bab ii landasan teori a. tinjauan peneliti...

26
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Sejumlah penelitian berkaitan dengan analisa indeks LQ-45 telah menghasilkan sejumlah temuan yang menguatkan sebagai alternatif berinvestasi di pasar modal. Adapun penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan Natan, dkk (2010) adalah tentang Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Astra International Tbk Periode 2007. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif yang digunakan adalah laporan keuangan saham LQ-45 dan non LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian Rimawati (2012) meneliti tentang Analisa Fundamental Dan Analisa Teknikal Pada Rencana Investasi Pasar Modal. Hasil penelitian menunjukkan Pada penelitian ini menggunakan rasio ROA , ROE dan ROI ynag dinyatan efektif dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Pada portofolio dengan pilihan perusahaan produk konsumsi menunjukkan bahwa pada analisa kebangkrutan mempergunakan analisa Z score, mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan. Tetapi kelima saham ini pada analisa teknikalnya menunjukan Secondary trend yang bergerak naik untuk saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., PT. Unilever Indonesia Tbk., PT. Astra International Tbk.,. PT. H.M. Sampoerna Tbk.

Upload: others

Post on 30-Dec-2019

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Sejumlah penelitian berkaitan dengan analisa indeks LQ-45 telah

menghasilkan sejumlah temuan yang menguatkan sebagai alternatif

berinvestasi di pasar modal. Adapun penelitian-penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan Natan, dkk (2010) adalah tentang Analisis

Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Astra

International Tbk Periode 2007. Dalam penelitian ini data yang digunakan

adalah data kuantitatif yang digunakan adalah laporan keuangan saham LQ-45

dan non LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian

Rimawati (2012) meneliti tentang Analisa Fundamental Dan Analisa Teknikal

Pada Rencana Investasi Pasar Modal. Hasil penelitian menunjukkan Pada

penelitian ini menggunakan rasio ROA , ROE dan ROI ynag dinyatan efektif

dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Pada portofolio dengan pilihan perusahaan produk konsumsi

menunjukkan bahwa pada analisa kebangkrutan mempergunakan analisa Z

score, mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan. Tetapi

kelima saham ini pada analisa teknikalnya menunjukan Secondary trend yang

bergerak naik untuk saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., PT. Unilever

Indonesia Tbk., PT. Astra International Tbk.,. PT. H.M. Sampoerna Tbk.

6

Pilihan saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

Agustus 2011-Januari 2012 tidak menjadi jaminan bahwa perusahaan tidak

berisiko terhadap Kebangkrutan. Pada analisa Kebangkrutan mempergunakan

Analisa Z score menunjukkan bahwa PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dan

PT. Gudang Garam Tbk. sangat berisiko terhadap Kebangkrutan sedang PT

Unilever Indonesia Tbk. dan PT. Astra International Beresiko terhadap

Kebangkrutan.

Penelitian yang dilakukan Mudjiyono (2012) tentang Investasi dalam

Saham dan Meminimalisir Risiko Sekuritas pada Pasar Modal di Indonesia.

Pendekatan yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa investasi dapat dilakukan secara langsung

(direct investment) yaitu dengan mendirikan usaha secara sendiri maupun

bersama-sama namun investasi ini tingkat pengembalian modal cukup lama

walaupun dalam jangka panjang cukup menguntungkan, dan investasi

dilakukan dengan melakukan pembelian surat-surat berharga di pasar

modal/bursa efek (indirect Investmen) atau penanaman modal tidak langsung.

Selain itu untuk meminimalisir risiko, investor dapat pengadakan surat-surat

berharga yaitu membeli berbagai macam surat berharga, tidak terfokus pada

satu macam surat berharga (portofolio).

7

Tabel 2.1

Relevansi Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang

Peneliti

Terdahulu

Objek Penelitian

Metode

Analisis

Hasil Penilitian

Natan, dkk

(2010)

Analisis Laporan

Keuangan untuk Menilai

Kinerja Keuangan Pada

PT. Astra International

Tbk Periode 2007-2009

Deskriptif

Kuantitatif

Pada penelitian ini menggunakan rasio

ROA , ROE dan ROI ynag dinyatan

efektif dalam menilai kinerja keuangan

perusahaan.

Rimawati

(2012)

Analisa Fundamental

Dan Analisa Teknikal

Pada Rencana Investasi

Pasar Modal.

Deskriptif

Kuantitatif

a) Pada portofolio dengan pilihan

perusahaan produk konsumsi

menunjukkan bahwa pada analisa

kebangkrutan mempergunakan analisa Z

score, mempunyai tingkat resiko yang

tinggi terhadap kebangkrutan.

b) Pilihan saham LQ-45 yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode Agustus

2011-Januari 2012 tidak menjadi jaminan

bahwa perusahaan tidak berisiko terhadap

Kebangkrutan.

Mudjiyono

(2012)

Investasi dalam Saham

dan Meminimalisir

Risiko Sekuritas pada

Pasar Modal di

Indonesia.

Deskriptif

Kuantitatif

a) Mendirikan usaha secara sendiri maupun

bersama-sama namun investasi ini tingkat

pengembalian modal cukup lama.

b) Untuk meminimalisir risiko, investor

dapat pengadakan surat-surat berharga

yaitu membeli berbagai macam surat

berharga, tidak terfokus pada satu macam

surat berharga.

Peneliti

Sekarang

Objek Penelitian

Metode

Analisis

Hasil Penilitian

8

Rizka

(2017)

Penerapan Analisis

Fundamental Sebagai

Alternatif Berinvestasi

pada Pasar Modal

Deskriptif

Kualitatif

Berinvestasi dengan menggunakan

penerapan analisis fundamental lebih

efektif dan dalam penilaian laporan

keungan perusahaan menggunakan rasio

ROA.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pasar Modal Indonesia

9

Gambar 2.1

Struktur Pasar Modal Indonesia

BURSA EFEK LEMBAGA KLIRING DAN

PENJAMIN (LKP)

LEMBAGA

PENYIMPANAN DAN

PENYELESAIAN

Perusahaan Efek

- Penjamin

emisi

- Perantara

Perdagangan

Efek

- Manajer

Investasi

Lembaga Penunjang

- Biro Administrasi

Efek

- Bank Kustodian

- Wali Amanat

- Penasihat Investasi

- Pemeringkat Efek

Profesi Penunjang

- Akuntan

- Konsultan

Hukum

- Penilaian

- Notaris

Emiten

Perushaan

Publik

Reksa Dana

Sumber: Darmadji, Tjiptono (2006:37)

Beberapa penjelasan dari struktur organisasi tersebut di atas menurut

Darmadji, Tjiptono (2006:37) adalah sebagai berikut:

a) Bursa Efek

MENTERI

KEUANGAN OJK

10

Bursa Efek adalah lembaga perusahaan yang menyelenggarakan

atau menyediakan fasilitas system (pasar) untuk mempertemukan

penawaran jual dan beli efek antara berbagai perusahaan atau

perorangan yang terlibat dalam tujuan perdagangan efek perusahaan-

perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek. Menurut Undang-Undang

Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, Bursa Efek adalah pihak yang

menyelenggarakan dan menyediakan system dan atau sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan

tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.

Di Indonesia, saat ini terdapat dua Bursa Efek, yaitu Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Pemegang saham Bursa

Efek adalah perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha sebagai

perantara perdagangan efek.

1) Tugas Bursa Efek Sebagai Fasilitator. Tugas tugas bursa efek

tersebut antara lain: menyediakan sarana perdagangan efek,

mengupayakan likuiditas instrument yaitu mengalirkan dana secara

cepat pada efek-efek yang dijual, menyebar luaskan informasi bursa

ke seluruh lapisan masyarakat, memasyarakatkan pasar modal untuk

menarik calon investor dan perusahaan yang go public, serta

menciptakan instrument dan jasa baru.

2) Tugas Bursa Efek sebagai SRO (Self Regulatory organization).

Disebut SRO karena ketiga lembaga tersebut diberi wewenang untuk

membuat peraturan yang mengikat badan atau organisasi yang

11

terlibat dengan fungsinya. Tugas bursa efek sebagai SRO antara lain:

membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan Bursa,

mencegah praktik transaksi yang dilarang melalui pelaksanaan

fungsi pengawasan, dan ketentuan Bursa Efek mempunyai kekuatan

hukum yang mengikat bagi pelaku pasar modal.

3) Indikator Bursa yang Likuid. Ada beberapa indikator bursa yang

likuid antara lain sebagai berikut: transaksi dapat dilakukan dengan

mudah dan cepat, perbedaan harga permintaan dan penawaran yang

sangat tipis, transaksi dalam jumlah besar dapat dilakukan tanpa

mempengaruhi harga secara medasar serta kedalaman dan keluasan

pasar serta pengerakan harga merupakan reaksi yang cepat terhadap

informasi.

b) Lembaga kliring dan Penjamin

Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) adalah salah satu lembaga

pendukung terselenggaranya kegiatan system pasar modal secara

lengkap, selain lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Lembaga ini

juga menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin penyelesaian

transaksi bursa. LKP saat ini diselenggarakan oleh PT Kliring Penjamin

Efek Indonesia (KPEI).

Sebagai lembaga yang berfungsi sebagai fasilitator kliring dan

penjaminan transaksi, KPEI menyediakan jasa antara lain: kliring dan

penyelesaian transaksi bursa, penjaminan penyelesaian transaksi bursa

(penjamin berfungsi memberikan kepastian terpenuhinya hak dan

12

kewajiban angota bursa (investor) yang timbul dari transaksi bursa),

pinjam-meminjam efek serta jasa lain di lingkungan pasar modal, yang

diselenggarakan untuk mendukung fungsi kliring dan penjaminan,

seperti: Pelaporan harian MKBD (Modal Kerja Bersih Disesuaikan –

Net Adjusted Working Capital), pelaporan kegiatan transaksi bursa

BAPEMPAM, dan lain-lain.

c) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah lembaga

atau perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral

(tempat penyimpanan terpusat) bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek,

dan pihak lainnya. Saat ini di selenggarakan oleh PT Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI). Bank Kustodian adalah bank yang bertindak

sebagai tempat penyimpanan dan penitipan uang, surat surat berharga

atau barang berharga lainnya.

Secara garis besar jasa yang disediakan oleh Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI) untuk pemegang rekening antara lain:

pengelolah rekening dan pendaftaran pemegang rekening. Deposit efek

yang merupakan jasa untuk mengkonversikan sertifikat efek ke dalam

bentuk catatan elektronik. Penarikan efek dan dana juga merupakan jasa

untuk mengeluarkan efek dan dana dari C-BEST.

Penyelesaian transaksi bursa juga merupakan jasa jasa untuk

pemindah bukuan antar rekening efek berdasarkan instruksi dari KPEI.

Penyelesaian transaksi di luar bursa menggambarkan jasa untuk

13

pemindah bukuan antar rekening efek berdasarkan instruksi dari

pemegang rekening. Jasa yang terakhir adalah aksi korposari (corporate

action) merupakan jasa untuk mendistribusikan hak atas efek secara

langsung dengan cara kredit ke dalam rekening efek serta inquiry dan

laporan.

2. Penilaian dan pemilihan saham.

Terdapat dua penilaian dalam menganalisa saham, yaitu analisis

fundamental dan analisa teknikal. Analisa fundamental adalah suatu

metode peramalan pergerakan instrumen finansial diwaktu mendatang

berdasarkan pada perekonomian, politik, lingkungan dan faktor-faktor

relevan lainnya serta statistik yang akan mempengaruhi permintaan dan

penawaran instrument finansial tersebut. Analisis fundamental

mengidentifikasi dan mengukur faktor-faktor yang menentukan nilai

intrinsik suatu instrumen finansial.

Apabila penawaran meningkat tetapi permintaannya tetap, maka harga

pasar akan meningkat, begitu sebaliknya. Salah satu kesulitan analisis

fundamental adalah mengukur secara akurat hubungan antara variabel-

variabel, sehingga para analisis harus membuat estimasi berdasarkan

pengalaman mereka.

Sedangkan analisis teknikal adalah suatu metode meramalkan

pergerakan harga saham dan meramalkan kecenderungan pasar di masa

mendatang dengan cara mempelajari grafik harga saham, volume

perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Analisis teknikal lebih

14

memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang

seharusnya terjadi. Para analisis teknikal tidak begitu peduli terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi pasar, sebagaimana para analisis

fundamental, tetapi lebih berkonsentrasi pada instrument pasarnya. (Djoko

Susanto dan Agus Sabari, 2002).

3. Analisis Fundamental.

Analisis fundamental memperkirakan harga saham di masa yang akan

datang dengan menggunakan:

a) Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

harga saham di masa yang akan datang.

b) Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham.

Dalam membuat model peramalan harga saham tersebut, langkah

yang penting adalah mengidentifikasikan faktor-faktor fundamental

(seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan dividen, dan

sebagainya) yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. (Husnan,

2005:315).

Adapun Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks

tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori besar, yaitu:

1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi

pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing/waktu

terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap

fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak

15

pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak

apa pun terhadap pergerakan nilai tukar.

2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisa Fundamental.

Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan

oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut

perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan

terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan

ini juga memengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga adalah

penentu untama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya

seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan

tingkat suku bunga tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat

suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun, kadang kala

terdapat salah pegertian bahwa kenaikan tingkat uku bunga secara

otomatis akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang domentik.

Perhatian terhadap suku bunga ini terutama harus dipusatkan pada tingkat

suku bunga riil, bukan pada tingkat suku bunga nominal. Ini karena

perhitungan tingkat suku bunga riil telah menyertakan variabel tingkat

inflasi di dalamnya.

3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan

terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam

suatu negara dapat membawa dampak (regional effect) bagi

perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang

sama. Dalam era global asset allocation, arus portofolio modal tidak lagi

16

mengenal batas-batas wilayah negara. para fund manager, investor, dan

hedge funds yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati

perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan

juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan/regional tertentu.

4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak

dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor

fundamental itu sendiri. Indikator-indikator ekonomi yang sering

digunakan dalam analisa fundamental, yaitu :

a) Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa

yang diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat

tinggal/ berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri

dalam suatu periode tertentu.

b) Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan

jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam

negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara

tersebut pada suatu waktu/ periode tertentu.

c) Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi

inflasi adalahdengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku

bunga. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator

fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan

PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil

merupakan indikator yang sangat penting bagi seorang investor dalam

membandingkan peluang dan risiko investasinya di

17

mancanegara.Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh

para investor:

d) Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks

yang mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen

domestic untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat

proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi

terutama dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian.

e) Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah

digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari

sekelompok barang dan jasa tertentu. Index CPI dan PPI digunakan

oleh seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi

yang terjadi.Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu

neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian

internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun

finansial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Neraca

pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk,

pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti

transaksi expor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank

Sentral, dan lain-lain. Dengan adanya neraca pembayaran ini kita

mengetahui kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit.

Secara garis besar Balance of Payment dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

f) Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan

impor barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca

18

perdagangan ini tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan

kewajiban (hutang). Data ini merupakan indikator tren perdagangan

luar negeri yang merupakan aliran bersih dari total ekspor dan

imporbarang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan. Dengan

adanya transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang yang

nantinya akan menambah permintaan terhadap mata uang negara

eksportir. Begitu pula sebaliknya pada impor barang dan jasa dimana

sejumlah uang harus dikeluarkan guna membayar barang dan jasa yang

kita impor, hal ini akan menambah penawaran akan mata uang negara

importir.

g) Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung,

dimana pada investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan

penanaman modal dalam aset riil misalnya saja membangun pabrik,

gedung perkantoran dll.Investasi ini biasanya bersifat jangka panjang.

Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita temui di dalam investasi

instrument keuangan. Misalnya seorang investor melakukan pembelian

saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor tersebut harus

menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli saham

ataupun obligasi di Indonesia.

h) Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan

gambaran tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini

dapet dijadikan alat untuk menganalisasehat/tidaknya perekonomian

suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam kondisi baik maka

19

akan tercapai tingkat pengangguran yang rendah. Tetapi jika

perekonomian dalam keadaan lesu maka tingkat pengangguran pun

meningkat.

i) Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai

tukar antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini

biasanya digunakan sebagai indikator utama untuk melihat kekuatan

ekonomi ataupun tingkat kestabilan perekonomian suatu Negara. Jika

kurs mata uang negara tersebut tidak stabil maka dapat dikatakan

bahwa perekonomian negara tersebut tidak baik atau sedang mengalami

krisis ekonomi. Untuk itu perlu bagi suatu Negara untuk memiliki mata

uang yang stabil agar perekonomian negara tersebut dapat berjalan

dengan lancar dan membentuk suatu tren pertumbuhan.

j) PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau kebutuhan tunai

sektor publik yaitu jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali

mengeluarkan lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak,

dan satu-satunya cara untuk menambah kekurangannya adalah dari

meminjam.

(sumber: wikipedia, diakses pada 16 Maret 2017)

Dalam analisis fundamental ini dinyatakan bahwa saham memiliki nilai

intrinsik tertentu (nilai yang seharusnya). Analisis ini akan membandingkan

nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah

harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau

20

belum. Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor

fundamental yang mempengaruhinya. Ide dasar pendekatan ini adalah

bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kinerja

perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi industri dan perekonomian

secara makro.

4. ROA (Return On Assets)

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih

yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi

rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh

keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik

perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan

perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat

pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan

berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang

akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan. Lestari dan Sugiharto (2007: 196).

Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai beriku:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕𝒙 𝟏𝟎𝟎

5. Indeks LQ-45

21

Indeks LQ-45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang

paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan

indikator likuidasi. Indeks LQ-45, menggunakan 45 saham yang terpilih

berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam

bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham

yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.

Beberapa kriteria - kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten

dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah sebagai berikut :

a) Kriteria yang pertama yaitu : Berada di TOP 95% dari total rata-rata

tahunan nilai transaksi saham di pasar regular dan berada di TOP 90%

dari rata-rata tahunan kapitalisasi pasar.

b) Kriteria yang kedua yaitu : Merupakan urutan tertinggi yang mewakili

sektornya dalam klasifikasi industry bursa efek sesuai dengan nilai

kapitalisasi pasar, serta merupakan urutan tertinggi berdasarkan

frekuensi transaksi. (Tjiptono, 2001).

Indeks LQ45 merupakan perwakilan lebih dari 70 persen total

kapitalisasi Bursa Efek Indonesia dan mencakup 60 saham yang paling

banyak diperdagangkan setiap harinya, dalam hitungan nilai, selama

periode 12 bulan. Saham perusahaan yang tercatat dalam indeks ini dipilih

secara seksama, dengan likuiditas menjadi indikator utama karena

dianggap sebagai penunjuk kinerja yang solid dan mencerminkan nilai

pasar sebenarnya. Begitu terpilih, saham-saham tersebut dipantau dengan

ketat dan kinerja kuartalan mereka dievaluasi. Berdasarkan data yang

22

diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (2008). untuk dapat masuk dalam

pemilihan suatu saham harus memenuhi kriteria tertentu dan melewati

seleksi utama sebagai berikut :

1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan

2) Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar reguler

3) Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar

secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ-45

4) Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan

menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi

Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. Metode pemilihan

15 saham tersebut adalah:

a. Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari Transaksi di

Pasar Reguler.

b. Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan

Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler

c. Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan

Kapitalisasi Pasar, sehingga makan didapat 45 saham untuk

perhitungan indeks LQ45.

5) Selain melihat kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas,

akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan

perusahaan tersebut. Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau

perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam

penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi

23

atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan

dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan

Agustus. Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI

juga dapat minta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari

para ahli dari Bapepam, Universitas dan profesional di bidang pasar

modal yang independen.

6. Investasi.

Investasi adalah pengeluaran-pengerualaran yang dilakukan oleh

seseorang atau perusahaan untuk membeli barang oleh sekuritas dengan

tujuan untuk menambah nilai suatu asset dimasa yang akan mendatang

(Sunariyah, 2010:4).

Di Indonesia, topik investasi sudah diatur dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK No. 13) Investasi adalah suatu aktiva yang

digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth)

melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, deviden, dan uang

sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi

perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui

hubungan perdagangan. Investasi menurut Standar Akuntansi

Pemerintahan, untuk perusahaan-perusahaan yang dikelola Negara

(BUMN). Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh

manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial,

sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat.

24

Dalam hubungannya dengan pengelolaan, investasi dapat dibagi

menjadi dua yaitu Investasi langsung (direct Investment) dan investasi

tidak langsung (Indirect Investment) Investasi Langsung (direct

Investment) adalah penanaman modal secara langsung dalam bentuk

pendirian perusahaan yang pada awalnya dikelola sendiri oleh sipenanam

modal tersebut, keuntungan dan kerugian ditanggung sendiri dan

biasanya memerlukan waktu jangka panjang, pengembalian modal dalam

waktu tidak terbatas. Investasi tidak langsung (indirect investment) yaitu

penanaman modal pada perusahaan lain yang sudah berdiri dengan cara

pembelian saham perusahaan lain, dengan harapan untuk mendapatkan

bagian dari keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen.

Dilihat dari segi waktu (lamanya), investasi dapat diklasifikasikan

menjadi dua golongan, yaitu Investasi Jangka Pendek dan Investasi

Jangka Panjang. Golongan pertama, investasi Jangka Pendek yaitu

investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki

selama setahun atau kurang dengan tujuan memberdayakan kas supaya

mendapatkan keuntungan dari penjualan surat berharga dikumudian hari

jika harga surat berharga yang dimiliki kursnya lebih tinggi dari pada

kurs beli atau untuk mendapatkan capital gain dan juga agar tidak terjadi

kas menganggur (idle cash). Sedang investasi jangka panjang adalah

investasi selain investasi lancar yang kepemilikannya lebih dari periode

akuntansi dan biasanya dimiliki lebih dari 5 tahun. Perusahaan

melakukan investasi dengan alasan yang berbeda-beda.

25

Bagi beberapa perusahaan, aktivitas investasi merupakan unsur

penting dari operasi perusahaan, dan penilaian kinerja perusahaan

mungkin sebagian besar, atau seluruhnya bergantung pada hasil yang

dilaporkan mengenai aktivitas ini. Beberapa perusahaan melakukan

investasi sebagai cara untuk menempatkan kelebihan dana dan beberapa

perusahaan lain melakukan perdagangan investasi untuk mempererat

hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Dari

tulisan para ahli, diperoleh informasi bahwa pada umumnya tujuan

investasi adalah sebagai berikut:

a) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode,

antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan

lain-lainnya.

b) Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk

kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.

c) Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui

pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.

d) Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar

untuk produk yang dihasilkan.

e) Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan

yang sejenis.

f) Untuk menjaga hubungan antar perusahaan

Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat

atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat berupa

26

hutang, selain hutang jangka pendek atau hutang dagang, atau instrumen

ekuitas. Pada umumnya investasi memiliki hak finansial, sebagai hak

berwujud seperti investasi tanah, bangunan/real estate, emas, berlian,

atau komoditi lain yang dapat dipasarkan. Untuk beberapa jenis investasi,

terdapat pasar yang aktif yang dapat membentuk nilai pasar. Untuk jenis

investasi tersebut nilai pasar digunakan sebagai indikator penetapan nilai

wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar aktif, cara

lain digunakan untuk menentukan nilai wajar.

7. Jenis Investasi Yang terdapat di Pasar Modal.

a) Saham.

Investasi dalam bentuk saham, atau biasa disebut investasi saham

merupakan pembelian atau penyertaan atau kepemilikan saham

perusahaan lain dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan

lainnya. Keuntungan diperoleh dari bagian dividen yang dibagikan

sesuai dengan penyertaan modal atau bagian sahamnya. Keuntungan

lainnya bisa berupa control management yaitu hak menentukan

kebijakan atas perusahaan yang dibeli.

Control managemen diperoleh jika kepemilikan saham mencapai

jumlah mayoritas. Perusahaan yang melakukan investasi saham

disebut perusahaan induk (parent company), sedangkan perusahaan

yang mengeluarkan saham disebut perusahaan anak (subsidiary

company). Hubungan keduanya biasa disebut perusahaan yang

berafiliasi (parent-subsidiary affiliation).

27

Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk saham

mempunyai maksud atau beberapa alasan, antara lain; untuk

menebarkan resiko (risk spread), memperkokoh jaringan pasar,

memperkuat distribusi, menjaga suplai bhan baku jika perusahaan

yang dibeli merupakan penyuplai (suplier) bahan baku dan

memperkuat manajemen, strategi ini berlaku untuk jenis Saham Biasa.

1) Saham Biasa (Commond Stock) Saham Biasa adalah suatu

sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti

pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting

bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk

menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan

serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita

perusahaan.

Investor yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak

untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan

hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang

dipunyai. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka

semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol

operasional perusahaan. Belakangan ini istilah akuisi mencuat

seiring maraknya dinamika bisnis di negara kita dan

digulirkannya paket deregulasi tentang pasar modal. Istilah akuisi

sendiri sebetulnya merupakan konsep lama.

28

Akuisi sudah lama dipraktekkan terutama di negara-negara

industri maju. Begitu pula buku-buku tentang akuisi pun sudah

lama ada. Secara sederhana akuisi diartikan sebagai pembelian

atau penguasaan atau pengambilan (take over) oleh perusahaan

besar (parent company) terhadap perusahaan sasaran (subsidiary

company). Dalam praktiknya, setelah proses akuisi sering

dilakukan proses penggabungan atau peleburan menjadi

perusahaan baru memungkinkan timbulnya entitas hukum baru

(new legal entity), misalnya Lippo Bank. Tetapi ada juga yang

tetap mempertahankan legal entitas lama, misalnya Bimoli tetap

menggunakan legal entitas lama meski sudah dibeli kelompok

Salim Group.

Perusahaan yang melakukan akuisisi mempunyai beberapa tujuan,

antara lain; untuk mencari pendapatan dari pembagian deviden,

memperkokoh jaringan pasar (network market), memperkuat

distribusi, penyebaran resiko, mencapai skala ekonomi (economy

to scale) dan diversifikasi (divercification). Kegiatan ini bisa

dilakukan langsung dengan perusahaan sasaran/target atau bisa

melalui pasar modal. Perusahaan yang melakukan akuisisi pada

prinsipnya adalah melakukan investasi. Oleh karena itu akuisisi

dilakukan untuk jangka waktu yang lama (long term investment)

dan dalam neraca dikelompokkan ke dalam pos investasi saham.

29

2) Saham Preferen (Prefered Stock) Saham preferen adalah saham

yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik

saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen

lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang

saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga

jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk

membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak

lengser.

b) Obligasi.

Obligasi adalah hutang / utang jangka panjang secara tertulis dalam

kontrak surat obligasi yang dilakukan oleh pihak berhutang yang

wajib membayar hutangnya disertai bunga (penerbit obligasi) dan

pihak yang menerima pembayaran atau piutang yang dimilikinya

beserta bunga (pemegang obligasi) yang pada umumnya tanpa

menjaminkan suatu aktiva. Obligasi ketika pertama kali dijual dijual

dengan nilai per value. Obligasi atau kalau dalam bahasa Inggris

disebut bond merupakan surat utang jangka panjang yang diterbitkan

oleh pemerintahpusat maupun daerah, BUMN, perusahaan swasta.

Sekarang ini obligasi sudah menjadi sarana investasi masyarakat luas.

Sebelumnya obligasi hanya menjadi sarana investasi bagi investor

yang memiliki uang dalam jumlah besar.

Hal yang sangat berpengaruh di harga pasar obligasi itu perubahan

suku bunga deposito, naik turunnya suku bunga akan berpengaruh

30

terhadap harga pasar suatu obligasi. Hubungan harga pasar obligasi

dengan suku bunga deposito mempunyai hubungan berbanding

terbalik atau berkorelasi negative. Jadi kalau suku bunga deposito

naik, harga obligasi akan turun. Sebaliknya, kalau suku bunga

deposito turun harga obligasi akan naik. Salah satu jenis obligasi yang

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia saat ini adalah obligasi

kupon (Coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa

berlaku obligasi.

c) Reksadana.

Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa

pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana (disebut

manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di

pasar uang atau pasar modal.