bab ii media plc.docx
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
"prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih
jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua
kata tersebut.
Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud
dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar
dan Kompetensi Guru, yang mengutip dari Mas'ud Hasan Abdul Qahar, bahwa
prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang
sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah "penilaian pendidikan
tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang disajikan kepada siswa. Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan
dan menyenagkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang belajar
berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :
Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor -faktor yang
mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.22
Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi Belajar, bahwa belajar
adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatife menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif". Begitu juga menurut James O. Whitaker yang dikutip oleh Wasty
Soemanto, dalam bukunya Psikologi Pendidikan, memberikan definisi bahwa
belajar adalah "proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
dan pengalaman".
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan
yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami
perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku
yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam
perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu.
Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan
berkembang melalui proses belajar.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya
prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada
siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang
disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf,
atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadangkadang
lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang
dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun
kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkosentrasi dalam
belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam
kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar mengajar.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah
yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga
menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat
sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa
tergantung pada faktor-faktor tersebut.
M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara garis besarnya
dapat dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi jasmani
(fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari factor
lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.
Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
atau rohani siswa.
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Adapun yang tergolong faktor internal adalah :
a. Faktor Fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan
memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan
berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.
b. Faktor Psikologis
Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian, minat,
motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.
1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ) seseorang
2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan
pemahaman dan kemampuan yang mantap.
3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.
4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu.
5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yag akan datang.
Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :
a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
b. Faktor Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alatalat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang
turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran
materi tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di
sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena
prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang
mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan
yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan
seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang
dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor internaldan eksternal seperti
tersebut di atas.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan
istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi,
berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata
"motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.1 Atau seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psychology
Understanding of Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah
tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution,
motif adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri
seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.
Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang
baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan
tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah :
M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu
kebutuhan.
WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif
menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan atau dihayati.
Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah
pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang
agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mecapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi adalah
suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
"feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi
adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu
guna mencapai tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya
tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada
organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam
hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk
menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme
kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya
menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto,
motif itu ada tiga golongan yaitu :
a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan
bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives)
inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada
rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya,motif berusaha
mengatasi suatu rintangan.
c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau
tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri
kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan jenis
motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive
psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya :
dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai
berikut :
a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau
jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia
lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik (etika) dan
sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
b. Motivasi Ekstrinsik
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.13 Dalam buku
lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang
atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin
memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a. Adanya kebutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu
siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi
ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah
yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata
tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh
konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa
karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau
pengaruh orang lain.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak
penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan
besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-
komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi
siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar
baik di sekolah maupun di rumah.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan
aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan
dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya.
Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi
senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus,
tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya
untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan
dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan faktor
yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang siswa pergi ke
sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara sebagian siswa ada yang
mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain belum termotivasi untuk belajar.
Seorang guru melihat perilaku siswa seprti itu, maka perlu diambil langkah-
langkah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar
lingkungan sekolah.
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas
yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk
belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin
g. Menggunakan bentuk ~bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.18
Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentuk dan cara
motivasi tersebut diantaranya :
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan/kompetisi
4. Memberi ulangan
5. Mengetahui hasil
6. Pujian
7. Hukuman
8. Hasrat untuk belajar
9. Minat
10. Tujuan yang diakui.
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil
dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan untuk dapat
melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan siswa.
C. Media pembelajaran
1. Pengertian Media pembelajaran
Menurut Heinich, dkk. (1993, Yang dkutip Sri Anitah dkk) media
merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara", yaitu perantara
sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan
media ini, seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer,
dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai, media pembelajaran
jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode dalarn
proses pembelajaran yang digambarkan dalam Bagan .
Hubungan Media dengan Pesan dan Metode Pembelajaran
Bagan di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran terdapat pesan-
pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik
pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui
suatu media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu yang disebut metode.
Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas, masih terdapat pengertian lain
yang dikemukakan oleh beberapa ahli. beberapa pengertian media pembelajaran berikut ini.
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan kepertuan
pembelajaran (Schramm, 1977).
2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran sopert1 buku, film, video,
slide, dan sebagainya (Briggs, 1977).
3. Sarana komunikasi dalam- bentuk cetak maupun pandang dengan, termasuk teknotogi
perangkat kerasnya (NEA, 1969)
Beberapa pengertian di atas maka sudah dapai diperkirakan pentingnya peranan media
dalam suatu proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran itu sendiri pada hakikatnya
merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, biasanya guru berperan
sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar
(messages) kepada siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan
(communicant). Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh
siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan, yaitu media pembelajaran.
Menurut Arsyad (2002, yang dikutip Marhendhra Lucyana), kata media berasal dari
bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’.
Menurut Bovee yang dikutip Ouda Teda Ena (2001), media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Dengan demikian media pembelajaran
adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar.
Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media (Duda
Teda Ena, 2001). Gerlach dan Erly (1971) yang dikutip Arsyad (2002) mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuaan, keterampilan,
dan sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah
hubungan atau interaksi manusia; realita; gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara
yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari mata
pelajaran tertentu. Namun demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu
waktu atau tempat.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. media
pembelajaran harus bisa meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media
mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus
merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan
belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan
tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pembelajar untuk melakukan praktik-praktik
dengan benar.
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard
mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Duda Teda Ena, 2001). Kriteria
pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan
penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik,
kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga
penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan.
Makin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media makin baiklah
media itu.
Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif (Duda Teda Ena,
2001). Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program
harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajar
komputer lebih sdahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria yang
lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk menilai
isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si
pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media dimana media harus
mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk menarik minat
pembelajar, program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga
merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan.
Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh
pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan
merasa telah belajar sesuatu.
2. Posisi media pembelajaran.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung
dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai
salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan
proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
3. Fungsi Media Pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi
dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur
untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan
pembelajaran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada Gambar
Gambar 2: Fungsi media dalam proses pembelajaran
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat
diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul
dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam
Ibrahim, et. al., 2001) adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat
menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan
kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan,
kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati
kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat
menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan
(manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya,
serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya
media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara
serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut. Pertama, verbalisme, artrinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak
mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan
penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.
Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh
siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa
menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan
sebagainya. Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal
antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian
siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan
pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru. Keempat, tidak
terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa
yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis
mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari
hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci,
fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan
perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat
memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya,
atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan
kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara
langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau
terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran
yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film
siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
4. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya,
rekaman suara denyut jantung dan sebagainya
5. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung
karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa
dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan
sebagainya.
6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus,
pertempuran, dan sebagainya.
7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan
menggunakan model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas
tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan
sebagainya
8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa
dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan
sebagainya.
9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan
video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati
hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang
berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa
detik.
10.Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan
bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi,
teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
11.Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan film
atau video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan
sebagainya.
12.Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan,
model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.
13.Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama. Setelah siswa
melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati
secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film
atau video (memantapkan hasil pengamatan).
14.Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara
serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat
mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama.
15.Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing.
Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan
kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing.
1. PLC (Programmable Logic Controll)
1. Pengertian
Secara umum PLC dapat dibayangkan seperti sebuah personal komputer konvensional
karena konfigurasi PLC mirip sekali dengan konfigurasi internal pada personal komputer.
Akan tetapi dalam hal ini PLC dirancang khusus untuk pembuatan panel listrik untuk arus
kuat. Jadi bisa dianggap bahwa PLC adalah komputernya panel listrik. Ada juga yang
menyebutnya dengan PC saja yaitu Programmable Controller
PLC milik merk dagang OMRON lebih dikenal dengan sebutan Sysmac C-Series,
yang terdiri dari beberapa tipe, antara lain : CV 2000, CVM1, CQM1, CPM1, dan lain-lain,
yang masing-masing tipe mempunyai spesifikasi Input-Output (I/O) serta kapasitas program
sendiri-sendiri . Adapun untuk PLC OMRON CPM1 mempunyai jumlah I/O maksimum 50,
kapasitas program 2048 Word, kapasitas Data Memory (DM) 1000 x 16 bit Word, Jumlah
instruksi maksimum 134, dan kecepatan kerja 0.72 – 16,2 mikro second.
PLC secara khusus dirancang untuk dapat menangani suatu sistem kontrol otomatis
pada mesin-mesin industri ataupun aplikasi-aplikasi selain pada industri, seperti kontrol
lampu lalulintas, air mancur, sistem bagasi pada lapangan terbang, penyinaran lapangan golf
secara otomatis dan lain-lain.
Di dalam otak (CPU = Central Processing Unit) PLC dapat dibayangkan seperti
kumpulan ribuan relay. Akan tetapi bukan berarti didalamnya terdapat banyak relay dalam
ukuuran yang sangat kecil. Di dalam PLC berisi rangkaian elektronika digital yang dapat
difungsikan seperti kontak NO (Normally Open) maupun kontak NC (Normally Close) dari
relay. Bedanya dengan relay bahwa satu nomor kontak relay (baik NO maupun NC) pada
PLC dapat digunakan berkali-kali untuk semua instruksi dasar, kecuali instruksi OUTPUT.
Jadi dapat dikatakan bahwa dalam suatu pemrograman PLC tidak diijinkan menggunakan
output lebih dari satu dengan nomor kontak yang sama.
2. Komponen-Komponen untuk mengoperasikan PLC
Untuk mengoperasikan PLC dibutuhkan 3 buah kelompok komponen utama, yaitu :
1. Komponen Peralatan Input (Inpit Device)
Adalah komponen-komponen yang akan memberikan masukan logika kepada CPU
PLC, yang biasanya berupa saklar-saklar ON (ON Switch), misalnya Pushbutton ON,
Limit Switch ON, Level Switch ON, Flow Switch ON, Elektronic Swtch ON, dan
lain-lain. Disamping itu juga dibutuhkan input sumber daya listrik.
2. Komponen Programable Controller
Adalah merupakan peralatan untuk membuat program dan sekaligus mengolah
masukan (input) logika dan program tersebut menjadi sebuah sistem kontrol yang
terarah dan sistematis. Peralatan ini dapat berupa CPU PLC, Programming Console,
Software Circuit (Ladder Diagram dan/atau Mnemonic Code), serta software support
program lainnya juka diperlukan.
3. Komponen Peralatan Output (Output Device)
Motor
Solenoide
Heater
Lampu
PERALATAN PROGRAMMABLE PERALATAN INPUT CONTROLLER OUTPUT
CPU PLC
000.00 000.01 TIM000 5.0 det
TIM 000 000.01
01000 010.01
Ladder Diagram
Tombol Tekan
Limit Switch
Level Switch
Flow Switch
M
Heater
L
Adalah peralatan yang akan dihubungkan ke bagian output PLC, yaitu peralatan-
peralatan yang akan dikendalikan atau dikontrol dengan PLC. Peralatan ini dapat
berupa Motor listrik, Solenoide, Pemanas (Heater), Lampu-lampu, Mesin-mesin
pabrik, Lift, Konveyor ban berjalan, dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
3. Konfigurasi Sebuah PLC
1. Power Suplay Unit
Unit ini berfungsi untuk memberikan sumber daya pada PLC. Modul sudah berupa
Switching Power Suplay.
2. CPU (Central Processing Unit) PLC
Unit ini merupakan otak dari PLC. Disinilah program akan diolah sehingga sistem
kontrol yang telah kita design bekerja seperti yang kita inginkan. CPU PLC OMRON
sangat bervariasi macamnya tergantung dari masing-masing tipe PLC-nya.
3. Memory Unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Ereseable Programmable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Ereseable Programmable Read Only Memory
4. Input Unit
Digital Input : Input point Digital
- DC 24 Volt Input
- DC 5 Volt input / TTL input
- AC/DC 24 Volt input
- AC 110 Volt input
- AC 220 Volt input
Analog Input : Input point linier
- 1 – 10 Volt DC
- 10 V DC --- + 10 V DC
- 2 – 20 mA DC
5. Output Unit
Digital Output : Output point Digital
- Relay Output
- AC 110 Volt Output (Solid State)
- AC 220 Volt Output (Solid State)
- DC 24 Volt Output
- NPN type
- PNP Type
L1 L2 NC COM 00 01 02 03 04 05
OMRON
CPM1A-10CDR-A-V1PROGRMMABLE CONTROLLER
0CH
10CH
INOUT
00 01 02 03 04 0500 01 02 03
PWR ERRRUN COM+ - COM0 00
COM1 01 COM2 02 03 NC NC
Cable Conector
Lcd display
Mode elector
Instruction keys
- DC 24 Volt DynamicOutput
Analog Output : Output point linier
- 1 – 10 Volt DC
- -10 V DC --- + 10 V DC
- 2 – 20 mA DC
6. Peripheral
- Handheld programming Console
- SSS : Sysmac support Software
- PROM Writer
- GPC : Graphic Programming Console
- FIT : Factory Inteligent Terminal
4. Programming Console
Programming Console CQM1-PR001-E atau C200H-PR27-E dapat dihubungkan ke CPM1 seperti diperlihatkan gambar di bawar ini :
CQM1-PR001-E CPU PLC CPM1
Sebelum memulai memprogram PLC, ada baiknya kita pelajari lebih dahulu operasi-
operasi mendasar dari keyboard (papan ketik) dan setting awal yang diperlukan
CPU PLC dapat diset ke 3 Mode/posisi PROGRAM, MONITOR, atau RUN yang dapat
dilihat dari tampilan Programming Console.
1. Mode PROGRAM digunakan untuk membuat program atau membuat modifikasi
atau perbaikan ke program yang sudah ada. Pada mode ini kita
dapat menuliskan program yang kita buat dan akan langsung
disimpan di RAM oleh PLC. Kita juga dapat mengubah isi DM,
memeriksa hubungan input dengan input device, memeriksa
hubungan output dengan output device, dan lain-lain. Untuk
posisi ini, kita perlu ekstra hati-hati sebab kesalahan operasional
Programming Console dapat menyebabkan berubahnya program
yang ada di dalam memori PLC.
2. Mode MONITOR digunakan untuk mengubah nilai setting dari counter dan timer
ketika PLC sedang beroperasi. Pada mode ini kita dapat
memonitoring program, kondisi/status output kontak, serta akan
sangat membantu dalam pelacakan kesalahan sistem.
3. Mode RUN Digunakan untuk mengoperasikan/menjalankan program yang
telah kita buat tanpa dapat mengubah nilai setting timer dan
counter.
AND
LD
NOT
TIM
ARHR
CH*DM
CONT
#
FUN SFT
OR TR
OUT
CNT *EMLR
EMDM
SHIFT
7 8 9 EXT
6
CHG
4 5 SET DEL
SRCH
MON- TR
1 2 3 RE-SET
CLR
INS
0 VER WRI- TE
Command Instruction Keys
Operation KeysNumeric Keys
4. Letak dan Fungsi Tombol Keyboard pada Programming Console
Sebelum memasukkan program yang kita buat ke dalam memori PLC dengan
menggunakan Programming Console, terlebih dahulu akan kita pelajari letak dan fungsi
tombol-tombol Keyboard pada Programming Console. Adapun letak tombol-tombol
keyboard pada Programming Console adalah seperti gambar di bawah ini :
NOT
TIM
FUN
SFT
TR
CNT
SHIFT
ARHR
OR
AND
LD
OUT
Untuk memanggil FUNgsi yang diinginkan, setelah menekan tombol ini diikuti dengan dua digit yang sesuai dengan nomor fungsi yang dikehendaki.
AND untuk memasukkan input yang diseri dengan input sebelumnya
OR untuk memasukkan input yang diparalel dengan input sebelumnya
LoaD memasukkan input yang dikehentaki sebagai bagian awal dari tangga Ladder Diagram.
OUT untuk mengeluarkan output dari rangkaian.
TIMer atau pewaktu dikontrol dengan tombol ini, baik untuk fungsi maumun untuk kontak output dari fungsi tersebut
CouNTer atau pencacah/ penghitung dikontrol dengan tombol ini, baik untuk fungsi maumun untuk kontak output dari fungsi tersebut
CONTact digunakan untuk mencari kontak dengan nomor kontak tertentu.
Memasukkan data berupa angka desimal dan heksa-desimal saat pemrograman
NOT digunakan bersama LD, AND, OR untuk menandakan kontak NC (Normally Close). Digunakan dengan OUT untuk menandakan output Invers.Digunakan untuk mengidentifikasi fungsi aktif sesaat bila digunakan bersama FUN.
Untuk menampilkan Operasi ShiFT Regiater.
Untuk mendefinisikan Tem-porary Relay atau titik percabangan.
Untuk mendefinisikan Hol-ding Relay dan Auxalary Relay
SHIFT digunakan untuk fungsi pengganti dari 4 tombol dengan kegunaan yang lebih, tertulis PLAY, Record, Channel, dan CONTact.
9
0
Berikut ini adalah fungsi dari masing-masing tombol yang ada pada keyboard Programming
Console :
RunMonitor
Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran (Trainer PLC) dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar.
1. Pengaruh kreativitas belajar terhadap prestasi belajarBerdasarkan hasil penilitian terdahulu tentang pengaruh kreativitas belajar terhadap
prestasi belajar siswa, menurut Sri Wahyuni (2008:65) menjelaskan bahwa ada
pengaruh positif kreativitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada
siswa kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran
2008/2009 sedangkan menurut Asiyah (2006:72) menyatakan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara kreativitas belajar terhadap hasil belajar matematika Pengaruh
Kreativitas Belajar dan Respon Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Matematika
pada siswa kelas 1 SMP N 1 Kaliwungu Tahun ajaran 2005/2006 sebesar 2,350.
Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan dan proses perubahan
tingkah laku seseorang untuk mencari gagasan, mencari pecahan masalah yang
lebih efisien dan unik dalam proses belajar.
Kreativitas belajar pada individu tumbuh dengan adanya minat yang luas terhadap
bidang yang digelutinya. Dengan minat yang luas ini, akan mendorong individu untuk
mencapai tingkatan yang terbaik dari apa yang diusahakannya, sehingga hal ini akan
mendorong keberhasilan di dalam belajarnya, yang kemudian akan dapat
meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kreativitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
2. Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap prestasi belajar
Media pembelajaran yang di gunakan oleh guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran sangat mendukung dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Uno
(2010:121) memaparkan pengertian media adalah :
media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti antara makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi di suatu sumber kepada penerima. Jadi media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi.
Sedangkan pembelajaran yaitu :
Menurut Mulyasa (2005:100) adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu
alat komunikasi yang digunakan oleh siswa untuk memperoleh suatu sumber
informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran.
3. Pengaruh kreativitas belajar dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap
prestasi belajar
Siswa dalam menunjang proses pembelajaran perlu memiliki kreativitas
belajar yang tinggi. Tidak semua siswa memiliki kreativitas belajar yang tinggi
dengan mendukung demikian tingkat kreativitas belajar siswa dalam satu kelas tidak
sama. Disamping kreativitas belajar, pemanfaatan media pembelajaran juga
mendukung dalam proses belajar mengajar yang di lakukan oleh seorang guru di
dalam kelas dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sehingga siswa dapat
tertarik pada materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar dan
pemanfaatan media pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
H. Kerangka Pemikiran
Penggunaan Media Pembelajaran(X1)
Prestasi belajar(Y)
Motivasi belajar(x2)
Menurut Sugiyono (2008:47), "kerangka berfikir merupakan model konseptual
tentang teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting". Agar lebih mudah memahami penelitian ini, maka digambarkan
dengan model kerangka pemikiran sebagai berikut: