bab ii temuan penelitian dan pembahasan · ekspresi secara langsung dari bsu. peminjaman langsung...

25
34 BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu temuan penelitian dan pembahasan. Pada temuan penelitian menyajikan data berbagai teknik penerjemahan yang terdapat dalam terjemahan buku Risa@lah Ila@ Syaba@ bil-Ummah. Data teknik penerjemahan terkumpul melalui proses identifikasi pada bagian data penelitian disajikan data temuan penelitian tentang teknik penerjemahan yang diterapkan dalam satuan bahasa berupa kata, frasa, klausa atau kalimat dalam terjemahan buku Risa@lah Ila@ Syaba@ bil-Ummah. Dari hasil temuan data teknik penerjemahan ini menjadi bahan untuk menganalisis metode dan ideologi yang dipakai penerjemah. Kemudian pada bagian pembahasan dipaparkan tentang teknik terjemahan kemudian metode dan ideologi yang dipakai penerjemah. A. Temuan Penelitian Setelah membaca dan membandingkan kedua buku RSU dan buku MPPZ dilakukan beberapa kali proses analisis akhirnya diambil 150 sampel data. Pengambilan dilakukan pada satuan bahasa berupa kalimat agar konteks penerapan teknik penerjemahan dapat diamati. Data di atas merupakan pasangan kalimat pada BSu dan BSa yang memuat teknik penerjemahan pada tataran kata, frasa, klausa atau kalimat. Dari hasil penelusuran diperoleh penggunaan 17 teknik penerjemahan. Penerjemah tidak hanya menerapkan satu teknik saja, beberapa teknik diterapkan untuk satu masalah penerjemahan. Oleh karena itu, jumlah teknik yang

Upload: vuongdang

Post on 27-Aug-2019

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

34

BAB II

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu temuan penelitian dan pembahasan.

Pada temuan penelitian menyajikan data berbagai teknik penerjemahan yang

terdapat dalam terjemahan buku Risa@@lah Ila@ Syaba@bil-Ummah. Data teknik

penerjemahan terkumpul melalui proses identifikasi pada bagian data penelitian

disajikan data temuan penelitian tentang teknik penerjemahan yang diterapkan

dalam satuan bahasa berupa kata, frasa, klausa atau kalimat dalam terjemahan

buku Risa@@lah Ila@ Syaba@bil-Ummah. Dari hasil temuan data teknik penerjemahan

ini menjadi bahan untuk menganalisis metode dan ideologi yang dipakai

penerjemah. Kemudian pada bagian pembahasan dipaparkan tentang teknik

terjemahan kemudian metode dan ideologi yang dipakai penerjemah.

A. Temuan Penelitian

Setelah membaca dan membandingkan kedua buku RSU dan buku MPPZ

dilakukan beberapa kali proses analisis akhirnya diambil 150 sampel data.

Pengambilan dilakukan pada satuan bahasa berupa kalimat agar konteks

penerapan teknik penerjemahan dapat diamati. Data di atas merupakan pasangan

kalimat pada BSu dan BSa yang memuat teknik penerjemahan pada tataran kata,

frasa, klausa atau kalimat.

Dari hasil penelusuran diperoleh penggunaan 17 teknik penerjemahan.

Penerjemah tidak hanya menerapkan satu teknik saja, beberapa teknik diterapkan

untuk satu masalah penerjemahan. Oleh karena itu, jumlah teknik yang

Page 2: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

35

diidentifikasi berjumlah 356 teknik penerjemahan pada satuan bahasa tertentu,

seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2

Teknik Penerjemahan dan Frekuensi Penggunaannya

No. Teknik Jumlah Presentase

1 Penambahan 76 21.3%

2 Inversi 49 13.8%

3 Penghilangan 42 11.8%

4 Peminjaman Murni 33 9.3%

5 Modulasi 28 7.9%

6 Kompensasi 22 6.2%

7 Peminjaman Alamiah 21 5.9%

8 Transposisi 18 5.1%

9 Kalke 18 5.1%

10 Adaptasi 15 4.2%

11 Amplifikasi 13 3.7%

12 Penerjemahan Harfiah 11 3.1%

13 Kreasi Diskursif 6 1.7%

14 Kesepadanan Lazim 1 0.3%

15 Partikularisasi 1 0.3%

16 Generalisasi 1 0.3%

17 Deskripsi 1 0.3%

356 100%

Jumlah Data 150

B. Pembahasan

1. Teknik

a. Teknik Penambahan (Addition)

Molina dan Albir (2002: 510) menyebutkan bahwa penambahan

(addition) termasuk teknik amplifikasi. Sedangkan Nida (1964) Teknik

teknik addition digunakan untuk 1) menyesuaikan bentuk pesan sesuai

dengan bentuk bahasa sasaran, 2) untuk menampilkan struktur semantik yang

sepadan, 3) untuk menghasilkan kesepadanan stilistik yang pas, 4) untuk

menghasilkan efek komunikatif yang sepadan. Teknik penambahan ini

Page 3: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

36

sebenarnya sama dengan konsep penambahan (addition) yang diajukan oleh

Delisle (1954).

Molina dan Albir (2002: 511) memberikan contoh sebagai berikut:

/ syahru rama @dhan diterjemahkan Ramadan, the Muslim month of

fasting. Dari contoh tersebut, terdapat penambahan kata Muslim dan fasting.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik

penambahan (addition) di sini adalah penambahan informasi dari penerjemah

yang tidak terdapat dalam TSu (baik tersirat maupun tersurat) yang dilakukan

untuk memperkaya informasi dan juga penambahan penjelasan bagi pembaca.

Berdasarkan pemahaman ini, diperoleh 76 (21.3%) data yang

menggunakan teknik penambahan. Teknik ini cenderung memberikan

informasi tambahan pada bahasa sasaran (terjemahan). Untuk lebih jelas bisa

dilihat pada salah satu data berikut.

Tabel 3

Contoh Penerapan Teknik Penambahan

No. Data BSu BSa

02

Ana asyku@ anna ibni@ syadi@dul-iltiza@mi bita’a@li@mi’d-di@n.

Saya mengadukan

anak saya yang

sangat rajin dan

komitmen terhadap

perintah agama.

Pada tabel 3 di atas data no. 02, penerjemah menambahkan kata rajin dalam

BSa yang mana kata tersebut tidak terdapat pada teks sumber (TSu). Tujuan

penerjemah menambahkan kata rajin dalam kalimat di atas untuk menekankan

dan menjelaskan kepada pembaca. Dengan ini, tujuan penerjemah di samping

Page 4: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

37

terdapat kata komitmen pada BSa juga menambahkan kata rajin untuk

menegaskan begitu tinggi dalam menjalankan perintah dan mempelajari agama.

Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat pada lampiran.

b. Teknik Inversi (Inversion)

Menurut Vinay dan Darlbenet (1958) teknik inversi dipakai penerjemah

dengan cara memindahkan kata atau frase ke bagian lain dalam kalimat

terjemahan agar hasil terjemahan tersebut terasa lebih alami dalam bahasa sasaran.

Vinay dan Darlbenet memberikan contoh sebagai berikut: Pack separately […]

for convenient inspection diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis Pour faciliterla

visite de la douane mettre à part […]. Pada contoh di atas terjadi inversi pada

Pack separately yang terletak pada awal kalimat dipindah ke akhir kalimat.

Dari 150 data yang memuat 356 teknik penerjemahan, ditemukan 49

(13.8%) data yang menerapkan teknik inversi. Untuk lebih jelas, bisa dilihat

pada salah satu data berikut.

Tabel 4

Contoh Penerapan Teknik Inversi

No. Data BSu BSa

16

Wa hali’s-shaghi@ru fi’lan huwa’s-saghi@ru fil-‘umr?

Apakah anak kecil itu

adalah yang usianya

masih belia?

Pada tabel 4 data no. 16, terjadi pemindahan yaitu pada / al-‘umr

yang awalnya terletak pada akhir kalimat dipindahkan sebelum /

huwa’s-saghi@ru . terjemahkan dalam BSa (Bahasa Indonesia) menjadi ‚adalah

yang usianya masih belia?”.

Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat lebih lanjut pada

lampiran.

Page 5: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

38

c. Teknik Penghilangan (Deletion atau Omission)

Penghilangan di sini adalah tidak diterjemahkannya sebagian atau seluruh

teks sumber yang pesannya tidak tersirat pada unit terjemahan lainnya pada BSa.

Teknik ini sebenarnya sesuai dengan teknik omission yang diperkenalkan Delisle

(dalam Molina & Albir, 2002: 505). Teknik penghilangan (ommision) ini berbeda

atau tidak termasuk sebagai teknik reduksi yang diredefinisi Molina dan Albir

(2002: 10-11). Sedangkan menurut Vázquez Ayora (1977) teknik penghilangan

(ommision) adalah hal ini untuk menghilangkan redudansi atau kelebihan kata

dan pengulangan yang merupakan karakteristik dari teks sumber. Mereka

menyebutkan bahwa reduksi terkait dengan mengimplisitkan pesan BSu pada

BSa. Sementara penghilangan (omission) adalah pelenyapan pesan dalam BSa.

Contoh dari Vázquez Ayora (1977) untuk teknik pengilangan sebagai

berikut. La Comision ada actuó diterjemahkan menjadi “Comision dejo de Actuar

”. Teknik ini dipakai untuk menerjemahkan panitia telah gagal untuk bertindak

menghilangkan kata kerja untuk gagal dan menghindari over- translation.

Berdasarkan prinsip tersebut, ditemukan 42 (11.8%) data yang

diterjemahkan dengan menerapkan teknik penghilangan (ommision). Salah satu

contoh penerapan teknik penghilangan sebagai berikut:

Tabel 5

Contoh Penerapan Teknik Penghilangan

No. Data BSu BSa

13

Wa achaduhum ka@nat musykilatuhu annahu yuri@du an yasytari@ tili@fu@n machmu@l wa abu@hu yarfudhu dzalik.

Ingin membeli telepon

genggam, namun orang

tuanya tidak merestui.

Page 6: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

39

Pada tabel 5 data no. 13, terjadi penghilangan klausa

/ Wa achaduhum ka@nat musykilatuhu annahu (dan salah satu diantara problem

mereka) pada BSa, padahal pada BSu / Wa achaduhum

ka@nat musykilatuhu annahu (dan salah satu diantara problem mereka) masih ada

tetapi ketika diterjemahkan ke BSa, klausa tersebut dihilangkan. Penghilangan ini

terjadi karena pada kalimat sebelumnya sudah dijelaskan tentang Problematika

Pemuda ( / Musykilatu‟s-syaba@b ) sehingga oleh penerjemah, klausa

tersebut dihilangkan karena sudah dijelaskan pada nama babnya yaitu

Problematika Para Pemuda ( / Musykilatu‟s-syaba@b).

Penghilangan dalam bahasa Arab juga dikenal dengan istilah Al-Hadfu,

menurut Al-Khulli (1982) adalah pelepasan sebagai penghilangan bunyi, morfem,

kata atau klausa, sesuai sistem bahasa yang bersangkutan. Al-khulli menyebutkan

bahwa elipsi berguna untuk penghematan dalam kalimat.

Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat lebih lanjut pada

lampiran.

d. Teknik Peminjaman Murni (Pure Borrowing)

Teknik peminjaman murni adalah teknik mengambil sebuah kata atau

ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman

murni, sedangkan peminjaman yang menggunakan sistem fonetik dan morfologis

BSa adalah teknik seperti peminjaman ternaturalisasi (peminjaman alamiah).

Newmark mendefinisikan naturalisasi tidak sama dengan Nida. Untuk Nida,

itu berasal dari mentransfer dan terdiri dari mengadaptasi kata bahasa sumber ke

fonetik dan norma morfologi dari bahasa sasaran, contohnya, kata Jerman

Page 7: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

40

Performanz diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “performance”

(Molina dan Albir, 2002, 505).

Teknik peminjaman murni ini merupakan teknik penerjemahan yang

langsung menggunakan bahasa sumber atau bahasa asing lainnya dalam teks

sasaran. Dari 356 teknik penerjemahan yang diidentifikasi, diperoleh 33

(9.3%) di antaranya merupakan teknik peminjaman murni. Salah satu contoh

data teknik peminjaman murni sebagai berikut.

Tabel 6

Contoh Penerapan Teknik Peminjaman Murni

No. Data BSu BSa

07

Wa kam minal-a@bna'@i chawat ‘uqu@lahumu’s-sya@bata chikmatun mas-tatha@’a a@ba@'uhum an yachshulu@ha@ ‘ala@ mada@ril-a’wa@m.

Tetapi sebaliknya, tak

sedikit anak-anak yang

–meskipun masih

muda- mendapatkan

“hikmah” yang tak

kunjung didapatkan

oleh orang tuanya

selama bertahun-tahun.

Pada tabel 6 data no. 7, penerjemah memilih menggunakan teknik

penerjemahan murni pada kata / chikmah dalam BSu, kemudian hikmah

pada BSa dipinjam dari BSu. Kata / chikmah memiliki arti kebijaksanaan

(Munawir: 2008, 287) kemudian dipinjam ke dalam bahasa Indonesia dengan

memiliki arti (1) kebijaksanaan (dari Allah); (2) kesaktian; (3) arti atau makna

yang dl ; manfaat. Dari arti di atas, memiliki kesamaan sehingga peminjaman ini

murni, murni dari segi kata dan secara arti. Penerapan teknik ini dapat dilihat lebih

lanjut pada lampiran.

Page 8: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

41

e. Teknik Modulasi (Modulation)

Modulasi merupakan teknik yang mengganti sudut pandang atau fokus

terjemahan dari TSu. Modulasi ini dapat dilakukan dalam bentuk struktural

maupun leksikal (Hoed, 2006; Molina & Albir, 2002; Newmark, 1988).

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh: penerjemahan /

satashi @ru aban diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi You are going to

have a child. Dari contoh di atas, arti dari / satashi @ru aban adalah ‚kamu

akan menjadi ayah‛ kemudian diterjemahkan dengan teknik modulasi menjadi

You are going to have a child artinya “kamu akan memiliki seorang anak”. Dari

terjemahan di atas dapat dipahami bahwa dari seorang ayah akan memiliki

seorang ayah sehingga terjemahkan “kamu akan memiliki seorang anak”

merupakan modulasi.

Dari 17 teknik penerjemahan yang terdapat dalam 150 data, 28 (7.9%) data

menerapkan teknik modulasi. Berikut salah satu contoh data yang menggunakan

teknik modulasi.

Tabel 7

Contoh Penerapan Teknik Modulasi

No. Data BSu BSa

150

Sir ‘ala@ barakati’l-La@hi wa ‘ainuka ‘alal-jannah.

Berjalanlah atas restu

dan keridhaan Allah

dan jadikanlah surga

sebagai cita-citamu

tertinggi.

Pada tabel 7 data no. 150, terjadi teknik modulasi pada frasa nomina /

‘ainaka menjadi sebagai “cita-citamu tertinggi”, penerjemah menggunakan

teknik ini untuk mengubah sudut pandang yang sebelumnya pengelihatan dengan

Page 9: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

42

mata menjadi sebuah cita-cita tertinggi. Perubahan sudut pandang ini untuk

menekankan bahwa ini merupakan keinginan yang kuat sehingga dari sebuah

pengelihatan dari mata menjadi sebuah cita-cita.

Penerapan teknik ini dapat dilihat lebih lanjut pada lampiran.

f. Kompensasi (Compensation)

Merupakan teknik memperkenalkan elemen informasi (penggunaan bahasa

dan gaya bahasa di dalam karya sastra) lain pada tempat lain pada TSa karena

tidak ditempatkan pada posisi yang sama seperti dalam TSu (Molina & Albir,

2002; Newmark, 1988).

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh: penerjemahan I was

seeking thee, Flathead dalam bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa

Prancis menjadi En vérité, c‟est bien toi que je cherche, O Tête-Plate.

Dari 356 teknik penerjemahan yang diidentifikasi, diperoleh 22 (6.2%) di

antaranya merupakan teknik kompensasi. Salah satu contoh data teknik

kompensasi sebagai berikut.

Tabel 8

Contoh Penerapan Teknik Kompensasi

No. Data BSu BSa

34

Innahu’t-thiflu a’l-ladzi@ ka@na fil-‘a@syirati min ‘umrih!!

Ia adalah seorang anak

kecil yang baru berusia

sepuluh tahun.

Pada tabel 8 data no. 34, penerjemah menggunakan teknik kompensasi

dalam menerjemahkan klausa / ka@na fil-‘a@syirati min

‘umrih diterjemahkan dalam BSa menjadi “baru berusia sepuluh tahun”. Melihat

Page 10: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

43

dari terjemahan harifah/kata per kata / ka@na fil-‘a@syirati

min ‘umrih adalah ‚dia di kesepuluh dari umurnya‛. Terjemahan secara literal

dari / ka@na fil-‘a@syirati min ‘umrih adalah ‚ (adalah),

(di dalam), (kesepuluh) (dari), (umurnya). Terjemahan seperti

dalam BSa tidak jelas dan sulit dipahami, oleh karena itu teknik yang dipilih

menggunakan modulasi supaya diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran (bahasa

Indonesia) dapat dipahami. Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat

pada lampiran.

g. Teknik Peminjaman Alamiah (Naturalized Borrowing)

Peminjaman yang menggunakan sistem fonetik dan morfologis BSa adalah

teknik seperti peminjaman ternaturalisasi (peminjaman alamiah) milik Newmark

(Molina & Albir, 2002: 501). Dengan kata lain, peminjaman alamiah ditandai

dengan peminjaman istilah asing yang kemudian penulisannya disesuaikan

dengan pola bahasa Indonesia baik secara fonologis maupun morfologis (Ardi:

2010: 101).

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh teknik peminjaman

alamiah sebagai berikut: penerjemahan kata Meeting dalam bahasa Inggris

diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi “Mitin”.

Dari 356 teknik penerjemahan yang diidentifikasi, hanya 21 (5.9%) teknik

peminjaman alamiah yang terdapat dalam data. Berikut salah satu contoh data

teknik peminjaman alamiah.

Page 11: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

44

Tabel 9

Contoh Penerapan Teknik Peminjaman Alamiah

No. Data BSu BSa

03 Kullu shaghi@ratin yabchatsu ahiya chala@lun am chara@m.

Ia selalu mencari tahu

hukum setiap masalah,

baik yang sepele

maupun besar, apakah

ini halal ataukah

haram?

Pada tabel 9 data no. 03, penerjemah menggunakan teknik peminjaman

alamiah yaitu pada kata / chala@l dan / chara@m diterjamahkan halal dan

haram, kedua kata tersebut mengalami peminjaman murni dari transliterasinya

menggunakan “ch” kemudian diterjemahkan menjadi “h” dengan menghilangkan

huruf “c”, ini dilakukan untuk menyesuaikan bahasa sasaran (bahasa Indonesia).

Kata Halal dan Haram sudah popular secara alamiah dari bahasa sumber yaitu

bahasa Arab. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata Halal memiliki arti

diizinkan -tidak dilarang oleh syarak- (KBI, 2008, 503) sedangkan kata Haram

memiliki arti terlarang (oleh agama Islam); tidak halal (KBI, 2008: 510).

Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat pada lampiran.

h. Teknik Transposisi (Transposition)

Teknik transposisi (transposition) umumnya dilakukan dengan penggantian

kategori grammar, misal dari verba menjadi adverb dsb (Hoed, 2006; Molina

& Albir, 2002; Newmark, 1988). Teknik ini dipilih penerjemah dengan cara

mengubah struktur asli BSu untuk mencapai efek yang sepadan. Pengubahan

ini dilakukan bila terdapat perbedaan antara struktur yang wajar pada BSu dan

Page 12: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

45

BSa. Pengubahan ini bisa pengubahan bentuk jamak ke bentuk tunggal, posisi

kata sifat, sampai pengubahan struktur kalimat secara keseluruhan.

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik

transposisi sebagai berikut. Penerjemahan He will soon be back dalam bahasa

Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi “No tardará en venir”.

Dari 356 teknik penerjemahan yang diidentifikasi, hanya 18 (5.1%) teknik

transposisi yang terdapat dalam data. Berikut salah satu contoh data teknik

transposisi.

Tabel 10

Contoh Penerapan Teknik Transposisi

No. Data BSu BSa

60

Atara@hu tamanna@ an lau ‘a@sya sa@liman fil-madi@nati ba’i@dan ‘anil-juru@chi wal-a@la@mi wal-'i’a@qah?!

Apakah ia berharap,

seandainya ia tidak ikut

dalam medan perang

serta hidup dengan

selamat dan damai di

Madinah, sehingga

dirinya terhindar dari

luka, penderitaan, dan

cacat?

Pada tabel 10 data no. 60, penerjemah memilih teknik tranposisi untuk kata

/ ‘anil-juru@chi wal-a@la@mi wal-'i’a@qah diterjemahkan luka,

penderitaan dan cacat, semua mengalami transposisi dari bentuk plural/jama‟

menjadi tunggal/mufrad. Teknik ini dilakukan supaya terjemahan bisa mudah

dipahami dan luwes. Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat pada

lampiran.

Page 13: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

46

i. Teknik Kalke (Calque)

Merupakan penerjemahan harfiah sebuah kata atau frase BSu secara

langsung ke dalam BSa, bisa dalam tataran leksikal atau struktural (Molina &

Albir, 2002: 510).

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik kalke

sebagai berikut. Penerjemahan frasa École normale dalam bahasa Prancis yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Normal School.

Dari 356 teknik penerjemahan yang diidentifikasi dalam sampel terdapat

18 (5.1%) di antaranya menggunakan teknik kalke. Berikut beberapa contoh

penerapannya pada tabel 11.

Tabel 11

Contoh Penerapan Teknik Kalke

No. Data BSu BSa

20

Wa lakin chatman sayas'aluhu rabbuhu yaumal-qiya@mati ‘an kulli a’ma@lihi ba’da hadzihis-sinnil-fa@shilati, ba’da hadzihil-marchalatil-fari@qati fi@ chaya@tihi.

Namun pada hari

kiamat kelak, Rabb-

nya akan menanyakan

semua itu secara detail

setelah ia memasuki

usia mukallaf dan

setelah ia memasuki

tahapan yang

membedakan mana

yang hak dan mana

yang batil dalam

hidupnya.

Pada tabel 11 data no. 20, dapat kita amati teknik kalke pada frase

/ yaumal-qiya@mati diterjemahkan dalam BSa “Hari kiamat”. Teknik kalke pada

frase ini tepat yaitu diterjemahkan secara kata per kata dan tidak merubah strukur

karena dengan diterjemahkan seperti ini tidak menimbulkan ketaksaan dan frase

hari kiamat sudah sering didengar oleh khalayak, seperti dalam Kamus Bahasa

Page 14: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

47

Indonesia, hari kiamat adalah hari yang terakhir dalam kehidupan di dunia ini

(yaitu pada ketika orang-orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk

diadili perbuatannya yang sudah-sudah) (KBI, 2008: 511). Penerapan teknik ini

pada data lainnya dapat dilihat pada lampiran.

[

j. Teknik Adaptasi (Adaptation)

Teknik adaptasi adalah teknik penggantian elemen budaya pada TSu dengan

elemen budaya yang setara pada budaya BSa (Molina & Albir, 2002: 509).

Penggunaan teknik adaptasi ini dimaksudkan untuk menghasilkan respons yang

sama dari pembaca, walaupun secara harfiah maknanya tidak persis sama. Teknik

ini mengganti istilah-istilah khas teks BSu dengan istilah lain yang diterima dan

dikenal dalam BSa.

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik

adaptasi sebagai berikut. Penerjemahan kata Baseball dalam bahasa Inggris

diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi “Fútbol”.

Dari 356 teknik yang diidentifikasi, 15 (4.2%) di antaranya merupakan

teknik adaptasi. Berikut salah satu contoh penerapannya dalam data.

Tabel 12

Contoh Penerapan Teknik Adaptasi

No. Data BSu BSa

103

Man yu’i@du laka tsulutsa ‘umrika au nishfa ‘umrika au aktsar au aqal?!

Siapa yang akan

mengembalikan

sepertiga atau setengah

kurang lebih dari

usiamu?

Page 15: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

48

Pada tabel 12 data no. 103, terlihat teknik adaptasi diterapkan pada kata

/ aktsar au aqal diterjemahkan ke dalam BSa “kurang lebih”. Penggunaan

teknik ini sesuai dengan BSa karena melihat arti dari BSu kata / aktsar

au aqal adalah paling banyak atau paling sedikit, supaya terjemahan berasa luwes

dan mudah dipahami maka dilakukan adaptasi ke dalam BSa (bahasa Indonesia),

sehingga penerjemah memilih kata kurang lebih. Penerapan teknik ini pada data

lainnya dapat dilihat pada lampiran.

[

k. Amplifikasi (Amplification)

Merupakan teknik memperkenalkan detail informasi atau mengeksplisitkan

informasi tersirat yang tidak tercantum dalam TSu (Molina & Albir, 2002: 510).

Teknik yang termasuk jenis amplifikasi, seperti: addition (Nida), serta termasuk

footnote, gloss, addition (Newmark, 1988). Amplifikasi merupakan lawan dari

reduksi.

Molina dan Albir (2002: 511)memberikan contoh sebagai berikut:

/ syahru rama @dhan dalam bahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa

Inggris menjadi “Ramadan, the Muslim month of fasting”.

Dari 356 teknik terdapat 13 (3.7%) teknik yang teridentifikasi dalam data

menerapkan teknik amplifikasi. Salah satu contoh data dapat diamati pada tabel

13 berikut.

Page 16: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

49

Tabel 13

Contoh Penerapan Teknik Amplifikasi

No. Data BSu BSa

122

Wa lain qallat chalaqa@tul-‘ilmi ila@ chaddin kabi@rin, fal-wushu@lu ilal-‘ulama@'i ma@ za@la mumkinan.

Meskipun majelis

pengajian-pengajian (di

Mesir) semakin sedikit,

tetapi masih ada

kemungkinan untuk

berjumpa dan berguru

kepada para ulama.

Pada tabel 13 data no. 122, penerjemah menggunakan teknik amplifikasi

dalam menerjemahkan / chalaqa@tul-‘ilmi diterjemahkan ke dalam BSa

dengan mengeksplisitkan kata di Mesir. Tujuan penerjemah untuk menegaskan

bahwa ini terjadi di negeri Mesir dalam majlis pengajian-pengajian, di samping itu

juga untuk menginformasikan. Penerapan teknik ini dapat dilihat lebih lanjut pada

lampiran.

l. Teknik Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)

Penerjemahan harfiah adalah teknik untuk mengalihkan sebuah kata atau

ekspresi kata demi kata (Molina & Albir, 2002: 501).

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik

penerjemahan harfiah sebagai berikut. Penerjemahan She is reading dalam bahasa

Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi “Ella está leyendo”.

Sebanyak 11 (3.1%) dari 356 teknik yang muncul dalam data diterjemahkan

secara harfiah atau terjemahan kata-demi-kata. Berikut beberapa contoh

penerapannya pada tabel 14.

Page 17: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

50

Tabel 14

Contoh Penerapan Teknik Penerjemahan Harfiah

No. Data BSu BSa

12

Al-khaufu minal-batha@lati ba’dat-takhrij.

Takut menganggur

setelah tamat kuliah.

Pada tabel 14 data no. 12, dapat dilihat terjadi penerjemahan harfiah pada

kalimat / Al-khaufu minal-batha@lati ba’dat-takhrij

ke dalam BSa menjadi “Takut menganggur setelah tamat kuliah”. Teknik ini

sudah tepat dan dapat dipahami. Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat

dilihat pada lampiran.

[

m. Teknik Kreasi Diskursif (Discursive Creation)

Teknik kreasi diskursif adalah teknik untuk menampilkan kesepadanan

sementara yang tidak terduga atau keluar dari konteks (Molina & Albir, 2002:

510). Biasanya teknik ini dipakai dalam penerjemahan judul film agar menarik

minat penonton atau pembaca buku. Namun, teknik ini juga dapat diterapkan

dalam teks.

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik kreasi

diskursif sebagai berikut. Penerjemahan Rumble fish dalam bahasa Inggris

diterjamahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi “La ley de la calle”.

Pada teks terjemahan ditemukan sebanyak 6 (1.7%) penerapan teknik kreasi

diskursif oleh penerjemah. Sebagai ciri khusus teknik penerjemahan kreasi

diskursif adalah terjemahan yang tak terduga dan berlaku termporer. Salah satu

contoh penerapan teknik kreasi diskursif.

Page 18: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

51

Tabel 15

Contoh Penerapan Teknik Kreasi Diskursif

No. Data BSu BSa

133

La@ tasu@fu@ wa la@ tu'ajjilu@ wa la@ tata’allalu@ bimu’awwi@qin minal-mu’awwiqa@t.

Jangan kalian menunda-

nunda dan

memperlambat lagi, dan

jangan mencari-cari

alasan karena berbagai

aral melintang yang

menghadang.

Pada tabel 15 data no. 133, penerjemah menggunakan teknik kreasi

diskursif dalam menerjemahkan / bimu’awwi@qin minal-

mu’awwiqa@t diterjemahkan ke dalam BSa “berbagai aral melintang yang

menghadang”, ini di luar makna dan tidak terduga karena arti dari

/ bimu’awwi@qin minal-mu’awwiqa@t adalah penundaan dari penundaan-

penundaan. Teknik ini dipakai penerjemah untuk menjelaskan dan supaya dapat

dipahami dengan baik. Jika diterjemahkan secara harfiah/ kata per kata, kurang

tepat karena dalam kalimat ini menjelaskan tentang sikap pemuda yang lamban,

tidak mau bersegera. Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat pada

lampiran.

n. Kesepadanan Lazim (Established Equivalence)

Kesepadanan lazim yaitu teknik penggunaan istilah atau ungkapan yang

telah dikenal atau diakui baik dalam kamus atau bahasa sasaran sebagai

padanan dari TSu tersebut (Molina & Albir, 2002: 510). Teknik ini juga

dikenal dengan recognized translation/accepted standard translation (Newmark,

1988) atau terjemahan resmi (Hoed, 2006; Suryawinata & Hariyanto, 2003).

Page 19: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

52

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik

kesepadanan lazim sebagai berikut. Penerjemahan They are as like as two peas

dalam bahasa Inggris diterjamahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi “Se

parecen como dos gotas de agua”.

Dari 17 teknik dalam 150 data, terdapat 1 (0.3%) teknik pemadanan lazim.

Beberapa contoh teknik kesepadanan lazim sebagai berikut:

Tabel 16

Contoh Penerapan Teknik Kesepadanan Lazim

No. Data BSu BSa

94

Hal khalaqana’l-La@hu ‘azza wa jalla lina’shi@yahu wa nukha@lifahu wa nu’a@ridhah?

Apakah Allah

menciptakan kita untuk

mendurhakai,

melanggar perintah dan

menentang-Nya?

Pada tabel 16 data no. 94, penerjemah menggunakan teknik kesepadanan

lazim dalam menerjemahkan kata lina’shi@yahu ke dalam BSa yaitu

‚mendurhakai”. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata durhaka memiliki arti

“tidak setia kepada kekuasaan yang sah (negara, Tuhan, orang tua, dsb);

menentang kekuasaan (perintah dsb); (KBI, 2008: 370)”. Makna dari kata

lina’shi@yahu dalam BSu yaitu “maksiat/durhaka kepada Allah”, sehingga teknik

ini tepat dalam penerjemahan ini.

o. Teknik Partikularisasi (Particularization)

Teknik ini diterapkan dengan memilih bentuk padanan yang lebih khusus

(particular) atau teknik penggunaan istilah yang lebih spesifik dan konkrit bukan

bentuk umumnya (Molina & Albir, 2002: 510).

Page 20: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

53

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik

partikularisasi sebagai berikut. Penerjemahan Window dalam bahasa Inggris

diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis menjadi “Guichet, fenêtre, devanture”.

Dari data yang diamati, diperoleh 1 (0,3%) terjemahan yang menggunakan

teknik ini dalam data. Seperti pada data berikut.

Tabel 17

Contoh Penerapan Teknik Partikularisasi

No. Data BSu BSa

95

Inaa hadzihil-gha@ya@ti la@ tashluchu bil-marrati likhalqin chaki@min min kha@liqin chaki@m.

Sebenarnya, tujuan

hidup seperti ini sangat

tidak layak diemban

oleh makhluk ciptaan

Allah Yang Maha

Bijaksana.

Pada tabel 17 data no. 95, penerjemah menspesifikkan kata kha@liqin

ke dalam BSa menjadi Allah, karena kata kha@liqin merupakan salah satu

dari asma@’ul-husna (nama-nama mulia) yang dimiliki Alla@h, yang memimiliki

arti, Yang Maha Menciptakan.

p. Teknik Generalisasi (Generalization)

Generalisasi merupakan teknik penggunaan istilah yang lebih umum atau

netral dalam bahasa sasaran (Molina & Albir, 2002; Newmark, 1988; Baker,

1992).

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik

partikularisasi sebagai berikut. Penerjemahan Guichet, fenêtre, devanture. dalam

bahasa Prancis diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris “Window”.

Page 21: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

54

Sebanyak 1 (0,3%) dari keseluruhan teknik penerjemahan merupakan teknik

generalisasi. Berikut contoh data penerapannya pada tabel 18.

Tabel 18

Contoh Penerapan Teknik Generalisasi

No. Data BSu BSa

63

Ladaq fashshala yadahu tama@man ‘an jasadihi liyukmilal-qita@la bichuriyyah.

Ia justru memisahkan

tangannya dari jasadnya

agar bisa mengobarkan

jihad dengan bebas dan

leluasa!

Pada tabel 18 data no. 63, penerjemah mengeneralisasikan kata /al-

qita@l yang diterjemahkan ke dalam BSa menjadi jihad. Kedua kata tersebut

memiliki arti membunuh, walau secara bahasa, arti jihad itu berjuang (Munawir,

1984: 217)

q. Deskripsi (Description)

Deskripsi merupakan teknik penerjemahan yang diterapkan dengan

menggantikan sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan

fungsinya (Molina & Albir, 2002: 510).

Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik

deskripsi sebagai berikut. Penerjemahan Panettone dalam bahasa Italia

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “The traditional Italian cake

eaten on New Year‟s Eve”.

Dalam data penelitian ini terdapat 1 (0,3%) dengan menerapkan teknik

deskripsi. Teknik ini memberikan gambaran atau penjelasan pada BSa agar pesan

bisa dipahami dalam BSa. Berikut data penerapannya pada tabel 19.

Page 22: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

55

Tabel 19

Contoh Penerapan Teknik Deskripsi

No. Data BSu BSa

21

Wa ahammu ha@dzihit-taba’a@ti annahu

ashbacha mukallafan.

Konsekuensi yang

paling utama adalah

dirinya sudah terhitung

mukallaf (wajib

menjalankan hukum-

hukum Islam).

Pada tabel 19 data no. 21, penerjemah mendeskrispsikan kata /

mukallafan diterjemahkan ke dalam BSa dengan memberi penjelasan dari kata

tersebut yaitu wajib menjalankan hukum-hukum Islam.

2. Metode

Seperti telah disebutkan pada bab 1, metode penerjemahan adalah cara yang

ditempuh penerjemah dalam menyelesaikan penerjemahan dilihat pada tingkat

makro. Untuk mengetahui hal tersebut, tentunya harus melalui pengamatan

terhadap cara yang diterapkan penerjemah dalam mengatasi masalah

penerjemahan mulai dari tingkat mikro kemudian baru disimpulkan secara makro.

Dengan kata lain, penentuan metode penerjemahan dilakukan melalui

pengamatan terhadap cara yang diambil penerjemah dalam menyelesaikan

unit penerjemahan terkecil (micro translation unit) hingga diperoleh gambaran

umum dalam menentukan metode penerjemahan yang ditempuh penerjemah.

Dalam penelitian yang berorientasi pada produk terjemahan ini, cara

penerjemahan diamati dari teknik penerjemahan yang terlihat pada karya

terjemahan.

Pada penelitian terjemahan buku RSU berdasarkan tabel 2 yaitu tentang

teknik penerjemahan dan frekuensi penggunaannya yang telah ditampilkan

Page 23: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

56

sebelumnya, terlihat frekuensi penggunaan masing-masing teknik pada karya

terjemahan. Urutan teknik penerjemahan berdasarkan frekuensi yang dominan

muncul dalam data adalah sebagai berikut: (1) penambahan, (2) inversi, (3)

penghilangan, (4) peminjaman murni, (5) modulasi, (6) kompensasi, (7)

peminjaman alamiah, (8) transposisi, (9) kalke, (10) adaptasi, (11) amplifikasi,

(12) penerjemahan harfiah, (13) kreasi diskursif, (14) kesepadanan lazim, (15)

partikularisasi, (16) generalisasi, (17) deskripsi.

Dari 356 teknik yang memuat tujuh belas jenis teknik di atas, sebagian

besar cenderung ke bahasa sasaran (BSa), yaitu 273 (76,7%) teknik, di antaranya;

(1) penambahan, (2) inversi, (3) penghilangan, (4) modulasi, (5) amplifikasi, (6)

kompensasi, (7) kreasi diskursif, (8) adaptasi, (9) transposisi, (10) partikulasi, (11)

generalisasi, (12) kesepadanan lazim dan sisanya 85 (23,7%) teknik cenderung

ke bahasa sumber di antaranya; (1) peminjaman murni, (2) peminjaman alamiah,

(3) kalke, (4) penerjemahan harfiah.

Berdasarkan perbandingan persentase penerapan teknik yang cenderung ke

bahasa sumber dan bahasa sasaran di atas, terlihat bahwa teknik yang

cenderung ke bahasa sasaran ternyata lebih mendominasi. Berdasarkan hal

ini, dapat diasumsikan bahwa metode yang diterapkan dalam menerjemahkan

buku RSU ini tentunya juga lebih cenderung ke bahasa sasaran. Dengan demikian,

dari ke delapan metode yang diajukan Newmark (1988) yang telah dijelaskan

dalam kajian teori, metode yang paling mewakili penerjemahan buku RSU ke

MPPZ ini adalah metode yang cenderung ke bahasa sasaran.

Kemudian jenis metode yang dipilih penerjemah lebih condong ke metode

komunikatif, hal ini didasari dari kecondongan ke bahasa sasaran dan jenis teks

Page 24: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

57

RSU dan terjemahannya, seperti pendapat Machali (2006: 80) yaitu yang vokatif

(yang bersifat himbauan).

3. Ideologi

Dalam ideologi penerjemahan terdapat dua kutub yang berlawanan. Satu

kutub condong pada bahasa sumber sedangkan kutub yang lainnya condong pada

bahasa sasaran. Penerjemah yang memilih untuk setia dan mempertahankan

budaya dan istilah dari teks sumber berarti ia lebih condong ke bahasa

sumber. Venuti (1995) menyebut hal ini sebagai kecenderungan ke bahasa

sasaran, ia tidak secara langsung menyebutnya sebagai ideologi foreignisasi.

Biasanya ideologi ini diwujudkan dengan cara transferensi atau membawa

nilai-nilai asing ke bahasa sasaran (Hoed, 2004).

Sementara, penerjemah yang berusaha membuat karya terjemahan sedapat

mungkin mudah dipahami dan berterima dengan menggunakan padanan budaya

dan istilah yang lazim dalam bahasa sasaran berarti menerapkan ideologi

domestikasi (Venuti, 1995). Ideologi domestikasi ini biasanya dilakukan dengan

cara mentransparansikan budaya dan bahasa yang berbau asing ke bahasa sasaran

dengan hal-hal yang setara dan sepandan. Hasilnya, pembaca teks sasaran tidak

lagi merasakan bahwa itu merupakan karya terjemahan, inilah yang dianggap

sebagai karya yang terjemahan yang transparan (Hoed, 2004: 2007).

Berdasarkan kreteria-kreteria ideologi foreignisasi dan domestikasi yang

diadaptasi dari Venuti (1995: 283) pada kajian teori dan beberapa temuan pada

teknik dan metode penerjemahan yang sudah diuraikan di atas, dapat dianalisis

kecondongan ideologi penerjemahan yang dipakai penerjemah seperti yang

ditampilkan pada tabel berikut ini.

Page 25: BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan

58

Tabel 20

Presentase Kecenderunagan Ideologi Penerjemahan

CONDONG KE

BAHASA SUMBER

(Foreignisasi)

CONDONG KE

BAHASA SASARAN

(Domestikasi)

TEKNIK TOTAL TEKNIK TOTAL

Peminjaman

Murni

33 (9.3%) Penambahan 76 (21.3%)

Peminjaman

Alamiah

21 (5.9%) Inversi 49 (13.8%)

Kalke 18 (5.1%) Penghilangan 42 (11.8%)

Penerjemahan

Harfiah

11 (3.1%) Modulasi 28 (7.9%)

Kompensasi 22 (6.2%)

Transposisi 18 (5.1%)

Adaptasi 15 (4.2%)

Amplifikasi 13 (3.7%)

Kreasi Diskursif 6 (1.7%)

Kesepadanan Lazim 1 (0.3%)

Partikularisasi 1 (0.3%)

Generalisasi 1 (0.3%)

Deskripsi 1 (0.3%)

85 (23,7%) 273 (76,7%)

Terlihat bahwa terjemahan buku RSU ini memenuhi kriteria domestikasi

dengan jumlah prosentase kecenderungan ke bahasa sasaran (domestikasi)

sebanyak 273 (76,7%) lebih besar dari pada prosentase kecenderungan ke bahasa

sumber (foreignisasi) sebanyak 85 (23,7%). Venuti (1995) menyebutkan bahwa

domestikasi cenderung untuk menggunakan metode penerjemahan adaptasi,

penerjemahan bebas, penerjemahan idiomatis, dan penerjemahan komunikatif.

Maka, berdasarkan analisis tersebut dapat dikatakan bahwa ideologi yang

diterapkan dalam menerjemahkan buku RSU cenderung ke arah ideologi

domestikasi.