bab ii revisi 3

20
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Luka Terkontaminasi 1. Definisi Luka terkontaminasi (contamined wounds) adalah luka berada pada kondisi yang mungkin mengandung mikroorganisme (4). Yang termasuk luka terkontaminasi adalah luka yang dibiarkan terbuka 6-12 jam, luka yang terbuka kurang dari 6 jam akan tetapi kontaminasi yang terjadi banyak, dan luka akibat pembedahan yang biasanya berhubungan dengan saluran pencernaan, pernafasan, dan perkemihan yang menunjukkan adanya infeksi (2,8). Kemungkinan terjadinya infeksi pada luka 10% - 17% (4). 2. Penyembuhan Luka a. Prinsip Penyembuhan Luka Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka yaitu (4):

Upload: anesfikri7

Post on 16-Sep-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

,,.

TRANSCRIPT

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. Luka Terkontaminasi1. DefinisiLuka terkontaminasi (contamined wounds) adalah luka berada pada kondisi yang mungkin mengandung mikroorganisme (4). Yang termasuk luka terkontaminasi adalah luka yang dibiarkan terbuka 6-12 jam, luka yang terbuka kurang dari 6 jam akan tetapi kontaminasi yang terjadi banyak, dan luka akibat pembedahan yang biasanya berhubungan dengan saluran pencernaan, pernafasan, dan perkemihan yang menunjukkan adanya infeksi (2,8). Kemungkinan terjadinya infeksi pada luka 10% - 17% (4).2. Penyembuhan Lukaa. Prinsip Penyembuhan Luka

Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka yaitu (4):

1) Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan setiap orang

2) Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga

3) Respon tubuh secara sistemik pada trauma

4) Aliran darah ke dan jari-ngan yang luka

5) Keutuhan kulit dan membran mukosa disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme, dan

6) Penyembuhan normal ditingktkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakterib. Fase Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan. Hal ini juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. Fase penyembuhan luka digambarkan seperti yang terjadi pada luka pembedahan, yaitu (4,12):1) Fase InflamasiInflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah respon tubuh terhadap trauma dan invasi agen infeksi, antigen lain atau kerusakan jaringan (13). Inflamasi adalah reaksi setempat dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsangan atau injury (14).

Fase inflamasi terjadi pasca luka dimana timbul vasokontriksi arterial diikuti iskemik local dan kematian jaringan(). Dua proses utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan fagositosis. Hemostasis (penghentian perdarahan) akibat fase konstriksi pembuluh darah besar di daerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan darah di daerah luka. Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang menyiapkan matrik fibrin yang menjadi kerangka bagi pengambilan sel. Scab (keropeng) juga dibentuk di permukaan luka. Bekuan dan jaringan mati, scab membantu hemostasis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah scab epithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Epitelial sel membantu sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme.

Fase inflamatori juga memerlukan pembuluh darah dan respon seluler digunakan untuk mengangkat benda-benda asing dan jaringan mati. Suplai darah yang meningkat ke jaringan membawa bahan-bahan dan nutrisi yang diperlukan pada proses penyembuhan. Pada akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit bengkak. Selama sel berpindah lekosit (terutama neutropil) berpindah ke daerah interstitial. Tempat ini ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih kurang 24 jam setelah cidera/luka. Makrofag ini menelan mikroorganisme dan sel debris melalui proses yang disebut pagositosis. Makrofag juga mengeluarkan faktor angiogenesis (FAG) yang merangsang pembentukan ujung epitel diakhir pembuluh darah. Makrofag dan FAG bersama-sama mempercepat proses penyembuhan. Respon inflamatori ini sangat penting bagi proses penyembuhan.Jaringan yang mengalami proses inflamasi dapat ditemukan tanda-tanda kardinal klasik seperti (14):

a. Eritema (kemerahan/rubor) terjadi pada tahap pertama inflamasi. Sesaat setelah terjadi perlukaan, pembuluh darah mengalami vasokonstriksi yang singkat. Kontraksi pembuluh darah ini segera diikuti oleh vasodilatasi pada arteriol yang akan menyebabkan pembukaan mikrovaskuler baru seperti vena, arteriol kecil, dan pembuluh kapiler. Darah berkumpul pada daerah cidera jaringan akibat adanya pelepasan mediator kimia tubuh atau mediator inflamasi (kinin, prostaglandin, histamin). Kondisi ini mengakibatkan terjadinya hiperemi dan peningkatan aliran darah pada daerah yang meradang (13,14). b. Edema (pembengkakan/tumor), merupakan tahap kedua dari inflamasi. Plasma merembes ke dalam jaringan intestinal pada tempat cidera. Kinin mendilatasi asteriol, meningkatkan permeabilitas kapiler.

c. Kolor (panas), dapat disebabkan oleh bertambahnya pengumpulan darah, atau mungkin karena pirogen yaitu substansi yang menimbulkan demam, yang mengganggu pusat pengaturan panas pada hipotalamus.

d. Dolor (sakit), disebabkan karena terangsangnya serabut saraf pada daerah radang. Selain itu dapat disebabkan karena adanya pembengkakan pada pelepasan mediator-mediator kimia, misalnya asetilkolin dan histamin.

e. Functio lesa (hilangnya fungsi), disebabkan oleh penumpukan cairan pada tempat cidera jaringan dank arena rasa nyeri. Keduanya mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena.

Tanda-tanda tersebut di atas dijumpai pada kondisi inflamasi akut. Namun bila fokus-fokus inflamasi sudah mulai berkurang, tanda-tanda tersebut akan menghilang (13,14).2) Fase Proliferatif

Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21 setelah pembedahan. Fibroblas (menghubungkan sel-sel jaringan) yang berpindah ke daerah luka mulai 24 jam pertama setelah pembedahan. Diawali dengan mensintesis kolagen dan substansi dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 5 hari setelah terjadi luka. Kolagen adalah substansi protein yang menambah tegangan permukaan dari luka. Jumlah kolagen yang meningkat menambah kekuatan permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka. Selama waktu itu sebuah lapisan penyembuhan nampak di bawah garis irisan luka. Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi penyembuhan. Fibroblas berpindah dari pembuluh darah ke luka membawa fibrin. Seiring perkembangan kapilarisasi jaringan perlahan berwarna merah. Jaringan ini disebut granulasi jaringan yang lunak dan mudah pecah.

3) Fase Maturasi

Fase maturasi dimulai hari ke-21 dan berakhir 1-2 tahun setelah pembedahan. Fibroblas terus mensintesis kolagen. Kolagen menjalin dirinya, menyatukan dalam struktur yang lebih kuat. Bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan meninggalkan garis putih.Tabel 1. Fase penyembuhan lukaTahap PenyembuhanHari pasca cederaSel yang terlibat pada fase

HemostasissegeraTrombosit

Inflamasi 1-4 hariNeutrofil

Proliferasi atau granulasi4-21 hariMakrofagLimfositAngiocytesNeurocytesfibroblaskeratinosit

Remodeling atau maturasi21 hari 2 tahunfibrosit

3. Penatalaksanaan Luka

a. Tujuan Penatalaksanaan LukaPeristiwa selular yang termasuk dalam 4 fase utama penyembuhan luka secara bermakna dipengaruhi oleh berbagai faktor, kondisi lokal pada tempat luka, status fisiologis umum pasien, dan bagaimana cara luka tersebut ditangani. Pengaruh lokal yang kurang menguntungkan adalah buruknya suplai darah, adanya dehidrasi, eksudat yang berlebihan, turunnya temperatur, trauma berulang, jaringan nekrotik, krusta, dan korpus alienum. Tujuan penatalaksanaan luka adalah untuk memberikan lingkungan yang optimal untuk berlangsungnya proses penyembuhan yang alamiah (5).

b. Prioritas Dalam Penatalaksanaan Luka LokalPrioritas dalam penatalaksanaan luka lokal pada dasarnya adalah sama dengan luka apapun juga, yaitu: mengatasi perdarahan (hemostasis); mengeluarkan benda asing; yang dapat bertindak sebagai fokus infeksi; melepaskan jaringan yang mengalami devitalisasi; krusta yang tebal, dan pus; menyediakan temperatur, kelembaban, dan pH yang optimal untuk sel-sel yang berperan dalam proses penyembuhan; meningkatkan pembentukan jaringan granulasi dan epitelialisasi; dan melindungi luka dari trauma lebih lanjut serta terhadap masuknya mikroorganisme patogen. Tujuannya adalah untuk melindungi dari kerusakan fisiologis lebih lanjut, untuk menyingkirkan penyebab aktual atau potensial yang memperlambat penyembuhan, dan untuk menciptakan suatu lingkungan lokal yang optimal untuk rekonstruksi dan epitelialisasi vaskular dan jaringan ikat. Seringkali hal itu memerlukan penutupan luka dangan sebuah balutan (5).4. Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Dalam proses penyembuhan luka terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi lama atau tidaknya penyembuhan luka, antara lain (4):a. Usia

Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.

b. Nutrisi

Masa penyembuhan luka memerlukan asupan nutrisi lebih banyak daripada biasanya. Nutrisi bukan hanya berkaitan dengan makanan, tapi juga meliputi kalori, protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, cairan, dan mineral seperti Fe, Zn diperlukan untuk membantu proses penyembuhan luka (15). Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena suplai darah jaringan adiposa tidak adekuat.

c. Infeksi

Infeksi luka dapat menghambat penyembuhan karena bakteri merupakan sumber penyebab infeksi. Luka yang terkena infeksi akan mengganggu proliferasi sel, sehingga luka sulit sembuh.d. Sirkulasi dan Oksigenasi

Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak menyebabkan penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada penderita gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes mellitus. Oksigenasi jaringan menurun pada penderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.

e. Hematoma

Hematoma merupakan bekuan darah pada luka yang secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Bekuan besar dapat menghambat proses penyembuhan luka karena tubuh memerlukan waktu untuk dapat mengabsorbsi bekuan tersebut.

f. Benda Asing

Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit yang membentuk pus.

g. Iskemia

Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi karena balutan pada luka terlalu ketat dan akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah.h. Diabetes

Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah sehingga nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan protein-kalori tubuh.

i. Keadaan Luka

Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas penyembuhan luka, sehingga luka gagal untuk menyatu.

j. Obat Obat anti inflamasi dan heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka. Adapun jenis-jenis obat yang mempengaruhi adalah sebagai berikut (4):1) Steroid

Steroid akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera.

2) Antikoagulan

Antikoagulan mengakibatkan perdarahan.

3) Antibiotik

Efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika antibiotik diberikan setelah luka pembedahan tertutup, maka tidak akan efektif karena terjadi koagulasi intravaskular.B. Ikan betok (Anabas testudineus)1. Definisi Ikan betok (Anabas testudineus)Ikan betok (Anabas testudineus) adalah salah satu jenis ikan tawar yang hidup di perairan rawa, sungai, danau, dan genangan air lainnya. Ikan betok merupakan famili dari Anabantidae yang merupakan ikan asli perairan kalimantan dan sumatera. Ikan papuyu dikenal juga dengan beberapa nama lain seperti bethok atau bethik (Jawa), puyu (Malaysia), dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing perch atau climbing gouramy dikarenakan kemampuannya untuk memanjat ke daratan (6). Gambar 1.1 Ikan betok (Anabas testudineus)2. Klasifikasi ilmiah Ikan betok (Anabas testudineus)

Klasifikasi dari ikan betok adalah sebagai berikut (6):

Kingdom:Animalia (hewan)

Divisi: EuteleosteiPhylum: Chordata

Subphylum: VertebrataKelas: PiscesSub Kelas: TeleosteiOrdo: LabyrinthiciFamili:AnabantidaeGenus:AnabasSpesies:Anabas testudineus Sinonim dari Anabas testudineus adalah : Anabas scandens, Amphiprion scansor, Amphiprion testudineus, Anabas elongatus, Anabas macrocephalus, Anabas microcephalus, Anabas spinosus, Anabas trifoliatus, Anabas variegatus, Anthias testudineus, Cojus cobujius, Lutjanus scandens, Lutjanus testudo, Perca scandens, Sparus scandens, Sparus testudineus (6).

3. Morfologi Umum Ikan betok (Anabas testudineus)

Morfologi dari ikan papuyu ini umumnya berukuran kecil, panjangnyahingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku. Bagian vertebra gelap kehitaman agak coklat atau kehijaua. Pada bagian samping berwarna kekuningan terutama di bagian bewahnya dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tidak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat pada ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri (6).

Ikan ini dapat mengambil udara di luar air (mempunyai alat labirin). Sirip punggung dan sirip dubur berjari-jari. Sirip perut jika ada dengan 6 jari-jari, sirip punggung dan sirip dubur dengan satu atau lebih dari satu jari-jari keras, sirip perut dengan 5 atau kurang dari 5 jari-jari lemah dan 1 jari-jari keras. Rongga di atas rongga insang beralat berbentuk labirin. Berbentuk gepeng, agak panjang, hidung pendek, mulut kecil, lobang insang sempit karena bagian gabungan daun insang lebar (6).4. Kandungan Ikan betok (Anabas testudineus)Komposisi gizi dari per 100 gram ikan betok berupa protein 17,5 gr, lemak 5 gr, karbohidrat 0,5 gr, mineral 2 gr, dan air 75 gr (6).Tabel 2. pH, kadar protein dan asam amino pada ikan betok segar (6).KomponenIkan papuyu segar

pH6,30

Kadar protein52,16

Aspartat5,23

Glutamat8,01

Serin2,02

Histidin1,16

Glisin4,09

Threonin2,25

Arginin3,54

Alanin4,03

Tirosin1,56

Methionin1,89

Valin2,54

Fenilalanin2,40

I-leusin2,43

Leusin4,06

Lisin4,65