bab ii tinjauan pustaka a. teori pembedahan 1. definisi...

16
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi atau pembedahan merupakan peristiwa komplek yang menegangkan, dilakukan di ruang operasi rumah sakit, terutama pembedahan mayor dilakukan dengan persiapan, prosedur dan perawatan pasca pembedahan membutuhkan waktu yang lebih lama pemantauan yang lebih intensif (Brunner & Suddarth, 2002). Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invasif yang dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau deformitas tubuh yang akan mencederai jaringan yang dapat menimbulkan perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya (Sjamsuhidajat dan Jong, 2004) Saat mengalami pembedahan, klien mengalami beberapa stressor. Pembedahan yang ditunggu pelaksanaannya akan menyebabkan rasa takut dan ansietas yang menghubungkan pembedahan dengan rasa nyeri, kemungkinan cacat, menjadi bergantung pada orang lain, dan mungkin kematian. Untuk itu keperawatan perioperatif dilakukan berdasarkan proses keperawatan dan perawat sesuai dengan kebutuhan individu selama periode perioperatif sehingga klien memperoleh kemudahan sejak datang sampai klien sehat kembali (Perry & Potter, 2005) Pengkajian preoperasi adalah langkah pertama proses keperawatan serta disusun agar perawat dan klien dapat merencanakan hasil pascaoperasi yang optimal. Pengkajian praoperasi meliputi riwayat kesehatan/ medis, riwayat psikososial, pemeriksaan fisik, pengkajian kognitif, dan uji diagnostik. (Black & Hawks dalam Nampira, dkk, 2014)

Upload: others

Post on 06-Sep-2020

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pembedahan

1. Definisi Pembedahan

Operasi atau pembedahan merupakan peristiwa komplek yang

menegangkan, dilakukan di ruang operasi rumah sakit, terutama pembedahan

mayor dilakukan dengan persiapan, prosedur dan perawatan pasca

pembedahan membutuhkan waktu yang lebih lama pemantauan yang lebih

intensif (Brunner & Suddarth, 2002). Operasi atau pembedahan adalah suatu

penanganan medis secara invasif yang dilakukan untuk mendiagnosa atau

mengobati penyakit, injuri, atau deformitas tubuh yang akan mencederai

jaringan yang dapat menimbulkan perubahan fisiologis tubuh dan

mempengaruhi organ tubuh lainnya (Sjamsuhidajat dan Jong, 2004)

Saat mengalami pembedahan, klien mengalami beberapa stressor.

Pembedahan yang ditunggu pelaksanaannya akan menyebabkan rasa takut

dan ansietas yang menghubungkan pembedahan dengan rasa nyeri,

kemungkinan cacat, menjadi bergantung pada orang lain, dan mungkin

kematian. Untuk itu keperawatan perioperatif dilakukan berdasarkan proses

keperawatan dan perawat sesuai dengan kebutuhan individu selama periode

perioperatif sehingga klien memperoleh kemudahan sejak datang sampai

klien sehat kembali (Perry & Potter, 2005)

Pengkajian preoperasi adalah langkah pertama proses keperawatan

serta disusun agar perawat dan klien dapat merencanakan hasil pascaoperasi

yang optimal. Pengkajian praoperasi meliputi riwayat kesehatan/ medis,

riwayat psikososial, pemeriksaan fisik, pengkajian kognitif, dan uji

diagnostik. (Black & Hawks dalam Nampira, dkk, 2014)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

2

2. Klasifikasi Pembedahan

Jenis prosedur pembedahan diklasifikasikan berdasarkan pada tingkat

keseriusan, kegawatan, dan tujuan pembedahan. Sebuah prosedur mungkin

memiliki lebih dari satu klasifikasi. Misalnya, pembedahan untuk

mengangkat jaringan parut yang bentuknya tak beraturan termasuk

pembedahan dengan tingkat keseriusan yang rendah, elektif secara

kegawatan, dan bertujuan untuk rekonstruksi. Klasifikasi seringkali tumpang

tindih. Prosedur yang gawat juga dianggap mempunyai tingkat keseriusan

mayor. (Perry & Potter, 2005)

Tindakan bedah yang sama dapat dilakukan pada klien yang berbeda

dengan tujuan yang berbeda. Misalnya, gastrektomi dilakukan sebagai

prosedur kedaruratan untuk mereseksi perdarahan ulkus atau dilakukan

sebagai prosedur kegawatan untuk mengangkat jaringan yang terkena kanker.

Klasifikasi memberi indikasi pada perawat tentang tingkat asuhan

keperawatan yang mungkin diperlukan oleh klien. (Perry & Potter, 2005)

3. Proses Keperawatan dan Klien Bedah

Proses keperawatan dan klien bedah, petugas kesehatan akan mengkaji

kesehatan emosional klien, mengetahui tingkat risiko pembedahan,

mengoordinasi beberapa pemeriksaan diagnostik, mengidentifikasi diagnosa

keperawatan yang menggambarkan kebutuhan klien dan keluarga,

mempersiapkan kondisi fisik dan mental klien untuk menghadapi

pembedahan, serta mengomunikasikan informasi yang berkaitan dengan

pembedahan kepada tim bedah. Menurut (Perry & Potter, 2006) pengkajian

klien meliputi :

a. Riwayat Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada saat klien dirawat di rumah sakit, sore hari

sebelum pembedahan dilakukan, karena terbatasnya waktu. Apabila klien

tidak mampu memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan, perawat

dapat bertanya pada anggota keluarga. Riwayat kesehatan klien adalah

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

3

sumber yang sangat baik. Sumber berharga lainnya adalah rekam medis

dari riwayat perawatan sebelumnya. Pengalaman bedah sebelumnya dapat

mempengaruhi respons fisik dan psikologis klien terhadap prosedur

pembedahan. Pembedahan sebelumnya juga dapat mempengaruhi tingkat

perawatan fisik yang dibutuhkan klien setelah menjalani prosedur

pembedahan.

b. Persepsi dan Pemahaman Klien dan Anggota Keluarga tentang

Pembedahan

Perawat harus mempersiapkan klien dan keluarganya untuk

menghadapi operasi. Dengan mengidentifikasi pengetahuan, harapan, dan

persepsi klien, memungkinkan perawat merencanakan penyuluhan dan

tindakan untuk mempersiapkan emosional klien. Setiap klien merasa

takut untuk datang ke tempat pembedahan. Beberapa diantaranya

disebabkan karena pengalaman di rumah sakit sebelumnya, peringatan

dari dari teman dan keluarga, atau karena kurang pengetahuan. Apabila

klien mempunyai persiapan yang baik dan mengetahui apa yang

diharapkan maka perawat memperkuat pengetahuan klien dan

mempertahankan keakuratan serta konsistensinya.

c. Tinjauan Kesehatan Emosianal

Pembedahan menimbulkan stress psikologis yang tinggi. Klien merasa

cemas tentang pembedahan dan implikasinya. Klien sering merasa bahwa

mereka kurang dapat mengontrol situasi mereka sendiri.

Konsep Diri. Klien dengan konsep diri positif lebih mampu menerima

operasi yang alaminya dengan tepat. Pengkajiannya dengan cara meminta

klien mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dirinya. Konsep diri yang

buruk mengganggu kemampuan beradaptasi dengan stres pembedahan

dan memperburuk rasa bersalah atau ketidakmampuannya.

Sumber Koping. Pengkajian terhadap perasaan dan konsep diri akan

membantu perawat menentukan kemampuan klien dalam mengatasi stres

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

4

akibat pembedahan. Dukungan yang diberikan oleh anggota dapat

mempengaruhi sumber koping klien.

4. Perubahan Fisiologis Pascaoperasi

Setelah pembedahan, perawatan klien dapat menjadi kompleks akibat

perubahan fisiologis yang mungkin terjadi. Klien yang mendapatkan anastesi

umum cenderung menghadapi komplikasi yang lebih besar daripada klien

yang hanya mendapat anastesi lokal. Tindakan pascaoperatif dilakukan dalam

dua tahap, yaitu periode pemulihan segera dan pemulihan berkelanjutan

setelah fase pascaoperasi. Untuk klien yang di rawat di rumah sakit,

pemulihan terjadi selama beberapa jam dan penyembuhan berlangsung

selama 1 hari atau lebih bergantung pada luasnya pembedahan dan respon

klien. Pemulihan segera pasca operasi :

a. Memperoleh Istirahat dan Kenyamanan

Nyeri yang dirasakan klien bedah meningkat seiring dengan

berkurangnya pengaruh anastesi. Klien lebih menyadari lingkungannya

dan lebih sensitif terhadap rasa nyaman. Secara signifikan, nyeri dapat

memperlambat pemulihan. Klien menjadi ragu-ragu untuk melakukan

batuk efektif, napas dalam, mengganti posisi, ambulasi atau melakukan

latihan-latihan yang diperlukan.

b. Mempertahankan Konsep Diri

Penampilan luka, balutan yang tebal, dan drainase serta selang yang

menonjol keluar akan mengancam konsep diri klien. Efek pembedahan,

seperti jaringan parut yang tidak beraturan, dapat menimbulkan

perubahan citra diri klien secara permanen. Apabila pembedahan

mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, peran klien dalam keluarga dapat

berubah signifikan. Keluarga menjadi bagian penting dalam upaya

meningkatkan konsep diri klien. Keluarga perlu menerima kebutuhan

klien untuk mandiri. Anggota keluarga dapat memberi dukungan pada

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

5

klien untuk mengalihkan rasa takut dan kekhawatiran klien dalam

melakukan latihan-latihan yang dianjurkan.

c. Mempercepat Kembalinya Status Fungsional

Selama periode penyembuhan, perawat meningkatkan kemandirian

dan partisipasi aktif klien dalam perawatan. Pada tempat-tempat yang

menggunakan alur kritis, klien dan anggota keluarga dapat

mengungkapkan kembali tentang intervensi yang diperlukan dan hasil

akhir perawatan. Alur kritis merupakan peta jalan menuju pemulihan dan

memberikanpedoman yang dapat dilihat oleh klien sehingga akan

memotivasi klien terlibat aktif dalam perawatan.

Jika klien merasa nyeri, mual, atau menderita komplikasi bedah,

biasanya ia memiliki motivasi yang rendah untuk melakukan perawatan

diri. Apabila klien bergantung pada perawat secara fisik, perawat harus

mempertahankan keseimbangan pemenuhan kebutuhan klien dan

meningkatkan keterlibatan klien bila kondisinya memungkinkan.

Banyak klien yang menjadi depresi jika mereka berpikir bahwa

pemulihan terjadi dengan lambat. Keterlibatan anggota keluarga dalam

asuhan keperawatan klien dapat memfasilitasi pemulihan seperti

membantu ambulasi, perawatan diri, perawatan luka, mematuhi batasan

aktivitas, dan mengobservasi adanya tanda dan gejala komplikasi setelah

pulang ke rumah.

B. Teori Status Fungsional

1. Definisi Status Fungsional

Status fungsional sebagai kapasitas fungsional dan penurunannya dilihat

dari kapasitas fungsi residual dengan defisit fungsi residual. Defisit fungsi

residual adalah perbedaan fungsi original dengan fungsi residual. Indikator

hasil dari fase rehabilitasi adalah status fungsional yang perlu dinilai saat

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

6

akan pulang berdasarkan kemampuan beraktivitas dengan harapan sebagai

persiapan di rumah (Perry & Potter, 2005).

Perubahan status fungsional selalu terjadi sebagai tanda pertama dari

penyakit atau kelanjutan dari kondisi kronis. Status fungsional adalah suatu

konsep mengenasi kemampuan melakukan self-care, self-maintenance, dan

aktivitas fisik. Status fungsional adalah konsep multidimensi karakteristik

kemampuan individu untuk menunjang hidup, dimana sebagai jalan untuk

normal dengan memenuhi kebutuhan dasar hidup (Ropyanto, 2011)

Selama bertahun-tahun, rehabilitasi telah menghasilkan banyak

instrumen yang berguna untuk tujuan klinis, evaluasi hasil, dan penelitian.

Perangkat penilaian menjadi lebih canggih karena pengetahuan dari metode

psikometrik dan analisis statistik telah diterapkan untuk pengembangan

pengukuran dan validasi. Publikasi standar pengukuran baru-baru ini, untuk

terapi fisik dan untuk rehabilitasi medis interdisipliner, membuktikan

pengakuan yang semakin besar tentang pentingnya langkah-langkah yang

kuat. (Keith, 1994)

Komponen pengkajian fungsional meliputi penglihatan dan

pendengaran, mobilitas, kontinensia, nutrisi, status mental (kognisi dan

afektif), lingkungan rumah, dukungan social, serta ADL (Activities Day

Living) dan IADL (Instrumental ADL). ADL dilihat dari aktivitas dasar

seperti berpindah, ambulasi, mandi, toileting, nutrisi, dll. (Ropyanto, 2011).

Instrument pengukuran status fungsional sangat beragam antara lain : Index

of Independent in Activities of Daily Living (ADL) yang didesain untuk

mengkaji fungsi fisik lansia dan pasien dengan penyakit kronis. The Barthel

Index yang digunakan untuk mengkaji kemandirian fungsional pada domain

perawatan personal dan mobilitas.

The Physical Self-Maintenance Scale (PSMS) yang digunakan untuk

mengukur perencanaan dan evaluasi tindakan pada lansia yang tinggal di

komunitas atau institusi. The Rapid Disability Rating Scale (RDRS) yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

7

dikembangkan sebagai instrument penelitian untuk menyimpulkan kapasitas

fungsional dan status mental pada pasienlansia kronis di rumah sakit dan

komunitas. The Stanford Health Assement Quistionnare yang berdasarkan

model hierarki dengan mempertimbangkan efek dari penyakit seperti

kematian, ketidakmampuan, ketidaknyamanan, efek samping terapi, dan

biaya kesehatan.

Pada penelitian ini kuisioner status fungsional dengan menggunakan

Barthel Index yaitu kuisioner yang digunakan untuk mengkaji kemandirian

fungsional dari domain perawatan personal dan mobilitas dengan nilai

keseluruhan 0 – 80.

2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Status Fungsional

Status fungsional menurut (Perry & Potter, 2005) dipengaruhi oleh nyeri,

motivasi, dan dukungan keluarga. Sedangkan menurut (Ropyanto, 2011)

status fungsional dipengaruhi oleh usia, lama hari rawat, nyeri, motivasi, fall-

efficacy, serta dukungan keluarga

a. Usia

Lansia memiliki cadangan fisiologis lebih rendah dibandingkan pasien

yang lebih muda, sehingga memiliki masa pemulihan yang lebih lama

paska operasi (Smeltzer & Bare, 2006). Karakteristik usia dewasa

menengah yang mendekati lansia dibandingkan usia lain memiliki masa

pemulihan lebih lama dibandingkan dengan usia dewasa dan remaja

akhir. Aspek demografi usia berkaitan dengan perkembangan yang

memiliki perbedaan dalam perkembangan dan kepadatan tulang serta

massa otot pada usia remaja, dewasa awal, menengah, dan akhir (Perry &

Potter, 2005).

Usia anak-anak adalah umur antara 0 sampai 12 tahun. Usia remaja

akhir adalah umur antara 17 sampai 21 tahun. Usia dewasa awal adalah

21 sampai 40 tahun. Dan dewasa akhir adalah 40 sampai 60 tahun.

Dengan bertambahnya usia maka kemampuan sistem kekebalan tubuh

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

8

seseorang untuk menghancurkan bakteri dan jamur berkurang. Disfungsi

sistem imun dapat diperkirakan menjadi faktor di dalam

perkembangan penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit

kardiovaskuler serta infeksi (Wartawan, 2012)

Pada penelitian ini usia dinyatakan dalam tahun dan diukur dengan

melihat data pada rekam medis kemudian di validasi dengan menanyakan

kembali pada responden atau keluarga, apabila terdapat perbedaan hasil

maka yang digunakan data yang diperoleh dari responden atau keluarga.

b. Nyeri

Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal

yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifar subjektif dan

sangat bersifat individual. Nyeri merupakan fenomena multidimensional

sehingga sulit untuk didefinisikan. Nyeri merupakan pengalaman personal

dan subyektif, dan tidak ada dua individu yang merasakan nyeri dalam

pola yang identik. Nyeri biasanya dikaitkan dengan berbagai beberapa

jenis kerusakan jaringan, yang merupakan tanda peringatan, namun

pengalaman nyeri lebih dari itu. Alat pengkajian tunggal termasuk Visual

Analog Scale (VAS), skala numerik (0 – 10), dan skala deskripsi visual

dapat digunakan untuk mengukur baik intensitas nyeri fisik maupun

distress psikologis (Black & Hawks dalam Nampira, dkk, 2014)

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk

melindungi diri. Apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya

akan berubah. Misalnya, seseorang yang kakinya terkilir menghindari

aktivitas mengangkat barang yang memberi beban penuh pada kakinya

untuk mencegah cedera lebih lanjut. Nyeri mengarah pada penyebab

ketidakmampuan. Seiring peningkatan usia harapan hidup, lebih banyak

orang yang mengalami penyakit kronik, dengan nyeri merupakan suatu

gejala yang umum (Smeltzer & Bare, 2005)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

9

Pada penelitian ini nyeri diukur dengan menggunakan Numeric Rating

Scale dengan rentang 0 sebagai rentang terendah sampai 10 sebagai yang

tertinggi (Potter & Perry 2005).

c. Motivasi

Motivasi adalah proses batin yang dinamis yang menghasilkan

kekuatan internal yang memberi energi dan mengarahkan individu untuk

memilih perilaku yang disukai dan mencoba memenuhi tujuan yang telah

ditetapkan.Individu biasanya memiliki motif yang berbeda pada satu

waktu (mis. Prestasi, afiliasi, kesehatan, agama) dan tindakan mereka

dibimbing oleh satu atau lebih dari satu motif mereka. Ituproses motivasi

yang berorientasi pada tujuan mencakup beberapa tahapan berurutan.

Pertama, individumenghasilkan kecenderungan motivasi terhadap tujuan

tertentu berdasarkan pribadi atau pribadi tertentufaktor lingkungan

(Xiaoyan, 2009)

Kedua, di antara kecenderungan ini, individu membuat rencanayang

menonjol yang paling penting bagi mereka. Ketiga, kecenderungan-

kecenderungan yang menonjol itu memotivasiindividu untuk mengambil

tindakan untuk mencapainya. Tahap terakhir adalah tahap kemauan.

Individubertahan dalam tindakan mereka dan bekerja menuju titik akhir

dari kecenderungan motivasi merekadidirikan pada tahap pertama.

Individu mungkin dapat memenuhi tujuan mereka pada tahap ini,

tetapimereka mungkin bukan karena banyak faktor, misalnya, mereka

menyerah atau terganggu sebelumnyamencapai tujuan (Xiaoyan, 2009)

Menurut Health Believe Model motivasi ditinjau dari perhatian

terhadap pola kesehatan secara keseluruhan, kesediaan untuk mencari dan

menerima arahan medis, bermaksud untuk patuh, aktivitas kesehatan

positif di jelaskan bahwa motivasi self-care status fungsional pada pola

kesehatan dilihat dari perhatian melakukan aktivitas fisik. Kesediaan

mencari dan menerima arahan berkaitan dengan kesediaan pasien dalam

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

10

melakukan aktivitas fisik. Aktivitas kesehatan yang positif merupakan

dilihat dari kemampuan klien untuk mandiri dalam hal melakukan

aktivitas fisik (Ropyanto, 2011)

Pada penelitian ini motivasi diukur dengan menggunakan modifikasi

Ropyanto (2011) dalam Health Motivation Scale in Physical yang dikutip

dari Xiaoyan (2009) yang berjumlah 12 pertanyaan dengan jumlah nilai

keseluruhan 36.

d. Fall-efficacy

Menurut Bandura, self-efficacy mengacu pada perasaan adekuat,

efisiensi, dan kompetensi saat menjalani kehidupan. Mencapai dan

menjaga standar prestasi kita meningkatkan self-efficacy, kegagalan

mencapai dan menjaganya akan menurunkan self-efficacy. (Schultz &

Schultz dalam Diana, 2015)

Fall-efficacy didasari dari teori Bandura mengenai self-efficacy yang

didefinisikan sebagai kepercayaan individu mengenai kemampuan dan

keterampilannya untuk berhasil melakukan tugas dan menghindari

kegagalan. Fall-efficacy ditentukan beberapa komponen dari penyebab

personal terdiri dari fungsi kemauan, perasaan atau suatu rasa terhadap

kapasitas dan efektivitas, nilai, dan ketertarikan (Ropyanto, 2011)

Orang dengan self-efficacy yang rendah, merasa tak berdaya, tidak

mempu mengendalikan kejadian hidup, mereka percaya semua usaha

yang mereka lakukan tidak ada gunanya. Ketika mereka menghadapi

hambatan, mereka cepat menyerah jika usaha pertama mereka

mengatasinya tidak efektif. Orang dengan self-efficacy yang sangat

rendah bahkan tidak mencoba menghadapinya karena mereka yakin

bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak akan membuat perbedaan.

Self-efficacy yang rendah dapat menghancurkan motivasi, menurunkan

aspirasi, mengganggu kemampuan kognitif, dan meragukan kesehatan

fisik. (Schultz & Schultz dalam Diana, 2015)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

11

Orang dengan self-efficacy yang tinggi percaya mereka akan

menghadapi kejadian dan situasi secara efektif. Karena mereka berharap

sukses mengatasi hambatan, mereka berusaha keras menyelesaikan tugas

dan sering menunjukan penampilan tingkat tinggi. Orang tersebut lebih

yakin dengan kemampuan mereka sendiri daripada orang dengan self-

efficacy yang rendah, dan mereka hanya sedikit meragukan diri sendiri.

Mereka memandang kesulitan sebagai tantangan bukan sebagai ancaman

dan dengan aktif mencari situasi baru. Self-efficacy tinggi mengurangi

rasa takut gagal, meningkatkan aspirasi, dan meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah dan berpikir analisis.(Schultz & Schultz dalam

Diana, 2015)

Pada penelitian ini fall-efficacy diukur dengan menggunakan

modifikasi Ropyanto (2011) yang dikutip dalam Fall-Efficacy Scale

(Tinetti et, al, 1990) dengan jumlah 8 pertanyaan dengan jumlah nilai

keseluruhan 24.

e. Dukungan Keluarga

Unit keluarga memainkan sebuah peran yang sangat penting dalam

menentukan perilaku peran pasien dari anggota keluarganya yang sakit.

Keluarga juga bersifat instrumental dalam memutuskan dimana

penanganan harus diberikan di rumah sakit, di rumah, atau di klinik.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh kaum professional untuk memberikan

perlakuan terhadap penyakit dan mempromosikan kesehatan, sering

menimbulkan konflik dengan nilai-nilai keluarga dan pola-pola bersikap,

sehingga menimbulkan masalah pada hal kepatuhan medis (Friedman,

dalam Debora, 1998)

Model promosi kesehatan dari Pender, yang juga berasal dari teori

pembelajaran sosial, menekankan pentingnya faktor-faktor kognitif-

perseptual sebagai motivator primer. Faktor-faktor tersebut ialah :

pentingnya kesehatan; bagaimana kesehatan didefinisikan; dan persepsi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

12

berikut ini : lokus kontrol kesehatan; self-efficacy yaitu perilaku-perilaku

yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan dapat dijalankan dengan

sukses; status kesehatan; keuntungan dari perilaku yang meningkatkan

kesehatan; dan rintangan-rintangan terhadap tindakan yang meningkatkan

kesehatan (Friedman, dalam Debora, 1998)

Dukungan dari orang yang dekat merupakan bentuk dukungan sosial

yang dapat digunakan sebagai motivasi untuk meningkatkan aktivitas

fisik (Perry & Potter, 2005) bentuk dukungan keluarga berupa dukungan

emosional, penilaian, instrumental dan informatif. Kehadiran keluarga

selama berada di RS membantu untuk memenuhi ADL. Bantuan yang

berlebihan dapat mengurangi kemampuan klien untuk mandiri sehingga

berpengaruh terhadap status fungsional. Latihan terbaik untuk

memperbaiki kinerja adalah melakukannya secara berulang-ulang

aktivitas.

Pada penelitian ini dukungan keluarga diukur dengan menggunakan

Family AFGAR yang telah dimodifikasi oleh Ropyanto (2011) dengan

jumlah 4 pertanyaan dengan jumlah nilai keseluruhan 12.

C. Penelitian Terkait

Penelitian (Saputri, Iskandar, Novirianthy, 2017) dengan judul “Hubungan

Intensitas Nyeri dengan Status Fungsional Penderita Kanker Payudara Pasca

Pembedahan di RSUDZA Banda Aceh”. Metode penelitian bersifat analitik

observasional dengan menggunakan rancangan jenis cross sectional. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan wawancara terpimpin

menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) untuk menilai intensitas nyeri dan

Barthel Index untuk menilai status fungsional. Penelitian ini dilakukan selama

bulan Juni 2016-Oktober 2016 terhadap 32 orang subjek penelitian. Hasil

penelitian didapatkan 12 orang (37,5%) nyeri ringan, 17 orang (53,1%) nyeri

sedang, dan 3 orang (9,4%) nyeri berat. Status fungsional didapatkan 6 orang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

13

(18,8%) dependen ringan, 23 orang (71,9%) dependen sedang, dan 3 orang

(9,4%) dependen berat. Analisa data dengan menggunakan uji Spearman

diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) dan nilai r=0,680. Hasil ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara intensitas nyeri dengan status fungsional penderita

kanker payudara pasca pembedahan dengan arah korelasi positif dan kekuatan

korelasi yang kuat.

Penelitian (Sitorus, Ropyanto, Eryando, 2013) dengan judul “Analisis Faktor-

faktor yang Berhubungan dengan Status Fungsional Paska Open Reduction

Internal Fixation (ORIF) Fraktur Ekstremitas”. Desain penelitian ini adalah

cross-sectional dengan 35 responden dan pengumpulan data menggunakan

kuesioner. Menggunakan uji ANOVA digunakan untuk data kategorik serta

korelasi pearson dan spearman rho untuk data numerik. Hasil penelitian

menunjukkan fall-effacacy (r=-0,490 dan nilai p=0,003) merupakan faktor yang

berhubungan. Model multivariate memiliki nilai p=0,015 dan jenis fraktur, nyeri,

dan fall-efficacy mampu menjelaskan 28,2% status fungsional dengan nyeri

sebagai faktor yang paling besar untuk memprediksi status fungsional setelah

dikontrol fall-efficacy dan jenis fraktur.

Penelitian (Yazid, 2016) dengan judul “Analisis Faktor yang Berhubungan

dengan Status Fungsional Pasien Open Reduction Internal Fixation (ORIF)

Fraktur Ekstremitas Bawah di RSU.dr.Pirngadi Medan”. Desain penelitian ini

adalah cross-sectional dengan 35 responden dan pengumpulan data menggunakan

kuisioner. Uji ANOVA digunakan untuk data kategorik serta korelasi pearson

dan spearman rho untuk data numerik. Hasil penelitian menunjukkan fall-effacacy

(r=-0,490 dan nilai p=0,003) merupakan faktor yang berhubungan. Model

multivariate memiliki nilai p=0,015 dan jenis fraktur, nyeri, dan fall-efficacy

mampu menjelaskan 28,2% status fungsional dengan nyeri sebagai faktor yang

paling besar untuk memprediksi status fungsional setelah dikontrol fall-efficacy

dan jenis fraktur.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

14

D. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Joyce M.Black & Jane H.Hawks 2014, Perry & Potter 2005, 2013, dan Chandra Bagus Ropyanto 2011

Pembedahan

Klasifikasi Pembedahan

Proses Keperawatan

Perubahan Fisiologis

Status Fungsional

• Usia • Nyeri • Motivasi • Fall-Efficacy • Dukungan Keluarga

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

15

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari

hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep

tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui

konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah

simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel

adalah sesuatu yang bervariasi. (Notoatmodjo, 2018)

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Usia 2. Nyeri 3. Motivasi 4. Fall-Efficacy 5. Dukungan Keluarga

Status Fungsional

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/839/4/2.pdf · 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pembedahan 1. Definisi Pembedahan Operasi

16

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Hipotesis berfungsi untuk merumuskan dalam bentuk hubungan antara dua

variabel, variabel bebas dan variabel terikat. (Notoatmodjo, 2018)

1. Ada hubungan usia dengan status fungsional pada pasien post operasi

2. Ada hubungan nyeri dengan status fungsional pada pasien post operasi

operasi

3. Ada hubungan motivasi dengan status fungsional pada pasien post operasi

4. Ada hubungan fall-efficacy dengan status fungsional pada pasien post operasi

5. Ada hubungan dukungan keluarga dengan status fungsional pada pasien post

operasi