bab ii laporan kkn
TRANSCRIPT
BAB II
PROFIL WILAYAH KAMPUNG BENUNG
2.1. Kondisi Kampung Benung Saat Ini
Kampung Benung secara administrasi pemerintahan termasuk dalam
wilayah Kecamatan Damai. Dimana saat ini Kampung Benung dipimpin oleh
seorang Kepala Desa (KADES) yang bernama Dalmasius Kuntong. Kampung ini
terdiri dari 3 RT. RT 1 terletak di Kampung Benung, dan RT. 2 berada di
Kampung Pintuq. Sedangkan RT 3 di Kampung Lomuq. Kampung Benung
memiliki luas wilayah 40 km2 / 4000 Ha.
Batas-batas Kampung Benung:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Mencimai
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Tokong
Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Tepulang
Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Engkuni Pasek
Orbitasi ( Jarak dari Pusat Pemerintahan Desa/Kelurahan ) :
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 24 Km
b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota Administratif : -
c. Jarak dari Ibukota Kab/Kotamadya Dati II : 18 Km
d. Jarak dari Ibukota Propinsi Dati I : 291 Km
e. Jarak dari Ibukota Negara :
Kondisi Geografis :
a. Topografi ( dataran rendah & dataran tinggi ) : Tinggi, Berbatu
dan Berbukit.
b. Suhu udara rata – rata : 29 ° - 35 °
2.1.1. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data Kantor Desa Kampung Benung tahun 2010
jumlah keseluruhan penduduk terdiri dari 306 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga 96 Kepala Keluarga. Adapun jumlah penduduk berdasarkan
masing – masing Katergori dapat dilihat pada tabel berikut ini :
1. Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah
Pria 174
Perempuan 132
Total 306
Sumber Data : Kantor Desa Benung dan survey KKN
2. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam
pengembangan dan pembangunan desa yang mempunyai
potensi. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
yang ada di Kampung Benung ada dalam tabel berikut :
Tabel 2. Lulusan pendidikan Umum
Lulusan Pendidikan Jumlah
Belum Sekolah
Taman Kanak – Kanak
Sekolah Dasar
SMP/SLTP
SMA/SLTA
Akademi ( D1 – D3 )
Universitas ( Sarjana )
Tidak Sekolah
45 orang
3 orang
101 orang
33 orang
54 orang
14 orang
13 orang
43 orang
Total 306 orang
Sumber data : Survey KKN
3. Jumlah penduduk berdasarkan suku.
Suku asli di Kampung Benung ini adalah Dayak Benuaq,
terdapat juga berbagai suku pendatang, yakni suku Buton, suku
Jawa serta Manado. Adapun jumlah penduduk berdasarkan
suku yaitu :
Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan suku
Suku Jumlah
Dayak
Buton
Jawa
Manado
295 orang
1 orang
2 orang
1 orang
Timor / Flores 1 orang
Total 306 orang
Sumber data : Kantor Desa Benung
4. Jumlah Penduduk berdasarkan pekerjaan
Tabel 4. Jumlah Penduduk berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
Pegawai Negeri Sipil
Tenaga Kerja Kontrak ( TKK )
Petani
Ibu Rumah Tangga ( IRT )
Dosen Swasta
Swasta
Pedagang Barang Kelontongan
Dukun Tradisional
20 orang
20 orang
59 orang
37 orang
1 orang
90 orang
5 orang
16 orang
Sumber data : Survey KKN dan Kantor Desa Benung
5. Jumlah penduduk berdasarkan agama
Tabel 5. Jumlah penduduk berdasarkan agama
Agama Jumlah
Islam
Kristen Protestan
Kristen Katholik
Hidhu
7 Orang
40 Orang
259 Orang
- Orang
Budha - Orang
Total 306 Orang
Sumber data : survey KKN
2.1.2. Sumber Daya Alam
Kampung Benung memiliki luas wilayah 40 km2 / 4000 Ha,
memiliki potensi sumber daya alam yang besar hanya saja tidak semua
sumber daya alam tersebut dikelola dengan baik. dari luas wilayah
kampung tersebut digunakan untuk wilayah Perkebunan dan Pertanian, 10
Ha digunakan untuk Pemukiman warga sedangkan sisa dari seluruh luas
itu dipergunakan sendiri oleh warga Kampung Untuk aktifitas kehutanan.
2.1.3. Sarana dan Prasarana
1. Sarana dan prasarana Transportasi
Sarana transportasi saat ini yang paling dominan dipakai dalam
transportasi sehari-hari adalah sepeda motor mengingat kampung ini
berada di daerah tinggi, berbukit dan berbatu sehingga masyarakat
lebih nyaman menggunakan motor untuk aktivitas keseharian mereka.
Namun, di Kampung ini masih belum memiliki jasa angkutan yang
menghubungkan antara Kampung Benung, Kecamatan dan Kabupaten
sehingga menyusahkan bagi mereka yang memiliki kepentingan di
Kecamatan dan Kabupaten apabila mereka tidak memiliki kendaraan.
Tabel 6. Alat transportasi
No Jenis Transportasi Jumlah
1 Sepeda
2 Sepeda Motor
3 Mobil
4 Truk
Sumber data : Survey KKN
2. Sarana Olahraga
Tabel 7 : sarana olahraga
No Keterangan Jumlah
1 Lapangan Bulutangkis 1
2 Lapangan Tenis Meja 2
3 Lapangan Sepakbola -
4 Lapangan Volly 1
Sumber data : Survey KKN
3. Sarana perkantoran
Pemerintahan Kampung Benung memiliki satu kantor Desa dan
satu Balai Pertemuan Umum untuk pertemuan atau kegiatan ceremony
dengan para warga dan aparat desa.
4. Sarana Peribadatan
Tabel 8 : Sarana Peribadatan
No Keterangan Jumlah
1
2
Masjid
Gereja Kristen Protestan
-
1
3
4
5
6
Gereja Khatolik
Wihara
Pura
Klenteng
1
-
-
-
Sumber data : Survey KKN
5. Sarana Pendidikan
Tabel 9. Sarana pendidikan
Jenis Pendidikan Gedung
Buah
Guru
Orang
Murid
Orang
Kelompok Bermain
TK
SD
SMP/SLTP
SMA/SLTA
AKADEMI
UNIVERSITAS
-
-
1
-
-
-
-
-
-
19
-
-
-
-
-
-
83
-
-
-
-
Sumber data : Survey KKN
6. Sarana Jalan
Fasilitas jalanan di Kampung Benung sebagian sudah beraspal
sekitar 2 Km dan sebagian besar masih tanah dan berbatu seperti jalan
menuju Kampung Pasek dan Kampung Mencimai.
7. Sarana Kesehatan
Kampung Benung memiliki 1 buah Posyandu dan 1 buah
Puskesmas Pembantu, di Kampung Benung terdapat satu Perawat,
namun sarana kesehatan yang ada masih belum maksimal karena
masih belum terlengkapinya fasilitas kesehatan. Selain pengobatan
medis, dikampung Benung juga terdapat pengobatan alternatif /
tradisional.
8. Sarana Komunikasi dan Informasi
Untuk sarana komunikasi di kampung ini sudah terjangkau
namun belum begitu maksimal karena signal yang didapat minim
sekali. Hal ini karena jarak Desa dengan menara pemancar signal
cukup jauh. Sehingga masyarakat disini cukup kesulitan dalam
berkomunikasi. Media TV pun hanya sebagian warga yang memiliki
karena jika ingin mendapat siaran TV maka masyarakat harus
memasang Parabola sebagai alat penarik siaran.
Tabel 10. Sarana Telepon
Keterangan Ada / Tidak Ada
Telepon Umum Ada
Wartel Tidak Ada
Warnet Tidak Ada
Sinyal Telepon Seluler /
Handphone
Ada
Sumber data : Kantor Desa Benung
9. Sarana Air Bersih
Tabel 11. Air Bersih
Keterangan Jumlah / buah
Sumur Pompa -
Sumur Gali 8
Hidran Umum 2
Tangki Air Bersih 1
Mata Air 8
Sumber data : Kantor Desa Benung
2.1.4 Perekonomian dan Produksi
Roda Perekonomian di kampung Benung belum berkembang
pesat, dimana terdapat :
a. 5 unit warung kelontongan
b. 1 unit Gilingan Padi
c. Usaha Bersama Mitra Kasih yang bergerak dalam jasa Simpan
Pinjam
d. Usaha hasil Hutan berupa Karet yang dikelola oleh Ketua RT 1
e. Perkebunan Karet
Sumber data : Survey KKN dan Kantor Desa Benung
2.1.5 Pendidikan, Sosial Budaya dan Spiritual
Dalam pendidikan formal, tingkat dan kualitas pendidikan di
Kampung Benung masih belum begitu maksimal. Sebagian warga
Kampung Benung belum mempunyai kesadaran yang cukup dalam
memperhatikan dan memberikan dukungan terhadap pendidikan putra-
putrinya. Hal ini juga tidak diimbangi dengan kualitas dari sekolah
tersebut serta kedisiplinan guru-guru yang dirasakan sangat kurang dalam
mengajar. Fasilitas yang dimiliki sekolah ini sangat sederhana bahkan
dapat dikatakan sangat minim, namun dari sekolah inilah satu-satunya
harapan untuk sedapat mungkin memperoleh pendidikan mengingat antara
daerah yang satu dengan yang lain sangat berjauhan. Adapun jenis
pendidikan formal yang ada adalah :
SDN 006 Benung (Kelas 1 SD – Kelas 6 SD)
Hal ini dinilai kurang cukup untuk skala sebuah kampung, namun
dirasakan sangat lumayan sebagai penunjang belajar anak-anak.
Kondisi sosial budaya di Kampung Benung masih sangat kental,
hal ini ditandai dengan masih diakuinya Hukum Adat sebagai hukum yang
tidak tertulis dan sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat. Rasa
kekeluargaan yang sangat kental bisa dilihat terutama pada saat pesta
perkawinan (pelulukng), acara kematian (kwangkai), upacara gugu tautn,
upacara nuak, acara naik ayun (ngelangkangk) serta acara pengobatan
alternatife yang dikenal dengan nama Beliatn. dimana seluruh warga
bergotong royong dalam membantu terlaksananya acara tersebut.
2.1.6 Kesehatan & Kebersihan Lingkungan
Sebagian penduduk Kampung Benung umumnya telah memiliki
WC Umum dan WC pribadi yang cukup bersih dan sehat. Penduduk
Kampung Benung yang memiliki WC mengusahakan air bersih yang
dialirkan dari mata air pegunungan dan Hidran Umum yang merupakan
bantuan dari program PNPM pusat. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci,
sebagian besar penduduk Kampung Benung menggunakan air bersih dari
Hidram PNPM .
Kesadaran masyarakat atas pentingnya kesehatan dapat dikatakan
cukup rendah, hal ini di dilihat dari lingkungan sekitar pekarangan tempat
tinggal yang masih terlihat kotor dimana masih banyak terlihat sampah-
sampah yang berserakan. Di kampung ini telah terdapat tempat
pembuangan sampah sementara namun karena tidak adanya petugas yang
dapat mengangkut sampah keluar dari Kampung Benung menuju Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sehingga mengakibatkan sampah yang ada
berserakan disekitar tempat sampah tersebut karena telah melebihi
kapasitas. Namun masih ada beberapa penduduk yang lebih memilih
membakar sampah hasil rumah tangganya daripada membuangnya ke
tempat sampah besar.
2.1.7. Kelestarian Lingkungan
Sistem pertanian dan perkebunan yang masih digunakan oleh
penduduk adalah sistem berladang dimana setiap warga telah memiliki
lahannya masing – masing.
Untuk sarana kelestarian SDA dilakukan pelestarian terhadap
tanaman anggrek dikawasan hutan, yang berupa larangan pengambilan
anggrek secara liar.
Untuk kelestarian budaya sendiri di Kampung Benung masih
terjaga dengan baik, hal ini bisa di lihat dari masih diadakannya seni
budaya seperti ngeluaq, memyanyi / ngelengot, pantun, ngerangkau,
gendang, tari gantar, serta terdapat upacara adat yang dinamakan Beliatn
guna menyembuhkan orang yang sedang sakit, dan upacara kwangkai
untuk menghormati nenek moyang yang berupa acara pemotongan kerbau.
2.1.8. Peningkatan Peranan Wanita
Wanita adalah pilar bagi pembangunan bangsa dan negara. Untuk
itu pemberdayaan pengembangan fungsi keluarga yang lebih banyak
dimotori oleh para wanita dalam upaya meningkatkan tata kehidupan dan
penghidupan yang layak dan memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di Desa ini untuk kegiatan PKK masih
kurang aktif dilaksanakan sehingga peran wanita setempat kurang
meningkat. Hingga saat ini jumlah tim penggerak PKK adalah sebanyak
10 orang.
2.1.9. Dana Pembangunan
Dalam upaya menyelenggarakan dan pelaksanaan pemerintah
serta pembangunan di Kampung Engkuni Pasek diperlukan sumber
penerimaan keuangan desa yang selama ini di dapat dari :
1. Keuangan Desa;
2. Bantuan Pemerintah Kabupaten & Pemerintah Daerah;
3. Bantuan perusahaan (PT Citra Gading dan PT PIS );
4. Swadaya masyarakat; dan
5. Usaha lain yang sah.
Jumlah dana yang diperoleh pertahunnya yaitu kurang lebih
sebanyak Rp 100.000.000,00.
2.1.10. Administrasi Pemerintahan
Sesuai dengan Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah dimana telah dikatakan dengan jelas
dan seksama bahwa sistem pemerintahan desa itu terdiri atas kepala desa
beserta perangkat-perangkatnya yakni sekretaris desa dan beberapa
perangkat yang lainnya. Sistem administrasi pemerintahan desa yang
berlaku seragam di Indonesia dan berdasarkan pemerintahan RI No.76
tahun 2001 tentang pedoman umum peraturan desa, Namun, dalam
penyelenggaraan dan pelaksanaan tatanan pemerintahan Kampung
Benung belum terbilang cukup baik. Walaupun sudah terbentuk Badan
Perwakilan Kampung dan LPM ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat )
namun penyelengaraannya kurang optimal karena tidak didukung dengan
kerjasama yang baik antara anggota dan masyarakat.
1. Susunan Aparat Pemerintahan Kampung
1. Petinggi Kampung : Dalmasius Kuntong2. Juru Tulis : Nopilus3. Kaur Pemerintahan : Nardi4. Kaur Ekonomi dan Pembangunan : Redi5. Kaur Administrasi Umum : Darsono
2. Susunan Aparat Badan Perwakilan Kampung
1. Ketua : Edi Susanto, SH2. Wakil Ketua : Nisto3. Sekretaris : David4. Staf : Salpinus5. Staf : Pirdaus
3. Susunan Aparat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM )
1. Ketua : Filipus
2. Sekretaris : Aditya Pradana
3. Bendahara : Yordanus
4. Bidang Agama, Keamanan dan
Ketertiban : Tabita
5. Bidang Pendidikan, Penerangan,
Lingkungan Hidup, Kesehatan
Kependudukan dan KB : Andrianus
6. Pembangunan Pertanian, Perekonomian,
Koperasi, Olahraga Pemuda dan Seni
Budaya : Lasaidi Napi
7. Bidang Kesejahteraan Sosial,
Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga dan PKK : Niko
4. Susunan Aparat Lembaga Adat
1. Kepala Adat : L.P Lama2. Wakil Kepala Adat : Lasa3. Staf : Y. Banyak4. Staf : Marius Musi5. Staf : Stevanus Redi
5. Ketua Karang Taruna : Nurasius
2.2 Perumusan Masalah
A. Bidang Pemerintahan
1. Rendahnya tingkat pendidikan perangkat atau aparatur desa.
2. Kurangnya pengetahuan tentang tugas-tugas kepemerintahan.
3. Tidak terciptanya etos kerja dalam diri masing-masing aparat dan kerja
sama yang baik.
B. Bidang Pendidikan
Pada bidang ini terdapat masalah yang di hadapi diantaranya,
kurangnya fasilitas kegiatan belajar mengajar untuk menunjang minat dan
keberhasilan siswa. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud seperti buku pedoman
mata pelajaran yang hanya dimiliki oleh masing-masing guru bidang studi,
alat peraga, gedung sekolah masih terdapat bagian-bagian yang rusak, serta
kurikulum yang belum diterapkan secara optimal. Untuk itu kami berusaha
membantu dengan memberikan beberapa buku pelajaran sebagi penunjang
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, membantu mengajar di sekolah,
mengadakan penyuluhan kurikulum maupun mengadaan bimbingan belajar
(LES) di posko KKN.
C. Bidang Sosial Masyarakat
Pada bidang ini kami mengidentifikasi masalah yaitu, tentang batas
desa, batas RT maka dari itu kami mencoba mengatasi dengan jalan:
1. Membuat struktur desa, struktur pemerintah kampung, struktur lembaga
adat, struktur BPK, Pembuatan Peraturan Kampung, yang tidak lepas dari
masyarakat desa dan pemerintah kampung.
2. Membuat nama jalan yang bekerja sama dengan pihak pemerintah
kampung untuk di tetapkan agar kedepannya tidak berubah ubah.
3. Membuat plang-plang (Plang nomor rumah dan jalan).
D. Bidang Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan
1. Tidak berfungsinya Pustu (Pusskesmas Pembantu) dengan maksimal.
2. Tidak adanya pemberian makanan tambahan selama posyandu
3. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bergotong royong membersihkan
lingkungan.
4. Binatang ternak yang tidak dikandang.