bab ii landasan teoritis a. kajian pustaka 1. hakikat...
TRANSCRIPT
13
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan untung merangsang
pertumbuhan dan perkembangan melalui aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Husdarta (2010, hlm. 18)
“Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,
pemainan atau olahraga terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.Menurut
Safari (2012, hlm. 11) Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat
penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, khususnya
pertumbuhan dan perkembangan gerak manusia yaitu gerak yang dibutuhkan
manusia dalam aktivitas keseharian, baik untuk belajar mengenal dirinya sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial, dalam mengatasi dan menyusaikan
perubahan yang terjadi di lingkungan. Selaras dengan penjelasan di atas, berikut
Ibrahim (2001, hlm. 63) mengemukakan mengenai keterampilan sosial dalam
penjas :
Pelajaran pendidikan jasmani (penjas) di sekolah dapat membantu anak-anak
dan remaja untuk mempelajari, bagaimana membaur, atau menggabungkan
dirinya, ke dalam kelompok teman sebaya. Dalam aktivitas jasmani, seperti
permainan dan kegiatan olahraga, tersedia lingkungan yang baik untuk dapat
mempelajari perilaku emosional dan keterampilan sosial orang lain.
Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah merupakan salah satu wadah
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pendidikan jasmani agar lebih
kreatif, inovatif, dan aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
pendidikan jasmani terdapat tiga aspek yang dikembangkan, yaitu psikomotorik,
kognitif dan afektif. Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dalam
pendidikan jasmani.Selain itu, pendidikan jasmani berperan penting dalam
meningkatkan keterampilan sosial siswa karena melalui aktivitas pendidikan
jasmani yang diaplikasikan oleh guru dengan baik akan menumbuhkan sikap-
sikap sosial siswa seperti; adanya interaksi antar siswa, mengembangkan moral
fair play, berkerja sama dalam kelompok, bertanggung jawab atas keputusannya,
14
dan menumbuhkan sikap saling menghargai antar siswa. Sungguh tidak diragukan
lagi dari bukti penelitian dan definisi pendidikan jasmani menurut para ahli,
bahwa melalui pembelajaran pendidikan jasmani membantu siswa agar tumbuh
dan berkembang menjadi manusia yang sehat jasmani, rohani, dan kreatif
sehingga mampu menjadi manusia yang berintelektual tinggi, berjiwa mandiri dan
kreatif dalam berkarya.
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan pendidikan jasmani adalah memacu kepada pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras dalam upaya
membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai,
sikap dan membiasakan hidup sehat. Menurut Lutan (dalam Safari, 2015, hlm. 4)
Aktivitas jasmani ini mencakup lingkup yang cukup luas, yang lazim dilakukan
dalam berbagai jenis pekerjaan, kegiatan pengisi waktu senggang, dan kegiatan
rutin sehari-hari. Pendidikan jamani harus memiliki tujuan yang sejalan dengan
tujuan pendidikan memberi konstribusi yang sangat berharga dan sangat memberi
inspirasi bagi kesejahtaraan hidup manusia.
Makna yang terkandung dalam pendidikan jasmani tidak sekedar pendidikan
yang bersifat fisikal atau aktivitas fisik tetapi lebih luas keterkaitannya dengan
tujuan pendidikan secara menyeluruh serta memberi kontribusi terhadap
kehidupan individu. Menurut Abdillah (2015, hlm 12) Pendidikan jasmani
berusaha mendidik manusia melalui sarana jasmani, dengan aktivitas-aktivitas
jasmani atau aktivitas fisik, tetap berkepentingan dengan tujuan-tujuan pendidikan
yang tidak semuanya jasmani atau fisik. Tujuannya itu agar bisa membantu anak
tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan pendidikan nasional, yaitu
menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya. Melalui pembelajaran pendidikan
jasmani, siswa dapat melakukan berbagai kegiatan permainan dan olahraga tanpa
mengesampingkan aspek kompetisi dan prestasi yang mungkin bisa diraih di
dalamnya. Menurut Mahendra (dalam Paturusi, 2012, hlm 4) Pendidikan jasmani
dan olahraga adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa pendidikan jasmani pada dasarnya media
untuk meraih tujuan pendidikan secara keseluruhan termasuk nilai-nilai yang
15
terkandung aktivitas jasmani atau olahraga, sehingga memberikan kontribusi
terhadap berbagai aspek kehidupan secara positif. Melalui pembelajaran
pendidikan jasmani, siswa dapat melakukan berbagai kegiatan permainan dan
olahraga. Tercantum dalam KTSP (Depdiknas, 2006) Tujuan pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d. Meletakkan landasan karaktek moral
e. yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan.
f. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis.
g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
h. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
3. Hakikat Sepakbola
Sepakbola merupakan olahraga yang banyak disukai dan paling digemari
diseluruh dunia. Untuk melakukan permainan sepakbola ini tidak banyak
menguras biaya seperti olahraga pada umumnya sehingga semua kalangan
masyarakat dapat melakukan olahraga dengan lebih leluasa. Menurut Herdiansyah
dan Nurasyifa (2010, hlm 1)Sepakbola yaitu: olahraga sepakbola termasuk salah
satu olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat dan banyak dimainkan oleh
seluruh masyarakat Indonesia dan banyak dimainkan oleh seluruh lapisan
masyarakat, baik anak-anak, remaja atau orang dewasa bahkan oleh wanita.
sepakbola merupakan salah satu cabang olahrga yang tercantum dalam kurikulum
pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, dan sampai perguruan tinggi.Kareana
16
permainan sepakbola bisa dimainkan dimana saja contohnya lapangan, halaman
rumah dan lain-lain. Ukuran lapangan sepakbola yang dimainkan empat persegi
panjang dan ukurannya bisa bervaresi yaitu: panjang lapangan antara 100-110
meter, lebar lapangannya antara 64-75 meter dan ukuran lapangan tersebut adalah
satandar lapangan internasional. sedangkan di tengah lapangan terdapat lingkaran
dan garis tengah sebagai pembatasan daerah kekuasaannya. Dalam lapangan juga
terdapat dua tiang gawang dengan tinggi 2,44 meter, sedangkan lebarnya 7,32
meter dan di depan gawang terdapat masing-masing garis yang terdiri dari garis
gawang sejauh 5,5 meter dan panjangnya 18,30 meter. Garis pinalty sejauh 16,47
meter dari gawang dan panjangnya 40 meter. Sedangkan dibelakang gawang
diberi jaring ini gunanya untuk mengetahui apakah bola masuk atau tidak.
Gambar. 2.1
Lapangan Sepakbola dan Ukurannya
Salim (2007, hlm. 36)
Menurut Subardi dan Setyawan (2007, hlm. 1) Sepakbola telah ditemukan
diberbagai belahan dunia sejak 3.000 tahun yang lalu. sedangkan menurut Usli W,
dkk (2010, hlm.15)Tahun 2500 SM di Cina ada permainan yang menyerupai asal
mulanya sepakbola namanya Tsu Chu, juga pada tahun yang sama di Mesir ada
permainan yang mirip sepakbola dilakukan untuk upacara minta
kesuburan.Banyak teori tentang siapa yang mula-mula melaksanakan dan dimana
17
permainan sepakbola ini diciptakan, pada tahun 1863 tepatnya pada tanggal 26
Oktober, ketika sebelas perkumpulan di London mengadakan pertemuan untuk
menjernihkan kekacauan dengan membuat serangkaian peraturan yang mendasar
untuk mengatur pertandingan-pertandingan selanjutnya. Pertemuan ini berhasil
membentuk Football Association (FA) yang pertama walaupun berbuntut
keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena menolak peraturan yang melarang
penginjakan, penendangan tulang kering dan melarikan atau membawa bola.
Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi mengundurkan diri dan
keduanya berjalan sendiri-sendiri.Setelah 6 tahun Football Association berjalan,
permainan sepakbola semakin mendekati kesempurnaan, terutama setelah adanya
keputusan yang melarang memegang bola saat bermain. Di tahun kedelapann
sejak berdirinya FA selain anggotanya yang bertambah menjadi 50 perkumpulan,
kompetisi sepakbola yang pertama juga mulai digelar di bawah naungannya.
Pertumbuhan sepakbola melaju begitu pesat di seantero jagat bahkan pada tahun
1879 sudah dikenal langkah-langkah sepakbola profesional di Darwin.
Dalam perkembangannya permaianan sepakbola banyak digemari dan di
tonton seluruh dunia. Karena permainan sepakbola sangat menarik dan melibatkan
banyak orang. Menurut Charlim, dkk. (2010, hlm. 2) Sepakbola erat kaitannya
dengan beberapa faktor positif yang harus dimiliki oleh seorag pemain, meliputi
kesegaran jasmani, keterampilan teknik, kekuatan mental, kecerdasan,
kepemimpinan, pola hidup teratur, serta gotong-royong. Hingga sekarang
perkembangan permainan sepakbola menjadi olahraga yang paling favorit dan
banyak menyedot penonton di seluruh dunia. Sepakbola juga sudah menjadi
perpaduan antara kebutuhan rohani dan jasmani, hingga menjadi kebutuhan sosial
yang sangat penting. Sepakbola bisa berperan ikut meningkatkan kualitas hidup
pemain, pelatih, dan ofisial, wasit, penonton, serta yang terkait didalamnya.
4. Teknik Dasar Permainan Sepakbola
Sepakbola merupakan permainan tim yang dimainkan oleh dua regu yang
berjumlah sebelas (11) pemain inti termasuk penjaga gawang dan ditambah
dengan beberapa cadangan. Permainan sepakbola dimainkan selama 2 x 45 menit
dengan istirahat 15 menit. Menurut Salim (2007, hlm. 10) Pada dasarnya
sepakbola adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki.
18
Tujuan utamanya dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor
sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Menurut Salim (2007, hlm 11)Para pemain dapat menggunakan
kedua kaki, kepala, atau bagian tubuh lainnya kecuali ke dua tangan dan lengan
untuk memainkan atau mengontrol bola. Dalam permainan sepakbola para pemain
menggunakan keterampilannya dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga
gawang yang bebas menggunakan semua anggota badannya dan permainan ini
mengutamakan kerjasama tim serta berusaha untuk memasukan bola ke gawang
lawan dengan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawangnya sendiri.
Oleh karena itu seorang pemain bola mutlak menguasai teknik-teknik dasar
sepakbola agar meningkatkan dan mencapai setinggi-tingginya untuk mencapai
itu sesuai dengan pendapat Charlim, dkk (2010, hlm. 9-10)pemain sepakbola
harus memiliki empat kelengkapan pokok, yaitu :
a. Pembinaan teknik (memiliki keterampilan).
b. Pembinaan fisik (kesegaran jasmani).
c. Pembinaan taktik (mental, ingatan dan kecerdasan).
d. Kematangan juara.
Sebelum melakukan permainan sepakbola alangkah baiknya melakukan
pemanasan seperti berlari, melompat dan lari-lari kecil agar otot-otot atau
persendian tidak kaku atau terjadi masalah yang tidak diinginkan. Menurut
Subardi dan Setyawan (2007, hlm. 13)Pemanasan membuat darah beredar lancar
keseluruh tubuh. Setelah pemanasan, lakukan pergelangan otot untuk mencegah
terjadinya cedera.
Gambar 2.2
Pemanasan Pergangan Otot
Subardi dan Setyawan (2007, hlm. 13)
19
Oleh karena itu, dalam bermain sepakbola kita harus menguasai teknik-teknik
dasar dalam bermain sepak bola. Untuk dapat menghasilkan permainan sepakbola
yang optimal, maka seorang pemain harus dapat menguasai teknik-teknik dalam
permainan. Teknik dasar bermain sepakbola adalah merupakan kemampuan untuk
melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali
dari permainan sepakbola. Untuk menjadi seorang pemain yang berkualitas,
seorang atlit harus mempunyai kemampuan sebagai berikut sesuai dengan
pendapatSubardi dan Setyawan (2007, hlm. 13) Seorang pemain sepakbola
berkualitas memiliki teknik individu yang baik, mental yang bagus, pengertian
tentang permainan yang memadai, dan fisik yang mendukung. Sedangkan
menurut Charlim, dkk (2010, hlm. 12) Teknik bermin sepakbola terdiri atas
gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola.Dalam permainan
sepakbola terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang
pemain. Menurut Subardi dan Setyawan (2007, hlm. 13) Teknik dasar permainan
sepakbola terdiri dari :
a. Mengumpan (Passing)
b. Menggiring (Dribbling)
c. Melakukan Tembakan (shooting)
d. Menyundul
e. Mengontrol Bola
f. Melakukan Tackling
Dalam setiap permainan tentunya ada aturan atau cara bermain. Aturan dalam
permainan sepakbola menurut Mahariesti (2010, hlm. 15)adalah:
a. Apabila suatu ketika tendangan bola mengakibatkan bola keluar dari lapangan,
tim lawan melakukan lemparan dalam.
b. Jika bola ditendang keluar, kemudian menyentuh salah satu pemain yang
bukan lawan, akan dikenai tendangan sudut.
c. Apabila salah satu tim melakukan kesalahan berat di dalam area penalti, tim
lawan melakukan “tendangan penalti”.
d. Jika terjadi pelanggaran di luar daerah pinalti (daerah luar gawang) oleh satu
tim, tim lawan diberikan “tendangan bebas”.
5. Dribbling
Menggiring bola merupakanfaktormkj kf kf kfyang
sangatpentingdalamupayamencapaikeberhasilandalmpermainansepakboladengan
20
memilikikemampuanyang baikdalammenggiringjbmnbjmbola
makakitaakanmudahdalammenguasaipermainansehinngaberjalansesuaidenganapa
yang di harapkan.Menurut Simon dan Saputra (2007, hlm. 135) Dribbling
(menggiring bola) adalah kemampuan membawa bola untuk mendekati sasaran
baik gawang atau teman satu tim. Sedangkan menurut Charlim, dkk (2010, hlm.
26) menggiring bola adalah gerakan membuka bola dengan sentuhan kaki, yang
dapat dilakukan dengan kaki kanan dan kaki kiri. Menggiring bola ini bisa
dilakukan dengan kaki bagian dalam, luar, dan punggung kaki. Menurut Cook,
(2013, hlm. 23) menybutkan bahwa pemainan dalam kelompok usia ini akan
semakin lihai, terkoordinasi, dan kuat dalam pergerakan, sehingga meraka akan
lebih berani mengambil resiko dalam pertandingan. Kini mereka bisa bergerak
dengan lebih cepat dan akurat sambil tetap menguasai bola dan bisa mengesah
banyak teknik dan trik. Pemain muda juga perlu belajar untuk tidak hanya
menggiring bola dan berlari sambil menguasainya. Tetapi juga untuk memutuskan
kapan dan dimana harus menerapkan teknik ini saat bertanding. Menurut Usli. W,
dkk (2010, hlm. 67-68) menyebutkan analisis gerak dasar menggiring bola
(dribbling) adalah sebagai berikut :
a. Posisi kaki menggiring bola sama dengan menendang bola.
b. Hanya kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik ke belakang
hanya didorong ke depan.
c. Hingga impact dengan bola dan jalannya bola bergulir sehingga bola tetap ada
dalam penguasaan kita.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut.
21
Gambar 2.3
Menggiring bola dengan dibayangi oleh dua pemain lawan
Subardi dan Setyawan (2007, hlm 18).
Menurut Charlim, dkk (2010, hlm. 26-27) Bentuk latihan menggiring bola itu
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menggiring lurus ke depan tanpa rintangan serta berpasangan dengan teman.
b. Menggiring bola melalui rintangan zig-zag. Cara melatihnya adalah pasanglah
delapan buah lembing berjajar, dengan jarak setiap lembing kurang lebih satu
meter, lakukan gerakan menggiring bola secara zig-zag melalui lembing
tersebut, menggunakan kaki bagian luar, dalam dan kanan serta kiri.
c. Menggiring bola melalui pasang bendera dalam sebuah lingkaran. Cara ini
sama dengan zig-zag, akan tetapi dilakukan secara melingkar.
Adapun beberapa faktor yang mendukung gerakan dalam mengiring bola
antara lain liukan tubuh, keseimbangan, kontrol bola, kecepatan gerak, serta
kepercayaan diri yang tinggi. Tujuan menggiring bola antara lain untuk mendekati
jarak ke sasaran, melewati lawa dan menghambat permainan. Pada teknik gerak
dasar dribbling permainan sepakbola yang harus dikuasai yaitu dribbling
menggunakan kaki bagian dalam dan bagian punggung kaki. Menuru Charlim
22
(2010, hlm.13-15) Ada beberapa macam cara teknik dribbling (menggiring bola)
yaitu :
a. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam
Berdiri dengan sikap melangkah, kaki yang berada di depan diletakkan di
samping bola, sekaligus sebagai kaki tumpu. Badan agak tegak, lalu kaki yang
digunakan untuk menyepak adalah kaki belakang dengan pergelangan kaki
menghadap keluar. ayunkan kaki belakang ke depan mengenai bola dan kenakan
kaki bagian dalam, hentikan bola dengan menggunakan telapak kaki bagian atas
bola, berat badan terdapat pada tumpuan kaki yang tidak digunakan untuk
menggiring bola dan padangan mata tetap ke depan atau lawan/teman.
Gambar. 2.4
Menggiring Bola Dengan Kaki BagianDalam
(https://olahraga.pro/teknik-dasar-permainan-sepak-bola/)
b. Menggiring bola dengan kaki bagian luar
Pada dasarnya menggiring bola menggunakan kaki bagian luar sama halnya
dengan menggiring bola dengan kaki bagian dalam, yang dapat membedakannya
titik perkenaan kaki pada bola.
23
Gambar. 2.5
Menggiring Bola Dengan Kaki BagianLuar
1) Pandangan ke depan atau ke arah bola.
2) Kepaladanbadan diatas bola.
3) Kedua leangan disamping badan agak terlentang.
4) Bola di dorongke arah depan denganmenggunakan kaki bagianluar.
5) Jarak bola tetapdalampenguasaanpemain.
6) Kaki yang digunakanmendorong bola atau yang menyentuh bolaadalahbagian
kaki dekatkelingking;
7) Badan tetap condong kedepan untuk dapat mengimbangi keseimbangan serta
mempercepat gerakan kedepan.
8) Bola dihentikan dengan menggunakan kaki bagian atas atau telapak kaki.
24
c. Menggiring bola dengan kaki bagianpunggung
Pada teknik menggiring bola menggunakan kaki bagian punggung ini sebagai
perkenaannya menggunakan kaki punggung sebagai titik perkenaan bola.
Gambar 2.6
Menggiring Bola Dengan Kaki BagianPunggung
1) Pandangan kedepan atau kearah bola.
2) Kepaladanbadandiatas bola.
3) Bola disentuhkedepandengan menggunakan bagian punggung kaki.
4) Ujung kaki yang menyentuh bola menghadapketanah.
5) Langkah-langkahdalamlariterasa jingjit.
6) Jarak bola tetapdalampenguasaanpemain.
7) Badan tetap condong ke depan untuk dapat mengimbangi keseimbangan serta
mempercepat gerakan kedepan.
Disamping hal tersebut diatas, perlu juga diperhatikan adalah prinsip atau
teknik menggiring bola seperti tetap dalam penguasaan, memakai perasaan,
mengiring dengan kaki dan kecepatan menggiring bola. Menurut Subardi dan
Setyawan (2007, hlm. 18) Menggiring bola meliputi gerakan mengubah arah bola,
melakukan gerak tipu, dan melindungi bola.
25
6. Strategi Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara umum, media pembelajaran dapat dinyatakan sebagai perantara atau
pengatar materi yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau bahan
ajar untuk ditransmisikan melalui suatu alat tertentu. Menurut Rahardjo (dalam
Rahayu, 2013, hlm 182) menyatakan bahwa media merupakan wadah dari pesan
yang oleh sumber atau penyaluran ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima
pesan. Maka dari itu, tujuan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
sangat peting agar siswa itu belajar. Sesuai dengan pendapat Gagne (dalam
Sadiman, dkk, 1986, hlm. 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Bisa kita lihat perkembangan pembelajran menggunakan media hanya dapat
dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar dan dapat dianggap sebagai alat
bantu mengajar guru. Menurut Sadiman, dkk (1986, hlm. 7) alat bantu yang
dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain
yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi
daya serap dan retensi belajar siswa. Oleh karena itu, proses pembelajran
menggunakan media sangat penting sebagai salah satu komunikasi dan
berinteraksi secara langsung dalam suatu sistem pembelajaran.
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Dalam perkembangan teknologi pendidikan, maka media pembelajaran jika
ditinjau dari segi penggunan media mengalami perkembangan yang sangat pesat
baik dari segi kualitas dan jenis media pembelajaran. Media pembelajaran sangat
banyak dan beragam jenis dan macamnya, mulai dari media yang paling kecil atau
sederhana dan murah, hinngga dengan media yang sudah canggih atau mahal
harganya. Meskipun media banyak ragamnya, banyak sekali media yang tersedia
di lingkungan yang dapat kita manfaatkan untuk media pembelajaran dan ada juga
media yang khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran. Ada beberapa media
yang sering digunakan atau di manfaatkan oleh guru di sekolah. Menurut Bretz
(dalam Rahayu, 2013, hlm. 184-85) jenis-jenis media itu dapat digolongkan
menjadi tujuh kelompok. Tujuh kelompok itu adalah sebagi berikut:
26
1. Media audio visual gerak merupakn media yang paling lengkap, yaitu
menggunakan kemampuan audia visual dan gerak.
2. Media audio visual diam media kedua dari segi kelengkapan kemampuannya
karena ia memiliki semua kemampuan yang ada pada golongan sebelumnya
kecuali penampilan gerak.
3. Media audia semi gerak memiliki kemampuan menampilkan suara disertai
gerakan nyata secara utuh.
4. Media visual gerak memiliki kemampuan seperti golongan pertama kecuali
penampilan suara.
5. Media visual diam mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara
visual tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun gerak.
6. Media audio adalah media yang hanya memanipulasikan kemampuan-
kemampuan suara semata-mata.
7. Sedangkan media cetak merupakan media-media yang hanya mampu
menampilkan informasi berupa huruf dan angka (alphanumeric) simbol-simbol
verbal tertentu.
Selain itu juga masih ada media proses belajar mengajar pendidikan jasmani
yang masih membutuhkan media pembelajaran yaitu media kinestetik. Yang
dimaksud dengan kinestetik disini ialah informasi tentang kedudukan badannya
dalam ruang dan hubungan dari bagian-bagiannya.
c. Penggunaan Media Pembelajaran
Media dibuat dengan rancangan yangghgjggsistematis melalui berbagai langkah
pengembangan dan melibatkan berbagai tenaga terampil dan ahli, serta dalam
proses belajar mengajar perlu diperhatikan dalam menggunakan berbagai jenis
peralatan. Dengan cara demikianhhhhdiharapkan media yang dihasilkan dapat
merupakan media yang efektif. Oleh karena itu, yang harus dirancang dengan baik
bukan hanya dalam pembuatan media itu sendiri, melainkan hghghghgpemanfaatan serta
dalam penggunaan media itu perlu diatur dan dirancang dengan sebaik-baiknya.
Supaya media pembelajaran itu efektif maka pemanfaatan dddgdgdan penggunaan media
itu harus direncanakan dan dirancang secara sistematis.Menurut Aqib (2015, hlm.
53) dalam penggunaan media pembelajaran terdapat prinsip-prinsip penggunaan
media pembelajaran sebagai berikut :
27
1. Setiap media memili kelebihan dan kekurangan.
2. Gunakan media seperlunya, jangan berlebihan.
3. Penggunaan media mampu mengaktifkan pelajar.
4. Pemanfaatan media harus terencana dalam program pembelajaran.
5. Hindari penggunaan media yang hanya sekedar mengisi waktu.
6. perlu persiapan yang cukup sebelum menggunakan media.
Dalam penggunaan berbagai jenis media dalam proses belajar mengajar dapat
mendukung kegiatan proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.
Banyak sekali media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan di dalam
menyampaikan materi ajar agar lebih efektif dan efisien serta dapat mencapai
tujuanpembelajaran dengan maksimal. Namun kalau kurang tahu jenis-jenisnya
maupun kelebihan dan......keterbatasannya setiap media tersebut tentunya hasilnya
tidak akan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk seorang guru yang
profesional, pengetahuan tentang macam-macam media pembelajaran adalah
sesuatu hal yang sangat diperlukan. Dengan pengetahuan jklkkkkdan keterampilan yang
dimilikinya, seorang guru dalam menyampaikan materi (proses belajar mengajar)
akan lebih menarik bagi peserta didik. Media pembelajaran ini dapat dibuat oleh
guru atau bersama-sama dengan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan yang
tersedia di lingkungan sekolah.
7. Pembelajaran Gerak Dasar Dribbling Permainan Sepakbola Melalui
Sirkuit Rintangan
Untuk tercapainya tujuan dari pembelajaran, maka guru pendidikan jasmani
harus bisa melakukan modifikasi alat dan media untuk menunjang proses belajar
mengajar. Dalam pembelajaran kali ini penulis akan mengembangkan salah satu
pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar dribbling melalui sirkuit rintangan.
Sirkuit rintangan merupakan media yang dimodifikasi untuk melakukan penelitian
ini. Sirkuit rintangan bisa berbentuk pos atau lintasan rintangan dengan jalur yang
berbeda, jalur tersebut bisa dibuat menggunakan rapia, corong dan media-media
lainnya yang dibuat menjadi rintangan untuk melakukan dribbling permainan
sepakbola. Siswa hanya mengikuti jalur yang sudah dibuat selama mengikuti
pembelajaran. Dribbling dengan melewati rintangan dilakukan secara bergantian,
28
setelah melalui rintangan-rintangan yang sudah di sediakan kemudian siswa yang
menunggu melakukan giliran dan seterusnya.
Dalam gerak dasar dribbling permainan sepakbola melalui sirkuit rintangan
bertujuan untuk mengembangkan kecepatan dan keterampilan anak dalam
melakukan gerak secara tepat. Menurut Saputra (2001, hlm.13) perkembangan
kecepatan memerlukan bentuk latihan yang menuntut kecepatan yang maksimal.
Dalam pembelajaran sirkuit rintangan meliputi tugas-tugas gerak yang meliputi
hasil belajar siswa yang menunjang terhadap poses belajar motorik. Kemampuan
dalam meninkatkan gerak dasar pembelajaran pada usia dini mempuanyai fase-
fase tertentu. Menurut Saputra (2001, hlm 15) fase-fase perkembangn gerak dasar
ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a. Tingkat awal, merupakan awal munculnya kesadaran anak akan pola gerak
dasar, meskipun perpaduan dan koordinasi geraknya masih belum sempurna.
b. Tingkat dasar, merupakan proses menuju pematangan ke arah pola gerak dasar.
kesadaran mengenai ruang dan waktu sudah terbentuk, sehingga gerak
koordinasi sudah mulai lebih baik dari tahapan sebelumnya.
c. Tingkat kematangan, merupakan tahap pematangan gerak dasar yang ditandai
dengan semakin efisiennya koordinasi gerak yang dilakukan.
Pada ketiga fase tersebut guru berupaya untuk menentukan atau mengarahkan
anak didik dalam jenjang yang berbeda. Terdapat beberapa langkah pembelajaran
dalam gerak dasar dribbling permainan sepakbola melalui sirkuit rintangan, guru
membimbing siswa untuk melakukan sirkuit rintangan. Sirkuit rintangan terdiri
dari tiga tahapan yaitu:
1) Dribbling Garis Sejajar
Pada permainan dribbling sejajar garis ini siswa melakukan dribbling bola
secara bolak balik sejauh 2-3 meter, melakukan gerakannya boleh menggunakan
kaki bagian dalam atau bagian punggung kaki dan melakukan kegiatan inti ini
selama 2-3 menit secara bergantian. Dalam melakukan dribbling garis sejajar
pemain yang menguasai bola harus dapat mengontrol bola tersebut supaya tidak
terlepas dan jauh dari kaki.
29
Gambar 2.7
Dribbling Sejajar Garis
Nuryadi (2013, hlm 33)
2) Dribbling Menggunakan Zig-zag
Dalam pembelajran gerak dasar dribbling permainan sepakbola menggunakan
sirkuit rintangan terdapat fase latihan yang menggunakan zig-zag salah satu upaya
untuk meningkatkan kemampun gerak dasar dribbling permainan sepakbola.
Latihan dribbling dengan menggunakan zig-zag dalam sirkuit rintangan siswa
dapat melakukan gerakan berkelok-kelok melewati rintangan yang sudah di
siapkan, latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kelincahan dan
kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar dribbling permainan sepakbola.
Berdasarkan pembelajaran gerak dasar dribbing permainan sepakbola
menggunakan zig-zag terdapat keuntungan dan kerugian dalam melakukan latihan
tersebut. Menurut Asmara (2015, hlm.10)keuntungan dan kerugian dengan
menggunakan zig-zag sebagai berikut:
a) Keuntungan :
(1) Kemungkinan Cidera lebih kecil karena sudut ketajaman berbelok arah lebih
kecil (45-90 derajat).
(2) Banyak membutuhkan koordinasi gerak tubuh, sehingga mempermudah dalam
tes kelincahan dribbling.
b) Kerugian :
(1) Secara psikis arah lari perlu daya ingat lebih.
30
(2) Atlit tidak terbiasa dengan ketajaman sudut lari yang besar sehingga pada saat
melakukan tes kelincahan dribbling atlet lebih sulit. Akibatnya atlet
konsentrasinya terpusat pada arah belok dan bukan pada kecepatan larinya.
Bentuk latihan zig-zag gerak dasar dribbling permainan sepakbola bisa dilihat
pada gambar 2.8 sebagai berikut:
Gambar 2.8
Bentuk Latiahan Zig-zag
3) Dribbling menggunakan shuttle run
Pada pembelajaran gerak dasar dribbling permainan sepakbola melalui sirkuit
rintangan peneliti akan menggunakan shuttle run untuk meningkatkan gerak dasar
dribbling dalam sirkuit rintangan. Tujuan shuttle run ini untuk melatih kelincahan
dan mengubah gerak tubuh saat melakukan dribbling secepat-secaptnya dari satu
titik ke titik lainnya dengan menempuh jarak yang sudah ditentukan. Dapat dilihat
pada gambar 2.8 bentuk latihan dribbling menggunakan shuttle run sebagai
berikut:
Gambar 2.9
Bentuk latihan shuttle run
Jadi dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga tahapan dalam
pembelajaran gerak dasar dribbling permainan sepakbola dengan menggunakan
31
sirkuit rintangan. Tiga tahapan tersebut terdiri dari dribbling garis sejajar, zig-zag
dan shuttle run yang akan dibuat atau dibentuk menjadi sirkuit rintangan, yang
menjadi bahan latihan untuk meningkatkan gerak dasar dribbling permainan
sepakbola. Berikut ini bisa dilihat gambar 2.10 bentuk latihan sirkuit rintangan.
Gambar 2.10
Bentuk Sirkuit Rintangan
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Terdapatbeberapahasilpenelitianterdahulu yang relevandenagan
judulskripsisebagaiberikut:
1. Tulisan Baskara. Skripsi: MeningkatkanKelincahan Dalam Permainan
Sepakbola Melalui Latihan Menggiring Bola Secara Zig-zag Pada Siswa Kelas
IV SDN Cikandang Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang.
HasilPenelitian :
Berdasarkanpenelitian yang
telahdilakukandiperolehkesimpulanbahwadenganlatihan zig-
zagdapatmeningkatkankelincahangerakdasardribbling dalamsepakbola,
keantusiasansiswadalammengikutikegiatanbelajarmengajarsehinggatujuandarip
embelajarantersebutdapattercapai.
32
2. TulisanHartono. Skripsi: Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Dribbling
Sepakbola Melalui Permainan Tradisional Hadang Pada Kelas V SDN
Bojongloa I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.
HasilPenelitian :
Berdasarkanhasilpenelitiandiperolehklesimpulanbahwamelaluipermainan
tradisional hadang dapatmeningkatkanketerampilangerakdasardribbling.
C. HipotesisTindakan
Berdasarkan
kajianteoritisdankajianpraktismakadapatdiajukanhipotesistindakanyang dapat di
kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut: Bagaimana penerapan
sirkuit rintangan untuk meningkatkan gerak dasar dribbling permainan sepakbola
siswa kelas V SDN Cipongporang Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandun.