bab ii teori dan perumusan hipotesis a. tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/bab ii.pdf · oleh...

22
15 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Winda (2009) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah deposito pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. Cabang Medan. Alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linier berganda, uji f, uji t, dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel suku bunga dan fasilitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah untuk deposito pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. Cabang Medan, sedangkan variabel keamanan dana simpanan dan promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah untuk deposito pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Cabang Medan. Secara parsial, variabel suku bunga merupakan yang paling berpengaruh. Nazrian dan Hidayat (2012) juga meneliti studi tentang keputusan nasabah dalam menabung di Bank Sumut Cabang USU Medan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil peneliian ini menunjukkan bahwa keputusan nasabah dalam menabung di Bank Sumut Cabang USU Medan dipengaruhi oleh variabel produk (bobot sebesar 246), lokasi (bobot sebesar 241), jaminan keamanan

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

15

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Winda (2009) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

nasabah deposito pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. Cabang

Medan. Alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linier berganda, uji f, uji

t, dan uji koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel suku

bunga dan fasilitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan

nasabah untuk deposito pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk.

Cabang Medan, sedangkan variabel keamanan dana simpanan dan promosi

tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah untuk deposito pada

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Cabang Medan. Secara parsial,

variabel suku bunga merupakan yang paling berpengaruh.

Nazrian dan Hidayat (2012) juga meneliti studi tentang keputusan

nasabah dalam menabung di Bank Sumut Cabang USU Medan dengan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP). Alat analisis yang dipakai dalam

penelitian ini adalah analisis deskriptif dan Analytical Hierarchy Process

(AHP). Hasil peneliian ini menunjukkan bahwa keputusan nasabah dalam

menabung di Bank Sumut Cabang USU Medan dipengaruhi oleh variabel

produk (bobot sebesar 246), lokasi (bobot sebesar 241), jaminan keamanan

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

16

(bobot sebesar 186), promosi (bobot sebesar 165), dan kredibilitas (bobot

sebesar 163).

Wulandari dan Iramani (2014) juga meneliti tentang studi experienced

regret, risk tolerance, overconfidance, dan risk perception pada pengambilan

keputusan investasi dosen ekonomi di Surabaya. Alat analisis yang dipakai

dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risk tolerance dan risk perception

berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi, sedangkan

experienced regret dan overconfidence berpengaruh tidak signifikan terhadap

pengambilan keputusan investasi.

Persamaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah

dua dari tiga penelitian terdahulu sama-sama meneliti tentang simpanan

deposito, sedangkan yang lainnya meneliti tentang keputusan investasi,

Perbedaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah

penelitian sekarang cenderung meneliti tentang kemungkinan pengambilan

keputusan deposito berjangka yang dilakukan oleh nasabah BNI 46 Kantor

Layanan Nasabah (KLN) Universitas Muhammadiyah Malang dengan

mengambil variabel suku bunga deposito, jangka waktu, dan lokasi kantor

sebagai variabel independennya, serta keputusan deposito berjangka sebagai

variabel dependennya.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winda (2009) cenderung

meneliti tentang keputusan nasabah deposito pada PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Tbk. Cabang Medan dengan mengambil variabel suku

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

17

bunga, fasilitas pelayanan, keamanan dana simpanan, dan promosi sebagai

variabel independennya, serta keputusan nasabah deposito sebagai variabel

dependennya.

Perbedaan lainnya juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh

Nazrian dan Hidayat (2012) yang cenderung meneliti studi tentang keputusan

nasabah dalam menabung di Bank Sumut Cabang USU Medan dengan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan mengambil variabel produk,

lokasi, jaminan keamanan, promosi, dan kredibilitas sebagai variabel

independennya, serta keputusan nasabah dalam menabung sebagai variabel

dependennya.

Perbedaan lainnya juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh

Wulandari dan Iramani (2014) yang cenderung meneliti tentang studi

experienced regret, risk tolerance, overconfidance, dan risk perception pada

pengambilan keputusan investasi dosen ekonomi di Surabaya, dengan

mengambil variabel experienced regret, risk tolerance, overconfidance, dan

risk perception sebagai variabel independennya, serta pengambilan keputusan

investasi dosen ekonomi di Surabaya sebagai variabel dependennya.

B. Tinjauan Teori

1. Keputusan Investasi

a. Investasi

Menurut Tandelilin (2014:1), investasi dapat diartikan sebagai

komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan

tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Selanjutnya, Hartono

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

18

(2014:5) mendefinisikan investasi sebagai penundaan konsumsi

sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu

yang tertentu. Fahmi (2015:3) juga mendefinisikan investasi sebagai

bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara

menempatkan dana tersebut pada alokasi yang diperkirakan akan

memberikan tambahan keuntungan (compounding).

Dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan komitmen untuk

mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption)

dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang. Investasi dapat

berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada aset rill seperti, tanah,

emas, rumah, dan aset rill lainnya atau pada aset finansial seperti,

deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.

b. Tujuan Investasi

Tandelilin (2014:8) mengemukakan bahwa ada beberapa alasan

mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah sebagai

berikut:

1) Mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan

taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha

bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada

sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2) Mengurangi tekanan inflasi. Seseorang yang melakukan investasi

dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain dapat menghindarkan

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

19

diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat

adanya pengaruh inflasi.

3) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia

banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya

investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan

kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang

usaha tertentu.

c. Proses Keputusan Investasi

Menurut Tandelilin (2014:12), proses keputusan investasi terdiri

dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai

keputusan investasi yang terbaik, yaitu:

1) Penentuan tujuan investasi.

2) Penentuan kebijakan investasi

3) Pemilihan strategi portofolio

4) Pemilihan aset

5) Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio

d. Jenis-Jenis Investasi

1) Investasi Langsung

Menurut Hartono (2014:7), investasi langsung dapat

dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat

diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal

(capital market), atau pasar turunan (derivative market). Investasi

langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

20

yang tidak dapat diperjualbelikan. Aktiva keuangan yang tidak

dapat diperjualbelikan biasanya diperoleh melalui bank komersial.

Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan, deposito atau sertifikat

deposito.

2) Investasi Tidak Langsung

Menurut Hartono (2014:10), investasi tidak langsung

dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan

investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang

menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke

publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan

ke dalam portofolionya. Contoh investasi tidak langsung adalah

reksadana.

2. Simpanan Deposito

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, deposito adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Selanjutnya

Kasmir (2015:102) menjelaskan bahwa deposito (time deposit) merupakan

salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi dalam bentuk

surat-surat berharga.

Lebih lanjut, Latumaerissa (2011:247) menjelaskan bahwa deposito

berjangka adalah simpanan pihak ketiga di bank yang penarikannya hanya

dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara

pihak ketiga dengan bank teknis yang bersangkutan. Pemilik deposito

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

21

disebut deposan. Setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas

depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan kepada para deposan

merupakan bunga yang tertinggi, jika dibandingkan dengan simpanan giro

atau tabungan, sehingga deposito oleh sebagian bank dianggap sebagai

dana mahal.

3. Jenis-Jenis Deposito

a. Deposito Berjangka

Menurut Kasmir (2015:103), deposito berjangka merupakan

deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu

deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18, sampai 24

bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan

maupun lembaga. Sarana atau alat untuk menarik uang yang disimpan

di dalam deposito berjangka disebut bilyet deposito.

Setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan

berlakunya bunga pada saat deposito berjangka dibuka. Pencairan

bunga deposito dapat dilakukan setiap setelah jatuh tempo sesuai

jangka waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai maupun non

tunai (pemindahbukuan). Setiap deposan dikenakan pajak terhadap

bunga yang diterimanya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo

untuk bank tertentu dikenakan penalty rate (denda).

Selain diterbitkan dalam mata uang rupiah deposito berjangka

juga diterbitkan dalam mata uang asing (valuta asing). Deposito

berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya diterbitkan

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

22

oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga

dilakukan menggunakan kurs devisa umum. Penerbitan deposito

berjangka dalam valuta asing biasanya diterbitkan dalam valuta asing

yang kuat seperti US Dollar, Yen Jepang, atau DM Jerman.

b. Sertifikat Deposito

Menurut Kasmir (2015:106), sertifikat deposito adalah deposito

yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, dan 12 bulan. Selanjutnya

Latumaerissa (2011:250) mendefinisikan sertifikat deposito sebagai

suatu bentuk simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank yang

dapat diperjualbelikan atau dapat dipindahtangankan kepada pihak

ketiga. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk

sertifikat. Artinya di dalam sertifikat deposito tidak tertulis nama

seseorang atau badan hukum tertentu.

c. Deposit on call

Ismail (2016:90) menjelaskan bahwa deposit on call merupakan

jenis deposito yang penarikannya harus dengan pemberitahuan

sebelumnya. Selanjutnya, Kasmir (2015:108) menjelaskan bahwa

deposit on call merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7

hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Bunga yang diberikan sesuai

dengan negosiasi antara bank dan nasabah, dan besarnya bunga tersebut

dihitung perbulan. Pembayaran bunganya dilakukan pada saat

penarikan.

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

23

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Deposito

a. Suku Bunga

Kasmir (2013:114) mendefinisikan bunga bank sebagai balas jasa

yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional

kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Selanjutnya

Ismail (2016:133) mendefinisikan bunga sebagai harga yang harus

dibayar oleh bank dan/atau nasabah sebagai balas jasa atas transaksi

antara bank dan nasabah.

Menurut Ismail (2016:134), penerapan bunga yang terdapat pada

bank konvensional dapat dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Bunga Simpanan

Bunga simpanan merupakan tingkat harga tertentu yang

dibayarkan oleh bank kepada nasabah atas simpanan yang

dilakukannya. Bunga simpanan ini diberikan oleh bank untuk

memberikan rangsangan kepada nasabah penyimpan dana agar

menempatkan dananya di bank. Beberapa bank memberikan

tambahan bunga kepada nasabah yang menempatkan dananya

dalam bentuk deposito sejumlah tertentu agar nasabah selalu

meningkatkan simpanan dananya.

2) Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman atau bunga kredit merupakan harga tertentu

yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank atas pinjaman yang

diperolehnya. Bagi bank, bunga pinjaman merupakan harga jual

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

24

yang dibebankan kepada nasabah yang membutuhkan dana. Bank

akan menjual dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan

harga beli untuk memperoleh keuntungan. Artinya, bunga kredit

lebih tinggi dibanding bunga simpanan.

Menurut Darmawi (2006:188), tingkat suku bunga merupakan

salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam berbagai

kegiatan perekonomian sebagai berikut:

1) Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan

investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat

pertumbuhan ekonomi.

2) Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan

keputusan pemilik modal

3) Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan pihak bank

dan lembaga keuangan lainnya

4) Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang yang

beredar.

Menurut Ismail (2016:82), bank dalam menarik minat nasabah

agar menempatkan dananya dalam jumlah besar ke dalam deposito

berjangka, memberikan bonus berupa tambahan bunga, Tambahan

bunga tersebut tidak tertera di dalam papan pengumuman bank dan

jumlahnya bervariasi. Tambahan bunga yang diberikan oleh bank untuk

deposito berjangka dengan jumlah tertentu disebut dengan Special

Rate. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi bunga deposito yang

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

25

ditawarkan, maka semakin besar pula minat nasabah untuk

menempatkan dananya ke dalam deposito berjangka.

b. Jangka Waktu

Menurut Ismail (2016:136), jangka waktu merupakan faktor yang

penting dalam menetapkan suku bunga. Semakin lama jangka waktu

yang diperjanjikan, maka semakin besar kemungkinan adanya fluktuasi

bunga dalam market rate, sehingga semakin lama jangka waktunya,

maka akan semakin besar tingkat bunganya. Lebih lanjut, Kasmir

(2013:116) menjelaskan bahwa semakin panjang jangka waktu

pinjaman, akan semakin tinggi bunganya. Demikian pula sebaliknya,

jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah.

Deposito berjangka adalah bentuk simpanan berjangka yang

penarikannya disesuaikan dengan jangka waktu tertentu. Jangka waktu

deposito ini bervariasi, mulai dari 1, 3, 6, 12, sampai 24 bulan.

Perbedaan jangka waktu tersebut di samping merupakan perbedaan

masa penyimpanan, juga bank biasanya memberikan balas jasa berupa

bunga dengan tingkat bunga yang berbeda (Ismail, 2016:80).

Dapat disimpulkan bahwa semakin lama jangka waktu yang

diperjanjikan, maka semakin besar pula minat nasabah untuk

menempatkan dananya ke dalam deposito berjangka karena bunga yang

diberikan juga akan semakin tinggi. Selain itu, semakin bervariasi

jangka waktu yang ditawarkan, maka semakin besar pula minat nasabah

untuk menempatkan dananya ke dalam deposito berjangka, karena

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

26

nasabah dapat memilih jangka waktu sesuai dengan rencana

investasinya.

c. Lokasi Kantor Bank

Menurut Wahjono (2013:126), lokasi bank adalah jejaring (net-

working) dimana produk dan jasa bank disediakan dan dapat

dimanfaatkan oleh nasabah. Penentuan lokasi bank merupakan

kebijakan yang harus diambil dengan hati-hati. Kantor bank harus

dibangun di tempat yang strategis, yang dekat dengan nasabah berada,

mudah pencapaiannya (aksesibilitas), dekat dengan penyedia tenaga

kerja, dan dekat dengan BI.

Selain itu, nasabah harus merasa nyaman dengan tata letak bank.

Mulai saat nasabah memasuki halaman bank, memarkir kendaraannya,

keteduhan halaman, keamanan halaman parkir, kemudahan pencapaian

kantor depan (front office) dimana nasabah dapat melakukan transaksi

perbankan, kenyamanan ruang dalam, tata letak teller, Customer

Service, dan rak-rak aplikasi, meja-meja untuk mengisi aplikasi, ruang

tunggu, tata penerangan ruangan, ketersediaan musik dan media televisi

di ruang tunggu layanan, sampai pada sistem antrian layanan.

Dapat disimpulkan bahwa lokasi bank yang strategis, dekat

dengan nasabah, mudah dicapai (aksesibilitas), dekat dengan penyedia

tenaga kerja, dekat dengan BI, nyaman, dan aman akan menarik minat

nasabah untuk datang mengunjungi kantor bank serta memanfaatkan

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

27

produk dan jasa yang ditawarkan oleh bank, misalnya pembukaan

rekening tabungan, giro, deposito, maupun jasa perbankan lainnya.

Menurut Sudirman (2013:80), lokasi kantor bank dapat

menentukan besar kecilnya peluang pelayanan bank pada masyarakat

sehingga dapat memengaruhi perkembangan bank. Lokasi kantor bank

yang ada di tengah-tengah kegiatan ekonomi yang berkembang dengan

baik atau sering disebut dengan lokasi kantor bank yang ekonomis, akan

memberi peluang bagi bank untuk berkembang dengan pesat atau

sebaliknya. Lokasi kantor bank yang ekonomis akan memudahkan

dalam membuat perencanaan laba bank. Menurut Kasmir (2015:27-28),

jenis-jenis kantor bank terdiri dari:

1) Kantor Pusat

Kantor pusat merupakan kantor yang semua kegiatan

perencanaan sampai pengawasan terdapat di kantor ini. Setiap bank

memiliki satu kantor pusat dan kantor pusat tidak melakukan

kegiatan operasional sebagaimana kantor bank lainnya tetapi

mengendalikan jalannya kebijakan kantor pusat terhadap cabang-

cabangnya. Dapat diartikan pula bahwa kegiatan kantor pusat hanya

melayani cabang-cabangnya saja dan tidak melayani jasa bank

kepada masyarakat umum.

2) Kantor Cabang Penuh

Kantor cabang penuh merupakan salah satu kantor cabang

yang memberikan jasa bank paling lengkap. Semua kegiatan

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

28

perbankan ada di kantor cabang penuh dan biasanya kantor cabang

penuh membawahi kantor cabang pembantu.

3) Kantor Cabang Pembantu

Kantor cabang pembantu merupakan kantor cabang yang

berada di bawah kantor cabang penuh dan kegiatan jasa bank yang

dilayani hanya sebagian dari kegiatan cabang penuh. Perubahan

status dari cabang pembantu ke cabang penuh dimungkinkan

apabila memang cabang tersebut sudah memenuhi kriteria sebagai

cabang penuh dari kantor pusat.

4) Kantor Kas

Kantor kas merupakan kantor bank yang paling kecil yang

kegiatannya hanya meliputi teller atau kasir saja. Kantor kas hanya

melakukan sebagian kecil dari kegiatan perbankan dan berada di

bawah cabang pembantu atau cabang penuh. Bahkan, sekarang ini

banyak kantor kas yang dilayani dengan mobil dan sering disebut

kas keliling.

d. Jaminan Keamanan Simpanan

Mamuaja (2015:39) mengemukakan bahwa kemauan masyarakat

untuk menyimpan sebagian atau seluruh uangnya di bank, semata-mata

dilandasi oleh prinsip kepercayaan bahwa uangnya akan aman dan tetap

akan dapat diperolehnya kembali pada waktu yang diinginkan atau

sesuai dengan yang diperjanjikan, dan disertai pemberian imbalan.

Rush kemungkinan akan terjadi terhadap dana yang disimpan apabila

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

29

kepercayaan nasabah penyimpan dana terhadap suatu bank telah

berkurang (Mamuaja, 2015:39).

Lahirnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menandai babak baru sistem

perbankan nasional. Menurut Rivai, dkk (2007:370), Lembaga

Penjamin Simpanan (LPS) merupakan lembaga pemerintah yang

berfungsi untuk menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif

dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan

kewenangannya.

Perlindungan bagi deposan atau penyimpan dana pada institusi

perbankan memiliki manfaat bagi berbagai pihak, baik bagi para

nasabah, bagi bank itu sendiri, dan juga bagi terciptanya stabilitas

perekonomian nasional. Bagi nasabah yang menyimpan dananya di

institusi perbankan, adanya program penjaminan melalui LPS akan

memberikan perlindungan bagi deposan dalam bentuk rasa aman,

sehingga terdapat kepastian akan nasib simpanannya yang ditanamkan

di institusi perbankan di Indonesia sepanjang simpanan tersebut

memenuhi kualifikasi (Sihombing, 2010:105).

Bagi institusi perbankan, program penjaminan akan menciptakan

stabilitas pendanaan, sehingga terhindar dari potensi kesulitan likuiditas

yang diakibatkan oleh penarikan dana secara besar-besaran. Bagi

pemerintah, adanya penjaminan akan menciptakan ketenangan dan

ketertiban (Sihombing, 2010:105).

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

30

e. Biaya Penalti

Menurut Ismail (2016:84), penalti merupakan denda yang

dibebankan kepada nasabah pemegang rekening deposito apabila

mencairkannya sebelum jatuh tempo. Penalti ini dibebankan karena

bank sudah mengestimasikan penggunaan dana tersebut, sehingga

pencairan deposito berjangka sebelum jatuh tempo dapat mengganggu

likuiditas bank. Atas dasar tersebut, maka bank perlu membebankan

penalti (denda) kepada setiap nasabah deposito berjangka yang menarik

depositonya sebelum jatuh tempo.

Menurut Ismail (2016:84-85), kebijakan mengenai penalti setiap

bank berbeda-beda. Perhitungan penalti yang dilakukan oleh bank

dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Penalti sebesar persentase tertentu dari bunga sebelum pajak.

2) Penalti sebesar persentase tertentu dari bunga setelah pajak.

3) Penalti sebesar persentase tertentu dari nominal deposito

berjangka.

4) Penalti sebesar nominal tertentu.

Dalam praktik bank, pada umumnya bank membebankan penalti

sebesar persentase tertentu dari nominal deposito berjangka dan/atau

sebesar nominal tertentu. Biaya penalti ini disampaikan oleh customer

service kepada pemilik deposito berjangka pada saat pembukaan

deposito, sehingga nasabah mendapat informasi tentang biaya yang

Page 17: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

31

harus ditanggung apabila mencairkan depositonya sebelum jatuh

tempo. Beberapa bank tertentu membebaskan biaya penalti kepada

nasabah prima bila mencairkan depositonya sebelum jatuh tempo. Bank

membebaskan penalti karena ingin menarik nasabah deposito berjangka

dalam jumlah besar (Ismail, 2016:87).

f. Jaminan Kredit

Latumaerissa (2011:251), mengemukakan bahwa bagi

masyarakat bank adalah tempat penyimpanan atau penitipan dana yang

aman dan menguntungkan, dan deposan dapat keuntungan lain selain

perolehan bunga, yaitu deposito tersebut dapat dijadikan jaminan kredit

atau di C3-kan (back to back). Ketidakmampuan nasabah dalam

melunasi kreditnya dapat ditutupi dengan suatu jaminan kredit, seperti

deposito berjangka.

Fungsi jaminan kredit adalah untuk melindungi bank dari

kerugian. Bank akan aman apabila nilai jaminan melebihi nilai kredit.

Bank dapat mempergunakan atau menjual jaminan kredit untuk

menutupi kredit apabila kredit yang diberikan yang macet. Jaminan

kredit juga akan melindungi bank dari nasabah yang nakal. Hal ini

disebabkan tidak sedikit nasabah yang mampu tetapi tidak mau

membayar kreditnya (Kasmir, 2012:89).

g. Toleransi Risiko (Risk Tolerance)

Menurut Wulandari dan Iramani (2014:58), risk tolerance atau

toleransi risiko adalah tingkat kemampuan yang dapat diterima dalam

Page 18: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

32

mengambil suatu risiko investasi. Menurut Tandelilin (2014:10) risiko

bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual (realized return)

yang berbeda dengan return harapan (expected return). Menurut Halim

(2003:38), bila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko

maka investor dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker)

Artinya investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan

investasi yang memberikan return yang sama dengan risiko yang

berbeda, maka ia akan lebih mengambil risiko yang lebih tinggi.

Biasanya investor jenis ini bersifat agresif dan spekulatif dalam

mengambil keputusan investasi karena mereka tahu bahwa

hubungan return dan risiko adalah positif.

2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutral)

Artinya investor yang akan meminta kenaikan return yang

sama untuk setiap kenaikan risiko. Jenis investor ini umumnya

cukup fleksibel dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil

keputusan investasi.

3) Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter)

Artinya investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan

investasi yang memberikan return yang sama dengan risiko yang

berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan

risiko yang lebih rendah.

Page 19: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

33

Menurut Tandelilin (2014:102), ada beberapa sumber risiko yang

bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber

tersebut antara lain, risiko suku bunga, risiko pasar, risiko inflasi, risiko

bisnis, risiko finansial, risiko likuiditas, risiko nilai tukar mata uang,

dan risiko negara. Perbedaan dalam memberikan toleransi risiko dapat

disebabkan antara lain, usia, status karir, sosial ekonomi, pendapatan,

kekayaan, dan jangka waktu prospek pendapatan. Dapat dikatakan

bahwa toleransi risiko mempunyai pengaruh terhadap pengambilan

keputusan investasi (Wulandari dan Iramani, 2014:58).

h. Keterkaitan antara Keputusan Deposito Berjangka dengan Suku Bunga

Deposito, Jangka Waktu, dan Lokasi Kantor

Menurut Darmawi (2006:188), tingkat suku bunga akan

mempengaruhi keputusan melakukan investasi, sedangkan menurut

Ismail (2016:82), bank dalam menarik minat nasabah deposito,

memberikan bonus berupa tambahan bunga sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi bunga deposito yang ditawarkan,

maka semakin besar pula minat nasabah untuk menempatkan dananya

ke dalam deposito berjangka.

Menurut Ismail (2016:80), jangka waktu deposito bervariasi

mulai dari 1, 3, 6, 12, sampai 24 bulan, sehingga dapat disimpulkan

bahwa semakin bervariasi jangka waktu yang ditawarkan, maka

semakin besar pula minat nasabah untuk menempatkan dananya ke

Page 20: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

34

dalam deposito berjangka, karena nasabah dapat memilih jangka waktu

sesuai dengan rencana investasinya.

Menurut Wahjono (2013:126-127), lokasi bank yang strategis,

dekat dengan nasabah, mudah dicapai (aksesibilitas), dekat dengan

penyedia tenaga kerja, dekat dengan BI, nyaman, dan aman akan

menarik minat nasabah untuk datang mengunjungi kantor bank serta

memanfaatkan produk dan jasa yang ditawarkan oleh bank, misalnya

pembukaan rekening deposito berjangka.

C. Kerangka Pikir

Menurut Darmawan (2013:15), kerangka pikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting untuk diteliti. Kerangka pikir

dapat digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan

penelitiannya. Kerangka pikir penelitian ini digambarkan seperti pada gambar

2.1.

Sumber: Dikembangkan untuk skripsi ini

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Suku Bunga Deposito

(X1)

Jangka Waktu (X2)

Lokasi Kantor (X3)

Keputusan Deposito

Berjangka (Y)

Page 21: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

35

Dilihat dari gambar 2.1, keputusan nasabah dalam melakukan deposito

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suku bunga deposito, jangka

waktu, dan lokasi kantor bank. Peluang nasabah dalam melakukan atau

membuka rekening deposito akan lebih besar apabila suku bunga deposito yang

ditawarkan tinggi (Ismail, 2016:82), jangka waktu yang ditawarkan bervariasi

(Ismail, 2016:80), dan lokasi kantor bank yang strategis, dekat dengan nasabah,

mudah dicapai/dijangkau, dekat dengan penyedia tenaga kerja, dekat dengan

BI, nyaman, serta aman (Wahjono, 2013:126-127).

D. Hipotesis

Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2009:136), hipotesis adalah

kesimpulan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya atau dapat

dikatakan proporsi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.

Lebih lanjut, Darmawan (2013:120) menjelaskan bahwa hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan latar

belakang dan kerangka pikir yang telah disusun, hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

1. Suku bunga deposito, jangka waktu, dan lokasi kantor secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap keputusan deposito berjangka pada BNI

46 Kantor Layanan Nasabah (KLN) Universitas Muhammadiyah Malang

2. Suku bunga deposito, jangka waktu, dan lokasi kantor secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap keputusan deposito berjangka pada BNI

46 Kantor Layanan Nasabah (KLN) Universitas Muhammadiyah Malang

Page 22: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/39767/3/BAB II.pdf · oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan, dan bunga dilakukan menggunakan kurs

36

3. Suku bunga deposito yang paling berpengaruh terhadap keputusan deposito

berjangka pada BNI 46 Kantor Layanan Nasabah (KLN) Universitas

Muhammadiyah Malang