bab ii kajian teoritis a. konsep dasar pengelolaan...

23
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Perpustakaan 1. Pengertian Pengelolaan Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Pengelolaan biasanya disinonimkan dengan kata manajemen, sementara manajemen ini sejak berabad-abad yang lalu sudah ada, dimana pada masa itu pengelolaan diartikan sebagai pembagian kerja dan adanya tujuan bersama di antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu ikatan formal. Teori ini menekankan pada adanya koordinasi, kerja sama, adanya pencatatan, komunikasi dan pengendalian (Wilujeng,2007:18). Pada tahap berikutnya berkembang pemikiran yang mengulas pekerjaan manajer yang dapat dibedakan antara administrasi dan manajemen sehingga lahirlah beberapa pendapat yaitu ; (1) pemikiran bahwa pengelolaan menyangkut struktur organisasi pekerjaan manajerial, (2) akibat pemikiran ini timbul perbedaan antara administrasi dan manajemen dimana fungsi administrasi menyangkut perumusan kebijaksanaan dan penerapan organisasi, sedangkan fungsi utama manajemen adalah pengendalian pimpinan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik dalam organisasi, (3) manajemen (pengelolaan) melakukan fungsi kepemimpinan, perencanaan, dan pengendalian opratif dalam organisasi. Perkembangan selanjutnya pengelolaan didefinisikan 7

Upload: trannga

Post on 23-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Pengelolaan Perpustakaan

1. Pengertian Pengelolaan

Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Pengelolaan biasanya

disinonimkan dengan kata manajemen, sementara manajemen ini sejak berabad-abad

yang lalu sudah ada, dimana pada masa itu pengelolaan diartikan sebagai pembagian

kerja dan adanya tujuan bersama di antara kelompok orang yang tergabung dalam

suatu ikatan formal. Teori ini menekankan pada adanya koordinasi, kerja sama,

adanya pencatatan, komunikasi dan pengendalian (Wilujeng,2007:18). Pada tahap

berikutnya berkembang pemikiran yang mengulas pekerjaan manajer yang dapat

dibedakan antara administrasi dan manajemen sehingga lahirlah beberapa pendapat

yaitu ; (1) pemikiran bahwa pengelolaan menyangkut struktur organisasi pekerjaan

manajerial, (2) akibat pemikiran ini timbul perbedaan antara administrasi dan

manajemen dimana fungsi administrasi menyangkut perumusan kebijaksanaan dan

penerapan organisasi, sedangkan fungsi utama manajemen adalah pengendalian

pimpinan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik dalam organisasi, (3) manajemen

(pengelolaan) melakukan fungsi kepemimpinan, perencanaan, dan pengendalian

opratif dalam organisasi. Perkembangan selanjutnya pengelolaan didefinisikan

7

sebagai proses merencanakan, dan mengambil keputusan, mengorganisasikan,

memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fasilitas dan

informasi guna mencapai sasaran organisasi dengan cara efisien dan efektif.

(Atmodiwiryo, 2000:2). Dengan demikian pengelolaan perpustakaan sekolah adalah

serangkaian proses kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan

mengendalikan penyelenggaraan perpustakaan. Perencanaan dimaksudkan sebagai

rangkaian kegiatan mulai dari perumusan tujuan, Analisis kebutuhan bahan pustaka,

pemilihan program dan penetapkan prioritas. identifikasi dan pengerahan sumber,

serta penentuan sistem pelayanan, sedangkan pengorganisasian dimaksudkan sebagai

penentuan personalia, tupoksi dan penjadwalan, sementara pelaksanaan adalah

serangkaian pekerjaan mulai pendirian, pengadaan bahan pustaka, pengadaan

petugas perpustakaan, pelayanan dan statistik pembaca/pengunjung sumber biaya dan

sebagainya untuk mencapai tujuan perpustakaan yang telah ditetapkan.

2. Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan sekolah merupakan bagian terpenting dari komponan Pendidikan.

Keberadaanya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sekolah sebagai salah satu

sarana pendidikan. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai penunjang kegiatan

belajar siswa membantu siswa dan guru dalam memacu tercapainya tujuan

pendidikan sekolah.

Secara bahasa perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya, kitab atau

buku. Perpustakaan merupakan tempat buku dikumpulkan, ditata, dijaga

kebersihannya dan dijauhkan dari segala penyebab kerusakan dengan tujuan untuk

dipinjamkan kepada anggota atau dimanfaatkan oleh siswa yang ingin mengadakan

pembelajaran ekstra.(Darmono,2007:5)

Secara terminology para pakar (dalam Yusuf, tth:7) mengemukakan antara lain :

a. Perpustakaan adalah suatu ruangan atau tempat yang menyediakan buku, naskah,

koleksi musik atau bahan bacaan lain yang terkadang bersifat artistic dipelihara,

disusun dengan system tertentu untuk dimanfaatkan bukan untuk dijual (Seila

Ritchi)

b. Perpustakaan adalah kumpulan buku, naskah,dan bahan bacaan lainnya untuk

kepentingan belajar atau membaca, hiburan atau hal yang menyenangkan

(Webster’s 3rd

New Internatioanl Dictionary, 1961, edition)

c. Kumpulan buku atau penggunaan bahan lainnya yang dikelola perpustakaan

modern yang meliputi film, slide, gramafon, tape recorder, video recorder dan

lain-lain (Encyclopedia Britannica, Vol. VI, 1976) dalam Yusuf (tth:7)

d. Perpustakaan adalah koleksi bahan cetakan dan bahan bukan cetakan termasuk

sumber informasi computer yang diorganisasi untuk dimanfaatkan.(IFLA

Standard for Library School,1976)

e. Menurut Bafadal.(2009:3), perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan

atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustakaan baik berupa buku

maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis

menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh

setiap pemakainya

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka perpustakaan dapat didefinisikan

sebagai, suatu tempat pengelolaan segala macam informasi terekam, baik dalam

bentuk tercetak maupun noncetak termasuk bahan-bahan mikrokomputer dan bahan

hasil teknologi canggih lainnya, untuk kepentingan pendayagunaan bagi masyarakat

luas.

Perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan,

pengajaran, dan penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu

pengetahuan.(Yusuf,tth:2)

Menurut Supriyadi (dalam Bafadal 2009;4) Perpustakaan sekolah adalah

perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar

mengajar di lembaga pendidkan formal tingkat sekolah baik Sekolah Dasar maupun

Sekolah Menengah, baik sekolah umum atau sekolah swasta

Bafadal (2009:4) memberikan suatu definisi tentang perpustakaan sekolah

sebagai koleksi yang diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh

murid-murid dan guru-guru. Di dalam penyelenggaraannya perpustakaan sekolah

ditunjuk seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru yang

dianggap mampu mengelola perpustakaan sekolah. Apabila pengelola perpustakaan

seorang guru maka akan mudah mengintegrasikan penyelenggaraan perpustakaan

sekolah dengan proses belajar mengajar dibanding dengan yang bukan guru.

Selanjutnya menurut Satuan Tugas Koordinasi Pembinaan Perpustakaan Sekolah

(SATGAS KPPS) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur

(dalam Bafadal,2009:4) Perpustakaan Sekolah adalah koleksi pustaka yang diatur

menurut sistem tertentu dalam suatu ruang merupakan bagian integral dalam proses

belajar mengajar dan mambantu mengembangkan minat bakat murid .

Bertolak dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka baik berupa buku maupun non

buku yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat

membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

3. Manfaat Perpustakaan

Perpustakaan sekolah apabila dikelola dengan baik, maka akan bermanfaat dan

dapat memperlancar tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Implikasi manfaat

tersebut tidak hanya perupa tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi

yaitu murid-murid mampu mencari, menemukan, menjaring dan menilai informasi,

terbiasa belajar mandiri, terlatih ke arah tanggung jawab, selalu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagainya.

Adapun manfaat perpustakaan sekolah (dalam Bafadal,2009:5) secara rinci

sebagai berikut :

a. Dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

b. Dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.

c. Dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid

mampu belajar mandiri.

d. Dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca

e. Dapat membantu kecakapan berbahasa.

f. Dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.

g. Dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas

sekolah.

h. Dapat membantu guru-guru menemukan sumber pengajaran

i. Dapat membantu murid-murid, guru-guru dan anggota staf sekolah dalam

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Fungsi Perpustakaan

Menurut Smith dkk (dalam Bafadal,2009:6) menyatakan bahwa perpustakaan

sekolah merupakan sumber belajar. Hal ini diasumsikan pada tinjauan secara umum

bahwa perpustakaan sekolah itu sebagai pusat proses belajar, sebab kegiatan yang

paling tampak pada setiap kunjungan murid-murid adalah belajar. Baik yang ada

hubungannya dengan permasalahan langsung dengan mata pelajaran yang di ajarkan

di kelas maupun hal-hal lain yang tidak ada hubungan langsung dengan pelajaran.

Namun apabila ditinjau secara khusus berikut ini beberapa fungsi perpustakaan yaitu :

a. Fungsi Edukati

Dikatakan perpustakaan sekolah memiliki fungsi edukatif karena di sekolah

disediakan buku-buku baik fiksi maupun nonfiksi sehingga membiasakan para murid

untuk belajar mandiri tanpa bimbingan guru. Adanya perpustakaan sekolah dapat

meningkatkan interes membaca para murid sehingga teknik membaca dapat dikuasai

dengan baik. Di samping itu di perpustakaan sekolah terdapat buku-buku yang

pengadaannya sesuai dengan kurikulum sekolah sehingga dapat menunjang

penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

b. Fungsi Informatif.

Karena di perpustakaan sekolah disediakan atau dilengkapi dengan alat-alat

pendengar seperti OHP, Slide, TV, Video, Tape Recorder dan lain-lain, maka akan

membantu murid-murid memperoleh informasi atau keterangan yang mereka

perlukan.

c. Fungsi Tanggung Jawab Administrasi

Setiap siswa yang masuk ke perpustakaan harus menunjukkan kartu anggota

atau kartu belajar, tidak diperbolehkan membawa tas, tidak boleh mengganggu teman,

siswa yang terlambat mengembalikan diberi denda dan sebagainya, dapat mendidik

para siswa ke arah tanggung jawab di samping membiasakan para siswa bersikap dan

bertindak secara administratif.

d. Fungsi Riset

Adanya bahan pustaka yang lengkap, sehingga para guru maupun para siswa

dapat mengadakan riset.

e. Fungsi rekreatif.

Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi rekreatif. Perpustakaan sekolah

dapat digunakan sebagai pengisi waktu luang.

Adapun fungsi Perpustakaan menurut Darmono (2007:8) secara khusus dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Sebagai pusat sumber belajar

b. Sebagai pusat bahan pembelajaran

c. Sebagai pusat kegiatan sosial dan pusat kebudayaan bangsa

d. Sebagai ciearing house maksudnya perpustakaan menghimpun semua karya

cetak yang berasal dari daerah setempat.

e. Sebagai pusat informasi dan pusat jaringan.

5. Tujuan Perpustakaan

Setelah mengetahui arti perpustakaan maka akan lebih jelas apa tujuan

perpustakaan.

Adapun tujuan perpustakaan dapat ditelusuri tujuan deselenggarakannya

perpustakaan pada Perguruan Tinggi. Tujuan perpustakaan paling berhubungan

langsung dengan kurikulum peguruan tinggi yaitu Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu

untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan proses

kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi yang menurut Darmono (2007:8)

meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a) Pengumpulan informasi, (b) Pengolahan

informasi, (c) Pemanfaatan informasi, (d) Penyebarluasan informasi.

Bafadal (2009:5) menyatalan bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah

adalah bertujuan mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka serta

membantu murid-murid menyelesaikan tugas-tugas dalam belajar mengajar.

6. Sistem Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan pembaca merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada

pengunjung perpustakaan sekolah dalam menggunakan buku-buku dan bahan-bahan

pustaka lainnya. Pelayanan tersebut dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya

apabila pelayanan teknisnya dikerjakan dengan sebaik-baiknya pula. Menurut

William A. Katz (dalam Bafadal,2009:124) menyatakan bahwa pada intinya

pelayanan pembaca itu ada dua, yaitu : Pelayanan sirkulasi, dan pelayanan

referensi.

Pelayanan Sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian

buku-buku perpustakaan sekolah sedangkan pelayanan referensi pelayanan yang

berhubungan dengan pelayanan pemberian informasi dan pemberian bimbingan

belajar, berupa memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

pengunjung perpustakaan sekolah yang membutuhkan keterangan-keterangan dan

memberikan petunjuk tentang bahan-bahan tertentu yang tidak mungkin dapat

dilayani oleh bagian sirkulasi.

Adapun Pelayanan Sirkulasi dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Peminjaman Buku.

Dalam hal peminjaman buku terdapat dua sistem penyelenggaraan

perpustakaan sekolah yang masing-masing berbeda yaitu :

1) Sistem terbuka

Yang dimaksud dengan pelayanan perpustakaan sekolah sistem terbuka

adalah dimana murid-nurid diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku

yang dibutuhkan. Pada sistem ini murid-murid dibolehkan masuk ke dalam ruang

buku untuk mencari dan mengambil sendiri buku yang dibutuhkan, selanjutnya

dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya. Pada saat menyerahkan buku

pada bagian sirkulasi para siswa harus menunjukkan kartu anggota atau kartu siswa.

Kemudian petugas sirkulasi mengambil kartu peminjam dan mencatatkan nomor

buku yang dipinjam dan tanggal pengembaliannya. Pada slip tanggal yang ditempel

pada halaman belakang buku, dicatat tanggal pengembaliannya, sedangkan kartu

bukunya dicabut dari kantong buku dan dicatat nama siswa yang meminjam dan

tanggal pengembaliannya pada kartu buku tersebut. Setelah senuanya selesai, maka

kartu anggota atau kartu siswa beserta bukunya diserahkan kepada siswa yang

bersangkutan, sedangkan kartu bukunya difile di laci kartu buku dan kartu

peminjamannya difile kembali di laci kartu peminjam.

2) Sistem Tertutup

Pada perpustakaan sekolah yang menerapkan sistem pelayanan tertutup, para

siswa tidak diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku atau bahan-

bahan pustaka yang dibutuhkan. Pada sistem ini para siswa tidak dibolehkan masuk

ruang buku tapi petugaslah yang akan mencarikan buku atau bahan pustaka yang

dibutuhkan. Dalam sistem ini mula-mula para siswa melihat kartu katalog untuk

mengetahui apakah buku yang dibutuhkan tersedia atau tidak. Setelah diketahui

bahwa buku yang dibutuhkan tersedia, maka siswa meminta kartu pesanan.

Selanjutnya siswa menuliskan nama pemesan dan buku pesanan, lalu kartu pesanan

tersebut diserahkan kembali kepada petugas perpustakaan. Setelah buku yang dipesan

ditemukan oleh petugas, kemudian dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat

seperlunya sebagaimana halnya proses pencatatan pada sistem terbuka.

b. Pengembalian Buku

Tata cara pengembalian buku baik pada sistem terbuka maupun pada sistem

tertutup adalah sama. Pertama-tama buku yang akan dikembalikan diserahkan ke

bagian sirkulasi. Selanjutnya petugas di bagian sirkulasi meneliti tanggal yang

tercantum pada slip tanggal untuk mengetahui apakah pengembalian buku tersebut

terlambat atau tidak. Dalam hal ini apabila ternyata tanggal pengembalian buku

terlambat, maka peminjam diberi sanksi menurut aturan yang berlaku. Kemudian

petugas mengambil kartu peminjam dan keterangan peminjaman pada kartu tersebut

dicoret atau distempel dengan stempel tanda KEMBALI. Akhirnya kartu peminjam

difile lagi di tempatnya, kartu buku dimasukkan lagi ke kantongnya, dan buku

disimpan lagi di rak atau tempatnya semula.

c. Statistik Pengunjung/Peminjam.

Tugas lain petugas bagian sirkulasi adalah membuat statistik pengunjung dan

peminjaman untuk mengetahui seberapa jauh pelayanan perpustakaan sekolah. Yang

menyangkut jumlah pengunjung setiap hari, setiap bulan, atau setiap tahun, jumlah

buku yang dipinjam, golongan buku yang sering dipinjam dan sebagainya. Statistik

pengunjung dan peminjaman fungsinya di samping hasilnya dapat dijadikan dasar

pembuatan laporan, juga dapat dijadikan dasar dalam membuat perencanaan

pengadaan buku-buku.

Pelayanan Referensi adalah pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan

pemberian informasi dan pemberian bimbingan belajar. Adapun pelayanan referensi

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pelayanan informasi.

Pada prinsipnya pelayanan informasi ditujukan untuk memberikan jawaban-

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pengunjung perpustakaan sekolah yang

membutuhkan keterangan-keterangan dan memberikan petunjuk tentang bahan-

bahan tertentu yang tidak mungkin dapat dilayani oleh bagian sirkulasi.

Tugas pelayanan informasi akan terselenggara dengan baik tergantung pada dua

faktor yaitu kelengkapan koleksi dan kemampuan petugas . Kedua faktor tersebut

akan diuraikan sebagai berikut:

1) Kelengkapan Koleksi.

Kelengkapan koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah sangat

mempengaruhi pelayanan informasi. Dalam pelayanan informasi ini koleksi referensi

seperti Kamus, Ensiklopedi, Buku Pegangan, Buku Tahunan, Almanak, Laporan

Penelitian Ilmiah, Laporan pertemuan ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Tinjauan

perkembangan, Bibliografi, Katalog Induk, Buku Petunjuk, tidak dibolehkan dibawa

pulang, melainkan sekedar dibaca di ruang baca atau ruang referensi. Demikian

halnya dengan buku-buku atau bahan-bahan pustaka lainnya yang jumlahnya hanya

satu eksemplar atau koleksi khusus seperti majalah, surat kabar, bulletin, film, slide,

peta, globe, dan sebagainya. Untuk menandai bahan-bahan pustaka seperti disebutkan

di atas agar mudah diketahui caranya adalah dengan meberikan tanda “R” pada label

buku atau bahan pustaka yang jumlahnya hanya satu eksemplar. Tanda “R” ini berarti

koleksi referensi.

2) Kemampuan petugas.

Agar pelayanan referensi dapat terselenggara dengan baik, maka petugas

referensi diharuskan mempunyai pengetahuan yang luas serta mengetahui isi dan ciri

khas setiap bahan referensi. Selain itu petugas referensi harus mempunyai sikap

lemah lembut, sabar, tidak cepat bosan, dan putus asa, yang terlebih penting lagi

petugas referensi harus mampu mengadakan “human relation” dengan pengunjung

perpustakaan sekolah sehingga pengunjung tidak merasa takut minta bantuan petugas

serta merasa aman bila berada di dalam perpustakaan sekolah.

b. Pelayanan Pemberian Bimbingan Belajar.

Tugas pemberian bimbingan belajar ini paling banyak diperlukan pada sekolah-

sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP). Sedangkan pada sekolah

menengah atas (SMA) dan perguruan tinggi (PT) kurang atau bahkan tidak

diperlukan. Bimbingan belajar ini diberikan baik kepada siswa yang mengalami

kesulitan belajar maupun siswa yang berhasil dalam belajarnya. Seorang pustakawan

harus mampu memberikan bimbingan belajar kepada para siswa. Oleh karena itu

seorang pustakawan harus bekerja sama dengan guru-guru mata pelajaran khususnya

guru mata pelajaran Bahasa Indonesia atau bekerja sama dengan guru BK.

7. Isi Perpustakaan sekolah

Adapun bahan-bahan yang dikoleksi di perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Jenis-jenis Buku

Buku Pelajaran, buku ilmu pengetahuan, buku cerita atau Fiksi, . .buku

Referens seperti, kamus, ensiklopedia, sumber biografi, sumber geografi, direktori,

buku panduan atau buku pedoman,. Serial (Majalah dan Koran), Koleksi pandang-

dengar (audio-visual).

b. Penataan Buku

Yang dimaksud dengan Penataan buku terdiri dari ; a. Penyusunan buku atau

pengelompokan buku menurut jenis. b. Pengelompokan buku menurut Bagan DDC,

c. Pemberian kode buku, .d. Bentuk kode buku, e. Peletakan kode buku, f.

Penyusunan buku di rak, dan g. Pengadaan katalogisasi.

B. Perencanaan Perpustakaan

Pada dasarnya perencanaan merupakan kegiatan yang hendak dilakukan pada

masa depan, yang dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil

yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. (Fattah, 2009:49). Menurut Bafadal

(2009:31) perencanaan berarti suatu proses berfikir menentukan tindakan-tindakan

yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan

yang ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya Roger A. Kauffman dalam Fattah ( 2009 :

49 ) menyebutkan bahwa perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran

yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk

mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.

Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat

dibedakan, tetapi tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, yaitu 1)

perumusan tujuan yang akan dicapai, 2) pemilihan program untuk mencapai tujuan,

dan 3) identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas. Dengan

demikian perencanaan perpustakaan sekolah adalah serangkaian kegiatan berupa

perumusan tujuan, pemilihan program dan identifikasi serta pengerahan sumber yang

ada hubungannya dengan pengadaan bahan pustaka dan pendirian perpustakaan. Hal-

hal yang ditentukan dalam perencanaan perpustakaan meliputi perencanaan tujuan,

personalia perpustakaan, struktur organisasi, cara pengadaan dana dan sebagainya.

C. Pelaksanaan Perpustakaan

Pada umumnya pelaksanaan perpustakaan meliputi, pengadaan bahan-bahan

pustaka, klasifikasi bahan pustaka, katalogiosasi, pengaturan dan pemeliharaan bahan

pustaka, pelayanan pembaca dan pengembangan perpustakaan. Pelaksanaan

kegiatan perpustakaan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengadaan buku atau bahan pustaka.

Hal yang pertama dilakukan yang berhubungan dengan pelaksanaan

perpustakaan adalah pengadaan buku-buku atau bahan-bahan pustaka lainnya.

Dalam perencanaan perpustakaan pengadaan bahan atau sarana perpustakaan

termasuk suatu hal yang penting. Dalam perencanaan pengadaan bahan-bahan

pustaka menurut Bafadal (2009:30-36) ada beberapa langkah yang ditempuh yaitu :

a. Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki.

b. Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang dimiliki.

c. Analisa kebutuhan bahan-bahan pustaka,

d. Menetapkan prioritas ,dan

e. Menentukan cara pengadaan bahan-bahan pustaka.

Pada umunya bahan-bahan pustaka khususnya yang berupa buku-buku,

merupakan bantuan atau “dropping” dari pemerintah, baik dari Kantor Dinas

Pendidikan Nasional Propinsi maupun dari Kantor Kementerian Pendidikan Nasional

Pusat. Tetapi bantuan tersebut biasanya terbatas, dan tidak selalu ada, sehingga guru

pustakawan dituntut untuk mengusahakan bahan-bahan pustaka. Adapun beberapa

cara yang dapat ditempuh oleh guru pustakawan untuk memperoleh bahan-bahan

pustaka antara lain dengan cara membeli, hadiah atau sumbangan, tukar menukar,

atau dengan cara meminjam. Adapun cara-cara pengadaan bahan-bahan pustaka

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pembelian.

Untuk membeli buku-buku sekolah dapat ditempuh beberapa cara yaitu :

1) Membeli ke penerbit artinya untuk memperoleh buku maka guru

pustakawan dapat membeli langsung di penerbit.

2) Membeli di toko buku.

3) Memesan, yaitu guru pustakawan memesan buku baik ke penerbit

atau ke toko apabila persediaan buku yang diperlukan habis.

b. Hadiah.

Selain membeli pengadaan bahan pustaka dapat pula diperoleh dengan dari

hadiah atau sumbangan baik dari perorangan maupun organisasi, badan-badan atau

lembaga tertentu.

c. Tukar menukar

Untuk melengkapi bahan atau buku perpustakaan guru pustakawan dapat

mengadakan kerja sama dengan guru pustakawan di sekolah lain yang berupa

tukar menukar buku.

d. Pinjaman

Usaha lain dalam upaya pengembangan dan kelangkapan buku atau bahan

perpustakaan adalah dengan meminjam baik berasal dari Kepala sekolah, guru-guru

atau para siswa sekalipun bahkan dari pihak lain, atau dapat memfotocopy baik buku,

majalah dan lain-lain.

2. Klasifikasi

Setelah kegiatan pengadaan bahan pustaka, kegiatan lain adalah klasifikasi

buku. Klasifikasi buku atau bahan pustaka artinya mengelompokkan buku atau bahan

pustaka yang pada umumnya didasarkan pada perbedaan dan persamaan. Klasifikasi

buku atau bahan pustaka ini ditujukan, 1) untuk mempermudah kepada para siswa

atau pengguna dalam mencari buku atau bahan pustaka yang diperlukan, 2) untuk

mempermudah guru pustakawan dalam mencari buku-buku yang dipesan para siswa

atau pengguna, 3) untuk mempermudah guru pustakawan mengembalikan buku pada

tempatnya, 4) mempermudah guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan

pustaka, dan 5) untuk mempermudah guru pustakawan dalam menyusun daftar

bahan-bahan pustaka berdasarkan sistem klasifikasi. (Bafadal,2009:52). Cara

mengklasifikasikan buku dapat ditempuh langkah-langkah sebagai beruikut ; 1)

menentukan sistem klasifikasi, 2) menyiapkan bagan klasifikasi, 3) menyiapkan

buku, 4) menentukan subyek buku, dan 5) menentukan nomor klasifikasi. ( Bafadal,

2009 : 64 – 66 )

3. Katalogisasi.

Katalogisasi merupakan proses mengkatalog buku-buku perpustakaan

sekolah. Katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang

lengkap dari suatu buku koleksi, dokumen, atau bahan-bahan pustaka. (Bafadal, 2009

: 89 ). Keterangan-keterangan yang perlu dicantumkan pada katalog meliputi; a.

Tajuk entri, yaitu berupa nama keluarga pengarang atau nama utama pengarang, b.

Judul buku, baik judul utama maupun sub judul, c. Keterangan tentang kota terbit,

nama penerbit, dan tahun terbit, d. keterangan tentang jumlah halaman, ukuran buku,

illustrasi, indeks, tabel, bibliografi, dan efendik, dan e. Keterangan singkat mengenai

seri penerbitan, judul asli, dan pengarang asli apabila buku tersebut merupakan hasil

terjemahan. Katalogisasi ini berfungsi, menginformasikan buku-buku perpustakaan

berupa ciri-ciri buku seperti judul buku, pengarang, edisi, kota terbit, penerbit, tahun

terbit, jumlah halaman, dan sebagai wakil buku, artinya dengan mambaca katalog

pengunjung dapat secara langsung memperoleh gambaran mengenai bukunya.

4. Pengaturan dan pemeliharaan buku-buku atau bahan pustaka

a. Pengaturan buku

Pengaturan dimaksudkan sebagai penyusunan dan penyimpanan buku-buku

perpustakaan dengan sebaik mungkin sehingga memudahkan pengambilan dan

pengembaliannya. Sebelum buku-buku perpustakaan disusun dan disimpan,

sebaiknya buku-buku tersebut dilengkapi dengan perlengkapan buku seperti label

buku, kartu buku berserta kantongnya, dan slip tanggal. Label buku merupakan

nomor penempatan buku yang berisikan nomor klasifikasi, tiga huruf pertama nama

keluarga/utama, satu huruf pertama dari judul buku.

b. Penyusunan buku.

Setelah buku-buku perpustakaan sekolah didaftar dan diinfentaririsasikan ke

dalam buku induk, label buku, kartu buku serta slip tanggal, dan semuanya telah

disampul maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun buku-buku menurut aturan

yang berlaku. Penyusunan buku-buku perpustakaan merupakan kegiatan yang tidak

kalah pentingnya dengan kegiatan-kegiatan lain dalam rangkaian pengelolaan

perpustakaan, sebab dapat membantu para pengguna mencari dan menemukan buku

apabila diperlukan sewaktu-waktu.

c. Pemeliharaan buku-buku perpustakaan.

Dalam rangka pengembangan perpustakaan sekolah perlu adanya peningkatan

buku-buku perpustakaan baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pada

umumnya guru pustakawan atau pengelola perpustakaan dalam rangka meningkatkan

jumlah buku terlebih hanya berusaha untuk mendapatkan tambahan buku, namun

justru buku-buku yang tersedia tidak diurus atau dipelihara, sehingga di satu pihak

mengusahakan tambahan buku-buku, sementara buku-buku yang sudah ada cepat

rusak dan akhirnya tidak dapat dimanfaatkan lagi. Oleh karena itulah diperlukan

upaya pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan buku-buku perpustakaan sekolah

meliputi, pencegahan terhadap kerusakan dan memperbaiki atau membetulkan buku-

buku yang telah rusak. Dengan demikian dapat diidentifkasi beberapa kegiatan dalam

upaya pemeliharaan buku yaitu antara lain mencegah kerusakan buku dan perbaikan

buku. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada buku-buku pertama-tama harus

mengetahui faktor-faktor apa yang biasanya dapat merusak buku, kemudian

bagaimana caranya mencegah agar buku-buku tersebut tidak mudah rusak. Terdapat

dua hal menurut Bafadal (2009:121) yang membuat buku cepat rusak. Yaitu faktor

manusia dan faktor alamiah. Faktor manusia adalah adanya para pengunjung yang

tidak menyadari pentingnya buku, sehingga seringkali mencoret-coret halaman buku,

merobek, menandai halaman buku dengan melipat, membasahi jari dengan ludah

pada saat mencari halaman yang akan dibaca, pada saat membaca sambil makan

sehingga mungkin ada makanan yang terjatuh ke atas buku dan sebagainya.

Sedangkan faktor alamiah seperti kelembaban udara, air, api, jamur, debu, sinar

matahari dan serangga. Perbaikan buku dimaksudkan untuk memperbaiki buku yang

rusak. Biasanya yang sering dilakukan dalam upaya perbaikan buku antara lain

adalah, 1) memperbaiki buku yang sedikit sobek, 2) memperbaiki buku yang

sebagian halamannya lepas, 3) memperbaiki buku-buku yang punggungnya rusak, 4)

memperbaiki buku yang “paperback”nya rusak, 5) menjilid kembali buku-buku yang

jilidnya lepas, dan sebagainya.

5. Pelayanan pembaca.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa pelayanan pembaca

merupakan kegiatan pemberian bantuan kepada pengunjung perpustakaan dalam

menggunakan buku-buku atau bahan-bahan pustaka lainnya. Pelayanan ini

menyangkut peminjaman dan pengembalian buku, pemberian informasi serta

bimbingan dan statistik.

6. Inventarisasi bahan pustaka.

Penginventarisasian bahan-bahan pustaka dilakukan pada waktu bahan

pustaka itu didatangkan, setelah guru pustakawan mengecek bahan-bahan pustaka

tersebut. Kegiatan ini meliputi ; 1) pemberian stempel pada buku dan 2) mendaftar

buku-buku.

7. Pengaturan tata tertib Perpustakaan.

Pengaturan tata tertib juga merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan

perpustakaan. Agar pelayanan perpustakaan berjalan lancar dan teratur perlu dibuat

peraturan berupa tata tertib perpustakaan yang dapat dijadikan pegangan baik oleh

pengunjung maupun oleh petugas perpustakaan. Dalam tata tertib ini hal-hal penting

yang dicantumkan meliputi, sikap dan status perpustakaan, keanggotaan perpustakaan

sekolah, bahan-bahan pustaka yang tersedia, sanksi dan hukuman bagi pelanggar,

iuran bagi setiap anggota, sistem penyelenggaraan, dan waktu pelayanan atau waktu

buka.

D. Hambatan-hambatan pelaksanaan Perpustakaan.

Setiap pekerjaan tidak selamanya berjalan lancar. Demikian halnya dengan

pengelolaan perpustakaan, tak lepas dari hambatan. Adapun faktor-faktor yang

menghambat dalam pengelolaan perpustakaan antara lain sebagai berikut:

a. Tenaga pengelola.

Tenaga pengelola perpustakaan merupakan satu bagian dari faktor yang bisa

mendukung kelancaran jalannya pengelolaan perpustakaan. Tenaga pengelola yang

kurang dari semestinya akan menghambat pelaksanaan layanan perpustakaan. Oleh

karena iu dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah sehari-hari perlu ada satu

orang atau lebih yang ditunjuk untuk mengelola perpustakaan sekolah.

b. Tingkat pengetahuan pustakawan.

Seorang pustakawan karena tanggung jawabnya dituntut harus memiliki

kemampuan dan kecakapan dalam mengelola perpustakaan. Kelancaran pengelolaan

perpustakaan, besar tidaknya hasil yang dicapai oleh adanya penyelenggaraan

perpustakaan sekolah sangat tergantung kepada bagaimana pengelolaannya.

c. Ruangan yang tidak layak.

Di samping kemampuan pustakawan, hal lain yang turut mempengaruhi dan

sekaligus menjadi hambatan dalam penyelenggaraan perpustakaan adalah ruangan

yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan perpustakaan. Banyaknya buku dan

bahan pustaka akan tidak berarti jika diletakkan dalam ruangan yang sempit.

d. Buku dan perlengkapan perpustakaan.

Kelengkapan buku atau bahan pustaka lainnya turut mempengaruhi

kelancaran pengelolaan perpustakaan. Bahan pustaka yang tidak lengkap akan

menjadi penghambat dalam pelayanan perpustakaan.

e. Modal

Satu hal yang paling fital dalam pengelolaan perpustakaan adalah modal, baik

yang sifatnya material maupun hal-hal lain yang bersifat rohani seperti kemauan,

kemampuan dan lain-lain.

f. Dukungan

Agar pengelolaan dapat berjalan lancar, maka satu hal juga yang turut

mempengaruhi berhasil tidaknya pengelola perpustakaan dalam menjalankan

tugasnya adalah dukungan dan bantuan dari semua pihak. Kurangnya dukungan

merupakan faktor penghambat dalam upaya merelisasikan tujuan yang telah

ditetapkan.