bab ii obat

Upload: ryusei-miyuki

Post on 07-Jul-2015

1.203 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN OBAT Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada makhluk hidup sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.

2.2 REAKSI OBAT Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh. Adapun faktor yang mempengaruhi reaksi obat yaitu: 1. Absorbs obat 2. Distribusi obat 3. Metabolisme obat 4. Eksresi sisa Proses pencernaan obat 1. Proses I (absorbs) Obat masuk ke usus, lalu pindah ke pembuluh darah. Proses ini terjadi karena di dinding usus ada bilimayer. Usus berliku-liku sehingga memberikan kesempatan obat untuk absorbsi. Sebagian obat berkaitan dengan albumin semakin keras obat, sehingga semakin tinggi ikatan protein.

2. Proses II (distribusi)

Obat bebas (sisa yang diberikatan dengan protein) dibawa ke: Hepar (Fase I), Jantung (Fase II), SOA (didistribusi) (Fase III)

3. Proses III (metabolisme = biotransformasi) Perubahan bentuk secara biologis di hepar untuk ditoksifikasikan (penawar racun) Sebagian obat dibuat tidak aktif dan yang aktif dibawa ke jantung SOA Broavaibilitas: jumlah dosis utuh (lengkap) yang mencapai sirkulasi sistematik (SOA)

4. Proses IV (ekresi/eliminasi) Sisa metabolisme di SOA dikeluarkan dalam bentuk feses atau urine.

2.3 PETUNJUK PEMBERIAN OBAT 10 BENAR : 1. Benar pasien (nama, umur, no. reg/rm) 2. Benar Obat (cek label obat min. 3x) 3. Benar Dosis obat (ingat cara menghitung, dosis obat) 4. Benar Waktu pemberian ( ingat sebelum/sesudah makan) 5. Benar Cara pemberian (oral, sublingual, iv, im, ic, sc, inhaler, topikal) 6. Benar Dokumentasi 7. Benar Bila pasien menolak

8. Benar Pasien mengerti dan mengetahui tujuan minum obat 9. Benar Melakukan komter 10. Dalam pembuangan sampah setelah memberikan obat 2.4 CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT Rumus ke 1 Dosis obat yang dibutuhkan X Volume pelarut Dosis obat yang tersedia

Contoh soal : 1. Dosis obat yang tersedia Cefotaksim 1000 mg,sedangkan dosis yang diperlukan klien adalah 200 mg. Berapakah dosis yang harus disiapkan untuk klien tersebut? Jawabannya : 200 mg x 4 cc = 0,8cc 1000 mg

2. Tersedia obat Metronidazol dengan dosis 500 mg dalam 100 cc, sedangkan kebutuhan klien hanya 30 mg. Berapakah dosis obat yang harus disediakan ? Jawabannya : 30 mg x 100 cc = 6cc 500 mg

Rumus ke 2

Kebutuhan klien dalam unit (IU) X Unit Dosis yang tersedia daklam IU * 1 cc = 40 IU

ATAU

Regular Insulin Unit X Kebutuhan Insulin

1 cc

Obat yang disiapkan

Contoh soal : 1. Tersedia insulin 40 IU, sedangkan kebutuhan akan insulin adalah 8 IU, dan tersedia spuit insulin 40 IU. Berapakah insulin yng harus diberikan pada klien ? Jawabannya :

8 IU

X 40 = 8 IU 40 IU 2. Tersedia Insulin 10 ml dengan kekuatan 40 IU / ml dibutuhkan insulin 22 IU, maka berapa yang harus disiapkan ? Jawabannya : 40 = 22 40 x = 22 X 1

22 x = 40 = 0,55 cc atau 0,6 cc

2.5 CARA PEMBERIAN OBAT 2.5.1. Pemberian Obat per Oral Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. Alat dan bahan : 1. Daftar buku obat 2. Obat dan tempatnya 3. Air minum ditempatnya Prosedur kerja :

1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Baca obat, dengan berprinsip 10 BENAR. 4. Bantu untuk meminumnya: a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya. b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman 5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat 6. Cuci tangan

2.5.2 Pemberian Obat via Jaringan Intrakutan Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan dibawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral. Alat dan bahan: 1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat 2. Obat dalam tempatnya 3. Spuit 1 cc/spuit insulin 4. Kapas alcohol dalam tempatnya 5. Cairan pelarut 6. Bak steril dilapisi kasa steril (tempat spuit) 7. Bengkok 8. Perlak dan alasnya 9. Jarum cadangan

Prosedur Kerja: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prsedur yang akan dilakukan 3. Bebaskan daerah yang kan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan keataskan 4. Pasang perlak atau pengalas ibawah bagian yang akan disuntik 5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades (cairan pelarut) kemudian ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak instrument atau injeksi. 6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan 7. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik 8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat dengan permukaan kulit. 9. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung 10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase 11. Catat reaksi pemberian 12. Cuci tangan dan catat hasil pemberina obat/test obat, tanggal, waktu, dan jnis obat.

2.5.3. Pemberian Obat via Jaringan Subkutan Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus (abdomen). Pemberian obat melalui subkutan ini biasanya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan : yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin regular) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat. Alat dan bahan :

1. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat2. Obat dalam tempatnya

3. Spuit insulin 4. Kapas alcohol dalam tempatnya 5. Cairan pelarut 6. Bak injeksi7. Bengkok

8. Perlak dan alasnya Prosedur Kerja: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan 4. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian yang akan disuntik 5. Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan setelah itu tempatka pada bak injeksi. 6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan 7. Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan) 8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dengan permukaan kulit. 9. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis. 10. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan kedalam bengkok. 11. Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat/test obat, tanggal, waktu, dan jenis obat. 12. Cuci tangan

2.5.4. Pemberian Obat Intravena Langsung Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti/cephalika (lengan), vena saphenosus (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala), yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah. Alat dan bahan :1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat

2. Obat dalam tempatnya3. Spuit 1 cc/spuit insulin

4. Kapas alcohol dalam tempatnya 5. Cairan pelarut6. Bak steril dilapisi kasa steril (tempat spuit)

7. Bengkok 8. Perlak dan alasnya 9. Karet pembendung Prosedur Kerja: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan 4. Ambil obat dalam tempatnya dengna spuit sesuai dengan dosis yang akan disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan bubuk, maka larutkan dengna larutan pelarut (aquades) 5. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan disuntik 6. Kemudian tampatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi

7. Desinfeksi dengan kapas alcohol8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (tourniquet) pada bagian atas daerah yang

akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau membendung diatas vena yang akan dilakukan penyuntikan 9. Ambil spuit yang berisi obat 10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah 11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis 12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok. 13. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat 14. Cuci tangan.

2.5.5. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung ( via Wadah ) Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah. Alat dan bahan : 1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran 2. Obat dalam tempatnya3. Wadah cairan (kantong/botol)

4. Kapas alcohol dalam tempatnya Prosedur Kerja : 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan 4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong 5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah

dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong/wadah cairan. 7. Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan membalikkan kantong cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain. 8. Periksa kecepatan infus. 9. Cuci tangan 10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pmberian obat

2.5.6 Pemberian Obat Intravena Melalui Selang Alat dan bahan : 1. Spuit dan jarum sesuai ukuran 2. Obat dalam tempatnya 3. Selang intravena 4. Kapas alcohol Prosedur Kerja: 1. Cuci tangan 2. Jelakan prosedur yang akan dilakukan 3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit. 4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena 5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran 6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang intravena. 7. Setelah selesai tarik spuit.

8. Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat 9. Cuci tangan 10. Catat obat yang elah diberikan dan dosisnya

2.5.7 Pemberian Obat per Intramuskuler Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid). Tujuannya agar absorbs lebih cepat. Alat dan bahan : 1. Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat 2. Obat dalam tempatnya 3. Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran : dewasa panjang 2,5-3,75 cm, anak panjang : 1,25-2,5cm. 4. Kapas alcohol dalam tempatnya 5. Cairan pelarut 6. Bak injeksi 7. Bengkok Prosedur Kerja: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis setelah itu letakkan pada bak injeksi4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan).

5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan 6. Lakukan penyuntikan: a. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi

b. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien utnuk miring, tengkurap atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi c. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atats pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah d. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

7. Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak lurus 8. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis 9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah digunakan letakkan pada bengkok. 10. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian 11. Cuci tangan

2.5.8 Pemberian Obat melalui rektum Untuk obat ini bentuknya hampir sama atau menyerupai obat yang diberikan secara rektal, hanya saja dimasukan ke dalam vagina. Persiapan alat dan bahan: 1. Obat supositoria dalam tempatnya 2. Sarung tangan 3. Kain kasa 4. Vaselin atau pelicin atau pelumas 5. Kertas tisu

Cara pelaksanaan: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan 3. Gunakan sarung tangan 4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa5. Oleskan pelicin pada ujung obat supositoria

6. Regangkan glutea dengan tangan kiri. Kemudian masukkan supositoria dengan perlahan melalui anus, sphincter anal interna, serta mengenai dinding rectal 10cm pada orang dewasa dan 5cm pada anak atau bayi 7. Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu 8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama 5 menit 9. Setelah selesai, lepaskan sarung tangan kedalam bengkok 10. Cuci tangan 11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian

2.5.9 Pemberian Obat melalui vagina Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obatserta mengobati saluran vagina dan serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan supositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi local. Persiapan alat dan bahan: 1. Obat dalam tempatnya 2. Sarung tangan

3. Kain kasa 4. Kertas tisu 5. Kapas sublimat dalam tempatnya 6. Pengalas 7. Korentang dalam tempatnya

Cara pelaksanaan: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan 3. Gunakan sarung tangan 4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa 5. Persihkan sekitar alat kelamin dengan kasa sublimat 6. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbent 7. Apabila jenis obat supositoria, maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat 8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10cm 9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu 10. Anjurkan pasien untuk tetap dalam posisi selama 10 menit agar obat bereaksi 11. Cuci tangan 12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian

2.5.10 Pemberian Obat melalui kulit Memberikan obat melalui kulit merupakan pemberian obat dengan mengoleskannya pada kulit yang bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat bermacammacam seperti krim, losion,dan spray. Persiapan alat dan bahan:

1. Obat dalam tempatnya (krim, losion, dan spray)

2. Pingset anatomis 3. Kain kasa 4. Kertas tisu 5. Balutan 6. Pengalas 7. Air sabun, air hangat 8. Sarung tangan

Cara pelaksanaan: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan 4. Gunakan sarung tangan 5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pingset anatomis 6. Berikan obat yang sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan dan mengompres 7. Kalau perlu, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati 8. Cuci tangan

2.5.11 Pemberian Obat melalui mata Memberikan obat pada mata dengan obat tetes atau salep dapat digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi mata. Persiapan alat dan bahan: 1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep 2. Pipet 3. Pingset antomis dalam tempatnya

4. Korentang dalam tempatnya 5. Plester 6. Kain kasa 7. Kertas tisu 8. Balutan 9. Sarung tangan 10. Air hangat atau kapas pelembab Cara pelaksanaan: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 3. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah, dengan posisi perawat disamping kanan 4. Gunakan sarung tangan 5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata kearah hidung, apabila sangat kotor basuh dengan air hangat 6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari dan bagian atas tulang orbita dengan telunjuk 7. Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva apabila menggunakan obat tetes mata. Setelah tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan 8. Apabila obat mata jenis salep yang digunakan, pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata kemudian penjet tube sehingga obat keluar. Lalu berikan obat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat kebawah. Secara bergantian, berikan obat pada kelopak mata bagian atas, kemudian biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggerakkkan kelopak mata. 9. Tutup mata dengan kain kasa bila perlu 10. Cuci tangan 11. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.

2.5.12 Pemberian Obat melalui telinga

Memberikan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes atau salep. Pada umumnya, obat tetes telinga, dapat berupa obat antibiotic diberikan pada gangguan infeksi telinga, khususnya otitis media/radang pada telinga tengah. Persiapan alat dan bahan: 1. Obat dalam tempatnya 2. Penetes 3. Speculum telinga 4. Pingset anatomis dalam tempatnya 5. Korentang dalam tempatnya 6. Plester 7. Kain kasa 8. Kerts tisu 9. Balutan Cara pelaksanaan: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang

akan di obati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas. 4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga keatas/kebelakang pada orang dewasa, sedangkan penarikan dilakukan kebawah pada anak 5. Apabila obat berupa tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dengan dosis. Penetesan dilakukan pada dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara. 6. Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukan atau oleskan salep pada liang telinga 7. Pertahankan posisi kepala 2-3 menit. 8. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu 9. Cuci tangan 10. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian

2.5.13 Pemberian Obat melalui hidung Memberikan obat tetes dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan keradangan hidung atau nasofaring. Persiapan alat dan bahan: 1. Obat dalam tempatnya 2. Pipet 3. Speculum hidung 4. Pingset anatomis dalam tempatnya 5. Korentang dalam tempatnya 6. Pester 7. Kain kasa 8. Kertas tisu 9. Balutan Cara pelaksanaan: 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 3. Atur posisi pasien dengan cara: a. Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang b. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur c. Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah kebelakang 4. Berikan tetesan obat sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung 5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah kepala kebelakang selama lima menit 6. Cuci tangan 7. Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian obat

2.6 Istilah dalam resep obat aa : sama banyak a.c : sebelum makan a.n. : makan sebalum tidur ad lib : secukupnya a.u.e (ad.us.ext) : untuk obat luar a.u.i (ad us.int) : untuk obat dalam a.u.p (ad us prop) : untuk dipakai sendiri u.p : dipakai sendiri n.i :dipakai sendiri aq.bisdest : air yang 2x disuling aq.des : air suling aq steril : air steril c : dengan c. : sendok makan (15cc) c.th : sendok teh (5cc) c.c : sentimeter kubik caps.gel.op : capsul dari glatin clysm : lavament/klisma collut.or : obat kumur (cuci mulut) collyr : obat cuci mata comp : (obat) campuran conc : pekat d.i.d : berikan separuhnya d.c : sedamg makan d.d : sekali sehari s.d.d : sekali sehari b.i.d : dua kali sehari t.i.d : tiga kali sehari q.i.d : empak kali sehari dil : encer dif.in.p.eq : bagilah sama banyak d.t.d : berikan sebanyak dosis tersebut filtr : harap di saring garg : obat kumur gtt: tetes gtt.ad.aur : obat tetes telinga gtt.auric : obat tetes telinga gtt.nasal : obat tetes hidung gtt.opthh : obat tetes mata h: jam h.m : pagi hari h.s :jam sebelum tidur inj : obat suntik inj.hypod : suntik dibawah kulit inj.subc : suntik dibawah kulit inj.iv : suntik intravena iter : harap di ulang

inter 1 x : harap di ulang satu kali lin : obat gosok l :penggantinya liq : cair m : harap di campur m.f.l.a : campuran dan buatlah menurut cara semestinya man : pagi m.et.v : pagi dan sore mixt : campuran o.h : tiap jam o.b.h : tiap 2 jam o.t.h : tiap 3 jam o.4.h : tiap 4 jam o.m : tiap pagi

o.n : tiap malam p.c : sesudah makan ppt : diendapkan p.r.n : jika perlu s.n.s : jika perlu s.o.s : jika perlu pulv. :serbik (tunggal) pulv : serbuk terbagi ( puyer) pulv.adsp : bedak pulv.dentifr : serbuk gosok gigi q.s : secukupnya R/ : ambilah u.c : aturan pakai diketahui u.n : aturan pakai diketahui

BAB III KESIMPULAN

Dalam pelayanan kesehatan yang berkembang saat ini perawat tidak cukup hanya menunggu pesanan dokter di ruang perawatan. Namun kiranya perawat harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang kompeten, tentanng bagaimana melakukan pemberian obat yang tepat yang diberikan kepada pasien. Perawat juga harus di tuntut mampu mengkaji efektifitas obat yang di berikan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKADepkes RI. Paket Materi Pengajaran Farmakologi Untuk Sekolah Perawat Kesehatan. 1996. Jakarta http://www.informasi-obat.com/content/view/259/67/ http://nursingbegin.com/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat/ http://jarumsuntik.com/melakukan-injeksi-sub-kutan/ Perry dkk. Keterampilan dan Prosedur Dasar. 2002. EGC. Jakarta Priharjo, Robert. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Pearawat. 1993. EGC. Jakarta ____,2007.Mims Indonesia Petunjuk Konsultasi.Jakarta:CMPMEDICA