bab ii tinjauan pustaka 2.1 hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/bab ii.pdf · 2020. 2....

12
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magot Hermetia illucens 2.1.1 Klasifikasi Maggot merupakan larva lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens) merupakan salah satu jenis serangga yang banyak dijumpai, dan didapat hampir di setiap kawasan. Serangga jenis lalat ini sering dijumpai pada kawasan yang cukup lembab dikarenakan habitat yang sesuai dengan karakteristiknya. Menurut Silmina, Edriani, & Putri (2010) Hermetia illucens diklasifikasi sebagai berikut. Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Diptera Family : Stratiomyidae Genus : Hermetia Species : Hermetia illucens Gambar 2.1 Hermetia illucens (Sumber : Diclaro II & Kaufman, 2015) 2.1.2 Morfologi Maggot Hermetia illucens memiliki tubuh yang sedikit rata, gemuk dan berukuran sekitar 1,8 mm ketika baru menetas. Permukaan kulit kasar dank eras dengan warna kekuning-kuningan dengan kepala yang memiliki warna hitam.

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Magot Hermetia illucens

2.1.1 Klasifikasi

Maggot merupakan larva lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens) merupakan

salah satu jenis serangga yang banyak dijumpai, dan didapat hampir di setiap

kawasan. Serangga jenis lalat ini sering dijumpai pada kawasan yang cukup lembab

dikarenakan habitat yang sesuai dengan karakteristiknya. Menurut Silmina,

Edriani, & Putri (2010) Hermetia illucens diklasifikasi sebagai berikut.

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera

Family : Stratiomyidae

Genus : Hermetia

Species : Hermetia illucens

Gambar 2.1 Hermetia illucens

(Sumber : Diclaro II & Kaufman, 2015)

2.1.2 Morfologi

Maggot Hermetia illucens memiliki tubuh yang sedikit rata, gemuk dan

berukuran sekitar 1,8 mm ketika baru menetas. Permukaan kulit kasar dank eras

dengan warna kekuning-kuningan dengan kepala yang memiliki warna hitam.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

7

Perkembangan lrva sampai pada 6 instar, terakhir berwarna coklat kemerah-

merahan. Panjang larva dewasa sekitar 18 mm dan lebar 6 mm, beberapa individu

dapat mencapai panjang 27 mm (Dress dan Jackman,1990). Morfologi maggot

Hermetia illucens dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Morfologi Hermetia illucens (a.) Bentuk larva (b.) bentuk lalat

(Sumber : Wardhana, 2017)

2.1.3 Pemanfaatan Magot

Maggot Hermetia illucens memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim

yang dapat meningkatkan kemampuan daya cerna ikan terhadap pakan. Magot

digunakan sebagai alternatif pakan ikan karena memiliki kandungan protein yang

tinggi. Bahan yang mengandung protein kasar lebih dari 19% dianggap sebagai

bahan sumber protein yang baik (Murtidjo, 2001). Menurut (Fauzi & Sari, 2018),

kandungan protein dari magot sekitar 40% dan dalam bentuk kering mengandung

41-42% protein kasar, 14-15% abu, 31-35% ekstrak eter, 0,60-0,63% fosfor, dan

4,8-5.1% kalsium. Secara keseluruhan kandungan nutrisi magot ditunjukkan pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kandungan Nutrisi Magot

Asam amino Mineral dan lain-lain

Methionone 0,83 P 0,88%

Lysine 2,21 K 1,16%

Leucin 2,61 Ca 5,36%

Isoleucine 1,51 Mg 0,44%

Histidene 0,96 Mn 348 ppm

Phenyllalanine 1,49 Fe 776 ppm

Valine 2,23 Zn 271 ppm

I-Arginine 1,77 Protein Kasar 43,2%

Threonine 1,41 Lemak Kasar 28,8%

Tryptopan 0,59 Abu 16,6%

(Sumber: Newton et al., 2005)

A B

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

8

Berdasarkan umur, maggot memiliki presentase komponen nutrisi yang

berbeda. Kadar lemak maggot cenderung berkorelasi positif dengan meningkatnya

umur yaitu, sebesar 13,37% pada umur 5 hari dan meningkat menjadi 27,50% pada

umur 25 hari. Namun, kondisi ini berbeda dengan komponen protein kasar yang

cenderung turun pada umur yang lebih tua. Kadar protein yang kasar maggot yang

lebih muda lebih tinggi dibandingkan maggot yang tua, diduga karena maggot yang

masih muda mengalami pertumbuhan sel struktural yang lebih cepat (Wardhana,

2016). Menurut Rachmawati et al. (2010), larva yang lebih besar sangat ideal bila

digunakan untuk bahan campuran pakan atau bahan baku pellet karena mampu

memenuhi kuantitas produksi.

Pemanfaatan maggot sebagai suplemen pakan ikan sudah beberapa kali

dilakukan diantaranya penelitian Fahmi et al. (2009), menunjukkan bahwa

penggunaan maggot sebagai pakan ikan memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ikan Blashark dengan nilai SGR 6,51 ± 0,32. Dampak

pengggunaan maggot juga dapat terlihat pada peningkatan status kesehatan ikan.

Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan

jumlah sel yang melakukan aktivitas fagositik. Penelitian lain dilakukan oleh

Irawan et al. (2014), pertumbuhan panjang dan berat ikan lele sangkuriang (Clarias

gariepinus) pada perlakuan pemberian pakan maggot memberikan hasil yang lebih

baik dari pada perlakuan yang lainnya dengan rata-rata mencapai panjang 7,87 cm,

dan berat mencapai 7,83 gram. Kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang (Claris

gariepinus) mencapai 100% pada semua perlakuan.

2.2 Lele Dumbo (Claris gariepinus)

2.2.1 Klasifikasi Lele Dumbo (Claris gariepinus)

Gambar 2.3 Ikan Lele (Clarias gariepinus)

(Sumber: https://www.kata.co.id/peternakan/cara-budidaya-ikan-lele/181)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

9

Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Rahmatul (2010) adalah sebagai

berikut.

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Ostariophysi

Family : Claiideae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariepinus

2.2.2 Morfologi

Ikan lele dumbo termasuk kedalam family Claridae, karena mempunyai ciri

khas bentuk kepala yang pipih dengan lempeng tulang keras sebagai batok kepala

(Suyanto.2010). Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) memiliki memiliki

morfologi yang hampir mirip dengan lele lokal. Bentuk tubuh memanjang, agak

bulat, kepala gepeng dan batok kepalanya keras, tidak bersisik dan berkulit licin,

mulut besar, warna kulit badannya terdapat bercak-bercak kelabu. Sungut berada di

sekitar mulut berjumlah delapan buah atau empat pasang terdiri dari sungut nasal

dua buah, sungut mandibular luar dua buah, mandibular dalam dua buah, serta

sungut maxilar dua buah. Sirip berjumlah lima buah yaitu sirip ekor, sirip

punggung, sirip perut, sirip dubur, dan sirip dada yang juga berperan sebagai patil

(Hermawan, Iskandar dan Subhan, 2012).

Ikan lele mengenal mangsanya dengan alat penciuman, lele dumbo juga

dapat mengenal dan menemukan makanan dengan cara rabaan dengan menggerak-

gerakan salah satu sungutnya. Sirip dada ikan lele dumbo dilengkapi dengan patil

atau taji tidak beracun. Selain sebagai alat perlindungan diri, patil juga digunakan

untuk melompat dari kolam atau berjalan diatas tanah (Kusumastuti, 2017). Patil

lele dumbo lebih pendek dan tumpul bila dibandingkan dengan lele lokal (Santoso,

1994).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

10

2.2.3 Habitat dan Perilaku

Lingkungan hidup atau habitat ikan lele dumbo banyak ditemukan di peraiaran

tawar, dataran rendah, dan dapat hidup di tempat-tempat kritis seperti tempat

berlumpur yang kekurangan oksigen, bahkan air yang tercemar. Di alam, ikan lele

dumbo hidup disungai-sungai yang arusnya mengalir lambat, kolam, rawa, danau,

waduk serta genangan air lainnya. Ikan ini sangat menyukai perairan yang tenang

berupa tepian dangkal dan terlindungi dengan kebiasaan menempati atau membuat

lubang-lubang ditepi sungai atau kolam (Rachmatun, 2007).

Ikan lele dumbo merupakan jenis ikan yang bersifat nokturnal, yaitu aktif

bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele dumbo

berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Ikan lele dumbo (Clarias

gariepinus) berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia

pada tahun 1984. Lele dumbo asal Afrika ternyata sangat toleransi terhadap suhu

air yang cukup tinggi yaitu 20º – 35ºC (Windriani, 2017).

Clarias gariepinus memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari

busur insangnya dan bernapas dengan menggunakan bantuan labirin yang

berbentuk seperti bunga karang yang berada di bawah tubuhnya. Fungsi dari alat

pernapaan tersebut sebagai penyerap oksigen yang berasal dari udara disekitarnya.

Sehingga dalam keadaan tertentu Clarias gariepinus dapat berdiam beberapa jam

dipermukaan tanah yang lembab dan kadar oksigennya sedikit (Windriani, 2017).

2.2.4 Pakan dan Kebiasaan Hidup

Pakan dapat didefinisikan sebagai sumber energi bagi kehidupan dan

pertumbuhan ikan. Pakan mengandung terutama protein dan sumber energi lainnya

yang berguna bagi pertumbuhan ikan (Dharmawan, 2014). Ikan lele dumbo yang

hidup di alam mencari makan didasar perairan (bottom feeder), tetapi apabila ada

makanan yang terapung maka lele juga dapat dengan cepat memakannya. Lele tidak

akan mengalami kesulitan dalam mendeteksi makanannya karena memiliki sungut

sebagai alat perabanya, baik didasar, pertengahan, maupun dipermukaan air

(Nababan, 2017). Aktifitas ikan lele di alam bebas dalam mencari makan dengan

cara penglihatan, perabaan, dan pembauan. Pembauan dan perabaan digunakan juga

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

11

oleh ikan yang berada didasar perairan dengan kondisi kekurangan cahaya atau

dalam perairan keruh (Effendie, 1997).

Porsi kebutuhan pakan didasarkan pada umur ikan, umumnya ikan yang masih

kecil membutuhkan makanan berprotein lebih tinggi. Kemudian kebutuhan akan

protein tinggi tersebut berkurang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan

ikan. Namun pada saat ikan menjadi induk, asupan protein tinggi sangat diperlukan

guna perkembangan embrio. (Dharmawan, 2014). Protein yang terkandung dalam

pakan berfungsi dalam pembentukan jaringan tubuh serta perperan aktif dalam

metaboolisme enzim, hormon, antibodi dan lain sebagainya (Wardhana, 2016).

Pertumbuhan ikan lele dapat dipacu dengan pemberian pakan yang

mengandung protein minimal 25%. Pakan yang mengandung protein 45% dan

energi 3.000 kal/kilogram dapat meningkatkan laju pertumbuhan ikan lele sebesar

1.25% perhari. Jika ikan lele di beri pakan yang hanya mengandung protein nabati,

maka akan menyebabkan pertumbuhannya menjadi lambat, maka harus diimbangi

dengan pakan yang mengandung protein hewani ( Windriani, 2017).

Ikan lele termasuk binatang yang beraktifitas di malam hari (nocturnal). Akif

bergerak untuk mencari makan pada malam hari, namun pada siang hari akan

berdiam diri atau bersembunyi di tempat yang terlindung. Makanan yang disukai

dapat berupa binatang hidup seperti jentik-jentik nyamuk, belatung, cacing, laron.

Namun, ada pula makana tambahan seperti pellet, sisa dapur, bangkai ayam, ikan

rucah, dan bekicot ( Kusumastuti, 2017).

2.3 Pakan Ikan

Pakan merupakan asupan yang diberikan kepada hewan ternak yang

merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk

hidup (Kurnianti, 2013). Pakan dibagi menjadi pakan alami (natural food) dan

pakan buatan (artificial food). Pakan alami merupakan pakan yang tersedia di alam

misalnya, plankton, lumut, dan sebagainya. sedangakan pakan buatan yaitu pakan

yang dibuat dengan formula tertentu (sesuai dengan kebutuhan biota kultur) agar

dapat memenuhi kebutuhan nutrisi (Kordi, 2011).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

12

2.3.1 Pakan Buatan

Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dalam bentuk konsentrat yang

mengandung gizi yang komplit seperti pelet. Pelet telah banyak dijual, tetapi jika

petani ikan mau membuat pelet sendiri, akan lebih murah. Selain karena bahan-

bahan pembuat mudah diperoleh juga sekaligus harganya murah, kecuali beberapa

jenis tambahan (vitamin, mineral, antibiotik dan sebagainya) (Kordi K, 2000).

Pelet adalah bentuk makanan buatan yang dibuat dari beberapa macam bahan

yang diramu menjadi adonan, kemudian dicetak hingga membentuk batang-batang

berukuran kecil atau bulatan kecil. Ukurannya berkisar antara 1-2 cm. Jadi pelet

tidak berupa tepung, tidak berupa butiran, dan tidak pula berupa larutan (Murtidjo,

2001).

Pakan buatan berbentuk pelet terbagi kedalam dua golongan yaitu pelet keras

dan pelet lunak. Pelet keras dapat berbentuk bundar dengan berbagai ukuran yang

disesuaikan dengan ukuran mulut ikan, kemampuan lambung, aktivitas peristaltik,

kemampuan enzimatis untuk mencerna. Berbeda dengan pelet lunak bertekstur

lembut dan lunak. Apabila pelet tersebut di masukkan ke dalam air makan pelet

tersebut akan hancur.

Dalam membuat pakan komersial terdapat beberapa hal yang harus

dipertimbangkan diantaranya ialah kekerasan pakan dan kestabilan pakan dalam air

dan kecepatan pencernaan pada ikan. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir

pembengkakan dan kerusakan lambung ikan sehingga proses pencernaan tidak

efisien yang mengakibatkan proses fermentasi dalam lambung ikan. Gas hasil

fermentasi tersebut membuat ikan terapung dalam posisi terbalik dan menuju

kematian (Afrinto dan Laviawaty, 2005).

2.3.2 Ketentuan Pakan Lele

Pakan diberikan untuk memacu pertumbuhan lele dumbo budidaya. Pemberian

pakan harus secara kontinu mengingat di media perairan tersebut persediaan pakan

alami sangat sedikit. Pemenuhan gizi merupakan faktor yang sangat penting untuk

pertumbuhan lele dumbo. Pemberian pakan dengan kandungan gizi yang baik akan

membantu pertumbuhan ikan (Saparinto, 2012). Kebutuhan nutrient Clarias

gariepinus yang didasarkan pada ukuran tubuh dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

13

Tabel 2.2 Kebutuhan Nutrien Lele Dumbo Berdasarkan Ukuran

Ukuran % Kebutuhan nutrien

Protein Lemak Serat

1-4 cm 40 10 8

4 cm – 1 bulan 32 4 8

1 bulan – 3 bulan 30 4 8

3 bulan - Konsumsi 25 4 8

Matang Gonad 20 3 8

(Sumber: Saparinto, 2012)

Pemberian pakan dilakukan untuk semua tingkat umur ikan. Idealnya, ukuran

pakan disesuaikan dengan ukuran bukaan mulut ikan. Selain ukuran, bau dan rabaan

berpengaruh terhadap daya rangsang pakan terhadap ikan. Untuk menimbulkan

daya rangsang pada pakan buatan, pakan itu harus memenuhi persyaratan

kandungan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Pakan

yang diberikan harus baik kondisinya, tidak rusak dan tidak berbau tengik

(Saparinto, 2012). Menurut Wibowo (2016), kriteria pakan yang berkualitas

diantaranya adalah mengandung gizi yang seimbang dan mudah dicerna, ukuran

pakan sesuai dengan bukaan mulut ikan, ramah lingkungan dan tidak mengandung

bahan kimia berbahaya, stabil di dalam air dan tidak merusak kualitas air kolam,

serta memacu pertumbuhan ikan.

Dalam keadaan normal, kebutuhan pakan lele dumbo berkisar antara 3 sampai

- 7% dari berat tubuh perhari. Besar persentase tersebut tergantung ukuran ikan,

kesehatan ikan dan kondisi lingkungan. Ikan kecil memiliki aktivitas metabolisme

lebih tinggi dibandingakan ikan berukuran besar. Dengan demikian perbandingan

antara jumlah konsumsi makan dan berat badannya juga lebih tinggi daripada ikan

besar (Saparinto, 2012).

2.4 Hubungan Pemberian Maggot Hermentia illucens Terhadap Pertumbuhan

Ikan Lele

Dalam kegiatan budidaya ikan, pakan memiliki peranan penting dalam

peningkatan produksi. Pada budidaya intensif, kultivan bergantung pada pakan

buatan yang disuplai oleh pembudidaya. Pakan yang diberikan harus berkualitas

tinggi, bergizi dan memenuhi syarat untuk dikonsumsi kultivan yang

dibudidayakan, serta tersedia secara terus menerus sehingga tidak mengganggu

proses produksi dan dapat memberikan pertumbuhan yang optimal. Pada budidaya

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

14

intensif, lebih dari 60% biaya produksi tersedot untuk pengadaan pakan (Kordi,

2009).

Jumah pakan yang dikonsumsi ikan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan.

Pertumbuhan maksimal terjadi apabila jumlah dan kualitas makanan yang diberikan

cukup untuk kebutuhannya. Pakan yang terlalu sedikit akan mengakibatkan

pertumbuhan ikan lambat dan terjadi persaingan antar ikan dalam memperebutkan

makan. Sebaliknya, pakan yang berlebihan tidak efisien karena akan mengotori

lingkungan. Nutrien yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan adalah

protein meskipun nutrisi lainnya juga dibutuhkan. (Sugianto, 2007).

2.5 Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan diperlukan

dalam proses pembelajaran baik berupa buku teks, media cetak, narasumber, media

elektronik, lingkungan dan sebagainya yang berfungsi untuk mmbantu

mengoptimalkan hasil belajar peserta didik (Purnomo, 2012). Dalam pembelajaran

biologi, sumber belajar dapat diperoleh di sekolah maupun di luar sekolah. Sumber

belajar dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang siap digunakan tanpa ada

penyederhanaan serta modifikasi, dan sumber belajar yang disederhanakan atau

yang dimodifikasi (Suhardi, 2007). Menurut Suhardi (2012), peran dari sumber

belajar bagi peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu :

1. Meningkatkan produktifitas pembelajaran dengan mempercepat proses

pembelajaran, mengembangkan smangat belajar, penggunaan waktu lebih baik,

memberikan peserta didik untuk berkembang sesuai kemampuannya dan

mengarahkan kegiatan kearah lebih individual.

2. Mengembangkan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian berdasarkan fakta

di lingkungan sehingga dapat memberikan dasar lebih ilmiah.

3. Pemantapan pengajaran dengan meningkatkan kemampuan menggunakan

fasilitas berupa media komunikasi, penyajian data dan informasi lebih konkrit

sehingga dapat mengurangi sifat verbalistik dan abstrak dengan kenyataan.

Menurut Djohar, syarat-syarat sumber belajar yaitu, memiliki kejelasan potensi,

kejelasan sasaran, memiliki kesesuaian dengan tujuan belajar, informasi yang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

15

diungkap jelas, pedoman penelitian jelas, serta terdapat kejelasan perolehan yang

diinginkan (Suratsih, 2010).

Adapun pemanfaatan dari hasil penelitian sebagai sumber belajar yang efektif

harus memenuhi standar kriteria, kritria yang efektif menurut Situmorang (2016)

adalah.

Tabel 2.3 Pemanfaatan Hasil Penelitian

No. Kriteria Pemanfaatan Indikator Pemanfaatan

1. Kejelasan potensi Terdapat objek pembelajaran dan permasalahan yang dapat

diungkap untuk menghasilkan fakta-fakta serta konsep-

konsep dari hasil penelitian yang dilaksanakan.

2. Kesesuaian dengan tujuan

belajar

Memiliki kesesuaian dengan kopetensi dasar (KD)

pembelajaran

3. Kejelasan sasaran Terdiri dari objek dan subjek penelitian

4. Kejelasan informasi Terdapat proses maupun produk penelitian yang telah

disesuaikan dengan kurukulum

5. Kejelasan pedoman

eksplorasi

Perlu adanya prosedur kerja dalam melakukan penelitian

6. Kejelasan perolehan yang

diharapkan

Berupa proses dan produk penelitian yang berdasarkan

aspek-aspek dalam tujuan belajar biologi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

16

2.6 Kerangka konsep

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

Menambah Berat Badan ikan lele

Mineral

Sumber belajar biologi

Protein

Lemak

Vitamin

Karbohidrat

membantu kerja

koenzim

Penyusun

enzim dan

hormon,

sumber energi,

sumber energi

tertinggi untuk

pertumbuhan

sebagai biokatalisator

dalam proses

metabolisme

sebagai sumber

energi non protein,

sumber energi, dan

penyusun sel

tumbuh.

Maggot H. illucens

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,

17

2.7 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian magot Hermetia

illucens terhadap berat badan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)