bab ii landasan teori · menurut (xc & xc, 2014) dalam cutlip dan center, peranan public relations...
TRANSCRIPT
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
2.1.1 Definisi Hubungan Masyarakat
Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Kusumastuti (2004:10) mengemukakan bahwa: Hubungan Masyarakat atau Humas, Humas adalah aktivitas komunikasi dua arah dengan publik (perusahaan/organisasi), yang bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, saling percaya, dan saling membantu/kerja sama. Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Ruslan (2008:16) mengemukakan bahwa: Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, serta melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik. Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Abdurrachman (2001:27)
mengemukakan bahwa, “Public Relations adalah kegiatan untuk menanamkan dan
memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan, pada dan dari
publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat umumnya”.
2.1.2 Ruang Lingkup Hubungan Masyarakat
Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Widjaja (2010:57)
mengemukakan bahwa, Ruang lingkup Public Relations dalam suatu
organisasi/lembaga antara lain sebagai berikut:
a. Membina hubungan kedalam (publik internal) Publik internal adalah publik
yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri.
-
12
Seorang humas harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang
menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan
dijalankan oleh organisasi.
b. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Publik eksternal adalah publik
umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik
yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
2.1.3 Tugas dan Fungsi Hubungan Masyarakat
Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Ruslan (2008:108),
Humas memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Berupaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat
tentang pelayanan masyarakat (public services), kebijaksanaan serta tujuan
yang akan dicapai oleh pihak pemerintah dalam menyampaikan program
kerja pembangunan tersebut.
b. Mampu menanamkan keyakinan dan kepercayaan, serta mengajak
masyarakat dalam partisipasinya untuk melaksanakan program pembangunan
di berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, hukum, politik, serta menjaga
stabilitas keamanan dan ketertiban nasional
c. Keterbukaan dan kejujuran dalam memberikan pelayanan serta pengabdian
dari aparatur pemerintah bersangkutan perlu dijaga atau dipertahankan
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing secara konsisten
dan profesional.
Menurut (Rahutomo, 2013) dalam Kusumastuti (2004: 23-24)
mengatakan bahwa fungsi humas meliputi hal-hal berikut:
-
13
a. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
b. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini
publik pada perusahaan.
c. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan organisasi
untuk kepentingan umum.
d. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik
internal maupun eksternal.
2.1.4 Peranan Hubungan Masyarakat
Menurut (Xc & Xc, 2014) dalam Cutlip dan Center, Peranan public
relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori, antara lain:
a. Penasehat Ahli
Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki
kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian
masalah hubungan dengan publiknya. Hubungan praktisi Public Relations
dengan manajemen organisasi seperti hubungan antaran dokter dan
pasiennya. Artinya pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau
mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari praktisi Public
Relations tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public
Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
b. Fasilitator Komunikasi
Dalam hal ini praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator
atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengarkan
-
14
apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia
juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan
harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi
timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah
Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan
merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat hingga mengambil
tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah
dihadapi secara rasional dan professional.
d. Teknisi Komunikasi
Peranan teknisi komunikasi ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai
journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi
atau yang dikenal dengan method of communication in organization.
Menurut (Xc & Xc, 2014) Menurut Cutlip dan Center serta Canfieid,
maka peranan humas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan public, baik public
ekstern maupun intern
c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada public dan menyalurkan opini public
kepada masyarakat.
-
15
d. Melayani public dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.
2.2 Studi Literatur
2.2.1 Puskom Publik
Pusat Komunikasi Publik disebut Puskompublik adalah unsur pendukung
pelaksana tugas dan fungsi pertahanann berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri melalui Sekjen. Pusat Komunikasi Publik dipimpin oleh Kepala
Puskom Publik yang disebut Kapuskom publik. Pusat Komunikasi Publik
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian dibidang
informasi penyelenggaraan pertahanan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskompublik menyelenggarakan
fungsinya yaitu :
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijikan teknis di bidang informasi pertahanan
dan dokumentasi
b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang
pemberitaan, opini, dan kerjasama informasi pertahanan
c. Pelaksanaan dan evaluasi kebijakan teknis di bidang pemberitaan, opini, dan
kerjasama informasi pertahanan
d. Pelaksanaan bimbingan, supervisi teknis, dan pengendalian di bidang
pemberitaan, opini, dan kerjasama informasi pertahanan
e. Penyiapan bahan perencanaan program dan anggaran, evaluasi dan laporan,
pembinaan kepegawaian, data dan kepustakaan, ketatalaksanaan dan
kelembagaan serta ketatausahaan dan kerumahtanggaan Puskompublik.
-
16
Organisasi Puskompublik terdiri atas :
a. Bagian Tata Usaha
b. Bidang Pemberitaan
c. Bidang Opini
d. Bidang Kerjasama Informasi
2.2.2 Strategi
a. Definisi Strategi
Menurut (Rahutomo, 2013) dalam Onong Uchjana (2004:29) mengemukakan bahwa: Srategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Menurut (Rahutomo, 2013) dalam Gregory (2004:98) mengemukakan
bahwa, “Strategi adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program atau
kampanye dan sebagai faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun,
ide utama, dan pemikiran dibalik program taktik”.
Menurut (Indhira Hari Kurnia, 2013) dalam Morissan (2008:152)
mengemukakan bahwa, “Strategi sebagai penentuan tujuan jangka panjang
perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber
yang diperlukan untuk mencapai tujuan”.
b. Jenis-jenis Strategi
Menurut (Di, Tinggi, & Arifin, 2017) dalam David (2004:231), Jenis-jenis
Strategi dapat dibedakan atas 5 jenis, yaitu sebagai berikut :
-
17
1. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok,
dan atau atau pesaing.
2. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi
persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
3. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih
terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa
baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi
horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi
konglomerat.
4. Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat
menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi
Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui
penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba
yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround)
atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi
pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi
-
18
bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para
pemegang saham, karyawan dan media.
5. Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan
fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya
menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat
rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi
adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang
dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif
tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk
dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil
konsumen.
1.2.3 Strategi Hubungan Masyarakat
Menurut (Mayasari & Angguntiara, 2018) dalam Widjaja (2010:68) mengemukakan bahwa: Strategi Humas adalah: Strategi pokok Humas untuk meningkatkan mekanisme komunikasi dua arah lembaga dengan sasaran humas agar hasil-hasil yang dicapai oleh lembaga dapat dikenal oleh sasaran humas, sehingga sasaran humas akan ikut berpartisipasi aktif dalam mewujudkan tujuan lembaga khususnya dan tujuan pembangunan nasional umumnya”. Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Lubis (1992:2)
mengemukakan bahwa, “Strategi Public Relations adalah bagaimana seorang
Public Relations officer dapat menganalisa lingkungan, strategi,
mengimplementasikan strategi, mengendalikan strategi”
-
19
Menurut (Kolianan, Liliweri, & Tamunu, 2016) dalam Ruslan (2006)
mengemukakan bahwa, Pengertian strategi PR adalah:
a. Publication (Publikasi) Setiap fungsi dan tugas Humas adalah
menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai
media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas
untuk diketahui oleh publiknya. Setelah itu, menghasilkann publisitas untuk
memperoleh tanggapan positif secara luas dari masyarakat.
b. Event (Penyusunan Program Acara) Merancang acara tertentu atau lebih
dikenal dengan peristiwa (special event) yang dipilih dalam jangka waktu,
tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya untuk mempengaruhi opini
public.
c. News (Menciptakan Berita) Berupaya menciptakan berita melalui pres release,
newslater dan bulletin dan lain-lain yang biasanya mengacu teknis penulisan
5W + 1H dengan sistematika penulisan “piramida terbalik”, yang paling
penting menjadi lead atau intro dan dan kurang penting ddiletakkan di tengah
batang berita. Untuk itulah secara humas, mau tidak mau harus mempunyai
kemampuan untuk menulis, karena sebagian besar tugasnya untuk tulis-
menulis, khususnya dalam menciptakan publisitas.
d. Community Involvement (Kepedulian Kepada Komunitas) 54 Jim Briand
Kolianan, dkk. Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Humas adalah
mengadakan kontk social dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga
hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang yang diwakilinya.
e. Inform or Image (Memberitahukan dan Meraih Citra) Ada dua fungsi utama
dari Humas, yaitu memberitahukan sesuatu kepada publik atau menarik
-
20
perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra
positif dari suatu proses “nothing” diupayakan menjadi “something”. Dari
yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian
diharapkan timbul sesusatu (something) yang berupa citra.
f. Lobby or Negotiation (Pendekatan dan Bernegosiasi) Keterampilan untuk
melobi secara pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat
diperlukan bagi seorang Humas. Tujuan lobi adalah untuk mencapai
kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang
berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.
g. Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial) Memiliki tanggung jawab sosial
dalam aktivitas Humas menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian
terhadap masyarakat. Hal ini akan meningkatkan citra perusahaan di mata
publik. Saat ini banyak perusahaan menjadikan kegiatan sosial sebagai aktifitas
yang harus dilakukan. Bentuknya beragam seperti peduli banjir, memberikan
beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan
lainnya.
2.2.4 Humas Pemerintahan
a. Definisi Humas Pemerintahan
Menurut (Zulfan, 2018) dalam Ruslan (2004 : 99) mengemukakan bahwa: Dalam suatu pemerintahan Humas pemerintahan sangat berbeda dengan Humas yang bukan pemerintahan. Humas pemerintahan tidak mempunyai sesuatu yang diperdagangkan, walaupun demikian Humas pemerintah juga senantiasa menggunakan teknik strategi pemerintahan dalam menginformasikan kegiatan pemerintahan. Kemudian strategi yang dilakukan bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pemerintah daerah.
-
21
Menurut (Humas, Dprd, & Menjalin, n.d.) dalam Susanto (1977:77) mengemukakan bahwa: Humas pemerintah pada dasarnya tidak mempunyai sesuatu yang dijual belikan. Penggunaan teknik periklanan dan publisitas terbatas pada menyadarkan masyarakat atau khalayak akan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan instansi yang bersangkutan. Menurut (Humas et al., n.d.) dalam Effendy (1993:152-153) mengemukakan bahwa: Humas Pemerintahan melalui unit atau program kerja Humas tersebut, pemerintah menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajibankepemerintahannya. Komunikasi dengan jawatan-jawatan tersebut dalam rangka membina goodwill dan hubungan harmonis, akan banyak membantu mengatasi kesulitan-kesulitan.
b. Peranan Humas Pemerintahan
Menurut (Zulfan, 2018) dalam Rosady Ruslan (2006:142)
mengemukakan bahwa, Humas dalam menjalankan perananannya melakukan
berbagai strategi melalui beberapa aspek pendekatan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Persuasif dan Edukatif
Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik)
dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya
yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan maupun dengan
melakukan pendekatan persuasif, agar tercipta saling pengertian,
menghargai, pemahaman, toleransi dan lain sebagainya.
2. Pendekatan Kerjasama
Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
berbagai kalangan, baik hubungan kedalam (internal relations) maupun
hubungan ke luar (eksernal relations) untuk meningkatkan kerja sama. Hal
ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan hubungan baik dengan
-
22
publiknya (community relations) dan untuk memperoleh opini publik serta
perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak (mutual
understanding).
b. Tugas Humas Pemerintahan
Menurut (Humas et al., n.d.) dalam Rachmadi (1992:77-78)
mengemukakan bahwa, Pada dasarnya tugas humas pemerintah adalah:
1. Memberikan penerangan dan pendididkan kepada masyarakattentang
kebijakan, langkah-langkah, dan tindakan-tindakan pemerintah, serta
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa informasi yang diperlukan
secara terbuka, jujur, dan obyektif.
2. Memberi bantuan kepada media berita (news media) berupa bahan-bahan
informasi mengenai kebijakan dan langkah-langkah serta tindakan
pemerintah, termasuk fasilitas peliputan kepada media berita untuk acara-
acara resmi yang penting. Pemerintah merupakan sumber informasi yang
penting bagi media, karena itu sikap keterbukaan informasi sangat
diperlukan.
3. Mempromosikan kemajuan pembangunan ekonomi dan kebudayaan yang
telah dicapai oleh bangsa kepada khalayak di dalam negeri, maupun
khalayak luar negeri.
4. Memonitor pendapat umum tentang kebijakan pemerintah, selanjutnya
menyampaikan tanggapan masyarakat dalam bentuk feedback kepada
pimpinan instansi-instansi pemerinta yang bersangkutan.
-
23
2.2.5 Media
Menurut (Mayasari & Angguntiara, 2018) dalam Cangara (2014:119) mengemukakan bahwa : Defnisi media, sebagai berikut: Alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayaknya. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antara manusia, maka media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menetukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Menurut (Rembang, 2016) dalam Arsyad (2002), mengemukakan bahwa: Media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Menurut (Rembang, 2016) dalam Sadiman (1990) mengemukakan bahwa,
“Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual
beserta peralatannya”.
2.2.6 Media Massa
Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Ardianto (2010:43) mengemukakan bahwa: Media massa adalah saluran yang ddigunakan dalam menyampaikan informasi kepada khalayak banyak. Dengan media massa orang dapat menyebarluaskan sesuatu. Ini merupakan kekuatan tersendiri yang dibutuhkan oleh bermacam-macam kepentingan. Melalui media massa orang melakukan pengendalian atau control terhadap suatu perkembangan. Ciri khas dari media massa adalah memiliki kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous).
Menurut (Rembang, 2016) dalam Iriantara (2008:82-83) mengemukakan
bahwa, “menjalin hubungan baik dengan media massa dan awak media adalah
sasaran (objective),karena tujuan pokoknya (goal) adalah berkomunikasi dengan
publik”.
-
24
Menurut (Rembang, 2016) dalam Iriantara (2008:81-82) mengemukakan
bahwa, “hubungan baik itu dijalin dengan media massa sebagai institusi maka
siapapun wartawan yang bertugas tidak akan banyak mengganggu hubungan
yang sudah terjalin antara organisasi dan institusi media massa”.
2.2.7 Hubungan Media
a. Definisi Hubungan Media
Menurut (Gifari & Purnama, 2017) dalam Damasti (2012) mengemukakan bahwa: Hubungan media adalah Hubungan personal yang baik antara Public Relations dengan pekerja media diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun keterbukaan dan saling menghormati antarprofesi masing-masing. Ada beberapa model yang dapat digunakan dalam membangun hubungan yang efektif dengan media. Model hubungan tersebut adalah model hubungan antara Public Relations dengan institusi media dan model hubungan antara seorang public relationsdengan pekerja media. Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Iriantara (2005:32) mengemukakan bahwa: Hubungan media merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Lesly (1991:7) mengemukakan
bahwa, “Hubungan media sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk
melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan
organisasi”.
b. Jenis-jenis Hubungan Media
Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Ruslan (2006 : 187-194)
mengemukakan bahwa, jenis-jenis kegiatan yang berhubungan dengan media
adalah :
-
25
1. Press Conference
Press Conference adalah suatu pertemuan (kontak) khusus dengan pihak pers
yang bersifat resmi atau sengaja disilenggarakan oleh Humas, yang bertindak
sebagai narasumber dalam upaya menjelaskan suatu rencana atau permasalahan
tertentu yang tengah dihadapinya dalam bentuk acara press conference yang
telah ditetapkannya waktu, tempat, tema press conference dengan sekelompok
wartawan yang masing-masing mewakili berbagai media massa yang di daftar
sebagai peserta yang di undang secara resmi.
2. Press Tour
Sejumlah wartawan yang berasal dari berbagai media massa yang telah di
kenal baik oleh Humas bersangkutan diajak wisata kunjungan ke suatu event
khusus, atau peninjauan ke luar kota bersamaan dengan pejabat instansi atau
pemimpin perusahaan sebagai pengundang (tuan rumah) selama lebih dari satu
hari, untuk meliput secara langsung mengenai kegiatan tertentu.
3. Preess Reception
Pertemuan pers semacam ini, yaitu jamuan pers/wartawan yang bersifat sosial,
menghadiri acara resepsi atau 55 Jim Briand Kolianan, dkk / Jurnal
Administrasi Publik, Volume 6 No. 1 Thn. 2016 seremonial tertentu baik
formal maupun informal. Ada juga melalui acara olahraga bersama, kumpul
bersama dalam acara ulang tahun perusahaan dan pada acara keagamaan
seperti berbuka puasa bersama dan merayakan hari natal.
-
26
4. Press Briefing
Press briefing termasuk bentuk jumpa pers secara resmi yang diselenggarakan
secara periodic tertentu, biasanya pada awal/akhir bulan oleh pihak humas atau
pimpinan dan pejabat tinggi instansi bersangkutan.
5. Press Statement
Biasanya keterangan pers di sini biasa dilakukan kapan dan dimana saja oleh
narasumber, tanpa adanya undangan resmi. Mungkin pemberitaannya cukup
dilakukan melalui telepon kepada wartawan yang bersangkutan.
6. Press Interview
Biasanya inisiatif wawancara datang dari pihak setelah melalui perjanjian atau
konfirmasi dengan narasumbernya. Hal ini dilakukan untuk meminta
keterangan, komentar, pendapat dan sebagiannya tentang suatu masalah yang
tengah aktual dan faktual dalam masyarakat.
7. Press Gathering
Yaitu pertemuan pers secara informal, khususnya hubungan (good
relationship) antara pihak Humas dan wartawan media massa dalam suatu
acara sosial keagamaan atau aktifitas olahraga.
c. Tujuan Hubungan Media
Menurut (Rembang, 2016) dalam Iriantara (2008:90-91) mengemukakan
bahwa, pada umumnya tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan hubungan
dengan media selalu dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Meningkatkan kesadaran, misalnya kesadaran merek (brand-awareness) pada
publik.
-
27
b. Mengubah sikap, misalnya mengubah sikap dari anti menjadi netral dan dari
netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang dilakukan organisasi.
c. Mendorong tindakan, misalnya mendorong untuk mendukung kebijakan
proses produksi yang ramah lingkungan yang dilakukan organisasi.
2.2.8 Press Gathering
a. Definisi Press Gathering
Menurut (Rembang, 2016) dalam Soemirat dan Ardianto (2012:128-129)
mengemukakan bahwa, “Press Gathering adalah pertemuan khusus antara direksi
perusahaan dengan kalangan media massa, terutama para pemimpin redaksinya”.
Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Ruslan (2006 : 187-194)
mengemukakan bahwa, “Press Gathering yaitu pertemuan pers secara informal,
khususnya hubungan (good relationship) antara pihak Humas dan wartawan
media massa dalam suatu acara social keagamaan atau aktifitas olahraga”.
b. Prinsip Umum Press Gathering
Menurut (Rembang, 2016) dalam Jefkins (2003:116-117) mengemukakan
bahwa, terdapat beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan oleh praktisi
Public Relations dalam rangka menciptakan dan membina hubungan pers yang
baik yaitu :
1. Memahami dan melayani media. Seorang praktisi Public Relations akan
mampu menjalin kerja sama dengan pihak media dan juga akan dapat
menciptakan suatu hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan.
2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Para praktisi Public
Relations harus senantiasa siap menyediakan materi-materi yang akurat di
-
28
mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah Public
Relations akan diakui sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat
dipercaya oleh para jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu, maka komunikasi
timbal-balik yang saling menguntungkan akan lebih mudah diciptakan dan
dipelihara.
3. Menyediakan salinan yang baik. Misalnya menyediakan reproduksi foto-foto
yang baik, menarik, dan jelas. Dengan adanya teknologi pmasukan data
langsung melalui komputer (teknologi ini sangat memudahkan koreksi dan
penyusunan ulang suatu terbitan, seperti siaran berita, penyediaan salinan
naskah dan foto-foto yang baik secara cepat menjadi semakin penting).
4. Bekerja sama dalam penyediaan materi. Petugas Public Relations dan jurnalis
dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu
pers dengan tokoh-tokoh tertentu.
5. Menyediakan fasilitas verifikasi. Para praktisi Public Relations juga perlu
memberi kesempatan kepada para jurnalis untuk melakukan verifikasi
(membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima.
6. Membangun hubungan personal yang kokoh. Suatu hubungan personal yang
kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh
keterbukaan, kejujuran, kerja sama, dan sikap saling menghormati profesi
masing-masing.
c. Tujuan Press Gathering
Menurut (Rembang, 2016) dalam Soemirat & Ardianto (2012:128-129)
mengemukakan bahwa, Tujuan dari Press Gathering sebagai berikut :
-
29
1. Menyebarkan informasi positif kepada publik (masyarakat luas) tentang
perusahaan, seperti penandatangan kerjasama, ekspor perdana, pergantian
direksi, publik ekpose (go publicnya perusahaan dan lainnya)
2. Menetralisir atau menambah berita yang tidak benar atau negatif tentang
perusahaan, manajemen, karyawan, produk/jasa dan lainnya.
3. Meningkatkan image (citra) yang dapat menunjang pemasaran dan penjualan
suatu produk/jasa seperti perkenalan produk baru, ekspasi ekspor, produksi,
restasi perusahaan dan lainnya.
4. Membina hubungan secara langsung dengan pers.