bab ii kampus
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.1.1 Lokasi
Wilayah PKP2B yang dikerjakan PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB
secara administratif terletak di Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar,
Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis wilayah ini terletak pada koordinat
1150 14’ 45,00” – 1150 17’ 23,00” BT dan 030 08’ 59,99” – 030 12’ 46,99” LS.
Sampai saat ini telah dibuka tiga lokasi penambangan yaitu north pit atau central
berada di desa Rantau Bakula, south pit berada di desa Rantau Nangka, dan
west pit berada di dusun Sungai Pula. Adapun batas wilayah lokasi
penambangannya, yaitu :
a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Belimbing.
b. Sebelah timur berbatasan dengan sungai Riam Kiwa.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah penambangan PT. Madhani
Talatah Nusantara.
d. Sebelah barat berbatasan dengan dusun Sungai Pula, desa Rantau Bakula,
dan desa Rantau Nangka.
2.1.2 Kesampaian daerah
Site office dan camp PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB terletak di
desa Rantau Nangka, kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, Provinsi
Kalimantan Selatan. Lokasi site office dan camp berjarak ± 129 km dari ibukota
Provinsi (Kota Banjarmasin) yang dapat ditempuh melalui tiga jalur darat, yaitu
melalui Simpang Empat Pengaron, Jl. A. Yani km. 71, dan Jl. A. Yani km. 94.
Kendaraan yang dapat digunakan adalah mobil dan bus karyawan. Peta
kesampaian daerah PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB ditampilkan pada
Gambar 2.1.
2-1
Jalur perjalanan dari Banjarmasin menuju siteoffice dan camp, yaitu :
a. Jalur Simpang Empat Pengaron :
1. Banjarmasin – Simpang Empat Pengaron : ± 69 km, jalan propinsi, material
jalan beraspal, kondisi jalan baik, dan lalu lintas padat.
2. Simpang Empat Pengaron – siteoffice dan camp : ± 23 km, jalan
kecamatan, material jalan beraspal, kondisi jalan cukup baik, kemiringan
jalan bervariasi, dan lalu lintas sepi.
b. Jalur Jl. A. Yani km. 71 :
1. Banjarmasin – km. 71 : ± 71 km, jalan propinsi, material jalan beraspal,
kondisi jalan baik, dan lalu lintas padat.
2. Km. 71 – siteoffice dan camp : ± 34 km, jalan tambang, material jalan
tanah terkompaksi, kondisi jalan kadang-kadang licin atau berdebu,
kemiringan jalan relatif besar, dan lalu lintas kadang-kadang padat atau
sepi tergantung aktivitas hauling batubara.
c. Jalur Jl. A. Yani km. 94 :
1. Banjarmasin – km. 94 : ± 94 km, jalan propinsi, material jalan beraspal,
kondisi jalan baik, dan lalu lintas padat.
2. Km. 94 – siteoffice dan camp : ± 35 km, jalan tambang, material jalan
tanah terkompaksi, kondisi jalan kadang-kadang licin atau berdebu,
kemiringan jalan relatif besar, dan lalu lintas kadang-kadang padat atau
sepi tergantung aktivitas hauling batubara.
Jarak dari siteoffice dan camp menuju lokasi penambangan sekitar 2-6 km.
Pit Barat yang berada di sebelah selatan wilayah PKP2B berjarak 5 – 6 km dari
office dan camp.
Luas wilayah PD. Baramarta yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada
Nusantara Distrik KCMB yaitu 750 Ha.
2.2 Kondisi Umum Perusahaan
Kondisi umum perusahaan meliputi sejarah perkembangan perusahaan,
struktur organisasi, cadangan dan kualitas batubara yang ditambang, dan
tahapan kegiatan penambangan yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada
Nusantara Distrik KCMB.
2-3
2.2.1 Sejarah perkembangan PT. Pamapersada Nusantara
PT. Pamapersada Nusantara merupakan satu perusahaan nasional yang
bergerak di bidang pertambangan. PT. Pamapersada Nusantara adalah anak
perusahaan PT. Astra Internasional, yang pada awalnya adalah anak
perusahaan PT. United Tractors (UT) dan pada tahun 1992 memisahkan diri
menjadi kontraktor pertambangan. PT. Pamapersada Nusantara saat ini telah
memiliki daerah kerja di berbagai wilayah.
PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB adalah salah satu lokasi kerja
yang berada di Kalimantan Selatan. Pada tahun 2000, PT. Pamapersada
Nusantara ditunjuk sebagai kontraktor untuk melakukan kegiatan eksploitasi
batubara di wilayah PKP2B PD. Baramarta. Pada saat itu yang menjadi
pelaksana proyek penambangan di PD. Baramarta adalah PT. Kartika Caraka
Mulia Binuang (PT. KCMB) sehingga job site ini dinamakan PT. Pamapersada
Nusantara Distrik KCMB. Lokasi penambangan dibagi menjadi 3 blok yaitu Pit
Utara, Pit Barat, dan Pit Selatan.
PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB mengerjakan penambangan
batubara di wilayah konsesi PD. Baramarta. PD. Baramarta adalah Perusahaan
Daerah Kabupaten Banjar selaku pemegang PKP2B (Perjanjian Karya
Pengusahaan Penambangan Batubara) dengan luasan konsesi sebesar 7.486
Ha dengan No. KW 98STBCB5/KALSEL. PD. Baramarta selaku pemilik konsesi
(Concession owner) menjalin perjanjian kerja sama dengan PT. Prima Multi
Mineral (PT. PMM) yang merupakan anak perusahaan PT. PAMA bergerak
dalam bidang penjualan batubara (coal trading) dengan target per tahun 3,5 juta
ton batubara kalori tinggi. Untuk selanjutnya PT. PMM menyerahkan pekerjaan
penambangan batubara kepada PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB.
Lingkup pekerjaan perusahaan ini adalah melaksanakan penambangan
batubara, pengolahan batubara, pengangkutan batubara ke Port, perawatan
jalan angkut batubara hingga pelaksanaan reklamasi tambang.
2.2.2 Struktur organisasi
Struktur organisasi PT. Pamapersada Distrik KCMB ditampilkan dalam
bagan pada Gambar 2.2.
2-4
Project Manager
Project Secretary
Engineering Dept. Head
Production Dept. Head
Coal Processing Plant Dept.
Head
Plant Dept. Head
SM Dept. Head
HCGS Dept. Head
FA Dept. Head
SHE Dept. Head
Sumber : Engineering Dept. PT. Pamapersada Nusantara, 2012
Gambar 2.2Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB
2-5
Land Clearing & Top Soil Removal
Drilling & Blasting
Overburden removal
Coal getting
OB dump to disposal
Re-plantation
Rom stockpiling, crushing, blending
123456
7
2.2.3 Jumlah Cadangan dan Kualitas Batubara
Jumlah cadangan pada masing-masing lokasi penambangan adalah sebagai
berikut.
1. Jumlah cadangan batubara di Pit Utara adalah 8.500.000 ton.
2. Jumlah cadangan batubara di Pit Barat adalah 5.500.000 ton.
3. Jumlah cadangan batubara di Pit Selatan adalah 7.200.000 ton.
Untuk mengetahui kualitas batubara maka contoh batubara yang telah
diambil dari inti bor di kirim ke laboratorium untuk dianalisa. Hasil analisa contoh
batubara ditampilkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1Kualitas Rata – Rata Batubara PT Pamapersada Nusantara
SEAMRata-rata Kualitas Batubara (Adb)
IM (%) Ash (%) FC (%) TS (%) CV (cal/gr)A 3,60 15,91 35,19 0,42 6.508B 4,69 11,99 40,31 0,37 6.628C 4,64 5,84 44,84 1,50 7.176
D-upper 4,12 8,62 42,69 2,45 7.011D 4,72 9,92 42,61 0,30 6.823
Sumber : Engineering Dept. PT. Pamapersada Nusantara, 2010
Berdasarkan analisis laboratorium terhadap kualitas batubara hasil
pengeboran, dapat diketahui bahwa menurut klasifikasi ASTM (American Society
for Testing and Materials), batubara yang ada termasuk ke dalam kelas High
Volatile B – C Bituminous, dengan ciri-ciri berwarna hitam, padat dan berlapis,
pecahnya berbentuk balok, sifat kekayuannya tidak tampak dengan mata
telanjang dan kedap cahaya.
2.2.4 Kegiatan penambangan
Lingkup operasi penambangan yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada
Nusantara Distrik KCMB mulai dari pengupasan lapisan tanah pucuk (topsoil),
pembongkaran overburden dengan proses free digging dan peledakan,
pengangkutan overburden menuju Waste Dump Area, penggalian batubara,
pengangkutan batubara ke Crushing Plant, pengolahan batubara dan
pengangkutan ke Sungai Puting Port. Pada Gambar 2.3 ditampilkan diagram
proses penambangan di PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB.
2-6
Sumber : Production Dept. PT. Pamapersada Nusantara, 2012
Gambar 2.3Tahapan Kegiatan Penambangan di PT. Pamapersada Distrik KCMB
Luas lahan penambangan yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada
Nusantara Distrik KCMB dapat diuraikan sebagai berikut (PT. Pamapersada,
2009) :
1. Lokasi Penambangan, terdiri dari :
Bukaan tambang aktif : 80,51 Ha
Sarana dan prasarana tambang : 11,50 Ha
Inpit dump aktif : 75,08 Ha
2. Lokasi penimbunan material
Outpit dump : 225,10 Ha
Sarana dan prasarana tambang : 20,30 Ha
3. Revegetasi atau Penanaman
Total luas revegetasi : 121,20 Ha
4. Summary
Total luas bukaan : 412,50 Ha
Total luas revegetasi : 121,20 Ha
2.3 Keadaan Iklim dan Cuaca
2-7
Iklim Sungai Pinang termasuk daerah beriklim tropis basah karena letak
wilayah geografisnya berada dekat garis khatulistiwa dengan suhu udara berkisar
antara 34oC–36oC, dengan ciri khas curah hujan yang cukup tinggi dengan
penyebaran merata setiap tahunnya. Wilayah Kabupaten Banjar mempunyai
curah hujan bulanan berkisar 200 mm – 300 mm.
Tabel 2.2Data Curah Hujan PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB
No Bulan Curah Hujan (mm)
1 Januari 380.75
2 Februari 411.05
3 Maret 411.32
4 April 327.53
5 Mei 211.33
6 Juni 46.33
7 Juli 35.73
8 Agustus 21.63
9 September 127.40
0 Oktober 165.67
11 November 205.48
12 Desember 311.9
Rata-rata 223.85Sumber : Engineering Dept. PT. Pamapersada Nusantara, 2011
Januari
Febru
ari
Maret
April MeiJuni
Juli
Agustu
s
Septem
ber
Oktober
November
Desember
0
100
200
300
400
Grafik Curah Hujan PT Pamapersada Nusantara District KCMB 2011
Curah Hujan Tahun 2011
Bulan
Cura
h Hu
jan
(mm
)
Gambar 2.4Grafik Curah Hujan Tahun 2011 di Lokasi Penelitian
2.4 Keadaan Geologi
2-8
2.4.1 Morfologi
Keadaan morfologi daerah penelitian berupa perbukitan dengan kemiringan
berkisar antara 15% - 40% dan elevasi berkisar antara 160 – 230 m di atas
permukaan laut. Di antara lokasi Pit Utara dan Pit Selatan mengalir sungai Riam
Kiwa dengan pola aliran dendritik. Di sebelah barat dan selatan lokasi
penambangan berbatasan dengan pemukiman rakyat dan di sebelah utara dan
timur berbatasan dengan perkebunan rakyat.
2.4.2 Stratigrafi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan (Sikumbang
dan Heryanto, 1994), wilayah PKP2B yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada
Nusantara Distrik KCMB termasuk dalam empat formasi, yaitu formasi berai,
formasi tanjung, formasi manunggul, dan formasi pitanak. Peta geologi regional
PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB ditampilkan pada Gambar 2.5.
Berdasarkan tabel korelasi satuan batuan (lihat Tabel 2.3), deskripsi
keempat formasi ini dari formasi yang termuda hingga tertua adalah :
a. Formasi Berai (Tomb)
Formasi Berai terdiri dari batugamping berwarna putih kelabu, berlapis baik
dengan ketebalan 20 - 200 cm; setempat kaya akan koral, foraminifera dan
ganggang, bersisipan napal berwarna kelabu muda padat berlapis baik (10 -
15 cm), mengandung foraminifera plankton; dan batulempung berwarna
kelabu setempat terserpihkan dengan ketebalan 25 - 75 cm. Kumpulan
foraminifera besar yang terdapat dalam batugamping adalah Nummulites
fichteli (Michelotti), Heterostegina sp., Quinquiloculina sp., Lepidocyclina
(Eulepidina) sp., Cycloclypeus sp., Gypsina sp., Echinoid dan Rotalia sp.,
yang menunjukkan umur Oligosen Awal - Miosen Awal. Kumpulan
foraminifera plankton yang terdapat dalam napal dan batulempung adalah
Globorotalia opima (Bolli), Globigerina ouchitaensis (Bolli), Globigerinita
unicava (Bolli, Loeblich & Tappan), Globigerinoides quadrilobatus (Banner dan
Blow), dan Cassierinella chipolensis (Chusman & Ponton) yang menunjukkan
umur nisbi Oligosen. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan neritik dan
ketebalan formasi lebih kurang 1000 m.
b. Formasi Tanjung (Tet)
2-9
Formasi Tanjung terdiri dari batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar
dengan tebal perlapisan 50 - 150 cm, berstruktur sedimen perarian halus dan
perlapisan silang-siur. Sisipan batulempung berwarna kelabu setempat
menyerpih, ketebalan perlapisan 30 - 150 cm, dijumpai pada bagian atas
formasi. Sisipan batubara berwarna hitam, mengkilat dan pejal dijumpai pada
bagian bawah formasi dengan tebal lapisan 50 - 150 cm setempat dijumpai
lensa batugamping warna kelabu kecoklatan, mengandung kepingan moluska,
echinoid dan foraminifera di antaranya Nummulities javanus (Verbeek) dan
Heterostegina sp., juga foraminifera kecil bentos dari keluarga Milliolidae yang
menunjukkan umur Eosen, terendapkan di lingkungan paralas-neritik.
Ketebalan formasi lebih kurang 750 m.
c. Formasi Manunggul (Km)
Formasi Manunggul terdiri dari konglomerat aneka bahan, berwarna kelabu
kemerahan, dengan komponen batuan mafik, ultramafik, rijang, kuarsit, sekis
dan batuan sedimen, berukuran 2 – 10 cm, dengan massa dasar batupasir,
tebal perlapisan 1 – 5 m. Bersisipan dengan batupasir kelabu kecoklatan,
pejal, dengan tebal perlapisan 20 – 50 cm, dan batulempung. Formasi ini
berumur Kapur Akhir.
d. Formasi Pitanak (Kvpi)
Formasi Pitanak terdiri dari lava andesit berwarna kelabu, coklat bila lapuk,
porfiritik dengan fenokris plagioklas, umumnya berlongsong yang terisi mineral
zeolit, kuarsa dan seladonit; setempat berstruktur bantal. Berasosiasi dengan
breksi-konglomerat vulkanik, umumnya lapuk berwarna coklat, berkomponen
andesit-basal porfiri, berukuran beberapa sampai puluhan sentimeter dengan
massa dasar batupasir gunungapi, terpilah buruk, bentuk butir menyudut -
menyudut tanggung. Formasi ini tersingkap di bagian baratlaut pegunungan
Meratus melanjut ke Lembar Amuntai dan dikenal dengan Formasi Haruyan.
Tebal formasi diperkirakan 500 m.
2-10
2.4.3 Stratigrafi daerah penelitian
Lapisan penutup endapan batubara daerah penambangan umumnya terdiri
dari batulanau (siltstone) sebagai batuan yang dominan, yang diselingi dengan
batupasir (sandstone) dan batulumpur (mudstone). Susunan batuan overburden
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Lapisan batuan penutup seam A
Lapisan batuan yang terletak diatas seam A yang tersusun dari atas
kebawah memiliki ketebalan yang bervariasi. Bagian paling atas adalah
lapisan topsoil (tanah pucuk) dengan ketebalan antara 30 cm – 0,5 m yang
disusul lapisan subsoil dengan ketebalan antara 1,0 m – 2,5 m. Di bawah
lapisan subsoil umumnya merupakan perselingan antara siltstone, mudstone
dan sandstone yang saling mengisi dengan ketebalan rata-rata 2 m - 3 m.
b. Interburdenseam A dengan seam B
Lapisan batuan yang berada diatas seam B didominasi oleh lapisan
sandstone berbutir halus sedang dengan tebal rata-rata 11,5 meter dan
perselingan antara lapisan mudstone dan lapisan siltstone dengan ketebalan
antara 1,9 m – 6,5 m. Lapisan batubara seam B terdiri dari seam B1, seam
B2 dan seam B3 memiliki ketebalan rata-rata 3,1 m – 4.0 m dengan
interburden berupa mudstone.Lapisan-lapisan batuan penutup seam
Btergolong sangat kuat ikatan partikelnya sehingga dari hasil analisa
geoteknik merekomendasikan sebelum dilakukan proses penambangannya
batuan penutup harus melalui proses peledakan.
c. Interburdenseam B dengan seam C
Lapisan batuan antara seam B dan seam C terdiri dari batulanau
(siltstone) dengan sedikit batulumpur (mudstone). Rata-rata tebal lapisan
siltstone beserta mudstone adalah 6,3 meter. Batuan interburden tersebut
dapat ditambang dengan dibantu proses peledakan.
d. Interburdenseam C dengan seam D-upper
Lapisan interburden antara seam C dan seam D-upper didominasi
seluruhnya oleh batuan siltstone dengan sedikit sisipan lapisan sandstone
dan lapisan mudstone yang terletak pada atap lapisan batubara seam D-
upper. Tebal rata-rata batubara interburden tersebut adalah 9,5 meter dan
dalam proses penambangannya dilakukan dengan proses peledakan.
2-13
e. Interburdenseam D-upper dengan seam D-lower
Batuan interburden antara seam D-upper dengan seam D-lower
didominasi oleh batuan siltstone setebal 2,4 – 4,5 meter dan dapat
ditambang dengan penggalian bebas dibantu proses peledakan.
Tabel 2.3Tabel Lapisan Batuan
Seam Jenis Material Penutup Ketebalan
Seam A
Top soil 30 cm – 0,5 m
Sub soil 1 m – 2,5 m
Siltstone, Mudstone, Sandstone 2 m – 3 m
Interburden Seam A dengan Seam B
Sandstone 11,5 m
Mudstone dan Siltstone 1,9 m – 6,5 m
Mudstone 3,1 m – 4 m
Interburden Seam B dengan Seam C
Siltstone dan mudstone 6.3 m
Interburden Seam C dengan Seam D-upper
SiltstoneI dengan sedikit sisipan Sandstone dan
Mudstone9,5 m
Interburden Seam D-upper dengan seam D-
lowerSiltstone 2,4 m – 4,5 m
Sumber: Engineering Dept. PT Pamapersada Nusantara, 2012
2-14