bab ii landasan konsep a. energi fosil · radiasi dan memberikan kontribusi pada pemanasan global,...
TRANSCRIPT
16
BAB II
LANDASAN KONSEP
A. Energi Fosil
Kebutuhan akan energi tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia baik
dari zaman pra sejarah sampai pada masyrakat modern saat ini. Peningkatan
jumlah penduduk dari tahun-ketahun turut memicu peningkatan kebutuhan energi.
Sedangakan sekarang ini kebutuhan sebagian besar energi di cukupi dari konversi
sumber energi fosil misalnya energi untuk pembangkit listrik, kebutuhan rumah
tangga, industri dan alat-alat transportasi. Dalam Kehidupan manusia di era
modern ini, kita tak bisa lepas dari energi fosil. Dari bangun tidur kita tak bisa
lepas dari penggunaan energi fosil, mulai dari memasak sarapan, membuat teh
atau kopi, lalu berangkat kerja kita menggunakan kendaraan baik pribadi maupun
kendaraan umum, kita senantiasa bersinggungan dengan penggunaan energi fosil,
sampai saat kita mau tidur ketika kita mematikan lampu kamar.
Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang terbentuk dari jasad renik mahluk
hidup yang mati pada jutaan tahun lalu. Bahan bakar fosil terbentuk dari proses
alam seperti dekomposisi anaerobik dari sisa-sisa organisme termasuk
fitoplankton dan zooplankton yang mengendap ke bagian bawah laut (atau danau)
dalam jumlah besar, selama jutaan tahun. Sebagian besar bahan bakar fosil kita
terbentuk dari jasad renik tumbuhan, binatang, dan alga yang hidup pada Periode
Karbon (Carboniferous Period), sekitar 300 juta tahun tahun yang lalu (100 juta
tahun lebih tua dari periode Dinosaurus). 300 juta tahun yang lalu itu adalah masa
17
ketika terdapat banyak rawa besar dan dangkal di permukaan bumi. Keberadaan
rawa amatlah penting karena memperbesar kemungkinan untuk mempertahankan
kondisi utuh organisme yang telah mati. Jasad renik tidak akan bisa jadi bahan
bakar fosil jika mati di atas tanah kering karena akan mudah terurai atau
membusuk. Tapi jika mati di dalam rawa dan tenggelam hingga ke dasarnya,
organisme Periode Karbon akan dengan cepat tertutup pasir dan tanah liat yang
membuatnya semakin terkubur ke dalam dengan potensi energi mereka yang
masih utuh. 1 Setelah ratusan juta tahun, semua organisme itu tergencet di bawah
panas dan tekanan yang hebat dan terkonversi menjadi sumber energi yang
berwujud padat, cair, atau gas, masing-masing adalah batu bara (padat), minyak
bumi (cair), dan gas alam (gas).2
Bahan bakar fosil sendiri merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, mengingat prosess terbentuknya yang memakan waktu yang cukup
lama, sehingga apabila digunakan terus menurus maka persediaanya akan cepat
habis. Padahal, semakin hari masyarakat kita saat ini masih bergantung pada
energi fosil, penggunaan bahan bakar fosil yang begitu massif mau tidak mau
akan terus menguras cadangan energi fosil yang tersimpan dalam perut bumi.
Meskipun saat ini masih saja ditemukan sumber-sumber energy fosil baru di perut
1 Anonim.Dampak Pemakainan Energy Fosil.http://www.intisolar.com/news/dampak-pemakaian-energi-fosil.html Diakses 10/10/2014 jam 23:25 WIB.
2Fanny, Rofalina. Energi Fosil Tambang dan Pemanasan Global Warming.https://www.zenius.net/blog/10363/energi-fosil-tambang-pemanasan-global-warming Diakses11/10/2014 jam 23:25 WIB.
18
bumi. Penggunaanya yang begitu besar tidak sebanding dengan cadangan yang
masih tersisa dalam perut bumi.
Diperkirakan oleh Energy Information Administration bahwa pada tahun 2007
sumber utama energi terdiri dari minyak bumi 36,0%, batu bara 27,4%, gas alam
23,0%, yang berarti 86,4% konsumsi energi primer di dunia adalah bahan bakar
fosil. Sedangkan sumber energi non-fosil seperti tenaga air, nuklir, dan lainnya (
panas bumi , surya , gelombang , angin , kayu , limbah ) hanya sebesar 13,6%.
Saat ini diduga cadangan minyak dunia hanya cukup untuk 34 tahun lagi (per
2011). Sementara gas alam tinggal 52 tahun dan batu bara masih cukup untuk 139
tahun ke depan. Padahal energi non-fosil ini jika dikelola dengan benar akan
memberikan kontribusi besar pada konsumsi energi dunia yang tumbuh sekitar
2,3% per tahun.3
Selain ketersediaanya yang masih menjadi masalah, penggunaan energy fosil
yang begitu massif mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan bahan bakar fosil seperti
batubara , minyak bumi , dan gas alam mengandung persentase karbon yang
tinggi. Gas karbon adalah gas tanpa warna yang merupakan senyawa karbon
dengan oksigen, tidak terbakar dan larut dalam air. Jika gas karbon tersebut
terlepas ke udara akan bersenyawa dengan oksigen dan membentuk gas karbon
dioksida. Karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca yang meningkatkan
radiasi dan memberikan kontribusi pada pemanasan global, yang menyebabkan
3 Anonim. Bahan Bakar Fosil.http://www.faktailmiah.com/2011/06/30/bahan-bakar-fosil.html.Diakses 11/10/2014 jam 23:35 WIB.
19
rata-rata suhu permukaan bumi meningkat. Membakar bahan bakar fosil membuat
kadar CO2 di atmosfer naik. Dengan peningkatan CO2 di atmosfer, maka suhu
planet Bumi akan meningkat karena energi panas matahari tertahan di atmosfer.
Sementara itu, perubahan suhu sedikit saja ini cukup mendatangkan musibah bagi
peradaban manusia. 4
Di Indonesia sendiri ketersediaan BBM yang merupakan salah satu bentuk
konversi dari energi fosil semakin hari semakin menipis. Perkembanganan
masyarakat Indonesia dewasa ini juga turut memicu penggunaan energy fosil
yang lebih banyak. Penggunaan kendaraan pribadi yang semakin tidak terkendali
serta tumbuhnya gedung-gedung bertingkat dan penggunaan barang-barang
elektronik yang semakin gencar menjadi salah satu pemicu semakin
meningkatnya kebutuhan akan energi fosil. Sebuah survey yang dilakukan oleh
Urban Transportation Policy Integration Poject 2011, mencatat di Jabodetabek
jumlah penggunaan angkutan umum menyusut lebih tiga kali lipat dalam waktu
delapan tahun. Sebaliknya, jumlah pengguna kendaraan pribadi meningkat dua
kali lipat dalam kurun waktu yang sama. Survei ini juga mencatat jumlah
kendarran di Jabodetabek tahun 2011 mencapai 11,7 juta unit, Delapan juta
diantaranya adalah kendaraan roda dua dan sisanya kendaraan roda empat. 5(
buku hal 250) Keaadaan tersebut tidak hanya terjadi diperkotaan, buruknya
kebijakan transportasi membuat warga desa harus menggunakan kendaraan
4 ibid
5 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. 2013. Desa Butuh Energi Alternatif Sekarang !.Yogyakarta: Insist Press, hal 25
20
pribadi untuk bepergian karena tidak dapat menikmati sarana transportasi umum.
Disaat–saat kebutuhan akan energi fosil meningkat seperti sekarang ini justru
produksi minyak bumi merosot. Produksi yang mencapai angka 1juta barel
perhari (bph) terus merosot sampai pada angka di bawah satu juta pada 2005.
Kecenderungan ini disebaabkan berkurangnya secara alami produksi minyak di
seluruh sumur minyak akibat eksploitasi dalam periode yang cukup lama. Sebab
lain yang tak kalah pentingnya adalah kurangnya investasi di industri minyak dan
gas.6
Keadaan yang demikian membuat Indonesia harus menjadi Negara net importir
sejak tahun 2004 karena jumlah konsumsi dalam negeri lebih besar dari jumlah
produksi yang dihasilkan dari sumur-sumur minyak yang ada di Indonesia. Mau
tak mau, untuk mencukupi kebutuhan tersebut pemerintah harus mengimpor
BBM untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, yang tentunya harga minyak
tersebut ditentukan oleh pasar, sehingga kita tidak berdaya apabila ada kenaikan
harga migas di pasar dunia. Melihat fakta tersebut, ternyata bahan bakar dari
energy fosil yang selama ini kita gunakan memiliki keterbatasan. Hingga pada
saatnya nanti kita akan melihat kelangkaan dan harga yang mahal dari sumber
energi fosil tersebut, bahkan akan habis karena terus menerus dieksploitasi secara
masif .
6 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. 2013.O.Cit. hal. 4
21
B. Energi Alternatif
Energi alternatif adalah energi yang digunakan saat ini selain energi utama,
yaitu energi fosil. Energi ini bertujuan sebagai pengganti energi fosil. Energi fosil
terbentuk dari jasad hewan dan tumbuhan yang telah mati jutaan tahun yang lalu,
dalam pembentukanya energi ini membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga
apabila kita tidak berhemat atau mengganti keberadaanya maka energi tersebut
akan habis. Energi alternatif juga digunakan sebagai upaya untuk mengurangi
efek negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan energi fosil yang selama ini
berdampak buruk untuk lingkungan. Dengan energi alternatif, diharapkan
lingkungan akan lebih aman dari pencemaran dan kerusakan alam, selain itu
energi alternatif juga menjadi salah satu solusi menghemat persediaan energi
fosil yang ada saat ini. Penggunaan energi alternatif dalam sejarahnya didasari
oleh beberapa antara lain: faktor ekonomi, faktor ketersediaan dan faktor
lingkungan. Penemuan sumber energi baru bertujuan untuk menggantikan sumber
energi lama yang semakin mahal, langka, sulit diakses lagi serta memberi
dampak yang buruk terhadap kelesarian lingkungan.
Batu bara sebagai alternatif kayu
Batu bara ditemukan saat bangsa Eropa mengalami bencana akibat deforestasi
karena mereka menghabiskan banyak kayu bakar sebagai pemanas ruangan dan
memasak, hutan yang lebat hampir saja gundul dan menimbulkan bencana baik
22
kelaparan maupun bencana alam karena hutan yang rusak parah, oleh karena itu
mereka mencari alternatif pengganti kayu bakar hingga ditemukan batu bara.7
Bahan bakar minyak sebagai aternatif minyak ikan Paus
Pada awal abad 19 masyarakat Amerika menggunakan minyak ikan Paus sebagai
bahan bakar yang dominan, namun keberadaan ikan Paus semakin hari-semakin
langka karena terus diburu untuk diambil minyaknya. hal ini menyebabkan pada
pertengahan abad ke 19, harga minyak ikan paus meningkat tajam, oleh karena itu
masyarakat beralih pada sumber bahan bakar minyak yang harganya lebih
terjangkau dari Pennsylvania yang baru saja dikembangkan pada tahun 1859.8
Alkohol sebagai alternatif bahan bakar fosil
Alexander Graham Bell adalah salah satu pelopor penemuan etanol yang berasal
dari tumbuhan sebagai penggganti bahan bakar fosil. Pada tahun 1917, ia
mengusulkan etanol dari jagung sebagai bahan bakar pengganti batu bara dan
minyak dan mengingatkan pada saatnya nanti kedua jenis energi fosil ini suatu
saat akan habis. 9
Etanol selulosit dapat diproduksi dari berbagai macam bahan pangan, dan
melibatkan penggunaan seluruh bagian hasil pertanian. Pendekatan baru ini
meningkatkan hasil etanol yang diproduksi dan mengurangi emisi karbon karena
7 Anonim. 2012. Pengertian Energi Alternatif, [Online]. Tersedia; http://www.indoenergi.com.Diakses 10/12/2014 jam 23:15.
8 ibid.
9 ibid.
23
jumlah energi pertanian yang digunakan sama untuk sejumlah etanol yang lebih
tinggi.10
Energi terbarukan sebagai alternatif energi tak terbarukan
Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami, seperti
cahaya matahari, angin, hujan, arus pasang surut, dan panas bumi, yang terbarui
atau secara alami dapat muncul kembali setelah dipergunakan. Ketika
dibandingkan dengan proses produksi energinya, terdapat perbedaan mendasar
antara energi terbarukan dengan bahan bakar fosil. Proses produksi bahan bakar
fosil sulit dan membutuhkan proses dengan peralatan, proses fisik dan kimia yang
rumit. Di lain hal, energi alternatif dapat diproduksi dengan peralatan dasar dan
proses alam yang sangat mendasar.11
Dalam memilih sumber energi setidaknya terdapat empat parameter penting yang
patut diperhatikan, yakni: jumlah/cadangan energi, kerapatan energi (energy
density/energi per volume sumber energi), kemudahan penyimpanan energi
(energy storage), dan kemudahan perubahan/perpindahan energi. Bila kemudian
faktor lingkungan juga diperhitungkan, maka efek pencemaran lingkungan juga
menjadi parameter penting bagi sebuah sumber energi. 12
Energi alternatif mulai dikembangkan di berbagai negara sebagai salah satu fokus
permasalahn global yang melanda berebagai negara karena krisis energi fosil.
10Anonim. makalah-energi-alternatif.html.http://furotul29.blogspot.co.id/2014/04/ diakses10/12/2014 jam 22:35 WIB
11 Nathabradja, Ikhsan. 2013. Sumber Energi Alternatif Untuk Masa Depan, [Online]. Tersedia:http://teknologi.inilah.com. Diakses 10/10/2014 jam 23:45 WIB.
12 Yuli Setyo Indartono. 2005. Sumber Energi, http://www.beritaiptek.com/zkolom-beritaiptek-2005-11-25%2010:27:32-Sumber-Energi.shtml, diakses 19/12/ 2014 jam 23:10 WIB.
24
Pada perjalanannya penggunaan energi fosil yang semakin hari semakin tidak
terkendali hingga menyebabkan banyak masalah di muka bumi. Kerusakan
lingkungan serta perubahan iklim menjadi dampak yang paling menakutkan,
selain krisis keuangan yang disebabkan krisis energi. Potensi energi alternatif
yang masih melimpah di alam ini, harus secepatnya dimanfaatkan untuk
kemaslahatan umat manusia dan alam, penggunaann energi alternatif dapat
menyeimbangkan alam dan manusia. Selama ini kelestarian alam dilupakan
dengan penggunaan energi fosil, alam menjadi salah satu pihak yang dirugikan
dengan penggunaan energi fosil. Penggunan energi alternatif dapat mengurangi
berbagai benang kusut permasalahan yang ditimbulkan oleh penggunaan energi
fosil.
B.1 Pentingnya Energi Alternatif
Dalam menghadapi ancaman krisis energi pemerintah sebenarnya sudah
memiliki rencana untuk mengantisipasi, Upaya pemerintah untuk mencari solusi
tentang energi alternatif dapat dilihat dalam BUKU PUTIH: Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber
Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi
Tahun 2025 dan ROADMAP SEKTOR ENERGI yang dikeluarkan Pemerintah
tahun 2006.13 Sebenarnya sudah sangat jelas jenis energi baru apa saja yang akan
dikembangkan, bagaimana strategi untruk mencapai target per periode untuk
13(Uraian Lengkap tentang jenis, strategi, dan target energijjjj baru dan terbarukan yang harusdicapai oleh Pemerintah, lihat BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IlmuPengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk MendukungKeamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi RepublikIndonesia, Jakarta Tahun 2006).
25
masing-masing jenis yang akan dikembangkan, Dalam Perpres No 5 Tahun 2006
tentang Kebijakan Energi Nasional pemerintah ingin memfokuskan kebijakan
pada pencapaian sasaran kebijakan energi nasional. Dalam kebijakan tersebut,
tiap-tiap sumber energi memiliki syarat-syarat yangt harus di capai, untuk minyak
bumi pemanfaatanya diharapkan menjadi kurang dari 20%, gas bumi dinaikkan
lebih dari 30%, batubara menjadi lebih dari 33%, Sementara bahan bakar nabati
(biofuel) menjadi lebih dari 5%, panas bumi menjadi lebih dari 5%. Serta, untuk
energi baru dan energi terbarukan lainnya, khususnya biomassa, nuklir, tenaga air,
tenaga surya, biogas dan tenaga angin menjadi lebih dari 5%, serta batubara yang
dicairkan (liquefied coal) menjadi lebih dari 2%.14
Melihat rencana yang akan dilakukan pemerintah sebenarnya kita patut
optimis karena dalam pemenuhan energi kita ke depan tidak lagi terpaku pada
energi fosil. Diversifikasi energi yang direncanakan seharusnya dapat menjawab
ancaman krisis energi yang akan kita hadapai nanti. Sementara itu, Pemerintah
melalui Kementerian Riset dan Teknologi dan beberapa lembaga pemerintah non
departemen di bawahnya salah satunya adalah Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) telah mencoba mengembangkan berbagai macam sumber
energi yang dapat menggantikan BBM. Sumber-sumber energi yang
dikembangkan antara lain penggunaan bahan bakar batu bara, gas, energi angin,
energi surya, panas bumi, biofuel termasuk di dalamnya biodiesel, bioetanol dan
14 (Uraian Lengkap tentang jenis, strategi, dan target energijjjj baru dan terbarukan yang harusdicapai oleh Pemerintah, lihat BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IlmuPengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk MendukungKeamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi RepublikIndonesia, Jakarta Tahun 2006).
26
biooil.15 Tetapi tetap saja apa yang dilakukan tersebut akan sia-sia hanya jika
berhenti pada tahap percobaan. Seharusnya apa yang telah coba dikembangkan
tersebut, cepat disebarluaskan kepada masyarakat. Selama ini ujicoba hanya pada
sampai pada tahap keberhasilan di tingkat penelitian maupun percobaan padahal
kita harus bergerak cepat untuk mencari energi alternatif. Penyediaan energi
(Energy Supply) pada masa depan merupakan permasalahan yang senantiasa
menjadi perhatian semua bangsa karena kesejahteraan manusia dalam kehidupan
modern sangat terkait dengan jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkan. Bagi
Indonesia yang merupakan salah satu negara sedang berkembang, penyediaan
energi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong pembangunan.
Seiring dengan meningkatnya pembangunan diberbagai sektor, pertumbuhan
ekonomi dan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan energi akan terus
meningkat. 16 Bila melihat apa yang terjadi sekarang ini, Indonesia adalah salah
satu dari banyak negara yang masih memfokuskan pada penggunaan energi fosil
khususnya minyak bumi, padahal negara-negara lain sudah mulai melakukan
diversifikasi energi. Hal ini sungguh ironis padahal kita memiliki kekayaan
15 (Uraian Lengkap tentang jenis, strategi, dan target energijjjj baru dan terbarukan yang harusdicapai oleh Pemerintah, lihat BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IlmuPengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk MendukungKeamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi RepublikIndonesia, Jakarta Tahun 2006).
16 Elinur, D.S. Priyarsono, Mangara Tambunan, dan Muhammad Firdaus,’’ PerkembanganKonsumsi Dan Penyediaan Energi Dalam Perekonomian Indonesia.” Indonesian Journal ofAgricultural Economics (IJAE) Volume 2, Nomor 1, Desember 2010 ISSN 2087 - 409X
27
sumber daya alam selain minyak bumi. Kita adalah negara kedua setelah Brasil
yang memiliki keanekaragaman hayati terlengkap.
Penggunaan energi alternatif di beberapa negara telah menunjukkan hasil
yang signifikan dalam mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Di Brasil,
energi alternatif berkembang menjadi salah satu pilihan untuk melindungi petani.
Petani Brasil mendirikan Coopercana ( Koperasi Petani Tebu Porto Xafier ) untuk
melawan model minyak nabati monokultur Brasil. Setiap anggota koperasi
menanam tebu bersama tanaman lain yang kemudian diolah lewat pabrik etanol
berskala komunal. Pabrik ini menghasilkan etanol untuk kebutuhan bahan bakar
mesin pertanian mereka.17
Sementara di Mali, Afrika Barat, mungkin menjadi salah satu contoh
terbaik program Jatropha atau Jarak Pagar yang dijalankan pemerintah. Program
jatropha di negara ini dimulai pada 1993 dengan bantuan teknis Jerman (GTZ).
Program ini tidak hanya bertujuan menggunakan minyak jarak pagar sebagai
bahan bakar tetapi juga menggunakan budidaya jarak pagar untuk membangun
ekonomi pedesaan. Kehidupan warga desa Simiji, misalnya, telah diubah oleh
produksi jatropha. Dengan menghancurkan biji jarak dan mengolahnya menjadi
minyak, penduduk desa memperoleh sumberdaya terbarukan yang tidak
menghambat produksi pangan lokal. Minyak dari jarak pagar yang dulu dianggap
tidak berguna, sekarang menjadi bahan bakar untuk generator kecil. Simiji kini
17 Moreno, Camila and Ortiz Lucia. 2008. Friends of The Earth Brazil, Building Energi and FoodSoverignty, www.natbrazilorg.br/docs/publicacoes/sovereignty2.pdf Diakses 24/12/2015 jam00:12 WIB
28
memiliki daya listrik yang cukup untuk menjalankan 40 lampu jalan dan
menyalakan 60 keluarga tiap malam.18
Penggunaan jarak di Simji bukanlah kasus keberhasilan khusus di Mali,
melainkan salah satu dari 700 desa yang telah menggunakan generator, dengan
bahan bakar minyak nabati. Ini merupakan bagian dari proyek nasional Mali
untuk menyediakan listrik bagi 12.000 desa-desa melalui sumber energi
terbarukan yang tidak membahayakan pasokan pangan lokal. Aboubacar Samake,
kepala program pengembangan Jatropha dari Pusat Tenaga Surya dan Energi
Terbarukan milik pemerintah, menyatakan sejumlah perusahaan asing telah
menunjukkan minat untuk mengembangakan industri Jatropha di Mali. Namun,
Samake mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen bahwa bahan bakar nabati
tidak akan diekspor sampai kebutuhan dalam negeri Mali terpenuhi. 19
Sementara itu Cina dan India telah memakai teknologi biogas untuk
masyarakat mereka di pedesaan. Reaktor biogas dalam skala kecil di daerah
pedesaan sudah merupakan teknologi yang umum digunakan khususnya daerah
pedesaan di China dan India. Di India, teknologi biogas sudah berkembang dan
banyak di bangun di daerah pedesaan untuk memenuhi kebutuhan penerangan di
pedesaan dan untuk menggerakkan pompa untuk irigasi. China telah memulai
program biogasnya di daerah pedesaan sejak tahun 1977. Contoh-contoh di atas
dapat dijadikan masukan kepada kita bagaimana mengelola sumber daya alam
untuk dijadikan energi ramah lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat
18 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. 2013. Desa Butuh Energi Alternatif Sekarang !.Yogyakarta: Insist Press, hal 82
19Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. Op.Cit, hal 83
29
marginal, Karena selama ini masyarakat marginal terutama di daerah pedesaan
yang paling terpukul apabila terjadi kenaiakan harga BBM maupun gas LPG
mengingat tingginya ongkos distribusi barang dari desa ke kota yang selama ini
semua pabrik di kontrol dari kota ke desa, selain itu bila terjadi kelangkaan
barang, desalah yang lebih dulu merasakannya. Perlunya memanfaaatkan sumber
daya yang tersedia di lingkungan sekitar secara optimal, dan bisa mendorong
prakarsa, kreativitas serta inovasi dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup. Oleh karena itu, teknologi dalam penerapannya harus bisa
dipertanggungjawabkan secara teknis, dapat dimanfaatkan dan dikelola secara
ekonomis, dapat diterima warga dan masyarakat, serat serasi dengan sumber daya
lingkungan.20
B.2 Mengupayakan Energi Alternatif
Mencari energi alternatif sebenarnya tidaklah terlalu sulit jika pemerintah
benar-benar tulus dan serius mau mensejahterakan masyarakat, Kekayaan alam
Indonesia merupakan salah satu yang terkaya di dunia, kita pernah mendengarkan
pada tahun 2005 saat harga minyak dunia melonjak tinggi dan membuat
pemerintah mengurangi subsidi BBM fosil, saat itu pengembangan jarak pagar
mulai diminati, bahkan pada penghujung tahun 2005, berbagai instansi
pemerintah seperti kementrian, BUMN dan ormas melakukan deklarasi
penanggulangan kemiskinan dan krisis BBM. Dalam deklarasi tersebut mereka
bertekad mengatasi tiga masalah utama yaitu : kemiskinan dan pengangguran,
20 Sasse, Ludwig, Pengembangan Energi Alternatif Biogas dan Pertanian Terpadu di Boyolali-Jawa Tengah, Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) dengan Bremen OverseasResearch And Development Association (BORDA) Jerman, Solo, Oktober 1992, Prakata hal. Vi.
30
terutama di pedesaan, lahan kritis dan krisis energi, setelah deklarasi tersebut
lahirlah rencana Losari pada juli 2006 yang mentargetkan penanaman lebih dari
100 ribu ha pohon jarak, 190 ribu ha sawit serta mendirikan 100 pabrik biodiesel.
Untuk merealisasikan rencana tersebut pemerintah membentuk Timnas BBN
melalui Kepres No 1 tahun 2006. Tim ini ditugaskan menyusun cetak biru
program pegembangan bahan bakar nabati. Hasilnya, sampai januari 2007, tim ini
telah menandatangani 67 perjanjian investasi pengembangan minyak nabati,
dengan nilai mencapai USD 10 juta. Selain itu, pemerintah berkomitmen
menyiapkan anggaran USD 1,1 juta pada APBN 2007 untuk subsidi
pembangunan infrasriktur minyak nabati.21 Sayangnya pemerintah tidak konsisten
dengan targetnya sendiri, alih-alih mendukung pengembangan minyak jarak pagar
di Indonesia, pemerintah justru lebih tertarik pada bahan bakar air, yang mereka
sebut Blue Energi. Di samping itu ketika pemerintah terlihat mengembangkan
jarak pagar, itu pun lebih berorientasi ekspor. Jumlah ekspor biodiesel selama
2004-2009 cenderung meningkat, sementara konsumsi dalam negeri justru
menurun. Ketika tahun 2006 Indonesia mengekspor 46.000 ton, konsumsi dalam
negeri mencapai 24.000 ton. Dua tahun kemudian, ketika Indonesia sudah
mengekspor nyaris dua kali lipat (80.000 ton), konsumsi melorot lebih dua kali
lipat (10.000 ton).22 Rangkaian angka ini jelas berlawanan dengan target
pemerintah untuk menjadikan minyak nabati sebagai alternatif demi mengatasi
kelangkaan minyak bumi dalam negeri. Untuk menyembunyikan orientasi ekspor
21 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary Op. Cit,hal 68.
22 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary Op. Cit,hal 69.
31
yang dilakukan pemerintah, mereka membuat program baru yaitu Desa Mandiri
Energi, program ini di klaim nantinya dapat memenuhi kebutuhan energi di desa.
Dalam pelaksanaanya, kampanye pengembangan jarak pagar mengambil model
kemitraan antara petani, antara petani dan BUMN atau perusahaan swasta, di
mana petani di satu desa dapat menanam sekiat 50 hektar dari tanaman bahan
baku minyak nabati seperti jarak, kelapa sawit, kelapa, singkong atau tebu
bergantung kepada kondisi iklim serta situasi ekonomi sosial setempat, namun
pada kenyataanya para investorlah yang menentukan tanaman apa yang akan
ditanam selain itu mereka berjanji akan membangun instalasi pengolahan untuk
menghasilakan produk bahan bakar yang bisa dicampur dengan bahan bakar
minyak bumi dan digunakan secara lokal. Namun fakta di lapangan menunjukkan
hal yang berlawanan, Laporan Business Watch Indonesia (BWI) menunjukkan
bahwa petani hanya menghasilakan minyak jarak mentah (crude jatropha curcas
oil (CJCO), sementara minyak nabati siap pakai diproduksi perusahaan. Sehingga
petani hanya menjadi produsen bahan baku, atau sebagai pemasok CJCO, bukan
produsen minyak nabati dari jarak yang mereka produksi. Skema ini cenderung
memperlakuakn petani hanya sebagai pemasok komoditas dengan pasar dan nilai
jual tak pasti, hal ini menunjukkan lagi–lagi pemerintah tidak sungguh-sungguh
dalam mengembangkan energi alternatif.
Desa mandiri energi yang di kumandangkan adalah program untuk rakyat
miskin tidak menemui keberhasilan. Suhari, ketua kelompok petani jarak di
Kabupaten Grobogan , Jawa Tengah, lokasi resmi Desa Mandiri Energi oleh
prsiden SBY, bahkan terang-terangan menyebutnya sebagai “ program bohong-
32
bohongan “.23 Perusahaan bisa dengan mudah hengkang dari satu komoditas ke
komoditas lain yang lebih menguntungkan, meninggalkan petani sebagai mitra
dalam kerugian. Model kampanye penanaman jarak pagar seperti di atas telah
‘’menciptakan kekayaan bagi segelintir, dan melanggengkan kemiskinan bagi
mayoritas”. 24
Pada program-program pemerintah tentang pengembangan energi,
masyarakat hanya dijadikan objek oleh pemerintah. Mereka tidak diajak
berunding bagaimana mengembangkan energi alternatif yang akan mereka
gunakan nantinya. Selama ini masyarakat diajak untuk mengembangkan energi
alternatif hanya untuk mencukupi pasar ekspor bukan untuk mencukupi
kebutuhan energi mereka sendiri terlebih dahulu. Jadi orientasi awal yang
dibangun adalah bukan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri tetapi untuk
kebutuhan ekspor.
Dalam konteks mengupayakan energi alternatif sebenarnya masyarakat
telah merintis penggunaan energi alternatif berdasarkan pada potensi yang mereka
miliki. Sebenarnya banyak daerah di Soloraya khususnya yang sudah merintis
untuk menggunakan energi alternatif, seperti Di daerah kaki Gunung Lawu,
tepatnya di desa Pendem kecamatan Mojogedang, kabupaten Karanganyar atau di
desa Tumang, kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali, di mana masyarakat telah
merintis penggunaan energi alternatif melalui biogas, Selain itu daerah Soloraya
yang meliputi Solo, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten kecuali
23Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary , Op. Cit,hal 71.
24 McCarthy,J.F(2010)’’ Processes of inclusion and adverse incorporation: oil palm and agrarianchange in Sumatra, Indonesia, ” The Journal of Peasant Studies, vol.37(4),821-50.
33
Solo, sebagian besar adalah daerah pedesaan dimana masyarakatnya masih
memelihara ternak. Limbah dari kotoran ternak tersebut telah terbukti mampu
menghasilkan biogas yang dapat dijadikan energi alternatif.
B.3 Biogas Sebagai Energi Alternatif
Biogas merupakan energi terbarukan yang dapat dijadikan bahan bakar
alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak
tanah dan gas alam.25
Kebudayaan Mesir, China, dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan
gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan panas. Namun, orang pertama
yang mengaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan bahan sayuran adalah
Alessandro Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun 1806
mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai methan. Becham
(1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), memperlihatkan asal
mikrobiologis dari pembentukan methan.
Kita membutuhkan energi pengganti yang ramah lingkungan, Biogas
menyediakan ini, biogas tidak terbatas tempat atau tidak membutuhkan teknologi
yang canggih untuk memproduksi energi, juga sangat simpel dan mudah.26 Pada
akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Jerman dan
Perancis melakukan riset pada masa antara dua Perang Dunia dan beberapa unit
pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian. Selama Perang
25 Houdkova L., J. Boran., J. Pecek and P. Sumpela. 2008. Biogas-A Renewable Source of Energy.Journal of Thermal Science 12(4) : 27 -33.
26 Sunil MP, Ashik Narayan, Vidyasagar Bhat, Vinay S (2013) ‘’Smart Biogas Plant,”International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering (IJITEE) ISSN: 2278-3075, Volume-3, Issue-3, August 2013
34
Dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil
untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Karena
harga BBM semakin murah dan mudah memperolehnya pada tahun 1950-an
pemakaian biogas di Eropa ditinggalkan. Namun, di negara-negara berkembang
kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada.
Kegiatan produksi biogas di India telah dilakukan semenjak abad ke-19. Alat
pencerna anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900.27
Negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan
Papua Nugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat pembangkit
gas bio dengan prinsip yang sama, yaitu menciptakan alat yang kedap udara
dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan
bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry) dan pipa
penyaluran gas bio yang terbentuk.
Dengan teknologi tertentu, gas methan dapat dipergunakan untuk
menggerakkan turbin yang menghasilkan energi listrik, menjalankan kulkas,
mesin tetas, traktor, dan mobil. Secara sederhana, gas methan dapat digunakan
untuk keperluan memasak dan penerangan menggunakan kompor gas
sebagaimana halnya elpiji. Biogas dihasilkan oleh proses anaerobik (an=tanpa;
aerobik= udara). Yang berarti bahwa komponen bahan-bahan organik (jerami,
kotoran ternak) tersebut diuraikan oleh aktivitas mikroba tanpa kehadiran udara
(O2).
27 FAO,1981. The Development and Use of Biogas Technology in Rural Asia.
35
Menurut Haryati (2006), pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses
yaitu:
Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik
mudah larut dan pemecahan bahan organik yang komplek menjadi sederhana
dengan bantuan air (perubahan struktur bentuk polimer menjadi bentuk
monomer).
Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer (gula
sederhana) yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan
bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana
tadi yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas
karbondioksida, hidrogen dan ammonia.
Metanogenik, pada tahap metanogenik terjadi proses pembentukan gas
metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini yang akan
mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi hydrogen sulfida.28
Selama proses penguraian komponen organik, gas methan (CH4) yang
mudah terbakar dihasilkan oleh aktivitas mikroba. Ada dua jenis teknologi buatan
manusia untuk menghasilkan biogas:
1. Fermentasi dari limbah kotoran hewan dan manusia di dalam sebuah reaktor
(bisa disebut juga digester) yang telah didesain khusus.
2. Pengembangan dari teknologi pertama yang mana terdapat desain khusus
untuk mendapatkan gas methan.
28 Haryati, T. (2006). Biogas : Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. JurnalWartazoa 6(3) : 160 – 169.
36
Skala dari biogas reaktor bisa di desain mulai untuk skala ukuran rumah
tangga saja sampai untuk ukuran industri atau komersial yang muatan volumenya
sampai ribuan meter kubik. Jika dilihat analisa dampak lingkungan terhadap
lumpur keluaran (slurry) dari digester menunjukkan penurunan COD sebesar
90% dari kondisi bahan awal dan pebandingan BOD/COD sebesar 0,37 lebih
kecil dari kondisi normal limbah cair BOD/COD = 0,5. Sedangkan unsur utama N
(1,82%), P (0,73%) dan K (0,41%) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
dibandingkan pupuk kompos (referensi: N (1,45%), P (1,10%) dan K (1,10%)
(Widodo dkk., 2006). Berdasarkan hasil penelitian, hasil samping pupuk ini
mengandung lebih sedikit bakteri patogen sehingga aman untuk pemupukan
sayuran/buah, terutama untuk konsumsi segar 29.
Pembangkit biogas juga cocok dibangun untuk peternakan sapi perah atau
peternakan ayam dengan mendesain pengaliran tinja ternak ke dalam digester.
Kompleks perumahan juga dapat dirancang untuk menyalurkan tinja ke tempat
pengolahan biogas bersama. Negara-negara maju banyak yang menerapkan sistem
ini sebagai bagian usaha untuk daur ulang dan mengurangi polusi dan biaya
pengelolaan limbah. Jadi dapat disimpulkan bahwa biogas mempunyai berbagai
manfaat, yaitu menghasilkan gas, ikut menjaga kelestarian lingkungan,
mengurangi polusi dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan, serta penghasil
pupuk organik yang bermutu.
29 Widodo, T.W., A. Nurhasanah., A. Asari dan A. Unadi. 2006. Pemanfaatan Energi Biogasuntuk Mendukung Agribisnis di Pedesaan. http://www.mekanisasi.litbang.go.id diakses 10 /12/2014 jam 22:15 WIB.
37
B.4 Potensi Biogas Di Jawa Tengah
Menurut Data BPS Jateng dari hasil sensus pertanian 2013 menunjukkan
jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 sebanyak 1,67 juta ekor, terdiri atas 1,50
juta ekor sapi potong, 103.790 ekor sapi perah dan 62.030 ekor kerbau, dengan
populasi sapi terbanyak berada di Kabupaten Blora dengan jumlah 199.410 ekor
dan terendah berada di Kota Tegal (176 ekor). Tiga kabupaten yang memiliki sapi
potong paling banyak adalah Kabupaten Blora dengan jumlah populasi 197.870
ekor; kemudian Kabupaten Wonogiri 154.750 ekor; dan Kabupaten Grobogan
sebanyak 137.360 ekor. Sapi perah, paling banyak di Kabupaten Boyolali dengan
jumlah populasi sebanyak 61.890 ekor; disusul Kabupaten Semarang 22.310 ekor;
dan Kabupaten Klaten 4.110 ekor. Sementara kerbau paling banyak terdapat di
Kabupaten Brebes dengan jumlah 7.540 ekor; kemudian Kabupaten Pemalang
7.340 ribu ekor; dan Kabupaten Magelang 5.030 ekor.30 Secara keseluruhan kita
Sensus Pertanian Tahun 2013 kita menempati posisi ke dua untuk populasi sapi
potong setelah provinsi Jawa Timur. Melihat potensi akan ternak yang sangat
melimpah di Jawa tengah, sudah seharusnya kita memperhatikan manfaat apa
yang dapat kita peroleh dari kotoran ternak yang begitu melimpah yang belum
terkelola dengan baik. Seperti yang terjadi di beberapa pedesaan di Jawa Tengah,
di mana mereka menggunakan biogas yang berasal dari kotoran ternak, khususnya
sapi untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Kotoran sapi yang dahulu tidak
termanfaatkan dengan baik dan cenderung mencemari lingkungan, Dengan biogas
30 www.Solopos.com 14/06/2014. Populasi-Ternak-di-Jateng-Menurun, diakses tanggal24/11/2014 jam 01.14 WIB.
38
kini kotoran tersebut bisa menjadi berkah. Melihat peluang akan biogas yang
dapat dijadikan alternatif energi, seharusnya kita mulai melirik sumber energi
baru ini karena melihat potensi yang kita miliki terutama di daerah-daerah
pedesaan yang masih banyak hewan ternak. Selama ini kotoran ternak yang ada di
pedesaan hampir tidak terkelola dengan baik, apabila telah diolah kotoran tersebut
hanya sebatas menjadikannya sebagai pupuk organik. Sering kita jumpai di
pedesaan di Jawa, kotoran dibiarkan menumpuk di kandang hingga menimbulkan
bau yang kurang sedap dan tentunya dapat menjadikan sarang penyakit baik bagi
ternak maupun bagi manusia di sekitarnya, apalagi kandang-kandang tersebut
biasanya berada di dekat rumah. Selain itu apabila sekitar kandang tidak mampu
menampung kotoran lagi, maka mereka membuangnya secara sembarangan
seperti dibuang ke selokan di sekitar kandang ataupun mengalirkannya ke selokan
saat hujan turun. Masyarakat selama ini belum menyadari potensi yang dimiliki
oleh kotoran ternak tersebut, padahal dari kotoran ternak mereka sehari-hari
mereka dapat menghasilkan sumber energi yang dapat digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga mereka, Karena tidak sulit kita temui masyarakat desa
yang memelihara ternak di Jawa Tengah ini, selain itu hal ini telah terbukti efektif
mengurangi ketergantungan mereka akan BBM maupun gas LPG.
Di saat beban negara semakin berat karena membengkaknya beban anggaran
karena energi fosil, pemerintah tidak melakukan investasi untuk energi terbarukan
dan lebih mementingkan eksport dan mengurangi beragam subsidi. Masyarakat
kecil khususnya di desa akan berada pada garis terdepan untuk dikorbankan. Di
saat konsumsi energi fosil semakin merusak kondisi alam, warga desa berada di
39
daftar teratas penerima ancaman bencana. Dan ketika cadangan sumber energi
fosil kian menipis, mereka berada paling belakang dan harus membayar mahal
untuk mendapatkannya. Dengan adanya biogas sebagai salah satu energi
alternatif, kini kita mempunyai dua pilihan, melanjutkan kebijakan yang
berorientasi kepada pasar, yang akan semakin menyengsarakan rakyat miskin dan
memakmurkan mereka yang telah memiliki modal dan kuasa, atau
mengembangkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan manusiawi.
C. Film Dokumenter Sebagai Bentuk Komunikasi
Film dokumenter adalah upaya menceritakan kembali sebuah kejadian
atau realitas, menggunakan fakta dan data31. Sampai saat ini film dokumenter
digunakan sebagai salah satu media untuk menyampaikan pesan kepada penonton
dari realitas kehidupan di masyarakat. Film dokumenter menjadi salah satu
pilihan untuk menyampaikan pesan karena media ini memungkinkan khalayak
untuk menerima pesan dengan cara melihat dan mendengar gagasan apa yang
ingin disampaikan sehingga lebih mudah diterima. Pemaparannya yang secara
gamblang dan tidak bertele-tele membuat film dokumenter mampu menjadi media
yang efektif dalam menyampaikan pesan.
Dalam film dokumenter, ide film yang berangkat dari fakta-fakta
maupun realitas sosial digambarkan ke dalam simbol audio visual. Sang pembuat
film disini berperan sebagai sumber atau source. Ide yang berasal dari fakta-fakta
atau realitas adalah pesan atau massage yang ingin disampaikan kepada penonton.
31 Nichols, Bill.Representing Reality. Bloomington:Indiana University Press,1991, hal 111
40
Sedangkan film dokumenter berupa produk audio visual yang dibuat tersebut
adalah sebuah saluran atau media dari seorang pembuat film untuk
menyampaikan pesan kepada penonton filmnya. Dari uraian tersebut film
dokumenter telah memenuhi komponen komunikasi.
Posisi film dokumenter dalam komunikasi dapat dijelaskan dengan
menggunakan model Lasswell. Komuniksai model Harold Lasswell sering
diterapkan dalam komunikasi massa, Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih
dari satu saluran dapat membawa pesan. Lasswell menggambarkan proses
komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Harold
Lasswell menjabarkan proses komunikasi mempunyai unsur-unsur sebagai
berikut, 32
a. Sumber (Who) adalah yang memiliki pesan untuk disampaikan
b. Pesan (Says what) adalah seperangkat simbol verbal ataupun non-verbal
yang mewakili gagasan, nilai, atau maksud dari sumber
c. Saluran atau media (In Which Channel) adalah alat untuk menyampaikan
pesan kepada penerima
d. Penerima (To Whom) adalah penerima yang mendapatkan pesan dari
sumber.
e. Efek (With What Effect?) adalah akibat dari apa yang ditimbulkan pesan
komunikasi massa pada khalayak pembaca, pemirsa, atau pendengar.
Dalam film dokumenter, pembuat film dukumenter (who)
menyampaikan berbagai macam informasi, dalam penelitian ini adalah
32 Mulyana Deddy, M.A, Ph.D, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, hal 136-137
41
informasi tentang pemanfaatan sumber daya alam sebagai energi alternatif
(says what). Informasi ini kemudian disebarkan kepada khalayak melalui
sebuah media audio visual, yang dalam hal ini adalah media film dokumenter
(in which channel). Kemudian diterima oleh audience yang melihat film
dokumenter ini (to whom) dan akan ada akibat atau efek dari informasi yang
disampaikan (with what effect). Dengan kata lain, dalam model Lasswell ini,
seorang pembuat film dokumeter berfungsi sebagai sumber, sekaligus pemberi
pesan melalui saluran berupa film dokumenter.
D. Sekilas Tentang Film Dokumenter
Jika pengertian film dokumenter dimaknai sebagai upaya
mendokumentaskan realitas yang ada di hadapan kita, maka film dokumenter
memiliki usia yang sama dengan teknologi film itu sendiri. Hal ini dikarenakan
sejak awal manusia mememukan alat perekaman gambar hidup, mereka merekam
kejadian-kejadian yang ada di hadapan mereka. Seperti yang dilakukan Lumiere
bersaudara ( Perancis ) dengan pesaingnya Goerge Eastman (Amerika) di
penghujung abad 18 saat mewujudkan teknologi kamera film dan bioskop,
mereka merekam perjalanan kereta api, kapal laut bersandar di pelabuhan, bayi
yang belajar berjalan serta buruh pabrik yang pulang dari tempat kerja mereka.
Trend yang dipopulerkan oleh Lumiere bersaudara pada tahun 1895 ini
merupakan sebagian dari film non-fiksi pertama. Beberapa dari film itu adalah
Workers Leaving the Lumière Factory dan Arrivèe d’un train en gare à la Ciotat,
dan hanya merupakan contoh kejadian sehari-hari yang terekam oleh kamera
statis. Namun apakah itu yang disebut film dokumenter ?
42
Pada tahun 1920 seorang geolog bernama Robert Joseph Flaherty
mendokumentasikan kehidupan keluarga Nanook, sebuah kelurga di suku
Itivimuit di Eskimo, kumpulan dokumentasi tersebut kemudian diedit menjadi
sebuah film berjudul Nanook of the North (1922), Oleh para kritikus film, film ini
dianggap sebagai karya pertama film dokumenter.
Kata dokumenter yang merujuk pada karya film nonfiksi pertama kali
dicetuskan oleh John Grierson saat mengulas tentang film Moana (1962) karya
Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif
merepresentasikan realitas (creative treatment of actuality).33
Film dokumenter berbeda dengan film fiksi, menurut Ira Konigsberg
dokumenter ialah sebuah film yang berkaitan langsung dengan suatu fakta dan
non-fiksi yang berusaha untuk menyampaikan kenyataan dan bukan sebuah
kenyataan yang direkayasa. Film – film seperti ini peduli terhadap perilaku
masyarakat, suatu tempat atau suatu aktivitas.34
Film dokumenter, selain mengandung fakta, ia juga mengandung
subyektivitas pembuat. Subyektivitas dalam arti sikap atau opini terhadap
peristiwa. Jadi ketika faktor manusia berperanan, persepsi tentang kenyataan akan
sangat tergantung pada manusia pembuat film dokumenter itu.35
33 Heru Effendy, Mari Membuat Film, Panduan, Yogyakarta, 2002, hal. 11
34 Ira Konigsberg, The Complete Film Dictionary, Penguin (Non-Classics), 1998, Edisi Ke-2,halaman 103
35 Marselli Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta,1996, hal. 13
43
Seorang pembuat film dokumenter lain yaitu DA. Peransi mengatakan
bahwa film dokumenter yang baik adalah yang mencerdaskan penonton.
Sehingga kemudian film dokumenter menjadi wahana yang tepat untuk
mengungkap realitas, menstimulasi perubahan. Jadi yang terpenting adalah
menunjukkan realitas kepada masyarakat yang secara normal tidak terlihat
realitas itu.36 Dokumenter harusnya dibuat dengan hati dan bukan hanya dengan
pikiran kita saja. Film dokumenter ada untuk mengubah cara kita merasakan
sesuatu.
Film dokumenter dengan menggunakan fakta sebagai bahan utamanya,
berkembang menjadi sebuah bentuk menyampaian pesan yang tidak hanya secara
faktual dan naratif, tapi juga argumentatif.
Kelebihan dari video atau media rekam audio visual lainnya adalah
kemampuannya yang bukan hanya sekedar menceritakan (to tell), tetapi juga
menunjukkan (to show). Sama dengan film fiksi, film dokumenter sebisa
mungkin dibuat dengan tujuan untuk membawa audiensnya ke dalam pengalaman
sebagaimana terlihat jikalau mereka berada di posisi yang sama. Unsur dramatik
juga menjadi bagian penting dalam film dokumenter.
Dalam film dokumenter, gaya atau bentuk pendekatan dapat dibagi ke
dalam beberapa bagian. Beberapa bagian ini merupakan sebuah ringkasan dari
perkembangan film dokumenter dari masa ke masa. Bagian tersebut adalah
Expository Documentary, Cinema Verite/ Direct Cinema Documentary, Reflexive
Documentary dan Performative Documentary.
36 Ibid , hal 15
44
Gaya Expository menampilkan pesannya kepada penonton secara
langsung, baik melalui presenter ataupun dalam bentuk narasi. Kedua bentuk
tersebut tentunya akan berbicara sebagai orang ketiga kepada penonton secara
langsung (ada kesadaran bahwa mereka sedang menghadapi penonton/banyak
orang). Mereka juga cenderung terpisah dari cerita dalam film. Mereka cenderung
memberikan komentar terhadap apa yang sedang terjadi dalam adegan, ketimbang
menjadi bagian darinya. Itu sebabnya, pesan atau point of view dari expository
dielaborasi lebih pada sound track ketimbang visual. Jika pada film fiksi gambar
disusun berdasarkan kontinuitas waktu dan tempat yang berasaskan aturan tata
gambar, maka pada dokumenter yang berbentuk expository, gambar disusun
sebagai penunjang argumentasi yang disampaikan oleh narasi atau komentar
presenter. Itu sebabnya, gambar disusun berdasarkan narasi yang sudah dibuat
dengan prioritas tertentu.37
Produksi film dokumenter gaya Cinema Verite atau Direct Cinema ,
jelas, menuntut persiapan yang sangat sungguh – sungguh dan mantap. Analisis
dan perhitungan manajemen untuk lama waktu produksi dan biaya tidak boleh
meleset. Prinsipnya gaya ini, penyusunan skenario formal dianggap tidak penting,
mengingat yang diutamakan adalah peristiwa yang terjadi, bukannya kenapa atau
bagaimana jalannya cerita dari suatu peristiwa. Sepintas antara Cinema Verite dan
Direct Cinema terlihat adanya persamaan dan gaya. Yang membedakan di antara
37 Taylor, L & Barbasa I. 1997. Cross-Cultural Filmaking: A Handbook for MakaingDocumentary and EtnographicFilms and Videos, Berkeley: University of California Press, Hal 17
45
keduanya adalah: dalam membangun dramatika atau konflik, Cinema Varite
terlihat lebih agresif, sementara Direct Cinema memilih pasif.38
Dalam Reflexive Documentary, Pada 1922, Vertov menampilkan
manifestasinya dengan sebutan Kino-Pravda. Dalam terjemahan harafiah Bahasa
Inggris sama dengan film truth. Film kebenaran. Vertov menyatakan, “kamera
merupakan mata film, dan film dokumenter bukan menceritakan sesuatu realitas
objektif, mekainkan suatu realitas berdasark an apa yang terlihat dan terekam
dalam film. “Mata film disebutnya Kim-Eye, Kino Glaz.39
Yang terakhir adalah Performative Documentary, menekankan aspek
subjektif atau ekspresif dari keterlibatan pembuat film sendiri dengan subjek;
berusaha untuk menaikkan respon penonton untuk terlibat. Menolak gagasan
tentang objektivitas dalam mendukung kebangkitan dan mempengaruhi.40
“If you read popular reviews or watch television coverage ofentertainment, you will notice that reporters make frequent reference tofilm’s genres, because they know that most members of the public willeasily grasps what they are referring to.”41(Jika anda membaca majalahpopuler atau menonton televisi mengenai ulasan dunia hiburan, Andaakan menyadari bahwa wartawan berkali-kali membuat genre film,karena mereka menyadari bahwa anggota masyarakat akan lebih mudahmenangkap film yang mereka inginkan).
Dalam film dokumenter juga dibagi lagi menjadi beberapa genre sama
halnya dengan film fiksi . Genre berasal dari bahasa Perancis, yang memiliki arti
38 Gerzon Ron Ayawaila, M.Sn, S.Sn, Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi, FFTV-IKJPRESS, Jakarta, 2008, hal 17
39 Ibid, hal 14
40 Bill Nichols, Introduction to Documentary, Indiana University Press, USA, 2010, hal 32
41 David Bordwell & Kristin Thompson, Film Art an Introduction, New York, McGraw – HillCompanies. Inc, 2004, hal 110
46
jenis atau ragam. Mencuplik dari buku yang berjudul Dokumenter : Dari Ide
Sampai Produksi, Gerzon R. Ayawaila membagi genre film dokumenter menjadi
dua belas jenis, yaitu
a. Laporan perjalanan
Jenis ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau
etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari
yang paling penting hingga yang remeh-temeh, sesuai dengan pesan dan
gaya yang dibuat. Istilah lain yang sering digunakan untuk jenis
dokumenter ini adalah travelogue, travel film, travel documentary dan
adventures film.
b. Sejarah
Dalam film dokumenter, genre sejarah menjadi salah satu yang sangat
kental aspek referential meaning-nya (makna yang sangat bergantung pada
referensi peristiwanya) sebab keakuratan data sangat dijaga dan hampir
tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya.
c. Potret/biografi
Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang.
Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang
dikenal luas – di dunia atau masyarakat tertentu – atau seseorang yang
biasa namun memiliki kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang
menarik.
d. Nostalgia
47
Film–film jenis ini sebenarnya dekat dengan jenis sejarah, namun
biasanya banyak mengetengahkan kilas balik atau napak tilas dari
kejadian–kejadian dari seseorang atau satu kelompok.
e. Rekonstruksi
Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap
peristiwa yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri dalam
mempresentasikannya kepada penonton sehingga harus dibantu
rekonstruksi peristiwanya
f. Investigasi
Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik.
Biasanya aspek visualnya yang tetap ditonjolkan. Peristiwa yang
diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik
diketahui oleh publik ataupun tidak.
g. Perbandingan dan kontradiksi
Dokumenter ini mengetengahkan sebuah perbandingan, bisa dari
seseorang atau sesuatu.
h. Ilmu pengetahuan
Film dokumenter genre ini sesungguhnya yang paling dekat dengan
masyarakat Indonesia, jenis ini bisa terbagi menjadi sub-genre, yaitu
Film Dokumenter Sains, Film Instruksional.
i. Buku harian
Seperti halnya sebuah buku harian, maka film ber–genre ini juga
mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan
48
kepada orang lain. Tentu saja sudut pandang dari tema–temanya menjadi
sangat subjektif sebab sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan
subjek pada lingkungan tempat dia tinggal, peristiwa yang dialami atau
bahkan perlakuan kawan–kawannya terhadap dirinya. Dari segi
pendekatan film jenis memiliki beberapa ciri, yang pada akhirnya
banyak yang menganggap gayanya konvensional. Struktur ceritanya
cenderung linear serta kronologis, narasi menjadi unsur suara lebih
banyak digunakan serta seringkali mencantumkan ruang dan waktu
kejadian yang cukup detil.
j. Musik
Sesuai namanya genre ini meceritakan tentang sesuatu yang
berhubungan dengan musik. Genre musik memang tidak setua genre
yang lain, namun pada masa 1980 hingga sekarang, dokumenter jenis
ini sangat banyak diproduksi.
Jika dilihat secara umum film dokumenter memiliki fungsi sebagai
media untuk menyampaikan suatu gagasan melalui data dan fakta. Terlepas dari
pengertian dan definisi mengenai film dokumenter, film ini mencoba merangkai
fakta-fakta dari fenomena sosial yang ada di sekitar kita tanpa lupa menempatkan
unsur dramatiknya, agar apa yang dirangkai itu menimbulkan kesan dan pesan
yang mudah diterima oleh penonton.
Tema maupun gagasan dalam film dokumenter bisa berangkat darimana
saja tak terkecuali ilmu sosial. Fenomena sosial yang ada di sekitar kita sangat
menarik untuk diangkat ke dalam film dokumenter, mulai dari persoalan
49
lingkungan, krisis pangan, penyalahgunaan narkoba, terorisme, korupsi,
kemiskinan, krisis energi dan lainnya. Pada akhirnya sang pembuat filmlah yang
akan menentukan maksud dan tujuan film dokumenter dibuat. Apakah untuk
mendorong lahirnya kebijakan publik ?, untuk menginspirasi masyarakat ataupun
hanya sekedar sebagai hiburan.