bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. pasar modalrepository.ump.ac.id/9186/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bias
diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya
memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Pasar
modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries).
Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang
perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di
samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang
efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan
dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return
yang paling optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan return
relative besar adlah sektor-sektor yang paling produktif yang ada dipasar.
Dengan demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara
produktif oleh perusahaan-perusahaan tersebut (Tandelilin, 2010)
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
13
2. Harga Saham
Menurut (Purwidianti, 2012) saham merupakan yang memberikan
penghasilan yang tidak tetap bagi pemiliknya. Jenis-jenis saham :
a. Saham biasa (common stock)
Adalah saham yang tidak mempunyai kelebihan hak dari jenis saham
artinya pemilik akan memperoleh dividen apabila perusahaan
memperoleh laba.
b. Saham preferen
Adalah saham yang memiliki preferensi atau keistimewaan misal
pembagian dividen yang didahulukan. Tetapi pemilik saham preferen
tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
c. Saham bonus
Adalah saham yang diberikan secara cuma-cuma kepada para
pemegang saham lainnya karena keuntungan perusahaan yang lalu
dalam bentuk cadangan terlalu besar dan perlu dikurangi dengan
memberinya saham-saham baru.
Menurut (Fahmi, 2014) saham biasa (common stock) memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan saham preferen terutama diberi hak
untuk ikut dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) dan rapat umum
pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang otomatis memberikan
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
14
wewenang kepada pemegangnya untuk ikut serta dalam menentukan
berbagai kebijakan perusahaan. Hak bagi pemegang saham biasa :
a. Hak kontrol : hak suara untuk mengendalikan arah kebijakan
perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
b. Hak dividen : pemegang saham memperoleh dividen mengikuti laba
yang diperoleh perusahaan.
c. Hak premitive : hak mempertahankan persentase kepemilikan (hak
suara) dengan cara diberi kesempatan terlebih dahulu dalam pembelian
saham jika terjadi penerbitan saham baru.
d. Treasury stock : pembelian kembali saham
3. Volatilitas Harga Saham (Stock Price Volatility)
Volatilitas adalah kecepatan naik turunnya return sebuah
reksadana. Volatilitas tidak hanya terbatas pada reksadana namun juga
seluruh instrumen investasi, baik emas, saham, obligasi atau instrumen –
instrumen lainnya. Semakin tinggi volatilitasnya maka kepastian return
suatu reksadana semakin rendah (Ramdhani, 2012). Volatilitas harga
saham berarti naik atau turunnya harga saham dalam periode satu periode
keuangan. Dalam penelitian ini menggunakan model perhitungan yang
diusulkan oleh Baskin (1989).
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
15
4. Kebijakan Dividen
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas
digunakan adalah dividend yield dan dividend payout ratio. Dividen yield
adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar
dengan harga saham. Dividen yield menyediakan suatu ukuran
pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan
apresiasi harga yang ada. Investor akan menggunakan dividen yield
sebagai suatu penyaringan investasi, yaitu mereka akan berusaha
menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividen yield
yang tinggi, akibatnya perubahan dari tingkat dividen yield ini akan
mempengaruhi pergerakan harga saham. Sedangkan rasio pembayaran
dividen (dividend payout ratio) merupakan hasil perbandingan dividen
dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. Rasio ini
menggambarkan persentase jumlah dividen yang dibayarkan kepada
investor yang akan mempengaruhi pasar sehingga berdampak kepada
naik-turunnya harga saham.
a. Teori kebijakan dividen
1) Teori dividen tidak relevan
Teori dividen tidak relevan pertama sekali dicetuskan
oleh Modigliani dan Miller (1961) dalam artikel Dividend
Policy, Growth, and The Valuation of Shares. Miller dan
Mogdiliani (MM) berpendapat bahwa nilai perusahaan tidak
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
16
ditentukan oleh besar kecilnya dividen, tetapi ditentukan oleh
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba sebesar –
besarnya. MM berasumsi bahwa :
a) Terdapat pasar modal yang sempurna, tanpa pajak atau biaya
transaksi, harga pasar tidak dapat dipengaruhi oleh seorang
pembeli atau seorang penjual, dan akses gratis dan tanpa
biaya untuk mendapatkan informasi tentang pasar.
b) Investor berpikir rasional dan mereka menghargai surat
berharga berdasarkan nilai diskonto arus kas masa depan untuk
investor.
c) Manajer bertindak sebagai agen terbaik dari pengguna saham.
d) Ada kepastian mengenai kebijakan investasi perusahaan, dan
pengetahuan tentang arus kas masa depan.
Miller dan Mogdiliani (MM) mengemukakan bahwa
kebijakan dividen tidak relevan terhadap kemakmuran pemegang
saham karena pembayaran dividen berarti mengurangi laba
ditahan yang seharusnya untuk investasi, sehingga perusahaan
akan mencari dana baru untuk memenuhi kebutuhan dana
tersebut. Dengan demikian kenaikan pembayaran dividen akan
diikuti dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan
saham baru atau penerbitan hutang. Dengan demikian laba yang
dibagikan sebagai dividen atau ditahan untuk investasi tidak
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
17
mempengaruhi kemakmuran pemegang saham (Surbakti dan
Salim, 2013).
2) Bird in the Hand Theory
Myron Gordon dan John Linter berpendapat biaya modal
sendiri akan meningkat sebagai akibat adanya penurunan harga
dividen. Investor merasa lebih aman memperoleh pendapatan
berupa dividen daripada menunggu capital gain. Kemungkinan
capital gain yang diharapkan mempunyai resiko yang lebih
besar dibandingkan dividend yield yang pasti. MM
menganggap bahwa argumen Gordon dan Lintner ini
merupakan suatu kesalahan. Menurut MM pada akhirnya
investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima
pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki
risiko yang hamper sama (Purwidianti, 2012).
3) Dividen dibagi sebesar-besarnya
Menurut Husnan dan Enny (2015) berpendapat bahwa harga
saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan. Argumentasi
tersebut mempunyai kesalahan dalam hal bahwa peningkatan
pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila laba yang
diperoleh oleh perusahaan juga meningkat. Perusahaan tidak
bisa membagikan dividen yang makin besar apabila laba yang
diperoleh tidak meningkat. Memang benar kalau perusahaan
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
18
mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan
laba, harga saham akan naik. Meskipun demikian kenaikan
harga saham tersebut adalah disebabkan karena kenaikan laba
dan bukan kenaikan pembayaran dividen. Juga tidak benar
kalau perusahaan harus membagikan semua laba sebagai
dividen, hanya karena perusahaan harus membagikan dividen
sebesar-besarnya. Laba dibenarkan untuk ditahan, kalau dana
tersebut bisa diinvestasikan dan menghasilkan tingkat
keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya.
5. Leverage
Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan hutang. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan
membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori
extreme leverage (hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat
hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut.
Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa hutang
yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai
untuk membayar hutang. Salah satu rasio leverage yaitu debt to equity
ratio. Debt to equity ratio adalah ukuran yang dipakai dalam menganalisis
laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia
untuk kreditor. Dalam persoalan debt to equity ratio ini yang perlu
dipahami bahwa, tidak ada batasan berapa debt to equity ratio yang aman
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
19
bagi suatu perusahaan, namun untuk konsevatif biasanya debt to equity
ratio yang lewat 66% atau 2/3 sudah dianggap beresiko. Semakin rendah
nilai debt to equity ratio maka semakin baik karena aman bagi kreditor
saat likuidasi (Fahmi, 2014).
a. Teori tentang leverage
1) Teori Sinyal (Signaling theory)
Ross (1997) dalam Hanafi (2015) mengembangkan model
dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal
yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer
mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan
karenanya ingin agar saham meningkat, ia ingin
mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Salah satu cara
yang paling sederhana adalah dengan mengatakan langsung
“perusahaan kami mempunyai prospek yang baik”. Tentu saja
investor tidak akan percaya begitu saja. Di samping itu, manajer
ingin memberikan sinyal yang lebih banyak, sebagai sinyal yang
lebih di percaya (credible). Manajer bisa menggunakan hutang
lebih banyak, sebagai sinyal yang lebih credible. Jika hutang
meningkat, maka kemungkinan bankrut akan semakin
meningkat. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka
manajer akan “terhukum”, misal reputasi dia akan hancur dan
tidak bisa dipercaya menjadi manajer lagi. Karena itu,
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
20
perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai
perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa
mendatang. Karena cukup yakin, maka manajer perusahaan
tersebut berani menggunakan hutang yang lebih besar. Investor
diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian
hutang merupakan tanda atau sinyal positif.
6. Earning Volatility
Earning volatility merupakan simpang baku (standard deviation)
rasio earning operasi perusahaan sebelum bunga dan pajak (EBIT)
dibanding total asset. Menurut Mahadwarta (2002) dalam Ramdhani
(2012) earning volatility merupakan tingkat volatilitas (perusahaan yang
cepat) dari earning. Earning volatility berkaitan dengan ekspektasi biaya
kebangkrutan yang berpengaruh pada agency cost of debt.
a. Teori tentang earning volatility
1) Teori keagenan
Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang
saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai
agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena
mereka dipilih, maka pihak manejemen harus
mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
21
saham. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan
keagenan sebagai “agency relationship as a contract under which
one or more person (the principals) engage another person (the
agent) to perform some service on their behalf which involves
delegating some decision making authority to the agent”.
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau
lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk
melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi
wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi
prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang
sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini
agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan
prinsipal. Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian
kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari seratus
persen (Masdupi, 2005). Proporsi kepemilikan yang hanya
sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak
untuk kepentingan pribadi dan bukan untuk memaksimumkan
perusahaan. Inilah yang nantinya akan menyebabkan biaya
keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976)
mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari biaya yang
dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen.
Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
22
cost dalam rangka menjamin manajer akan mengambil keputusan
yang optimal dari pandangan shareholders karena adanya
perbedaan kepentingan yang besar diantara mereka.
7. Size
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang
lebih besar untuk mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai sumber,
sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah
karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar
untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Ukuran
perusahaan dapat menggunakan tolak ukur asset perusahaan karena total
asset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat disederhanakan dengan
mentransformasikan ke dalam logaritma natural (Ghozali, 2016).
Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut adalah tabel penelitian terdahulu mengenai pengaruh
kebijakan dividen, leverage, earning volatility dan size terhadap volatilitas
harga saham.
Tabel 2.1 penelitian terdahulu
Nama peneliti Judul dan Sumber
Hasil
1. Raudhatul Jannah
dan Musfiari
Haridhi (2016)
Pengaruh Kebijakan
Dividen, Earning
Volatility, Dan
Leverage Terhadap
Volatilitas Harga
Saham Pada
Dividend payout ratio
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Earning volatility
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
23
Perusahaan Non
Financing Yang
Terdaftar Di BEI
tahun 2010-2014,
Jurnal Ilmiah
mahasiswa Ekonomi
Akuntansi Universitas
Syiah Kuala (Volume
1 Nomor 1 2016)
berpengaruh positif
signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Leverage berpengaruh
positif signifikan terhadap
volatilitas harga saham
2. Maya Sova (2013) Pengaruh Ratio
Leverage Terhadap
Volailitas Saham
Pada Industri Barang
Konsumi Di BEI
Tahun 2004-2008, E-
Journal WIDYA
Ekonomika (Volume
1 Nomor 1 Mei-
Agustus 2013)
DER berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap
volatilitas harga saham
3. Anastassia dan
Friska Firanti
(2014)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Volatilitas Harga
Saham Pada
Perusahaan Publik
Non Keuangan,
Jurnal Bisnis dan
Akuntansi STIE
Trisakti (Volume 16
Nomor 2 Desember
2014)
Dividend yield berpengaruh
positif signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Dividend payout ratio
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Earning volatility
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Size berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap
volatilitas harga saham
4. Rani Ramdhani
(2012)
Pengaruh Dividend
Yield dan Earning
Volatility terhadap
Volatilitas Harga
Dividend yield berpengaruh
negatif signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
24
Saham di Bursa Efek
Jakarta (Volume 3
Nomor 2 November
2012)
Earning volatility
berpengaruh positif
signifikan terhadap
volatilitas harga saham
5. Mohammad
hashemijoo, Aref
Mahdavi Ardekani
dan Nejat Younesi
(2012)
The Impact of
Dividend Policy on
Share Price volatility
in the Malaysian
Stock Market
(Volume 4 Nomor 1
2012)
Dividend payout ratio
berpengaruh negatif
sifnifikan terhadap
volatilitas harga saham
Leverage berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap volatilitas harga
saham.
Size berpengaruh negatif
signifikan terhadap
volatilitas harga saham.
Earning volatility
berpengaruh positif
signifikan terhadap
volatilitas harga saham.
6. Zuriawati Zakaria,
Joriah Muhammad
dan Abdul Hadi
zulkifli (2012)
The Impact of
Dividend Policy on
Stock Price Volatility:
Malaysian
Construction and
Material Companies
(Volume 2 Nomor 5
2012)
Dividend payout ratio
berpengaruh positif
signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Dividend yield berpengaruh
positif tidak signifikan
terhadap volatilitas harga
saham
7. Nkobe D.
Kenyoru, Simiyu
A. Kundu dan
Limo P. Kibiwott
(2013)
Dividend Policy and
Share Price Volatility
in Kenya
Dividend yield berpengaruh
positif signifkan terhadap
volatilitas harga saham
Dividend payout ratio
berpengaruh negatif
signifkan terhadap
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
25
volatilitas harga saham
8. Fawaz Khalid Al-
Shawawreh (2014)
The Impact of
Dividend Policy on
Share Price Volatility
: Empirical Evidence
from Jordanian Stock
Market
Dividend payout ratio
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Dividend yield berpengaruh
positif signifkan terhadap
volatilitas harga saham
9. Dr. Ratna Sinha
(2015)
Impact of Leverage
on Stock Price
Volatility Reference
to Automobile Sector
Leverage berpengaruh
positif signifkan terhadap
volatilitas harga saham
10. Seyed Reza Seyed
Nezhad Fahim,
Sina Kheradyar
dan Rahman
Atabakhsh (2016)
Accounting Variables
Ability to Explain the
Price Volatility in the
Stock Market
Dividend yield tidak
berpengaruh signifikan
terhadap volatilitas harga
saham
Dividend payout ratio
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Kerangka Pemikiran dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh dividend payout ratio, dividend yield, leverage, earning
volatility, dan size terhadap volatilitas harga saham
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas
digunakan adalah dividend yield dan dividend payout ratio. Dividen yield
adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar
dengan harga saham. Sedangkan rasio pembayaran dividen (dividend
payout ratio) merupakan hasil perbandingan dividen dengan laba yang
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
26
tersedia bagi para pemegang saham biasa. Leverage dalam penelitian ini
menggunakan rasio hutang terhadap modal sendiri yang dapat diartikan
sebagai besarnya jaminan bagi kreditur. Earning volatility berkaitan
dengan ekspektasi biaya kebangkrutan yang berpengaruh pada agency cost
of debt. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang
lebih besar untuk mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai sumber.
Berdasarkan penelitian Jannah dan Haridhi (2016) menemukan bahwa
kebijakan dividen, leverage, earning volatility dan size secara bersama-
bersama berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.
H1 : dividend payout ratio, dividend yield, leverage, earning volatility dan
size secara bersama-sama berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.
2. Pengaruh dividend payout ratio terhadap volatilitas harga saham
Dividend payout ratio adalah pengukuran tingkat pengembalian investasi
dalam bentuk dividen yang dialokasikan dari total laba perusahaan.
Ramadan (2013) dan Khurniaji (2013) menyatakan bahwa dividend
payout ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas harga
saham. Hal ini disebabkan oleh semakin besar pembayaran dividen
semakin kuat sinyal profitabilitas perusahaan, sehingga mengurangi risiko
dalam berinvestasi dan berpengaruh terhadap naik turunnya harga saham.
H2 : Dividend payout ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
volatilitas harga saham.
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
27
3. Pengaruh dividend yield terhadap volatilitas harga saham
Dividend yield adalah tingkat pengembalian berupa dividen atas investasi
yang tela ditanamkan oleh investor (Kurniaji dan Raharja, 2013). Hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap keputusan investasi seorang investor
dan perubahan keputusan investasi tersebut dapat berdampak kepada
harga saham ataupun volatilitas. Penelitian Anastassia dan Firnanti (2014)
menunjukan bahwa dividend yield berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham. Tingkat dividend yield yang tinggi menunjukan bahwa harga
saham mengalami underpriced dan merupakan sinyal bahwa dividen yang
dibagikan oleh perusahan akan cenderung lebih rendah. Hal ini
menyebabkan investor akan menjual saham dalam waktu dekat dan
menyebabkan saham menjadi semakin fluktuatif. Hipotesis yang diajukan
adalah :
H3 : Dividend yield berpengaruh positif dan signifikan terhadap volatilitas
harga saham.
4. Pengaruh debt to equity terhadap volatilitas harga saham
Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
perusahaan mendanai kegiatan usahanya dengan hutang. Rasio keuangan
yang digunakan untuk mengukur leverage dengan menggunakan debt to
equity ratio. DER mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan
melunasi hutangnya dengan modal yang dimiliki (Suad, 2006). DER yang
tinggi menunjukan bahwa perusahaan sangat bergantung pada pinjaman
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
28
pihak luar dalam mendanai kegiatan sehingga beban perusahaan juga akan
meningkat dan akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan (Sudana,
2011:20). Penelitian yang dilakukan oleh Sova (2013) menyatakan bahwa
debt to equity ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi DER maka cenderung menyebabkan
menurunnya harga saham.
H4 : Debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
volatilitas harga saham.
5. Pengaruh earning volatility terhadap volatilitas harga saham
Earning Volatility adalah indikator yang mengukur seberapa stabil laba
yang diperoleh perusahaan setiap tahun (Khurniaji, 2013). Perusahaan
yang memiliki tingkat pendapatan yang tidak stabil memberikan sinyal
kepada investor bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko yang tinggi
untuk berinvestasi. Sinyal yang diberikan perusahaan mengenai
ketidakstabilan laba perusahaan akan mempengaruhi para investor untuk
menjual saham perusahaan dalam jangka waktu yang cepat. Penelitian
Zakaria (2012) dan Lashgari (2014) menyatakan earning volatility
berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Perusahaan yang tingkat
earning volatility tinggi cenderung menggambarkan pencapaian laba
perusahaan yang naik turun, sehingga mempengaruhi harga saham.
H5 : Earning volatility berpengaruh positif dan signifikan terhadap
volatilitas harga saham.
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
29
6. Pengaruh size terhadap volatilitas harga saham
Menurut Hashemijoo et al (2012), saham perusahaan kecil lebih likuid
disbanding perusahaan besar, sehingga menyebabkan harga saham nya
lebih fluktuatif. Penelitian Hashemijoo et al (2012), Anastassia dan dan
Firnanti (2014) menunjukan pengaruh negatif ukuran perusahaan terhadap
volatilitas harga saham. Hal ini dikarenakan semakin besarnya ukuran
perusahaan maka diversifikasi aktivitas semakin besar, sehingga
perusahaan besar biasanya mempunyai lebih banyak informasi publik dan
dapat mengurangi tingkat volatilitas harga saham.
H6 : Size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volatilitas harga
saham.
Berdasarkan dari landasan teori dan penelitian yang telah
diungkapkan diatas, maka kerangka pemikiran yang akan digunakan dapat
digambarkan sebagai berikut
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
30
H1 : Dividend payout ratio, dividend yield, leverage, earning volatility,
dan size berpengaruh secara simultan terhadap volatilitas harga
saham
H2 : Dividend payout ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
volatilitas harga saham
H3 : Dividend yield berpengaruh positif dan signifikan terhadap
volatilitas harga saham
H4 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadaap
volatilitas harga saham
Dvidend payout
ratio (X1)
Debt to Equity Ratio
(X3)
Dividend yield
(X2)
Volatilitas harga
saham (Y1)
H3 (+)
Earning
volatility(X4)
H4(+)
11
H5(+)
H1 (+)
Size (X5)
H6(-)
H2 (-)
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018
31
H5 : Earning volatility berpengaruh positif dan signifikan terhadap
volatilitas harga saham
H6 : Size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volatilitas
harga saham
Pengaruh Kebijakan Dividen... Tabita Iriani Ona, FEB UMP, 2018