bab ii kajian teori a. 1. a. pengertian percaya dirirepository.ump.ac.id/1095/3/bab ii.pdf · suatu...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/1.jpg)
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Percaya Diri
a. Pengertian Percaya Diri
Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri
serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan
mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat
menerimanya. Orang tidak memiliki percaya diri memiliki konsep diri
negatif, kurang memiliki percaya diri dalam kemampuannya, karena
itu sering menutup diri.
Percaya diri (Mustari 2014: 51) adalah keyakinan bahwa orang
mempunyai kemampuan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu. Hanya orang yang mempunyai keyakinan pada dirinyalah
yang mampu untuk percaya pada orang lain. Percaya diri
mengevaluasi pengalaman-pengalaman masa lalu dan merupakan
psikologi positif.Percaya diri juga merupakan keyakinan orang atas
kemampuannya untuk menghasilkan level-level pelaksanaan yang
memengaruhi kejadian-kejadian yang memengaruhi kehidupan-
kehidupan mereka.
Taylor dalam Wahyuni, S (2014: 54) menyatakan bahwa rasa
percaya diri (self confidence) adalah keyakinan seseorang
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/2.jpg)
8
akankemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu
atau mencapai target tertentu. TaylorHakim dalam Wahyuni, S (2014:
54) berpendapat sama bahwa percaya diri adalah keyakinan seseorang
terhadap beberapa aspek kelebihan yang dimilikidan keyakinan
tersebut membuatnya merasa mampu untuk mencapai berbagai tujuan
hidupnya.Berdasarkan uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa
sikap percaya diri adalah kemampuan seseorang yang memiliki
keyakinan pada kemampuan dirinya sendiri akan kelebihan dan
kekurangannya yang bertujuan untuk mencapai tujuan hidupnya yang
mempengaruhi pola hidupnya di dalam bermasyarakat.
b. Ciri-ciri Percaya Diri
Teori Lauster dalam Wahyuni, S (2014: 54) mengemukakan
ciri-ciri orang yang percaya diri, yaitu:
1) Percaya pada kemampuan sendiri yaitu yakin pada diri sendiri
terhadap segala sesuatu yang terjadi.
2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan yaitu dapat
bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang mampu
mengambil keputusan disaat yang tepat dan tidak melibatkan orang
lain dalam mengambil keputusan.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/3.jpg)
9
3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri yaitu seseorang
memiliki keyakinan terhadap kekuatan dan kemampuannya,
sehingga tenang dalam menghadapi situasi.
4) Berani mengungkapkan pendapat yaitu seseorang berani
mengutarakan pendapat, ide-ide, atau gagasan-gagasannya kepada
orang lain tanpa adanya paksaan.
Berdasarkan uraian diatas tersebut dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri percaya diri adalah individu mampu mengambil
keputusan sendiri dengan suatu tindakan yang dituntut untuk
menghadapi situasi-situasi yang sulit.Individu juga mempu
mengungkapkan pendapatnya sendiri sehingga individu ini
memiliki sikap positif.
c. Indikator Percaya Diri
Kepercayaan diri bukan merupakan bakat (bawaan),
melainkan kualitas mental, artinya kepercayaan diri merupakan
pencapaian yang dihasilkan dari proses pendidikan atau
pemberdayaan. Anak yang percaya diri menurut Tama Sofiani
dalam Handayani, Ngesti T (2014: 121), yaitu:
1) Bisa menerima dirinya sendiri.Percaya akan kompetensi atau
kemampuan diri sendiri. Sadar dan menghargai potensi yang
dimilikinya.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/4.jpg)
10
2) Siap menerima tantangan dalam arti berani mengambil resiko
dengan mencoba sesuatu yang baru walaupun tahu kegagalan
pasti ada.
3) Tidak takut menyatakan pendapat di depan orang
banyak.Menunjukkan keberanian menyampaikan pendapat saat
berdiskusi di kelas atau di tempat umum.
4) Dapat menghadapi situasi di dalam pergaulan untuk menangani
berbagai dengan lebih mudah. Orang yang percaya diri
biasanya akan lebih mudah berbaur dan beradaptasi dengan
lingkungan baik yang baru maupun yang lama.
Penelitian ini mengukur percaya diri siswa dengan menggunakan
indikator percaya diri menurut Ngesti T di atas sebagai patokan
atau tolak ukur untuk mengukur apakah kepercayaan diri siswa
meningkat atau tidak.
2. Keterampilan Berbicara
a. Pengertian Berbicara
Berbicara salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki
keterkaitan erat dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya, yaitu
antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan menulis, dan
berbicara dengan membaca. Berbicara sebagai salah satu keterampilan
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/5.jpg)
11
berbahasa yang setiap hari digunakan oleh setiap masyarakat untuk
berkomunikasi sehingga hubungan sosial terus dijaga.
Pembicara yang baik yaitu mereka memandang suatu hal dari
segi pandang yang baru, mengambil titik pandang yang tak terduga
dari hal-hal biasa yang kita tidak temui. Memiliki cakrawala yang luas,
membicarakan isu-isu dan beragam pengalaman diluar kehidupan
mereka sehari-hari. Mereka antusias, menunjukkan minat yang besar
dengan apa yang mereka perbuat, maupun pada hal-hal yang dilakukan
orang lain. Mereka ingin tahu dan menunjukkan empati, mereka
memiliki selera humor yang baik, dan mereka mempunyai gaya bicara
sendiri.
Tarigan, H.G (2008:16) menyatakan bahwa berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan gagasan, pikiran
dan perasaan. Berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Mulgrave dalam Tarigan, H.G (2008: 16) menyatakan bahwa
berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada
penyimak hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami
atau tidak, baik bahasa pembicaranya maupun para penyimaknya;
apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak,
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/6.jpg)
12
pada saat ia mengomunikasikan gagasan-gagasannya; apakah ia
waspada dan antusias atau tidak.
Berdasarkan uraian diatas berbicara dapat disimpulkan sebagai
suatu alat untuk menyampaikan ide, gagasan, pemikiran, dan perasaan
yang telah disusun kemudian diucapkan melalui kata-kata secara
langsung apakah pendengar dapat memahami apa yang telah
diucapkan oleh pembicara atau tidak dan pembicara harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendengar.
b. Prinsip Umum Berbicara
Pembicara harus memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan.Pembicara mampu mengevaluasi efek
komunikasinya terhadap para pendengarnya dan harus mengetahui
prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara
umum maupun perorangan. Prinsip umum yang mendasari kegiatan
berbicara (Tarigan, H.G 2008: 17), antara lain :
1) Membutuhkan paling sedikit dua orang. Kedua belah pihak
partisipan yang memberi dan menerima dalam pembicaraan saling
bertukar sebagai pembicara dan penyimak.
2) Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami
bersama.Bahkan andaikata pembicaraan dipergunkan dua bahasa,
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/7.jpg)
13
namun saling pengertian, pemahaman bersama itu juga sangat
penting.
3) Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum. Daerah
referensi yang pada umumnya mungkin tidak selalu mudah
dikenal/ditentukan, namun pembicaraan menerima kecenderungan
untuk menemukan satu di antaranya.
4) Merupakan suatu pertukaran antara partisipasi. Perilaku lisan sang
pembicara selalu berhubungan dengan responsi yang nyata atau
yang diharapkan dari sang penyimak atau sebaliknya.
5) Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan
kepada lingkungannya dengan segera. Perilaku lisan sang
pembicara selalu berhubungan dengan responsi yang nyata atau
diharapkan dari sang penyimak atau sebaliknya.
6) Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini. Perlengkapan yang
berhubungan dengan suara atau bunyi bahasa dan pendengar.
Hanya dengan bantuan grafik material.
7) Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan
dengan suara/bunyi bahasa dan pendengaranya (vocal and auditory
apparatus).
8) Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa
yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil. Keseluruhan
lingkungan yang dapat dilambangkan oleh pembicaraan mencakup
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/8.jpg)
14
bukan hanya dunia nyata yang mengelilingi para pembicara tetapi
tidak terbatas dunia gagasan yang lebih luas yang harus mereka
masuki.
c. Konsep-konsep dalam Berbicara
Pengetahuan mengenai ilmu atau teori berbicara akan sangat
bermanfaat dalam menunjang kemahiran serta keberhasilan seni atau
praktek berbicara. Konsep-konsep dasar yang mendasari pendidikan
berbicara dapat dikelompokan kedalam tiga kategori (Tarigan, H. G
2008: 23), yaitu:
1) Hakikat atau sifat dasar ujaran
Proses komunikasi disebabkan terjadi pemindahan pesan
dari satu sumber ke sumber lain, dalam artian proses komunikasi
terjadi karena adanya pemindahan pesan dari pembicara kepada
pendengar.
2) Proses-proses intelektual
Seorang pembicara harus memahami tentang ilmu
pengetahuan dan teori terutama tentang berbicara, sehingga
bermanfaat dalam menunjang kemahiran serta keberhasilan ketika
melakukan praktek berbicara.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/9.jpg)
15
3) Pencapaianketerampilan berbicara.
Keterampilan berbicara dapat tercapai dengan baik
dengan dukungan dan keterampilan berbicara lainnya, yaitu
menyimak, membaca, dan menulis.
d. Cara Berbicara
Segi dalam berbicara ada empat jenis. Pembicara sendiri dapat
menentukan yang terbaik dari empat segi berbicara yang terbaik
(Tarigan,H.G 2008: 26), yaitu :
1) Penyampaian secara mendadak (impromptu delivery).
Penyampaian secara mendadak terjadi karena seseorang
tanpa direncanakan sebelumnya harus berbicara di depan umum.
Hal ini dapat terjadi karena tuntutan situasi yang memungkinkan
seorang pembicara harus melakukan penyampaian mendadak.
2) Penyampaian tanpa persiapan (extemporaneous delivery).
Pembicara menyampaikan pembicaraanya secara
improvisasi dengan hanya mengandalkan pengalaman dan
wawasan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
melatarbelakangi pertemuan ini.
3) Penyampaian dari naskah (delivery from manuscript).
Berbicara yang berlandaskan naskah dilaksanakan dalam
situasi yang menuntut kepastian, bersifat resmi dan menyangkut
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/10.jpg)
16
kepastian umum. Pembicara menyajikan penuh dengan perhatian
terhadap respon para pendengarnya.
4) Penyampaian dari ingatan (delivery from memory).
Penyampaian berdasarkan ingatan memang banyak
kelemahannya, pembicara mungkin lupa akan beberapa isi
pidatonya, perhatiannya tidak dapat diberikan kepada pendengar,
kaku dan kurang penyesuaian pada situasi yang ada, pembicara
diwajibkan menguasai bahan pembicaraan yang akan disampaikan.
e. Tujuan Berbicara
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi.Agar
dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka
pembicaraseharusnya memahami makna segala sesuatu yang ingin
disampaikan, pembicara harus mengevaluasi efek komunikasinya
terhadap para pendengarnya. Tujuan umum berbicara menurut Djago
Tarigan dalam Cahyani, I (2007: 60) terdapat lima golongan berikut :
1) Mengibur
Berbicara menghibur biasanya dalam suasana santai dan
rileks. Tidak berarti bahwa berbicara menghibur tidak dapat
membawakan pesan. Pembicara berusaha membuat pendengarnya
senang, gembira dan bersukaria.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/11.jpg)
17
2) Menginformasikan
Berbicara menginformasikan dalam suasana serius, tertib
dan hening. Pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis, dan
tepat isi agar informasi benar-benar terjaga keakuratannya.
3) Menstimulasi
Pembicara berusaha membangkitkan semangat
pendengarnya sehingga pendengar itu bekerja lebih tekun, berbuat
lebih baik, bertingkah lebih sopan, belajar lebih
berkesinambungan. Landasan pembicara adalah rasa kasih sayang,
kebutuhan kemauan, harapan, dan inspirasi pendengar.
4) Menggerakkan
Pembicara berusaha mengubah sikap pendengarnya dari
tidak setuju menjadi setuju, dari tidak simpati menjadi simpati,
dari tidak mau membantu menjadi mau membantu. Pembicara
harus melandaskan kepada argumentasi dan nalar, logis dan masuk
akal, dapat dipertanggung jawabkan dari segala segi.
f. Ciri Pembicara yang Ideal
Seorang pembicara memiliki ciri-ciri dalam berbicara. Menurut
Rusmiati (Cahyani, I. 2007: 62)menyebutkan ciri-ciri pembicara yang
ideal adalah :
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/12.jpg)
18
1) Memilih topik yang tepat
Pembicara yang baik selalu dapat memilih topik
pembicaraan yang menarik, aktual, dan selalu bermanfaat bagi
pendengarnya. Topik pembicaraan harus tersusun dengan baik
sehingga pendengar cenderung akan meningkatkn antusiasnya.
Sehingga pembicara disini sangat diperlukan kemampuannya
dalam memilih topik yang tepat.
2) Menguasai materi
Seorang pembicara harus mampu menguasai materi yang
akan disampaikan, sebelum pembicaraan dimulai seorang
pembicara sudah mempelajari materi yang akan disampaikan. Jika
pembicara sudah ahli dalam bidang akan disampaikan, maka
penguasaan terhadap materi akan lebih tinggi.
3) Memahami latar belakang pendengar
Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya
adalah pendengar, apabila pembicara telah memahami
pendengarnya situasi dan kondisi pembicara yang akan diciptakan
menjadi baik, sebelum pembicaraan berlangsung, pembicara yang
baik berusaha mengumpulkan informasi berkenaan dengan
pendengarnya.
4) Mengetahui situasi
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/13.jpg)
19
Pembicara yang baik akan mengidentifikasi mengenai
ruangan, waktu, sarana dan prasarana, dan suasana, sehingga
seorang pembicara mengetahui suasana dan situasi apakah tenang,
jauh dari keramaian, bising atau gaduh.
5) Tujuan jelas
Setiap aktivitas sudah tentu memiliki tujuan, demikian
pula dengan kegiatan berbicara sudah tentu memiliki tujuan yang
ingin dicapai, apabila tujuan pembicaraan sudah di tentukan
dengan jelas maka pembicaraan yang dilakukan menjadi jelas dan
terarah.
6) Kontak dengan pendengar
Pembicara yang baik akan selalu berusaha reaksi emosi
dan perasaan pendengarnya. Pendengar yang merasa diperhatikan
dan dihargai oleh pembicara akan bersikap positif antara
pembicara dengan pembicaraannya dan pendengar akan
memberikan sikap yang simpatik.
7) Kemampuan linguistiknya (berbahasanya) tinggi
Pembicara yang baik memiliki kemampuan bahasa
(linguistik) yang tinggi sehingga pembicara dapat menyesuaikan
penggunaan bahasa dengan kemampuan pendengarnya. Pembicara
pun dapat menyajikan materi pembicaraannya dalam bahasa yang
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/14.jpg)
20
efektif, sederhana dan mudah dipahami serta lancar dalam
mengkomunikasikan gagasannya.
8) Menguasai pendengar
Seorang pembicara dengan gaya yang menarik dia
mampu menguasai pendengar, pembicara mengarahkan pendengar
kepada pembicaraannya. Bila pendengar sudah terpusat, terarah
perhatiannya kepada pembicara dan isi pembicaraannya maka
pembicara dapat menguasai, mengontrol, dan mempengaruhi
pendengarnya.
9) Memanfaatkan alat bantu
Pembicara harus memanfaatkan alat-alat bantu seperti
skema, diagram statistik, gambar-gambar, dan sebagainya, agar
pendengar lebih memahami penjelasan yang disampaikan.
Pembicara harus pandai mencari contoh ilustrasi yang mengena
dan sesuai dengan lingkungan pendengarnya. Pembicara juga
secara cepat tahu kapan, dimana, dan saat kapan menggunakan
alat bantu.
10) Penampilannya meyakinkan
Pembicara yang baik tampil dengan gaya bicara yang
menarik. Bahasanya sederhana, mudah dicerna, dan efektif dalam
mengkomunikasikan materi. Pembicara tampil dengan percaya
diri, anggun, dan berwibawa namun sederhana. Tingkah laku,
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/15.jpg)
21
gerak-gerik, dan cara berpakaian atau berdandan sopan serasi
dengan kepribadiannya.
11) Berencana
Pembicara juga harus memiliki sebuah rencana jika ada
perubahan situasi, harus berubah pelaksanaan dan bagaimana cara
mengatasinya. Walaupun rencananya sudah matang dan pasti yang
bersangkutan dapat menyesuaikan pelaksanaan pembicaraannya
dengan situasi yang berubah.
Sebelas ciri yang disebutkan oleh Rusmiati dalam Cahyani, I
(2007: 62) tidak harus semua ada dalam diri seorang pembicara.
Seorang pembicara yang hanya memiliki beberapa ciri pembicara yang
ideal sudah mampu menjadi pembicara yang baik. Sehingga pembicara
yang ideal hanya membutuhkan beberapa ciri seorang pembicara yang
ideal.
g. Hambatan dalam Kegiatan Berbicara
Rusmiati dalam Cahyani, I (2007: 63) mengemukakan bahwa
hambatan dalam berbicara terdiri atas yang datangnya dari pembicara
sendiri (internal) dan hambatan yang datang dari luar pembicara
(eksternal).
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/16.jpg)
22
1) Hambatan internal
Hambatan internal adalah hambatan yang muncul dari
dalam diri pembicara, hal-hal yang dapat menghambat kegiatan
berbicara adalah sebagai berikut:
a) Ketidak sempurnaan alat ucap
Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurnanya
alat ucap akan mempengaruhi keefektifan dalam berbicara,
pendengar akan menafsirkan, maksud pembicara.
b) Penguasaan komponen kebahasaan
Seorang pembicara harus memiliki komponen
kebahasaan berupa dapat berbicara lancar dengan lafal yang
benar (lafal), dapat menentukan tinggi rendahnya nada dalam
pelafalan kalimat (intonasi), dapat melakukan penekanan setiap
kata yang memerlukan penekanan (tekanan, dan dapat
mengucapkan kalimat dengan jelas (artikulasi)
c) Penggunaan komponen isi
Seorang pembicara harus membawakan sebuah berita
yang selaras antara isi dengan topik dengan urut-urutan yang
struktur atau berurutan. Tentunya isi yang disampaikan oleh
pembicara harus bermutu, tidak hanya asal banyak tetapi apa
yang disampaikan jauh dari isi atau tema.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/17.jpg)
23
d) Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental
Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental
seorangpembicara yang tidak menguasai komponen bahasa dan
komponen isi tersebut di atas akan menghambat keefektifan
berbicara.
2) Hambatan eksternal
Pembicara selain menghadapi hambatan internal juga
akan menghadapi hambatan yang datang dari luar dirinya
(eksternal). Hambatan itu kadang-kadang muncul dan tidak
disadari sebelumnya oleh pembicara. Hambatan eksternal meliputi:
a) Suara atau bunyi
Suara atau bunyi hendaknya pembicara harus berani
dan siap mental dalam menghadapi suara-suara sumbang dari
para pendengar yang bisa membuat mental turun.
b) Kondisi ruangan
Kegaduhan, keribut-ributan kecil yang terjadi
diruangan bisa sedikit membuat konsentrasi buyar. Pembicara
harus fokus pada apa yang dibawakannya, harus bisa
mengkondisikan pendengar supaya tetap tenang dan tertib.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/18.jpg)
24
c) Media
Pembicara harus menyiapkan media-media pendukung
supaya komunikasi berjalan lancar tanpa hambatan dalam
penyampaian informasi.
d) Pengetahuan pendengar
Pembicara yang baik adalah pembicara yang mampu
mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki para
pendengarnya, sehingga apa yang disampaikannya bisa
dipahami para pendengarnya dan juga tidak terjadi salah
komunikasi.
h. Indikator Berbicara
1) Pengucapan, seberapa baik siswa dalam mengucapkan satu kata
atau kalimat.
2) Tata Bahasa, seberapa baik siswa menjaga aturan tata berbahasa
dalam berbicara.
3) Kosa Kata, seberapa banyak perbendaharaan kosa kata yang
dimiliki dan yang digunakan siswa dalam berbicara.
4) Kefasihan, seberapa baik tingkat kefasihan siswa dalam berbicara.
5) Pemahaman, seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap
komunikasi bahasa yang digunakan.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/19.jpg)
25
3. Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan
pemakaian bahasa ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan
mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar mengacu ke ragam bahasa. Bahasa yang
diucapkan harus baku.
Bahasa (Hartati, T. 2006:74) adalah sarana untuk saling
berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang
lain, serta untuk meningkatkan pengetahuan intelektual dan
kesusasteraan.Bahasa Indonesia adalah program untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, serta sikap
positif terhadap Bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan
nilai-nilai kemanusiaan.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahasa adalah belajar berkomunikasi yang menghargai manusia dan
nilai-nilai kemanusiaan.
b. Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia (Hartati, T. 2006: 75), yaitu:
1) Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/20.jpg)
26
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai pemersatu bangsa,
dengan menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan
persatuan bangsa yang terdiri dari berbagai etnis terpupuk.
2) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
pelestarian dan pengembangan budaya
Bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan
nasional sedemikian rupa sehingga memiliki identitas sendiri yang
menghubungakn antar budaya dan antar daerah.
3) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Bahasa Indonesia merupakan alat yang digunakan
sebagai bahasa media massa untuk menunjang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semakin berkembangnya teknologi di
dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan
dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan
dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik
untuk keperluan menyangkut berbagai masalah
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat vital
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan sosial masyarakat yang
berupa perbedaan suku, ras, golongan, dan agama. Bahasa
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/21.jpg)
27
Indonesia mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang secara
konkrit terdiri dari beragam suku maupun etnis yang masing-
masing daerah memiliki bahasa tersendiri sehingga bahasa
Indonesia mampu menyelesaikan permasalahan yang ada karena
bahasa Indonesia sebagai alat kontrol sosial.
5) Sarana pengembangan penalaran
Implikasi didalam pengembangan daya nalar, menjadikan
bahasa sebagai prasarana berpikir modern. Bahasa Indonesia juga
meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan
kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas
wawasan.
6) Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui Khazanah
kesustraan Indonesia
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang
menerapkan kaidah dengan konsisten, sedangkan bahasa yang baik
adalah bahasa yang mempunyai nilai yang tepat dan sesuai dengan
situasi pemakaiannya.
c. Tujuan Bahasa Indonesia
Secara umum tujuan Bahasa Indonesia (Hartati, T. 2006: 75) yaitu:
1) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan (rasional) dan Bahasa
Negara
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/22.jpg)
28
Menggunakan bahasa rasa persatuan dan kesatuan bangsa
yang berbagai etnis terpupuk, bahasa indonesia justru dapat
menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa tanpa
meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan pada nilai-nilai
sosial budaya serta latar belakang budaya etnik yang bersangkutan.
2) Memahami makna dan fungsi Bahasa Indonesia
Mempelajari bahasa Indonesia kita dapat mengetahui apa
makna dari bahasa indonesia, sehingga kita mengetahui fungsi itu
sendiri dari bahasa indonesia, sehingga kita dapat mengetahui
seberapa pentingkah bahasa Indonesia itu.
3) Bahasa Indonesia meningkatkan kemampuan IPTEK
Bidang IPTEK bahasa berfungsi sebagai wahana untuk
menyampaikkan informasi dengan cepat, sehingga kita dapat
menguasai ilmu tersebut. Bahasa indonesia juga sebagai sarana
berpikir juga sarana pendukung pertumbuhan dan pertumbuhan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa adanya bahasa ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan berkembang.
4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara
dan menulis)
Bahasa membuat siswa mampu mengutarakan
gagasannya, mereka juga mampu mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan dengan baik. Ketika melaksanakan diskusi
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/23.jpg)
29
para siswa terampil mengemukakan pendapat, mempertahankan
pendapat, menyanggah pendapat, dan mempengaruhi siswa agar
mengikuti alur pemikiran.
5) Sebagai Khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang
menerapkan kaidah dengan konsisten.
d. Jati Diri Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah
pokok tertentu yang membedaannya dengan bahasa-bahasa lainnya, ini
baik bahasa asing maupun bahasa daerah.Ciri-ciri umum atau kaidah-
kaidah pokok tersebut merupakan jati diri bahasa Indonesia. Ciri-ciri
umum atau kaidah-kaidah pokok (Muslich, M. 2010: 44) yang
dimaksud antara lain sebagai berikut:
1) Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk
mengungkapkan jenis kelamin
Pemakaian Bahasa Indonesia yang disiplin adalah
pemakaian Bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah
atau aturan pemakaian Bahasa Indonesia yang sesuai dengan
situasidan kondisi. Kalau ingin menyatakan jenis kelamin, cukup
diberikan kata keterangan penunjuk jenis kelamin, misalnya: untuk
manusia dipergunakan kata laki-laki untuk pria dan wanita untuk
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/24.jpg)
30
perempuan, sedangkan untuk hewan dipergunakan jantan untuk
laki-laki dan betina untuk perempuan.
2) Bahasa Indonesia mempergunakan kata tertentu untuk
menunjukan jamak. Artinya, bahasa Indonesia tidak mengenal
perubahan bentuk kata untuk menyatakan jamak
Sistem ini pulalah yang membedakkan bahasa Indonesia
dengan bahasa asing lainnya. Misalkan dalam bahasa inggri ada
kata boy untuk menyatakan jamak jadi boys, sedangkan dalam
Bahasa Indonesia tidak mengenal jamak seperti itu karena
memang bukan kaidah Bahasa indonesia.
3) Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk
menyatakan waktu
Kaidah pokok inilah yang membedakan Bahasa
Indonesia dengan bahasa asing lainnya. Dalam bahasa inggris
misalnya, kita temukan kata eat (untuk menyatakan sekarang),
eating (untuk menyatakan sedang), dan eaten (untuk menyatakan
waktu lampau) bentuk kata seperti ini tidak ditemukan dalam
Bahasa Indonesia. Bentuk kata makan tidak pernah mengalami
perubahan bentuk yang terkait dengan waktu.
4) Susunan kelompok kata dalam bahasa Indonesia biasanya
mempergunakan hukum D-M (hukum Diterangkan-
Menerangkan), yaitu kata yang diterangkan (D) dimuka yang
menerangkan (M)
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/25.jpg)
31
Kelompok kata rumah sakit, jam tangan, mobil mewah,
baju renang, kamar merupakan unsur D-M, oleh karena itu setiap
kelompok kata yang diserap bahasa asing harus sesuai dengan
kaidah ini.
5) Bahasa Indonesia juga mengenal lafal baku, yaitu lafal yang tidak
dipengaruhi oleh lafal asing atau lafal daerah
Apabila seseorang menggunakan Bahasa Indonesia lisan
dan lewat lafalnya dapat diduga atau dapat diketahui dari suku
mana ia berasal, maka lafal orang itu bukan lafal Bahasa Indonesia
baku, dengan kata lain lafal Bahasa indonesia harus terbebas dari
bahasa daerah atau bahasa lain.
4. Pembelajaran Drama pada Aspek Berbicara
Pembelajaran Bahasa Indonesia tentang percakapan di kelas IV,
dialokasikan pada kemampuan bersastra, komponen berbicara diuraikan
seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Alokasikan Kemampuan Bersastra dan Komponen
Berbicara
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI
POKOK Menyampaikan pesan
yang diterima melalui
telepon dengan isi pesan.
Mampu melakukan pemeranan
berdasarkan teks percakapan dan
memerankan karakter tokoh yang
dibawakan dengan memperhatikan
penggunaan lafal, intonasi,
nada/tekanan, dan artikulasi yang
jelas.
Teks
Percakapan
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/26.jpg)
32
Berdasarkan uraian drama yang sudah diuraikan sebelumnya,
bermain drama berarti cerita atau tiruan perilaku manusia yang
dipentaskan dengan memerankan karakter tokoh-tokohnya. Supaya
permainan drama berjalan dengan lancar maka siswa di harapkan
menguasai teks drama yang akan dipentaskan, yaitu dengan membaca,
memahami, dan mengerti isi naskah. Agar tujuan pembelajaran berjalan
dengan lancar maka dalam pembelajaran drama harus mengetahui
prosedur-prosedur pembelajaran drama.
5. Bermain Drama
a. Pengertian Drama
Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen dalam
Hassanudin (2009: 2) menyatakan bahwa drama adalah kesenian yang
melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahiran kehendak
manusia dengan actiondan perilaku. Moulton dalam Hassanudin
(2009: 2) drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak
menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung.
Dalam uraian diatas drama dapat disimpulkan sebagai suatu
pertunjukan yang dilihat secara langsung yang di tulis dalam bentuk
dialog dan memiliki tokoh-tokoh yang menghidupkan cerita tersebut.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/27.jpg)
33
b. Fungsi Dialog
Fungsi dialog sebagai sarana primer didalam drama dijabarkan
ke dalam satuan-satuan pikiran, akan didapatkan rumusan-rumusan
sederhana sebagaimana yang diuraikan pada pembahasan (Hassanudin,
2009: 23) berikut ini:
1) Secara universal, dialog sebagai sarana primer di dalam drama
berfungsi sebagai wadah bagi pengarang untuk menyampaikan
informasi, menjelaskan fakta atau ide-ide utama.
2) Adanya hubungan sebab akibat yang disebut dengan alur.Dialog
memberikan tuntutn alur kepada penikmat dan penonton, melalui
dialoglah penikmat atau penonton mengetahui apa dan bagaimana
peristiwa bergulir.
3) Dialog memberikan kejelasan watak dan perasaan tokoh atau
perilaku.Dialog mampu mengungkapkan beberapa karakter tokoh
karena situasi serta adanya lawan sehingga mampu memunculkan
karakter yang berbeda-beda misalkan antagonis tokoh karkter
yang memiliki watak iri dan dengki, sedangkan protagonis
memiliki watak yang baik hati.
4) Menciptakan serta melukiskan suasana merupakan fungsi lainnya
dari dialog didalam drama.Suasana ketika sang tokoh sedang
menangis menggambarkan kalau suasana di situ sedang sedih.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/28.jpg)
34
Suasana mampu menciptakan atau menumbuhkan karakter
seorang tokoh dalam drama.
5) Dialog juga menentukan dan dapat mengatur tempo permainan.
Tempo permainan ada yang maju mundur atau mundur maju
dalam sebuah drama.
6) Sebagai suatu genre sastra ada unsur yang baru dapat di tentukan
setelah unsur-unsur instrinsik lainya dipahami oleh pembaca atau
penonton. Disini biasanya amanat tersirat di akhir sebuah cerita
drama. Disini amanat dimunculkan untuk memperlihatkan pesan
apa yang akan disampaikan oleh penulis untuk pembaca.
c. Unsur Instrinsik Drama
Hilangnya unsur pemaparan dan pembeberan tidaklah berarti
drama menjadi karya yang terbatas sama sekali. Justru pada aspek ini
jugalah letak kekuatan karya drama. Membandingkan unsur instrinsik
drama dengan unsur instrinsik fiksi bukan bertujuan untuk melihat
kelemahan dan keunggulan masing-masing unsur, melainkan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh (Hassanudin, 2009:
92), yaitu:
1) Tokoh atau penokohan
Tokoh cerita merupakan individu-individu yang
memainkan peran, terlibat dalam cerita atau konflik pada sebuah
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/29.jpg)
35
drama. Tokoh biasanya dibedakan menjadi beberapa kelompok,
yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan, antagonis (tokoh jahat)
dan protagonis (tokoh baik).
2) Alur atau plot
Alur disebut sebagai jalan cerita yang disusun sedemikian
rupa dari tahapan-tahapan peristiwa sehingga membentuk
rangkaian cerita, yaitu berupa tahapan awal (tahapan pengenalan),
pemunculan konflik, komplikasi (konflik semakin rumit), klimaks
(puncak dari konflik yang dialami tokoh), peleraian (penyelesaian
konflik yang dialami tokoh), dan penyelesaian (akhir dari cerita
dan konflik dalam drama).
3) Tema atau amanat
Tema merupakan ide pokok yanng menjadi dasar atau
pokok utama dari drama, sedangkan amanat adalah pesan-pesan
moral yang disampaikan dari penulis drama kepada pembaca.
Amanat biasanya disampaikan secara tersirat yaitu tidak tertulis
tetapi di ambil hikmah dalam alur.
4) Latar atau setting dan ruang
Latar merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa yang
berlangsung dalam alur cerita. Latar mencakup peralatan, waktu,
pakaian, budaya, serta yang berhubungan dengan kehidupan para
tokoh dengan cerita.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/30.jpg)
36
5) Dialog
Dialog merupakan serangkaian percakapan dalam cerita.
Teknik dialog amat penting bagi sebuah cerita. Masing-masing
tokoh sangat dikuatkan dengan dialog yang diucapkan serta gaya
atau mimik wajah.
6. Penerapan Permainan Drama dalam Materi Percakapan Bahasa
Indonesia
Guru menerapkanpermainan drama dalam materi percakapan
Bahasa Indonesia kepada siswa SD Negeri Pangebatan dengan
memberikan 4 aspek penilaian, yaitu: lafal, intonasi, nada/tekanan, dan
artikulasi. Ketika pembelajaran drama dimulai siswa harus menguasai
empat aspek ini untuk menentukan ketuntasannya.
Langkah-langkah bermain drama(Djamarah 2005: 237)
a. Guru menyiapkan naskah percakapan yang ingin di buat drama.
b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari naskah teks
percakapan yang telah di buat jauh sebelum KMB dimulai.
c. Guru membentuk kelompok peserta didik yang jumlahnya di
sesuaikan dengan tokoh yang ada di teks percakapan.
d. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/31.jpg)
37
e. Guru memanggil peserta didik yang telah dipilih untuk
memerankan tokoh yang ada di teks percakapan yang telah
disiapkan.
f. Masing-masing peserta didik berkumpul sesuai dengan kelompok
sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
g. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Maria Leni (2014) yang berjudul
Pengaruh Penggunaan Metode Bermain Peran (role playing) terhadap
Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota.
Menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran
(role playing) memiliki pengaruh yang tinggi terhadap kemampuan berbicara
siswa di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota.Hal ini relevan
dengan penelitian yang dilaksanakan. Hal ini dibuktikan juga oleh peneliti G
Cakra (2015) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran
Bermain Peran Terhadap Sikap Sosial dan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Siswa Kelas VI SD N 29 Dangin Puri Tahun Pelajaran 2014/2016
bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini Ini terlihat dari rata-rata
sikap sosial dan kemampuan berbicara bahasa Indonesia siswa yang mengikuti
metode pembelajaran bermain peran lebih baik daripada siswa yang mengikuti
metode pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/32.jpg)
38
menjadi motivasi bagi para pengajar bahasa indonesia. Dari kedua penelitian di
atas terbukti bahwa pada penelitian yang dilakukan oleh Maria Leni terbukti
metode bermain peran efektif meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh G Cakrametode bermain peran
dapat menciptakan proses pembelajaran lebih efektif dan memungkinkan peserta
didik lebih aktif, kreatif, dan antusias di dalam belajar
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran bahasa Indonesia diajarkan pada semua jenjang
pendidikan.Bahasa Indonesia memiliki 4 keterampilan berbahasa yaitu:
keterampian menulis, membaca, berbicara, dan menyimak. Siswa menyatakan
bahwa empat keterampilan berbahasa yang sulit dikuasai yaitu keterampilan
berbicara.Keterampilan berbicara terasa sulit karena kurang memiliki rasa
percaya diri untuk mengungkapkan idea yang ada dipikirannya yang ingin
diungkapkan dalam sebuah kata-kata. Kepercayaan diri peserta didik masih
rendah karena masih banyak siswa yang tidak berani mengemukakan
pendapatnya dan maju ke depan kelas, sehingga pada saat mengungkapkan
sebuah kata-kata peserta didik cenderung malu.
Guru kurang dalam menerapkan strategi-strategi atau metode-metode
pembelajaran ketika sedang berlangsung proses belajar di kelas.Salah satu
strategi yang di gunakan dalam materi percakapan Bahasa Indonesia yaitu
bermain Drama.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/33.jpg)
39
Peneliti dan guru memilih menggunakan strategi ini untuk membantu
kelangsungan pembelajaran di kelas supaya meningkatkan kemampuan peserta
didik terutama dalam aspek keterampilan berbicara.Dengan strategi drama ini
mampu membantu peserta didik untuk menuangkan ide-ide yang ingin
dituangkan dalam sebuah kata-kata serta mengembangkan idea tau gagasan itu
menjadi suatu sastra.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas disusun hipotesis tindakan
bahwa menggunakan bermain drama pada materi percakapan dapat
meningkatkan sikap percaya diri dan keterampilan berbicara siswa kelas IV
1. Rendahnya sikap
percaya diri
siswa
2. Rendahnya
kemampuan
1. Penerapan strategi
drama
2. Merancang
menggunakan 2
siklus
1. Sikap percaya
diri meningkat
2. Keterampilan
berbicara siswa
meningkat
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017
![Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Percaya Dirirepository.ump.ac.id/1095/3/BAB II.pdf · Suatu pembicaraan yang dilakukan sasaran utamanya adalah pendengar, apabila pembicara](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022013018/5d0cdbfe88c993a54f8b66c6/html5/thumbnails/34.jpg)
40
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Pangebatan UPK
Karanglewas
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dwi Sri Rahayu, FKIP, UMP, 2017