bab ii tinjauan pustaka 2.1 sejarah bunga krisan ii.pdf · 4 bab ii tinjauan pustaka 2.1 sejarah...

15
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina dikenal dengan Chrysanthemum indicum (kuning), Chrysanthemum morifolium (ungu dan pink) dan daisy (bulat pompom). Jepang pada abad ke-4 mulai membudidayakan krisan dan tahun 1797 bunga krisan dijadikan sebagai symbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East (Rukmana dan Mulyana, 1997). Tanaman Krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Prancis tahun 1795. Tahun 1808 M Colvil dari Chelsea mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Pada abad ke-17 krisan mulai masuk ke Indonesia, sejak tahun 1940 krisan dikembangkan secara komersial (Rukmana dan Mulyana, 1997). Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), terdapat 1000 varietas krisan yang tumbuh didunia. Beberapa varietas krisan yang dikenal antara lain adalah C. daisy, C. indicum, C. coccineum, C. frustescens, C. maximum, C. hornorum dan C. parthenium. Varietas krisan yang banyak ditanam di Indonesia umumnya diintroduksi dari luar negeri terutama dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Bunga krisan sangat populer dimasyarakat karena banyaknya jenis, bentuk dan warna bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna, bunga juga menjadi pilihan konsumen. Pada umumnya konsumen lebih menyukai

Upload: buithuan

Post on 13-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Bunga Krisan

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari dataran Cina. Krisan

kuning berasal dari dataran Cina dikenal dengan Chrysanthemum

indicum (kuning), Chrysanthemum morifolium (ungu dan pink) dan daisy (bulat

pompom). Jepang pada abad ke-4 mulai membudidayakan krisan dan tahun 1797

bunga krisan dijadikan sebagai symbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen

of The East (Rukmana dan Mulyana, 1997).

Tanaman Krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan

Prancis tahun 1795. Tahun 1808 M Colvil dari Chelsea mengembangkan 8

varietas krisan di Inggris. Pada abad ke-17 krisan mulai masuk ke Indonesia, sejak

tahun 1940 krisan dikembangkan secara komersial (Rukmana dan Mulyana,

1997).

Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), terdapat 1000 varietas krisan yang

tumbuh didunia. Beberapa varietas krisan yang dikenal antara lain adalah

C. daisy, C. indicum, C. coccineum, C. frustescens, C. maximum, C.

hornorum dan C. parthenium. Varietas krisan yang banyak ditanam di Indonesia

umumnya diintroduksi dari luar negeri terutama dari Belanda, Amerika Serikat

dan Jepang.

Bunga krisan sangat populer dimasyarakat karena banyaknya jenis, bentuk

dan warna bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna,

bunga juga menjadi pilihan konsumen. Pada umumnya konsumen lebih menyukai

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

5

warna merah, putih dan kuning, sebagai warna dasar krisan namun sekarang

terdapat berbagai macam warna yang merupakan hasil persilangan diantara warna

dasar tadi (Rukmana dan Mulyana, 1997)

2.2 Klasifikasi dan Jenis Tanaman

Kedudukan tanaman krisan atau seruni dalam taksonomi tumbuhan adalah

sebagai berikut:

Divisi : Spermathophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Famili : Asteraceae

Genus : Chrysanthemum

Species : C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy dll

(Rukmana dan Mulyana, 1997)

Bunga krisan merupakan bunga majemuk di dalam satu bonggol bunga

terdapat bunga cakram yang berbentuk tabung dan bunga tepi yang berbentuk

pita. Bunga tabung dapat berkembang dengan warna yang sama atau berbeda

dengan bunga pita. Dengan bentuk dan warna bunga krisan yang beranekaragam

memungkinkan banyak pilihan bagi konsumen (Rukmana dan Mulyana, 1997).

2.2.1 Morpologi tanaman krisan

a. Akar

Tanaman krisan pada umumnya memiliki akar serabut dan memiliki

sistem perakaran yang dangkal dengan demikian tanaman ini menghendaki tanah

yang gembur, subur serta cukup air.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

6

b. Batang

Batang tanaman krisan yaitu berkayu, berwarna hijau kecoklatan dan ada

juga yang berwarna kemerah-merahan. Ketinggian tanaman ini biasanya mencapai

100 cm atau disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Daun

Daun krisan berwarna hijau muda sampai hijau tua. Bentuk daunnya

beraneka ragam tergantung jenis atau varietasnya.

d. Bunga

Tanaman krisan dimanfaatkan pada bagian bunganya karena bunga krisan

mempunyai bentuk dan warna yang bervariasi. Bunga krisan mempunyai dua tipe

yaitu :

1. Tipe standar

Tipe standar adalah tipe yang hanya dipelihara satu kuncup bunga dengan

meninggalkan bunga pada bagian teratas yang disebut bunga terminal, sedangkan

kuncup bunga yang lainya yang disebut bunga internal dibuang.

2. Tipe spray

Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe standar yaitu membuang kuncup

bunga teratas yang disebut dengan terminal dan memelihara bunga yang lainnya

yang disebut dengan internal.

2.2.2 Tanaman krisan berdasarkan sifat dan siklus hidup

a. Krisan lokal

Krisan lokal sinonim dengan krisan kuno atau krisan non hibrida. Meskipun

pada mulanya krisan berasal dari luar negeri, tetapi karena telah lama ditanam dan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

7

beradaptasi baik dilingkungan tropis Indonesia, dianggap sebagai krisan varietas

lokal.

b. Krisan introduksi

Krisan introduksi sinonim dengan krisan modern atau krisan hibrida. Ciri

khas krisan introduksi antara lain adalah sifat hidupnya berhari pendek dan siklus

hidupnya pun relatif singkat (pendek) sebagai tanaman annual.

Contoh krisan introduksi C. indicum hybr. Dark flaminggo,

C. indicum hybr. Dolaroid, C. indicum hybr. Indianapolis (berbunga

kuning), Cossa, Clingo, dan Fleyer (Berbunga putih), Alexandra Van

Zaal (berbunga Merah), dan Pink Pingpong (berbunga pink).

2.3 Syarat Pertumbuhan Tanaman Krisan

Krisan dapat tumbuh baik di dataran tinggi (>800 m dpl ) dengan pH tanah

5,5 - 6. Penanaman di daerah pegunungan dengan pH tanah 5 - 5,5 perlu didahului

dengan pengapuran. Krisan memerlukan tanah dengan kesuburan sedang karena

tanah yang subur akan mengakibatkan tanaman menjadi rimbun. Apabila

ditanam di pot pH media yang sesuai adalah 6,2 - 6,7. Secara genetik krisan

merupakan tanaman hari pendek, untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam

dan produksi bunga yang tinggi, pertumbuhan vegetatifnya perlu diberi perlakuan

hari panjang dengan penambahan cahaya lampu pijar atau neon (Harry, 1994).

Daerah tropis seperti di Indonesia suhu rata- rata harian di dataran rendah

terlalu tinggi untuk pertumbuhan tanaman krisan, suhu udara di siang hari

yang ideal untuk pertumbuhan tanaman krisan berkisar antara 200 – 26

0 C dengan

batas minimum 170 C dan batas maksimum 30

0 C. Suhu udara pada malam hari

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

8

merupakan faktor penting dalam mempercepat pertumbuhan tunas bunga. Suhu

ideal berkisar antara 160 – 18

0 C bila suhu turun sampai dibawah 16

0 C, maka

pertumbuhan tanaman menjadi lebih vegetatif bertambah tinggi dan lambat

berbunga. Pada suhu tersebut intensitas warna bunga meningkat (Cerah)

sebaliknya bila suhu malam terlalu tinggi dapat berakibat melunturnya warna

bunga sehingga penampilan tampak kusam walaupun bunganya masih segar

(Hasim dan Reza, 1995).

Kelembaban udara antara 70% - 80% dinilai cocok untuk pertumbuhan

tanaman krisan. Kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan transpirasi

(penguapan air) dari tanaman menjadi kecil dalam waktu pendek. Keadaan ini

membuat tanaman selalu dalam keadaan segar. Untuk waktu yang agak lama,

dengan tidak adanya sirkulasi air dalam tanaman menyebabkan penyerapan air

danunsur hara terlarut dari dalam tanah juga sedikit. Kekurangan nutrisi

kebalikannya, kelembaban udara yang rendah menyebabkan transpirasi tanaman

menjadi tinggi. Air menguap dengan cepat melalui pori- pori daun dan perakaran

ini berarti menyerap air dari tanah. Bila tanaman terlambat mengganti defisit air

dalam pucuk-pucuk yang baru tumbuh menjadi layu atau mengeringnya tepian

daun yang sudah dewasa (Hasim dan Reza, 1995).

2.3.1 Keadaan iklim tanaman krisan

a. Cahaya

Umumnya varietas-varietas krisan komersial asal luar negeri termasuk

tanaman hari pendek, sehingga untuk merangsang pertumbuhan vegetatif perlu

dipelihara dalam kondisi hari panjang. Indonesia yang terletak di daerah

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

9

khatulistiwa mempunyai panjang hari sekitar 12 jam. Kondisi panjang hari 12 jam

cocok untuk pertumbuhan tanaman krisan, tetapi kurang produktif untuk

pembungaan.

b. Suhu udara (temperatur)

Di daerah tropis seperti Indonesia, suhu udara yang paling baik untuk

pertumbuhan tanaman krisan adalah antara 200C – 26

0C (siang hari). Toleransi

tanaman krisan terhadap faktor suhu udara untuk tetap tumbuh baik adalah antara

170C -30

0C. Suhu udara berpengaruh langsung terhadap pembungaan krisan. Suhu

udara yang ideal untuk pembungaan adalah antara 160C -18

0C . Pada suhu tinggi

(lebih dari 180C) bunga krisan cenderung berwarna kusam, sedangkan suhu

rendah (kurang 160C) berpengaruh baik terhadap warna bunga karena cenderung

makin cerah.

c. Curah hujan

Air hujan merupakan salah satu sumber air yang dibutuhkan tanaman krisan

agar tumbuh prima. Namun hujan deras atau keadaan curah hujan tinggi yang

langsung menerpa tanaman krisan menyebabkan tanaman roboh, rusak dan

kualitas bunganya rendah. Tanaman krisan membutuhkan air dalam jumlah

memadai, tetapi tidak tahan terhadap air hujan deras. Oleh karena itu

pembudidayaan krisan di daerah bercurah hujan tinggi dapat dilakukan didalam

bangunan greenhouse.

d. Kelembaban udara

Tanaman krisan umumnya membutuhkan kondisi kelembaban udara (rH)

tinggi. Pada fase pertumbuhan awal, seperti perkecambahaan benih atau

pembentukan akar bibit stek, diperlukan kelembapan udara antara 90% - 95 %.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

10

Tanaman muda sampai dewasa tumbuh dengan baik pada kondisi ke-lembaban

udara (rH) antara 70% - 80%. Kelembaban yang tinggi perlu diimbangi dengan

sirkulasi udara yang memadai disekitar kebun. Bila kelembapan udara tinggi,

sementara sirkulasi udara jelek dapat menyebabkan mudah

berkembang organisme penyebab penyakit, terutama cendawan (jamur).

e. Karbondioksida

Kadar CO2 yang ideal dan dianjurkan untuk memacu kemampuan

fotosintesis tanaman krisan adalah anatara 600 ppm – 900 ppm. Oleh karena itu,

pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah

plastik dan greenhouse, dapat ditambahkan CO2 hingga mencapai kadar yang

dianjurkan.

f. Ketinggian tempat

Mengingat tanaman krisan membutuhkan suhu udara untuk pertumbuhan

antara 200C -26

0C dan pembungan pada suhu 16

0C –

18

0C dengan kelembaban

udara antara 70% - 80%, maka lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman ini

adalah di daerah berketinggian 700 – 1200 m dpl.

2.4 Syarat Mutu Bunga Krisan Potong

Mutu bunga krisan potong segar untuk setiap tipe dibagi ke dalam 5 kualitas

bunga,yaitu kualitas AA, A, B, dan C dari beberapa karakter atau sifat yang diuji.

Kelas mutu bunga krisan potong segar selengkapnya ditampilkan pada Tabel.1

(Badan Standarisasi Nasional- BSN SNI 01-4478-1998)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

11

Tabel 1. Syarat mutu bunga krisan potong segar

No. Jenis Uji Satuan

Kelas Mutu

AA A B C

1. Panjang tangkai

- Tipe standar

- Tipe spray

cm

cm

≥ 80

≥ 80

70 – 79

70 – 79

60 – 69

60 – 69

50 – 59

50 – 59

2. Diameter tangkai bunga

- Tipe standar

- Tipe spray

mm

mm

≥ 6

≥ 6

4,5 – 5,9

4,5 – 5,9

3 – 4,4

3 – 4,4

2 – 2,9

2 – 2,9

3. Diameter bunga setengah

mekar

- Tipe standar

- Tipe spray

cm

cm

≥ 6

-

5 – 5,9

-

4 – 4,9

-

3 – 3,9

-

4. Jumlah kuntum bunga 1 2

mekar per tangkai

- Tipe standar

- Tipe spray

Kuntum

kuntum

1

≥ 6

1

≥ 5

1

≥ 4

1

≥ 3

5. Kesegara bunga segar segar segar Segar

6. Benda asing/kotoran

maksimal

% (w/w) 1 2 2 5

7. Keadaan tangkai bunga Kuat

lurus,

tidak

Kuat

lurus,

tidak

Kuat

kurang

lurus,

Kurang

kuat

kurang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

12

pecah pecah tidak

pecah

lurus,

tidak

pecah

8. Keseragaman kultivar seragam seragam seragam Seragam

9. Daun pada 23 bagian

tangkai bunga

Lengkap Lengkap Lengkap Kurang

lengkap

10. Hama dan penyakit Bebas Bebas Bebas Bebas

11. Tingkat kerusakan % 0 1 – 9 10 – 19 20

2.5 Medan Elektomagnetik

Menurut Kanginan (1996), kata magnet berasal dari Magnesia, tempat

dimana orang menemukan batu bermuatan pertama kali. Cina merupakan bangsa

yang pertama menggunakan batu bermuatan ini sebai kompas (petunjik arah) baik

darat maupun di laut. Catatan sejarah menunjukkan bahwa pelayaran antara

Kanton, Cina dan Sumatera pada tahun 1000 sudah dilakukan berdasarkan

petunjuk arah kompas magnetik.

Magnet banyak digunakan dalam perangkat elektronik seperti mikrofon,

telepon, bel listrik, dan banyak lagi peralatan elektronik lainnya. Elektromagnet

(magnet listrik) yang menghasilkan medan magnetic kuat dapat digunakan untuk

mengangkat barang-barang rongsokan yang terbuat dari bahan logamyang sangat

berat. Jenis-jenis magnet terduri dari magnet tetap,magnet tidak tetap dan magnet

buatan.

Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar untuk

menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik). Jenis magnet tetap selama ini

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

13

yang diketahui terdapat pada Magnet neodymium yang merupakan magnet paling

kuat. Magnet neodymium juga dikenal sebagai NdFeB, NIB, atau magnet Neo).

Magnet neodymium merupakan magnet sejenis magnet langka, terbuat dari

campuran logam neodymium, besi, dan boron yang membentuk struktur Kristal

Nd2Fe14B tetragonal.

Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk

menghasilkan medan magnet. Contoh magnet tidak tetap adalah electromagnet.

Bentuk magnet yang ada sekarang adalah magnet batang, magnet lingkaran,

magnet jarum (kompas). Cara membuat magnet antara lain: digosok dengan

magnet lain secara searah, induksi magnet, magnet diletakkan pada solenoid

(kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan

dialiri arus listrik searah (DC).

Fenomena kemagnetan mula-mula diamati oleh orang Tionghoa yang

menemukan bahwa bila sebatang besi didekatkan pada sebatang magnet alam

maka akan menarik batang besi tersebut. Sekitar tahun 1819 diketahui hubungan

antara fenomena kelistrikan dengan fenomena kemagnetan. Beberapa ahli yang

termasuk memberikan sumbangan besar adalah :

1. Cristian Oerted (1770-1815) yang mengamati bahwa magnet yang berputar

(jarum kompas) akan mendeteksi apabila benda dekat kawat berarus listrik.

2. Michael Faraday (1791-1867) menemukan akan timbul arus sesaat dalam

sebuah rangkaian, apabila arus yang ada pada rangkaian didekatkan mulai

diputus atau disambung.

3. Fraday dan Herry (1797-1878) menunjukkan bahwa arus listrik dapat

ditimbulkan dengan menggerak-gerakan magnet. Terjadinya kemagnetan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

14

harus ada muatan listrik yang bergerak sehingga timbul gaya listrik yang

bergerak. Hal ini akan menimbulkan medan magnet dan medan listrik

(Kanginan,1996).

Gejala induksi magnet dikenal sebagai Hukum Ampere (Kanginan, 1996).

Satuan kekuatan induksi magnet adalah Tesla (T). Umumnya, induksi magnet

diukur sampai pada tingkat mikrotesla (µT). Selain tesla satuan yang dipakai

adalah Gauss (G). Satu gauss adalah 100 µT. Istilah "medan magnetik" sering

digunakan sebagai pengganti induksi magnetik (kerapatan fluks magnetik). Itulah

mengapa dapat menemukan medan magnet disajikan dalam Tesla atau Gauss,

yang merupakan unit induksi magnetik (B). Dalam penentuan satuan medan

magnet diperoleh dari saat muatan q yang bergerak dengan kecepatan V, sehingga

akan mendapatkan gaya F (Baafai, 2004).

F = qv. B

Dalam hal ini F adalah gaya magnet (Newton), q adalah muatan listrik

(Coulomb), v adalah kecepatan gerak muatan (m/detik), B adalah medan magnet

(Weber/m2 = Tesla). Dari persamaan di atas maka medan magnet dapat

dinyatakan sebagai berikut (Wim Lavrijsen, 2004):

B = 𝐕𝐨𝐥𝐭 𝐱 𝐝𝐞𝐭𝐢𝐤

𝐦𝐞𝐭𝐞𝐫𝟐

Dalam menghasilkan medan magnet, arus listrik harus mengalir. Semakin

besar arus yang mengalir semakin besar medan magnetnya. Sedangkan medan

listrik tetap ada walaupun arus yang mengalir berhenti (Baafai, 2004).

Perbandingan medan listrik dan medan magnet dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

15

Tabel 2. Perbandingan Medan Listrik Dan Medan Magnet

Medan Listrik Medan Magnet

Medan listrik timbul dari adanya

tegangan

Medan magnet timbul dari arus yang

mengalir

Satuan medan listrik volt/ meter

Satuan medan magnet weber/m2 atau

lebih umum dalam µT (mikrotesla)

Medan listrik terjadi walaupun

peralatan dimatikan

Medan magnet terjadi begitu

peralatan listrik dihidupkan dan arus

mengalir

Kuat medan listrik akan berkurang

dengan bertambahnya jarak dari

sumber medan listrik.

Kuat medan magnet akan berkurang

dengan bertambahnya jarak dari

sumber medan magnet.

Sumber : Baafai (2004).

2.5.1 Radiasi medan elektromagnetik

Radiasi adalah perpindahan energi melalui ruang yang berasal dari suatu

sumber menuju objek lain yang menerima atau menyerapnya. Sumber radiasi

merupakan kumpulan materi atau alat yang mengubah bentuk energi lain menjadi

radiasi. Dalam beberapa kasus-kasus tertentu energi yang diubah sudah tersimpan

di dalam objek tersebut. Contohnya radiasi yang berasal dari sinar matahari dan

bahan-bahan radioaktif (Sprawls, 2008).

Radiasi medan elektromagnetik digolongkan sebagai jenis radiasi non-

pengion. Spektrum radiasi non-pengion terbagi menjadi 2 daerah utama yaitu:

radiasi optik dan medan elektromagnetik. Radiasi optik bisa dibagi lagi menjadi :

ultraviolet, cahaya tampak, dan infra merah. Sedangkan medan elektromagnetik

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

16

dibagi menjadi: Medan listrik dan magnet statis 0 Hz, Medan Extremely low

frequency (ELF) dimana frekuensi ekstrem rendah diatas 0 sampai 300 Hz,

Radiasi frekuensi radio (RF) dan gelombang mikro (MW) 300 Hz - 300 GHz.

(Kwan-Hoong, 2003).

2.6 Pengaruh Medan Elektromagnetik terhadap Tanaman

Menurut Aladjadjiyan (2002) dalam tanaman terdapat sel yang didalamnya

memuat partikel-partikel yang meemiliki muatan listrik, interaksi antara medan

elektomagnetik luar dengan partikel-partikel yang mengandung muatan listrik

pada tanaman dapat mengakibatkan terserapnya energi medan elektromagnetik,

yang nantinya energi tersebut akan diubah ke dalam bentuk senyawa kimia

sehingga dapat mempercepat proses–proses vital (reaksi kimia) yang terjadi di

dalam tanaman salah satunya adalah fotosintesis.

Carbonel (2000) telah meneliti persentase dan kecepatan perkecambahan

pada benih padi (Oryza sativa L.) ketika dipaparkan pada perlakuan medan

magnet dalam kondisi laboratorium. Benih-benih tersebut dikecambahkan dan

dipaparkan pada medan magnet yang berkekuatan 150 dan 250 mT secara terus

menerus selama 20 menit. Sebagai kontrolnya, dikecambahkan benih yang tidak

dipaparkan medan magnet. Hasil menunjukkan bahwa kedua variasi kekuatan

medan magnet menyebabkan peningkatan kecepatan dan persentase

perkecambahan apabila dibandingkan dengan benih yang tidak dipaparkan pada

medan magnet.

(De Souza, 2005) telah meneliti mengenai pengaruh medan magnet terhadap

benih tomat dengan pemberian tegangan sebesar 200 volt selama 5 dan 10 menit

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

17

dapat meningkatkan pertumbuhan hasil panen buah tomat sebesar 33,6 dan 34,1

kg/m2. Metode pemaparan medan elektromagnetik pada perkecambahan telah

diteliti oleh para ahli, salah satunya dengan menggunakan listrik bertegangan 0-25

Volt (Jo Odhiambo, 2009) dan 200 volt (De Souza, 2005) dengan hasil

peningkatan persentase perkecambahan dari 5 sampai 25%.

Menurut Maharani (2010) pemaparan medan listrik sebesar 1500 volt dengan

lama pemaparan 24 jam dapat meningkatkan laju perkecambahan biji tomat

sebesar 13,72 %/hari, dan untuk presentase perkecambahan biji tomat tertinggi

diperoleh pada perlakuan yang sama dengan tegangan 1500 volt dan lama

pemaparan 24 jam yaitu diperoleh presentase sebesar 100 %.

Namun sebaliknya penelitian pengaruh medan magnet bertegangan tinggi

oleh Adnyana (2000) yang berada di saluran udara transmisi ekstra tinggi

(SUTET) menghasilkan paparan medan magnet < 0,1 mT dari jaringan listrik

saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 500 kilo volt dapat menghambat

pertumbuhan tanaman caisim yang berada di bawahnya dan sebaliknya terjadi

pada jarak 450 meter, pada area tersebut paparan medan elektromagnetik

melemah menghasilkan percepatan pertumbuhan tanaman caisim.

Semakin tinggi paparan medan elektromagnetik sampai batas tertentu maka

menghasilkan konsentrasi radikal bebas yang lebih banyak dibandingkan dengan

paparan medan elektromagnetik yang lebih rendah. Namun apabila paparan

medan elektromagnetik yang terlalu tinggi justru akan menghambat proses

radiolisis air sehingga penyerapan energi yang menghasilkan radikal bebas akan

terganggu (Aladjadjiyan, 2007).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan II.pdf · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bunga Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

18

Sejumlah penulis telah menemukan bahwa pengaruh medan magnet statis

pada biji mampu meningkatkan pertumbuhan, mengaktifkan pembentukan

protein, dan pembentukan akar. Penelitian yang mereka lakukan menunjukkan

bahwa perlakuan dengan medan magnet dapat meningkatkan perkecambahan biji-

biji yang tidak standard bahkan menaikan kualitas dari benih tersebut.