bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/rizki nur elissa...
TRANSCRIPT
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Masalah keagenan (agency problems) muncul dalam dua bentuk, yaitu
antara perusahaan (principal) dengan pihak manajemen (agent) dan antara
pemegang saham dan pemegang obligasi. Tujuan normatif pengambilan
keputusan keuangan yang menyatakan bahwa keputusan diambil untuk
memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan, hanya benar apabila
pengambil keputusan keuangan (agent) memang mengambil keputusan
dengan maksud untuk kepentingan para pemilik perusahaan (Husnan dan
Pudjiastuti, 2004).
Sulistyanto (2008), manajer sebagai pengelola perusahaan merupakan
satu-satunya pihak yang menguasai seluruh informasi yang diperlukan
untuk menyusun laporan keuangan. Manajer dapat menjelaskan secara
rinci mengapa dan untuk apa informasi itu ada. Manajer juga mengetahui
dan memahami hubungan antara satu informasi dengan informasi lain,
sementara pihak lain diluar perusahaan, yaitu calon investor, kreditur,
supplier, regulator, pemerintah dan stakeholder lain, yang mempunyai
keterbatasan sumber dan akses untuk memperoleh informasi mengenai
perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
15
Oleh karena itu kontrak yang baik antara investor dan manajer adalah
kontrak yang mampu menjelaskan apa saja yang harus dilakukan manajer
dalam melakukan pengelolaan dana yang diinvestasikan dan pembagian
return antara manajer dan investor. Perataan laba muncul ketika semua
pihak yang terlibat mempunyai dorongan untuk melakukan
kepentingannya sendiri-sendiri sehingga timbul adanya konflik antara
prinsipal dan agen.
Manajemen sebagai agen juga mempunyai keinginan untuk
meningkatkan kesejahteraannya, sebagai contoh manajemen ingin
mendapatkan bonus atas kinerjanya. Masalah yang kemudian timbul dalam
teori agensi adalah ketidaklengkapaan informasi yaitu ketika tidak semua
keadaan diketahui oleh kedua belah pihak, hal inilah yang disebut dengan
asimetri informasi (asymetry information). Terdapat tipe-tipe asimetri
informasi, yaitu:
a. Adverse Selection, adalah tipe informasi asimetri dimana satu orang
atau lebih pelaku transaksi bisnis atau transaksi usaha yang potensial
mempunyai informasi lebih atas yang lain. Adverse Selection dapat
terjadi karena beberapa orang seperti manajer dan para pihak internal
perusahaan lainnya lebih mengetahui kondisi saat ini dan prospek ke
depan suatu perusahaan daripada para investor.
b. Moral Hazard yaitu tipe asimetri informasi dimana satu orang atau
lebih pelaku bisnis atau transaksi potensial yang dapat mengamati
kegiatan-kegiatan mereka secara penuh dibandingkan dengan pihak
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
16
lain. Moral Hazard dpat terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan
dan pengendalian sehingga principal tidak dapat mengamati seluruh
aksi manajer yang mungkin berbeda dengan apa yang diinginkan
principal.
2. Teori Akuntansi Positif
Menurut Sulistyanto (2008), ada tiga hipotesis dalam teori akuntansi
positif yang digunakan untuk menguji perilaku etis seseorang dalam
mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan.
a. Bonus Plan hypothesis
Rencana bonus atau kompensasi manajerial akan cenderung memilih
dan menggunakan metode-metode akuntansi yang akan membuat laba
yang dilaporkannya menjadi lebih tinggi. Konsep ini membahas bahwa
bonus yang dijanjikan pemilik kepada manajer perusahaan tidak hanya
memotivasi manjer untuk bekerja dengan lebih baik tetapi juga
memotivasi manager untuk melakukan kecenderungan manajerial.
b. Debt (equity) hypothesis
Perusahaan yang mempunyai rasio antara utang dan ekuitas lebih besar,
cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi
dengan laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar
perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang
diperolehnya. Keuntungan tersebut berupa permainan laba agar
kewajiban utang-piutang dapat ditunda untuk periode berikutnya
sehingga semua pihak yang ingin mengetahui kondisi perusahaan yang
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
17
sesungguhnya memperoleh informasi yang keliru dan membuat
keputusan bisnis menjadi keliru pula, akibatnya terjadi kesalahan dalam
mengalokasikan sumberdaya.
c. Political cost hypothesis
Perusahaan cenderung memilih dan menggunakan metode-metode
akuntansi yang dapat memperkecil atau memperbesar laba yang
dilaporkannya. Konsep ini membahas bahwa manajer perusahaan
cenderung melanggar regulasi pemerintah, seperti undang-undang
perpajakan, apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang
diperolehnya. Manajer akan mempermainkan laba agar kewajiban
pembayaran tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan
kemauan perusahaan.
3. Laba
Laba adalah selisih total pendapatan dengan total beban yang tidak
termasuk komponen dari penghasilan komprehensif lainnya. Tujuan utama
dari pelaporan laba adalah memberikan informasi yang berguna bagi
mereka yang paling berkepentingan dalam laporan keuangan, tanpa
memperhatikan masalah yang muncul tujuan utama yang paling penting
dari pelaporan laba untuk pemakai laporan keuangan adalah kebutuhan
untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba antara
saham dan arus sebagai bagian dari proses deskriptif dari akuntansi.
Tujuan tersebut mencakup (Prasetya, 2013):
a. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen.
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
18
b. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan arah
masa depan dari perusahaan atau pembagian devidenmasa depan.
c. Penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman
untuk keputusan manajerial masa depan.
Menurut akuntansi yang dimaksud laba akuntansi adalah perbedaan
antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode
tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode
tersebut. Menurut Belkaoui definisi tentang laba itu mengandung lima sifat
(Harahap, 2001) sebagai berikut:
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu
timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik laba itu, artinya
merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan
batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
d. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk
biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil
tertentu.
e. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil
dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.
4. Perataan Laba (Income Smoothing)
Merupakan upaya perusahaan mengatur agar laba periode berjalan
relatif sama selam beberapa periode, pola ini dilakukan manajer
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
19
perusahaan dengan cara menaikan atau menurunkan pendapatan maupun
biaya periode berjalan menjadi lebih tinggi atau rendah dari pendapatan
maupun biaya sesungguhnya. Laba yang relatif stabil lebih disukai
investor karena kestabilan laba dapat mempermudah investor dalam
pengambilan suatu keputusan. Dalam mengatur agar laba relatif stabil
manajer dapat menggunakan metode akuntansi seperti menentukan harga
pokok persediaan, dengan membuat harga pokok penjualan relatif stabil
selama beberapa periode sehingga laba yang diperoleh tidak terlalu tinggi
dan tidak juga terlalu rendah. Manajer juga dapat menggunakan metode
depresiasi aktiva tetap yaitu metode garis lurus dimana dalam
mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap relatif sama besarnya dalam
beberapa periode. Pola ini biasanya dilakukan perusahaan dengan motivasi
bonus bagi manajer dan investor terkait pentingnya informasi sebagai
pengambilan keputusan (Prasetya, 2013).
Menurut Assih dan Gudono (2000), perataan laba merupakan tindakan
yang dilakukan dengan sengaja untuk mengurangi variabilitas laba yang
dilaporkan sehingga dapat mengurangi risiko pasar atas saham perusahaan,
yang pada akhirnya meningkatkan harga saham perusahaan. Sedangkan
menurut Herni dan Yulius (2008), perataan laba adalah cara yang
digunakan oleh manager untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan
agar sesuai dengan target yang diinginkan melalui metode akuntansi
maupun melalui transaksi.
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
20
Menurut Jatiningrum (2000), motivasi dan alasan praktik perataan
laba yang dilakukan manajemen merupakan suatu tindakan yang rasional
dan logis karena sebagai:
1. Teknik untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada tahun
berjalan sehingga pajak yang terutang atas perusahaan menjadi kecil.
2. Bentuk peningkatan citra perusahaan dimata investor, karena
mendukung kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai
dengan keinginan investor ketika perusahaan mengalami kenaikan atas
laba yang diperolehnya.
3. Jembatan penghubung antara manajemen perusahaan dengan
karyawannya. Perataan laba menstabilkan adanya fluktuasi laba,
sehingga dengan adanya penurunan upah dan manajemen pun dapat
terhindar dari adanya tuntutan kenaikan upah yang diminta oleh
karyawan ketika perusahaan mengalami penurunan atas laba yang
diperolehnya.
5. Profitabilitas
Menurut Astuti (2004), profitabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba, ukuran profitabilitas paling penting
adalah laba bersih, baik kreditur maupun investor akan selalu memantau
rasio profitabilitas suatu perusahaan sebelum mengambil keputusan.
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dengan kata
lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
21
laba. Profit merupakan hasil kebijakan manajemen, maka kinerja
perusahan dapat diukur dengan profit, adapun kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba disebut profitabilitas.
Profitabilitas merupakan ukuran penting yang seringkali dijadikan
dasar investor dalam menilai sehat tidaknya perusahaan, yang selanjutnya
dapat mempengaruhi keputusan untuk menjual ataumembeli saham suatu
perusahaan (Butar dan Sudarsi, 2012). Tingkat profitabilitas yang stabil
akan memberikan keyakinan pada investor bahwa perusahaan tersebut
memiliki kinerja yang baik. Tingkat profitabilitas yang stabil memiliki
keuntungan bagi manajemen, yaitu mengamankan posisi atau jabatan
dalam perusahaan. Tingkat profitabilitas yang stabil dapat memberikan
keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan
dinilai baik dalam menghasilkan laba (Kustono dan Sari, 2012).
6. Risiko Keuangan
Risiko keuangan diproksikan financial leverage menurut Sartono
(2001), menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Perusahaaan yang tidak mempunyai leverage berarti
menggunakan modal sendiri, penggunaan utang sendiri bagi perusahaan
mengandung beberapa dimensi:
a. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit
yang diberikan,
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
22
b. Dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik
perusahaan keuntungannya akan meningkat,
c. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak
kehilangan pengendalian perusahaan.
Financial leverage merupakan perbandingan antara hutang dan aset
yang menunjukkan berapa bagian aset yang digunakan untuk menjamin
hutang (Butar dan Sudarsi, 2012). Tingginya financial leverage
menggambarkan semakin banyak pembiayaan-pembiayaan yang dibiayai
oleh utang (Christina, 2012). Hal tersebut merupakan kondisi yang kurang
baik bagi investor karena resiko yang dihadapi semakin besar.
Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang
dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan
yang semakin tinggi, akibat kondisi ini maka perusahaan cenderung
melakukan perataan laba (Irwansyah, 2016). Sejauh mana perusahaan
bergantung pada pembiayaan eksternal (termasuk pasar modal) untuk
mendukung operasi yang sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin
dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off balance sheet,
kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas dan hal
lainnya yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Untuk menghasilkan
suatu keuntungan bagi perusahaan, tentunya tidak terlepas dan risiko yang
akan dialami, yaitu risiko keuangan.
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
23
7. Nilai Perusahaan
Merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan oleh para investor dan
calon investor. Prayudi dan Rochmawati (2013), nilai perusahaan
merupakan pandangan investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan
dengan harga saham, semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi
pula nilai perusahaan. Menurut Cahyani (2012), semakin tinggi nilai
perusahaan maka perusahaan akan cenderung untuk melakukan praktik
perataan laba, karenadengan melakukan perataan laba, variabilitas laba dan
risiko saham dari perusahaan akan semakin menurun. Variabilitas laba
yang minim itulah yang berusaha dipertahankan oleh perusahaan agar
disukai oleh investor supaya nilai pasar perusahaan tetap tinggi dan
perusahaan semakin mudah menarik sumberdaya ke dalam perusahaan.
8. Kepemilikan Institusional
Asbar, dkk (2011) kepemilikan institusional adalah kepemilikan
saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi,
bank, dana pensiun, dan investment banking. Adanya pemegang saham
seperti institusional ownership memiliki arti penting dalam memonitor
manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusional seperti perusahaan
asuransi, bank, perusahaan-perusahaan investasi dan kepemilikan oleh
institusi-institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih
optimal. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan
kemakmuran pemegang saham. Signifikasi institusional ownership sebagai
agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
24
dalam pasar modal. Apabila institusional merasa tidak puas atas kinerja
manajerial, maka mereka akan menjual sahamnya ke pasar.
9. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total
aktiva, log size, harga pasar saham dan lain-lain. Besar kecilnya
perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung resiko
yang mungkin timbul dari berbagai situasi yang dihadapi perusahaan.
Perusahaan besar memiliki resiko yang lebih rendah dari pada perusahaan
kecil, hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih
baik terhadap kondisi pasar, sehingga mereka mampu menghadapi
persaingan ekonomi.
Perusahaan-perusahaan besar mempunyai lebih banyak sumber daya
untuk meningkatkan nilai perusahaan, karena memiliki akses yang lebih
baik terhadap sumber-sumber informasi eksternal dibandingkan dengan
perusahaan kecil, selain itu ukuran perusahaan turut menentukan tingkat
kepercayaan investor. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin
besar perusahaan mendapat perhatian terkait kinerja perusahaan, perataan
laba dilakukan manajer sebagai bentuk manipulasi laba dianggap tidak
memberikan informasi yang sesungguhnya terkait kinerja perusahaan,
sehingga perusahaan besar yang tergolong mendapat perhatian besar akan
membatasi manajer dalam melakukan perataan laba, karena jika
perusahaan besar terbukti melakukan perataan laba maka akan dapat
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
25
menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang dianggap tidak menyampaikan
informasi sesungguhnya yang berdampak pada penilaian kinerja
perusahaan (Praseyta dan Rahardjo, 2013).
B. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
1. Butar dan
Sudarsi
(2012)
Pengaruh ukuran
perusahaan,
profitabilitas,
leverage, dan
kepemilikan
institusional terhadap
perataan laba.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Variabel independen:
Ukuran perusahaan,
profitabilitas,
leverage, dan
kepemilikan
institusional.
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap perataan
laba.
Profitabilitas,
leverage, dan
kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh
terhadap perataan
laba.
2. Zuhriya dan
Wahidahwati
(2015)
Perataan laba dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
perusahaan
manufaktur di Bursa
Efek Indonesia.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Vaariabel
independen:
Profitabilitas,
solvabilitas, risiko
saham, nilai
perusahaan.
Ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh
positif terhadap
perataan laba.
Return on assets
berpengaruh
positif terhadap
perataan laba.
Financial laverage
berpengaruh
positif terhadap
perataan laba.
net profit margin
ukuran perusahaan
berpengaruh
negatif terhadap
perataan laba.
Operating profit
margin tidak
berpengaruh
positif terhadap
perataan laba.
Risiko saham tidak
berpengaruh
negatif terhadap
perataan laba.
Price book value
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
26
berpengaruh
negatif terhadap
perataan laba.
3. Christina
(2012)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
praktik perataan laba
pada perusahaan
manufaktur di BEI.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Variabel independen:
Ukuran perusahaan,
profitabilitas,
financial leverage,
divident payout
ratio.
Ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap praktik
perataan laba.
Profitabilitas tidak
berpengaruh
terhadap praktik
perataan laba.
Financial
leverage tidak
berpengaruh
terhadap praktik
perataan laba.
Dividend payout
ratio tidak
berpengaruh
terhadap praktik
perataan laba.
4. Santoso dan
Salim (2012)
Pengaruh
profitabilitas,
financial leverage,
dividen, ukuran
perusahaan,
kepemilikan
institusional, dan
kelompok usaha
terhadap perataan
laba studi kasus pada
perusahaan non-
finansial yang
terdaftar di BEI.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Variabel independen:
Profitabilitas,
financial leverage,
dividen, ukuran
perusahaan,
kepemilikan
institusional,
kelompok usaha.
Variabel
profitabilitas dan
kelompok usaha
tidak berpengaruh
terhadap tindakan
perataan laba,
variabel financial
leverage
dan dividen
berpengaruh
negatif terhadap
tindakan perataan
laba dan variabel
ukuran
perusahaan dan
kepemilikan
institusional
berpengaruh
positif terhadap
tindakan
perataan laba.
5. N. Widana
dan Gerianta
(2013)
Perataan laba serta
faktor-faktor yang
mempengaruhi di
Bursa Efek Indonesia.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Variabel independen:
Ukuran perusahaan,
profitabilitas,
dividend payout
Ukuran
perusahaan,
dividend payout
ratio, serta
financial leverage
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
27
ratio, net profit
margin, financial
leverage.
tindakan perataan
laba pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(BEI) tahun 2007-
2011. Sedangkan
profitabilitas dan
net profit margin
berpengaruh
positif signifikan
terhadap tindakan
perataan laba pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
tahun 2007-2011
6. Aji dan Mita
(2010)
Pengaruh
profitabilitas, risiko
keuangan, nilai
perusahaan, dan
kepemilikan terhadap
praktik perataan laba :
studi empiris
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Variabel independen:
Profitabilitas, risiko
keuangan, nilai
perusahaan,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan publik.
Variabel kontrol:
Ukuran perusahaan.
Profitabilitas tidak
berpengaruh
positif terhadap
praktik perataan
laba. Risiko
keuangan dan nilai
perusahaan
terbukti
berpengaruh
positif terhadap
praktik perataan
laba. Kepemilikan
publik
berpengaruh
terhadap praktek
perataan laba yang
dilakukan
perusahaan selama
periode
pengamatan.
Kepemilikan
manajerial tidak
serta merta
menunjukkan
insentif
manajemen untuk
melakukan
praktek perataan
laba karena hal
tersebut mungkin
dapat
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
28
membahayakan
perusahaan dalam
jangka panjang.
Ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap praktik
perataan laba.
7. Dewi dan
Sujana
(2014)
Pengaruh ukuran
perusahaan dan
profitabilitas pada
praktik perataan laba
dengan jenis industri
sebagai variabel
pemoderasi di Bursa
Efek Indonesia.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Variabel independen:
Ukuran perusahaan,
profitabilitas.
Variabel moderasi:
Jenis industri.
Ukuran
perusahaan dan
profitabilitas
berpengaruh
terhadap praktik
perataan laba,
sedangkan jenis
industri tidak
dapat memoderasi
ukuran perusahaan
dan profitabilitas
pada praktik
perataan laba.
8. Iskandar dan
Suardana
(2016)
Pengaruh ukuran
perusahaan, return on
asset,dan
winner/loser stock
terhadap praktik
perataan laba.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Variabel independen:
Ukuran perusahaan,
return on asset,
winner/loser stock.
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap praktik
perataan laba.
ROA berpengaruh
terhadap praktik
perataan dan
winner/loser stock
tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
9. Kuswara dan
Triyono
(2016)
Pengaruh
profitabilitas, ukuran
perusahaan, financial
leverage, kepemilikan
institusional dan jenis
industri terhadap
praktik perataan laba.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Variabel independen:
Profitabilitas, ukuran
perusahaan, ,
financial
leverage,kepemilikan
institusional, jenis
industri.
profitabilitas,
ukuran
perusahaan,
financial leverage,
dan kepemilikan
institusional
berpengaruh
terhadap praktik
perataan laba,
namun praktik
perataan laba tidak
dipengaruhi
variabel jenis
industri.
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
29
10. Pratama
(2012)
Pengaruh
profitabilitas, resiko
keuangan, nilai
perusahaan, struktur
kepemilikan dan
dividend payout ratio
terhadap perataan
laba.
Variabel dependen:
Perataan laba.
Variabel independen:
Profitabilitas, resiko
keuangan,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan publik,
dividend payout
ratio.
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
positif
dan signifikan
terhadap
probabilitas
perataan
laba. Sedangkan
variabel
profitabilitas,
resiko
keuangan, nilai
perusahaan,
kepemilikan
publik dan
dividend payout
ratio tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
probabilitas
perataan laba.
Sedangkan pada
variabel
profitabilitas,
resiko keuangan,
nilai perusahaan
dan
dividend payout
ratio tidak
menunjukkan
adanya perbedaan
yang signifikan
antara
kelompok
perusahaan perata
dan bukan
perata laba.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan data yang ada, seringkali pengguna laporan keuangan hanya
tertuju pada informasi laba tanpa memperhatikan darimana perusahaan
memperoleh laba tersebut. Adanya kecenderungan yang lebih memperhatikan
laba dalam laporan keuangan disadari oleh manajemen, sehingga mendorong
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
30
terjadinya praktik perataan laba. Dalam penelitian ini melakukan pengujian
menggunakan variabel independen profitabilitas, risiko keuangan, nilai
perusahaan, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan, sedangkan
variabel dependen adalah perataan laba.
Menurut Dwiatmini dan Nurkholis (2001), dengan adanya melakukan
perataan laba maka perusahaan akan mampu mengendalikan abnormal return
yang terjadi ketika laba diumumkan. Jika informasi laba yang diumumkan
merupakan good news bagi investor maka harga saham akan meningkat dan
memberikan abnormal return yang besar bagi investor sehingga hal tersebut
menarik perhatian investor lain untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Tetapi jika informasi laba tersebut merupakan bad news maka harga saham
akan turun dan menyebabkan investor melepas atau menarik investasinya dari
perusahaan tersebut. Investor menilai kinerja manajemen dan kondisi
perusahaan melalui laporan laba rugi. Dengan menampilkan laba yang relatif
stabil diharapkan akan meningkatkan persepsi pihak eksternal mengenai
kinerja manajemen perusahan tersebut.
Menurut Agency Theory, perusahaan dipandang sebagai kumpulan
kontrak pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pemilik atau pemegang
saham dan kreditorsebagai prinsipal sedangkan manajer sebagai agen.
Adanya perbedaan kepentingan antaraprinsipal dan agen menimbulkan
masalah keagenan. Masing-masingpihak mengutamakan kepentingannya,
sebagai mahluk yang rasional, agen mengutamakan kepentingannya (tanpa
memperhitungkan kepentingan rinsipal), misalnya denganmelakukan
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
31
manipulasi atas laporan laba rugi. Contohnya adalah bonus compensation
plan yang terkait dengan kinerja manajemen, dengan menampilkan laba yang
stabil maka kinerja manajemen akan dinilai baik oleh prinsipal sehingga
manajer akan menerima bonus sebagai kompensasinya. Umumnya,
manajemen atas laba (earnings management) terjadi jika manajer
berkepentingan langsung terhadap angka laba (Dwiatmini dan Nurkholis,
2001).
Profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap praktik perataan laba,
semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka manajer cenderung melakukan
praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu
pengambilan keputusan. Risiko keuangan berpengaruh secara positif terhadap
praktik perataan laba, perusahaan yang memiliki risiko keuangan yang tinggi
akan cenderung melakukan perataan laba agar terhindar dari pelanggaran
kontrak atas perjanjian utang (Cahyani, 2012). Nilai perusahaan berpengaruh
secara positif terhadap praktik perataan laba, karena semakin tinggi nilai
perusahaan maka perusahaan akan cenderung untuk melakukan praktek
perataan laba, dengan melakukan perataan laba variabilitas laba dan risiko
saham dari perusahaan akan semakin menurun. Variabilitas laba yang minim
itulah yang berusaha dipertahankan oleh perusahaan agar disukai olehinvestor
agar nilai pasar perusahaan tetap tinggi dan perusahaan semakin mudah
menarik sumber daya ke dalam perusahaan (Aji dan Miita, 2010).
Kepemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap praktik
perataan laba, karena investor institusional adalah pemilik sementara (transfer
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
32
owner) sehingga hanya terfokus pada laba sekarang (current earnings).
Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor
institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan oleh
investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional
biasanya memiliki saham dengan jumlah yang besar, sehingga jika mereka
melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan.
Untuk menghindari tindakan tersebut maka manajer akan cenderung
melakukan tindakan perataan laba (Kuswara dan Triyono, 2016).
Ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap praktik perataan
laba, karena semakin besar ukuran sebuah perusahaan, maka perusahaan
tersebut akan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba. Perusahaan
yang besar pasti akan terbebani oleh biaya politik terutama dalam hal
pemungutan pajak dari pemerintah, dimana biasanya perusahaan enggan
membayar pajak yang tinggi. Selain itu perusahaan besar yang juga akan
dibebani dengan tanggung jawab sosial untuk memberikan kontribusi kepada
masyarakat dari laba yang dihasilkan. Oleh karena itu perusahaan dengan
ukuranyang besar cenderung untuk melakukan praktik perataan laba (Santoso
dan Salim, 2012).
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
33
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hubungan Antar Variabel
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Praktik Perataan Laba
Semakin tinggi profitabilitas maka tingkat kembalian return, semakin
besar dan akan meningkatkan kepercayaan pasar sehingga perusahaan
mempunyai kecenderungan untuk menjaga konsistensi tingkat labanya
dengan melakukan praktik perataan laba (Cahyani, 2012).
Menurut Butar dan Sudarsi (2012), profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap praktik perataan laba. Hal ini berarti bahwa besar
kecilnya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Semakin
besar profitabilitas perusahaan semakin besar kemungkinannya untuk
melakukan tindakan perataan laba, namun semakin kecil profitabilitas
perusahaan semakin kecil kemungkinannya untuk melakukan tindakan
pertaan laba. Kondisi ini dimungkinkan terjadi ketika investor kurang
memperhitungkan dengan sungguh-sungguh profitabilitas perusahaan
karena pada umumnya investor tersebut belum menggunakan secara
Profitabilitas
Risiko Keuangan
Nilai Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Praktik Perataan
Laba Kepemilikan
Institusional
H1 +
H2 +
H3+
H4+
H5+
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
34
maksimal informasi yang dipraktikkan dalam pengambilan keputusan
investasi yang mereka laksanakan. Manajemen juga harus menjaga
stabilitas informasi laba sehingga manajemen akan cenderung mengolah
informasi laba yang diperoleh.
Menurut N. Widana dan Gerianta (2013) profitabilitas berpengaruh
terhadap praktik perataan laba karena investor cenderung memperhatikan
return on asset dalam menilai sehat tidaknya perusahaan, disamping itu
laba yang digunkana dalam rasio return on asset yaitu laba setelah pajak.
Menurut Cahyani (2012) profitabilitas secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap perataan laba karena sebagian besar perusahaan sampel
melaporkan keuntungan sehingga dapat mempengaruhi pengukuran dan
kemungkinan tingkat profitabilitas yang positif pada sampel. Hal ini
mengindikasikan profitabilitas mempengaruhi perataan laba, sehingga
apabila perusahaan melaporkan laba ataupun rugi ada pengaruhnya
terhadap perataan laba. Adanya pengaruh mengindikasikan manajemen
berorientasi pada laba, manajemen mempunyai persepsi jika laporan laba
merupakan gambaran utama untuk pengukuran kinerja manajemen.
Persepsi ini didukung juga dengan sistem reward bagi manajemen puncak
yang ditentukan oleh aktivitas laba, profitabilitas akan mempengaruhi
keputusan investasi dan pemberian kredit. Dari penjelasan diatas hipotesis
yang dapat dirumuskan adalah
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
35
2. Pengaruh Risiko Keuangan Terhadap Praktik Perataan Laba
Semakin tinggi risiko keuangan maka perusahaan akan cenderung
untuk melakukan praktik perataan laba, karena perusahaan berusaha untuk
menghindari pelanggaran kontrak perjanjian utang, yaitu perusahaan
berusaha untuk menjaga nilai leverage agar tidak berada diatas 1 yaitu
dengan menjaga nilai profitabilitas agar tetap stabil (Cahyani, 2012).
Menurut Prayudi dan Rochmawati (2013), risiko keuangan tidak
berpengaruh terhadap praktik perataan laba karena risiko keuangan
merupakan salah satu hal yang diperhatikan oleh masyarakat khususnya
kreditur. Risiko keuangan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
membiayai atau melunasi kewajiban perusahaan, yaitu perjanjian utang
dengan kreditur.
Menurut Kustiani dan Ekawati (2006), perusahaan dengan tingkat
hutang yang tinggi mempunyai risiko yang lebih tinggi pula maka laba
perusahaan berfluktuasi dan perusahaan cenderung untuk melakukan
perataan laba supaya laba perusahaan kelihatan stabil karena investor
cenderung mengamati fluktuasi laba pada suatu perusahaan.
Menurut Aji dan Mita (2010), risiko keuangan berpengaruh positif
terhadap perataan laba karena agar terhindar dari pelanggaran kontrak atas
perjanjian utang. Dari penjelasan diatas hipotesis yang dapat dirumuskan
adalah
H2 : Risiko keuangan berpengaruh positif terhadap praktik perataan
laba
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
36
3. Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba
Semakin tinggi nilai perusahaan, maka perusahaan akan cenderung
untuk melakukan praktik perataan laba, karena dengan melakukan
perataan laba, variabilitas laba dan risiko saham dari perusahaan akan
semakin menurun. Variabilitas laba yang minim itulah yang berusaha
dipertahankan oleh perusahaan agar disukai oleh investor supaya nilai
pasar perusahaan tetap tinggi dan perusahaan semakin mudah menarik
sumberdaya ke dalam perusahaan (Aji dan Mita, 2010).
Menurut Prayudi dan Rochmawati (2013), nilai perusahaan
berpengaruh terhadap praktik perataan laba karena manajemen ingin
menarik minat calon investor, dimana investor akan selalu melihat nilai
perusahaan sebelum berinvestasi.
Menurut Pratama (2012), nilai perusahaan tidak berpengaruh terhadap
praktik perataan laba karena tidak ada perbedaan rata-rata nilai perusahaan
antara kelompok perata dan bukan perata serta rendah harga saham
menunjukkan rendah pula nilai perusahaannya.
Menurut Cahyani (2012), nilai perusahaan berpengaruh terhadap
perataan laba karena perusahaan yang memiliki nilai pasar tinggi akan
menjaga konsistensi labanya sehingga cenderung untuk melakukan
perataan laba. Dari penjelasan diatas hipotesis yang dapat dirumuskan
adalah
H3: Nilai perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik perataan
laba
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
37
4. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Praktik Perataan
Laba
Semakin besar kepemilikan saham institusional, maka perusahaan
akan melakukan praktik perataan laba karena membuat manajer merasa
terikat untuk memenuhi target laba dari investor (Makaryanawati dan
Milani, 2008).
Menurut Santoso dan Salim (2012), kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap perataan laba karena hubungannya dengan
fungsi monitor, investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk
memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor
individual karena investor institusional adalah pemilik sementara sehingga
hanya berfokus pada laba sekarang, kepemilikan institusional akan
membuat manajer merasa terikat untuk memenuhi target laba dari investor
sehingga mereka akan cenderung terlibat dalam praktik perataan laba.
Menurut Prabayanti dan Yasa (2011), kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap perataan laba, kepemilikan saham yang besar oleh
pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi
kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi
informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang
terjadi antara manajemen dan pemilik rendah maka menyebabkan
manajemen tidak leluasa untuk melakukan pengelolaan atas labanya.
Menurut Butar dan Sudarsi (2012), kepemilikan institusional berpengaruh
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
38
positif terhadap perataan laba, hal ini berarti besar kecilnya kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap perataan laba.
H4 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap praktik
perataan laba
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba
Semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan mendapat
perhatian terkait kinerja perusahaan, perataan laba dilakukan manajer
sebagai bentuk manipulasi laba dianggap tidak memberikan informasi
yang sesungguhnya terkait kinerja perusahaan sehingga perusahaan besar
yang tergolong mendapat perhatian besar akan membatasi manajer dalam
melakukan perataan laba karena jika perusahaan besar terbukti melakukan
perataan laba maka akan dapat menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang
dianggap tidak menyampaikan informasi sesungguhnya yang berdampak
pada penilaian kinerja perusahaan (Prasetya dan Rahardjo, 2013).
Menurut Butar dan Sudarsi (2012), ukuran perusahaan berpengaruh
secara signifikan terhadap perataan laba, hal ini berarti besar kecilnya
ukuran perusahaan akan mempengaruhi perataan laba. Perusahaan dengan
size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba
dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki
aktiva dalam jumlah besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan
pemerintah.
Menurut Cahyani (2012), ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap perataan laba, hal ini mengindikasikan bahwa praktik perataan
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
39
laba ditahun berjalan tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan
sebelumnya.
Menurut Santoso dan Salim (2012), ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap perataan laba karena semakin besar ukuran sebuah
perusahaan, maka publik cenderung akan menyoroti perusahaan tersebut.
Perusahaan yang mendapatkan sorotan dari pemerintah pasti akan
terbebani oleh biaya politik terutama dalam hal pemungutan pajak dari
pemerintah, dimana biasanya perusahaan enggan membayar pajak yang
tinggi.
H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik
perataan laba
Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017