bab ii tinjauan pustaka 2.1 usaha mikro kecil dan...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UMKM berperan penting dalam mengembangkan perekonomian Indonesia.
2.1.1 Pengertian UMKM
Pengertian UMKM menurut Undang–Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu :
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang–Undang No 20 Tahun 2008.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
No. 20 Tahun 2008.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
9
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang–Undang No. 20 Tahun 2008.
2.1.2 Kriteria UMKM
Kriteria UMKM menurut Undang–Undang No.20 Tahun 2008 yang tertera dalam
pasal 6 adalah:
a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
Memilik kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,000 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
10
c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.0000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
2.2 Ruang Lingkup SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas (SAK-ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik adalah entitas yang:
a. tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; dan
b. menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
11
Entitas akuntabilitas publik signifikan jika:
a. entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
b. entitas menguasai aset dalam kapasitas fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pension, reksa dana dan bank investasi. (SAK-ETAP, 2009:5)
2.3 Akuntansi
Akuntansi (accounting) adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan,
mencatat, dan mengomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi
kepada para pengguna yang berkepentingan. Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim,
2007:4)
2.4 Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah tahap-tahap kegiatan mulai dari terjadinya transaksi
sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan
tansaksi periode berikutnya (Soemarso, 2005: 90). Tahap- tahap siklus akuntansi
adalah sebagai berikut Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim, 2008:77):
12
1. Mengidentifikasikan dan mencatat transaksi yang terjadi,
2. Melakukan penjurnalan,
3. Melakukan penggolongan dengan memposting ke buku besar,
4. Menyusun neraca saldo yang belum disesuaikan,
5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat ayat jurnal penyesuaian,
6. Menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan,
7. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Arus Kas,
8. Jurnal penutupan,
9. Neraca saldo pasca-penutupan, dan
10. Ayat jurnal pembalik.
2.5 Laporan Keuangan
Laporan keuangan penting untuk dimiliki setiap perusahaan untuk
menggambarkan perusahaan tersebut.
2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas suatu entitas. (SAK-ETAP: 2009: 14).
13
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan
utama kepada pihak-pihak di di luar korporasi. Kieso(terjemahan, Emil Salim,
2008:2).
2.5.2 Tujuan Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK-ETAP Tahun 2009 tujuan laporan keuangan adalah:
“Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam
posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tertentu”. (SAK-ETAP, 2009:6).
2.5.3 Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan berdasarkan SAK-
ETAP adalah sebagai berikut (SAK-ETAP, 2009:6-9):
a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
tersebut dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, kepentingan agar
14
laporan keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang
relevan harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu
sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk
proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada
besarnya pos kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian
dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement).
Namun demikian, tidak tepat membuat atau membiarkan kesalahan untuk
menyimpang secara material dari SAK-ETAP agar mencapai penyajian tertentu
dari pos keuangan, kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas.
d. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal.
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan
penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
15
diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari bias (melalui
pemilihan atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk mempengaruhi
perbuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil
tertentu.
e. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan.
f. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan
keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa
dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam
menyusun laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-
hatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga asset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan
kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan asset atau penghasilan
yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi.
Singkatnya, pertimbangan sehat tidak mengijinkan bias.
g. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
16
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu
tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi.
h. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna
juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk
menevaluasi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relative.
Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas,
antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas yang berbeda. Sebagai
tambahn, pengguna keuangan harus mendapat informasi tentang kebijakan
akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan
kebijakan akuntansi dan pengaruh dampak perubahan tersebut.
i. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan
informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika
terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu
menyeimbangkan secara relative antara pelaporan tepat waktu dan penyediaan
informasi yang andal. Untuk mencapai keseimbangan antara relevansi dan
17
keandalan, maka pertimbangan utama adalah bagaimana yang terbaik untuk
memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengambil keputusan ekonomi.
j. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya. Namun demikian,
evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.
Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang menikmati
manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa
manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna
eksternal.
2.5.4 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Adapun jenis-jenis Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
2.5.4.1 Neraca
a. Pengertian Neraca
Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal
tertentu-akhir periode pelaporan. (SAK-ETAP, 2009:23)
Neraca (Balance Sheet) yang kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi
keuangan, yaitu laporan keuangan yang melaporkan aset, kewajiban, dan ekuitas
pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.
Kieso(terjemahan, Emil Salim, 2008: 190).
18
b. Kegunaan Neraca
Dengan menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pemegang
saham, neraca merupakan dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan
mengevaluasi struktur modal perusahaan. Kieso(terjemahan, Emil Salim, 2008:
190)
c. Komponen Neraca
Adapun komponen-komponen umum dalam neraca adalah Kieso(terjemahan,
Emil Salim, 2008: 193-203):
1. Aset (assets). Manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh di masa depan, atau
dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian
masa lalu. Aset dibagi menjadi beberapa sub bagian, yaitu :
Aset Lancar (current assets) adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan
akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual atau dikonsumsi dalam satu
tahun atau dalam satu siklus operasi, tergantung mana yang paling lama.
Lima pos penting dari aset lancer adalah kas (cash), investasi jangka
pendek (short-term investment), piutang (account receivable), persediaan
(inventory), dan pembayaran di muka (prepaid items).
Investasi Jangka Panjang (long-term investment). Investasi jangka
panjang biasanya dipegang selama bertahun-tahun dan tidak diperoleh
dengan tujuan akan dilepas dalam waktu dekat.
19
Properti, Pabrik, dan Peralatan (property, land, and equipment) adalah
kekayaan yang bersifat tahan lama yang digunakan dalam operasi regular
perusahaan.
Aset Tak Berwujud (intangible assets) tidak memiliki substansi fisik dan
biasanya mempunyai tingkat ketidakpastian yang tinggi berkenaan dengan
manfaat masa depannya. Aset tak berwujud meliputi paten, hak cipta,
waralaba, goodwill, merek dagang, nama dagang dan proses produksi
rahasia.
Aset lainnya (other assets). Umumnya pos-pos ini meliputi beban yang
ditangguhkan (beban dibayar di muka jangka panjang), piutang tidak
lancar dan lain-lain.
2. Kewajiban (liabilities). Pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi
di masa depan yang berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu untuk
mentransfer aset atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan
sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu. Kewajiban dibagi menjadi
dua sub bagian yaitu:
Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang
diperkirakan secara memadai akan dilikuidasi melalui penggunaan aset
lancar atau kewajiban lancar lainnya.
Kewajiban jangka panjang (long-term liabilities) adalah kewajiban
yang diperkirakan secara memadai tidak akan dilikuidasi dalam siklus
20
operasi yang normal, melainkan akan dibayar pada suatu tanggal di luar
waktu itu.
3. Ekuitas pemilik (owner’s equity). Kepentingan residu dalam aset sebuah
entitas setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajibannya. Dalam sebuah
entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan. Kelompok ekuitas
pemilik biasanya dibagi ke dalam tiga bagian yaitu:
Modal saham. Nilai pari atau ditetapkan atas saham yang diterbitkan.
Modal disetor tambahan. Kelebihan jumlah yang dibayarkan di atas nilai
pari atau ditetapkan.
Laba ditahan. Laba korporasi yang tidak didistribusikan.
d. Format Neraca
Format Neraca dibagi menjadi 2 jenis yaitu format neraca akun (account form)
dan format laporan (report form)
1. Format Akun (account form) adalah salah satu bentuk susunan yang sering
digunakan dalam penyajian neraca berklasifikasi. Dalam format ini, kelompok
aset dicantumkan pada sisi kiri dan kelompok kewajiban serta ekuitas
pemegang saham pada sisi kanan. Kelemahan dari format ini adalah
diperlukan dua halaman untuk menyajikannya.
21
Tabel 2.1 Neraca Format Akun
PT X
NERACA
31 Desember 2002
ASET KEWAJIBAN DAN MODAL
Aset Lancar: Kewajiban Lancar :
Kas Rp xxx Utang wesel Rp xxx Surat berharga xxx Utang dagang xxx Piutang xxx Utang bank xxx Persediaan xxx Utang gaji xxx Perlengkapan xxx Utang bunga xxx Asuransi dibayar dimuka xxx Total Kewajiban Lancar Rpxxx
Total Aset Lancar Rp xxx
Kewajiban Jangka Panjang Rpxxx
Investasi Jangka Panjang Rp xxx Modal : Aset Tetap Modal disetor Rp xxx
Tanah Rp xxx Modal ditahan xxx Gedung xxx Total Modal Rpxxx Peralatan xxx akumulasi penyusutan xxx
Total Aset Tetap Rp xxx
Total Aset Rp xxx Total Kewajiban dan Modal Rp xxx
(Sumber : Soemarso, 2004: 228)
2. Format Laporan (report form). Untuk menghindari pemakaian dua halaman
yaitu format akun, format laporan menempatkan kewajiban dan pemegang
saham langsung tepat di bawah aset pada halaman yang sama.
22
Tabel 2.2 Neraca Format Laporan
PT X
Neraca
31 Desember 2002 ASET
Aset Lancar :
Kas Rp xxx
Surat berharga xxx
Piutang xxx
Persediaan xxx
Perlengkapan xxx
Asuransi dibayar dimuka xxx
Total aset lancar xxx
Investasi Jangka Panjang xxx
Properti, pabrik dan peralatan
Tanah xxx
Gedung xxx
Peralatan xxx
Akumulasi penyusutan (xxx)
Total aset tetap xxx
Aset Tak Berwujud
Goodwill xxx
Total aset tak berwujud xxx
Total Aset xxx
KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Kewajiban Lancar :
Utang wesel Rp xxx
Utang dagang xxx
Utang bank xxx
Utang gaji xxx
Utang bunga xxx
Total Kewajiban Lancar xxx
Kewajiban Jangka Panjang
Utang obligasi xxx
Total kewajiban Jangka Panjang xxx
Modal :
Modal disetor xxx
Modal ditahan xxx
Total Modal xxx
Total Kewajiban dan Modal xxx
Sumber: Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim, 2008: 204)
23
2.5.4.2 Laporan Laba Rugi
a. Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (income statement), yang sering juga disebut statement of
income atau statement of earnings, adalah laporan yang mengukur keberhasilan
operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Kieso, dkk (terjemahan, Emil
Salim, 2008: 140)
b. Kegunaan Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan memprediksikan arus kas
masa depan dengan berbagai cara. Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim, 2008:
140)
c. Komponen-Komponen Laporan Laba Rugi
1. Bagian Operasi : Bagian yang melaporkan pendapatan dan beban dari operasi
utama perusahaan. Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim, 2008:145)
Bagian Penjualan atau Pendapatan. Sub bagian yang menyajikan
penjualan, diskon, retur penjualan, harga, dan informasi lainnya yang
berhubungan. Tujuannya adalah untuk memperoleh jumlah bersih
pendapatan penjualan.
Bagian Harga Pokok Penjualan. Sub bagian yang memperlihatkan harga
pokok barang yang dijual untuk mendapatkan penjualan.
Beban Penjualan. Sub bagian yang mencantumkan daftar beban-beban
yang berasal dari upaya perusahaan untuk melakukan penjualan.
24
Beban Administrasi atau Umum. Sub bagian yang melaporkan beban-
beban administrasi umum.
2. Bagian Non Operasi: Laporan pendapatan dan beban yang berasal dari
aktivitas sekunder atau tambahan perusahaan. Selain itu, keuntungan dan
kerugian khusus yang jarang muncul atau tidak biasa, tetapi tidak keduanya,
biasanya juga dilaporkan dalam bagian ini. Umumnya pos-pos ini dibagi
menjadi dua sub bagian utama:
Pendapatan dan Keuntungan Lain. Daftar pendapatan yang dihasilkan atau
keuntungan yang terjadi dari trasaksi nonoperasi, yang umumnya berupa
nilai bersih dari beban yang terkait.
Beban dan Kerugian Lain. Daftar beban atau kerugian yang terjadi dari
transaksi nonoperasi, yang umumnya berupa nilai bersih dari setiap
pendapatan yang berhubungan.
3. Pajak Penghasilan: Bagian pendek yang melaporkan pajak penghasilan federal
dan negara bagian yang dikenakan atas laba dari operasi berlanjut.
4. Operasi yang Dihentikan : keuntungan atau kerugian material yang berasal
dari disposisi segmen bisnis.
5. Pos-pos Luar Biasa: keuntungan dan Kerugian Material yang bersifat tidak
biasa dan jarang terjadi.
6. Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi
7. Laba per Saham.
25
d. Format Laporan Laba Rugi
Format Laporan Laba Rugi ada 3 jenis, yaitu:
1. Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung.
Dalam melaporkan pendapatan, beban, dan kerugian, format yang dikenal
dengan laba rugi bentuk langsung (single-step income statement)
Tabel 2.3 Format Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung
Sumber: Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim, 2008:145)
2. Laporan Laba Rugi Bertahap
Laporan laba rugi bertahap (multiple-step income statement) digunakan untuk
mengakui hubungan tambahan. Laporan ini memisahkan transaksi operasi
dari transaksi non-operasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan
PT X Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2002
Pendapatan Penjualan Bersih xxx Pendapatan dividen xxx Pendapatan Sewa xxx + Total Pendapatan xxx Beban Harga pokok penjualan xxx Beban Penjualan xxx Beban administrasi xxx Beban pajak penghasilan xxx + Total beban xxx Laba bersih xxx Laba per saham biasa xxx
26
pendapatan yang berhubungan. Format bertahap berbagai komponen laba
yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam menilai
kinerja perusahaan.
Tabel 2.4 Format Laporan Laba Rugi Bentuk Bertahap
PT X Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2002 Pendapatan Penjualan Penjualan xxx Dikurangi : Diskon penjualan xxx Retur penjualan dan penurunan harga xxx + xxx Pendapatan penjualan bersih xxx Harga Pokok Penjualan Persediaan barang dagang, 1 Januari 2002 xxx Pembelian xxx Dikurangi : Diskon pembelian (xxx) Pembelian bersih xxx Biaya pengangkutan dan transportasi-masuk xxx+ xxx Total barang dagang yang tersedia untuk dijual xxx Dikurangi : Persediaan barang dagang, 31 Des. 2002 (xxx) Harga Pokok Penjualan (xxx) Laba kotor atas penjualan xxx Beban Operasi Beban penjualan Gaji dan komisi penjualan xxx Gaji kantor-penjualan xxx Beban iklan xxx Beban pengangkutan dan transportasi-keluar xxx Penyusutan peralatan penjualan xxx Beban telepon dan internet xxx xxx Beban Administrasi Gaji pejabat xxx Gaji kantor xxx Beban utilitas xxx Penyusutan bangunan xxx Penyusutan peralatan kantor xxx
Beban kantor rupa-rupa xxx xxx + (xxx)
Laba dari operasi xxx
27
Pendapatan dan keuntungan lainnya Pendapatan dividen xxx
Pendapatan sewa
xxx+ xxx+ xxx Beban dan kerugian lainnya Bunga obligasi dan wesel (xxx) Laba sebelum pajak-penghasilan xxx pajak penghasilan (xxx)
Laba bersih xxx
Laba per saham biasa xxx
Sumber: Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim, 2008: 147)
3. Format Laporan Laba Rugi Ringkas
Format ini hanya mencantumkan total kelompok beban dalam laporan laba-
rugi, dan menyusun skedul beban tambahan untuk mendukung total-total
tersebut.
Tabel 2.5 Format Laporan Laba Rugi Bentuk Ringkas
Sumber: Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim, 2008:148)
PT X Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2002
Penjualan bersih xxx Harga pokok penjualan xxx Laba kotor xxx beban penjualan xxx Beban administrasi xxx xxx laba operai xxx Pendapatan dan Keuntungan lainnya xxx xxx Beban dan kerugian lainnya xxx laba sebelum pajak penghasilan xxx Pajak penghasilan xxx laba bersih xxx laba per saham xxx
28
2.5.4.3 Laporan Perubahan Ekuitas
a. Pengertian Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas (Owner’s equity statements) adalah laporan yang
menyajikan peningkatan dan penurunan aset bersih perusahaan atau kekayaan
perusahaan selama periode yang bersangkutan termasuk keputusan atas kebijakan
direksi terhadap para pemilik modal.
b. Kegunaan Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas ini berguna untuk menyajikan informasi yang
berhubungan dengan komponen laba komprehensif lainnya.
c. Format Laporan Perubahan Modal
Adapun format laporan perubahan modal adalah sebagai berikut :
Tabel 2.6 Format Laporan Perubahan Modal
.
(Sumber:Soemarso, 2004: 231)
PT X Laporan Perubahan Modal
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2002
Laba ditahan, awal tahun
xxx
Laba bersih xxx
Pembayaran Dividen
(xxx) xxx
Laba ditahan, akhir tahun
xxx
29
2.5.4.4 Laporan Arus Kas
a. Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan ringkasan terinci mengenai
dari mana datangnya kas dan bagaimana penggunaannya. Kieso, dkk (terjemahan,
Emil Salim, 2008: 323)
b. Keguanaan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan
bersih pada kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
selama satu periode.
c. Penggolongan Arus Kas
Laporan arus kas menggolongkan penerimaan kas dan pembayaran kas menjadi
aktivitas dan karakteristik kejadian lainnya dari setiap jenis aktivitas dijelaskan
sebagai berikut Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim, 2008:324):
1. Aktivitas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan
pendapatan dan beban. Pendapatan dan beban yang kemudian dimasukkan
dalam penentuan laba bersih.
2. Aktivitas investasi mencakup memperoleh dan menjual investasi dan aset
tetap serta meminjam uang dan menagih uang.
3. Aktivitas pendanaan mencakup memperoleh kas dari penerbitan utang dan
membayarkan jumlah yang dipinjam, dan memperoleh kas dari pemegang
saham dan memberikan pengembalian atas investasi pemegang saham.
30
d. Format Laporan Arus Kas
Adapun format laporan arus kas adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Format Laporan Arus Kas
PT X
Laporan Arus Kas
31 Desember 2002 Arus kas dari aktivitas operasi
Kas masuk xxx
Kas keluar (xxx)
xxx
Arus kas dari aktivitas investasi
Kas masuk xxx
Kas keluar (xxx)
xxx
Arus ka dari aktivitas pendanaan
Kas masuk xxx
Kas keluar (xxx)
xxx
Kenaikan (penurunan) bersih pada kas xxx
Kas pada awal periode xxx
Kas pada akhir periode xxx
Sumber: Kieso, dkk (terjemahan, Emil Salim, 2008: 326)
Disamping itu sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan terdapat Catatan Atas Laporan Keuangan. Berdasarkan SAK-ETAP Tahun
2009 Catatan atas laporan keuangan (Notes to Financial Statement) berisi informasi
sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas
laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan
dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
31
Adapun Struktur Catatan atas Laporan Keuangan berdasarkan SAK-ETAP Tahun
2009 catatan atas laporan keuangan harus:
1. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan,
2. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK-ETAP tetapi tidak
disajikan dalam laporan keuangan, dan
3. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan,
tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut
praktis. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk silang ke informasi terkait
dalam catatan atas laporan keuangan.