bab ii - sindrom nefrotik

Upload: jeffrey-watson

Post on 02-Jun-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    1/17

    B. Sindrom Nefrotik

    1. Konsep Dasar Medis

    a. Pengertian

    1) Sindrom nefrotik adalah sekelompok tanda dan gejala yang

    ditemukan pada gangguan yang spesifik di ginjal dengan

    karakteristik protenuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan

    edema. (lemone, 2006)

    2) Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala

    edema,protenuria, hipoalbuminemis, dan hiperkolesterolemia,

    kadang disertai hematuria, hipertensi, dan penurunan fungsi

    ginjal (Ngastiyah, 2005)

    3) Sindrom nefrotik dalah keadaan klinis yang meliputi protenuria

    masif, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema. (Wong, 2009)

    4) Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis dengan adanya protenuria

    (>3,5g/Hari), hipoalbumenia, edema, dan hiperlipidemia. (Price,

    2005)

    5) Sindrom nefrotik adalah keluarnya protein 3,5gram atau lebih

    melalui urine perhari. (Corwin, 2009)Dapat disimpulkan bahwa sindrom nefrotik adalah

    sekelompok tanda dan gejala yang ditemukan pada gangguan

    ginjal spesifik dengan karakteristik protenuria (>3,5g/h),

    hipoalbuminemia, hiperlipidemia, edema yang terkadang diserta

    hipertensi dan hematuria.

    b. Etiologi

    Sebab yang pasti belum diketahui: akhir-akhir ini dianggap

    sebagai suatu penyakit autoimun yang merupakan suatu reaksi

    antigen-antibodi. Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:

    - Sindrom Nefrotik dengan perubahan minimal (MCNS-minimal

    change nephrotic syndrome)

    - Gangguan sekunder (setelah atau menyertai kerusakan

    glomerulus)

    - Kongenital yang diturunkan kelainan autosomal-resesif.

    Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    2/17

    maternofetal, resisten terhadap semua pengobatan. Gejalanya

    adalah edema pada masa neonates.

    c. Patofisiologi

    Meningkatnya permebilitas dinding kapiler glumerulus yang

    berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi

    proteinuria. Kelanjutan dari proteinuria akan menyebabkan

    hypoalbuminemia, dengan turunnya albumin tekanan armotik plasma

    menurun sehingga cairan intravaskuler berkurang pindah dalam

    interstisial, sehingga cairan intravaskuler berkurang sehingga aliran

    darah ke renal berkurang.

    Menurunya aliran darah renal, sehingga ginjal melakukan

    kompensasi dengan merangsang produksi renin. Anciotensin dan

    peningkatan seleksi antidieuretik hormon (ADH) dan sekiesi

    aldosteron yang kemudian terjadi retensi natrium dan air. Dengan

    retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.

    Terjadi peningkatan kolesterol dan triglycerida serum akibat dari

    peningkatan stimlasi stimulasi lipoprotein karena penurunan plasmaalbumin/penurunan akotik plasma.

    Menurunya repon imun karena tertekan, kemungkinan disebabkan

    oleh hypoalbuminemia, hyperlipidemia/defisiensi Zn.

    Adanya hyperlipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi

    lipoprotein dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya

    protein dan lemak akan banyak dalam urine.

    d. Patoflow

    e. Tanda dan Gejala

    - Edema merupakan gejaka klinis yang menonjol, kadang-kadang

    mencapai 40% daripada berat badan dan didapatkan anasarka.

    Edema merupakan gejala utama, bervariasi dari bentuk

    ringan sampai berat dan merupakan gejala satu-satunya yang

    terlihat. Edema mula-mula Nampak pada kelopak mata terutama

    waktu bangun tidur. Edema yang hebat atau anasarka sering

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    3/17

    disertai edema pada genetalia eksterna. Edema pada perut

    terjadi karena penimbunan cairan. Sesak napas terjadi karena

    adanya cairan dirongga sekitar paru-paru (efusi pleura). Gejala

    yang lainnya adalah edema lutut dan kantung zakar (pada pria).

    Edema yang terjadi seringkali berpindah-pindah, pada pagi hari

    cairan tertimbun di kelopak mata atau setelah berjalan, cairan

    akan tertimbun di pergelangan kaki. Pengkisutan otot bias

    tertutupi oleh edema.

    - Rentan terhadap infeksi (karena hipoalbuminemia)

    - Hematuria

    - Hipertensi

    - Produksi urin berkurang

    - Anemia defisiensi besi karena transferin banyak keluar dengan

    urine

    - Kenaikan berat badan

    - Wajah tampak sembab (edema fascialis) terutama di sekitar

    mata, tampak pada saat bangun di pagi hari dan berkurang di

    siang hari- Asites

    - Pembengkakan skrotum

    - Diare

    - Anoreksia

    - Pembengkakan pergelangan kaki / tungkai

    - Letargi

    f. Pemeriksaan Diagnostik

    1) Urin

    - Albumin: Kualitatif: ++ sampai ++++, Kuantitatif: >50

    mg/KgBB/hari (diperiksa memakai reagens ESBACH)

    - Sedimen: oval fat bodies: epitel sel yang mengandung butir-

    butir lemak, kadang-kadang dijumpai eritrosit, lekosit, toraks

    hilain dan toraks eritrosit.

    Hal tersebut diatas dikatakan sebagai proteinuria atau

    dapat juga disebut albuminuria. Albumin adalah salah satu

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    4/17

    jenis protein. Ada dua sebab yang menimbulkan proteinuria,

    yaitu: permeabilitas kapiler glomelurus yang meningkat akibat

    kelainan atau kerusakan mbg dan reabsorpsi protein di

    tubulus berkurang. Oleh karena proteinuria parallel dengan

    kerusakan mbg, maka proteinuria dapat dipakai sebagai

    petunjuk sederhana untuk menentukan derajat glomerulus.

    - ISP

    Jadi yang diukur adalah index selectivity of proteinuria

    (ISP). ISP dapat ditentukan dengan cara mengukur rasio

    antara clearance igG dan cleareance transferin.

    ISP = Clearance / cleareance transferin

    Bila ISP < 0,2 berarti ISP meninggi (highly selective

    proteinuria) yang secara klinik menunjukan kerusakan

    glomerulus ringan dan respon terhadap kortikosterois baik.

    Bila ISP > 0,2 berarti ISP menurun (poorly selective

    proteinuria) yang secara klinik menunjukan kerusakan

    glomerulus berat dan tidak respon terhadap kortikosteroid baik

    2) DarahPada pemeriksaan kimia darah dijumpai:

    Protein total menurun (N : 6,2-8,1 mg/100ml)

    Albumin menurun (N : 4-5,8 mg/100ml). hal ini disebut sebagai

    hipoalbuminemia (nilai kadar albumin dalam darah < 2,5 gram/100

    ml). SN kelainan ini dapat disebabkan oleh:Proteinuria,

    Katabolisme protein yang berlebihan, Nutricional deficiency

    Pada SN ternyata katabolisme protein meningkat akibat

    katabolisme protein yang terjadi di tubuh ginjal. Peningkatan

    katabolisme ini merupakan faktor tambahan terjadinya

    hipoalbuminemia selain dari proteinuria (albuminuria). Pada SN

    sering pula dijumpai anoreksia akibat edema mukosa usus

    sehingga intake berkurang yang pada gilirannya dapat

    menimbulkan hipoproteinemia. Pada umumnya edema anasarka

    terjadi bila kadar albumin darah < 2 gram/100ml, dan syok

    hipovolemia terjadi biasanya pada kadar < 1 garam/100ml.

    1 globulin normal (N : 0,1-0,3 gm/100ml)

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    5/17

    2 globulin meninggi (N : 0,4-1 gm/100ml)

    globulin normal (N : 0,5-0,9 gm/100ml)

    globulin normal (N : 0,3-1 gm/100ml)

    Rasio albumin/globulin < 1 (N : 3/2)

    Komplemen c3 normal/rendah (N : 80-120mg/100ml)

    Ureum, kreatinin, dan klirens kreatinin normal

    Hiperkolestrolemia bila kadar kolestrol > 250mg/100ml. akhir-

    akhir ini disebut juga sebagai hiperlipidemia oleh karena bukan

    hanya kolestrol saja yang meninggi dalam darah, konsituen lemak

    itu adalah:

    o Kolestrol

    o Low density lipoprotein (LDL)

    o Very low density lipoprotein (VLDL)

    o Trigliserida baru meningkat bila plasma albumin < 1 gram/100ml

    Akibat hipoalbuminemia, sel-sel hepar terpacu unutk membuat

    albumin sebanyak-banyaknya. Bersamaan dengan sintetis albumin ini,

    sel-sel hepar juga akan membuat VLDL. Dalam keadaan normal VLDL

    diubah menjadi LDL oleh lipoprotein lipase. Tetapi pada SN, aktivitasenzim ini terhambat dengan adanya hipoalbuminemia dan tingginya

    kadar asam lemak bebas. Disamping itu menurunnya aktivitas

    lipoprotein lipase ini disebabkan oleh rendahnya kadar apolipoprotein

    plasma sebagai akibat keluarganya protein dalam urin. Jadi

    hiperkolestrolemia ini tidak hanya disebabkan oleh produksi yang

    berlebihan, tetapi juga akibat gangguan katabolisme fosfolipid.

    g. Penatalaksanaan

    1) Medis

    Penatalaksanaan yang dilakukan untuk mengatasi gejala

    dan akibat yang ditimbulkan pada anak dengan sindrom nefrotik

    sebagai berikut:

    Istirahat selama edema berangsur menurun. Bila edema tidak

    berkurang dengan pembatasan garam, dapat digunakan

    diuretik, biasanya furosemid 1 mg/kgBB/kali, bergantung pada

    beratnya edema dan respon pengobatan. Bila edema refrakter,

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    6/17

    dapat digunakan hidroklortiazid (25-50 mg/hari). Selama

    pengobatan diuretik perlu dipantau kemungkinan hipokalemia,

    alkalosis metabolik, atau kehilangan caitan intravaskular berat.

    Pemberian kortikosteroid berdasarkan ISKDC (1976)

    (international Study of kidney Disease in Children) :

    - Selama 28 hari prednison diberikan per oral dengan dosis

    penuh : 60 mg/m2luas permukaan badan/hari atau 2

    mg/kgBB/hari (maksimal 80 mg/kgBB/hari)

    - Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral selama 28

    hari dengan dosis 40mg/hari/ lpb, setiap 3 hari dalam 1

    minggu dengan dosis maksimum 60mg/hr. Bila terdapat

    respons selama itu, maka pengobatan ini dilanjtkan secara

    intermiten selama 4 minggu. Sekarang pengobatan dengan

    kortikosteroid tidak terlalu eperti urutan terdahulu, tetapi

    melihat respon dari pasien apakah terjadi remisi/ tidak

    dalam 4 minggu.

    Cegah infeksi. Antibiotik hanya diberikan bila terjadi infeksi.

    Pungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan bila ada indikasivital.

    ujuan pengobatan adalah untuk mengatasi penyebabnya.

    Mengobati infeksi penyebab sindrom nefrotik dapat

    menyembuhkan sindrom ini. Jika penyebabnya adalah penyakit

    yang dapat diobati (misalnya: penyakit Hodgkin atau kanker

    lainnya), maka mengobatinya akan mengurangi gejala ginjal..

    Pengobatan Umum

    - Diet harus banyak mengandung protein dengan nilai

    biologik tinggi dan tinggi kalori. Protein 3-5gr/kgBB/hari.

    Kalori rata-rata: 100kalori/kgBB/hari. Garam dibatasi bila

    edema berat. Bila tanpa edema diberi 1-2gr/hari.

    Pembatasan cairan terjadi bias terdapat gejala gagal ginjal.

    - Aktivitas: tirah baring dianjurkan bila ada edema hebat atau

    ada komplikasi. Bila edema sudah berkurang atau tidak

    ada komplikasi maka aktifitas fisik tidak memperngaruhi

    perjalanan penyakit. Sebaliknya tanpa ada aktifitas dalam

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    7/17

    jangka waktu yang lama akan mempengaruhi kejiwaan

    anak.

    - Diuretik: pemberian diuretic untuk mengurangi edema

    terbatas pada anak dengan edema berat, gangguan

    pernapasan, gangguan gastrointestinal atau obstruksi

    urethra yang disebabkan oleh edema hebat ini. Pada

    beberapa kasus SN yang disertai anasarka, dengan

    pengobatan kortikosteroid tanpa diuretik, edema juga

    menghilang. Metode yang lebih aktif dan fisiologik untuk

    mengurangi edema adalah yang merangsang dieresis

    dengan pemberian albumin (salt poor albumin): 0,5-

    1gr/kgBB selama satu jam yang disusul kemudian oleh

    furosemid I.V 1-2mg/kgBB/hari. Pengobatan ini bias

    diulangi selama 6 jam bila perlu. Diuretic yang biasa

    dipakai adalah diuretic jangka pendek seperti furosemid

    atau asam etakrinat. Pemakaian diuretic yang berlangsung

    lama dapat menyebabkan:

    Hipovolemia Hipokalemia

    Alkalosis

    Hiperuricemia

    2) Keperawatan

    Pasien dengan sindrom nefrotik perlu dirawat di RS karena

    memerlukan pengawasan dan pengobatan yang khusus. Masalah

    yang biasanya terjadi :

    - Edema yang berat. Pasien dengan edema anasarka perlu

    istirahat di tempat tidur karena keadaan edema yang berat

    mengakibatkan kehilangan kemampuan untuk bergerak.

    Tindakan yang dapat dilakukan yaitu

    o Bantu pasien berbaring setengah duduk. Banyak cairan

    bisa mengakibatkan pasien sulit bernafas

    o Berikan alas bantal pada kedua kakinya sampai tumit

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    8/17

    o Bila pasien laki-laki, berikan ganjal bantal dibawah skrotum

    untuk mencegah pmbengkakan skrotum.

    Bila edema sudah mulai berangsur menurun pasien

    diperbolehkan melakukan kegiatan sesuai kemampuan.

    o Timbang berat badan setiap harinya

    o Pencatatan intake output cairan pasien selama 24 jam.

    Jika urine >400cc minum dibatasi.

    o Urine dikumpul dan diukur selama 24 jam

    - Diet. Diet yang dianjurkan ialah protein 1,2-2,0g/kgBB/hari

    dan cukup kalori 35kkal/kgBB/hari, rendah garam 1g/hari atau

    dengan diet nefritisI. Jelaskan kepada pasien bahwa makanan

    yang diberikan memang tidak nyaman, karena itu pasien perlu

    diberi motivasi untuk tetap menjaga nutrisinya,berikan

    makanan dalam keadaan hangat, tidak diperkenankan

    membawa makanan dari rumah.

    - Resiko terjadi komplikasi. Karena daya tahn tubuh

    menurun, pasien akan mudah terinfeksi dan terjadi infeksi.

    Upaya mencegahnya dapat dilakukan: perawatan kulit,

    perhatikan alat tenun yang dipakai agar tetap bersih dan

    kering,

    ubah posisi pasien karena bedrest dan mencegah

    dekubitus (bila memungkinkan per 3 jam),

    hindari penggunaan plester bila dapat mengakibatkan

    lecet,

    bila terpasang balutan usahakan untuk tidak terlalu

    kencang.

    Kolaborasikan bila oksigen diperlukan

    Upayakan pasien SN tidak seruangan dengan pasien

    yang menderita penyakit infeksi

    Perawat harus mempertahankan cara bekerja yang

    aseptik

    Ruangan yang cukup ventilasi, mencegah kedinginan.

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    9/17

    - Pengawasan pemberian pengobatan/ gangguan rasa

    aman dan nyaman. Perlu dilakukan selama pemberian obat-

    obatan medis. Pemberian obat perlu dilakukan secara

    bertahap atau berselang 1-2hari agar tidak mengakibatkan

    terjadinya Rebound Phenomenon. Selain itu perhatikan efek

    samping dari pemberian obat contohnya gangguan

    pertumbuhan, hipertensi, katarak, osteoporosis, muka bulat

    (moon face)dan obesitas.

    h. Komplikasi

    o Hipovolemi

    o tromboembolisme

    o Infeksi (peritonitis, pneumonia, selulitis)

    o Emboli pulmoner

    o Gagal ginjal akut

    o Dehidrasi

    o Aterosklerosis

    i. Prognosis

    Prognosisnya tergantung kepada penyebabnya, usia penderita

    dan jenis kerusakan ginjal yang bias diketahui dari pemeriksaan

    mikroskopik pada biopsi. Gejalanya akan hilang seluruhnya jika

    penyebabnya adalah penyakit yang dapat diobati atau obat-obatan.

    Prognosis biasanya baik jika penyebabnya memberikan respon yang

    baik dari kortikosteroid. Anak yang lahir dengan Sindrom ini jarang

    bertahan hidup sampai 1tahun, beberapa diantaranya bias bertahan

    setelah menjalani dialisa atau pencangkokan ginjal.

    Prognosis yang paling baik ditemukan pada Sindroma Nefrotik

    akibat Glomerulonefritis yang ringan 90% penderita anak

    memberikan respon yang baik terhadap pengobatan. Jarang yang

    berkembang menjadi gagal ginjal, meskipun cenderung bersifat

    sering kambuh. Tetapi stelah 1tahun bebas gejala, jarang terjadi

    kekambuhan

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    10/17

    j. Insiden

    Sindrom ini dapat mengenai semua umur, tetap sebagian besar

    (74%) dijumpai pada usia 2-7 tahun. Kasus sindrom nefrotik pada

    anak paling sering ditemukan pada usia 18 bulan-4 tahun. Kejadian

    sindrom nefrotik pada anak sekitar 1-2/100.000 anak.Rasio laki-

    laki:perempuan = 2:1, sehingga dikatakan pada masa remaja dan

    dewasa rasio ini berkisar 1:1.

    2. Konsep Dasar Keperawatan

    a. Pengkajian

    - Identitas :

    Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam kasus

    pertahun setiap 100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14

    tahun. Rasio laki-laki dan perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah

    endemik malaria banyak mengalami komplikasi nefrotic syndrome.

    - Keluhan Utama

    Keluhan utama yang sering dikeluhkan adalah adanya

    bengkak pada wajah atau kaki.- Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS )

    Pada pengkajian riwayat kesehatan sekarang, perawat

    menanyakan hal berikut: Kaji berapa lama keluhan adanya

    perubahan urine output, kaji onset keluhan bengkak pada wajah

    dan kaki apakah disertai dengan adanya keluhan pusing dan

    cepat lelah, kaji adanya anoreksia pada klien, kaji adanya

    keluhan sakit kepala dan malaise

    - Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

    Pada pengkajian riwayat kesehatan dahulu, perawat perlu

    mengkaji apakah klien pernah menderita penyakit edema, apakah

    ada riwayat dirawat dengan penyakit diabetes melitus dan

    penyakit hipertensi pada masa sebelumnya. Penting dikaji tentang

    riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu adanya riwayat alergi

    terhadap jenis obat dan dokumentasikan.

    - Riwayat Pada pengkajian psikososiokultural

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    11/17

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    12/17

    napas yang merupakan respons terhadap edema pulmoner

    dan efusi pleura.

    B2 (Blood)

    Sering ditemukan penurunan curah jantung respon

    sekunder dari peningkatan beban volume.

    B3 (Brain)

    Didapatkan edema wajah terutama periorbital, sklera tidak

    ikterik. Status neurologis mengalami perubahan sesuai

    tingkat parahnya azotemia pada sistem saraf pusat.

    B4 (Bladder) Perubahan warna urine output seperti warna urine berwarna

    kola.

    B5 (Bowel)

    Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga

    sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.

    Didapatkan asites pada abdomen.

    B6 (Bone)

    Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek

    sekunder dari edema tungkai dari keletihan fisik secara

    umum

    b. Diagnosa Keperawatan

    1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan

    di dalam jaringan.

    2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan kehilangan nafsu makan (anoreksia).

    3) Resiko kehilangan volume cairan intravaskuler berhubungan

    dengan kehilangan protein, cairan dan edema.

    4) Ansietas Berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang

    penyakit

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    13/17

    c. Intervensi keperawatan

    Hari/

    TglDx Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional

    1 Setelah dilakukan

    tindakan selama 3x24

    jam diharapkan

    Kelebihan volume

    cairan terkontrol

    dengan Kriteria Hasil:

    Pasien tidak

    menunjukan tanda-

    tanda akumulasi

    cairan.

    Pasien

    mendapatkan volume

    cairan yang tepat.

    Pantau asupan dan

    haluaran cairan setiap

    pergantian

    Timbang berat badan

    tiap hari

    Programkan pasien

    pada diet rendah natrium

    selama fase edema

    Kaji kulit, wajah, area

    tergantung untuk edema.

    Evaluasi derajat edema

    (pada skala +1 sampai

    +4).

    Awasi pemerikasaan

    laboratorium,

    contoh: BUN,

    kreatinin, natrium,

    kalium, Hb/ht, foto

    dada

    a. Pemantauan

    membantu

    menentukan status

    cairan pasien.

    b. Penimbangan berat

    badan harian adalah

    pengawasan status

    cairan terbaik.

    Peningkatan berat

    badan lebih dari 0,5

    kg/hari diduga ada

    retensi cairan.

    c. Suatu diet rendah

    natrium dapat

    mencegah retensi

    cairan

    d. Edema terjadi

    terutama pada

    jaringan yang

    tergantung pada

    tubuh.

    e. Mengkaji

    berlanjutnya dan

    penanganan

    disfungsi/gagal ginjal.

    Meskipun kedua nilai

    mungkin meningkat,

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    14/17

    Berikan obat sesuai

    indikasi Diuretik, contoh

    furosemid (lasix), mannitol(Os-mitol;

    kreatinin adalah

    indikator yang lebih

    baik untuk fungsi

    ginjal karena tidak

    dipengaruhi oleh

    hidrasi, diet, dan

    katabolisme jaringan.

    f. Diberikan dini

    pada fase

    oliguria untuk mengubah ke fase

    nonoliguria, untuk

    melebarkan lumen

    tubular dari

    debris, menurunkan

    hiperkalimea, dan

    meningkatkan volume

    urine adekuat

    2 Setelah dilakukan

    tindakan selama 3x24

    jam

    diharapkankebutuhan

    nutrisi terpenuhi

    dengan Kriteria hasil:

    Klien dapat

    Mempertahankan

    berat badan yang

    diharapkan

    Kaji / catat pemasukan

    diet.

    Timbang BB tiap hari.

    Tawarkan perawatan

    mulut sebelum dan

    sesudah makan .

    Berikan makanan sedikit

    tapi sering.

    a. Membantu dan

    mengidentifikasi

    defisiensii dan

    kebutuhan diet.

    b. Perubahan kelebihan

    0,5 kg dapat

    menunjukkan

    perpindahan

    keseimbangan cairan.

    c. Meningkatkan nafsu

    makan

    d. meminimalkan

    anoreksia dan mual

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    15/17

    Berikan diet tinggi

    protein dan rendah garam.

    Berikan makanan yang

    disukai dan menarik

    Awasi pemeriksaan

    laboratorium, contoh:

    BUN, albumin serum,

    transferin, natrium, dan

    kalium.

    sehubungan dengan

    status uremik

    e. Memenuhi

    kebutuhan protein,

    yang hilang bersama

    urine.

    f. Pasien cenderung

    mengonsumsi lebih

    banyak porsi makanjika ia diberi beberapa

    makanan

    kesukanannya.

    g. Indikator kebutuhan

    nutrisi, pembatasan,

    dan efektivitas terapi.

    3 Setelah dilakukan

    tindakan selama 3x24

    jam

    diharapkan Resiko

    kehilangan cairan

    tidak terjadi dengan

    Kriteria Hasil: Tidak

    ditemukannya atau

    tanda-

    tandanya kehilangan

    cairan intravaskuler

    seperti:

    Masukan dan

    keluaran seimbang

    Tanda vital yang

    a. Awasi TTV

    b. Kaji masukan dan

    haluaran cairan. Hitung

    kehilangan tak kasat

    mata.

    c. Kaji membran mukosa

    mulut dan elastisitas

    turgor kulit

    d. Berikan cairan sesuai

    indikasi ; misalnya

    a. Hipotensi ortostatik

    dan takikardi indikasi

    hipovolemia.

    b. Membantu

    memperkirakan

    kebutuhan

    penggantian cairan.

    c. Membran mukosa

    kering, turgor kulit

    buruk, dan

    penurunan nadi

    dalah indikator

    dehidrasi

    d. penggantian cairan

    tergantung dari

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    16/17

    stabil

    Elektrolit dalam

    batas normal

    Hidrasi adekuat yang

    ditunjukkan dengan

    turgor kulit yang

    normal

    albumin

    e. Berikan cairan

    parenteral sesuai

    dengan petunjuk

    f. Awasi pemerikasaan

    laboratorium,

    contoh protein

    (albumin)

    berapa banyaknya

    cairan yang hilang

    atau dikeluarkan.

    e. Pemberian cairan

    parenteral

    diperlukan, dengan

    tujuan

    mempertahankann

    hidrasi yang

    adekuat.f. Mengkaji untuk

    penanganan medis

    berikutnya

    4 Setelah dilakukan

    tindakan selama 3x24

    jam diharapkan Rasa

    cemas berkurang

    setelah mendapat

    penjelasan dengan

    kriteria: Klien

    mengungkapkan

    sudah tidak takut

    terhadap tindakan

    perawatan, klien

    tampak tenang, klien

    kooperatif.

    a. Berikan motivasi

    pada keluarga untuk

    ikut secara aktif dalam

    kegiatan perawatan

    klien.

    b. Jelaskan pada klien

    setiap tindakan yang

    akan dilakukan.

    c. Observasi tingkat

    kecemasan klien dan

    respon klien terhadap

    tindakan yang telah

    dilakukan

    a. Deteksi dini terhadap

    perkembangan klien.

    b. Peran serta keluarga

    secara aktif dapat

    mengurangi rasa

    cemas klien.

    c. Penjelasan yang

    memadai

    memungkinkan klien

    kooperatif terhadap

    tindakan yang akan

    dilakukan.

  • 8/10/2019 Bab II - Sindrom Nefrotik

    17/17