi
terhadap data panel dari 16 bank. Penelitian ini mendukung penelitian Gozali dan
Hatane, (2014) tentang IC dengan proksi VAIC terhadap kinerja keuangan dan nilai
perusahaan pada perbankan, keuangan, dan pertambangan yang terdaftar di BEI
2008-2012. Hasil dari penelitian ini menemukan pengaruh positif IC (VAIC)
terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan, dan penelitian Sudibya, (2014)
tentang pengaruh modal intelektual pada nilai pasar kinerja keuangan perusahaan
sebagai variabel intervening diperbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di
BEI pada tahun 2008 dan 2012 terdapat 274 sampel penelitian, menggunakan
regresi linier
10
penelitian ini menemukan modal intelektual (VAIC) memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
Hoyt et al., (2008) penelitian pada U.S Insurance Industry, berdasarkan
hasil penelitian menemukan informasi penerapan ERM melalui pengungkapan
ERM meningkatkan nilai perusahaan. Bertinetti et al., (2013) penelitian pada 200
European Companies berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
ERM memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini mendukung
penelitian Devi et al., (2017) pada 73 perusahaan non keuangan yang terdaftar di
(BEI) tahun 2010-2014 hasil penelitian menunjukkan pengungkapan ERM
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian Devi et al menggunakan
analisis regresi data panel
Sayilir dan Farhan, (2017) penelitian pada 130 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Borsa Istanbul Turki hasil penelitian menunjukkan ERM berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa kinerja keuangan dapat memediasi ERM terhadap nilai
perusahaan. Penelitian lain yang mendukung Sunarsih dan Mendra, (2012) pada
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2010 hasil penelitian menunjukkan
pengaruh kinerja keuangan yang memediasi hubungan antara modal intelektual dan
nilai perusahaan.
11
Tabel 2.1 Penelitian-penelitian tentang hubungan Intellectual Capital
Performance dan Enterprise Risk Management terhadap nilai perusahaan
dengan kinerja keuangan sebagai variabel mediator.
No Nama
(Tahun)
Judul /Jurnal Objek/variabel/
Analisis
Hasil
1
2
(Soedaryono
, 2012)
(Sunarsih,
2012)
Effect
Intellectual
Capital (Value
Added
Intellectual
Capital) to
Market Value
and Financial
Performance of
Banking Sector
Companies
Listed in
Indonesia Stock
Exchange
Pengaruh Modal
Intelektual
Terhadap
Nilai
Perusahaan
Dengan
Kinerja
Keuangan
Sebagai
Variabel
Intervening
Pada Perusahaan
Yang Terdaftar
Di Bursa
Efek Indonesia
2005-2010
Objek : 16
Banking
companies listed
IDX period 2005-
2009.
Variabel :
IV : Market of
values companies
DV : Financial
performance of
values companies
Teknik Analisis :
Analisis regresi
berganda.
Objek:
Perusahaan Bursa
Efek periode
2005-2010.
Variabel :
IV:
Modal Intelektual
DV:
Nilai Perusahaan
VIntervening :
Mediasi hubungan
variabel dependen
dan independen
menggunakan
kinerja keuangan
Teknik Analisis :
Purposive
Sampling
IC proksi dengan
VAIC berpengaruh
terhadap
nilai pasar.
Pengaruh
kinerja keuangan
yang
memediasi hubungan
antara
modal intelektual
dan
nilai perusahaan.
3 (Gozali dan
Hatane,
2014)
Pengaruh
Intellectual
Capital
Terhadap
Objek :
Perusahaan
keuangan
VAIC berpengaruh
positif
Terhadap
Kinerja
12
Kinerja
Keuangan dan
Nilai
Perusahaan
khususnya di
Industri
Keuangan dan
Pertambangan
yang terdaftar di
BEI tahun 2008-
2012.
dan pertambangan
yang terdaftar di
BEI tahun 2008-
2012.
Variabel :
IV : komponen
VAIC
DV :
Kinerja keuangan
dan
Nilai perusahaan
Teknik analisis:
Purposive
sampling, output:
SEM (PLS).
keuangan dan
nilai perusahaan.
4 (Sudibya,
2014)
Pengaruh Modal
Intelektual
Terhadap Nilai
Perusahaan
Dengan Kinerja
Keuangan
Sebagai
Variabel
Intervening.
Objek :
Perusahaan
perbankan
dan
lembaga
keuangan
yang terdaftar di
BEI 2008-2012.
Dengan
274 sampel.
variabel :
IV :
Modal Intelektual
DV :
Nilai Perusahaan
Teknik analisis:
regresi
linear
berganda dan jalur
analisis.
Modal Intelektual
berpengaruh positif
terhadap
kinerja
keuangan.
Modal Intelektual
berpengaruh secara
langsung
dengan nilai pasar
perusahaan daripada
dimediasi oleh
kinerja keuangan.
5 (Hoyt et al.,
2008)
The
Value
Of
Enterprise Risk
Management:
Evidence
From
The
Objek :
U.S.
Insurance
Industry.
Variabel :
IV :
Nilai perusahaan.
Penggunaan ERM
berhubungan secara
positif
dengan
ukuran perusahaan
dan kepemilikan
institusional,
13
U.S.
Insurance
Industry.
DV : ERM.
Teknik analisis :
analisis regresi.
dan berhubungan
negative
dengan penggunaan
reasuransi
dan
leverage.
Sehingga ditemukan
hubungan
positif antara nilai
perusahaan
dan
penggunaan ERM.
6 (Bertinetti et
al., 2013)
The Effect of
The Enterprise
Risk
Management
Implementation
on
The Frim Value
of Europian
Companies
Objek:
200
European
companies.
Variabel:
IV:
ERM
Implementation.
DV: Firm value
Teknik analisis:
Analisis
panel regresi dan
analisis
efek logistic
Terdapat hubungan
positif antara ERM
dan nilai perusahaan.
7
(devi et al.,
2017)
Pengaruh
Pengungkapan
Enterprise Risk
Management
dan
Pengungkapan
Intellectual
Capital
Terhadap Nilai
Perusahaan.
Objek:
73
Perusahaan non
keuangan
yang terdaftar di
BEI periode 2010-
2014.
Variabel:
IV:
Pengungkapan
ERM dan IC
DV :
Nilai Perusahaan.
Teknik analisis:
Analisis stastistik
deksriptif
Pengungkapan ERM
berpengaruh positif
terhadap
nilai perusahaan.
14
8
(Sayilir dan
Farhan,
2017)
Enterprise Risk
Management
and Its Effect on
Firm Value in
Turkey period
2008-2013.
dan
analisis
regresi data panel.
Objek:
130
Manucfacturing
industries listed in
Borsa Istanbul
Variabel
IV : ERM
DV: Firm Values
Hasil penelitian
menunjukkan ERM
berpengaruh positif
terhadap kinerja
keuangan dan
nilai perusahaan.
B. Teori dan Kajian Pustaka
1. Resources Based Theory
Menurut teori RBT perusahaan akan meningkatkan keunggulan kompetitif
apabila perusahaan memiliki pengelolaan yang baik terhadap sumber daya yang
dimiliki (Solikhah et al., 2010). Pada teori ini organisasi atau perusahaan dapat
pengelolaan sumberdaya strategis yang baik akan berdampak pada peningkatan
keunggulan kompetitif berkelanjutan (Faza dan Hidayah, 2014). Dalam
mengembangkan keunggulan kompetitif, perusahaan dituntut untuk melakukan
pengelolaan aset berwujud maupun aset tidak berwujud, hal tersebut untuk
mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan (Firmansyah dan Iswajuni,
2014). Sumberdaya meliputi aset berwujud maupun aset tidak berwujud yang
dimiliki perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan
(Widarjo, 2011). Pemanfaatan sumber daya disertai dengan kemampuan
perusahaan dalam menguasai dan mengelola sehingga terdapat value added untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
15
2. Stakeholders Theory
Pada teori stakeholders lebih mengutamakan posisi stakeholders dalam
memperoleh informasi secara transparan dan detail dari perusahaan. Stakeholders
menjadi pertimbangan manajemen dalam melaporkan informasi secara sukarela
dalam laporan tahunan perusahaan (Ulum et al., 2008). Stakeholders dapat
mempengaruhi manajemen dalam melakukan pengelolaan sumberdaya yang baik
sehingga dapat menciptakan value added untuk meningkatkan kinerja keuangan
dan nilai perusahaan yang merupakan tujuan utama para stakeholders untuk
meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Widarjo, 2011). Perusahaan harus
melakukan pengungkapan lebih luas terhadap informasi profil resiko perusahaan
dalam pemenuhan kebutuhan informasi para stakeholders (Jacub, 2012). Teori
stakeholders menjelaskan bagimana kewenangan stakeholders khususnya untuk
pemegang saham memperoleh informasi dari laporan tahunan perusahaan sehingga
memudahkan para stakeholders dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Signalling Theory
Menurut signaling theory terjadi asimetri informasi antara pihak agent dan
pihak principal mendorong perusahaaan untuk memberikan informasi atau signal
positif kepada pihak eksternal. Mengurangi adanya asimetri informasi perusahaan
harus melakukan pengungkapan informasi pada laporan perusahaan. Sinyal positif
dari pihak eksternal untuk meningkatkan nilai perusahaan dapat diperoleh apabila
perusahaan melakukan pengungkapan ERM secara sukarela (devi et al., 2017).
Perusahaan dapat menggunakan strategi pengungkapan ERM pada annual report
untuk dapat menarik minat investasi para investor.
16
4. Intellectual Capital Performance
Pada resources based theory mengenai pengelolaan sumber daya dimiliki
perusahaan yaitu sumber daya berwujud dan tidak berwujud. IC menjadi kunci
keberhasilan untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan pengelolaan sumber
daya yang efisien. ICP merupakan kinerja modal intelektual yang menjelaskan
strategi perusahaan dalam memaksimalkan potensi Intellectual Capital (Ulum et
al., 2014). Secara umum modal intelektual dibagi menjadi tiga yaitu Human Capital
meliputi pengetahuan, keterampilan karyawan dan keahlian karyawan. Structural
Capital meliputi infrastruktur, teknologi dan sumber informasi yang digunakan
untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Costumer Capital bagaimana cara
menjaga hubungan baik dengan konsumen agar konsumen tetap loyal dalam
membeli produk perusahaan, customer capital (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
Metode VAIC™ yang di kembangkan oleh (Pulic, 1998) aset yang
berwujud dan aset tidak berwujud, memiliki 3 indikator. Indikator pertama VAHU
merupakan indikator objektif menilai pencapaian keberhasilan bisnis dengan nilai
yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi.
Kemampuan dalam terciptanya nilai tambah dikarenakan kemampuan tenaga kerja
komponen VAHU yaitu VA terhadap Human Capital (HC). Setiap rupiah yang
dikeluarkan perusahaan menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan yang baik
dalam pengelolaan sumberdaya manusia secara optimal hal ini berdampak pada
kinerja keuangan (Ulum et al., 2008).
Indikator kedua STVA merupakan rasio SC terhadap VA menunjukkan
adanya kontribusi structural capital (SC) untuk meningkatkan nilai (Firmansyah
17
dan S.W, 2012). Jumlah 1 rupiah untuk dari Structural Capital (SC) menunjukkan
kemampuan dalam pemenuhan produksi dengan pemanfaatan teknologi dan
prasarana sehingga mendukung karyawan menghasilkan kinerja intelektual yang
optimal (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
Indikator ketiga VACA merupakan rasio VA terhadap CE, rasio ini
menunjukkan kontribusi 1 unit CE menghasilkan pengembalian dana yang lebih
besar dari perusahaan lain. Perusahaan tersebut dapat memanfaatkan CE (dana yang
tersedia) dengan baik untuk meningkatkan potensi IC (Ulum et al., 2008).
Kemampuan perusahaan mengelola capital asset dengan baik dapat menciptakan
kinerja keuangan.
5. Enterprise Risk Management
ERM disclosure menurut agency theory dapat meminimalisir asimetri
informasi antara pihak principal dan agent, sehingga keputusan investor maupun
kreditor dipengaruhi oleh pengungkapan informasi ERM pada laporan tahunan
perusahaan. Luas pengungkapan ERM dapat meminimalisir biaya keagenan
sehingga nilai perusahaan akan meningkat Schoeck (2000:8). COSO 2004
menjabarkan ERM yaitu proses yang meliputi dewan direksi entitas, manajemen,
dan anggota lainnya untuk menentukan strategi perusahaan, serta mengindentifikasi
kejadian yang dapat mempengaruhi entitas, mengelola resiko, menyediakan
keyakinan untuk pencapaian entitas. Menurut Comitte of Sponsoring Organizations
of Tradeway Commission (2004) kerangka kerja ERM mencakup 8 komponen
yaitu: 1) Lingkungan internal, 2) Penentuan tujuan, 3) Identifikasi kejadian, 4)
Penilaian resiko, 5) Respon resiko, 6) Kegiatan pengendalian, 7) Informasi dan
18
komunikasi, 8) Pengawasan. Komponen ERM diperlukan untuk pencapaian tujuan
perusahaan baik secara operasional, strategis, pelaporan keuangan dan kepatuhan.
6. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan diproksi dengan harga saham yang tinggi diperoleh dari
laporan tahunan dapat meningkatkan nilai perusahaan untuk keberlanjutan jangka
panjang perusahaan Salvatore (2005). Nilai perusahaan menjadi tujuan jangka
panjang perusahaan dengan meningkatkan nilai perusahaan dari harga pasar
sahamnya sehingga perusahaan memiliki rencana jangka panjang perusahaan yang
baik. Nilai perusahaan yang tinggi hal ini dapat dintepretasikan melalui harga
saham dan kinerja keuangan yang meningkat (Sudibya, 2014). Rasio price book
value (PBV) yang menunjukkan sinyal positif pasar terhadap nilai buku saham
perusahaan (Sunarsih dan Medra, 2012). PBV yang tinggi menunjukkan harga
saham yang tinggi maka semakin berhasil perusahaan dalam menciptakan nilai
tambah yang berdampak pada kemakmuran pemegang saham tahunan perusahaan.
Pada penelitian ini menggunakan nilai pasar dengan proksi rasio PBV karena dapat
menunjukkan nilai lebih perusahaan yang diakui oleh pasar (Zhang, 2013).
7. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan menunjukkan kondisi perusahaan dengan menggunakan
alat analisis keuangan sehingga diperoleh informasi mengenai prestasi kerja
perusahaan dalam periode tertentu (Sudibya, 2014). Employee productivity yaitu
ukuran nilai tambah bersih dari karyawan yang mengunakan indikator produktivitas
di perusahaan (Chen et al., 2005). ROA merupakan indikator dalam pemanfaatan
aset sehingga perusahaan dapat mengendalikan firms financing policy (Chen et al.,
19
2005). ROE menginterpretasikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
terhadap ekuitas yang dimiliki, ROE mengukur efesiensi dalam penggunaan
investasi untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan (Sudibya, 2014).
C. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh ICP Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut teori RBT merupakan strategi perusahaan dalam mengelola
sumber daya berwujud dan tidak berwujud dan bagaimana perusahaan memiliki
kemampuan kompetitif untuk mengelola sumber daya secara efesien (Firmansyah
dan Iswajuni, 2014). IC merupakan asset tidak berwujud yang sangat penting bagi
investor yang digunakan sebagai keunggulan bersaing perusahaan dengan para
pesaing. Pengelolaan sumber daya yang baik dapat meningkatkan nilai perusahaan
dan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham (Ulum et al., 2008). Menurut
teori stakeholders aktivitas perusahaan akan memicu terjadi peningkatan nilai
perusahaan apabila adanya kepemilikan dan pemanfaatan modal intelektual
(Sunarsih dan Medra, 2012). Investor dapat melakukan analisis value added dan
return yang diperoleh perusahaan karena pemanfaatan dan pengelolaan intellectual
capital secara efektif akan meningkatkan keputusan investasi para investor.
Peningkatan IC yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan. Terbukti
(Chen et al., 2005) penelitian ini menggunakan VAICTM sebagai model
pengukuran dan teknik analisis data menggunakan 250 perusahaan public yang
terdaftar di Taiwan Stock Exchange (TSE) hasil penelitian menunjukkan IC
berpengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan, kinerja keuangan masa depan.
Penelitian ini mendukung penelitian dilakukan oleh (Soedaryono, 2012) pada
20
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Gozali dan
Hatane, 2014) pada perbankan, keuangan, dan pertambangan yang terdaftar di BEI
2008-2012. (Sudibya, 2014) pada perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar
di BEI pada tahun 2008 dan 2012 terdapat 274 sampel penelitian.
H1: ICP berpengaruh positif tehadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh Pengungkapan ERM Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengungkapan resiko merupakan alat komunikasi perusahaan dan pihak
stakeholders untuk mengetahui kondisi perusahaan, sehingga perusahaan tidak
hanya menyajikan informasi terkait keuangan saja melainkan menyajikan informasi
pengungkapan resiko perusahaan. Menurut Agency Theory pengungkapan ERM
dapat mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi sehingga
dapat menurunkan biaya keagenan (Sulistyaningsih dan Gunawan, 2016). ERM
yang tinggi meginterpretasikan pengelolaan resiko dan pengendalian internal
perusahaan yang baik. Hal ini akan mempengaruhi pengungkapan ERM semakin
luas pengungkapan akan direspon positif pelaku pasar dengan memberikan harga
yang tinggi dalam investasi sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian pada U.S Insurance Industry dengan teknik penelitian
menggunakan analisis regresi berganda berdasarkan hasil penelitian menemukan
korelasi positif informasi penerapan ERM terhadap nilai perusahaan (Hoyt et al.,
2008). Hal ini mendukung penelitian pada objek penelitian 200 European
Companies (Bertinetti et al., 2013), penelitian pada 73 perusahaan non keuangan
yang terdaftar di (BEI) tahun 2010-2014 (devi et al., 2017), penelitian pada 130
21
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Borsa Istanbul Turki (Sayilir dan Farhan,
2017).
H2: ERM berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
3. Pengaruh Kinerja Keuangan Memediasi Hubungan antar ICP dan
ERM Terhadap Nilai Perusahaan.
Berdasarkan RBT teori perusahaan memiliki sumber daya manusia yang
berkompeten, sehingga mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan dilihat dari
produktivitas karyawan menunjukkan adanya keahlian karyawan dalam
pengelolaan aset perusahaan (Astari dan Isnurhadi, 2015). Kinerja keuangan yang
diukur melalui proksi ROA,ROE akan meningkatkan laba jika laba meningkatkan
nilai perusahaan juga akan meningkat. Kinerja keuangan dapat memediasi IC
dengan proksi VAIC terhadap nilai perusahaan. (Fathi et al., 2013) dalam
penelitiannya menggunakan VAIC (HCE, SCE, CEE) dilakukan pada industry Iran.
Variabel penelitian yang digunakan ROA, ROE. Hasil penelitian menunjukkan
VAIC berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Menurut teori agensi terjadi
asimetri informasi antara pihak agent dan principal. Pihak principal memiliki
keinginan pada manajemen perusahaan melakukan pengelolaan risiko yang baik
sehingga pihak principal dapat memiliki keuntungan pengembalian investasi yang
tinggi sedangkan pihak agent memiliki kepentingan dalam memperoleh penilaian
baik dari pihak pemegang saham. Hal ini mengakibatkan adanya kecurangan yang
pada pelaporan mengenai kondisi perusahaan. Sehingga faktor penting untuk
mengurangi adanya asimetri informasi antara pihak agent dan principal dengan
melakukan pengungkapan enterprise risk management dan pelaporan intellectual
capital performance pada laporan perusahaan (Sari, 2013).
22
Semakin tinggi tingkat profitabilitas mempengaruhi ketertarikan principal
untuk membeli saham diperusahaan sehingga dapat mengurangi biaya keagenan
(Subowo dan Anisykurlillah, 2014). Tingginya profitabilitas dapat mengambarkan
kondisi perusahaan maka semakin luas pengungkapan resiko hal ini mengindikasi
perusahaan dapat memiliki manajemen penggunaan modal yang baik sehingga para
stakeholders salah satunya pemegang saham tertarik untuk investasi di
perusahaaan. Penelitian pada 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Borsa
Istanbul Turki hasil penelitian menunjukkan ERM berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan dan nilai perusahaan (Sayilir dan Farhan, 2017). Penelitian lain
yang mendukung pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2010 hasil
penelitian menunjukkan pengaruh kinerja keuangan yang memediasi hubungan
antara modal intelektual dan nilai perusahaan (Sunarsih dan Medra, 2012).
H3: Kinerja Keuangan memediasi pengaruh hubungan antara ICP dan ERM
terhadap nilai perusahaan.
Kerangka Pemikiran Teoritis (Dalam Bentuk Bagan Alur)
H3 H1
H2
INTELLECTUAL
CAPITAL
PERFORMANCE
ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT
NILAI
PERUSAHAAN KINERJA KEUANGAN
Gambar 2.1 Model Penelitian Empiris