bab ii teori dan kajian pustaka a. tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/bab ii.pdfinternal sudah...

24
7 BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian Widiasa dkk. (2015) tentang pengendalian intern persediaan barang dagang dengan objek UD Tirta Yasa melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi menunjukkan, bahwa lingkungan pengendalian internal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah ada pelatihan langsung ditempat kerja, dan gaya manajemen kekeluargaan. Tempat ini memasang CCTV untuk keamanan dan menghindari resiko dengan membatasi persediaan barang yang mudah kadaluarsa. Unsur informasi komunikasi serta aktivitas pengendalian internal dinilai kurang memadai karena dokumen yang digunakan masih kurang lengkap dan masih ada perangkapan jabatan, sedangkan pengawasan terhadap barang dagangan sudah dilakukan dengan baik. Efektifitas pengendalian barang dagang yang dilakukan oleh UD Tirta Yasa sudah efektif namun kurang memadai, karena masih mempuyai beberapa kekurangan. Naibaho (2013) pernah melakukan penelitian tentang pengendalian internal persediaan bahan baku dengan objek PT IKI Bitung melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasilnya, lingkungan pengendalian perusahaan cukup memadai karena peraturan dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan masih belum dipatuhi oleh seluruh karyawan. Pencegahan resiko

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

7

BAB II

TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian Widiasa dkk. (2015) tentang pengendalian intern persediaan

barang dagang dengan objek UD Tirta Yasa melalui wawancara, observasi,

dan studi dokumentasi menunjukkan, bahwa lingkungan pengendalian

internal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen

dalam berbisnis sudah baik, sudah ada pelatihan langsung ditempat kerja, dan

gaya manajemen kekeluargaan. Tempat ini memasang CCTV untuk

keamanan dan menghindari resiko dengan membatasi persediaan barang yang

mudah kadaluarsa. Unsur informasi komunikasi serta aktivitas pengendalian

internal dinilai kurang memadai karena dokumen yang digunakan masih

kurang lengkap dan masih ada perangkapan jabatan, sedangkan pengawasan

terhadap barang dagangan sudah dilakukan dengan baik. Efektifitas

pengendalian barang dagang yang dilakukan oleh UD Tirta Yasa sudah

efektif namun kurang memadai, karena masih mempuyai beberapa

kekurangan.

Naibaho (2013) pernah melakukan penelitian tentang pengendalian

internal persediaan bahan baku dengan objek PT IKI Bitung melalui

observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasilnya, lingkungan pengendalian

perusahaan cukup memadai karena peraturan dan kebijakan yang ditetapkan

perusahaan masih belum dipatuhi oleh seluruh karyawan. Pencegahan resiko

Page 2: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

8

dilakukan melalui pelatihan sebelum mempekerjakan tenaga kerja. Pada

pelaksanaan pengendaliannya, perusahaan telah menerapkan pemisahan

fungsi dengan baik. Setiap informasi yang diperlukan disampaikan kepada

pimpinan dan sudah terjalin komunikasi yang baik dalam mendiskusikan

masalah. Pemantauan dalam perusahaan dilaksanakan melalui evaluasi dan

penilaian serta koreksi yang diperlukan sebagai tindak lanjut hasil laporan

pemeriksaan. Pengelolaan persediaan bahan baku pada PT IKI sudah cukup

efektif karena masih terdapat permasalahan dalam pengawasan dari staf

gudang yang menjaga persediaan.

Penelitian yang dilakukan Amanda dkk. (2015) tentang efektivitas

pengendalian internal persediaan barang dagang pada Grand Hardware

Manado melalui Teknik wawancara dan kajian pustaka menunjukkan hasil

bahwa lingkungan pengendalian sudah cukup efektif karena beberapa

komponennya sudah dimiliki dan terdapat kekurangan seperti tidak memiliki

komite audit dan audit internal. Metode pengendalian manajemen yang

dilakukan sudah cukup mendukung terciptanya lingkungan yang baik.

Kebijakan serta prosedur kepegawaian terkait dengan perekrutan, pelatihan

dan penghargaan sudah diterapkan dengan baik. Manajemen telah mengenali

dan mempelajari resiko-resiko yang ada dan membentuk aktivitas

pengendalian yang diperlukan. Sistem informasi dan komunikasi yang

dilakukan sudah cukup baik dibuktikan dari penyusunan prosedur yang jelas.

Aktivitas pengendaliannya kurang memadai karena catatan akuntansi tidak

Page 3: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

9

bernomor urut. Pengawasan dinilai sudah cukup baik dengan mengevaluasi

penyimpangan yang ditemukan dan memperhatikan keluhan pelanggan.

Soegiono (2012) meneliti tentang pengendalian internal persediaan

barang dagangan dalam menunjang efektivitas pengelolaan pada Koperasi

Karyawan Sampoerna melalui wawancara dan dokumentasi dengan hasil

lingkungan pengendalian kurang berjalan efektif karena ada beberapa bagian

tugas yang dirangkap karyawan. Penilaian resiko terkait penerimaan dan

pengeluaran barang yaitu resiko internal dan eksternal. Adapun kebijakan dan

prosedur aktivitas pengendalian dilakukan dengan berusaha memotivasi dan

mendorong karyawan untuk beradaptasi dengan perubahan melalui pelatihan.

Sudah terdapat pemisahan tugas yang jelas sehingga pegawai mengetahui apa

tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian. Terdapat juga

pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan yang berfungsi untuk

mengurangi timbulnya kesalahan dan penggelapan aktiva. Selain itu terdapat

pembatasan akses setiap karyawan. Informasi dan komunikasi dalam

Koperasi Karyawan Sampoerna masih perlu banyak perbaikan. Kegiatan

pemantauan belum berjalan efektif karena sistem belum saling terhubung dan

stok yang hilang hampir setiap bulannya.

Page 4: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

10

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Pengendalian Internal

a. Definisi Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal menurut Mulyadi (2016:129)

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Romney & Steinbart (2016:226-227) pengendalian

internal adalah proses dan prosedur yang dijalankan untuk

menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian

dipenuhi. Tiga fungsi penting yang dijalankan pengendalian

internal yaitu:

1) Pengendalian Preventif

Pengendalian preventif adalah pengendalian yang mencegah

masalah sebelum timbul. Contoh: merekrut personil

berkualifikasi, memisahkan tugas pegawai dan mengendalikan

akses fisik atas aset dan informasi.

2) Pengendalian Detektif

Pengendalian detektif adalah pengendalian yang menemukan

masalah yang tidak terelakkan. Contoh: menduplikasi

pengecekan kalkulasi dan menyiapkan rekonsiliasi bank serta

neraca saldo bulanan.

Page 5: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

11

3) Pengendalian Korektif

Pengendalian korektif adalah pengendalian yang

mengidentifikasi dan memperbaiki masalah serta memperbaiki

dan memulihkanya dari kesalahan yang dihasilkan. Contoh:

pengumpulan ulang transaksi-transaksi untuk pemrosesan

selanjutnya.

b. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Hall (2007:181) sistem pengendalian internal terdiri

atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh

perusahaan untuk mencapai empat tujuan umum, yaitu:

1) Menjaga aktiva perusahaan. Adanya pengendalian intern yang

memadai maka akan menjaga kekayaan perusahaan secara fisik

maupun non fisik tidak rawan untuk dicuri, disalahgunakan atau

dihancurkan.

2) Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi

akuntansi pengendalian intern dirancang untuk memberikan

jaminan proses pengolahan data akuntansi yang akan

menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal. Karena

data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan

maka ketelitian dan keandalan data akuntansi merefleksikan

pertanggungjawan penggunaan kekayaan perusahaan.

3) Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan. Dengan

pengendalian intern dapat dicegah terjadinya dipublikasi usaha

Page 6: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

12

yang tidak perlu dan pengguna sumber daya perusahaan yang

tidak efisien.

4) Mengukur kesesuaian kebijakan serta prosedur yang ditetapkan

oleh pihak manajemen. Sistem pengendalian intern bertujuan

untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan

dipatuhi oleh karyawan perusahaan.

c. Unsur Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2016:130-135) unsur sistem pengendalian

internal adalah:

1) Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab

Fungsional secara Tegas

Di dalam perusahaan manufaktur harus dipisahkan fungsi-

fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Suatu

fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Dengan pemisahan

fungsi akuntansi dari fungsi-fungsi operasi dan fungsi

penyimpanan, catatan akuntansi yang diselenggarakan dapat

mencerminkan transaksi sesungguhnya.

2) Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan

Perlindungan yang Cukup terhadap Aset, Utang, Pendapatan dan

Beban

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar

otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk

Page 7: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

13

menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam

organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian

wewenang untuk otorisasi atas transaksi.

3) Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi

Setiap Unit Organisasi

Cara-cara yang ditempuh perusahaan dalam menciptakan

praktik yang sehat adalah:

a) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang

pemakaianya harus dipertanggungjawabkan oleh yang

berwenang.

b) Pemeriksaan mendadak.

c) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai

akhir oleh satu orang atau satu organisasi.

d) Perputaran jabatan.

e) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

f) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan

dengan catatanya.

4) Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya

Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem

pengendalian intern yang paling penting. Jika perusahaan

memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur

pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang

minimum.

Page 8: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

14

d. Komponen Pengendalian Internal COSO

Lima komponen pengendalian internal COSO (Romney &

Stainbart, 2015:231-253) adalah:

1) Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup

seluruh sikap manajemen dan karyawan mengenai pentinggnya

pengendalian. Manajemen harus menekankan pentingnya

pengendalian dan mendorong dipatuhinya kebijakan

pengendalian akan menciptakan lingkungan pengendalian yang

efektif. Lingkungan pengendalian yang lemah kemungkinan

besar diikuti dengan kelemahan dalam komponen pengendalian

internal yang lain.

Lingkungan pengendalian sebagai komponen

pengendalian yang pertama, meliputi faktor-faktor sebagai

berikut:

a) Filosophi Manajemen dan Gaya Operasi

Manajer harus mengambil tindakan aktif untuk menjadi

contoh berperilaku etis dengan bertindak sesuai dengan

kode etik personal. Manajer juga harus menekankan

pentingnya pengendalian internal.

b) Komitmen terhadap Integritas dan Nilai- Nilai Etika

Penting bagi manajemen untuk menciptakan budaya

organisasi yang menekankan pada integritas dan nilai-nilai

Page 9: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

15

etika. Perilaku etis dan tidak etis manajer dan karyawan

berdampak besar terhadap keseluruhan pengendalian

internal. Perilaku etis dan tidak etis ini akan menciptakan

suasana yang dapat mempengaruhi validitas proses

pelaporan keuangan.

c) Komitmen Terhadap Kompetensi

Perusahaan harus merekrut karyawan yang kompeten dan

dapat dipercaya guna mendorong kreativitas dan inisiatif

dalam menghadapi kondisi yang dinamis saat ini. Oleh

karena itu, penting bagi bagian personalia untuk mengisi

lowongan kerja dengan personil yang memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang harus

dikerjakan.

d) Komite Audit dan Dewan Direksi

Dewan direksi bertanggung jawab untuk memilih komite

audit yang beranggotakan orang-orang dari luar perusahaan.

Peran komite audit adalah memantau akuntansi perusahaan

serta praktik dan kebijakan pelaporan keuangan. Komite

audit juga berperan sebagai perantara antara auditor internal

dan auditor eksternal.

e) Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan menggambarkan pembagian

otoritas dan tanggung jawab dalam perusahaan dalam

Page 10: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

16

rangka mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi ini

harus disajikan secara ekplisit dalam bentuk grafis agar

jelas siapa bertanggung jawab atas apa.

f) Penetapan Otoritas dan Tanggung Jawab

Otoritas adalah hak yang dimiliki karena posisi formal

seseorang untuk memberi perintah kepada bawahan.

Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk

menjalankan tugas tertentu dan untuk diminta

pertanggungjawabanya atas hasil yang dicapai.

g) Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia

Kegiatan sumber daya manusia meliputi perekrutan

karyawan baru, orientasi karyawan baru, pelatihan

karyawan, motivasi karyawan, evaluasi karyawan, promosi

karyawan, kompensasi karyawan, konseling karyawan,

perlindungan karyawan dan pemberhentian karyawan.

2) Aktivitas Pengendalian

Ativitas pengendalian yang terkait dengan pelaporan

keuangan antara lain meliputi:

a) Desain Dokumen yang Baik dan Bernomor Urut Cetak

Desain dokumen yang baik adalah desain dokumen yang

sederhana sehingga meminimalkan kemungkinan kesalahan

mengisi. Dokumen juga harus memuat tempat untuk tanda

tangan bagi mereka yang berwenang untuk mengotorisasi

Page 11: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

17

transaksi. Dokumen juga perlu bernomor urut tercetak

sebagai wujud pertanggungjawaban penggunaan dokumen.

b) Pemisahan Tugas

Terdapat tiga pekerjaan yang harus dipisahkan agar

karyawan tidak memiliki peluang untuk mencuri harta

perusahaan dan memalsukan catatan akuntansi. Ketiga

pekerjaan tersebut diantaranya fungsi penyimpanan harta,

fungsi pencatat dan fungsi otorisasi transaksi bisnis.

c) Otorisasi yang Memadai atas setiap Transaksi Bisnis

Otorisasi adalah pemberian wewenang dari manajer kepada

bawahanya untuk melakukan aktivitas atau untuk

mengambil keputusan tertentu.

d) Mengamankan Harta dan Catatan Perusahaan

Harta perusahaan meliputi kas, persediaan, peralatan dan

bahkan data dan informasi perusahaan. Bentuk pengamanan

tersebut seperti menciptakan pengawasan yang memadai.

Menciptakan adanya Pengecekan Independen atas

Pekerjaan Karyawan lain. Pengecekan independen ini

meliput membandingkan catatan dengan aktual fisik.

3) Penaksiran Risiko

Organisasi harus menyadari dan waspada terhadap

berbagai resiko yang dihadapinya. Organisasi harus pula

Page 12: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

18

menetapkan mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis

dan mengelola resiko-resiko terkait.

4) Informasi dan Komunikasi

Informasi harus diidentifikasi, diproses dan

dikomunikasikan ke personil yang tepat sehingga setiap orang

dalam perusahaan dapat melaksanakan tanggung jawab mereka

dengan baik.

5) Pengawasan Kinerja

Kegiatan dalam pegawasan kinerja diantaraya, supervisi

yang efektif, akuntansi pertanggungjawaban dan pengauditan

internal.

e. Pihak yang Bertanggung Jawab atas Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2014:181-183) menyatakan bahwa pihak-

pihak yang bertanggung jawab terhadap pengendalian internal yaitu

sebagai berikut:

1) Manajemen

Manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan

dan menyelenggarakan secara efektif pengendalian internal

organisasinya.

2) Dewan komisaris dan komite audit

Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah

manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam

mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian internal.

Page 13: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

19

3) Auditor intern

Bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi

memadai atau tidaknya pengendalian internal entitas dan

membuat rekomendasi peningkatannya.

4) Personel lain entitas

Peran dan tanggung jawab semua personel lain yang

menyediakan informasi atau menggunakan informasi yang

dihasilkan oleh pengendalian internal harus ditetapkan dan

dikomunikasikan dengan baik.

5) Auditor independen

Sebagai bagian dari prosedur auditnya terhadap laporan

keuangan, auditor dapat menemukan kelemahan pengendalian

internal kliennya, sehingga dapat mengkomunikasikan temuan

auditnya tersebut kepada manajemen, komite audit atau dewan

komisaris.

6) Pihak luar lain

Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian

internal entitas adalah badan pengatur, seperti Bank Indonesia

dan Bapepam.

f. Keterbatasan Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2014:181), terdapat 5 keterbatasan atas

pengendalian internal yaitu sebagai berikut:

Page 14: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

20

1) Kesalahan dalam pertimbangan

Manajemen dan personel lain sering kali salah paham dalam

mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil dalam

melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi,

keterbatasan waktu atau tekanan lain.

2) Gangguan

Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat

terjadi karena personel keliru memahami perintah atau membuat

kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian atau

kelelahan.

3) Kolusi

Tindakan bersama dalam individu untuk tujuan kejahatan

tersebut disebut sebagai kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan

bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk

melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya

ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh sistem

pengendalian internal yang dirancang.

4) Pengabaian oleh manajemen

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang

telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan

pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan

atau kepatuhan semu.

Page 15: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

21

5) Biaya lawan manfaat

Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan struktur

pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang

diharapkan dari pengendalian internal tersebut, karena

pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya

tidak mungkin dilakukan.Manajemen harus memperkirakan dan

mempertimbangkan secara kantitatif dan kualitatif dalam

mengevaluasi biaya dan manfaat suatu struktur pengendalian

internal.

2. Persediaan

a. Definisi Persediaan

Menurut Mulyadi (2014:99) yang dimaksud dengan persediaan

adalah barang-barang yang dibeli perusahaan dengan maksud untuk

dijual lagi (barang dagangan), atau masih dalam proses produksi

yang akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi kemudian dijual

(barang dalam proses) atau akan dipergunakan dalam proses

produksi barang jadi yang kemudian dijual (bahan baku/ pembantu).

Syam (2014:213), persediaan adalah barang-barang yang

dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual, bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi dan bahan baku yang sedang

diproduksi.

Page 16: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

22

b. Jenis-Jenis Persediaan

Menurut Halim (1997:22-23) dalam perusahaan manufaktur

terdapat tiga jenis persediaan, ketiga jenis persediaan itu adalah:

1) Persediaan Bahan Baku (bahan mentah)

Persediaan bahan baku merupakan bahan baku yang belum

diusahakan untuk diproses di dalam produksi. Bahan baku yang

diperoleh dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari

pembelian lokal, impor atau dari pengolahan sendiri. Bahan

baku ini biasanya masih tersimpan dalam gudang bahan baku.

2) Persediaan Barang (produk) Dalam Proses

Persediaan barang dalam proses merupakan bahan (material)

yang belum selesai diproses produksi. Elemen dari barang dalam

proses ini tediri atas: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead. Persediaan ini juga dapat dirinci

kedalam persediaan barang dalam dalam proses bahan baku,

persediaan barang dalam dalam proses tenaga kerja langsung

dan persediaan barang dalam proses biaya overhead. Barang

dalam proses ini biasanya terletak atau tersimpan pada gudang

pabrik.

3) Persediaan Barang (produk) Jadi/Selesai

Persediaan barang jadi merupakan material atau barang yang

sudah selesai diproduksi dan telah siap untuk dijual atau dikirim

Page 17: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

23

kepada langganan atau pemesan. Barang jadi ini biasanya

disimpan di gudang barang jadi.

Disamping ketiga jenis persediaan tersebut, persediaaan dalam

perusahaan manufaktur (pabrik) mungkin pula terdapat persediaaan

produk sampingan, persediaan produk cacat, atau sisa-sisa dari

akibat proses produksi. Hal ini perlu diperhatikan terutama pada

perusahaan-perusahaan (pabrik) yang banyak scrap atau produk

cacatnya. Persediaan ini dibentuk adalah dengan maksud untuk

pengawasan dan pengendalian.

c. Sistem Pencatatan Persediaan

Menurut Kieso dkk. (2008:404-405) terdapat dua jenis sistem

pencatatan persediaan yang digunakan perusahaan agar pencatatan

persediaan tetap akurat, yaitu:

1) Sistem Perpetual

Sistem persediaan perpetual secara terus-menerus melacak

perubahan akun persediaan. semua akun pembelian dan

penjualan dicatat langsung ke akun persediaan pada saat terjadi.

Sistem perpetual menyediakan catatan yang berkelanjutan

tentang saldo baik dalam akun persediaan maupun Harga Pokok

Penjualan.

2) Sistem Periodik

Menurut sistem periodik, kuantitas persediaan ditangan

ditentukan secara periodik. Akun persediaan tetap sama dan

Page 18: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

24

yang didebet adalah akun pembelian. Harga Pokok Penjualan

ditentukan pada akhir periode dengan mengurangi persediaan

akhir dari harga barang yang tersedia untuk dijual. Persediaan

akhir ditentukan melalui perhitungan fisik yang dilakukan sekali

setahun pada akhir tahun.

d. Metode Arus Biaya dalam Memperhitungkan Persediaan

Beberapa asumsi arus biaya yang digunakan dalam

memperhitungkan persediaan menurut Kieso dkk. (2008:417-420)

adalah:

1) Identifikasi Khusus

Metode ini digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap

barang yang dijual dan setiap barang dalam pos persediaan.

biaya barang-barang yang telah terjual dimasukkan dalam harga

pokok penjualan, sementara biaya barang-barang khusus yang

masih berada ditangan dimasukkan pada persediaan. dengan

kata lain, metode ini menandingkan arus biaya dengan arus fisik

barang.

2) Biaya rata-rata

Metode biaya rata-rata menghitung harga pos-pos yang terdapat

dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama

yang tersedia selama suatu periode.

3) First-In, First-Out (FIFO)

Page 19: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

25

Metode ini mengasumsikan bahwa barang-barang yang

digunakan sesuai dengan urutan pembeliannya. Dengan kata

lain, barang yang pertama dibeli adalah barang yang pertama

digunakan (dalam perusahaan manufaktur) atau dijual (dalam

perusahaan dagang).

4) Last-In, First-Out (LIFO)

Metode ini menandingkan biaya dari barang-barang yang paling

akhir dibeli terhadap pendapatan. Jika yang digunakan adalah

persediaan periodik, maka diasumsikan bahwa biaya dari total

kuantitas yang terjual atau dikeluarkan selama suatu bulan

berasal dari pembelian paling akhir.

e. Prosedur Aktivitas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku

Mulyadi (2016:464) menyatakan bahwa terdapat beberapa

prosedur dan sistem akuntansi yang berkaitan dengan persediaan

bahan baku, yaitu: prosedur pembelian, prosedur retur pembelian,

prosedur pemakaian barang gudang, prosedur pengembalian barang

gudang, dan prosedur perhitungan fisik persediaan.

1. Prosedur Pembelian Persediaan

Permintaan pembelian dapat diajukan pegawai gudang pada saat

persediaan mencapai tingkat minimum. Menurut Mulyadi

(2008) sistem pembelian digunakan dalam perusahaan untuk

pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.

Page 20: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

26

a) Fungsi dan bagian yang terkait

Fungsi dan bagian yang terkait dalam prosedur pembelian

adalah: (1) Bagian gudang; (2) Bagian pembelian; (3)

Bagian penerimaan, (4) Bagian akuntansi.

b) Dokumen yang diperlukan dalam prosedur pembelian

Dokumen yang digunakan dalam prosedur pembelian

adalah: (1) Surat Permintaan Pembelian; (2) Surat Order

Pembelian; (3) Laporan PermintaanBarang; (4) Bukti Kas

Keluar; (5) Kartu Persediaan, (6) Kartu Gudang.

2) Prosedur Retur Pembelian

Setelah melakukan pembelian maka terjadi penerimaan barang,

dimana barang yang diterima harus diperiksa kuantitas dan

kualitasnya. Prosedur retur pembelian barang berhubungan

dengan pengembalian persediaan yang telah dibeli kepada

pemasok. Transaksi retur pembelian ini akanmempengaruhi

persediaan yang bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas

persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh

bagian gudang dan mengurangi kuantitas dan harga pokok

persediaan yang dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam

kartu persediaan yang bersangkutan.

Page 21: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

27

a) Fungsi dan bagian yang terkait

Fungsi dan bagian yang terkait dalam prosedur retur

pembelian adalah: (1) Bagian Gudang; (2) Bagian

pembalian; (3) Bagian akuntansi.

b) Dokumen yang diperlukan dalam prosedur retur pembelian

Dokumen yang digunakan dalam prosedur retur pembelian

adalah: (1) Laporan Pengiriman Barang; (2) Kartu Gudang;

(3) Kartu Persediaan.

3) Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

Pengeluaran barang digudang berhubungan dengan permintaan

dan pengeluaran barang gudang yang membentuk sistem

akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga

pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis

pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan

produksi.

a) Fungsi dan bagian yang terkait

Fungsi dan bagian yang terkait dalam prosedur permintaan

dan pengeluaran Barang gudang adalah: (1) Bagian

Gudang, (2) Bagian Produksi; (3) Bagian Akuntansi.

b) Dokumen yang diperlukan dalam prosedur permintaan dan

pengeluaran Barang Gudang

Dokumen yang digunakan dalam prosedur permintaan

dan pengeluaranBarang gudang adalah: (1) Bukti

Page 22: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

28

Permintaan dan Pengeluaran Barang, (2) Kartu Persediaan;

(3) Kartu Gudang.

4) Prosedur Pengembalian Barang Gudang

Prosedur pengembalian ke gudang berhubungan dengan adanya

pengmbalian barang kegudang yang biasanya terjadi karena

adanya sisa bahan baku dan bahan penolong yang tidak dipakai

dalam proses produksi. Transaksi pengembalian barang gudang

mengurangi biaya dan menambah jumlahpersediaan barang

digudang.

a) Fungsi dan bagian yang terkait

Fungsi dan bagian yang terkait dalam prosedur

Pengembalian Barang Gudang: (1) Bagian Gudang; (2)

Bagian Produksi; (3) Bagian Akuntansi.

b) Dokumen yang diperlukan dalam prosedur permintaan dan

pengeluaran Barang Gudang

Dokumen yang digunakan dalam prosedur permintaan dan

pengeluaran Barang gudang: (1) Bukti Pengembalian

Barang Gudang; (2) Kartu Gudang;(3) Kartu Persediaan.

5) Perhitungan Fisik Persediaan

Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh

perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang

disimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta

pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan

Page 23: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

29

fungsi penyimpanan, dan pertanggungjawaban bagian kartu

persediaan mengenai keandalan catatan persediaan yang

diselenggarakannya, serta untuk melakukan penyesuaian

terhadap catatanpersediaan di bagian kartu sediaan.

a) Fungsi dan bagian yang terkait

Fungsi dan bagian yang terkait dalam prosedur perhitungan

fisik persediaan adalah: (1) Panitia perhitungan fisik

persediaan; (2) Bagian Akuntansi; (3) Bagian Gudang.

b) Dokumen yang diperlukan dalam prosedur perhitungan fisik

Dokumen yang diperlukan dalam prosedur perhitungan fisik

persediaan adalah: (1) Kartu penghitungan fisik; (2) Daftar

Hasil Perhitungan fisik; (3) Bukti Memorial; (4) Kartu

Persediaan; (5) Kartu Gudang.

c) Efektivitas

Ulum (2013:184), efektivitas merupakan hubungan antara keluaran

dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional

dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran

akhir kebijakan (spending wesely).

Menurut Willson & Campbell (1997:430) pengelolaan persediaan

dikatakan efektif jika memenuhi faktor berikut:

a. Penetapan tanggungjawab dan kewenangan yang jelas terhadap

persediaan.

Page 24: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan …eprints.umm.ac.id/38494/3/BAB II.pdfinternal sudah cukup memadai karena etika yang diterapkan manajemen dalam berbisnis sudah baik, sudah

30

b. Sasaran dan kebijaksanaan yang dirumuskan dengan baik.

c. Fasilitas penggudangan dan penanganan yang memuaskan.

d. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak.

e. Standarisasi dan simplifikasi persediaan.

f. Catatan dan laporan yang cukup.

g. Tenaga kerja yang memuaskan.