bab ii kajian pustaka kajian teori hasil belajar...3) instrumental input adalah faktor yang sengaja...

18
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Belajar dapat dilakukan dimana saja, di rumah, di sekolah, maupun dimasyarakat. Perubahan yang diharapkan terjadi setelah siswa belajar yaitu siswa memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum ia miliki, siswa mendapat pengalaman yang baru untuk memiliki keterampilan serta perubahan dalam sikap dan tingkah laku menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Dalam proses belajar harus melibatkan pikiran, kemauan, dan perasaannya agar proses belajar dapat berjalan dengan baik. Komponen utama yang harus ditetapkan dalam proses belajar yaitu tujuan pembelajaran. Pada dasarnya tujuan pembelajaran dalam proses belajar harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan kegiatan belajarnya. Oleh karena itu, salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable) sehingga kita memerlukan informasi dari hasil belajar serta tingkah laku sehari-hari peserta didik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:27) ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku yang bersifat hierarkis yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pengetahuan merupakan perilaku yang berada ditingkat paling rendah dan evaluasi berada ditingkat paling tinggi. Perilaku yang terendah merupakan perilaku yang harus dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari perilaku yang lebih tinggi, misalnya untuk dapat menganalisis,

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Teori

    2.1.1 Hasil Belajar

    Belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam

    interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan

    dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Belajar dapat

    dilakukan dimana saja, di rumah, di sekolah, maupun dimasyarakat. Perubahan

    yang diharapkan terjadi setelah siswa belajar yaitu siswa memperoleh

    pengetahuan yang sebelumnya belum ia miliki, siswa mendapat pengalaman yang

    baru untuk memiliki keterampilan serta perubahan dalam sikap dan tingkah laku

    menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Dalam proses belajar harus melibatkan

    pikiran, kemauan, dan perasaannya agar proses belajar dapat berjalan dengan baik.

    Komponen utama yang harus ditetapkan dalam proses belajar yaitu tujuan

    pembelajaran. Pada dasarnya tujuan pembelajaran dalam proses belajar harus

    dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan kegiatan belajarnya. Oleh

    karena itu, salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan

    rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melihat sejauh mana

    taraf keberhasilan guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan dapat

    dipercaya (reliable) sehingga kita memerlukan informasi dari hasil belajar serta

    tingkah laku sehari-hari peserta didik.

    Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:27) ranah kognitif terdiri dari enam

    jenis perilaku yang bersifat hierarkis yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,

    analisis, sintesis, dan evaluasi. Pengetahuan merupakan perilaku yang berada

    ditingkat paling rendah dan evaluasi berada ditingkat paling tinggi. Perilaku yang

    terendah merupakan perilaku yang harus dimiliki terlebih dahulu sebelum

    mempelajari perilaku yang lebih tinggi, misalnya untuk dapat menganalisis,

  • 7

    peserta didik terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan

    penerapan terhadap sesuatu.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik adalah:

    1) “Raw input adalah peserta didik. Peserta didik yang belajar berarti

    menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap

    lingkungannya” (Dimyati dan Mudjiono,2009:26). Sebagai raw input, “peserta

    didik memiliki karakteristik fisiologis dan psikologis. Karakteristik fisiologis

    terdiri dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh, sedangkan yang

    menyangkut psikologis adalah inteligensi, motivasi, minat, emosi, dan bakat”

    (M.Sobry Sutikno, 2009).

    a) Inteligensi merupakan kecakapan yang terdiri atas tiga jenis, yaitu

    kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan situasi baru

    dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep-konsep

    yang abstrak secara efektif, serta mengetahui relasi dan mempelajarinya

    dengan cepat.

    b) Motivasi adalah sejumlah proses yang bersifat internal maupun eksternal

    bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan

    persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Motivasi ini

    merupakan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu

    tindakan.

    c) Minat adalah suatu rasa ketertarikan dan menyukai suatu hal atau aktivitas

    tanpa ada yang menyuruh.

    d) Emosi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

    Emosi yang sedang berlebihan membutuhkan situasi yang cukup tenang.

    Emosi yang berlebihan akan mengurangi dan mengganggu konsentrasi

    dalam belajar.

    e) Bakat adalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa

    sejak lahir.

    2) Environmental input adalah lingkungan, biasanya terdiri dari lingkungan alam

    dan lingkungan sosial. Baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah

    maupun lingkungan dimasyarakat.

  • 8

    3) Instrumental input adalah faktor yang sengaja dimanipulasi, seperti kurikulum

    atau bahan pelajaran, keadaan gedung, waktu sekolah, sumber atau media

    belajar, metode pembelajaran, interaksi antara pendidik dengan peserta didik,

    dan interaksi antara peserta didik dengan peserta didik.

    2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

    IPA merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

    modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya

    pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi dan informasi dewasa ini

    dilandasi oleh perkembangan IPA. Untuk menguasai dan mencipta teknologi

    dimasa depan diperlukan penguasaan IPA yang kuat sejak dini. Mata pelajaran

    IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik dari usia sekolah dasar karena

    dapat membekali peserta didik untuk mempunyai kemampuan berpikir logis,

    analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta meningkatkan kemampuan bekerja

    sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

    kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi serta dapat

    bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

    Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA disusun sebagai landasan

    pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Selain itu,

    kemampuan IPA dikembangkan dalam pemecahan masalah dan

    mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,

    diagram, dan media lain. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan yang

    tersusun secara sistematis yang didalam penggunaannya secara umum terlintas

    pada gejala-gejala alam. Mata Pelajaran IPA bersifat pengetahuan dengan melalui

    pengamatan ketrampilan berbagai jenis perangai lingkungan alam serta

    lingkungan buatan.

  • 9

    2.1.3 Fungsi Pembelajaran IPA

    Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa

    untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan

    pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

    siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan

    IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu

    siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

    Maka dari itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pendidikan IPA

    yaitu dengan memadukan pengalaman proses IPA, pemahaman produk, serta

    teknologi IPA yang disajikan dalam bentuk pengalaman langsung yang

    berpengaruh pada sikap peserta didik. Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam

    Depdiknas (2004) yaitu:

    a) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.

    b) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

    c) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mengerti akan IPA dan

    teknologi.

    d) Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup dimasyarakat dan melanjutkan

    pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

    2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPA

    Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang

    dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa” (Oemar Hamalik,

    2008:25). “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

    sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA

    bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

    konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”

    (Sri Sulistyorini, 2007:39).

  • 10

    Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka penulis menyimpulkan bahwa

    pembelajaran IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

    terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan,

    penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang

    terorganisasi tentang alam sekitar.

    2.1.5 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

    Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa:

    a) Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan

    masyarakat.

    b) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

    memecahkan masalah dan membuat keputusan.

    c) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang

    bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    d) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

    kehidupan sehari-hari.

    e) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran

    lain.

    f) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

    2.1.6 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA

    Ruang lingkup yang dipelajari dalam IPA untuk mencapai tujuan

    pembelajaran dapat ditetapkan melalui SK dan KD. BNSP telah melakukan

    penyusunan Standar Isi yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Menteri

    Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006 yang mencakup

    komponen:

    1. Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal

    yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus

    dicapai, diketahui, dan dapat dilakukan oleh peserta didik pada setiap

    tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.

    2. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta didik yang

    cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik.

  • 11

    Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

    membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang

    difasilitasi oleh guru. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa

    kelas 4 SD N Klero 02, maka akan dilakukan penelitian dengan

    menggunakan model mind mapping pada mata pelajaran IPA tentang

    Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Adapun rincian Standar Kompetensi

    dan Kompetensi Dasar yang digunakan sebagai materi dalam pelaksanaan

    penelitian kelas 4 semester II dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

    Tabel 2.1

    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) KTSP 2006

    Kelas IV Semester II

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    11. Memahami hubungan antara

    sumber daya

    alam dengan

    lingkungan,

    teknologi, dan

    masyarakat.

    11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan.

    11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang

    digunakan.

    11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian

    lingkungan.

    2.2 Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran)

    2.2.1 Pengertian Mind Mapping

    Mind map dalam bahasa Indonesia berarti peta pikiran dari kata mind =

    pikiran, dan map = peta. Menurut Michael Michalko dalam buku Mind Mapping

    karya Tony Buzan pengertian mind map adalah alternatif pemikiran keseluruhan

    otak terhadap pemikiran linear, mind map menggapai ke segala arah dan

    menangkap berbagai pikiran dari segala sudut. Mind map merupakan cara

    termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan informasi ke luar

    otak. Sedangkan menurut Tony Buzan dan Barry (2004) mind map adalah suatu

    teknik mencatat yang menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam

    memetakan pikiran. Menurut Tony Buzan mind map merupakan cara mencatat

  • 12

    yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan memetakan pikiran-pikiran kita.

    Teknik mencatat melalui mind map ini dikembangkan berdasarkan bagaimana

    cara otak bekerja selama memproses suatu informasi. Selama informasi

    disampaikan, otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai

    dari gambar, bunyi, bau, pikiran, hingga perasaan. Selanjutnya melalui pembuatan

    mind map, informasi tadi direkam dalam bentuk simbol, garis, kata, dan warna.

    Mind map yang baik akan dapat menggambarkan pola gagasan yang saling

    berkaitan pada cabang-cabangnya.

    Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map

    memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar

    dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk

    memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi diantara ide

    tersebut. Bentuk diagram mind map seperti diagram pohon dan percabangannya

    memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

    Gambar 2.1 Mind Mapping

  • 13

    2.2.2 Langkah-langkah Mind Mapping

    Terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi

    landscape kemudian tempatkan topik yang akan dibahas ditengah-tengah halaman

    kertas dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau

    kode pada mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang

    bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang

    bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni.

    Dengan mensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan

    lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran. Selain itu, siswa dapat

    menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap

    cabang pemikiran. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat

    gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak

    membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak

    menjauh dari gambar utama untuk menandakan tingkat kepentingan dari masing-

    masing garis.

    2.2.3 Manfaat Teknik Mencatat dengan Teknik Mind Map

    Ada banyak manfaat atau keunggulan yang dapat diraih bila siswa

    menggunakan teknik mencatat mind map (peta pikiran) dalam kegiatan

    pembelajarannya, diantaranya:

    1) Mind map meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun

    kelompok

    Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran) ini dalam

    mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu akan menjadikan

    mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan simbol, gambar, pemilihan kata

    kunci tertentu untuk dilukis atau ditulis pada mind map dapat merangsang pola

    berpikir kreatif siswa.

    2) Mind map memudahkan otak memahami dan menyerap informasi dengan

    cepat

    Catatan yang dibuat dengan teknik mind map dapat dengan mudah

    dipahami siswa. Mind map dapat membuat siswa lebih cepat memahami dan

    menyerap informasi yang diterimanya.

  • 14

    3) Mind map meningkatkan daya ingat

    Catatan khas yang dibuat dengan mind map bersifat spesifik dan bermakna

    bagi siswa yang membuatnya sehingga dapat meningkatkan daya ingat mereka

    terhadap informasi yang terkandung didalam mind map itu.

    4) Mind map dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang terhadap suatu

    informasi

    Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut pandang terhadap

    suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau yang mereka terima dari

    sumber-sumber belajar lainnya. Beragamnya sudut pandang ini memungkinkan

    mereka untuk memaknai informasi tersebut secara berbeda-beda dan

    dituangkan secara khas pada mind map mereka masing-masing.

    5) Mind map dapat memusatkan perhatian siswa

    Pada saat proses pembuatan mind map perhatian siswa akan terpusat untuk

    memahami dan memaknai informasi yang diterimanya. Ini akan membuat

    kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih efektif.

    6) Mencatat dengan teknik mind map menyenangkan

    Anak-anak usia sekolah dasar biasanya lebih menyukai pelajaran

    menggambar daripada pelajaran lainnya, bahkan hingga usia dewasa masih

    banyak beberapa orang yang suka menggambar. Teknik menggambar dan

    menulis menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi siswa. Kegiatan

    yang menyenangkan akan menimbulkan suasana positif dalam kegiatan

    pembelajaran di kelas.

    7) Mind map mengaktifkan seluruh bagian otak

    Selama mencatat dengan teknik mind map kedua belahan otak akan

    dimaksimalkan penggunaannya. Siswa tidak hanya menggunakan belahan otak

    kiri terkait pemikiran logis, tetapi mereka juga dapat menggunakan belahan

    otak kanan dengan memunculkan emosi dan perasaan mereka dalam bentuk

    warna dan simbol-simbol tertentu selama membuat mind map.

  • 15

    2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping

    Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping yaitu:

    a) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas

    b) Dapat bekerjasama dengan teman lainnya (kerja kelompok)

    c) Catatan lebih padat dan jelas

    d) Catatan lebih terfokus pada inti materi

    e) Mudah melihat gambaran keseluruhan

    f) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat

    hubungan.

    g) Memudahkan penambahan informasi baru

    h) Setiap peta bersifat unik

    Ada beberapa kekurangan saat pembelajaran menggunakan teknik mind

    mapping, yaitu:

    a) Hanya siswa yang aktif yang terlibat

    b) Guru terkadang kewalahan saat siswa membuat mind mapping dalam

    kelompok.

    c) Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind

    mapp siswa.

    d) Membutuhkan waktu yang cukup banyak saat pembelajaran menggunakan

    mind map.

    2.2.5 Pengaruh Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran (Mind Mapping)

    Terhadap Hasil Belajar Siswa

    Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan

    keberhasilan belajar siswa terhadap pencapaian tujuan belajar yang telah

    ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan),

    afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku). Salah satu tes yang dapat melihat

    pencapaian hasil belajar siswa adalah dengan melakukan tes prestasi belajar. Tes

    prestasi belajar yang dilaksanakan oleh siswa memiliki peranan penting, baik bagi

    guru maupun bagi siswa. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat mencerminkan

    sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap oleh

    siswa sebagai tujuan instruksional. Bagi siswa tes prestasi belajar bermanfaat

  • 16

    untuk mengetahui sebagaimana kelemahan-kelemahannya dalam mengikuti

    pelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai sangat menentukan

    keberhasilan belajar siswa. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi

    didalam dirinya. Pembelajaran menggunakan model peta pikiran, berusaha

    menggabungkan kedua belahan otak yakni otak kiri yang berhubungan dengan hal

    yang bersifat logis dan otak kanan yang berhubungan dengan keterampilan.

    Pembelajaran peta pikiran ini dituangkan dalam bentuk catatan pelajaran yang

    menarik, sehingga siswa mempunyai minat untuk mempelajari catatan pelajaran

    tersebut dibandingkan dengan mempelajari catatan yang masih tradisional. Maka

    dari itu, dengan adanya teknik mind mapping atau pemetaan pikiran diharapkan

    dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.

  • 17

    2.2.6 Implementasi Mind Mapping

    No Aspek Indikator Waktu

    1. Melakukan

    kegiatan

    pendahuluan

    a. Salam dan doa b. Apersepsi c. Guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran dan memberikan motivasi

    kepada siswa.

    2.

    Melakukan

    kegiatan inti

    pembelajaran

    Eksplorasi:

    1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok

    beranggotakan 4 orang siswa.

    2. Guru mengenalkan dan menjelaskan tentang teknik mind mapping.

    Elaborasi:

    3. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk membuat mind map seperti: karton,

    spidol warna, pensil, penghapus.

    4. Guru menjelaskan materi. 5. Siswa membuat rangkuman sementara

    dibukunya.

    6. Guru mengamati dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.

    7. Guru mengajak siswa kembali ke kelas.

    8. Siswa bersama kelompoknya membuat rangkuman dengan menggunakan

    mind mapping.

    9. Siswa membuat mind map sesuai dengan kreativitasnya.

    10. Setelah selesai, perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan

    hasil kerja kelompok mereka.

    Konfirmasi:

    Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada materi

    yang belum dipahami.

    3. Melakukan

    kegiatan

    penutup

    Siswa bersama guru melakukan refleksi

    (Pada pertemuan kedua dilakukan evaluasi)

  • 18

    2.3 Pembelajaran Berbasis Lingkungan

    Pembelajaran lingkungan merupakan pembelajaran yang berusaha

    meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan

    sebagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis lingkungan ini, akan

    dibentuk kelompok kecil yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian.

    Menggunakan sumber belajar lingkungan juga dapat menanamkan konsep-konsep

    dari tingkat yang lebih mudah sampai ke tingkat yang lebih sulit. Lingkungan

    dapat diformat maupun digunakan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini, guru

    dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa

    sehingga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

    dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga dapat

    menyesuaikan sumber belajar lingkungan dengan tujuan, karakteristik siswa serta

    pokok bahasan dalam pembelajaran.

    Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah

    dipahami siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif

    dari diterapkannya pendekatan berbasis lingkungan ini yaitu siswa dapat terpacu

    rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Empat pilar

    pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be

    (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (belajar untuk mengerjakan

    sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat

    dilaksanakan melalui pembelajaran berbasis lingkungan yang dikemas sedemikian

    rupa oleh guru. Hal itulah yang menjadi alasan dasar dalam memanfaatkan

    lingkungan sekitar sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. Pembelajaran

    berbasis lingkungan sangat efektif diterapkan di sekolah dasar.

    2.3.1 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

    Lingkungan yang ada disekitar anak-anak (siswa) merupakan salah satu

    sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil

    pendidikan yang berkualitas. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik

    (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia. Jumlah sumber

    belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya

    tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar

  • 19

    lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa

    karena mereka belajar tidak hanya terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu

    kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan

    dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan

    lingkungan sekitar mereka.

    Dalam pemanfaatan lingkungan, guru dapat membawa kegiatan-kegiatan

    yang biasanya dilakukan siswa di dalam ruangan kelas saja, kemudian guru

    membawa siswa ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan sekitar sekolah

    mereka. Misalnya saja saat guru menjelaskan tentang materi sumber daya alam di

    dalam ruangan kelas, suasana yang terjadi di dalam kelas akan terlihat monoton

    dan membosankan, namun jika guru mengajak siswa belajar di luar ruangan kelas

    misalnya pengamatan di halaman sekolah mereka maka tentunya pembelajaran

    akan lebih menarik dan tidak monoton.

    2.3.2 Keuntungan Memanfaatkan Media Lingkungan

    Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyak

    keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut antara lain:

    a) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di

    lingkungan sekitar.

    b) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti

    listrik.

    c) Memberikan pengalaman langsung yang real kepada siswa, cara berpikir siswa

    menjadi lebih konkret dan tidak verbalistik.

    d) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan sekitar siswa, maka

    benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.

    e) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa

    melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan

    langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa

    serupa dalam kehidupannya sehari-hari.

    f) Lebih komunikatif, sebab media benda atau peristiwa yang ada di lingkungan

    sekitar siswa biasanya lebih mudah dipahami oleh siswa dibandingkan dengan

    media yang didesain.

  • 20

    2.3.3 Kelemahan Memanfaatkan Media Lingkungan

    Namun meskipun demikian, lingkungan yang dijadikan sebagai media

    pembelajaran terdapat beberapa kelemahan, diantaranya:

    a) Terkadang tujuan tidak tercapai karena cenderung siswa senang bermain

    sendiri sehingga tidak fokus pada pembelajaran.

    b) Membutuhkan waktu yang cukup banyak.

    c) Kurangnya pemahaman guru dalam memanfaatkan lingkungan untuk media

    pembelajaran.

    Kelemahan diatas dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:

    1) Membuat perencanaan yang lebih matang

    2) Menentukan tujuan yang jelas

    3) Menentukan cara dan teknik siswa dalam mempelajari lingkungan

    4) Menentukan apa yang harus dipelajari

    5) Menentukan cara memperoleh informasi

    2.3.4 Prinsip-prinsip Pembuatan Media Yang Memanfaatkan Lingkungan

    Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-

    benda, peristiwa atau kejadian yang langsung dapat kita pergunakan sebagai

    sumber belajar. Selain itu ada pula media pembelajaran berupa alat peraga

    sederhana yang harus dibuat terlebih dahulu sebelum dapat digunakan dalam

    pembelajaran. Biasanya alat peraga sederhana dapat dibuat dengan menggunakan

    bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar tempat tinggal kita. Seandainya

    diharuskan membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapa prinsip

    pembuatan media yang perlu diperhatikan, yaitu:

    a) Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya.

    b) Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu,

    terutama konsep yang abstrak.

    c) Dapat mendorong kreatifitas siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri).

    d) Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak

    mengandung unsur yang membahayakan siswa.

    e) Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal

  • 21

    f) Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan.

    g) Media pembelajaran hendaknya mudah digunakan baik oleh guru maupun

    siswa.

    h) Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat alat peraga hendaknya mudah

    diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah.

    i) Media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran

    peserta didik.

    2.3.5 Hubungan Model Mind Mapping Dengan Pembelajaran Berbasis

    Lingkungan

    Pada dasarnya pembelajaran IPA ditingkat sekolah dasar membutuhkan

    media yang konkret, karena anak usia sekolah dasar masih berpikiran secara

    real/nyata. Dengan adanya pembelajaran berbasis lingkungan ini, siswa dapat

    lebih mengenali lingkungan sekitar yang bisa digunakan sebagai sumber belajar

    mereka. Siswa dapat diajak keluar kelas mengamati lingkungan sekitar mereka

    untuk mengamati apa saja yang ada di lingkungan sekitar, tentunya yang berkaitan

    dengan materi pelajaran. Dari lingkungan inilah siswa dapat berpikir secara nyata.

    Kemudian setelah melakukan pengamatan, siswa dapat membuat ringkasan

    tentang yang mereka amati, ringkasan yang mereka buat cenderung monoton dan

    membuat siswa malas untuk mempelajarinya. Maka dari itu, siswa dapat membuat

    ringkasan menarik dengan menggunakan mind map yang berupa peta pikiran.

    Dalam membuat peta pikiran ini materi pelajaran ditulis inti materinya saja. Mind

    map berisi simbol-simbol, warna, atau gambar yang akan membuat siswa lebih

    tertarik untuk mempelajarinya, dan mind mapping ini dapat membantu siswa

    untuk lebih memahami materi yang diajarkan oleh gurunya.

  • 22

    2.4 Penelitian yang Relevan

    Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

    “Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Model Mapping Pada Mata

    Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01

    Kaligentong Kecamatan Ampel Tahun 2012/2013”.

    Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian tindakan

    kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus. Siklus 1 terdiri dari 3

    pertemuan, sedangkan siklus 2 terdiri dari 4 pertemuan. Hasil analisis yang

    dilakukan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus

    1, dan dari siklus 1 ke siklus 2 setelah dilakukannya tindakan menggunakan

    model mind mapping. Pada pra siklus ketika belum diadakannya tindakan,

    ketuntasan hasil belajar adalah 56,7%. Sedangkan pada siklus 1 ketuntasan hasil

    belajar mengalami peningkatan menjadi 80%, dan pada siklus 2 ketuntasan hasil

    belajar meningkat menjadi 93,3%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat

    disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil

    belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Kaligentong Kec.

    Ampel Tahun 2012/2013.

    2.5 Penjelasan Variabel Yang Terkait

    Dalam menyampaikan materi pemanfaatan sumber daya alam, banyak

    guru yang hanya menggunakan metode ceramah saja. Peserta didik dipaksa untuk

    menghafal banyak sekali materi yang diajarkan. Sehingga banyak siswa yang

    belum memahami tentang materi yang diajarkan. Untuk mengatasi permasalahan

    tersebut, maka desain pembelajaran dicoba menggunakan model mind mapping.

    Kelebihan dari pengajaran dengan menggunakan model mind mapping yaitu

    mudah dilaksanakan karena hanya dengan membuat suatu peta konsep pemikiran

    yang didalamnya berisi ringkasan materi atau inti materi pelajaran sehingga siswa

    lebih mudah untuk mengingat dan memahami pelajaran yang diajarkan. Peserta

    didik juga akan merasa senang dan tidak cepat bosan saat mengikuti pelajaran

    IPA. Pada kondisi akhir kemampuan mengingat dan memahami siswa dengan

    menggunakan model mind mapping terhadap materi IPA diharapkan dapat

    meningkat.

  • 23

    2.6 Kerangka Berpikir (Bagan 2.2)

    2.7 Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan, dapat dirumuskan

    hipotesis penelitian yaitu model mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar

    siswa kelas 4 semester II SDN Klero 02 tahun pelajaran 2014/2015.

    Kondisi Awal Pembelajaran hanya

    ceramah dan tidak

    menggunakan metode

    pembelajaran

    Hasil belajar IPA

    rendah

    Tindakan Guru menggunakan model

    mind mapping melalui

    pembelajaran berbasis

    lingkungan

    Siklus I

    Menggunakan model

    mind mapping

    melalui pembelajaran

    berbasis lingkungan,

    dan

    hasil belajar siswa

    meningkat

    Siklus II

    Menggunakan model

    mind mapping

    melalui pembelajaran

    berbasis lingkungan,

    dan

    hasil belajar siswa

    mengalami

    ketuntasan

    Hasil belajar siswa

    mengalami peningkatan

    Kondisi Akhir