bab ii kajian pustaka -...

21
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan membahas mengenai beberapa bagian sebagai berikut: 2.1. Konsep Program Pembelajaran, 2.2. Indikator dan Tujuan Program Pembelajaran, 2.3. Kompetensi Guru, 2.4. Evaluasi Program Pembelajaran, 2.5. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, 2.6. Model Evaluasi 2.7. Model Evaluasi Descrepancy 2.8. Hasil Peneitian Relevan 2.9 Kerangka Berfikir Penelitian. 2.1. Konsep Program Pembelajaran Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program, Karena pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang matang. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran melibatkan banyak orang, baik guru maupun siswa memiliki keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan kegiatan pembelajaran yang lainnya dengan tujuan untuk mencapai kompetensi lulusan, serta berlangsung dalam sebuah lembaga atau instansi. Farida Yusuf Tayibnapis (2000:9) mengartikan program sebagai segala sesuatu yang di lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Dengan demikian program dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang direncanakan dengan seksama dan dalam pelaksanaannya berlangsung dalam proses yang

Upload: dinhnhi

Post on 13-Jun-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

membahas mengenai beberapa bagian sebagai berikut: 2.1.

Konsep Program Pembelajaran, 2.2. Indikator dan Tujuan

Program Pembelajaran, 2.3. Kompetensi Guru, 2.4. Evaluasi

Program Pembelajaran, 2.5. Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru, 2.6. Model Evaluasi 2.7. Model Evaluasi Descrepancy

2.8. Hasil Peneitian Relevan 2.9 Kerangka Berfikir Penelitian.

2.1. Konsep Program Pembelajaran

Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program,

Karena pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan

yang matang. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran

melibatkan banyak orang, baik guru maupun siswa memiliki

keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan

kegiatan pembelajaran yang lainnya dengan tujuan untuk

mencapai kompetensi lulusan, serta berlangsung dalam

sebuah lembaga atau instansi.

Farida Yusuf Tayibnapis (2000:9) mengartikan program

sebagai segala sesuatu yang di lakukan seseorang dengan

harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Dengan

demikian program dapat diartikan sebagai serangkaian

kegiatan yang direncanakan dengan seksama dan dalam

pelaksanaannya berlangsung dalam proses yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

8

berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang

melibatkan banyak orang. Dalam pengertian tersebut ada

empat unsur pokok untuk dapat di kategorikan sebagai

program, yaitu :

1. Kegiatan yang di rencanakan atau di rancang dengan

seksama bukan asal rancangan tetapi rancangan

kegiatan yang di susun dengan pemikiran yang cerdas

dan cermat.

2. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari

satu kegiatan ke kegiatan yang lain, dengan kata lain

ada keterkaitan antar kegiatan sebelum dengan kegiatan

sesudahnya.

3. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi,

baik organisasi formal maupun organisasi non formal

bukan kegiatan individual.

4. Kegiatan tersebut dalam implementasi atau

pelaksanaannya melibatkan banyak orang, bukan

kegiatan yang di lakukan oleh perorangan tanpa ada

kaitannya dengan kegiatan orang lain.

Berdasarkan definisi program pembelajaran diatas

dapat di simpulkan bahwa program pembelajaran adalah

rancangan atau perencanaan satu unit atau kesatuan

kegiatan yang berkesinambungan dalam proses

pembelajaran yang memiliki tujuan dan melibatkan

sekelompok orang (guru dan siswa) untuk mencapai tujuan

yang telah di tetapkan. Tujuan yang di maksud adalah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

9

pencapaian hasil belajar yang berasal dari standar

kompetensi.

2.2. Indikator dan Tujuan Pembelajaran

Menurut PERMENDIKNAS no.41 tahun 2007 tentang

standar proses disebutkan bahwa standar kompetensi

merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,dan

ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dalam

setiap semester pada suatu mata pelajaran.Kompetensi dasar

adalah sejumlah kemampuan minimum yang harus dikuasai

peserta didik untuk standar kompetensi tertentu dan di

gunakan sebagai rujukan penyusunan indicator kompetensi

dalam suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku

yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan

ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

penilaian mata pelajaran, dirumuskan dengan kata kerja

operasional yang dapat diamati dan diukur, mencakup

pengetahuan, sikap dan ketrampilan

Adapun Tujuan pembelajaran menggambarkan proses

dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik

sesuai dengan kompetensi dasar. Menurut Suwono (2007:45)

Tujuan pembelajaran dapat dirumuskan dalam dua bentuk,

yaitu bentuk apa yang akan di lakukan guru dan apa yang

akan di kuasai siswa.Dengan memperhatikan hal tersebut kita

dapat memandang bahwa tujuan pembelajaran

menggambarkan proses belajar yang direncanakan guru

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

10

untuk membelajarkan siswa dan hasil belajar siswa yang di

harapkan.sehingga kegunaan Evaluasi Program Pembelajaran

di antaranya: 1). Mengkomunikasikan program pada publik.

2). Menyediakan Informasi bagi pembuat keputusan. 3).

Penyempurnaan program yang ada. 4). Meningkatkan

partisipasi.

2.3. Kompetensi Guru

Kinerja guru mempunyai spesifikasi/kinerja tertentu.

Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan suatu

spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap

guru. Berdasarkan peraturan Mentri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standart

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa

Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4

kompetensi utama, yaitu:

2.3.1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang

harus dimiliki guru berkenan dengan karakteristik

siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral,

emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi

bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori

belajar dan prinsip – prinsip belajar, karena siswa

memiliki karakter, sifat, dan interest yang berbeda.

2.3.2. Kompetensi Kepribadian

Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung

oleh suatu perasaanbangga akan tugas yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

11

dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan

generasi kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat

tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam

pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam

melaksakan tugas sebagai seorang guru. melalui

proses pembelajaran, guru sebagai pendidik harus

dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan

tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam

masyarakat.

2.3.3. Kompetensi sosial

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan

panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri

tauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru perlu

memiliki kemampuan sosial dengan masyakat, dalam

rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif.

Dengan dimilikinnya kemampuan tersebut, otomatis

hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan

dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan

orang tua siswa, para guru tidak akan mendapat

kesulitan.

2.3.4. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang

harus dimiliki guru dalam perencanaan dan

pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai

tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran,untuk itu guru

dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran.Guru

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

12

harus selalu meng-update, dan menguasai materi

pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi

diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui

berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru,

mengakses dari internet, serta selalu mengikuti

perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi

yang disajikan.

2.4. Evaluasi Program Pembelajaran

Purwanto (2011: 45) mengemukakan bahwa kegiatan

evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja

direncanakan untuk memperoleh informasi atau data;

berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu

keputusan. Selama proses evaluasi, evaluator dituntut

berinteraksi dengan staf pelaksana program secara terus

menerus.(Endang Mulyatiningsih, 2011: 26).

Evaluasi dilakukan dengan mencatat atau

mendokumentasikan setiap kejadian dalam pelaksanaan

kegiatan, memonitor kegiatan-kegiatan yang berpotensi

menghambat dan menimbulkan kesulitan yang tidak

diharapkan, menemukan informasi khusus yang berada diluar

rencana, menilai dan menjelaskan proses secara aktual.

Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari upaya apapun yang terprogram, tak

terkecuali bagi program pembelajaran sebagai bagian dari

program pendidikan dalam arti mikro. Melaksanakan evaluasi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

13

program pembelajaran merupakan tugas pokok seorang

evaluator dalam manajemen sekolah.

Djemari Mardapi (2000:2) Dalam bidang pendidikan

ditinjau dari sasarannya evaluasi ada yang bersifat makro dan

ada yang bersifat mikro. Evaluasi yang bersifat makro

sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang

di rencanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan.

Evaluasi mikro sering di gunakan di tingkat kelas. Jadi

sasarannya adalah program pembelajaran dikelas dan yang

menjadi penanggungjawabnya adalah guru untuk di sekolah

dan dosen untuk perguruan tinggi.

Danim (2002: 70) mengemukakan bahwa guru memiliki

tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokan,

yaitu: (a) Guru sebagai pengajar, (b) Guru sebagai

pembimbing, dan (c) Guru sebagai administrator kelas.

Program Pembelajaran sangat penting untuk

diperhatikan dan dievaluasi karena guru megemban tugas

profesional, artinya tugas – tugas hanya dapat dikerjakan

dengan kompetensi khusus yang melalui program pendidikan.

2.5. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

PLPG merupakan salah satu proses yang harus

ditempuh guru untuk memperoleh sertifikat pendidik. Guru

dalam jabatan yang telah memenuhi Persyaratan Sertifikasi

dapat menerima Sertifikat Pendidik melalui : (1). Pemberian

Sertifikat Secara Langsung (PSPL), (2). Portofolio (PF), (3).

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) atau (4).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

14

Pendidikan Profesi Guru (PPG). Pendidikan dan Pelatihan

diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

serta Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 pada

dasarnya memberikan kewenangan kepada Dinas Pendidikan

dan Pelatihan baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota,

provinsi, maupun nasional untuk menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan merupakan segala usaha untuk membina

kepribadian, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan

jasmaniah dan rohaniah agar mampu melaksanakan tugas.

Pelatihan menurut Notoatmodjo (2003:94) adalah suatu

pelatihan yang ditujukan untuk para pegawai dalam

hubungan dengan peningkatan kemampuan pekerjaan

pegawai saat ini. Pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan

pendidikan pegawai termasuk di dalamnya para guru yang

berkaitan dengan usaha peningkatan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap dalam rangka pencapaitan tujuan

organisasi secara efektif dan efisien. Upaya meningkatkan

kualitas guru Sekolah Dasar (SD) agar sesuai dengan

harapan, selama ini juga telah dilakukan melalui berbagai

bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat). Pendidikan dan

pelatihan (diklat), baik yang diselenggarakan oleh lembaga

yang berkompeten menangani penataran dan pelatihan

seperti: Depdiknas, Depdikbud Provinsi, PPG, LPMP, Dinas

Pendidikan Kota, Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan, LPTK,

dan organisasi profesi serta lembaga-lembaga swasta yang

memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Berbagai jenis

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

15

kegiatan, baik berupa: penataran, pendidikan dan pelatihan

(diklat), bimbingan teknis (bintek), workshop, advokasi,

sosialisasi, dan sejenisnya pada hakikatnya ditujukan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran

bagi guru Sekolah Dasar agar dalam kinerjanya lebih

profesional.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

PLPG merupakan pola sertifikasi dalam bentuk

pelatihan yang diselenggarakan oleh Rayon LPTK untuk

memfasilitasi terpenuhinya standar kompetensi guru peserta

sertifikasi. PLPG mempunyai beban belajar sebanyak 90 jam

pembelajaran dengan waktu 10 hari dan dilaksanakan dalam

bentuk perkuliahan dan workshop.

Marselus R. Payong (2011: 41) mengemukakan bahwa

ada empat hal yang berpengaruh terhadap kesuksesan

mengikuti PLPG, yakni : 1) Kesiapan fisik dan mental, 2)

Kesiapan peralatan dan sumber daya pendukung, 3) Kesiapan

wawasan tentang kependidikan khususnya tentang

kompetensi pedagogis dan profesional dan 4) Kepribadian dan

penyesuaian diri. Diharapkan setelah mengikuti PLPG, para

guru memperoleh pencerahan untuk meningkatkan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

16

kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial

dalam rangka menjadi pendidik profesional.

Marselus R. Payong (2011: 47), guru tidak hanya

sebagai pengajar yang mentransfer ilmu, pengetahuan dan

ketrampilan kepada siswa tetapi juga merupakan pendidik

dan pembimbing yang membantu siswa untuk

mengembangkan segala potensinya terutama terkait dengan

potensi akademis maupun non akademis.

Menurut Permendiknas No. 16/2007, standar

kompetensi profesional diuraikan dalam lima kompetensi inti,

yaitu : (1) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, (2)

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu, (3)

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif, (4) Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, (5)

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Tersedianya sarana dan prasara yang memadai tentunya

juga sangat membantu dalam pelaksanaan PLPG di Rayon

112. Marselius R. Payong (2011: 38) keberhasilan PLPG juga

di dukung oleh berbagai peralatan dan sumber daya

pendukung.

2.6. Model Evaluasi

Dalam perspektif konsep penelitian evaluatif, terdapat

karakteristik model evaluasi tersendiri berdasarkan pada

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

17

tujuan-tujuan yang akan dicapai. Arikunto (2012: 59)

membagi model-model penelitian evaluasi diantaranya:

1. Goal Oriented Evaluation Model

Fokus pada model evaluasi ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelumnya, pelaksanaan

evaluasi dilakukan secara berkesinambung, terus-menerus

dan menge-cek sejauh mana program telah terlaksana. 2. Goal Free Evaluation Model

Model evaluasi ini tidak memperhatikan apa yang menjadi

tujuan program, sehingga fokus dari model ini adalah melihat kinerja program dan hal-hal yang terjadi baik positif

maupun negatif dalam pelaksanaan program. 3. Formatif-Sumatif Evaliuation Model

Merupakan model evaluasi yang menunjuk adanya tahapan

dan lingkungan obyek yang dievaluasi. Model evaluasi ini

dilakukan ketika program masih berjalan (Formatif) dan

ketika program sudah selesai (Sumatif). 4. CSE-UCLA Evaluation Model

Center for the Study of Evaluation University of California in Los Angeles. Dalam pelaksanaan model evaluasi ini,

meliputi empat tahapan yakni 1). Needs Assessment, 2).

Program Planning, 3). Formative Evaluation, 4). Sumative Evaluation.

5. CIPP Evaluation Model

Model evaluasi ini dikembangkan oleh Stufflebeam dkk pada tahun 1967. Model evaluasi CIPP melakukan tindakan

evaluasi yang mencakup empat sasaran evaluasi yakni

konteks, input, proses dan produk. 6. Descrepancy Evaluation Model

Model ini dikembangkan oleh Malcon Provus, substansi dalam evaluasi model ini mencakup pada design, instalation, process, product, cost and benefit analysis.

Dalam melaksanakan sebuah kegiatan evaluasi, pada

dasarnya dibutuhkan sebuah model yang cocok untuk

mempermudah melakukan kegiatan evaluasi. Dilihat dari

beberapa substansinya bahwa evaluasi ini juga berupaya

untuk melihat beberapa hal yang melatarbelakangi

penyelenggaraan program pembelajaran, desain perencanaan

program pembelajaran, pelaksanaan program pembelajaran

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

18

dan produk yang dihasilkan dari program pembelajaran

tersebut.

Penggunaan model-model evaluasi sebagai kerangka

bangunan penelitian menjadi suatu hal yang harus

diperhatikan. Melalui model-model tersebut akan

mempermudah pelaksanaan penelitian guna melakukan

eavaluasi maupun memhasilkan kebijakan, serta memberikan

rekomendasi terhadap keberadan sebuah program

pembelajaran. Apabila dilihat dari beberapa substansi yang

ada, maka tidak semua model evaluasi cocok untuk

digunakan sebagai model evaluasi program pembelajaran

tersebut.

2.7 Model Evaluasi Descrepancy

Konsep Descrepancy Evaluation Model (DEM) merupakan

sebuah model evaluasi yang telah dikembangkan oleh Malcolm

Provus. Model evaluasi ini menekankan bahwa pandangan

adanya kesenjangan didalam pelaksanaan program. Evaluator

menggambarkan ketimpangan antara standar kinerja yang di

tetapkan dengan kinerja riil yang sudah dilaksanakan

menurut Arikunto(2008: 48).

Adapun terdapat beberapa tahapan-tahapan yang harus

dilaksanakan dalam model evalusi kesenjangan menurut

Wirawan (2011:106) adalah :

1)Merencanakan evaluasi menggunakan model diskrepansi,

Menentukan informan yang diperlukan untuk

membandingkan implementasi yang sesungguhnya dengan

standar yang mendefinisikan kinerja obyek evaluasi.2)

Menjaring kinerja objek evaluasi yang meliputi pelaksanaan program, hasil-hasil kuantitatif dan kualitatif, 3)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

19

Mengidentifikasi ketimpangan-ketimpangan antara standar

pelaksanaan dengan hasil pelaksanaan objek evaluasi

sesungguhnya dan menentukan rasio ketimpangan,4) Menentukan penyebab ketimpangan antara standar dengan

kinerja objek evaluasi, 5) Menghilangkan ketimpangan

dengan membuat perubahan-perubahan terhadap

implementasi objek evaluasi.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dipahami bahwa

dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi dengan menggunakan

Model Descrepancy, memiliki tahapan-tahapan yang harus

dilaksanakan. Sedangkan menurut Provus evaluasi dengan

model Descrepancy memiliki tahapan pengembangan sebagai

berikut:

1.Design and refers to the nature of the program, its objectives, students, staff and other resources required for the program, and the actual activities designed to promote

attainment of the objectives. The program design that emerges becomes the standard against which the program is compared in the next stage, 2.Installation involves determining whether an implemented program is congruent with its implementation plan, 3. Process, in which evaluator serves in a formative role, comparing performance with standards and focusing on the extent to which the interim or enabling objectives have been achieved, 4. Product is concerned with comparing actual attainments against the standards (objectives) derived during stage 1 and noting the discrepancies, 5 Analsys Cost and Benefit (Clare Rose & Glenn F Nyre, 1977: 15).

Melalui beberapa pendapat diatas mengenai pengertian

dan komponen yang menjadi tahapan dalam pelaksanaan

evaluasi dengan menggunakan Descrpancy Model, maka dapat

dipahami bahwa model evaluasi dskrepansi merupakan jenis

model evaluasi yang dilakukan dengan mengukur atau

mendeskripsikan antara standar yang digunakan dengan

kondisi riel/nyata dalam penyelenggaraan suatu program atau

kinerja. Komponen yang perlu diperhatikan atau menjadi

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

20

prosedur dalam pelaksanaan Descrepancy Model menurut

Provus (dalam Wirawan, 2012: 132) meliputi tahapan sebagai

berikut: 1). Desain merupakah tahapan kegiatan untuk

merumuskan tujuan, proses, tujuan dan pengalokasian

sumber daya dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, 2). Instalasi merupakan

rancangan yang digunakan sebagai standar guna

mempertimbangkan langkah-langkah operasional program, 3).

Proses yaitu merupakan kegiatan evaluasi yang dipusatkan

pada upaya memperoleh data tentang kemajuan program,

guna menentukan apakah program telah sesuai dengan

tujuan yang diharapkan, 4). Produk yakni evaluasi untuk

menentukan apakah tujuan program sudah tercapai. 5).

Analisis biaya dan manfaat yakni menganalisis hasil yang

diperoleh dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

Model evaluasi yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah Discrepancy evaluation model (DEM). Evaluasi

difokuskan untuk mengetahui kesenjangan antara standar

evaluasi program pembelajaran guru sesuai standar yang di

tetapkan pemerintah dengan kondisi riil dilapangan. Pada

penelitian ini model evaluasi Discrepancy merupakan model

yang menurut peneliti paling cocok untuk mengungkap fakta

dan data dibalik program pembelajaran guru SD Alumni PLPG

UPTD Pendidikan Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

dibandingkan dengan model yang lainya. Hal ini disebabkan

karena karakteristik dari penelitian ini adalah berupaya

mengungkapkan kesesuaian antara fakta dari satu kegiatan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

21

yang terjadi dengan acuan-acuan atau ketentuan yang ada di

dalam satu pedoman (pedoman penilaian kinerja guru dari

kemendiknas) untuk menemukan ada tidaknya kesenjangan.

Kesenjangan yang dimaksud adalah kesenjangan antara yang

terjadi dilapangan dengan apa yang menjadi acuan program

atau teori.

Namun demikian bahwa, dalam penelitian evaluasi

dengan menggunakan model Descrepancy dilakukan hanya

sampai pada tahapan keempat yakni evaluasi hasil.

Sedangkan evaluasi terhadap analisis biaya dan manfaat tidak

dilakukan. Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam penelitian

ini hanya berupaya mengevaluasi program pembelajran guru.

Dengan demikian bahwa penelitian evaluasi program

pembelajaran guru SD Alumni PLPG Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang hanya mencakup empat tahapan

Descrepancy Model. Kegiatan evaluasi program pembelajaran

bagi guru SD Lulusan PLPG di Kecamatan Suruh, dilakukan

untuk mengevaluasi program pembelajaran yang dibuat oleh

guru SD yang telah memperoleh pelatihan PLPG, dengan

mengacu pada lima (5) komponen standar kinerja mengajar

guru. Penyelenggaraan evaluasi ini berupaya untuk melihat

evaluasi dari kelima komponen model Descrepancy yakni: 1).

Desain; 2); Instalasi; 3). Proses; 4). Produk.

2.8. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian terkait dengan evaluasi kinerja mengajar guru

sebelumnya pernah dilakukan oleh Balitbang Medan (2011)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

22

dengan judul “Pemberian Tunjangan Profesi Terhadap Kinerja

Guru SD,SMP,SMU dan SMK di Kota Medan”. Adapun hasil

dalam penelitian sebagai berikut secara keseluruhan diperoleh

data bahwa baik dari segi kualifikasi, pengembangan profesi

dan pendukung profesi untuk SD, SMP dan SMA/SMK

hasilnya adalah signifikan dengan tingkat t hitung 2,648 dan

signifikansi sebesar 0,009. Hal ini menunjukkan bahwa

tunjangan sertifikasi berpengaruh secara signifikan untuk

peningkatan kinerja guru-guru di Kota Medan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Balitbang Medan

(2011) memberikan satu gambaran bahwa dengan adanya

pemberian tunjangan profesi kepada guru yang telah lulus

sertifikasi sangat berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja. Dengan demikian bahwa poin penting dalam hasil

penelitian diatas adalah adanya pengaruh antara tunjangan

guru terhadap kinerja mengajar.

Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Suratno

(2011) yang berjudul “Evaluasi Kinerja Guru Profesional”

dengan hasil bahwa penelitian menunjukkan bahwa guru SD

profesional Kota Jambi secara umum berkinerja dalam

kategori baik. Namun dalam beberapa hal belum mencapai

kualifikasi kerja yang diharapkan. Terhadap kelamahan yang

ditemukan itu diajukan suatu rekomendasi yang relevan.

Rekomendasi itu meliputi: pendisiplinan guru, peningkatan

partisipasi, pemilihan sumber dan media pembelajaran,

penyusunan perencanaan pembelajaran, dan pengembangan

profesi.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

23

Berdasarkan pada kedua hasil penelitian diatas, terkait

dengan evaluasi kinerja mengajar guru pasca sertifikasi dapat

dipahami bahwa terdapat pengaruh antara tunjangan profesi

yang diberikan oleh pemerintah terhadap kinerja mengajar

guru. Hal tersebut diperkuat dalam penelitian Balitbang

Medan yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara tunjangan sertifikasi terhadap kinerja guru.

Namun demikian bahwa hasil penelitian diatas, tidak

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusrizal,

dkk (2013) tentang Evaluasi Kinerja Guru Fisika, Biologi dan

Kimia SMA yang sudah Lulus Sertifikasi. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa kinerja Guru Fisika, Biologi dan Kimia

SMA yang sudah lulus sertifikasi belum semuanya berkinerja

tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusrizal, dkk

memberikan sebuah gambaran bahwa tidak adanya pengaruh

yang signifikan antara tunjangan profesi terhadap kinerja

mengajar guru.

Senada dengan hasil penelitian Yusrizal, penelitian lain

terkait dengan evaluasi kinerja mengajar guru juga dilakukan

oleh Wicaksono (2014) tentang Evaluasi Kinerja Mengajar

Guru MI se Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Ajaran

2014/2015. Hasil peneitian ini menyatakan bahwa aspek

perencanaan terdapat kesenjangan antara standar yang

ditetapkan dengan realitas yang ada, sedangkan pada aspek

pelaksanaan pembelajaran masih terdapat kesenjangan antara

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

24

penguasaan materi dan strategi yang digunakan oleh guru

dalam mengajar.

Berdasarkan pada beberapa hasil penelitian diatas,

dapat dipahami bahwa pemberian tunjangan profesi terhadap

guru yang telah lulus program sertifikasi akan mampu

meningkatkan kinerja mengajar guru tersebut. Hal tersebut

ditunjukkan melalui hasil penelitian Balitbang Medan (2011)

dan Suratno (2011) yang memberikan satu gambaran bahwa

adanya pengaruh tunjangan profesi terhadap kinerja mengajar

guru. Namun demikian terdapat hasil penelitian tersebut

bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Yusrizal (2013) dan Wicaksono (2014) yang menyatakan

bahwa masih terdapat kesenjangan antara kinerja mengajar

guru sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah dengan

tunjangan profesi yang diberikan.

Selain itu, hasil penelitian relevan juga dilakukan oleh

Rosalind Levacic (2009) Teacher Incentives and Performance:

An Application of Principal-Agent Theory. Hasil penelitian

tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara biaya

insentif yang diberikan kepada guru terhadap kinerja guru

dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Secara khusus

bahwa hasil penelitian Rosalind memberikan suatu

kesimpulan bahwa terhadap pengaruh antara biaya insentif

yang diberikan terhadap kinerja guru. Namun demikian, hasil

penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hassan Danial Aslam (2013) Analysis of

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

25

Performance Evaluation System for Teachers in Colleges of

Pakistan: A Case Study of Colleges Opereting in Punjab,

Pakistan. Penelitian ini menyatakan bahwa, hasil analisis

terhadap kinerja guru di Punjab masih belum maksimal dan

efektif. Hal tersebut ditunjukkan bahwa guru dalam mengajar

tidak melakukan pengukuran pada aspek pemahaman.

Dengan demikian bahwa didasarkan pada beberapa

hasil penelitian diatas yang saling bertolak belakang terkait

dengan pengaruh tunjangan sertifikasi tehadap kinerja

mengajar, dapat memberikan referensi bagi penelitian ini.

Oleh karena itu penelitian ini juga berupaya untuk melihat

apakah tunjangan profesi memiliki pengaruh terhadap kinerja

mengajar guru atau tidak.

2.9. Kerangka Berpikir Penelitian

Kegiatan evaluasi terhadap program pembelajaran guru

SD alumni PLPG Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang,

bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi program

pembelajaran guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru

merupakan unsur utama dalam sebuah proses pendidikan,

untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik guru

memerlukan program pembelajaran yang tinggi demi

tercapainya tujuan pembelajaran. Dapat di katakan bahwa

program pembelajaran guru baik apabila guru mampu

merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran

sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

26

Upaya untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses

membuat program pembelajaran, salah satunya melalui diklat

pelatihan PLPG yang diberikan pemerintah kepada guru. Bagi

guru yang telah lulus sertifikasi melalui PLPG pemerintah

memberikan tunjangan profesi atau yang sering disebut

tunjangan sertifikasi. Melalui tunjangan profesi tersebut guru

dituntut untuk memiliki kinerja yang baik dengan indikator

kompetensi guru yang mencakup kompetensi pedagogik,

kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial.

Seyogyanya bahwa kemampuan membuat program

pembelajaran bagi guru SD alumni PLPG se Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang dituntut menjadi lebih baik , berkat

pelatihan yang telah di dapat pada saat mengikuti PLPG.

Namun demikian berdasarkan observasi awal penelitian masih

menunjukkan bahwa program pembelajaran guru alumni SD

alumni PLPG masih belum sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan kondisi tersebut, bahwa penilaian melalui

kegiatan evaluasi terhadap program pembelajaran yang di

buat guru SD alumni PLPG se Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang perlu menjadi fokus dalam rangka mengukur

kesenjangan antara standar yang ditetapkan dengan kondisi

nyata. Melalui kegiatan evaluasi terhadap program

pembelajaran ini, diharapakan mampu memberikan sebuah

kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas dan

profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13280/2/T2_942013002_BAB II.pdf · KAJIAN PUSTAKA . Dalam bab II tentang kajian pustaka ini akan

27

Gambar 2.1

Evaluasi Program pembelajaran Guru Alumni PLPG