bab ii tinjauan pustaka 2.1. pengertian...
TRANSCRIPT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Transportasi
Transportasi atau pengangkutan merupakan suatu proses pergerakan atau
perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan suatu sistem transportasi tertentu untuk maksud dan tujuan tertentu.
Pergerakan atau perpindahan barang atau manusia terjadi akibat adanya perbedaan
tingkat utilitas, baik itu berupa nilai tempat (place utility) maupun nilai waktu
(time utility). Transportasi merupakan salah satu sarana untuk memperlancar roda
perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, dalam rangka
memantapkan perwujudan wawasan nusantara meningkatkan serta mendukung
pertahanan dan keamanan Negara yang selanjutnya dapat mempererat hubungan
antar bangsa. Pentingnya transportasi itu tercermin pada penyelenggaraannya
yang mempengaruhi semua aspek kehidupan Bangsa dan Negara serta semakin
meningkatnya kebutuhan jasa transportasi bagi mobilitas orang dan barang dalam
negeri maupun luar negeri. Disamping itu, bagi pertumbuhan daerah yang
memiliki potensi sumber daya alam yang besar tetapi belum berkembang, dalam
upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya.
Siregar (1995) menjelaskan bahwa transportasi merupakan suatu
pelayanan yang dirancang untuk melayani masyarakat dengan menghubungkan
lokasi-lokasi yang banyak dan tak menentu jumlahnya, dimana aktivitas-aktivitas
itu berada. Dengan demikian, lokasi-lokasi tersebut bukan merupakan suatu yang
berdiri sendiri, namun merupakan bagian dari sosial ekonomi yang mengarah
pada suatu daerah, wilayah dan atau suatu bangsa.
Misi transportasi adalah penghantaran dengan sempurna supply jarring
jaring yang dimaksudkan untuk pergerakan manusia maupun barang. Didalam
jarring-jaring tersebut terdapat prasarana angkutan serta terminal, dimana terjadi
proses perpindahan angkutan dari suatu moda ke moda lainnya. Jaring-jaring itu
6
dapat berupa fisik seperti jalan raya, jalan kereta api atau bersifat navigasional
seperti jalur laut dan udara. Sistem transportasi dapat dianalisis pada
keberadaannya, mobilitas dan efisiensinya dalam pengertian :
1. Keberadaannya berarti terdapat dimana-mana pada saat yang sama
termasuk besarnya aksesibilitas pada system, rute yang langsung antara
titik-titik akses tersebut dan kemampuan untuk menangani bermacam
macam lalu lintas.
2. Mobilitas dapat didefinisikan sebagai kuantitas lalu lintas yang dapat
ditangani kapasitas system dan kecepatan menyeluruh, dimana lalu lintas
tersebut bergerak.
3. Efisiensi ditunjukkan oleh indikator berkurangnya beban biaya tertentu /
khusus dan biaya tak langsung, dampak lingkungan dan energi, keandalan
dan kenyamanannya.
Menyadari pentingnya peran serta transportasi tersebut, angkutan laut
sebagai salah satu moda transportasi diperairan harus ditata dalam satu kesatuan
system transportasi nasional yang terpadu dan mampu mewujudkan penyediaan
jasa transportasi yang seimbang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan dan
tersedianya pelayanan angkutan yang selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu,
kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu,
nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, polusi rendah dan efisien.
2.2. Transportasi Laut
Pulau-pulau di Indonesia hanya bisa tersambung melalui laut-laut di antara
pulau-pulaunya. Laut bukan pemisah, tetapi pemersatu berbagai pulau, daerah dan
kawasan Indonesia. Hanya melalui perhubungan antar pulau , antar pantai,
kesatuan Indonesia dapat terwujud. Pelayaran yang menghubungkan pulau-pulau,
adalah urat nadi kehidupan sekaligus pemersatu bangsa dan Negara Indonesia.
Sejarah kebesaran Sriwijaya atau Majapahit menjadi bukti nyata bahwa kejayaan
suatu Negara di nusantara hanya bisa dicapai melalui keunggulan Laut.
Karenanya, pembangunan industry pelayaran nasional sebagai sektor strategis,
7
perlu diprioritaskan agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar
global. Karena nyaris seluruh komoditi untuk perdagangan internasional diangkut
dengan menggunakan sarana dan prasarana transportasi Laut, dan
menyeimbangkan pembangunan kawasan (antara kawasan timur Indonesia dan
barat) demi kesatuan Indonesia, karena daerah terpencil dan kurang berkembang
(yang mayoritas berada dikawasan Indonesia timur yang kaya sumber daya alam)
membutuhkan akses ke pasar dan mendapat layanan, yang seringkali hanya bisa
dilakukan dengan transportasi Laut.
Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan
diperaiaran, kepelabuhan, serta keamanan dan keselamatannya. Secara garis besar
pelayaran dibagi menjadi dua yaitu pelayaran niaga (yang terkait dengan kegiatan
komersial) dan pelayaran Non Niaga (yang terkait dengan kegiatan non komersil
seperti pemerintahan dan bela Negara).
Angkutan diperairan (dalam makalah ini disepadankan dengan transportasi
Laut) adalah kegiata pengangkutan penumpang, dan atau barang, dan atau hewan,
melalui suatu wilayah perairan (laut, sungai, dan danau penyeberangan) dan
teritori tertentu (dalam negeri atau luar negeri), dengan menggunakan kapal, untuk
layanan khusus dan umum. Wilayah perairan terbagi menjadi :
1. Perairan laut : wilayah perairan laut.
2. Perairan sungai dan danau : wilayah perairan pedalaman, yaitu : sungai,
danau, waduk, rawa, banjir, kanal dan terusan.
3. Perairan penyeberangan : wilayah perairan yang memutuskan jaringan
jalan atau jalur kereta api. Angkutan penyeberangan berfungsi sebagai
jembatan penggerak, penghubung jalur.
Teoriti Pelayaran terbagi menjadi :
1. Dalam negeri : untuk angkutan domestik, dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lain di wilayah Indonesia.
8
2. Luar negeri : untuk angkutan internasional (ekspor/import), dari pelabuhan
Indonesia (yang terbuka untuk perdagangan luar negeri ) ke pelabuhan luar
negeri, dan sebaliknya.
Angkutan Dalam Negeri diselenggarakan dengan kapal berbendera
Indonesia, dalam bentuk :
1. Angkutan Khusus, yang diselenggarakan hanya untuk melayani
kepentingan sendiri sebagai penunjang usaha pokok dan tidak melayani
kepentingan umum, di wilayah perairan laut, dan sungan dan danau, oleh
perusahaan yang memperoleh ijin operasi untuk hal tersebut.
2. Angkutan Umum, yang diselenggarakan untuk melayani kepentingan
umum, melalui : pelayaran rakyat, oleh perorangan atau badan hukum
yang didirikan khusus untuk usaha pelayaran, dan memiliki minimal satu
kapal berbendera Indonesia jenis tradisional (kapal layar, atau kapal layar
motor tradisional atau kapal motor berukuran minimal 7GT), beroperasi di
wilayah perairan laut, dan sungai dan danau di dalam negeri.
Pelayaran Nasional, oleh badan hukum yang didirikan khusus untuk usaha
pelayaran, dan yang memiliki minimal satu kapal berbendera Indonesia jenis non
tradisional, beroperasi di semua jenis wilayah perairan (laut, sungai dan danau,
penyeberangan) dan teritori (dalam negeri dan luar negeri). Pelayaran perintis
yang diselenggarakan oleh pemerintah di semua wilayah perairan (laut, sungai
dan danau, penyeberangan) dalam negeri untuk melayani daerah terpencil (yang
belum dilayani oleh jasa pelayaran yang beroperasi tetap dan teratur atau yang
moda transportasi lainnya belum memadai) atau daerah belum berkembang
(tingkat pendapatan sangat rendah), atau yang secara komersial belum
menguntungkan bagi angkutan laut.
Angkutan luar negeri diselenggarakan dengan kapal berbendera Indonesia
dan asing, oleh : perusahaan pelayaran nasional yang memiliki minimal satu kapal
berbendera Indonesia, berukuran 175GT; perusahaan pelayaran patungan, antara
perusahaan asing dengan perusahaan nasional yang memiliki minimal satu kapal
berbendera Indonesia, berukuran 5,000GT; dan perusahaan pelayaran asing, yang
9
harus diageni oleh perusahaan nasional dengan kepemilikan minimal satu kapal
berbendera Indonesia, berukuran 5,000GT untuk pelayaran internasional atau
minimal satu kapal berbendera Indonesia, berukuran 175GT untuk pelayaran
lintas batas.
2.2.1. Sejarah Transportasi Laut Indonesia
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari
1800 pulau. Pulau-pulau itu dipisahkan oleh laut dan selat, sehingga untuk
menghubungkan antara pulau satu dengan yang lainnya dibutuhkan sarana
tranportasi yang memadai.
Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktifitas hubungan
antara masyarakat dari pulau yang satu dengan pulau yang lainnya, hal ini juga
menyebabkan bahwa bangsa indonesia mendapat julukan sebagai bangsa pelaut,
karena mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara.
Bukti-bukti yang menunjukan bahwa bangsa Indonesia telah
memanfaatkan kapal-kapal sebagai sarana penting dalam transportasi laut, seperti
yang tergambar pada relief-relief Candi Borobudur dalam bentuk perahu bercadik
yang telah mampu berlayar sampai ke Pulau madagaskar (Afrika). Juga
pembuatan perahu Pinisi yang dilakuan oleh bangsa Makassar di Sulawesi
Selatan.
Teknologi pembuatan kapal di Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat pesat setelah mendapat pengaruh asing. Dari para pelaut asing itulah
bangsa Indonesia memperoleh tambahan pengetahuan teknologi navigasi dan
pelayaran, sehingga akhirnya Indonesia memiliki Idustri kapal yang modern.
Industri perkapalan berawal dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal.
Kemudian bengkel itu berkembang menjadi industri yang merancang dan
membangun kapal sebagai sarana transportasi laut, dan dioperasikan oleh PT.
Pelayaran laut Nasional Indonesia (PT. PELNI). Industri kapal Indonesia dimotori
oleh PT. PAL Indonesia. Perusahaan ini merupakan sebuah BUMN. Pendiri
perusahaan kapal ini telah dirintis sejak tahun 1823, yaitu pada masa
10
pemerintahan Hindia Belanda. Ide pendirian bengkel reparasi kapal laut ini
dimunculkan oleh Gubernur General Hindia belanda V.D. Capellen. Nama
perusahan itu adalah NV. Nederlandsch Indische Industrie.
Pada tahun 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud
di daerah Ujung, surabaya. namun pada tahun 193 pemerintah Hindia Belanda
mengganti nama menjadi Marine Establishment (ME). ME berfungsi sebagai
sebuah pabrik pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa pendudukan jepang,
ME tidak berubah fungsi dan tetap menjadi bengkel reparasi dan perbaikan kapal-
kapal angkatan laut tentara Jepang dibawah pengawasan Kaigun. Tetapi pada
masa perang kemerdekaan, ME kembali dikuasai Belanda dan baru diserahkan
pada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Sejak saat itu nama perusahaan
kapal laut tersebut diubah menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).
Pada athun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum
(Perum) PAL. 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1981 bentuk badan usaha
Perum PAL diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J.
Habibie (saat itu menjabat sebagai menristek). PT. PAL memproduksi berbagai
jenis kapal, mulai dari kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker,
kapal penumpang dan kapal riset.
Sementara itu upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang
trasportasi laut antara lain merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur
yang ada, seperti pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang, perbaikan
pelabuhan-pelabuhan laut, terminal peti kemas dan dermaga-dermaga. hal itu
bertujuan untuk lebih memperlancar lalu lintas antar pulau, meningkatkan
perdagangan domestik dan internasional Indonesia.
Perkembangan trasportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari
kemajuan teknologi tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi
kapal angkut penumpang yaitu Palindo jaya 500. kapal tersebut diluncurkan
pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk menunjang
sarana trasportasi laut yang lebih cepat dan aman. Dengan demikian, kegiatan
11
trasportasi laut akan berdampak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2.2.2. Transportasi Laut Di Indonesia
Usaha jasa angkutan memiliki beberapa bidang usaha menunjang, yaitu
kegiatan usaha yang menunjang kelancaran proses kegiatan angkutan, seperti di
uraikan di bawah ini:
a. Usaha bongkar muat barang, yaitu kegiatan usaha pembongkaran
dan barang dan atau hewan dari dan ke kapal.
b. Usaha jasa pengurusan transportasi (freight forwarding), yaitu kegiatan
usaha untuk pengiriman dan penerimaan barang dan hewan melalui
angkutan darat, laut, dan udara.
c. Usaha ekspedisi muatan kapal laut, yaitu kegiatan usaha pengurusan
dokumen dan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan
penyerahan muatan yang diangkut melalui laut.
d. Usaha angkutan di perairan pelabuhan, yaitu kegiatan usaha pemindahan
penumpang dan atau barang atau hewan dari dermaga ke kapal atau
sebaliknya dan dari kapal ke kapal, di perairan pelabuhan.
e. Usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau alat apung, yaitu kegiatan
usaha menyediakan dan penyewaan peralatan penunjang angkutan laut dan
atau alat apung untuk pelayanan kapal.
f. Usaha tally, yaitu kegiatan usaha perhitungan, pengukuran, penimbangan,
dan pencatatan muatan kepentingan pemilik muatan atau pengangkut.
g. Usaha depo peti kemas, yaitu kegiatan usaha penyimpanan, penumpukan,
pembersihan, perbaikan, dan kegiatan lain yang terkait dengan pengurusan
peti kemas.
2.2.3. Kronologi Ringkas Kebijakan Transportasi Laut Indonesia
Pada tahun 1985 diterbitkan Instruksi Presiden nomor 4 yang bertujuan
meningkatkan ekspor nonmigas menekan biaya pelayaran dan pelabuhan.
Pelabuhan yang melayani perdagangan luar negeri ditingkatkan jumlahnya secara
12
drastis, dari hanya 4 menjadi 127. Untuk pertamakalinya pengusaha pelayaran
Indonesia harus berhadapan dengan pesaing seperti feeder operator yang mampu
menyewakan biaya lebih rendah. Liberasi berlanjut pada tahun 1988 ketika
pemerintah melongarkan proteksi pasar domestic. Sejak itu, pendirian perusahaan
pelayaran tidak lagi disyaratkan memiliki kapal berbendera Indonesia. Jenis ijin
pelayaran dipangkas, dari lima hanya menjadi dua. Perusahaan pelayaran
memiliki fleksibilitas lebih besar dalam rute pelayaran dan penggunaan kapal
(bahka penggunaan kapal berbendera asing untuk pelayaran domestic). Secara de
facto , prinsip cabotage tidak lagi diberlakukan.
Pada tahun ini pula diberlakukan keharusan men-scrap kapal tua dan
pengadaan kapal dari galangan dalam negeri. Undang-undang pelayaran nomor 21
tahun 1992, semakin memperkuat pelonggaran perlindungan tersebut.
Berdasarkan UU 21/92 perusahaan asing dapat melakukan usaha patungan dengan
perusahaan pelayaran nasional untuk pelayaran domestic. Melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 82 tahun 1999, pemerintah berupaya mengubah kebijakan
yang terlalu longgar, dengan menetapkan kebijakan sebagai berikut:
1. Perusahanaan pelayaran nasional Indonesia harus memiliki minimal satu
kapal berbendera Indonesia, berukuran 175 GT.
2. Kapal berbendera asing diperbolehkan beroperasi pada pelayaran domestic
hanya dalam jangka waktu terbatas (3 bulan).
3. Agen perusahaan pelayaran asing kapal harus memiliki satu kapal
berbendera Indonesia, berukuran 5,000 GT.
4. Di dalam perusahaan patungan, perusahaan nasional harus memiliki
minimal satu kapal berbendera Indonesia, berukuran 5,000 GT (berlipat
dua dari syarat deregulasi 1988 yang 2,500). Pengusaha agen kapal asing
memprotes keras, sehingga pemberlakuan ketentuan ini diundur hingga
Oktober 2003.
5. Jaringan pelayaran domestic dibagi menjadi 3 jenis trayek, yaitu utama
(main route), pengumpan (feeder route) dan perintis (pioneer route). Jenis
13
ijin operasi pelayaran dibagi menurut jenis trayek tersebut dan jenis
muatan (penumpang, kargo umum, dan kontener).
Rangkaian regulasi dan deregulasi tersebut di atas menjadi salah satu
faktor terhadap kondisi dan masalah yang dihadapi sector transportasi Laut
Indonesia, dari waktu ke waktu.
2.2.4. Profil Armada Transportasi Laut Di Indonesia
Dari sisi besaran DWT, kapasitas kapal konvesional dan tanker
mendominasi armada pelayaran yang uzur (umur rata-rata kapal di Indonesia 21
tahun, 2001, dibandingkan dengan Malaysia yang 16 tahun, 2000, atau singapura
yang 11 tahun, 2000). Meskipun demikian, justru pada kapasitas muatan dry-
bulk dan liquid bulk pangsa pasar domestic armada nasional paling kecil. Pada
umunya, kapal Indonesia mengankut kargo umum, tapi sekitar setengah muatan
dry-bulk dan liquid-bulk diangkut oleh kapal asing atau kapal sewa berbendera
asing. Secara keseluruhan armada nasional meraup 50% pangsa pasar domestic.
Sekitar 80% liquid-bulk berasal dari PT Pertamina. Penumpang angkutan laut
bukan feri terutama dilayani oleh PT Pelni yang mengoperasikan 29 kapal (dalam
lima tahun terakhir, PT Pelni menambah 10 kapal). Perusahaan swasta juga
membesarkan armada dari 430 (1997) menjadi 521 unit (2001).
Armada Pelayaran Rakyat, yang terdiri dari kapal kayu (misalnya jenis
Pinisi, seperti yang banyak berlabuh dipelabuhan Sunda Kelapa) membentuk
mekanisme industry transportasi laut yang unik. Kapal-kapal yang berukuran
relatif kecil (tapi sangat banyak) melayani pasar yang tidak diakses oleh kapal
berukuran besar, baik karena alasa financial (kurang menguntungkan) atau fisik
(pelabuhan dangkal). Industri Pelayaran Rakyat berperan sangat penting dalam
distribusi barang dan dari pelosok Indonesia. Armada pelayaan rakyat
mengangkut 1.6 juta penumpang(sekitar 8% penumpang bukan feri) dan 7.3 juta
Metric Ton barang (sekitar 16% kargo umum). Tapi kekuatan armada ini
cenderung melemah, terlihat dari kapasitas 397,000 GRT pada tahun 1997
menjadi 306,000 GRT pada tahun 2001. (sumber data: Stramindo, berdasarkan
statistic DitJen HubLa).
14
2.3. Definisi Kapal
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut
maupun di sungai seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal yang
cukup besar biasanya menyediakan perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam
istilah Inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil.
Kapal Penumpang adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut
penumpang. Untuk meningkatkan efisiensi atau melayani keperluan yang lebih
luas kapal penumpang dapat berupa kapal Ro-Ro, ataupun untuk perjalanan
pendek terjadwal dalam bentuk kapal feri.
Di Indonesia perusahaan yang mengoperasikan kapal penumpang adalah
PT. Pelayaran Nasional Indonesia yang dikenal sebagai PT. PELNI, sedangkan
kapal Ro-Ro penumpang dan kendaraan dioperasikan oleh PT.ASDP, PT. Dharma
Lautan Utama, PT. Jembatan Madura dan berbagai perusahaan pelayaran lainnya.
2.3.1. Bagian-Bagian Ruang Pada Kapal
Menurut Department menyebutkan bahwa kapal umumnya memiliki
bagian-bagian ruangan sesuai dengan fungsinya. Bagian-bagian ruangan tersebut
terdiri dari :
1. Kamar Penumpang
Kamar Penumpang harus memiliki pencahayaan dan fentilasi yang cukup,
serta kebersihan yang terjaga. Bila fentilasi secara alam tidak cukup, dapat dipakai
secara mekanis. Bila pencahayaan kurang, tidak diperbolehkan menggunakan lilin
ataupun lampu minyak karena dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
2. Toilet
Toilet harus disesuaikan dengan jumlah penumpang, toilet sebaiknya
selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau. Pembuangan air limbah harus
selalu lancer, dapat dibersihkan dengan lisol atau kreolin 5% dalam larutan air.
15
3. Dapur
Pada ruangan dapur tersebut harus selalu bersih. Lantai, dinding dan
langit-langit sebaliknya berwarna terang. Pipa-pipa di langit-angit harus tidak
berdebu atau bocor. Fentilasi cukup, ruangan tidak gerah dan tidak berbau.
Sebaliknya penerangan berlebih agar kotoran yang mungkin ada akan segera
kelihatan. Tempat sampah harus tertutup dan tidak menarik bagi serangga dan
tikus. Prabot-prabot harus selalu bersih sebelum dipakai dan disimpan ditempat
yang terlindungi dari debu, tikus, serangga, serta pencemaran lainnya. Alat-alat
makan dan minum harus di disinfeksi dengan cara merendam dalam air mendidih
selama lebih dari setengah menit.
4. Tempat penyimpanan bahan makanan
Tempat penyimpanan bahan makanan yang tidak membusuk harus lebih
bersih yaitu pencahayaan dan fentilasi yang cukup. Barang-barang harus
diatursedimikian rupa shingga tidak menjadi sarang serangga dan tikus,
temperatur 10 derajat celcius-15 derajat celcius.
5. Penjamah makanan ( food heandlers )
Cara kerja penjamah makanan harus higienis. Personal higienis para
penjamah makanan harus diperhatikan, antaralain kebersihan pakaian, rambut,
muka, tangan dan kuku, dan yang tidak kalah pentingnya adalah tidak ada
penyakit seperti infeksi mulut atau hidung, bisul, penyakit kulit, luka-luka. Bila
terdapat carier colera, hepatitis dan tifus mutlak dilarang bekerja sebagai
penjamah makanan.
2.3.2. Jenis-Jenis Kapal Penumpang
1. Kapal Catamaran
Catamaran berasal dari baha India Tamil “Kattumaran” yang bermaksud
multi lambung yang berarti kapal yang mempunyai dua lambung. Jenis catamaran
bisa digunakan untuk fast ferry ataupun Nyiro-ro.
Catamaran sudah dikenal oleh orang-orang polinesia sejak pada jaman
dahulu kala. Ke stabilannya yang sangat tangguh membuat para designer dan
16
pembangunkapal banyak yang melirik untuk membangun jenis kapal ini. Sampai
saat ini jenis kapal ini banyak digunakan untuk kapal-kapal penumpang, perahu-
perahu layar, bahkan beberapa perahu-perahu nelayan. Keuntungan lain
catamaran selain stabil adalah kapal jenis ini memiliki badan yang sangat lebar
karena jembatan (Bridge) antara satu lambung dengan lambung yang lainnya
digunakan sebagai tempat muatan. Pada kapal Ro-ro, muatan mobil dan
penumpang akan lebih banyak disbanding dengan kapal berjenis lain dengan
kapasitas sama.katamaran biasanya dihubungkan dengan feri kecepatan tinggi.
Jalur stena mengoperasikan katamaran terbesar di dunia, kelas jet stena HSS,
antara Kerajaan Bersatu dan Irlandia. Kendaraan jet air dapat menampung 375
kendaraan dan 1.500 penumpang. Hambatan air yang sedikit membuat tahanan
kapal lebih ringan, dan kapal bisa lebih cepat membelah air dibanding dengan
kapal lain yang bertenaga sama.
2. Kapal Ro-Ro
Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan
masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan
sendiri juga, sehingga disebut sebagai kapal roll on-roll off atau disingkat Ro-Ro.
Oleh karena itu, kapal ini dilengakpi dengan pintu rampa yang dihubungkan
dengan moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga.
Kapal Ro-Ro selain digunakan untuk angkutan truk juga digunakan untuk
mengangkut mobil penumpang, sepeda motor serta penumpang jalan kaki. Maka
dari itu kapal Ro-Ro disebut juga kapal semi penumpang Ro-Ro. Angkutan ini
merupakan pilihan populer antara Jawa dengan Sumatra di Merak-Bakauheni,
antara jawa dengan Madura dan antara Jawa dengan Bali. Jenis Kapal Ro-Ro
sebagai berikut :
a. Kapal penyeberangan / Ferry yang melayani lintasan tetap seperti Lintas
Merak-Bakauheni,Lintas Ujung-Kamal, Lintas Ketapang-Gilimanuk.
b. Kapal Pengangkut mobil (Car Ferries).
17
c. Ferry Cepat (Fast Ferry) adalah kapal yang memuat penumpang dana
barang penumpang yang destinasinya perjalanannya relative pendek.
Kapal ini bisa disebut ferry cepat atau “fast Ferry” karena kecepatannya
dalam membelah pantai dan selat.kapal ini biasanya terbuat dari bahan
yang dominan yaitu fiber atau aluminium. Biasanya kapal-kapal jenis ini
dipakai didaerah perairan atau laut yang tidak bergelombang tinggi.
Sehingga sangat cocok untuk transportasi pantai, sungai dan danau yang
tak bergelombang kuat.
Kapal-kapal jenis ini banyak dipakai oleh maskapai-maskapai kapal
penumpang yang menghubungi pulau-pulau kecil. Seperti contoh keberangkatan
dan tujuan halnya seperti :
Batam-Singapura
Batam-Malaysia
Batam-Tanjung Pinang
Batam-Riau daratan
Kapal ini berbeda jauh dengan kapal Ro-Ro walaupun sama-sama sebagai
“Gadis Tunpangan”. Hanya saja dengan Ferry ini hanya memuat penumpang dan
bagasi penumpang saja. Jangan harap bisa bawa mobil, motor atau barang-barang
besar lainnya dikapal ini.
3. Kapal Feri
Kapal Feri atau kapal penyeberangan adalah kapal penyeberangan adalah
sebuah kapal transportasi jarak dekat.
Feri mempunyai peranan penting dalam system pengangkutan bagi banyak
kotapesisir pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya
lebih kecil dibandingkan jembatan atau terowongan.
Feri pejalan kaki dengan banyak pemberhentian, seperti Venesia, kadang
kala dikenali sebagai bis air atau taksi air. Feri dibagi dalam enam jenis, yaitu :
18
Ujung ganda
Hydropoli
Hovercraft
Feri kabel
Feri meja putar
Feri kereta
4. Kapal Pesiar
Kapal Pesiar merupakan sebuah kapal yang memiliki fungsi sebagai
sarana rekreasi dan hiburan kepada para penumpangnya. Kapal pesiar juga
merupakan kapal yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ruang kamar,
restaurant, café, bar, casino, diskotik, pub, swimming pool dan berabgai sarana
lainnya layaknya sebuah hotel bertaraf internasional.
Kapal pesiar cenderung lebih besar daripada kapal-kapal lain yang ada saat
ini. Kesan besar, mewah dan elegan yang dimiliki oleh kapal pesair sengaja
diciptakan oleh arsiteknya untuk menarik minat penumpang kapal pesiar untuk
ikut berwisata bersama dengan kapal pesiar tersebut.
Dalam berbagai sumber yang menjelaskan tentang pengertian kapal pesiar,
kapal pesiar lebih sering diistilahkan sebagai the floating hotel (hotel yang
terapung). Penamaan ini lahir Karena sesungguhnya jika diperhatikan secara
seksama, kapal pesiar memang adalah sebuah hotel. Bedanya hotel tersebut bisa
terapung dan berpindah-pindah lokasi ke daerah wisata yang favorit di seluruh
dunia.
Kapal pesiar memiliki rute perjalanan yang bisa mengahabiskan waktu
berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Ini semua tergantung
dari pilihan paket wisata dari kapal pesiar itu. Selama dalam perjalanan, para
penupang kapal pesiar akan disuguhkan dengan hiburan-hiburan tanpa henti
selama 24 jam. Kapal pesiar selama dalam perjalanan dapat berlabuh dibeberapa
pelabuhan yang memungkinkan untuk bersandarnya kapal pesiar besar. Dan
19
perjalanan dilanjutkan hingga ke beberapa pelabuhan sampai akhirnya kembali
lagi ke pelabuhan awal tempat penumpang kapal pesiar naik.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat kapal pesiar
yang awalnya berteknologi rendah (seperti kapal pesair titanic) kini telah
menggunakan teknologi super canggih, baik dalam design interior, exterior,
maupun engine dari kapal pesiar itu sendiri. Kapal pesiar ada tiga macam, ada
kapal pesiar ukuran kecil, ada kapal pesiar ukuran sedang dan ada kapal pesair
ukuran besar. Perbedaannya hanyalah dijumlah penumpangnya adalah dibawah
400an penumpang, kapal sedang ukuran penumpangnya adalah 400-1000an
penumpang, sedangkan kapasitas penumpang kapal besar sekitar 1500-3600
penumpang.
2.4. Fungsi Transportasi
Pengangkutan berfungsi sebagai faktor penunjang dan perangsang
pembangunan (the promoting sector) dan pemberi jasa (the service sector) bagi
perkembangan ekonomi. Fasilitas pengangkutan harus dibangun mendahului
proyek-proyek pembangunan lainnya.
Perluasan dermaga di pelabuhan didahulukan daripada pembangunan
pupuk yang akan dibangun, guna melancarkan pengiriman peralatan pabrik dan
bahanbaku serta penyaluran hasil produksi ke pasar setelah pabrik beroperasi
(Nasution, 2003 : 19).
Transportasi manusia atau barang bisanya bukanlah merupakan tujuan
akhir, tetapi hal itu dilakukukan untuk mencapai tujuan lain, oleh karena itu,
permintaan atas jasa transportasi disebut sebagai permintaan turunan (derived
demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi atau jasa lain.
Pada dasarnya permintaan jasa transportasi diturunkan dari :
Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari satu lokasi ke lokasi lainnya
untuk melakukan suatu kegiatan (misalnya bekerja, sekolah, dll).
Permintaan akan angkutan barang tertentu agar tersedia di tempat yang
diinginkan. (Morlok, 2000 : 452)
20
Untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap perlu dicapai
keseimbangan antara penyediaan dan permintaan angkutan. Jika penyediaan jasa
angkutan lebih kecil daripada permintaannya, akan terjadi kemacetan arus barang
dan penumpang yang dapat menimbulkan kegoncangan harga di pasaran.
Sebaliknya, jika penawaran jasa angkutan melebihi permintaannya maka akan
timbul persaingan tidak sehat yang akan menyebabkan banyak perusahaan
angkutan rugi dan menghentikan kegiatannya, sehingga penawaran jasa angkutan
berkurang, selanjutnya menyebabkan ketidak lancaran arus barang dan
kegoncangan harga di pasaran. (Nasution, 2003 : 19).
2.4.1. Sifat – sifat permintaan Jasa Angkutan
Terdapat beberapa sifat khusus yang melekat pada permintaan jasa
transport yang membedakan dengan permintaan terhadap barang –barang lainnya,
yaitu sebagai berikut.
a) Derived demand. Permintaan akan jasa angkutan, merupakan suatu
permintaan yang bersifat turunan, saduran atau dalam istilah ekonomi
lazim disebut “derived demand”. Dengan demikain permintaan akan jasa
transport baru akan ada, apabila ada faktor-faktor yang mendorongnya.
Permintaan jasa transport tidak berdiri sendiri, melainkan tersembunyi
dibalik keoentingan orang lain. Permintaan akan jasa angkutan, baru akan
timbul apabila ada hal-hal dbalik permintaan itu, misalnya keinginan untuk
rekreasi, keinginan untuk sekolah atau untuk berbelanja, keinginan untuk
menengok keluarga yang sakit, dan sebagainya.
b) Permintaan akan jasa transport, pada dasarnya adalah seketika / tidak
mudah untuk digeser atau ditunda dan sangat dipenuhi oleh fluktuasi
waktu, yang dapat bersifat harian, mingguan (Sabtu dan Minggu untuk
tujuan rekreasi), bulanan atau tahunan (musim libur anak sekolah,
Lebaran, atau Natalan).
c) Permintaan jasa transport sangat dipengaruhi oleh elestisitas pendapatan.
Perilaku hukum Egel berlaku disini, dimana Egel mengatakan bahwa
21
apabila pendapatan dari seseorang naik, maka orang tersebut akan secara
sebanding mengurangi pengeluarannya dengan barang-barang yang lebih
mewah atau sekunder.
d) Pada hakikatnya tidak tanggap/perasa terhadap perbedaan tingkat biaya
transport untuk pengangkutan barang. Ini berarti pemintaan penumpang
bersifat elastis.
e) Jasa transport adalah jasa campuran (produk mixed) permintaan akan jasa
transport adalah kompleks karena permintaan tersebut tidak hanya
dilandasi oleh keinginan untuk memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke
tempat lain, tetapi banyak variabel-variabel lain yang mempengaruhi
keinginan untuk memindahkan barang tersebut seperti kecepatan,
tetepatan, kenyamanan, keterandalan dan sebagainya.
Oleh karena itu, permintaan dan pemilihan pemakai jasa angkutan (user)
akan jenis jasa transport ini akan ditntukan oleh beberapa faktor yaitu sebagai
berikut.
a) Sifat-sifat dari muatan (phisycal charakteristics)
Barang-barang yangf nilainya tinggi terpadu dengan volume yang tidak
besar, seperti komponenen-komponen elektronik untuk peralatan yang
mahal, baju-baju terutama model baju baru (fashion goods) dan lain-lain,
biasanya diangkut melalui transportasi udara barang-barang bernilai
rendah dipadu dengan volume yang besar,biasanya di transport melalui
laut, jalan raya dan jalan baja (kereta api).
b) Biaya transport
Makin rendah biaya transport makin banyak permintaan akan jasa
transport. Tingkat biaya transport merupakan faktor penentu dalam
pemilihan jenis jasa transport.
22
c) Tarif Transport
Tarif transport yang ditentukan oleh berbagai macam moda transport,
untuk tujuan yang sama, seperti tarif angkutan untuk Banyuwangi – Bali
yang ditawarkan untuk jasa penyeberangan, perusahaan bus, perusahaan
penerbangan akan mempengaruhi pemilihan moda transport.
d) Pendapatan pemakai jasa transport (user)
Apabila pendapatan penumpang naik, maka akan lebih banyak jasa
transport yang akan dibeli oleh para penumpang.
e) Kecepatan angkutan pemilihan ini sangat tergantung pada faktor waktu
yang dimiliki oleh penumpang. Bagi mereka yang mempunyai waktu
sedikit, biasanya mencari atau memilih moda transportasi yang cepat, jadi
faktor kecepatan yang menentukan pemilihan moda transport. Sebaliknya
mereka yang mempunyai waktu yang banyak, biasanya memilih moda
transport yang memberikan suatu kenyamanan (relaxation). Kecepatan,
terutama penting untung barang- barang yang mudah busuk/rusak, atau
untuk segera dapat memanfaatkan perbedaan harga (antar pasar).
f) Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan terdiri dari frekuensi, pelayanan baku (standard of
service), kenyamanan, ketepatan (reability), keamanan, dan keselamatan.
(Nasution, 2004 : 50-51)
2.4.2. Tahap Perencanaan Transportasi (Jangka Waktu Perencanaan)
Sebelumnya telah diutarakan bahwa perencanaan transportasi memiliki
tahapan dan batasan waktu, sesuai dengan karakteristik dari rencana (bagaimana
sifat dan bagaimana cara merencanakan) serta faktor-faktor pendukungnya, maka
bagian ini dijelaskan berbagai batasan waktu perencaan beserta apa yang
direncanakan, termasuk faktor pendukungnya. (sakti adji adisamita)
1. Rencana perpektif atau rencana jangka panjang (20-30 tahun).
23
2. Biasanya menunjukan arah umum perkembangan perekonomian nasional
dan perubahan struktural yang penting.
3. Rencana jangka menengah (medium term plan), sekitar 5 tahun.
4. Rencana jangka pendek (short term plan), merupakan rencana tahunan
yang dicerminkan dalam budget pemerintah.
2.5. Armada Kapal
Secara ekonomis usaha penyeberangan harus memberikan keuntungan
yang wajar kepada pengusaha dan mampu memberi penghasilan yang layak bagi
para awak kapal (pengemudi dan awak lain). Modal yang ditanamkan pada usaha
penyeberangan harus dapat kembali dalam jangka waktu tertentu pada tingkat
suku bunga yang berlaku.
Keseimbangan ketersedian dan permintaan bisa dilihat dari dua sudut
pandang yang berbeda, sudut pandang pengusaha dan sudut pandang pemerintah.
Dari sudut pandang pengusaha, jumlah maksimum armada memberi jaminan
layanan optimum pada masyarakat pengguna jasa angkutan, sedangkan dari sudut
pandang pemerintah dapat memberi keuntungan tersendiri, bagi pemerintah
jumlah armada memberi jaminan layanan optimum kepada masyarakat pengguna
jasa.
Dan untuk jumlah armada kapal yang ada di Kabupaten Jepara menuju
Karimunjawa dapat dilihat dalam table 1.1 berikut :
Table 2.1 Jumlah Armada Kapal Di Kabupaten Jepara
No Armada Kapal Jumlah Armada
1.
2.
Kapal Ekspres Bahari (kapal cepat)
Kapal Feri KMP Singijai (kapal lambat)
1
1
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara
Dalam melakukan perhitungan akan jumlah armada kapal maka digunakan
beberapa perhitungan sebagai berikut :
24
1. Faktor Muat (Load Factor)
Load Faktor dapat diartikan sebagai factor muat yaitu perbandingan antara
jumlah muatan yang diangkut oleh kapal dengan kapasitas angkut kapal :
LF =
x 100 %
Dimana :
LF = Load Factor (Faktor Muat)
2. Penentuan Jumlah Armada
Menurut modul manajemen operasional ASDP (2008) untuk menetukan
jumlah armada yang ideal dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan atau
rumus rumus sebagai berikut :
Kemampuan Trip Kapal
KT =
Dimana :
KT = Jumlah frekuensi keberangkatan (trip) yang mampu dilakukan
oleh kapal dalam satuan trip/kapal
PT = Port Time adalah jumlah jam operasi pelabuhan dalam satuan
jam.
TT = Trip Time atau waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk
melakukan 1 (satu) kali perjalanan dalam satu jam/(trip kapal).
2.6. Peramalan (Forecasting)
Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan
keputusan. Sebelum melakukan peramalaan harus diketahui terlebih dahulu apa
sebenarnya persoalan di dalam pengambilan keputusan tersebut. Peramalan
(Gitosudarmo, 1998) adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk dapat
25
meramalkan, memprediksi keadaan masa datangnya dengan menggunakan data
historis (data masa lalu) yang telah dimiliki untuk diproyeksikan kedalam sebuah
model dan menggunakan model ini untuk memperkirakan keadaan di masa
mendatang.
2.6.1. Analisis Metode Regresi Linier
Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang
memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau
lebih. Dalam analisis regresi dikenal 2 jenis variabel yaitu:
1. Variabel Respon disebut juga variabel dependen yaitu variabel yang
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan
variable Y.
2. Variabel Prediktor disebut juga dengan variabel independen yaitu variabel
yang bebas (tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya) dan dinotasikan
dengan X.
Untuk mempelajari hubugan-hubungan antara variabel bebas maka regresi
linier terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1. Analisis regresi sederhana (simple analysis regresi)
2. Analisis regresi berganda (Multiple analysis regresi).
Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu
variabel bebas (variable independen) dan variabel tak bebas (variabel dependen).
Sedangkan analisis regresi berganda merupakan hubungan antara 3 variabel atau
lebih, yaitu sekurang-kurangnya dua variabel bebas dengan satu variabel tak
bebas.
Tujuan utama regresi adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel
(variabel dependen) jika nilai variabel yang lain yang berhubungan dengannya
(variabel lainnya) sudah ditentukan.
26
2.6.2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana digunakan untuk mendapatkan hubungan
matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal
dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya memiliki satu
peubah X yang dihubungkan dengan satu peubah tidak bebas Y. Bentuk umum
dari persamaan regresi linier untuk populasi adalah :
Y = a + b.x
Dimana :
Y = Subjek dalam variable independen yang diprediksi
a = Harga y bila x = 0 (konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi
x = Subjek pada variable independen
Menentukan koefisien persamaan a dan b dapat dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil, yaitu cara yang dipakai untuk menentukan koefisien
persamaan dan dari jumlah pangkat dua (kuadrat) antara titik-titik dengan garis
regresi yang dicari ysng terkecil . Dengan demikian , dapat ditentukan: