bab ii landasan teori 2.1 cagar budaya -...

21
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 cagar budaya Cagar budaya dalam Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 pasal 1 point 1 dikatakan bahwa “cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan”. Ada 4 (empat) hal penting yang melekat dan menjadi titik penekanan tentang cagar budaya sebagaimana terdapat dalam definisi cagar budaya yaitu: 1) warisan budaya yang bersifat kebendaan, 2) perlu dilestarikan, 3) memiliki nilai penting, dan 4) proses penetapan. 1 Dari empat poin penting tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi dua kategori yaitu pertama kategori yang melekat pada cagar budaya tersebut (menyangkut langsung terhadap benda tersebut) seperti; a) bersifat kebendaan; dan b) memiliki arti penting. Kategori yang kedua yaitu tindakan stakeholder (komitmen) atas cagar budaya yang dimaksud. Menilik UU Nomor 5 Tahun 1992, benda cagar budaya memiliki dua definisi. Pertama, benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa-sisanya, yang 1 http://evenalexchandra.webs.com/apps/blog/show/5764805-pembahasan-hukum-tentang-cagar-budaya- sesuai-uu-no-11-tahun-2010 . Diakses Tanggal 13 Maret (19:05 WITA)

Upload: vankiet

Post on 09-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 cagar budaya

Cagar budaya dalam Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 pasal 1 point 1

dikatakan bahwa “cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa

benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar

budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan

keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,

pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan”. Ada 4

(empat) hal penting yang melekat dan menjadi titik penekanan tentang cagar

budaya sebagaimana terdapat dalam definisi cagar budaya yaitu: 1) warisan

budaya yang bersifat kebendaan, 2) perlu dilestarikan, 3) memiliki nilai penting,

dan 4) proses penetapan.1

Dari empat poin penting tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi dua

kategori yaitu pertama kategori yang melekat pada cagar budaya tersebut

(menyangkut langsung terhadap benda tersebut) seperti; a) bersifat kebendaan;

dan b) memiliki arti penting. Kategori yang kedua yaitu tindakan stakeholder

(komitmen) atas cagar budaya yang dimaksud.

Menilik UU Nomor 5 Tahun 1992, benda cagar budaya memiliki dua

definisi. Pertama, benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang

berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa-sisanya, yang

1 http://evenalexchandra.webs.com/apps/blog/show/5764805-pembahasan-hukum-tentang-cagar-budaya-

sesuai-uu-no-11-tahun-2010. Diakses Tanggal 13 Maret (19:05 WITA)

8

berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya

yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun,

serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan

kebudayaan. Kedua, benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi

sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.2

Berdasarkan uraian di atas maka benda cagar budaya merupakan benda

atau situs yang merupakan buatan manusia atau alam yang memiliki nilai penting

sejarah dan kebudayaan suatu daerah. Hal ini setara dengan naskah Rancangan

Undang-Undang (RUU) cagar budaya yang diperoleh dua istilah yakni cagar

budaya dan benda cagar budaya. Definisi cagar budaya adalah benda buatan

manusia dan/atau alam, yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-

bagiannya atau sisanya, situs, dan kawasan, yang mempunyai nilai penting bagi

sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan yang dilestarikan

baik yang berada di darat maupun yang di air.

Sebagaimana yang dikatakan dalam undang-undang no 11 tahun 2010

pasal 21 dikatakan Pengelolaan adalah upaya terpadu untuk melindungi,

mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya melalui kebijakan pengaturan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan

rakyat, dan pasal 22 dikatakan Pelestarian adalah upaya dinamis untuk

mempertahankan keberadaan cagar budaya dan nilainya dengan cara melindungi,

mengembangkan, dan memanfaatkannya.3

2 http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_5_92.htm. Diakses Tanggal 13 Maret (19:45 WITA) 3 http://evenalexchandra.webs.com/apps/blog/show/5764805-pembahasan-hukum-tentang-cagar-budaya-

sesuai-uu-no-11-tahun-2010, Op-Cit. Diakses Tanggal 13 Maret (19:05 WITA)

9

Benda cagar budaya tidak saja menjadi saksi adanya proses sejarah dan

budaya pada masa silam, tetapi merupakan warisan sejarah dan budaya bangsa,

salah satu fungsinya adalah sumber nilai dan informasi sejarah, disamping

mencerminkan jati diri dan kepribadian budaya bangsa. benda cagar budaya

penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, kebudayaan, ilmu

pengetahuan dan teknologi. Belum semua benda cagar budaya dapat dilindungi

dan dilestarikan, dibutuhkan sikap positif segenap lapisan masyarakat, untuk

berperan bersama pemerintah melestarikan benda cagar budaya, baik secara

preventif, represif maupun partisipatif.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian kawasan cagar budaya adalah tidak hanya berupa satu situs, akan tetapi

bisa merupakan suatu lokasi yang lebih luas yang terdiri dari beberapa situs.

benda cagar budaya dapat diketahui dan ditentukan berdasarkan dari hasil

penelitian, kajian dan studi, sehingga secara akademik dapat dipertanggung

jawabkan, dan kemudian dapat dijadikan acuan dalam penentuan kebijakan

selanjutnya, antara lain dalam pembuatan peraturan daerah maupun keputusan-

keputusan lain yang perlu diterbitkan oleh pihak eksekutif atau pemerintah.

Benda cagar budaya merupakan tempat terjadinya peristiwa

penting/bersejarah dapat dipergunakan sebagai sumber penghubung dengan masa

lalu dapat dijadikan sarana pembelajaran serta membuka kesadaran pentingnya

menghayati proses nilai-nilai historis yang tersirat di dalamnya. Berdasarkan

uraian tersebut maka keberadaan benda cagar budaya Gorontalo bisa mewakili

proses pembangunan bangsa ini, karena beberapa bangunan benda cagar budaya

10

tersebut mampu mencerminkan nilai-nilai luhur perjuangan bangsa Indonesia

secara nasional. Gorontalo memiliki benda cagar budaya sebagai peninggalan

sejarah yang perlu diperhatikan keberadaanya, sebab benda cagar budaya tersebut

mencerminkan upaya dinamika perjuangan rakyat gorontalo yang mengandung

nilai-nilai historis.

Gorontalo memiliki tujuh benda cagar budaya diantaranya kompleks

benteng otanaha, benteng orange, kantor pos Gorontalo, PT PELNI, masjid Ar-

Rahman, makam Nani Wartabone, dan makam Blongkod. benda cagar budaya

tersebut menyimpan kenangan masa lalu dan menjadi saksi bisu perjuangan rakyat

Gorontalo yang perlu kita jadikan sebagai tempat pembelajaran sejarah sebagai

cermin untuk membangun masa depan Gorontalo itu sendiri.

Keberadaan benda cagar budaya Gorontalo merupakan bukti sejarah yang

mewarnai perjuangan rakyat pada masa prakemerdekaan. Namun dewasa ini

benda cagar budaya Gorontalo hanya dipandang oleh masyarakat hanya sebatas

peninggalan sejarah dan pemanfaatannya belum dimaksimalkan.

2.2 Pengertian Laboratorium

Laboratorium dapat diartikan dari kata Laboratory adalah sarana

penunjang jurusan dalam studi yang bersangkutan, dan sumber unit daya dasar

untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.4 Dalam pendidikan laboratorium

4 http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/pengertian-laboratorium-sebagai-pusat-sumber-belajar di

Akses Tanggal 12 Maret 2012

11

adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat

menghasilkan praktikum hasil pengalaman belajar. Dimana kita bisa berinteraksi

dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang

dilengkapinya secara langsung. Praktikum didalam pendidikan dapat diartikan

sebagai suatu metode mendidik untuk belajar dan mempraktekkan segala aktifitas

dalam proses belajar mengajar untuk menguasai suatu keahlian.

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum

yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana kita bisa beriteraksi dengan

berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati

secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari jadi suatu

laboratorium mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan

mutu serta system pengajaran, khususya ilmu sejarah.

Ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian masa

lampau dalam hal ini tidak lepas dari bangunan-bangunan peninggalan sejarah.

Bangunan peninggalan sejarah merupakan benda cagar budaya yang dimiliki oleh

suatu wilayah dalam hal ini Gorontalo. Gorontalo merupakan daerah yang

memiliki benda cagar budaya dan merupakan bukti dari sejarah Gorontalo itu

sendiri yang perlu untuk dijadikan sebagai tempat pembelajaran sejarah karena

benda cagar budaya tersebut menyimpan kenangan masa lalu yang mengandung

nilai-nilai penting sejarah.

Benda cagar budaya dapat digunakan sebagai Laboratorium pembelajaran

sejarah, dalam hal ini melalui cagar Budayalah kita dapat melihat kembali

kehidupan dan bentuk perjuangan rakyat Gorontalo dalam melawan dan mengusir

12

para penjajah. Benda cagar budaya merupakan tempat penghubung masa sekarang

dengan masa lalu, dalam artian dengan melihat kehidupan pada masa lalu kita

dapat memetik hikmah dan menjadikannya sebagai acuan untuk membangun masa

kini dan akan datang.

2.2.1. Fungsi dan Peranan Laboratorium

Fungsi laboratrium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai

metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau

sebagai wadah dalam proses belajar mengajar. Apabila kita hubungkan dengan

cagar budaya maka benda cagar budaya merupakan tempat untuk melihat dan

sekaligus mempelajari rekontruksi kehidupan manusia di masa lalu.

2.2.2. Kegiatan Laboratorium

Melalui kegiatan laboratorium kita dapat mempelajari fakta, gejala,

merumuskan, konsep, prinsip, dan sebagainya. Tujuan kegiatan praktikum selain

untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif juga bertujuan untuk

memperoleh keterampilan/kinerja, dapat menetapkan pengetahuan dan

keterampilan tersebut pada situasi baru/lain, serta memperoleh sikap ilmiah.

2.3 Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber

belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Istilah keterampilan

dalam Pembelajaran Keterampilan diambil dari kata terampil Skillf) yang

mengandung arti kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan

cekat, cepat dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap

permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem dan

13

perilaku objek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreatifitas, keuletan

mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta kecakapan

menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk kepada

kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan kekurangan

terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya berdasarkan target

waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai dengan sasaran yang

ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan bertindak secara presisi untuk

menyamakan bentuk, sistem, kualitas maupun kuantitas dan perilaku karakteristik

obyek atau karya.

Pembelajaran sejarah adalah mempelajari segala bentuk puncak

pengalaman dan perubahan yang telah di capai manusia sepanjang abad.5

Berbicara soal sejarah bearti berbicara tentang rangkaian perkembangan peristiwa

yang menyangkut kehidupan manusia di waktu yang lampau dalam berbagai

aspeknya, kemudian apabila kita berbicara tentang pengajaran sejarah itu tidak

lain berarti membawa rangkaian perkembangan peristiwa kehidupan manusia itu

kedalam kelas untuk diinformasikan serta disimak oleh murid-murid.6 Jika

paradigma bahwa sosok kompetensi guru merupakan suatu keutuhan yang sangat

penting dalam pembelajaran sejarah, maka seyogyanya generasi calon guru masa

kini harus mampu memahami dan belajar dari pengalaman sejarah.

5 A. Daliman (2011). Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta. Ombak Hlm 19 6 I Gede Widja 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta : Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

Universitas Undayana Singaraja. Hlm 95

14

Dari sejarah masa lampau manusia memperoleh bekal dan titik pijak untuk

membangun sejarah baru.7 Kehidupan manusia selalu harus berdialog dengan

sejarah masa lalu untuk dapat membangun sejarah di masa sekarang, serta

memproyeksikan pandangan kedalam sejarahnya di masa mendatang.8 Dengan

memahami pentingnya belajar dari pengalaman sejarah, diharapkan pijakan untuk

mempelajari masa lalu guna membangun masa kini dan masa depan menjadi

terarah. Pijakan dalam membangun masa depan melalui masa lalu bukan saja

untuk kepentingan masa lalu itu sendiri, tetapi untuk kepentingan masa kini dan

masa depan, sebagaimana Melalui sejarahlah nilai-nilai masa lampau dapat

dipetik dan dimanfaatkan untuk manghadapi masa kini. Tanpa masa lampau orang

tidak akan mampu membangun ide-ide tentang konsekuensi dari apa yang dia

lakukan.9

Berdasarkan pemahaman tersebut, pembelajaran sejarah sangat penting

diberikan kepada generasi muda dalam rangka membangun pemahaman yang

berspektif waktu dan memori bersama. Melalui pembelajaran sejarah diharapkan

kita dapat mempertajam wawasan kebangsaan baik keluar maupun ke dalam

kesatuan sosial. Hal ini penting dalam rangka memperkuat dorongan kebersamaan

untuk mencapai cita-cita bangsa setelah belajar dari pengalaman masa lalu. Pada

dasarnya pembelajaran sejarah tidak hanya membentuk intelektual dan

keterampilan seseorang, tetapi segala bentuk proses penanaman nilai-nilai maupun

pengubahan prilaku.

7 A. Daliman (2011). Metode Penelitian Sejara., Op-Cit Hlm 19 8 Ibid., Hlm 19

15

Serta banyak unsur lain yang terkait dengan pembinaan kepribadian

manusia, Seperti halnya pembelajaran sejarah sangat diperlukan pembinaan

kepribadian, sebab dengan mempelajari sejarah kita akan lebih bijaksana. Apabila

kita mengerti perkembangan masa lampau suatu masalah mutahir, akan dapat

lebih mengerti implikasi-implikasi masa kininya, suatu pencarian untuk

menemukan pelajaran-pelajaran sejarah yang akan membantu manusia jaman

sekarang untuk memecahkan masalah-masalahnya yang sekarang. Untuk mengerti

sejarah kita harus belajar dan memiliki kesadaran sejarah, tanpa aspek itu akan

susah untuk memahaminya, karena sejarah merupakan pembelajaran yang

menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan masyarakat

dari masa lampau hingga kini dan masa depan.

Agar tujuan ini dapat tercapai maka perlu ditanamkan kesadaran sejarah

sejak dini kepada masyarakat, khususnya bagi dunia pendidikan. Oleh karena itu

kesadaran sebagai satu bangsa perlu dibina terhadap generasi muda agar jiwa

patriotisme dan nasionalisme mereka dapat tumbuh sebagai modal pembangunan

dalam mengisi kemerdekaan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan sejarah

diberikan kepada siswa bertujuan untuk memperoleh kemampuan berpikir historis

dan kesadaran sejarah. Melalui pendidikan sejarah di sekolah, diharapkan siswa

mampu memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan

masyarakat dalam rangka menumbuhkan jati diri bangsa Indonesia.

Terdapat ungkapan hari ini tidak akan ada tanpa hari kemarin, dan esok

tidak akan hadir tanpa melalui hari ini. Begitulah sejarah tak pernah usai dan tak

9 I Gede Widja 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah. Op-Cit Hlm 101

16

berujung sepanjang hidup manusia. Sejarah tanpa manusia adalah nista dan

manusia tanpa sejarah adalah kemustahilan. Karena itulah sejarah selalu

membahas kehidupan manusia di manapun ia berada, apabila kita bebicara soal

sejarah, kita terutama berpikir tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan

kehidupan manusia.10

Kejayaan dan pengalaman pahit di masa lalu adalah kawah candradimuka

bagi manusia dalam menghadapi tantangan hari ini untuk membangun masa

depan. Dengan belajar sejarah kesadaran akan jati diri sebagai bangsa yang besar

itu akan tumbuh didalam jiwa. Belajar Sejarah merupakan upaya dalam

memahami diri sebagai bagian dari masa lampau, merupakan tugas para sejarawan

untuk membangkitkan kesadaran sejarah kepada para siswa dan khususnya

masyarakat. Jadi hendaknya sejarawan selain dapat menerangkan kejadian sejarah

juga dapat mentransformasikan tataran nilai-nilai sikap bijaksana terhadap

masyarakat. Pembelajaran sejarah hendaknya dapat difahami sebagai alat,

sedangkan tujuannya adalah menghadapi dan memecahkan problem kehidupan

agar dapat lebih mudah memahamai fenomena kehidupan serta memecahkan

problema yang terjadi. Generasi mudah selayaknya belajar sejarah, sebab sejarah

itu tempat suatu berangkat.11

Belajar sejarah adalah belajar tampil dengan modal yang dimiliki tanpa

meminjam, menambah, mengurangi. Citra pada akhirnya akan tampil sesuai

dengan aslinya. Semogalah kita belajar menghayati dimensi kualitas. Sebab jati

diri kita sebenarnya mendambakan arti, makna, mengapa dan demi apa kita saling

10 Ibid,. Hlm 95 11 Isjoni, 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan, Bandung: Penerbit Alfabeta. Hlm 34

17

bergandengan yang berkreasi aktif dalam sendra tari agung yang disebut

kehidupan. Pendidikan sejarah tidak hanya memaknai sebagai alat untuk

memberikan pemahaman tentang kemegahan dan kegagalan suatu bangsa di masa

lampau, tetapi juga memperkenalkan pelajar terhadap disiplin ilmu sejarah

(berpikir keilmuan).12

Belajar sejarah adalah belajar memupuk keberanian untuk menyalahkan

diri sendiri apabila memang kita salah melangkah. Kesalahan langkah kita bisa

saja disebabkan oleh sikap kita yang tidak tahu atau bisa juga disebabkan jalan

kita yang dibelokkan. Kalau begitu, sejarah juga merupakan pergumulan antara

nurani dan ambisi. Cerita tentang manusia yang saling mengekspresikan

kemanusiaannya masing-masing. Pada akhirnya belajar sejarah adalah belajar

tentang kehidupan itu sendiri dengan guru yang tak pernah bisa dibatasi. Sebuah

proses belajar yang tidak harus disempitkan menjadi kuliah atau sekolah,

melainkan belajar dalam makna yang universal.13

Berdasarkan uraian di atas, sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang

sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat

penting, terutama mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin

kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan

hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah,

kita dapat mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan

sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang

12 Ibid., Hlm 22 13 http://sejarah.kompasiana.com/2012/03/12)

18

alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya

dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman.

Pandangan yang lain lagi menyatakan bahwa kekuatan sejarah sangatlah

besar sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun

mungkin ada yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa

biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat

gambaran secara keseluruhan. Masih ada pandangan lain lagi yang menyatakan

bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap kejadian sejarah adalah unik.

Dalam hal ini, ada banyak faktor yang menyebabkan berlangsungnya suatu

kejadian sejarah, tidak mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi.

Maka, pengetahuan yang telah dimiliki mengenai suatu kejadian di masa lampau

tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk kejadian di masa sekarang. Tetapi

banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya benar, karena

pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap kejadian sejarah.

Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari kejadian

ini, maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja

respon darurat bencana alam dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap

kejadian bencana alam memang, dengan sendirinya, unik.

Begitu arti penting belajar sejarah, karena peristiwa sejarah menyimpan

pengalaman berharga yang dapat memberikan kearifan dengan mengambil

hikmah dari peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.

19

2.4 Pengertian Sejarah

Sejarah berasal dari bahasa Arab Syajaratun yang berarti pohon atau

silsila. Sejarah secara umum adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa

lampau yang dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu

di beri tafsiran dan analisa kritis, sehingga mudah dimengerti serta dipahami.

Sejarah secara umum adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa

lampau yang dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu

di beri tafsiran dan analisa kritis, sehingga mudah dimengerti serta dipahami.

Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami

manusia, disusun secara ilmiah meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisa

kritis sehingga mudah dimengerti dan dipahami.14

Sejarah mengajarkan untuk dapat selalu bersikap bijaksana di dalam

berbagai macam situasi serta kondisi, serta dapat menumbuhkan sikap kritis dalam

melihat suatu fenomena baik yang telah terjadi maupun yang akan datang.

Terdapat ungkapan tidak mau mengenal masa lalu, berarti tidak mau mengenal

dirinya. salah satu keunggulan sejarah dalam bidang pendidikan adalah bahwa

sejarah tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan manusia. Sejarah

mendorong seseorang untuk berkembang menjadi realitis, jadi pada hakikatnya

sejarah adalah pelajaran tentang kearifan.

Sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari proses perubahan kehidupan

manusia dan lingkungannya dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Disadari atau

tidak, disengaja atau tidak, langsung atau tidak langsung masa lampau senantiasa

14 Pengertian sejarah Secara gamblang dikemukanan oleh Hugiono dan Poerwantana (1987) yang dikutip oleh

Isjoni., Hlm 18

20

menjadi memory yang akan memberikan pengalaman, pembelajaran, kesan dan

peringatan bagi manusia dalam bersikap dan beraktivitas di masa kini dan masa

mendatang. Sejarah merupakan pelajaran dan pengalaman yang dapat

membimbing hidup manusia yang lebih baik. Ini berarti hidup manusia itu dapat

dikatakan selalu berada dalam tataran sejarah. Ada dua konsep sejarah yaitu

sejarah sebagai keseluruhan tindakan manusia di masa lampau (sejarah sebagai

peristiwa) dan sejarah merupakan gambaran masa lampau yang dibuat oleh

manusia sekarang (sejarah sebagai cerita/narasi).

Sejarah adalah suatu studi masa lampau, suatu studi yang hasilnya secara

ideal merupakan suatu penyajian masa lalu sebagaimana adanya. Sebagai suatu

studi yang menampilkan suatu kenyataan, tidak hanya dapat dinikmati adanya,

tetapi juga secara moral berguna di dalam pengajaran. Sejarah divalidasi oleh

ketepatan metode ilmu pengetahuan, dengan penguatan objektivitasnya yang

bersumber dari fakta dan menghasilkan suatu laporan kebenaran. Pengertian

tersebut menunjukkan bahwa sejarah merupakan suatu ilmu yang memiliki

metode yang objektif, artinya menghasilkan suatu kebenaran yang berdasarkan

pada bukti yang memang benar-benar ada. Sejarah bukanlah dongeng yang

bersifat fiksi atau khayalan, peristiwa masa lalu memang benar-benar ada

berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan. Selain sebagai ilmu, sejarah juga

berguna dalam pengajaran. Sejarah akan mengajarkan moral, belajar kebaikan-

kebaikan pada masa lalu.

Sejarah adalah studi tentang manusia, manusia dalam kehidupan

masyarakat. Kehidupan manusia akan direkam oleh sejarah. Dalam merekam

21

tersebut, akan diketahui perubahan masyarakat yang terus-menerus, ide-ide yang

mengandung aksi-aksi masyarakat, dan kondisi-kondisi material yang telah

membantu atau merintangi perkembangan aksi masyarakat tersebut. Kesimpulan

yang dapat kita nyatakan dari definisi-definisi tersebut yaitu sejarah merupakan

studi tentang manusia sebagai individu maupun kelompok dalam konteks waktu

dan ruang. Sejarah adalah studi tentang kehidupan masyarakat yang senantiasa

mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup manusia

akan memberikan pelajaran bagi kehidupan manusia kelak.

Berdasarkan gambaran di atas, maka mempelajari sejarah adalah

mempelajari proses kehidupan manusia dengan segala aspek kehidupannya

melalui ruang dan waktu. Struktur keilmuan sejarah meliputi tingkatan proses

kehidupan manusia yaitu tentang dasar keilmuan sejarah, kehidupan masyarakat,

perkembangan masyarakat beserta pengaruhnya, perjuangan dan kerjasama dunia

internasional serta peristiwa-peristiwa mutakhir yang terjadi sebagai wacana

pengayaan.

Sejarah adalah rekontruksi masa lalu, sejarah mengajarkan untuk dapat

selalu bersikap bijaksana di dalam berbagai macam situasi serta kondisi, serta

dapat menumbuhkan sikap kritis dalam melihat suatu fenomena baik yang telah

terjadi maupun yang akan datang. 15

Sejarah berasal dari bahasa arab syajaratun (baca; syajarah) artinya pohon

kayu. Pohon menggambarkan pertumbuhan terus-menerus dari bumi ke udara

15 Kuntowijoyo, 2003. Metodologi sejarah edisi kedua. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya

22

dengan mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta buah.

Memang dalam kata sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan atau silsila.16

Berdasarkan uraian di atas maka sejarah merupakan ilmu yang

mempelajari tentang kejadian kehidupan manusia pada masa lalu yang terus

berkaitan dan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia masa sekarang. Dari

berbagai pengertian sejarah diatas maka sejarah dapat dikatakan sebagai topik

ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan

hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai keberhasilan dan kegagalan dari

para pemimpin kita, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya

dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari

apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah

peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik,

pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang

bermacam-macam, sepanjang zaman.

2.5 Pengertian Sejarah Lokal

Sejarah lokal merupakan ilmu sejarah yang menceritakan kejadian masa

lalu yang terjadi di suatu daerah tertentu. Sejarah lokal bisa dikatakan sebagai

suatu bentuk penulisan sejarah dalam lingkup yang terbatas yang meliputi suatu

lokalitas tertentu.17

Sejarah panjang Gorontalo mencatat bahwa banyak bangunan cagar

budaya peninggalan sejarah menyimpan kenangan masa lalu dan menjadi bukti

perkembangan Gorontalo itu sendiri. Bangunan cagar budaya peninggalan sejarah

16 Muhammad Yamin, 1954. “Sumber Sejarah Indonesia”. Bandung : PTPG 17 I Gede Widja 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah…., Op Cit., Hlm 11

23

tersebut sekarang merupakan bagian dari bangunan peninggalan sejarah yang

mencerminkan upaya dinamika masyarakat Gorontalo membangun identitas

kotanya.

Kejayaan dan pengalaman pahit di masa lalu adalah kawah candradimuka

bagi manusia dalam menghadapi tantangan hari ini untuk membangun masa

depan. Dengan belajar sejarah kesadaran akan jati diri sebagai bangsa yang besar

itu akan tumbuh didalam jiwa. Belajar Sejarah merupakan upaya dalam

memahami diri sebagai bagian dari masa lampau. Sekurang-kurangnya ada tiga

tujuan dan manfaat mempelajari sejarah. Pertama) untuk memperoleh pengalaman

mengenai peristiwa-peristiwa sejarah di masa lalu baik positif maupun negatif

untuk dijadikan hikmah agar kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi tidak

terulang kembali. Kedua) mengetahui dan dapat menguasai hukum-hukum sejarah

yang berlaku agar kemudian dapat memanfatkan dan menerapkannya bagi

mengatasi persoalan-persoalan hidup saat sekarang dan akan datang. Ketiga)

menumbuhkan kedewasaan berpikir, memiliki visi atau cara pandang ke depan

yang lebih luas serta bertindak lebih arif dan bijaksana terutama dalam mengambil

keputusan.18

Bahwa kita bisa memungut dari sejarah nilai-nilai berupa ide-ide maupun

konsep-konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah-masalah

masa kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan-harapan untuk dimasa

yang akan datang.19

Dari pernyataan tersebut membuktikan bahwa Peninggalan

sejarah berupa bangunan cagar budaya di Gorontalo bermanfaat sebagai

18 Isjoni, 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan.., Op Cit., Hlm 34 19 I Gede Widja 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah…., Op Cit., Hlm 49

24

pembangkit motivasi, kreativitas dan mengilhami generasi muda untuk

memahami sejarah dan identitas Gorontalo, karena Peninggalan cagar budaya ini

menjadi bukti sejarah yang mewarnai wajah Gorontalo dan mengandung nilai-

nilai historis.

Melihat perkembangan Gorontalo saat ini, maka diperlukan semangat

untuk membangun kepercayaan akan kemampuan Gorontalo itu sendiri untuk

melestarikan nilai-nilai kultural dan sosial dengan cara menjadikan cagar budaya

sebagai laboratorium pembelajaran sejarah yang mengandung nilai-nilai hitoris.

2.6 Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata

yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom

sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local wisdom dapat dipahami

sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang

bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh

anggota masyarakatnya.20

Secara filosofis, kearifan lokal dapat diartikan sebagai sistem pengetahuan

masyarakat lokal/pribumi (indigenous knowledge systems) yang bersifat empirik

dan pragmatis. Bersifat empirik karena hasil olahan masyarakat secara lokal

berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di sekeliling kehidupan mereka. Bertujuan

pragmatis karena seluruh konsep yang terbangun sebagai hasil olah pikir dalam

sistem pengetahuan itu bertujuan untuk pemecahan masalah sehari-hari (daily

problem solving).

20

http://jurnal.filsafat.ugm.ac.id/index.php/jf/article/viewFile/45/41 di Akses Tanggal 12 Maret 2012

25

Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan

budaya tertentu (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat

tertentu (masyarakat lokal). Dengan kata lain, kearifan lokal bersemayam pada

budaya lokal (local culture).

budaya lokal (juga sering disebut budaya daerah) merupakan istilah yang

biasanya digunakan untuk membedakan suatu budaya dari budaya Nasional

(Indonesia) dan budaya global. Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh

masyarakat yang menempati lokalitas atau daerah tertentu yang berbeda dari

budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang berada di tempat yang lain.

Dengan demikian maka dapat dipahami, bahwa pengertian kearifan lokal

merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai, pandangan-padangan setempat atau

(lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan

diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Di Indonesia istilah budaya lokal juga sering disepadankan dengan budaya

etnik/subetnik. Setiap bangsa, etnik, dan subetnik memiliki kebudayaan yang

mencakup tujuh unsur, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial,

sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem matapencaharian, sistem religi, dan

kesenian. Secara umum, kearifan lokal dianggap pandangan hidup dan ilmu

pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang

dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam

pemenuhan kebutuhan mereka.

Dengan pengertian-pengertian tersebut, kearifan lokal bukan sekedar nilai

tradisi atau ciri lokalitas semata melainkan nilai tradisi yang mempunyai daya-

26

guna untuk untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang juga

secara universal yang didamba-damba oleh manusia. Nilai-nilai yang berkembang

pada generasi terdahulu perlu diwariskan pada generasi masa kini, bukan saja

untuk pengintegrasian individu kedalam kelompok, tapi lebih daripada itu, sebagai

bekal kekuatan untuk menghadapi masa kini dan masa yang akan datang.21

Dari definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah

pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan

hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan

memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk

pengetahuan tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-

nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat. Kearifan lokal

menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi

sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari

kehidupan mereka. Dengan cara itulah, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa

dari budaya lokal yang mempunyai makna lokal bahkan nasional sebagai acuan

perubahan kehidupan masyarakat kedepan. Makna yang dapat dipetik dari sejarah

lokal yaitu karena dapat dicakup dalam generalisasi, umpanya seberapa jauh suatu

lokal representatif bagi gejala umum di tingkat nasional antara lain dalam proses

inovasi dan transformasi.22

Semakin kita menyadari nilai sejarah, semakin kita punya kekuatan untuk

menumbuhkan sifat, watak serta kemampuan yang diinginkan dari generasi baru”.

21 Ibid., Hlm 101 22 Joni Apriyanto, 2006. Historiografi Gorontalo, Konflik Gorontalo-Hindia Belanda Periode 1856-1942.

UNG Pres.

27

Ini berarti bahwa dengan belajar sejarah kita dapat memetik hikmah atau nilai dari

sejarah itu sendiri sebagai kekuatan bagi generasi muda untuk pembangunan

kedepan sebagaimana yang menjadi harapan kita bersama.23

Hal ini dapat

dipahami bahwa dengan belajar sejarah, maka kita sudah memiliki kekuatan atau

bekal untuk menghadapi masa kini dan akan datang.

2.6.1 Jenis-jenis kearifan lokal, antara lain :

1. Tata kelola, berkaitan dengan kemasyarakatan yang mengatur kelompok

sosial (kades).

2. Nilai-nilai adat, tata nilai yang dikembangkan masyarakat tradisional yang

mengatur etika.

2.6.2 Kearifan lokal yang berwujud nyata, antara lain :

1. Tekstual, contohnya yang ada tertuang dalam kitab kono (primbon),

kalinder.

2. Tangible, contohnya bangunan yang mencerminkan kearifan lokal.

3. Candi borobodur, batik.

2.6.3 Kearifan lokal yang tidak berwujud :

• Petuah yang secara verbal, berbentuk nyanyian seperti balamut.

2.6.4 Fungsi kearifan lokal, yaitu :

1. Pengembangan pengetahuan.

2. Mengembangkan SDM.

23 I Gede Widja 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah…., Op Cit., Hlm 102