bab ii - sinta.unud.ac.id. bab ii...sehingga pengertian museum menurut icom (international council...
TRANSCRIPT
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 8
BAB II
TINJAUAN MUSEUM NELAYAN TRADISIONAL
Dalam bab tinjauan teori ini akan dibahas mengenai teori-teori serta
beberapa tinjauan proyek sejenis yang terkait dengan Museum Nelayan Tradisional
Bali.
2.1 Tinjauan Umum Museum
Dalam tinjauan umum terhadap museum ini akan dibahas beberapa hal seperti
pengertian museum; fungsi museum, peranan museum; klasifikasi museum; koleksi
museum; persyaratan museum; pengunjung museum dan sistem pengelolaan
museum.
2.1.1 Pengertian Museum
Kata museum diambil dari nama dewi bangsa Yunani kuno yang dibuatkan
tempat pemujaan baginya yaitu Dewi Muse, lambang-lambang berbagai cabang
ilmu pengetahuan dan kesenian. Sedangkan gedung pusat kegiatan pencurahan ilmu
dan kesenian itu sendiri disebut Museion.Dengan demikian museion tidak lain
adalah tempat kerja ahli-ahli pikir yang hidup pada jaman itu, sebagai tempat
pendidikan dan penyelidikan serta tempat pembaktian kepada Dewi Muse.
Sehingga pengertian museum menurut ICOM (International Council of Museums)
yaitu suatu badan kerjasama professional di bidang permuseuman yang didirikan
oleh kalangan profesi permuseuman dari seluruh dunia adalah sebagai berikut:
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 9
museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap; tidak mencari keuntungan;
melayani masyarakat dan perkembangannya; terbuka untuk umum; yang
memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan-tujuan
studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan
lingkungannya. Museum juga dapat dikatakan sebagai suatu bangunan tempat
orang memelihara, menelaah dan memamerkan barang-barang yang mempunyai
nilai lestari, misalnya peninggalan sejarah, seni, ilmu, dan barang-barang kuno.
2.1.2 Jenis-Jenis Museum
Museum yang ada di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa jenis
klasifikasi dan dilihat dari beberapa segi. Berikut dipaparkan jenis-jenis museum.
A. Jenis museum berdasarkan koleksi museum yang dimiliki, dapat dibagi
menjadi dua jenis.
1. Museum Umum
Museum umum adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai
cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
2. Museum Khusus
Museum Khusus adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
bukti material atau lingkungan yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu
cabang ilmu pengetahuan atau satu cabang teknologi.
B. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, dapat dibagi menjadi tigas jenis.
1. Museum Nasional
Museum Nasional adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
benda yang berasal dari, mewakili dan berkaitan dengan bukti material
manusia atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai
nasional.
2. Museum Provinsi
Museum Provinsi adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
benda yang berasal dari, mewakili dan berkaitan dengan bukti material
manusia atau lingkungan dari wilayah provinsi tertentu.
3. Museum Lokal
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 10
Museum Lokal adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
benda yang berasal dari, mewakili dan berkaitan dengan bukti material
manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya
tertentu.
C. Jenis museum menurut penyelenggaranya
1. Museum Pemerintahan
Museum Pemerintah yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh
pemerintah. Museum ini dapat dibagi lagi dalam museum yang dikelola oleh
Pemerintah Pusat dan yang dikelola oleh Pemerih Daerah.
2. Museum Swasta
Museum Swasta yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh
pihak swasta.
D. Menurut Tipe Museum
1. Museum Umum Negeri Propinsi Tipe A yaitu museum negeri propinsi yang
tergolong besar.
2. Museum Umum Negeri Propinsi Tipe B yaitu museum negeri propinsi yang
tergolong sedang.
3. Museum Umum Negeri Propinsi Tipe C yaitu museum negeri propinsi yang
tergolong kecil.
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pertimbangan pembuatan museum ini
adalah sebagai berikut.
1. Segi kependudukan :
Tipe A adalah provinsi yang jumlah penduduknya lebih dari 10 juta jiwa,
tipe B adalah yang jumlah penduduknya 5-10 juta jiwa, tipe C adalah
provinsi yang jumlah penduduknya sampai 5 juta jiwa.
2. Segi Politik Keamanan
Tipe A adalah provinsi yang letaknya berbatasan dengan negara tetangga,
tipe B adalah provinsi yang berhubungan langsung dengan Negara luar, tipe
C adalah provinsi yang letaknya mudah terjadi terakulturasi kebudayaan.
3. Segi Etnis :
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 11
Tipe A adalah provinsi yang didiami oleh lebih dari 9 kelompok etnis, tipe
B adalah provinsi yang didiami antara 6-9 kelompok etnis, tipe C adalah
provinsi yang didiami samapi dengan 5 kelompok etnis.
4. Segi Pariwisata :
Tipe A adalah provinsi yang memperoleh prioritas pengembangan
pariwisata, tipe B adalah provinsi yang telah dipersiapkan perencanaan
pariwisatanya, tipe C adalah provinsi yang belum direncanakan
pariwisatanya.
5. Segi Potensi Ketenagaan :
Tipe A adalah provinsi yang telah memiliki perguaruan tinggi dan institut
yang telah menghasilkan sarjana antropologi budaya, sejarah, arkeologi,
geografi dan ilmu pendidikan. Tipe B adalah provinsi yang memiliki
perguruan tinggi dan institut tetapi belum menghasilkan sarjana seperti yang
tersebut pada tipe A, Tipe C adalah provinsi yang belum memiliki
perguruan tinggi yang memiliki jurusan dalam bidang seperti tipa A.
6. Segi Penerimaan Dana Rutin Pembangunan Daerah :
Tipe A adalah provinsi yang mempunyai dana lebih dari 21 milyar rupiah,
tipe B adalah provinsi yang mempunyai dana 11-20 milyar rupiah, tipe C
adalah provinsi yang mempunyai dana 1-10 milyar rupiah.
7. Segi Kebudayaan :
Tipe A adalah provinsi yang sangat banyak memiliki kelompok koleksi
terbesar, tipe B adalah provinsi yang cukup memiliki kelompok koleksi
yang besar, tipe C adalah provinsi yang sedikit memiliki kelompok koleksi
yang besar.
Data ini nantinya akan berperan dalam menentukan tipe museum yang akan
dibangun.
2.1.3 Fungsi dan Peranan Museum
Sesuai dengan pengertian dan juga jenis-jenis museum maka dapat dilihat
beberapa fungsi dan peranan dari museum itu sendiri, dimana museum memiliki
fungsi dan peranan sebagai tempat tujuan wisata budaya dan juga pusat edukasi.
A. Fungsi Museum
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 12
Berdasarkan dari definisi rumusan ICOM, maka dapat dikemukakan sembilan
fungsi museum.
1. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya.
2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah.
3. Konservasi dan preservasi.
4. Penyebaran dan perataan ilmu untuk umum.
5. Pengenalan dan penghayatan kesenian.
6. Pengenaan budaya antar daerah dan antar bangsa.
7. Visualisasi warisan budaya dan alam.
8. Cerminan pertumbuhan peradaban umat manusia.
9. Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. Peranan Museum
Peranan museum dalam kehidupan sosial masyarakat sangat penting baik
dalam dunia pendidikan maupaun dalam dunia kebudayaan salah satunya
sebagai sarana penyebaran dan pemerataan ilmu pengetahuan serta kebudayaan
untuk umum. Berikut dipaparkan mengenai peranan dari museum.
1. Museum dapat memperkaya dan memperdalam pengetahuan, pengertian
dan pengalaman yang telah didapat dari buku atau ajaran-ajaran guru.
2. Museum dapat memberikan bantuan yang sangat berharga bagi
pengunjung, oleh karena apa yang mereka lihat akan menjadi pengalaman
yang tersusun bulat.
3. Museum dapat memberikan suatu nilai rekreatif dan menghibur.
4. Museum dapat memberikan bantuan bagi pengunjung untuk dapat
menangkap dalam waktu yang singkat banyak pengetahuan, pengertian
yang dalam waktu yang sama yang tidak mungkin dicapai dengan cara
belajar dari buku dan guru di kelas. Karena dengan sekali pandang orang
dapat melihat dan seolah-olah merasakan benda, lukisan, peristiwa dan
lain-lain yang dipamerkan dengan semua dimensinya.
5. Museum melalui susunan dan penempatan yang betul dari apa yang
dipamerkan akan dapat membangkitkan minat dan mengajak orang untuk
berfikir, bertanya-tanya dan merenung.
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 13
2.1.4 Kegiatan Museum
Museum tidak semata hanya merupakan tempat yang digunakan untuk
menampung benda-benda yang memiliki nilai historis dan kebudayaan. Berikut ini
dipaparkan mengenai kegiatan-kegiatan yang terdapat di museum.
1. Kegiatan Pendidikan
Museum mampu menjadi pusat pendidikan dengan cara memberikan
pengetahuan tambahan mengenai koleksi-koleksi kepada pelajar ataupun
masyarakat umum.
2. Kegiatan Penelitian dan Studi Ilmiah
Hasil penelitian akan digunakan sebagai bahan acuan tambahan
pengetahuan tentang benda koleksi yang dipamerkan kepada publik
pengunjung museum.
3. Kegiatan Rekreasi
Museum mampu menyajikan benda-benda yang sudah jarang kita temui
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hal tersebut mampu menjadi daya
tarik wisata budaya.
2.1.5 Tugas Museum
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesai No. 079 tahun 1975, pasal 726 dan 757 menjabarkan mengenai tugas-
tugas dari museum sebagai berikut.
A. Tugas Pengumpulan Koleksi
Koleksi-koleksi yang dikumpulkan untuk museum merupakan benda-
benda yang memiliki nilai historis dan kebudayaan dan memenuhi
persyaratan untuk dipamerkan dimuseum.
B. Tugas Pendidikan
Museum memiliki tugas untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat
umum mengenai benda-benda koleksi yang ada dimuseum sehingga
pengunjung mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam benda-
benda yang dipajang dimuseum tersebut.
C. Tugas Pemeliharaan
Melakukan pemeliharaan terhadap benda-benda yang dipamerkan
dimuseum dengan cara konservasi, preservasi dan restorasi.
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 14
D. Tugas Pengamanan
Menjaga benda-benda koleksi dari kerusakan baik yang disebabkan oleh
manusia atau faktor lainnya.
E. Tugas Penerangan
Dilakukan dengan cara mengadakan pameran yang merupakan kegiatan
yang khas pada museum.
F. Tugas Penyidikan Museum
Museum mengumpulkan benda-benda koleksi baik untuk pameran
maupun obyek studi dalam lingkup penelitian.
G. Tugas Publikasi
Menyelenggarakan penerbitan hasil-hasil penelitian koleksi museum
melalui majalah, brosur, dan lain-lain.
2.1.6 Kelembagaan Museum
Berdasarkan UUD 1945dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995, maka
pengadaan dan pengelolaan museum merupakan tanggung jawab pemerintah
bersama dengan masyarakat. Dengan hal yang sudah disampaikan diatas maka
kemungkinan yang menjadi pemilik dan pengelola museum adalah sebagai berikut.
1. Perorangan/Swasta
2. Lembaga Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara dan Daerah
3. Campuran diantara unsur-unsur diatas
Sedangkan untuk tingkat pelayanan museum disesuaikan dengan daerah kekuasaan,
yaitu :
1. Tingkat Provinsi
Wadah Pembinaan dan pengembangan kegiatan sejarah, seni dan
kebudayaan yang ruang lingkup pelayanannya mencakup tingkat provinsi
merupakan museum provinsi yang dikelola langsung oleh pemerintah
provinsi.
2. Tingkat Kabupaten
Wadah pembinaan sejarah, seni dan kebudayaan dalam ruang lingkup
kabupaten dan kelengkapan fasilitasnya yang disesuaikan dengan potensi
dan kondisi daerah serta kebijaksanaan pemerintah setempat dikelola
langsung oleh kabupaten.
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 15
2.1.7 Persyaratan Museum
Adapun persyaratan-persyaratan untuk didirikannya suatu museum adalah sebagai
berikut.
A. Persyaratan Lokasi
Pemilihan lokasi suatu museum dapat dilakukan dengan berbagai macam
pertimbangan-pertimbangan. Salah satu pertimbangan tersebut adalah
aksebilitas publik. Museum berlokasi ditempat yang mudah dicapai oleh
semua kendaraan maupun pejalan kaki. Disamping itu akses aksebilitas
lokasi museum juga harus memiliki nilai historis yang berhubungan dengan
museum tersebut. Berikut merupakan kriteria-kriteria dalam pemilihan
lokasi museum.
Table 2.1 Kriteria Lokasi Museum
Kriteria menurut sistem historis Kriteria menurut Sistem Kegiatan
Masyarakat Berdasarkan nilai sejarah memiliki kriteria
sebagai berikut:
1. Lokasi bernilai historis yang secara
planologis dapat dipertanggung jawabkan
2. Lokasi yang bernilai historis yang relevan
terhadap nilai koleksi, dimana antara
koleksi museum dengan lokasi museum
memiliki keterikatan, sehingga koleksi
museum tersebut selain memiliki nilai
historis, juga mampu memunculkan nilai
historis dari tempat museum itu didirikan
3. Lokasi bernilai historis menurut sejarah
bangunan, pelaku maupun peranannya.
1. Lokasi yang dihubungkan dengan nilai
lingkungan yang bersifat Community
Center.
2. Lokasi yang dihubungkan dengan
kedekatannya terhadap pusat pendidikan
(sekolah-sekolah, universitas,
gelanggang remaja dll)
3. Lokasi yang dihubungkan dengan
daerah-daerah yang masih baru
berkembang,
Sumber: Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 2015
B. Persyaratan Bangunan
Dalam ruang lingkup museum terdapat berbagai macam jenis bangunan,
dimana bangunan itu nantinya akan mendukung dari kegiatan pada
bangunan utama. Berikut merupakan bangunan yang terdapat pada
museum.
1. Bangunan utama (ruang pameran)
a. Memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan.
b. Mudah dicapai dari luar maupun dari dalam.
c. Memiliki daya tarik sebagai bangunan pertama yang dikunjungi.
d. Sistem keamanan yang baik, baik dari segi konstruksi, spesifikasi
ruang maupun kriminalitas.
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 16
2. Bangunan Auditorium
a. Mudah dicapai umum.
b. Dapat digunakan untuk kegiatan pertemuan ataupun diskusi.
3. Bangunan Khusus (Laboratorium Konservasi, Perpustakaan, Storage)
a. Terletak pada area tenang
b. Memiliki sistem keamanan yang baik dari segi konstruksi maupun
spesifikasi ruang
4. Bangunan Administrasi
a. Terletak strategis dan dekat dengan bangunan lainnya
b. Mempunyai pintu khusus
Sebuah bangunan museum yang fungsional, harus terdiri dari bangunan
pokok dan penunjang sebagai berikut :
1. Bangunan Utama, terdiri dari ruang-ruang :
a. Pameran Tetap
b. Pameran Temporer
c. Auditorium
d. Kantor Administrasi
e. Ruang Rapat
f. Perpustakaan
g. Laboratorium Konservasi
h. Studio Preparasi
i. Gudang/Storage
2. Bangunan Penunjang terdiri dari :
a. Keamanan
b. Parkir
c. Lobby
d. Ticket Box
e. Marchandise shop
f. Cafetaria
g. Toilet
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 17
2.1.8 Persyaratan Koleksi Museum
Koleksi museum adalah semua jenis bukti material hasil budaya manusia, alam
dan lingkungan yang disimpan dalam museum yang mempunyai nilai bagi
pembinaan dan atau pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kebudayaan (Depdikbud, 1999/2000:19-28).
A. Syarat-syarat Benda Koleksi Museum
Adapun beberapa syarat-syarat dari benda yang nantinya akan dipamerkan
dimuseum adalah sebagai berikut.
1. Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah
2. Dapat diidentifikasi mengenai wujud, tipe, gaya, fungsi, makna dan asal
benda tersbut secara historis dan geografis
3. Dapat dijadikan sebuah doumen yang dapat membantu sebuah penelitian
4. Dapat dijadikan suatu monumen atau akan menjadi manumen dalam sejarah
alam atau budaya.
5. Reproduksi atau replika yang sah menurut aturan permuseuman.
B. Pengadaan Benda Koleksi Museum
Adapun cara-cara yang digunakan dalam pengumpulan barang koleksi adalah
sebagai berikut.
1. Hibah
2. Barang titipan untuk dirawat dan dilindungi
3. Pinjaman
4. Tukar menukar dengan museum lain
5. Hasil temuan dari hasil survei, ekskavasi, atau sitaan
6. Pembelian dari hasil penemuan atau warisan
7. Barang sitaan dan pengadilan
Dalam pengadaan koleksi museum ini hendaknya memilki peraturan yang
menyangkut kebijaksanaan pengadaan koleksi, dan juga menyangkut
kelanjutannya seperti penempatannya, pengamanan, perlindungan, dan
penyediaan tempat. Pengadaan koleksi museum ini memiliki 2 tujuan pokok
yaitu :
a. Penyelamatan warisan sejarah alam dan sejarah budaya
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 18
b. Sebagai bahan penyebarluasan informasi mengenai kekayaan warisan
sejarah, alam dan sejarah budaya dengan melalui pameran museum baik
tetap maupun temporer
C. Klasifikasi Koleksi Museum
Klasifikasi koleksi merupakan penggolongan koleksi berdasarkan kriteria
tertentu, yaitu disiplin ilmu dan bersifat konvensi (kesepakatan tidak
tertulis). Adapun klasifikasi benda-benda koleksi museum terdiri atas 10
jenis benda koleksi yaitu sebagai berikut:
1. Geologika: adalah benda koleksi yang merupakan objek disiplin ilmu
geologi antara lain meliputi batuan, mineral, fosil, dan benda-benda
bentukan alam lainnya.
2. Biologika: adalah benda koleksi yang masuk kategori benda objek
penelitian ilmu biologi.
3. Etnografika: adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian
antropologi. Benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau
menggambarkan identitas suatu etnis.
4. Arkeologika: adalah benda koleksi yang merupakan hasil budaya
manusia masa lampau yang menjadi objek penelitian arkeologi.
5. Historika: adalah benda koleksi yang mempunyai nilai sejarah menjadi
objek penelitian sejarah serta meliputi kurun waktu sejak masuknya
budaya barat sampai sekarang.
6. Numismatika dan Heraldika
a. Numismatika: adalah setiap mata uang atau alat tukar.
b. Heraldika: adalah setiap tanda jasa, lambang dan tanda pangkat
resmi (termasuk cap/stempel).
7. Filologika: adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian filologi,
berupa naskah kuno ditulis tangan yang menguraikan sesuatu
hal/peristiwa.
8. Keramologika: adalah benda koleksi yang dibuat dari bahan tanah liat
yang dibakar berupa barang pecah belah.
9. Koleksi seni rupa: adalah benda koleksi seni yang mengekspresikan
pengalaman artistik manusia melalui objek dua atau tiga dimensi.
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 19
10. Teknologika: adalah setiap benda/kumpulan benda yang
menggambarkan perkembangan teknologi yang menonjol berupa
peralatan dan atau hasil produksi yang dibuat secara massal oleh suatu
industri/pabrik.
D. Bahan Koleksi Museum
Adapun jenis-jenis bahan yang dapat digunakan untuk koleksi museum
dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Kelompok benda organik, yaitu semua benda yang mengandung unsur
organ yang hidup, misalnya benda-benda yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan binatang, seperti kayu, kertas, tekstil, daun lontar, kulit,
tulang, gading, tanduk, dan sebagainya.
2. Kelompok benda anorganik, yaitu logam yang meliputi emas, perak,
tembaga, perunggu dan kuningan, batu, keramik, kaca, tembikar dan
baja putih, fiberglass, gips, benang, silikon, dan sebagainya.
3. Kelompok benda khusus, yang dimaksud adalah lukisan dengan segala
jenis dan bahan yang digunakan, misalnya lukisan cat minyak dan
lukisan cat air.
E. Penyajian Koleksi Museum
Ada tiga metode yang digunakan dalam penyajian pameran.
1. Metode Romantik
Metode romantik merupakan suatu metode yang menyebabkan
pengunjung dapat merasakan suasana ruang yang sesuai dengan tema
yang dipamerkan.
2. Metode Intelektual
Metode Intelektual merupakan suatu metode yang menyebabkan
pegunjung mampu memperoleh informasi dari benda-benda yang
dipamerkan.
3. Metode Estetis
Metode Estetis merupakan suatu metode yang menyebabkan
pengunjung mampu menangkap keindahan dari benda-benda yang
bersifat kebudayaan.
F. Standar Metode Penyajian
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 20
1. Ukuran Vitrin dan Panil
Tinggi rendahya suatu Vitrin dan Panil disesuaikan dengan tinggi rata-
rata penduduk Indonesia, sehigga Vitrin dan Panil tidak boleh terlalu
tinggi. Dimana tinggi vitrin 210 cm, alas terendah 65-70 cm, dan tebal
50 cm.
2. Tata Cahaya
Pengaturan cahaya harus disesuaikan dengan jenis-jenis koleksi yang
ada. Dimana koleksi anorganik bebas untuk ukuran cahaya. Untuk
benda-benda yang bersifat organik tidak boleh melebihi 150 Lux.
3. Tata Warna.
Ruang pameran menggunakan warna netral seperti warna krem, abu –
abu, dan warna pastel.
4. Tata Letak
Membuat tata letak yang baik harus memperhatikan proporsi,
keseimbangan, kesatuan, kontras, harmonis, ritme dan klimaks. Dalam
perletakkan benda-benda koleksi dapat dilakukan dengan 3 cara yakni
perletakkan benda pameran yang menempel didinding, perletakkan
benda pameran free standing, peletakkan benda pameran pada bidang
etalase.
Gambar 2.1Jenis-jenis Tata Cahaya
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:144-146
Gambar 2.2 Peletakan Benda Pamer Menempel Dinding
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 21
5. Tata Pengamanan
Kaca Vitrin digunakan untuk melapisi benda-benda koleksi, tebal kaca
vitrin 5 mm. Kaca vitrin memiliki ketahanan terhadap benturan ataupun
terhadap debu. Selain penggunaan vitrin pada koleksi, di ruang pameran
dipasang peralatan pengamanan seperti kamera JE 7542 Vidichip CCD,
TV Monitor, Passive Infra Red, dan Flush Mound Door Contact.
6. Labelling/Penamaan
Label adalah sarana komunikasi untuk memberikan informasi yang
dimiliki oleh museum kepada pengunjung. Untuk kegiatan pameran
dapat dibedakan sebagai berikut, label judul, label subjudul, label
pengantar, label kelompok, label individu, serta identifikasi label.
7. Foto Penunjang
Gambar 2.3 Peletakan Benda Pamer Free Standing
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Gambar 2.4 Peletakan Benda Pamer pada Media Etalase
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 22
Foto Penunjang diletakkan didekat benda koleksi dengan ukuran standar
30 x 40 cm atau 45 x 60 cm. Hal ini bertujuan agar benda-benda koleksi
yang dipamerkan lebih informatif terhadap pengunjung.
G. Perawatan Koleksi Museum
Perawatan koleksi museum merupakan kegiatan untuk menjaga dan
memelihara serta merawat benda-benda koleksi museum dengan metode
konservasi yang sudah ditentukan. Adapun faktor-faktor yang merubah
kondisi fisik koleksi adalah sebagai berikut.
1. Kelembaban relatif yang dipersyaratkan bagi kelestarian benda-benda
koleksi adalah 45-60% dengan suhu antara 20-24°C. Apabila
kelembaban berlebihan maka akan berpotensi bagi mikro ogrganisme
untuk berkemang biak.
2. Mencegah terjadinya penyinaran langsung khususnya pada benda-benda
tekstil. kertas, Lukisan, cat minyak pada kanvas, kayu dan lukisan cat
air. Sinar buatan (lampu) pada objek yang paling peka terhadap cahaya
sebaiknya paling dekat berjarak ±40 cm. Guna mencegah resapnya
ultraviolet dapat dipasang reflektor yang dicatat dengan oksida atau
titanium triokrida.
3. Faktor lingkungan udara atau atmosfer perlu diperhatikan baik
lingkungan makro maupun mikro. Pencemaran udara dapat disebabkan
karena sulfur dioxid, yang dapat mengakibatkan proses pelenturan dan
proses pelunakan/pelapukan. Hydrogen sulfide, mengakibatkan proses
penghitaman pada bahan timah dan proses pengkaburan pada bahan
logam.
2.2 Tinjauan Umum Nelayan
2.2.1 Pengertian Nelayan
Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 2002 nelayan adalah
orang yang memiliki mata pencaharian melakukan penangkapan ikan. Dalam
perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif
melakukan operasi penangkapan ikan diperairan umum. Sedangkan orang yang
pekerjaannya membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan ikan tidak
dikategorikan sebagai nelayan. Mengingat sebagian besar wilayah Indonesia
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 23
merupakan perairan, oleh sebab itu sebagian besar masyarakat yang ada di pesisir
berprofesi sebagai nelayan.
2.2.2 Klasifikasi Jenis Nelayan
A. Klasifikasi Nelayan Menurut Statistik perikanan KKP
1. Nelayan Penuh
Nelayan tipe ini hanya memiliki satu mata pencaharian, yaitu sebagai
nelayan. Hanya menggantungkan hidupnya dengan profesi kerjanya sebagai
nelayan dan tidak memiliki pekerjaan dan keaahllian selain menjadi seorang
nelayan.
2. Nelayan Sambilan Tambahan
Nelayan tipe ini biasanya memiliki pekerjaan lain sebagai sumber
penghasilan, sedangkan pekerjaan sebagai nelayan hanya untuk tambahan
penghasilan.
B. Klasifikasi Kelompok Nelayan Berdasar Kepemilikan Penangkapan Ikan (UU
Bagi Hasil Perikanan)
1. Nelayan Penggarap
Nelayan penggarap adalah orang yang sebagai kesatuan menyediakan
tenaganya turut serta dalam usaha penangkapan ikan laut, bekerja dengan
sarana penangkapan ikan milik orang lain.
2. Juragan/Pemilik
Orang atau badan hukum yang dengan hak apa pun berkuasa/memiliki atas
sesuatu kapal/perahu dan alat-alat penangkapan ikan yang dipergunakan
dalam usaha penangkapan ikan, yang dioperasikan oleh orang lain. Jika
pemilik tidak melaut maka disebut juragan/pengusaha. Jika pemilik
sekaligus bekerja melaut menangkap ikan maka dapat disebut sebagai
nelayan yang sekaligus pemilik kapal.
C. Klasifikasi Nelayan Berdasar Kelompok Kerja
1. Nelayan Perorangan
Nelayan yang memiliki peralatan tangkap ikan sendiri, dalam
pengoprasiannya tidak melibatkan orang lain.
2. Nelayan Kelompok Usaha Bersama
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 24
Gabungan dari minimal 10 (sepuluh) orang nelayan yang kegiatan usahanya
terorganisir tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama non-badan hukum.
3. Nelayan Perusahaan
Nelayan pekerja atau Pelaut Perikanan yang terikat dengan Perjanjian Kerja
Laut (PKL) dengan badan usaha perikanan.
2.2.3 Nelayan Tradisional
Nelayan merupakan suatu profesi yang sudah ada sejak jaman dahulu. Para
nelayan pada jaman dahulu menggunakan alat-alat tradisional untuk menangkap
ikan. Namun seiring dengan perkembangan jaman peralatan-peralatan tradisional
para nelayan sudah semakin ditinggalkan. Hal tersebut dikarenakan semakin
majunya teknologi dan tuntutan dari kebutuhan pasar. Perbedaan nelayan
tradisional dengan nelayan modern yakni nelayan tradisional khususnya d Bali
masih menganut sistem-sistem tradisi dan kepercayaan yang sudah dijalankan dari
jaman dahulu seperti prosesi upacara, sehingga kebudayaan itu tetap terjaga.
Di daerah Bali sendiri, hampir disepanjang pantai memiliki kelompok-
kelompok nalayan tradisional. Kelompok-kelompok nelayan tersebut masih
menggunakan peralatan-peralatan tradisional yang digunakan untuk melaut.
Meskipun kini sudah banyak nelayan-nelayan dari luar Bali yang datang ke Bali
dengan peralatan yang lebih modern, para nelayan-nelayan tradisional Bali tetap
bertahan. Menurut ketua Kelompok Nelayan KUB Putra Samudra Lebih yakni
Bapak I Made Ana disebutkan bahwa nelayan-nelayan tradisional masih mampu
bertahan dikarenakan adanya fasilitas untuk menyalurkan hasil tangkapan. Dan
juga adanya koperasi untuk nelayan dibeberapa daerah membuat kehidupan para
nelayan tradisional cukup terjamin.
Sedangkan untuk peralatan untuk menangkap ikan masih menggunakan
peralatan tradisional seperti pancing dan jaring namun dengan hasil tangkapan ikan
yang cukup bervariasi seperti berikut.
Table 2.2 Jenis Tangkapan Ikan
Jenis Peralatan Hasil Tangkapan
Pancing
Ikan Tenggiri
Ikan Lemadang
Ikan Tongkol
Ikan Jangki
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 25
Ikan Kerapu
Ikan Kakap
Jaring
Ikan Lemburu dengan ukuran ¾ inch
Ikan Temban dengan ukuran ¾ inch
Ikan Tongkol dengan ukuran 2
sampai 3 inch.
Sebagai ungkapan terima kasih nelayan tradisional kepada Tuhan Maha Esa,
setiap kelompok nelayan memiliki ritual-ritual yang dilakukan seperti upacara
Segara Kerti, upacara tersebut dilakukan setap satu tahun sekali sebagai tanda
ucapan terima kasih para nelayan kepada Tuhan dalam manifestasi dewa penguasa
lautan.
2.3 Tinjauan Objek Sejenis
Tinjauan objek sejenis ini mengambil tiga contoh museum yang ada di Bali,
yakni Museum Subak Sanggulan, Museum Arma Ubud, dan Museum Bali. Ketiga
museum tersebut dijadikan tinjauan objek sejenis karena terdapat beberapa aspek-
aspek yang dirasa relevan untuk diterapkan pada Museum Nelayan Tradisional
Bali.
2.3.1 Museum Subak Sanggulan
Museum Subak Sanggulan merupakan museum khusus yang dikelola oleh
pemerintah. Museum Subak ini membahas bagaimana aktivitas disubak, dari sistem
irigasi air disawah hingga memanem padi. Museum ini merupakan museum satu-
satunya di Bali yang membahas sistem irigasi disawah di Bali, semua proses-proses
mengenai tata cara pengairan dijelaskan secara detail pada museum Subak ini.
Museum Subak Sanggulan ini sudah berdiri semenjak tanggal 13 Oktober 1981 dan
diresmikan langsung oleh Gubernur Bali. Museum Subak Sanggulan ini terletak di
Kabupaten Tabanan.
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 26
Adapun visi dan misi dari museum subak ini adalah sebagai berikut.
A. Visi Museum Subak
Menjadi museum yang berdaya guna dalam mendukung pelestarian lembaga
adat subak yang merupakan warisan budaya bangsa yang adi luhung.
B. Misi Museum Subak
1. Menggali dan menghimpun berbagai benda dan data yang berkaitan dengan
subak termasuk yang mempunyai nilai sejarah;
2. Menyelamatkan, mengamankan, dan memelihara berbagai benda yang
berkaitan dengan subak;
3. Memamerkan dan mengkomunikasikan koleksi museum sebagai bahan
informasi, dokumentasi, media pendidikan, dan sarana studi/penelitian
tentang subak;
4. Menjadikan museum subak sebagai tempat rekreasi/objek wisata.
Museum subak juga memiliki berbagai macam fasilitas-fasilitas yang mampu
menunjang dari aktivitas museum.
Gambar 2.5Tampilan Eksterior Gedung Pameran
Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 27
a. Museum Terbuka
Museum terbuka ini merupakan sebuah miniatur mengenai sistem pengairan
subak, dapat dilihat pada gambar 2.6.
b. Ruang Pameran Tertutup
1) Ruang Pameran berisi mengenai benda-benda yang digunakan oleh petani
pada saat melakukan aktivitas subak, mulai dari cangkul hingga alat-alat
pembajak sawah, dapat dilihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.6 Miniatur Sumber Air Pengairan Subak
Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Gambar 2.7 Ruang Pameran Museum Subak
Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 28
2) Ruang Audio Visual
Ruang audio visul digunakan untuk pemutaran video mengenai subak
yang ada di Bali serta juga sebagai tempat untuk melakukan diskusi
mengenai subak.
3) Rumah Tradisional Bali
Rumah tradisional Bali disini menjelaskan keterkaitan antara subak
dengan rumah, yakni dengan adanya jineng sebagai tempat penyimpanan
padi.
C. Fasilitas Penunjang
Selain dengan fasilitas-fasilitas utama yang dimiliki oleh museum subak,
juga terdapat beberapa ruang-ruang yang digunakan untuk menunjang aktivitas
utama yakni seperti, ruang informasi, ruang pengelola, gudang, perpustakaan, dan
ruang penelitian.
Museum subak merupakan sebuah museum yang dikelola oleh pemerintah,
dimana dalam hal ini dikelola oleh pemerintah Kabupaten Tabanan, dibawah
Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Tabanan. Berikut merupakan struktur
organisasi museum subak.
Seksi Kepegawaian
10 orang
Seksi Keuangan
8 orang
Seksi Tata Usaha
10 orang
Kepala Museum
1 orang
Kepala Tata Usaha KelompokJabatan
Fungsional
Gambar 2.8 Struktur Organisasi Museum Subak
Sumber : Museum Subak, 08/10/2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 29
2.3.2 Museum Pasifika
Museum Pasifika merupakan sebuah museum yang terlatak di daerah BTDC
Nusa Dua, Bali. Museum Pasifika didirikan pada tahun 2006 oleh Moetaryanto P
and Philippe Augier. Museum Pasifika merupakan sebuah museum seni yang
membahas kesenian-kesenian yang tidak hanya ada di Indonesia tetapi juga yang
ada diseluruh Asia Pasifik. Museum Pasifika ini terdiri dari sebelas gedung dimana
masing-masing gedung memamerkan benda-benda yang berasal dari wilayah
tertentu.
Gedung 1 : Seniman-Seniman Indonesia
Gedung 2 : Seniman-Seniman Italia yang ada Indonesia
Gedung 3 : Seniman-Seniman Belanda yang ada di Indonesia
Gedung 4 : Seniman-Seniman Prancis yang ada Indonesia
Gedung 5 : Seniman-Senimana Indonesia-Eropa yang ada di Indonesia
Gedung 6 : Pameran Temporer
Gedung 7 : Seniman-Seniman di Indochina Peninsula: Laos, Vietnam, and
Cambodia
Gedung 8 : Seniman-seniman di Polynesia dan Tahiti
Gedung 9 : Kesenian Premier dari Vanuatu
Gedung 10 : Tapa dari Oceania dan Pasifik
Gedung 11 : beberapa pekerja seni di Jepang, China, Thailand, Malaysia,
Myanmar dan Filipina
Gambar 2.9 Tampilan Depan Museum Pasifika
Sumber : Observasi, 28 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 30
Selain dari gedung-gedung pameran, juga terdapat beberapa fasilitas-fasilitas
penunjang lainnya seperti ruang informasi, ruang pengelola, ruang perawatan
barang, gudang, toko buku dan cafeteria.
Gambar 2.10 Denah Museum Pasifika
Sumber : http://partogi.blogdetik.com/2011/12/21/apa-itu-
museum-pasifika/ diakses 30 November 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Gambar 2.11 Ruang Pameran Museum Pasifika
Sumber : Observasi, 28 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 31
2.3.3 Museum Bali
Museum Bali merupakan sebuah museum yang membahas kebudayaan Bali
dari jaman dahulu hingga saat ini. Museum Bali terletak ditengah-tengah kota
Denpasar. Museum Bali pertama kali dibuka pada tanggal 8 Desember 1932.
Tampilan bangunan dari Museum Bali ini cenderung menyerupai puri (Istana Raja).
Gambar 2.14 Museum Bali
Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Gambar 2.12 Ruang Pameran Temporer Museum Pasifika
Sumber : Observasi, 28 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Gambar 2.13 Penataan Landscape Museum Pasifika
Sumber : Observasi, 28 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 32
Pada Museum Bali, terdapat beberapa bangunan dengan berbagai macam
fungsinya. Berikut merupakan beberapa bagian bangunan yang terdapat didalam
Museum Bali.
a. Bale Peninjoan
Bangunan ini bertujuan untuk meninjau situasi disekitar museum,
mengingat konsep museum diadaptasi dari bangunan puri.
b. Balai Kulkul
Balai Kulkul jika dilihat dari keseluruhan bangunan museum memberikan
ciri bahwa museum tersebut sebagai sebuah pura.
c. Gedung Tabanan
Gedung Tabanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang
koleksi kesenian dan Ethnografi.
d. Gedung Karangasem
Gedung Karangasem merupakan gedung induk yang terdapat di Museum
Bali, dimana pada gedung ini terdapat koleksi-koleksi pra-sejarah, sejarah,
arkeologi, ethnografi, dan seni rupa.
Gambar 2.15 GedungTabanan
Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Gambar 2.16 GedungKarangasem
Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 33
e. Gedung Buleleng
Gedung Buleleng difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan barang-
barang rumah tangga, alat-alat pertanian dan nelayan serta kerajaninan dari
batu maupun tanah liat.
f. Gedung Perpustakaan
Gedung perpustakaan digunakan untuk menyimpan buku-buku yang
berkaitan dengan peradaban manusia yang terjadi di Bali.
g. Gedung Pameran Sementara
Gedung ini terdiri dari dua lantai, dimana lantai pertama digunakan untuk
pameran sementara, sedangkan lantai kedua digunakan untuk ruang
direktur.
Museum Bali merupakan museum yang dikelola oleh pemerintah provinsi Bali
langsung dan berada dibawah Departemen Pariwisata dan Kebudayaan. Berikut
merupakan struktur organisasi Museum Bali.
Gambar 2.17 GedungBuleleng
Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 34
Seksi Kepegawaian Seksi Keuangan Seksi Tata Usaha Seksi Rumah Tangga
Kepala Museum
Sub Bagian Tata
Usaha
Seksi Koleksi Seksi
Konservasi
Seksi
Bimbingan
Kelompok Tenaga
Fungsional
Gambar 2.18 Struktur Organisasi Museum Bali
Sumber : Museum Bali, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 35
2.3.4 Kesimpulan Tinjauan Objek Sejenis
Table 2.3 Kesimpulan Objek Sejenis
2.4 Spesifikasi Umum Museum Nelayan Tradisional Bali
Dalam Spesifikasi Umum Proyek ini akan dibahas mengenai gambaran
umum Museum Nelayan Tradisional Bali.
2.4.1 Pengertian Museum Nelayan Tradisional Bali
Pengertian dari Museum Nelayan Tradisional Bali adalah bangunan yang
digunakan sebagai tempat untuk menyimpan, merawat, serta memamerkan benda-
benda hasil kebudayaan para nelayan, sehingga dengan adanya bangunan ini
diharapkan mampu menjaga kebudayaan para nelayan tradisional Bali.
KESIMPULAN TINJAUAN OBJEK SEJENIS
No Kriteria Museum Subak
Sanggulan Museum Pasifika Museum Bali
1. Klasifikasi Museum Khusus Museum Khusus Museum Umum
2. Lokasi Kabupaten Tabanan Nusa Dua. Kota Denpasar
3. Fungsi dan
Peranan
Museum sistem
pertanian khas Bali
Museum Seni Museum Kebudayaan
Bali
4. Status
kelembagaan
Pemerintah Swasta Pemerintah
4. Fasilitas dan
Ruang
1. Museum Terbuka
2. Rumah Petani
Tradisional
3. Ruang Pameran
4. Ruang Audio
Visual
5. Perpustakaan
6. Gudang &
Preparasi
1. Ruang Pameran
2. Ruang Baca
3. Perpustakaan
4. Toko Buku
5. Panggung Terbuka
6. Ruang Informasi
7. Ruang Pengelola
8. Gudang
9. Cafetaria
1. Ruang pameran tetap
2. Ruang pameran
temporer
3. Auditorium
4. Ruang penyimpanan
koleksi
5. Ruang konservasi
6. Ruang tata usaha
7. Ruang perpustakaan
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 36
2.4.2 Fungsi Museum Nelayan Tradisional Bali
a. Mengumpulkan benda-benda hasil kebudayaan para nelayan tradisional
yang keberadaannya akan susah untuk ditemui;
b. Memperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai kebudayaan nelayan
tradisional; dan
c. Menjadi pusat penelitian mengenai kebudayaan para nelayan.
2.4.3 Klasifikasi Museum Nelayan Tradisonal Bali
Berdasarkan klasifikasi museum yang sudah dijabarkan pada tinjauan teori, maka
museum ini dikategorikan sebagai berikut.
a. Menurut koleksinya museum ini termasuk kedalam museum khusus;
b. Menurut penyelenggaranya museum ini termasuk museum pemerintah;
c. Memuat ruang lingkup wilayah museum ini termasuk museum lokal, karena
hanya mewakili benda-benda yang ada didaerah Bali saja; dan
d. Menurut tipenya museum ini termasuk tipe C, ditinjau dari segi politik
keamanan dan kependudukan,
2.4.4 Pelaku Kegiatan
Pelaku kegiatan dalam fasilitas museum ini dapat dibedakan menjadi tiga yakni,
a. Wisatawan
Wisatawan yang datang mengunjungi museum bisa bersifat umum dalam
artian hanya ingin mengunjungi museum sebagai tempat rekreasi budaya,
dan pengunjung khusus yang ingin melakukan penelitian didalam museum.
b. Pengelola
Pengelola adalah pihak yang mengatur segala kelancaran museum, dimana
pengelola tersebut sudah ditentutkan dengan struktur organisasi yang sesuai
dengan museum negeri.
2.4.5 Fasilitas Museum Nelayan Tradisional Bali
Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada museum ini nantinya akan dibedakan atas dua
jenis yaitu fasilitas utama dan fasilitas penunjang.
A. Fasilitas Umum
1. Ruang Pameran Tetap :
a. Pameran koleksi alat perlayaran dan penangkapan ikan tradisional Bali
b. Pameran koleksi jenis tangkapan ikan
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Nelayan Tradisional Bali | 37
c. Pameran proses pengolahan ikan
d. Pameran proses pembuatan garam
e. Pameran kebudayaan nelayan secara spiritual
f. Pameran koleksi peralatan pribadi nelayan
g. Pameran koleksi jenis-jenis perahu
h. Pameran koleksi peralatan perdagangan ikan
i. Pameran miniatur pasar ikan tradisional
j. Pameran mengenai sejarah dewa segara/dewa baruna sebagai penguasa laut
beserta kegiatan upacara yang dilakukan oleh nelayan sebagai wujud rasa
syukur
2. Ruang Audio dan Visual
a. Pemutaran video dokumenter proses mengenai cara-cara pengangkapan
ikan
b. Pemutaran video prosesi upacara nelayan
c. Pemutaran video proses pengolahan ikan
d. Pemutaran video proses pembuatan garam
3. Ruang Edukasi
4. Ruang Auditorium
5. Ruang Perawatan
6. Perpustakaan
B. Fasilitas Penunjang
1. Ruang Pengelola
2. Ruang Informasi
3. Toilet
4. Tempat Parkir
5. Tempat Suci
6. Cafetaria