bab ii kajian teori pengertian abreviasi -...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Abreviasi
Berdasarkan teori yang tidak mengikuti kesepakatan umum, kata abreviasi
yang berarti pendek. Abreviasi adalah sebuah ilmu dalam bahasa Indonesia untuk
membentuk kata, yaitu berupa pemotongan satu kata atau beberapa bagian
maupun kombinasi kata yang dimana menjadi sebuah bentuk kata baru yang lebih
pendek. Sebuah kata yang dibentuk tersebut lebih singkat sehingga abreviasi
dikatakan menarik karena mempunyai bentuk dan pola khusus dalam penyusun
sebuah komponen kata, baik pada susunan penulisan dan pengucapan. Menurut
Kridalaksana (2007: 159), menuliskan bahwa abreviasi merupakan suatu bentuk
pemendekan satu kata atau beberapa kata dimana menjadi sebuah bentuk susunan
kata baru yang pendek. Hasil yang ditunjukan dari bentuk pemendekan kata pada
abreviasi disebut dengan penyingkatan. Dari penjelasan itu dapat ditemukan dua
atau lebih kata yang terbentuk pada susunan sebelumnya disatukan kemudian
sebagian leksemnya ditanggalkan menjadi sebuah bentuk kata yang baru yang
lebih singkat. Bentuk pemendekan kata dalam ilmu bahasa Indonesia muncul
karena untuk memenuhi keperluan berbahasa secara singkat dan tepat.
Proses yang produktif dalam semua bahasa adalah pada pemendekan
katanya. Proses yang produktif ini dilakukan berdasarkan keinginan untuk
menyingkat kata atau memperpendek kata tempat dan ucapan dalam berbicara
sehingga mudah dipahami dan dimengerti. Menurut Chaer (2007: 191),
pemendekan adalah bentuk proses pemotongan pada bagian kata atau gabungan
9
kata menjadi sebuah bentuk kata yang singkat, tetapi memiliki makna yang sama
maupun arti yang sama dengan bentuk utuhnya. Jadi, dapat ditarik kesimpulan
bahwa abreviasi merupakan bentuk proses pemotongan sebagian atau beberapa
bagian kata yang membentuk kata baru tanpa mengganti arti atau makna kata
tersebut. Pada pembentukan ini, kata atau gabungan kata membentuk kata yang
tersusun baik dengan berbagai macam abreviasi, yaitu seperti singkatan,
pemenggalan, kontraksi, akronimi, dan lambang huruf.
Dari pendapat yang dikemukakan di atas abreviasi dijelaskan sebagai
proses pemendekkan kata, dan menggantinya menjadi hasil yang lebih singkat,
dari hasil pemendekkan tersebut terciptalah sebuah kata baru yang maknanya
sama. Contohnya “PD” abreviasi dari bentuk “percaya diri”,“OMG” abreviasi dari
bentuk “oh my god” dan “carmuk” abreviasi dari bentuk “cari muka”. Contoh-
contoh tersebut merupakan penanggalan leksem dan digantikan dengan kata yang
baru, dan dapat dilafalkan.
2.2 Bentuk Abreviasi
Penggunaan bahasa Indonesia menyimpan banyak bentuk abreviasi dalam
struktur bentuk kata tanpa melihat hubungan antara pemendekan dan
kepanjangannya atau tanpa memperhatikan sistematik pembentukannya. Abreviasi
dalam bahasa Indonesia muncul karena era globalisasi yang semakin maju
sehingga bahasa juga ikut terkena dampak dari kemajuan itu, faktor munculnya
berbagai abreviasi di kalangan masyarakat untuk memudahkan dalam penulisan
ataupun komunikasi dengan sesama manusia menjadi lebih praktis dan cepat.
10
Bentuk pemendekan kata atau bisa disebut dengan abreviasi muncul di
karenakan untuk membantu proses berkomunikasi dengan manusia satu dengan
manusia lainnya. Pemendekan kata yang terbentuk melalui proses pemotongan
satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata menjadi sebuah bentuk kata
yang baru. Abreviasi dapat dibentuk tanpa adanya hubungan yang baku, sebab
tidak ada kaidah-kaidah yang mengatur tentang pembentukan abreviasi.
Menurut Winarto (1991: 5), Ada dua bentuk abreviasi dalam bahasa
Indonesia, bentuk abreviasi yang pertama yaitu singkatan dan bentuk abreviasi yang
kedua yaitu akronim. Bentuk abreviasi yang pertama disebut singkatan, dimana
singkatan adalah bentuk pemendekan satu kata atau lebih menjadi satu huruf yang
pengucapannya dieja huruf demi huruf yang bersangkutan. Sementara itu, bentuk
abreviasi kedua yang disebut akronim, dimana akronim adalah bentuk pemendekan
satu kata atau lebih yang digabung menjadi beberapa suku kata yang membentuk kata
yang baru. Dalam penjelasan ini Winarto memfokuskan abreviasi ke dalam dua
bentuk saja.
Sedangkan menurut Chaer (2007: 191), membedakan pemendekan menjadi
tiga yakni: pemenggalan, penyingkatan, dan akronim. Pemenggalan adalah bentuk
pemendekan kata berupa pemenggalan satu atau lebih kata pertama dari bentuk yang
dipendekkan. Contohnya perpus dari bentuk kata perpustakaan, lab dari bentuk kata
laboratorium. Singkatan adalah bentuk proses dari hasil pemendekan. Sedangkan
akronim adalah bentuk proses dari hasil dari pemendekan yang dapat diucapkan
sebagai kata. Bentuk pemendekannya berupa pemenggalan suku kata dari gabungan
kata maupun secara tidak beraturan dan dapat berupa pemenggalan huruf-huruf
pertama.
11
Teori abreviasi tersebut dilengkapi oleh Kridalaksana (2007: 162-163), yang
membedakan abreviasi ke dalam lima bentuk. Kelima bentuk tersebut ialah:
1) Singkatan
Penyingkatan kata merupakan pemendekan kata yang menjadi lebih
singkat didapat dari salah satu bentuk hasil berupa kata atau gabungan kata,
cara mengucapkannya dieja kata demi kata (Kridalaksana, 2007:162).
Contohnya seperti berikut:
a) RS (Rumah sakit)
b) STNK (Surat tanda nomor kendaraan)
c) KTP (Kartu tanda penduduk)
2) Penggalan
Menurut (Kridalaksana, 2007:162) pemenggalan berarti pemotongan
kata merupakan kata yang diperpendek menjadi salah satu bagian dari
leksem, seperti:
a) Prof (professor)
b) Bu (Ibu)
c) Pak (Bapak
3) Akronim
Menurut Kridalaksana (2007:162) akronim adalah bentuk dari hasil
pemendekan kata, dengan cara menggabungkan sehingga memenuhi kaidah
bahasa Indonesia. Sedangkan dalam sebuah Kamus Besar Indonesia (KBBI,
2017) kependekkan berarti akronim yang kata atau bagian kata dapat ditulis
dan dilafalkan sebagai kata yang wajar, seperti:
12
a) SIM (Surat izin mengemudi)
b) PON (Pekan olahraga nasional)
c) HAM (Hak asasi manusia)
4) Kontraksi
Bentuk pemendekan kata yang mempersingkat kata dasar atau
gabungan kata disebut dengan kontraksi. Selain itu pendapat lain menjelaskan
kontraksi adalah bentuk gejala yang memperlihatkan hilangnya satu atau lebih
fonem. Kadang-kadang ada perubahan atau penggantian fonem, seperti:
a) Dindik ( Dinas Pendidikan)
b) Pemkot (Pemerintah kota)
c) Pemda (Pemerintah daerah)
5) Lambang Huruf
Bentuk pemendekan kata yang dapat menghasilkan satu kata atau lebih
sehingga lebih pendek pengucapannya yang mencerminkan sebuah konsep
dasar kuantitas, satuan atau unsur seperti:
a) hg (hektogram)
b) dm (desimeter)
c) Rp (Rupiah)
Adapun dampak negatif dari pemakaian bentuk pemendekan dalam
berkomunikasi kadang-kadang dapat menghambat penyampaian informasi yang
ingin disampaikan, atau bentuk-bentuk tersebut dapat menyebabkan bahasa
Indonesia kurang komunikatif, dan selalu membawa keraguan, karena pemakaian
suatu kependekan yang tidak tepat akan melahirkan kata yang ambigu atau
tumpeng tindih dengan pengertian lain. Sedangkan dampak positifnya, akan
13
banyak bentuk pemendekan yang menghasilkan sebuah bahasa baru yang dan
dapat menambah kosa kata dalam bahasa Indonesia, sehingga bentuk aplikasinya
tidak menjadi penghambat pada proses berkomunikasi yang sedang berjalan.
2.3 Proses abreviasi
Kridalaksana (1992: 175), mengatakan bahwa pola dalam bahasa atau
sistem bahasa secara keseluruhan merupakan pengaturan atau unsur-unsur
bahasa yang sistematis. Pola abreviasi berkaitan dengan keserasian kombinasi
vokal dalam pembentukan abreviasi sehingga dapat membentuk kata yang
baik. Kridalaksana membagi proses abreviasi, sebagai berikut:
1) Singkatan
Terdapat ada enam belas macam proses abreviasi dalam singkatan, yakni:
a) Pemenggalan pada kata pertama tiap komponen. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan, antara lain seperti: 1) UGD = Unit Gawat Darurat, 2) AA =
Asisten Apoteker, 3) DPR = Dewan Perwakilan Rakyat.
b) Pemenggalan pada kata pertama yang disertai dengan pelesapan
konjungsi, preposisi, reduplikasi, dan artikulasi kata. Dengan contoh
seperti: 1) GTKI = Gabungan Taman Kanak-Kanak Indonesia, 2) BAU
= Badan Administrasi Keuangan 3) BHTI = Biro Hak Cipta di
Indonesia.
c) Pemenggalan pada kata pertama dengan bilangan berulang.
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan seperti dengan contoh: 1) P3K
= Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, 2) 4K = Kecerdasan,
kerajinan, kesetiaan, dan kesehatan.
14
d) Pemenggalan pada dua kata pada kalimat pertama dari kata.
Berdasarkan bentuk yang menyesuiakan, seperti: 1) Tn = Tuan, 2) Nn =
Nona dan 3) Aj = Ajudan.
e) Pemenggalan pada tiga kata pada kalimat pertama dari kata. Dengan
contoh seperti: 1) Des = Desember dan 2) Obl = Obligasi.
f) Pemenggalan pada empat kata pada kalimat pertama dari kata.
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan, seperti: 1) Purn =
purnawirawan dan 2) Sept = September.
g) Pemenggalan pada kata awal dan kata terakhir dari kata. Dengan
contoh, seperti: 1) Ir = Insinyur dan 2) BA = Bintara.
h) Pemenggalan pada kata pertama dan ketiga pada satu kalimat.
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan, seperti: 1) Mlg = Malang.
i) Pemenggalan pada kata awal dan terakhir dari suku kata awal dari Suku
Kata Kedua. Dengan contoh antara lain, seperti: 1) Top = Topografi,
Kab = Kabinet dan 3) Gub =Gubernur.
2) Akronim dan Kontraksi
Terdapat enam belas bentuk penulisan dalam pemendekan kata pada
akronim dan kontraksi antara lain, sebagai berikut:
a) Pemenggalan pada suku kata pertama dari tiap kata. Berdasarkan
contoh yang sesuai, seperti: 1) Komdis = Komando Distrik, 2) Orla =
orde lama dan 3) Penjas = pendidikan jasmani.
b) Pemenggalan pada suku kata terakhir dari tiap kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Gatrik = tenaga
listrik, 2) Lisin = ahli mesin dan 3) Girlan = pinggir jalan.
15
c) Pemenggalan pada suku kata pertama dari kalimat pertama dan kedua
serta kata pertama dari kalimat selanjutnya. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Gapani= Gabungan
pengusaha apotek nasional Indonesia dan 2) Himpa = Himpunan
peternak ayam.
d) Pemenggalan pada suku kata pertama tiap kalimat disertai dengan
pelepasan konjungsi. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara
lain, sebagai berikut: 1) Anpuda = Andalan pusat dan daerah.
e) Pemenggalan pada kata pertama dari tiap kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) KONI = Komite
olahraga nasioanal Indoneisa, 2) LEN = Lembaga elektronika nasioanal
dan 3) LIK = Lembaga inventarisasi kehutan.
f) Pemenggalan pada kata pertama dari tiap frase dan pemenggalan dua
kata pertama kalimat terakhir. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan
antara lain, sebagai berikut: 1) Aika = Arsitek insinyur karya dan 2)
Aipda = ajun inspektur polisi dua.
g) Pemenggalan pada dua kata pertama dari tiap kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Unud= Universitas
Udayana dan 2) Bapefi = Badan penyalur film.
h) Pemenggalan pada tiga kata pertama dari tiap kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuiakan antara lain, sebagai berikut: 1) Puslat=Pusat latihan,
2) Komrad = Komunikasi radio dan 3) Puslat = Pusat latihan.
i) Pemenggalan pada Dua kata Pertama kalimat Pertama dan Tiga kata
Pertama kalimat Kedua Disertai dengan Pelesapan Konjungsi.
16
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1)
Abnon = abang dan none.
j) Pemenggalan pada tiga kata pertama dari kalimat pertama dan ketiga serta
pemenggalan kata pertama dari kalimat kedua. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Nasakom = Nasional, agama,
komunis dan 2) Nasasos = Nasionalisme, agama, sosialisme.
k) Pemenggalan pada dua kata pertama dari kalimat pertama dan tiga kata
pertama dari kalimat kedua. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan
antara lain, sebagai berikut: 1) Jabar = Jawa barat dan 2) Jatim = Jawa
timur.
l) Pemenggalan pada beberapa kata dan suku kata yang tidak dirumuskan.
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1)
Akaba = Akademi Perbankan.
3) Penggalan
Terdapat enam bentuk penggalan dalam sebuah pemendekan kata, antara
lain:
a) Pemenggalan pada suku kata pertama dari sebuah kata. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Dok =
Dokter dan 2) Sus = Suster.
b) Pemenggalan pada suku terakhir sebuah kata. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Pak = bapak, 2) Bu = Ibu
dan 3) Pir = supir.
17
c) Pemenggalan pada tiga kata pertama dari sebuah kata. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Dep =
Departemen dan 2) Des = Desember.
d) Pemenggalan pada empat kata pertama dari sebuah kata. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Prof =
Profesor, 2) Sept = September dan 3) Kapt = Kapten.
e) Pemenggalan pada kata terakhir dari sebuah frasa. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Ekspres = Kereta api
ekspres.
f) Sebagian kata dilepas. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara
lain, sebagai berikut: 1) bahwa sesungguhnya = bahwasanya dan 2)
tidak akan = takkan.
4) Lambang huruf
Menurut Kridalaksana (2007:173-177) terdapat enam bentuk pemendekan
kata pada lambang huruf yaitu antara lain adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan bentuk pemendekan kata dalam lambang huruf yang
menunjukkan bahan kimia atau bahan lain, diantaranya adalah:
i) Pemenggalan pada kata pertama dari kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) N =
Nitrogen, 2) O = Oksigen an 3) S = Sulfur.
ii) Pemenggalan pada dua kata pertama dari kata. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Na =
natrium, 2) Ra = radium dan 3) Ar = argon.
18
iii) Pemenggalan pada kata dan bilangan yang dinyatakan dalam
rumus bahan kimia. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan
antara lain, sebagai berikut: 1) H2O = hydrogen dioksida, 2)
H2SO4 = asam sulfat dan 3) N2O = natrium oksida.
iv) Pemenggalan pada kata pertama dan ketiga. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Mg
= magnesium, 2) Cl = klorida dan 3) Br = barium.
v) Pemenggalan pada gabungan lambang huruf. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Na
Cl = Natrium Klorida, 2) KOH = kalium hodroksida dan 3)
KCN = kalium sianida.
b) Lambang Huruf yang Menandai Ukuran. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain:
i) Pemenggalan pada kata pertama. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) g = gram, 2) l =
liter, 3) m =meter dan 4) w = watt.
ii) Pemenggalan pada kata pertama dari kalimat gabungan.
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai
berikut: 1) km = kilometer, 2) hm = hectometer dan 3) ml =
millimeter.
iii) Pemenggalan pada kata pertama dan terakhir dari kalimat
pertama dan kata pertama kalimat kedua. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) dam=
decameter dan 2) dag =dekagram.
19
iv) Pemenggalan pada kata pertama, ketiga, dan keempat.
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai
berikut: 1) yrd= yard.
c) Lambang huruf yang dinyatakan dalam bilangan. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) I = 1, 2) V =5 dan
3) X = 10.
d) Lambang huruf yang menyatakan kota/ negara/ alat angkutan.
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut:
i) Pemenggalan pada dua kata pertama ditambah satu kata
pembeda. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain,
sebagai berikut: 1) SIN = Singapura, 2) AMQ = Ambon dan 3)
MES = Medan.
ii) Pemenggalan pada tiga kata konsonan. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) DIY =
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2) PDG = Padang dan 3) TRK =
Tarakan.
iii) Lambang huruf dinyatakan dalam nomor mobil. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) B =
Jakarta, 2) N = Malang dan 3) AB = Yogyakarta.
e) Lambang huruf dinyatakan dalam bentuk uang. Berdasarkan bentuk
yang digunakan untuk ditandai dalam uang, antara lain: 1) Rp =
rupiah, 2) $= Dolar dan 3) Fr= Franc.
20
2.4 Media Cetak
Dengan perkembangan zaman yang semakin canggih terutama pada
teknologinya, maka masa sekarang dapat terlihat banyak sebuah fenomena,
bahwasanya bermunculan informasi-informasi yang baru dengan sangat cepat
berdasarkan fakta ataupun opini. Informasi dapat diperoleh melalui media. Secara
umum ada tiga jenis media yang sering digunakan dalam menyampaikan
informasi yaitu media cetak beruapa koran, media digital berupa banner dan
media elektronik berupa televisi. Media adalah sebuah saluran yang dipergunakan
untuk menyampaikan atau memberitahu informasi yang terjadi.
Kata media berasal dari kata medium yang berarti perantara. Media
memiliki sebuah arti “perantara” dalam artian sumber informasi memberikan
informasi dengan perantara media cetak ke penerima sumber (pembaca),
sedangkan pengertian media cetak adalah sebuah alat yang disampaikan dalam
bentuk perantara secara noverbal untuk menyalurkan informasi suatu hal atau
masalah yang terjadi kepada masyarakat dalam bentuk cetak atau sering disebut
surat kabar. Kelebihan media cetak dibandingkan dengan jenis komunikasi
lainnya adalah bisa mengatasi ruang dan waktu. Menurut (Nurudin, 2007: 8-9),
media massa dapat menyebarkan informasi dengan cepat pada waktu yang tak
terbatas.
2.4.1 Surat Kabar atau Koran
Pengertian Koran adalah sejenis media komunikasi dalam bentuk cetak
untuk memberitahukan kejadian sebuah peristiwa yang terjadi. Koran digunakan
untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Tulisan-tulisan yang dimuat
didalam koran berupa sebuah informasi hasil wawancara di tempat kejadian yang
21
penulisnya bisa disebut sebagai wartawan. Wartawan mempunyai pekerjaan
mengumpulkan informasi dalam bentuk sebuah tulisan menarik maupun secara
lisan yang disampaikan kepada masyarakat. Untuk menulis sebuah koran ada
beberapa wartawan yang terlibat dalam proses penulisannya tidak hanya satu
wartawan saja. Wartawan-wartawan tersebut disebar ke berbagai daerah untuk
mengumpulkan informasi dan menulis kejadian menarik bersangkutan dengan
berita apa yang menjadi infromasi yang dimuat dalam koran tersebut. Wartawan
memiliki tugas resmi berdasarkan nama koran yang bersangkutan untuk mencari
dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang akan dimuat ke dalam
koran tempat dia mempublikasikan berita atau tulisannya. Menurut (Ardianto
2009: 99) sebuah komponen yang berisi beberapa hal yang disampaikan orang
lain ditangkap oleh jurnalis dan diubah menjadi bentuk kata-kata, gambar, foto
dan sebagainya yang disebut media cetak.
Ciri-ciri koran yaitu mudah didapatkan, biasanya dicetak pada kertas
dengan biaya rendah dan mudah dibawa kemana-mana. Koran memiliki
informasi-informasi terkini dengan berbagai topik. Topiknya bisa berupa even
politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana dan cuaca. Koran sangat bermanfaat
bagi masyarakat untuk mengetahui informasi yang terjadi di daerahnya atau luar
daerahnya, tanpa adanya koran masyarakat tidak akan mengetahui peristiwa yang
terjadi di luar jangkauan pergaulannya. Jadi, koran adalah bentuk sarana yang
bermanfaat bagi masyarakat dalam memperluas pengetahuannya tanpa harus hadir
secara langsung untuk mendapatkan informasi terhadap peristiwa yang terjadi.
22
2.5 Fungsi Abreviasi dalam Media Cetak
Abreviasi yang ada pada saat ini tidak begitu saja muncul secara langsung.
Dalam kemunculan abreviasi tentu ada alasan-alasan tertentu atau latar belakang
dari penggunaan abreviasi tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman dan
kemajuan iptek, segala sesuatu berjalan serba cepat, termasuk di dalamnya
penggunaan bahasa. Pemakain bentuk abreviasi juga terdapat dalam bahasa lisan
dan tulis seperti media cetak misalnya, di dalam media cetak biasanya banyak
menggunaan abreviasi untuk meringkas informasi sehingga memudahkan untuk
pembaca menangkap informasi secara cepat.
Pemakaian abreviasi sangat membantu dalam menyampaikan pesan dalam
media cetak, dengan praktis dan efisien. Peran abreviasi sekarang ini tidak ubahnya dari
kemajuan iptek yang berkembang, dengan cepat, sehingga membantu kerja manusia
menjadi lebih praktis, efisien dan mudah. Efisien dan kepraktisan dalam hal ini adalah
berkaitan dengan pemakaian bahasa dan tulisan yang ringkas, artinya penggunaan
bahasa dengan kata-kata yang pendek tetapi dapat merangkum informasi secara
maksimal. Menurut Chaer (2007: 192), pemendekan kata merupakan sebuah bentuk
proses yang cukup produktif yang terdapat di setiap bahasa. Dengan kata lain
pemakaian bahasa dengan menggunakan abreviasi sangat berguna dengan sedikitnya
tulisan tetapi banyak pengertian.
Dalam media cetak sehari-hari sering dijumpai pemendekan kata, misalnya
dalam rubik pendidikan yaitu kata ujian nasional disingkat menjadi “UN” dan
dalam rubik olahraga ditemukan abreviasi dari “PON” kepanjangan dari pekan
olahraga nasional. Semakin banyak munculnya abreviasi, semakin bertambah pula
pengalaman dan pengetahuan tentang abreviasi, dan semakin bertambah pula
penguasaan kosa kata bahasa Indonesia seseorang.
23
Adapun dampak positif dari abreviasi pasti tidak lepas dengan dampak negatif
dari pemakaian bentuk pemendekan dalam media cetak, kadang-kadang dapat
menghambat penyampaian informasi yang ingin disampaikan, karena pembaca kurang
mengetahui makna dari abreviasi yang terdapat pada media cetak tersebut.
Berdasarkan gagasan diatas yang disampaikan dalam bentuk sebuah
pendapat sehingga dapat disimpulkan bahwa abreviasi atau pemendekan dalam
media cetak berfungsi untuk mengefisienkan pemakaian bahasa, yakni
menggunakan bahasa yang sedikit dapat merangkum maksud sebanyak-
banyaknya. Maksud dalam pengertian dapat merangkum sebanyak-banyaknya
ialah untuk memperoleh penghematan tenaga, baik tenaga untuk menggerakan
alat tulis, lisan, maupun waktu. Bagi media cetak, abreviasi berperan untuk
menunjang tercapainya penghematan tenaga, waktu, serta pikiran.