bab ii tinjauan pustaka a. konsep perilaku 1. definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/yanuar nur...

23
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2014). Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari ataupun tidak (Dewi & Wawan, 2010). Definisi lain dari perilaku adalah suatu aksi atau reaksi organisme terhadap lingkungannya (Ensiklopedia amerika, 1997). menurut skinner (1938) perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon). 2. Ciri-ciri Perilaku Ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari mahluk lain menurut Sarwono (1998), dan dipaparkan oleh Notoatmodjo, (2003) adalah sebagai berikut: a. Kepekaan Sosial Kepekaan sosial merupakan kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan perilaku sesuai pandangan dan harapan orang lain. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain, manusia saling membutuhkan antara manusia dengan orang lain. Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Upload: dinhdung

Post on 03-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perilaku

1. Definisi Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (mahluk hidup) yang

bersangkutan (Notoatmodjo, 2014). Perilaku adalah respon individu terhadap

suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai

frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari ataupun tidak (Dewi &

Wawan, 2010). Definisi lain dari perilaku adalah suatu aksi atau reaksi

organisme terhadap lingkungannya (Ensiklopedia amerika, 1997). menurut

skinner (1938) perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang

(stimulus) dan tanggapan (respon).

2. Ciri-ciri Perilaku

Ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari mahluk lain menurut

Sarwono (1998), dan dipaparkan oleh Notoatmodjo, (2003) adalah sebagai

berikut:

a. Kepekaan Sosial

Kepekaan sosial merupakan kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan

perilaku sesuai pandangan dan harapan orang lain. Manusia adalah mahluk

sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain,

manusia saling membutuhkan antara manusia dengan orang lain.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

10

b. Kelangsungan Perilaku

Kelangsungan perilaku merupakan antara perilaku satu berhubungan dengan

perilaku lain, dengan kata lain perilaku manusia terjadi secara

berkesinambungan bukan secara serta merta.

c. Orientasi Tugas

Setiap perilaku merupakan orientasi tugas, yang memiliki tugas tertentu dan

tujuan tertentu, untuk mewujudkan tugas tertentu dibutuhkan perilaku perilaku

tertentu pula.

d. Usaha dan Perjuangan

Usaha dan Perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, dan

tidak akan memperjuangankan sesuatu yang memang tidak ingin

diperjuangkan.

3. Jenis Perilaku

Menurut teori skinner yang dikenal dengan teori stimulus-organisme-

respons (SOR) yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2014). Perilaku manusia dapat

dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Perilaku Tertutup (covert behavior)

Perilaku terutup terjadi jika respon terhadap stimulus tersebut masih belum

dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang

masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan,

sikap terhadap stimulus bersangkutan.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

11

b. Perilaku Terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka terjadi jika respon terhadap stimulus tersebut berupa

tindakan atau praktik yang dapat diamati oleh orang lain dari luar secara

jelas. Respon seseorang terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk

tindakan nyata atau terbuka.

4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku sessorang menurut

(Notoatmodjo, 2014) antara lain :

1. Faktor Genetik atau Endogen

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsep dasar terjadinya

perilaku seseorang.

a. DNA merupakan warisan biologis dari kedua orang tuanya yang di

wariskan kepada generasi penerusnya.

b. Sifat kepribadian agar mudah dipahami menurut para ahli digolongkan

menjadi dua aspek yaitu aspek jasmani (fisik) dan aspek psikologi

(kejiwaan).

c. Kecerdasan adalah suatu kemampuan manusia dalam menghadapi dan

menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif

(Chaplin, 1975) dalam Notoatmodjo (2014)

d. Bakat menurut (Notoatmodjo, 2014) yang mengutip pendapat (William

B Micheel, 1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan sesuatu

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

12

yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal kemampuan

terseebut.

2. Faktor Sosio Psikologis

Faktor Psikologis merupakan faktor internal yang sangat besar

pengaruhnyaterhadap terjadinya perilaku. Faktor psikologis tersebut yaitu:

a. Sikap

Sikap merupakan kecenderungan untuk berfikir, berpersepsi, dan

bertindak. Sikap mengandung aspek penilaian atau evaluatif terhadap

objek dan mempunyai 3 komponen yaitu :

(1) Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan

apa yang diketahui manusia.

(2) Komponen afektif adalah aspek emosional yang berkaitan dengan

penilaian apa yang diketahui manusia.

(3) Komponen konatif adalah aspek visional yang berhubungan dengan

kecenderungan atau kemamuan bertindak.

b. Emosi

Emosi menunjukan keguncangan organisme yang disertai oleh gejala-

gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

13

c. Kepercayaan

Kepercayaan adalah keyakinan akan sesuatau hal benar atau salah,

keyakinan terbentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan.

d. Kebiasaan

Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung

secara otomatis, dan tidak direncanakan.

e. Kemauan

Kemauan sebagai dorongan tindakan yang merupakan usaha orang untuk

mencapai tujuan.

3. Faktor Situasional

Faktor situsional adalah mencakup faktor lingkungan di mana manusia itu

bertempat tinggal, baik itu lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik,

dan sebagainya. Faktor tersebut merupakan kondisi objektif di luar manusia

yang mempengaruhi perilakunya. Faktor ini meliputi :

a. Faktor ekologis

Faktor ekologis merupakan keadaan alam, geografis, iklim, yang

mempengaruhi perilaku orang.

b. Faktor desain dan arsitektur

Struktur bangunan dan bentuk bangunan, pola pemukiman dapat

mempengaruhi perilaku manusia yang berada di dalamnya.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

14

c. Faktor temporal

Pengaruh waktu terhadap bioritme manusia yang mempengaruhi

perilakunya. Waktu pagi, siang, sore, malam yang membawa pengarup

sikap dan perilaku.

d. Suasana behavior (behavior setting)

Tempat keramaian atau kerumunan massa membawa pola perilaku

manusia, perilaku orang yang diwarnai oleh suasana lingkungan tersebut.

e. Faktor teknologi

Perkembangan teknologi termasuk teknologi informasi yang disebut

dengan internet membawa pengaruh bagi perilaku seseorang.

f. Faktor sosial

Peranan faktor sosial seperti umur, status pendidikan, agama, status sosial

berperngaruh terhadap perilaku seseorang.

5. Domain perilaku

Menurut Benyamin Bloom (1908) dalam (Notoatmodjo, 2014)

membedakan adanya tiga area,wilayah, ranah atau domain perilaku yaitu :

1. Ranah kognitif (cognitive domain)

Ranah koginitif dapat dikur dari pengetahuan (knowledge), pengetahuan

merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga lidah dan

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

15

sebagainya). perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat

langgeng (Sunaryo, 2014). Secara garis besar tingkat pengetahuan dibagi

menjadi 6 yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu artinya mengingat kembali memori yang telah ada sebelumnya

setelah mengamati sesuatu. Ukuran bahwa seseorang itu tahu adalah ia

dapat menyebutkan, mengurai, mendefiniskan dan menyatakan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan berarti sekedar tahu tentang objek tetapi

harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek tersebut.

Seseorang yang telah paham tentang sesuatu hal harus dapat

menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi dapat diartikan apabila orang yang telah memahami objek

tersebut dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut. Dengan kata lain menerapkan informasi yang sudah

didapat dan dipelajari untuk diterapkan di kondisi nyata.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan objek ke

dalam bagian-bagian yang lebih kecil tetapi masih dalam struktur objek

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

16

tersebut. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada

tingkat analisis yaitu bisa membedakan atau memisahkan,

mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan

objek tersebut.

e. Sintesis ( synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan seseorang untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap objek tertentu.

2. Ranah afektif (affective domain)

Ranah afektif dapat diukur dengan sikap (attitude). Sikap merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, sikap belum merupakan tindakan

tetapi merupakan predisposisi perilaku atau reaksi tertutup. Sikap juga

mempunyai tingkatan diantaranya adalah :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa subjek mau menerima stimulus yang

diberikan (objek)

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

17

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi merupakan jawaban tanggapan terhadap pertanyaan yang

dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai artinya memberikan nilai positif terhadap objek atau

stimulus.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggungjawab artinya berani mengambil resiko dengan semua

yang telah dilakukannya.

3. Ranah Psikomotor (psychomotor domain)

Ranah psikomotor dapat diukur dari keterampilan (practice). Merupakan

suatu sikap yang belum tentu terwujud dalam tindakan. Tindakan ini dapat

dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya yaitu :

a. Praktik terpimpin (guided response)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung

pada tuntunan atau menggunakan panduan

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu atau mempraktikan sesuatu

secara otomatis.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

18

c. Adopsi (adoption)

Suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Tidak sekedar

melakukan rutinitas atau mekanisme tetapi sudah dilakukan modifikasi,

tindakan atau perilaku yang berkualitas.

B. Konsep Perilaku Kesehatan

1. Definisi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,

serta lingkungan (Dewi&Wawan, 2010).

Perilaku kesehatan adalah semua aktifitas atau kegiatan seseorang baik yang

diamati (observable) maupun tidak dapat diamati (unobservable) yang

berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo,

2014).

2. Jenis Perilaku Kesehatan

Berdasarkan batasan perilaku menurut skinner dalam (Notoatmodjo, 2014),

perilaku kesehatan (health behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan), seperti lingkungan, makanan, minuman,

pelayanan kesehatan. Berdasarkan batasan tersebut perilaku kesehatan

dibedakan menjadi dua yaitu :

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

19

a. Perilaku sehat (healthy Behavior)

Perilaku yang mencakup (overt and covert behavior) dalam mencegah atau

menghindari dari penyakit.

b. Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang dambil oleh seseorang atau

keluarganya bila sakit untuk memperoleh kesembuhan.

C. Konsep Infeksi Nosokomial

1. Definisi Infeksi

Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen, dan

bersifat sangat dinamis (Septiari, 2012). Infeksi adalah akibat dari invasi

mikroorganisme patogen kedalam tubuh dan reaksi jaringan yang terjadi pada

penjamu terhadap organism toksinnya (Scharwtz, 2000).

2. Definisi Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat selama masa perawatan atau

pemeriksaan di rumah sakit tanpa adanya tanda tanda infeksi sebelumnya dan

minimal terjadi 48 jam sesudah masuknya kuman (Depkes, 2003).

Infeksi nosokomial adalah infeksi akibat transmisi organism patogen ke

pasien yang sebelumnya tidak terinfeksi, yang bersal dari lingkungan rumah

sakit (Scharwtz, 2000).

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

20

3. Etiologi Infeksi Nosokomial

a. Agen infeksi

Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama di rawat di

rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam mikroorganisme ini

tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya faktor lain yang

dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Terjadinya infeksi

tergantung pada:

(1) karakteristik mikroorganisme

(2) resistensi terhadap zat-zat antibiotika

(3) tingkat virulensi dan banyaknya materi infeksius

(a) Bakteri

Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia

yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam

melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada

beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut

mempunyai toleransi yang rendah terhadap mikroorganisme.

(b) Virus

Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai

macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media

penularan dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory

syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan

dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

21

dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan transfusi

darah. Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme

lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius,

penyakit kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan

infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola, influenza virus,

herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan

(Wenzel, 2002)

(c) Parasit dan jamur

Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan

mudah ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan

parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan

obat immunosupresan.

b. Reservoir

Tempat dimana agen dapat bertahan hidup ataupun berkembang biak dan

dapat menularkan. Reservoir yang paling umum adalah tubuh manusia.

Mikroorganisme yang dapat hidup dan berkembang biak pada tubuh manusia

terdapat di permukaan kulit, selaput lender saluran napas atas, usus dan

vagina. Hal ini merupakan reservoir umum pada tubuh manusia.

c. Pintu keluar (port of exit)

Jalan keluar dari mikroorganisme untuk meninggalkan reservoir. Pintu

keluar meliputi saluran pernafasan, pencernaan, saluran kemih dan kelamin,

kulit dan membrane mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

22

d. Transmisi (cara penularan)

Mekanisme bagaimana proses perpindahan agen infeksi dari reservoir ke

penderita lainnya. Ada beberapa cara penularan yaitu dengan cara kontak

langsung dan tidak, droplet, airbone, melalui vehikulum (makanan,

air/minuman, darah) dan melalui vector seperti binatang.

e. Pintu masuk (portal of entry)

Tempat dimana agen infeksi memasuki penjamu. Pintu masuk bisa melalui

saluran pernafasan, pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lender

serta kulit yang luka.

f. Penjamu (host) yang suseptibel

Orang tidak memiliki daya tahan tubuh sehingga tidak dapat mencegah

masuknya agen infeksi yang mengakibatkan terjadinya infeksi. Faktor yang

mempengaruhi mudahnya seseorang terkena infeksi adalah umur, status gizi,

status lingkungan tempat tinggal, imunisasi, penyakit kronis luka bakar yang

luas, trauma atau pembedahan, pengobatan dengan imunosupresan, dan

lainnya.

4. Jenis – Jenis Infeksi nosokomial

a. Infeksi luka operasi (ILO)

Merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari pasca operasi,

jika tidak menggunakan implant atau dalam kurun 1 tahun jika terdapat

inplan, infeksi ini memang berhubungan dengan luka operasi, dan

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

23

melibatkan suatu bagian anatomi tertentu pada tempat insisi yang dibuka

atau dimanipulasi pada saat operasi.

b. Infeksi Saluran Kencing (ISK)

Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi karena adanya invasi

mikroorganisme pada saluran kemih.

c. Bakterimia dan Septikemia

Bakterimia dan Septikemia adalah infeksi sistemik yang terjadi akibat

penyebaran bakteri atau produknya dari suatu fokus infeksi kedalam

peredaran darah. Septicemia merupakan keadaan gawat, yang harus

ditangani secara cepat, dan tepat, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang

sangat fatal. Jika terlambat di tangani, ada kecenderungan mengarah ke

keadaan syok (syok septik).

d. Febris Peurperalis

Febris peurperalis atau demam nifas merupakan infeksi yang muncul pasca

persalinan pervaginam. Tidak semua persalinan pervaginam berjalan

spontan. Diperkirakan 7-8% akan mengalami kesulitan atau distosia

(patologis) yang terjadi karena tidak proporsionalnya perpaduan antara

tenaga dorong/his dari uterus, janin yang harus terdorong keluar, serta jalan

lahir (passage) saat persalinan berjalan.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

24

e. Hepatitis virus akut

Hepatitis virus akut muncul disebabkan oleh hepatitis virus A (A), hepatitis

virus B (B), dan Hepatitis virus non A dan non B (HVNANB). Manifestasi

klinis dari hepatitis virus dapat ikterik atau non ikterik. Pada fase pra ikterik

terdapat sedikit demam, mual, anoreksia, muntah-muntah, dan nyeri perut.

Fase ikterik biasanya muncum setelah demam, dan gejala gastrointestinal

mereda, urin berwarna gelap, pembesaran hati disertai rasa nyeri dan

slepnomegali.

f. Infeksi aliran darah primer

Infeksi aliran darah primer merupakan infeksi darah yang timbul tanpa ada

organ atau jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber infeksi.

g. Infeksi saluran nafas

Infeksi saluran nafas merupakan infeksi yang berdasarkan wilayah

infeksinya, infeksi saluran nafas terbagi menjadi dua yaitu infeksi saluran

nafas bawah dan infeksi saluran nafas atas. Infeksi saluran nafas bawah

antara lain : infeksi pada bronchus, alveoli seperti bronchitis, bronkhiolitis,

dan pneumonia. Infeksi saluran nafas atas meliputi : rhinitis, sinusitis,

faringitis, laryngitis, epiglottis, tonsillitis, dan otits.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

25

D. Cara Penularan infeksi nosokomial

Berikut beberapa cara penularan infeksi nosokomial menurut (Darmadi, 2008)

dalam (septiari, 2012) diantaranya yaitu :

1. Penularan secara kontak

Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung dan tidak langsung. Kontak

langsung terjadi melalui droplet nuclei yang berasal dari petugas,

keluarga/pengunjung dan penderita lainnya. Kemungkinan lain berupa darah

saat transfusi darah. Kontak tidak langsung terjadi apabila penularan

membutuhkan objek perantara. Hal ini terjadi karena perantara tersebut telah

terkontaminasi oleh infeksi, perantara tersebut misalnya benda mati seperti

peralatan medis yang terkontaminasi.

2. Penularan melalui udara

Penularan mikroba patogen melalui udara. Infeksi yang terjadi melalui udara

cukup tinggi karena ruangan / bangsal yang tertutup, secara teknis kurangnya

pencahayaan dan ventilasi

3. Penuluran dengan perantara vector

Penularan mikroba patogen yang melalui perantara seperti serangga. Luka

terbuka, jaringan nekrosis, luka bakar, dan gangrene adalah kasus yang rawan

di hinggapi oleh lalat.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

26

4. Food borne

Penularan mikroba patogen melalui makanan dan minuman yang

terkontaminasi mikroorganisme.

5. Water borne

Penularan mikroba patogen melalui air, namun sangat kecil kemungkinannya

karena air di rumah sakit sudah melalui uji baku.

E. Pencegahan infeksi Nosokomial

Dalam upaya pencegahan pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit, ada

hal yang penting dalam pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit,

pengendalian dan pencegahan harus sesuai dengan rantai terjadinya infeksi

nosokomial menurut (Patricia, 2005) diantaranya :.

1. Kontrol Agen infeksius

Pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi, terhadap objek yang tekontaminasi

secara signifikan mengurangi dan seringkali memusnahkan mikroorganisme.

Pembersihan adalah membuang sampah material asing seperti kotoran dan

materi organik dari suatu objek. Desinfeksi menggambarkan sesuatu proses

yang memusnahkan banyak mikrorganisme. Sterilisasi adalah pemusnahan

seluruh mikroorganosme termasuk spora.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

27

2. Kontrol Reservoir

Untuk mengeliminasi reservoir perawat harus membersihkan cairan tubuh,

drainase, atau larutan yang dapat memusnahkan mikroorganisme. Perawat juga

harus hati-hati membuang sampah alat-alat yang terkontaminasi material

infeksius. Semua institusi harus mempunyai pedoman untuk membuang materi

sampah infeksius menurut kebijakan lokal dan Negara.

3. Kontrol terhadap Pintu Keluar

Perawat mengikuti praktik dan kontrol untuk meminimalkan atau mencegah

organisme yang keluar melalui saluran pernafasan. Perawat harus menghindari

berbicara langsung menghadap pasien, perawat harus selalu menggunakan

sarung tangan sekali pakai bila melakukan tindakan, masker, gown dan

kacamata jika ada kemungkinan terkena percikan dan kontak cairan. Perawat

yang demam ringan namun masih tetap bekerja harus menggunakan masker,

khususnya bila mengganti balutan, atau melakukan prosedur steril. Perawat

juga harus bertanggung jawab mengajarkan klien untuk melindungi orang lain

pada saat bersin dan batuk. Cara lain untuk mengontrol mikroorganisme adalah

dengan cara penanganan secara hati-hati terhadap eksudat. Cairan yang

terkontaminasi dapat dengan mudah terpecik saat dibuang di bak sampah.

4. Pengendalian penularan

Kewaspadaan universal merupakan suatau pedoman yang ditetapkan oleh CDC

(centers for disease control) untuk mencegah penyebaran dari berbagai

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

28

penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan rumah sakit maupun

sarana pelayanan kesehatan lainnya. Kewaspadaan universal tersebut meliputi:

cuci tangan, pemakaian sarung tangan, masker, kacamata, masker muka, baju

pelindung, kain, peralatan perawatan pasien, pembersihan lingkungan,

instrument tajam, resusitasi pasien, penempatan pasien. Perawat harus tetap

waspada tentang jenis dan cara mengontrolnya. Membersihkan dan

mensterilkan semua peralatan yang reversible. Tehnik yang paling penting

adalah mencuci tangan dengan antiseptik untuk mencegah penularan

mikroorganisme secara tidak langsung, peralatan dan bahan kotor harus dijaga

agar tidak bersentuhan dengan baju perawat. Tindakan yang sering dilakukan

adalah mengangkat linen pasien yang kotor langsung diangkat dengan tangan

dan mengenai seragam.

5. Kontrol terhadap Pintu masuk

Dengan mempertahankan intregritas kulit dan membran mukosa menurunkan

kemungkinan pasien. Tenaga kesehatan harus berhati-hati terhadap jarum

suntik. Perawat harus bisa menjaga kesterilan alat dan tindakan invansif.

Tenaga kesehatan dan petugas kebersihan beresiko mendapat infeksi dari

tusukan jarum secara tidak sengaja.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

29

6. Perlindungan terhadap pasien yang rentan

Tindakan isolasi atau barier termasuk pengunan gown, sarung tangan, masker,

kacamata serta pelindung lainnya. Kewaspadaan berdasarkan penularan luka

untuk mengurangi resiko infeksi untuk pasien tanpa memandang jenis sistem

isolasi, perawat harus mengikuti prinsip dasar yaitu : mencuci tangan sebelum

masuk dan meninggalkan ruang isolasi, benda yang terkontaminasi harus segera

dibuang agar mencegah penyebaran mikroorganisme. Pengetahuan tentang

proses penyakit dan jenis penularannya harus diaplikasikan pada saat

mengugunakan barier pelindung, semua orang kemungkinan terpapar pada saat

perpindahan pasien. Lingkungan yang protektif untuk isolasi dapat memiliki

tekanan udara yang negatif untuk mencegah partikel infeksius mengalir keluar

keruangan.

7. Perlindungan bagi perawat

Perlindungan barier harus sudah tersedia bagi petugas yang memasuki kamar

isolasi seperti : penggunaan gown, masker, sarung tangan, kacamata pelindung.

Perawat harus menggunakan sarung tangan bila beresiko terpapar material

infeksius, khususnya sarung tangan direkomandisakan saat perawat ada luka

pada kulit atau goresan, saat melakukan spesimen darah vena, karena mereka

beresiko terkena tumpahan darah atau cairan tubuh lainnya pada tangan. CDC

merekomandasikan bahwa penggunaan sarung tangan hanya untuk sekali pakai.

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

30

F. Kerangka Teori

Kerangka teori ini dibentuk untuk memudahkan mengidentifikasi variabel

independen dan variabel dependen.

Sumber : Notoatmodjo (2014) & Patricia (2005)

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Konsep Perilaku

A. Definisi perilaku

B. Ciri-ciri perilaku

C. Jenis perilaku

D. Faktor yang

mempengaruhi

perilaku

Konsep Infeksi nosokomial

A. Definsi Infeksi

B. Etiologi infeksi

C. Jenis-jenis infeksi

D. Cara penularan infesi

E. Domain perilaku

Domain perilaku

A. Pengetahuan

B. Sikap

C. Keterampilan

E. Pencegahan infeksi

1. Kontrol agen

infeksius

2. Kontrol

reservoir

3. Kontrol pintu

keluar

4. Pengendalian

penularan

5. Kontrol pintu

masuk

6. Perlindungan

terhadap pasien

yang rentan

7. Perlindungan

bagi perawat

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Definisi ...repository.ump.ac.id/5707/3/Yanuar Nur Rahmawanto BAB II.pdf · Perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior)

31

G. Kerangka Konsep

Dalam penulisan penelitian ini penulis membuat suatu kerangka konsep yang

terdiri dari variabel independen dan dependen.

v

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Pencegahan Infeksi

Nosokomial

1. Kontrol Agen infeksi

2. Kontrol Reservoir

3. Kontrol terhadap Pintu

keluar

4. Pengendalian

penularan

5. Kontrol terhadap

Pintu masuk

6. Perlindungan terhadap

pasien yang rentan

7. Perlindungan bagi

perawat

Perilaku

Perawat

Keterampilan

Pengetahuan

Sikap

Studi Deskriptif Perilaku..., Yanuar Nur Rahmawanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014